NovelToon NovelToon

Because Love

Episode 1

~•~•~•~

•Kediaman Elza

Tuk...Tuk... Tuk..

Suara sepatu Heels bergesekan dengan lantai marmer, seorang gadis cantik bergaun Hitam dengan bagian pundak terbuka turun dari tangga. Rambut panjangnya tersanggul rapi, sisi kanan dan kiri telinganya diberi anting-anting cantik menambah kesan anggunnya.

"Nona mobil sudah siap."ucap seorang pria tampan berjas hitam bernama Jehan sopan.

"Kita berangkat sekarang."titah Elza.

"Baik nona."

Elza melangkah memasuki mobil yang sudah terparkir di pelataran rumah mewah miliknya, Jehan membukakan pintu untuk Elza setelah Elza masuk ia juga masuk dan mobil mulai berlalu pergi.

"Nona, mata-mata kita mengatakan ketua RedWill berada di pesta malam ini juga."lapor Jehan.

"Terus pantau situasi disana jangan sampai lengah."ucap Elza tegas.

"Baik nona."sahut Jehan patuh.

"Jehan, apa ada kabar tentang siapa orang yang membantu Yuna?"tanya Elza penasaran.

"Belum nona, kami bahkan kehilangan jejaknya."

"Baiklah terus kabari aku kemajuannya."

"Baik nona."

Sekitar 15 menit perjalanan mobil mereka tiba didepan sebuah Gedung tinggi yang kokoh berdiri, sebuah hotel mewah milik Han Company.

"Yulian Han aku datang."gumam Elza menyunggingkan senyum sinis.

Jehan membukakan pintu untuk Elza, semua mata menatap Elza lekat.

Tentu saja mereka akan tertarik

pemilik sekaligus CEO dari Bluesea

Company perusahaan terbesar

dikota Sihang kota tetangga Tiangha.

Elza melangkah memasuki gedung bersama beberapa Bodyguardnya didampingi Jehan sang asisten.

"Selamat datang di Han Company nona Elza, perkenalkan saya adalah CEO Han Company Yulian Han."ujar Yulian Han mengulurkan tangannya.

"Senang bisa bertemu anda Tuan muda Han."balas Elza menerima uluran tangan Yulian Han.

"Mari silahkan nikmati pestanya."ucap Yulian Han mempersilahkan Elza.

Elza menikmati suasana pesta sembari mengamati seluruh orang yang ada di pesta dengan didampingi Jehan disisinya.

Tanpa sengaja mata Elza menatap sesosok pria yang mencurigakan.

"Jehan aku akan ke toilet dulu, tetap waspada dan awasi setiap orang."bisik Elza pada Jehan.

"Apa perlu dikawal nona?"tanya Jehan khawatir.

"Aku tak apa, aku akan baik-baik saja."ucap Elza menepuk pelan pundak Jehan lalu melenggang pergi.

Gadis itu berbohong pada Jehan sebenarnya Elza mengikuti pria

yang mencurigakan baginya,

ia mengikuti pria itu hingga kesebuah lorong kamar. Pria itu berhenti tepat di depan sebuah pintu kamar, lalu masuk.

"Kenapa dia masuk kesana?"gumam Elza.

Elza melangkah mendekati pintu kamar yang dimasuki pria itu lalu menempelkan telinganya, suara dari dalam kamar membuat Elza terkejut dan syok.

"Ohh ****, s*al*n, dasar l*kn*t."maki Elza kesal lalu melangkah pergi.

Wajah cantiknya memerah menahan malu, ia tak habis pikir bisa-bisanya ia salah menyangka, 'Ini sangat menyebalkan' batin Elza.

"Nona..."panggil Jehan menghampiri Elza bersama beberapa anak buahnya.

"Nona anda dari mana saja? Mereka bilang anda tidak berada di Toilet kami takut terjadi sesuatu pada anda."

"Aku baik-baik saja kau tak perlu khawatir."

"Syukurlah jika anda baik-baik saja."

"Ayo kembali ke tempat acara."ajak Elza melangkah pergi diikuti oleh Jehan dan para anak buahnya.

Acara perayaan ulang tahun perusahaan terlaksana sangat meriah, dipertengahan pesta tiba-tiba suasana menjadi riuh karena suara tembakan.

Jehan dan semua anak buahnya mengelilingi Elza sembari

mempersiapkan pistol mereka.

Elza mengambil pistol miliknya

yang ia sembunyikan dibagian

paha dan pinggangnya dibalik

gaun yang ia gunakan.

"Lindungi nona dengan baik."titah Jehan dibagian depan.

Terjadi baku tembak antara para pengawal Yulian Han dan beberapa orang pria berjas yang Elza tidak kenal.

"Cepat bawa nona pergi dari sini."titah Jehan.

"Nona anda harus pergi dari sini secepatnya."pinta Jehan menatap Elza.

"Baiklah, kalian semua harus pulang dengan selamat ingat!"titah Elza tegas.

"Baik nona."jawab semua anak buah Jehan, Jehan mengangguk menanggapi titah sang nona.

Elza dan beberapa anak buahnya pergi meninggalkan tempat menuju mobil miliknya, sementara Jehan dan beberapa anak buahnya terjadi baku tembak dengan orang-orang Yulian Han.

"Nona sepertinya ada yang mengikuti mobil kita."lapor salah satu anak buahnya.

"Rean, alihkan pergerakan tipu mereka."titah Elza.

"Baik nona."jawab Rean sopan lalu melakukan apa yang Elza perintahkan.

"Nona mobil Jack dan anak buahnya tidak terlihat."lapor Rean.

"Ubah jalur masuki jalur tikus."titah Elza sedikit panik.

Mobil yang ia tumpangi bersama Rean memasuki jalanan kecil yang hanya bisa dimasuki satu buah mobil, namun naas didepan jalan yang ternyata jalan raya mobil mereka dihadang oleh mobil yang mengejar mereka.

"Nona saya akan turun anda tunggu dimobil dan jangan keluar."pinta Rean.

"Rean hati-hati."ucap Elza.

Rean turun dan mengunci pintu mobil agar Elza tetap aman. Rean dan beberapa orang terjadi baku hantam, wajah Rean sukses terkena hajar, lima orang melawan Rean yang hanya seorang diri tentu bukan lawan yang sebanding. Melihat Rean yang sudah babak belur membuat hati Elza murka dan geram, ia keluar dari mobil dan menghampiri kelima pria itu.

"Jika kau berani menyakitinya lagi akan ku patahkan tanganmu."ancam Elza dengan tatapan tajam dan membunuh.

"Hahahaha, gadis lemah sepertimu bahkan tidak akan bisa mematahkan sebuah ranting kering."ejek salah satu pria menatap Elza remeh.

"Akan aku bungkam mulut b*d*b*hmu itu."ucap Elza menampilkan senyum Smirknya.

"Hai gadis cantik kau tidak perlu terlalu sombong, saat kami menangkapmu nanti bahkan untuk tersenyum pun kau tak akan mampu."ejek pria yang terlihat memiliki perut buncit.

"Coba saja kalau kau bisa."tantang Elza.

Srek...Elza memotong gaunnya hingga sebatas paha mulusnya.

"Jangan coba-coba menantang gadis manis."

"Serang."titah pria buncit itu.

Bug... Bug...

Bruak..Bug...

Bug.... Krak...

Bug.... Bug..

Dengan cekatan Elza menghindari serangan-serangan keempat pria itu.

Tubuh mungil miliknya memudahkannya untuk bergerak dengan gesit, Elza mengalahkan keempat pria itu

dengan lihai.

"S*al*n.."umpat pria berperut buncit itu.

Pria itu menodongkan pistolnya pada Elza yang hendak mendekatinya, dengan waspada Elza berjalan mendekatinya berusaha untuk menggapai pistol.

Dor...peluru pistol itu melesat tepat kearah Elza, namun sebuah tubuh memeluk tubuh Elza dan melindunginya.

"Tangkap dia."titah seorang pria mengenakan baju seragam polisi.

Elza terkejut saat melihat wajah pria yang tengah memeluk tubuhnya.

"Kau baik-baik saja?"tanya pria itu.

Dibagian lengan pria itu mengeluarkan darah yang cukup banyak membuat Elza kelimpungan.

"Le-lenganmu berdarah."ucap Elza yang masih gugup.

"Ini hanya luka luar, tapi kau tak apa kan? Apa ada yang terluka?"tanya pria itu menatap Elza.

"A-aku baik-baik saja, terima kasih sudah menyelamatkanku."ucap Elza menunduk sopan.

"Nona anda tidak apa-apa kan?"tanya Jehan menghampiri Elza.

"Jehan kau baik-baik saja?"tanya Elza memeriksa tubuh Jehan.

"Saya baik-baik saja nona, apa anda baik-baik saja?"

"Ya aku baik-baik saja, tapi Rean dia?"

"Rean sudah dibawa ke rumah sakit nona anda tenang saja."

"Ahh, syukurlah jika semuanya aman."ucap Elza lega.

"Dia?"tanya Jehan menatap pria tampan berkacamata di depannya.

"Ohh dia yang sudah menyelamatkanku."sahut Elza.

"Jehan kau urus semuanya aku akan pulang ke rumah, dan kau ikut aku akan aku obati lukamu itu."

"Aku tak apa ini..."

"Aku tidak suka dibantah."ucap Elza tegas lalu menarik pria itu pelan memasuki mobil.

Dirumahnya Elza tengah sibuk menjahit luka dilengan pria tampan yang menyelamatkannya.

"Ini sudah selesai." Elza membereskan P3K dan meletakkannya kembali.

"Terima kasih karena sudah menyelamatkanku."

"Sama-sama."

"Siapa namamu?"

"Sehan."

"Ohh, namaku Elza." Elza mengulurkan tangannya namun tangannya diabaikan oleh Sehan.

"Baiklah, kau sudah baik-baik saja aku pergi."ujar Sehan pamit lalu melenggang pergi meninggalkan rumah Elza.

"Menarik."gumam Elza.

To be countinued....

Terima kasih untuk kalian yang sudah bersedia membaca cerita ini 🙏😊

Tinggalkan jejak Kalian di kolom koment dan likenya ya, Thank you Happy Readers😘

(Salam sayang DearPE💕)

Episode 2

~•~•~•~

Seorang gadis kecil berseragam sekolah tengah berdiri di Trotoar seperti menunggu seseorang. Tak berapa lama sebuah mobil

Bugatti La Voiture Noire berwarna hitam berhenti tepat di depannya.

Elza turun dari mobil mewahnya dan berjalan menghampiri gadis itu.

"Apa kau sudah menunggu lama sayang?"tanya Elza memeluknya erat.

"Ibu, kenapa kau lama sekali menjemputku?"gadis kecil itu menampakkan wajah marahnya

namun terlihat imut dimata Elza.

"Baiklah, maafkan ibumu ini sayang.

Ibu berjanji tidak akan terlambat lagi ya." Elza mengacungkan jari kelingking sebagai tanda janji.

"Baiklah ibu aku maafkan tapi ibu harus membelikanku Es cream ya." Elza mengangguk lalu mencium pipi

gadis kecil itu.

Elza membukkan pintu untuk gadis kecil itu kemudian ikut masuk dan menjalankan mobil meninggalkan gedung sekolah.

•Taman bermain

Elza menyunggingkan senyum manisnya menatap bahagia seorang gadis kecil yang sedang bermain ayunan bersama teman lainnya.

"Ibu..."gadis itu menghampiri Elza dan memeluknya.

"Yuna, jangan berlari kau akan jatuh nanti."ucap Elza menatap gadis kecil yang tak lain adalah putrinya.

Naen tersenyum senang menatap sang ibu lalu mencium kedua pipi sang ibu, membuat Elza sedikit terkejut.

"Apa ini kenapa kau mencium ibu?"tanya Elza heran.

"Ibu, aku merindukan ibu."ucap Yuna sendu.

"Hai nak, ada apa sayang?"tanya Elza menatap Yuna.

Gadis itu menundukkan wajahnya seketika air mata mengalir di pipi putihnya membuat Elza kebingungan.

"Yuna ada apa?"tanya Elza menangkup kedua pipi Yuna agar menatapnya.

"I-ibu a-apa aku memiliki ayah?"tanya Yuna tersedu-sedu.

"Yuna, kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Disekolah tadi teman-temanku dijemput ayah mereka bu, tapi aku tidak pernah dijemput ayah."

"Yuna, ibu adalah ayahmu juga kan bukankah kau tau itu."

"Ayah dan ibu berbeda mereka memiliki perannya sendiri bu. Aku ingin ayah."

Elza memeluk tubuh mungil Yuna menenangkannya, entah kenapa hatinya sangat sakit jika mengingat kejadian di malam itu.

'Aku tau cepat atau lambat Yuna pasti menanyakan tentang ini.'batin Elza miris.

"I-ibu Maafkan Yuna."bisik Yuna didalam dekapannya.

"Kau tak salah nak, ini semua salah ibu."ucap Elza mengelus kepala Yuna.

Elza menggendong Yuna menuju mobil ternyata setelah puas menangis didekapan Elza ia tertidur pulas, sebenarnya batin Elza juga merasa bersalah karena berbohong pada Yuna, jangankan menemuinya bahkan Elza sendiri tidak mengenali

siapa ayah Yuna.

"Maafkan ibu sayang."ucap Elza mengelus lembut wajah cantik Yuna yang sedang pulas tertidur.

Mobil mewah itu berlalu meninggalkan taman bermain, melesat menuju ke rumah milik Elza.

•Rumah Elza

Jehan menghampiri Elza yang sedang sibuk menggendong Yuna.

"Nona biar saya saja yang membawa nona kecil ke kamarnya."pinta Jehan.

"Tidak apa, kau parkiran saja mobilku, kuncinya ada didalam."titah Elza.

"Baik nona."

Elza menaiki tangga melewati lorong menuju kamar sang putri yang berada tepat di depan kamarnya.

•Kamar Yuna

Dengan hati-hati Elza meletakkan tubuh Yuna yang masih tertidur pulas diatas kasurnya kemudian diselimuti.

"Selamat beristirahat sayang."ucap Elza lalu mencium kening Yuna.

Setelah mematikan lampu Elza bergegas keluar dari kamar Yuna dan masuk ke dalam kamarnya sendiri, Ia merasa lelah karena seharian beraktivitas diluar.

•Kamar Elza

Setelah mandi dan berganti baju Elza merebahkan tubuhnya diatas kasur, ia menatap langit-langit kamar pikirannya masih terpaku pada perkataan sang putri.

"Apakah aku bisa menemuikan pemuda yang tidur bersamaku 5 tahun lalu."gumamnya bingung.

"Kejadian itu membuatku sangat tidak tertekan, apa aku siap menghadapi pemuda itu?"ucapnya dilema.

"Cepat atau lambat Yuna pasti akan meminta bertemu dengan ayahnya juga kan."

"Ayah, ibu, apa yang harus aku lakukan?"tanyanya sendu menatap sebuah foto yang terpajang diatas nakas.

Elza bangkit dan duduk lalu mengambil ponselnya diatas nakas, ia menekan sebuah nomer lalu mengubunginya.

Tepat setelah nada Bib pertama

panggilan diterima.

"Aku butuh bantuanmu key."

"Katakan apa yang harus saya lakukan nona?"sahut suara seorang gadis dibalik telepon itu.

"Telusuri semua tentang kejadian 5 tahun yang lalu, aku ingin tau siapa pria itu dan temukan pelaku yang telah menjebakku bersamanya."

"Baik nona."panggilan diakhiri.

"Hufhh..." Elza menghela nafas berat lalu kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur, dan mulai memejamkan matanya.

Malam yang panjang dihiasi hujan deras yang turun membasahi bumi membuat suasana malam terasa lebih dingin dari biasanya.

Mentari pagi bersinar terang menembus horden seorang gadis kecil yang tengah tertidur pulas, cahaya mentari yang mengenainya tidak bisa mengganggu tidur lelapnya.

"Yuna, selamat pagi."panggil suara lembut menyapanya.

"Gadis manis bangunlah."tangan lembut milik sang ibu membelai rambutnya.

"I-ibu selamat pagi."sapanya dengan suara khas baru bangun tidur.

"Ayo bangun nak, hari ini kau harus sekolahkan."

"Ibu hari ini aku tidak ingin berangkat ke sekolah hari ini.."ucapnya memohon.

"Hei, bukankah gadis ibu anak yang rajin?"tanya Elza menatap Yuna.

"Sebenarnya hari ini aku berjanji pada teman-teman akan diantar ayah bu."ucap Yuna lirih sembari menunduk.

"Yuna bukankah sudah ibu katakan jangan pernah berjanji sesuatu yang tidak bisa kau tepati nanti orang tidak akan mempercayaimu lagi."tegur Elza.

"Ma-maaf bu, tapi mereka menghina ibu Yuna tidak tahan bu."

"Memangnya apa yang mereka katakan nak?"

"Mereka mengatakan bahwa ibu hamil diluar nikah dan aku adalah anak h*r*m bu."jawab Yuna terisak.

"Tidak putri ibu bukan anak h*r*m." Elza memeluk tubuh sang putri.

"Baiklah ibu akan menungguimu disekolah agar mereka tidak bisa menghinamu dan ibu lagi ya." Yuna mengangguk lalu bangkit ke kamar mandi.

Sekitar 20 menit Elza dan Yuna sudah siap untuk berangkat namun mereka memutuskan untuk sarapan pagi lebih dahulu bersama Jehan dan keysha. Elza menggandeng tangan Yuna menuruni tangga saat melihat sosok gadis berambut pirang yang tengah duduk di meja makan Yuna berlari menghampiri gadis itu.

"Aunty key..."panggil Yuna memeluk pinggang Keysha dari samping.

"Hai gadis manis, apa kabarmu?"

"Baik sangat baik, bagaimana kabar Aunty kenapa Aunty baru datang aku sudah sangat merindukan Aunty."kesal Yuna.

"Hahaha, kau sangat cerewet Yuna. Aunty baik-baik saja, Aunty sedang banyak pekerjaan jadi tidak bisa menemuimu, maafkan Aunty ya Aunty juga sangat merindukanmu."

"Sudah-sudah ayo kita sarapan."ajak Elza.

"Kak, hal yang kau minta aku belum bisa memberikannya aku butuh waktu lebih lama."pinta Keysha.

"Baiklah, jika kau butuh bantuan katakan saja pada Jehan." Elza menunjuk Jehan yang duduk disisi Keysha dengan dagunya.

"Apa pria irit bicara sepertinya bisa diajak kerjasama?"tanya Keysha sinis menatap Jehan.

"Biarpun seperti itu dia bisa diandalkan tak sepertimu."balas Elza.

"Ohh jadi sekarang kakak meragukanku? Baiklah suruh dia saja kak bukankah dia bisa diandalkan."kesal Keysha.

"Aunty dan Uncle harus bekerjasama maka akan menjadi pasangan yang serasi."sela Yuna polos.

"Bahkan anak kecilpun tau kalian serasi."ejek Elza.

"Nona saya akan menyiapkan mobil."pamit Jehan.

"Lihatlah bahkan saat salah tingkah dia terlihat tetap Cool." seru Keysha sinis.

"Key, belajarlah untuk mengenal pria agar orang tak mengira kau seorang Homo."ejek Elza lalu melenggang pergi bersama Yuna yang sudah menghabiskan makanannya.

"Apa-apaan ini bahkan kakakku sendiri lebih mengandalkannya daripada aku."ujar Keysha tak habis pikir.

•Sekolah Yuna

Setiba dikelas Yuna memasuki ruang kelas bersama Jia sahabatnya. Elza mengawasi Yuna dari depan kelas seperti ibu-ibu murid lain, semua mata menatap Elza dengan tatapan berbeda ada yang menatapnya kagum, sinis, dan lain lagi.

"Anda nona Elza pemilik Bluesea Company bukan?"tanya seorang wanita muda menghampiri Elza.

"Benar, apa anda mengenal saya?"tanya Elza sopan.

"Tidak, hanya saja aku merasa penasaran. Apa Yuna keponakanmu?"

"Dia putriku."jawab Elza apa adanya.

"Hah putrimu? Bukankah rumornya kau belum menikah?"

"Sepertinya aku tidak perlu mengungkap kehidupan pribadiku pada anda, kita sedekat itu."sahut Elza jengkel namun masih sopan.

"Huhh, apa kau merasa lebih tinggi dari orang lain. Wanita kotor sepertimu bahkan lebih rendah dari pada seekor *nj*ng."makinya menatap Elza nyalang.

"Maaf nyonya aku berusaha untuk bersikap baik pada anda tapi sepertinya anda lebih suka kekerasan."jawab Elza menatap tajam wanita didepannya.

"Beraninya kau..."wanita itu mengangkat tangannya menampar Elza.

Plakk....

To be Countinued....

Terima kasih untuk kalian yang sudah bersedia membaca cerita ini 🙏😊

Tinggalkan jejak Kalian di kolom koment dan likenya ya, Thank you Happy Readers😘

(Salam sayang DearPE💕)

Episode 3

~•~•~•~

"Ibu..." Yuna yang baru keluar dari ruang kelasnya langsung memeluk sang ibu.

"Nyonya Han apa yang anda lakukan? Kenapa anda melakukan kekerasan disini, ini adalah tempat anak-anak."tegur guru Yinda.

"Maafkan kesalahan nyonya Han nona Elza."ucapnya membungkuk sopan pada Elza.

"Tidak apa-apa, kalo begitu aku pergi dulu."pamit Elza menggandeng tangan Yuna.

Didepan sekolah Yuna menangis menatap wajah Elza yang memerah akibat tamparan dari Nyonya muda keluarga Han.

"Ibu, apa ibu baik-baik saja?"tanya Yuna sesegukkan, Elza mensejajarkan tubuhnya menatap Yuna.

"Kenapa dia menampar ibu? Pasti itu sangat sakit."ujar Yuna mengelus lembut wajah sang ibu.

"Tidak sakit sama sekali."jawab Elza berbohong.

"Tapi ini berdarah." Yuna mengelap sudut bibir sang ibu yang mengeluarkan darah.

"Ayo kita pulang."ajak Elza.

Yuna mengangguk lalu melangkah mengikuti Elza memasuki mobil dan

berlalu pergi. Sekitar 20 menit Elza dan Yuna tiba disebuah kafe, setelah mengobati lukanya Elza turun dari mobil bersama Yuna dan berjalan memasuki Kafe.

•Gumna Restaurant

"Wahh ibu disini sangat indah."kagum Yuna menatap sekeliling Restaurant.

"Benarkan kau pasti suka ibu ajak kesini, ibu akan sering-sering membawamu kesini ya."

"Ibu memang yang terbaik."puji Yuna.

Mereka duduk dipinggir agar dapat menikmati pemandangan danau lebih dekat, Elza menatap bahagia melihat sang putri bisa kembali tersenyum senang.

"Permisi nona apa yang ingin anda pesan?"tanya seorang pelayan menghampiri meja mereka.

"Bisa lihat buku menunya."pinta Elza.

"Yuna kau ingin makan apa?"tanya Elza melihat-lihat buku menu yang diberikan pelayan.

"Ibu aku mau makan Dumpling dan Lun pia bu."

"Minumnya?"

"Teh susu."

"Baiklah, aku pesan La mian dan jus jeruk saja."

"Baiklah nona tunggu sebentar ya makanannya akan segera datang."

"Terima kasih."

Sembari menunggu pesanan mereka tiba Elza mengajak Yuna mengobrol santai memandang danau indah yang tenang.

"Silahkan makanan anda nona."

"Terima kasih."

Mereka memakan hidangan sembari bercengkrama bersama, tanpa mereka sadari sedari tadi ada sepasang mata yang memantau gerak-gerik keduanya.

"Cari tau informasi tentang gadis kecil iti dan apa hubungannya dengan Elza."titahnya pada asistennya.

"Baik tuan muda."

Elza dan Yuna melangkah memasuki mobil setelah membayar makanan mereka.

"Bagaimana apa kau senang?"tanya Elza memasangkan seatbelt Yuna.

"Sangat senang bu, lain kali aku ingin kembali kesini."ujar Yuna puas.

"Baiklah-baiklah ibu akan sering-sering membawamu kesini."janji Elza.

Mobil mewah itu berlalu meninggalkan kafe memecah jalanan yang nampak

ramai dipenuhi oleh beberapa kendaraan.

~•~•~•~

Hari-hari berjalan seperti biasa tidak ada yang berubah, Elza yang sibuk dengan urusan kantornya, Yuna yang semakin rajin belajar dan berangkat sekolah.

Seperti biasa Elza sedang sibuk berkutat dengan berkas dan laptopnya sampai suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.

"Masuk."

"Nona ada Email dari nona keysha."lapor Deina sekertaris Elza ia meletakkan Tablet android miliknya dimeja.

"Kirimkan padaku, aku akan memeriksanya."

"Baik nona."

"Emm Deina, bagaimana perkembangan kontrak kerjasama dengan Fang Company?"

"Maaf nona, sekertaris pribadi CEO Perusahaan mereka mengatakan bahwa CEO mereka sedang sibuk dengan proyek besar sehingga masih belum ada waktu membahas tentang kerjasama dengan perusahaan kita."jelas Deina.

"Apa maksudnya? Apa dia pikir kita seorang pengemis yang membutuhkan uangnya agar perusahaan kita bisa sukses."kesal Elza.

"Katakan pada sekertaris pribadinya aku akan menemui CEO perusahaan mereka, jika CEO mereka tidak bisa menemuiku maka kontrak kerjasama ini tidak akan terjadi."

"Baik nona." Deina melenggang pergi setelah berpamitan dengan sopan.

"Mereka meremehkan diriku dan perusahaanku, lihat saja apa yang bisa aku perbuat."gumam Elza memasang wajah dinginnya.

🎶Mengapa masih ada

Sisa rasa di dada

Di saat kau pergi begitu saja?

Mampukah ku bertahan

Tanpa hadirmu, sayang?🎶

Suara dering ponsel menandakan panggilan masuk, Elza mengangkat panggilan.

"Hallo key.."

"Kak apa kau sudah melihat Email yang ku kirimkan?"

"Aku akan memeriksanya, ada apa?"

"Kak cepat periksa Email yang ku kirimkan kau akan terkejut."

"Memangnya ada apa?"

"Lihatlah sendiri kak. Aku masih ada urusan, periksalah Emailnya sampai jumpa."

Tut... Panggilan dimatikan secara sepihak oleh keysha perkataan gadis itu membuat Elza penasaran, ia membuka Email yang dikirim oleh Keysha betapa terkejutnya ia melihat siapa pria yang tidur bersamanya 5 tahun yang lalu.

Disisi lain seorang pria tampan berkacamata tengah uring-uringan mendapati informasi tentang gadis kecil yang bersama Elza.

"Jadi dia putriku? Selama ini aku mencari gadis itu bertahun-tahun dan saat aku menemukannya aku bahkan tidak mengenalinya."

"Tuan muda saya juga mendapatkan informasi bahwa Nona kecil itu bernama Li Yuna dia salah satu murid di TK Hanjie."

"Apa kau yakin dia benar-benar putriku?"tanyanya ragu.

"100% Tuan muda dia putri anda, saya sudah memeriksakan sampel rambutnya yang saya temukan dan sampel rambut anda dan ini hasilnya."

Weilan memberikan kertas laboratorium kepada sang Tuan Muda Fang Lirang membuatnya diam seribu bahasa memandang hasil DNA ditangannya.

"Apa kau menemukan alamat tempat tinggal mereka?"

"Mereka tinggal di pinggiran kota tuan muda di perumahan Tianlang dekat gedung apartemen Fang milik keluarga anda."

"Weilan, siapkan Apartemenku aku ingin tinggal dekat dengan mereka agar bisa mengawasi mereka."

"Baik tuan."

~•~•~•~

• Tk Hanjie

Yuna sedang asik bermain ayunan bersama Jia, tiba-tiba seorang pria tampan berkacamata menghampirinya dan Jia.

"Apa benar kau adalah Li Yuna?"tanyanya.

"Benar, paman siapa?"

"Aku Fang Lirang ayahmu nak."ucap Fang Lirang.

"A-yahku?"

Tanpa ragu Yuna memeluk tubuh Fang Lirang yang berjongkok didepannya.

Yuna menangis lirih dipelukan Fang

Lirang.

"Ada apa nak? Kenapa kau menangis?"tanya Fang Lirang menangkup kedua pipi Yuna.

"Kenapa ayah baru datang menemuiku,

apa ayah tau aku dan ibu sangat menderita ibu selalu menangis setiap kali aku menanyakan dimana ayah berada karena aku tidak mau membuat ibu menangis aku tidak pernah bertanya lagi."jelas Yuna sesegukkan.

"Maafkan ayah yang datang terlambat nak." Fang Lirang mengelus kepala Yuna lembut.

"Yuna..." Elza berjalan menghampiri Yuna yang sedang mengobrol bersama seorang pria asing.

"Ibu..."

"Yuna Jia bi...."ucapan Elza terpotong kala melihat siapa pria yang tengah mengobrol bersama sang putri.

"Kau? Sehan?"tanya Elza bingung.

"Ibu, kenapa ibu berbohong padaku bahkan ayah sudah meninggalkan kita."

"Apa yang kau katakan Yuna?"

"Ayah coba jelaskan pada ibu." Yuna menggoyangkan tangannya yang sedang digenggam Fang Lirang.

"Maafkan aku membuatmu menderita."

"Jadi kau sudah tau?"

"Yuna pergilah kekelasmu bersama Jia ibu ingin bicara pada ayahmu."

"Baik bu."

Setelah Yuna dan Jia masuk Elza mengajak Fang Lirang duduk di kursi taman tak jauh dari sekolah Yuna.

"Kenapa kau menemuinya?"tanya Elza dingin.

"Dia putriku juga."balas Lirang tak kalah dingin.

"Sejak kapan putriku menjadi putrimu."

"Jika tidak ada aku maka tidak ada putrimu."

"Apa kau pernah mengakui dia sebagai putrimu?"tanya Elza sengit.

"Apa kau pernah mengatakan bahwa dia putri kita?! Apa aku tau jika setelah malam itu kau hamil?! Apa aku tau jika kau memiliki seorang putri?! Aku bahkan tidak mengenalimu."sahut Fang Lirang frustasi.

"Lalu sekarang setelah kau tau apa yang ingin kau lakukan?"tanya Elza penasaran.

"Aku ingin hidup bersama kalian,

aku ingin ingin melihat putriku setiap hari izinkan aku untuk menikahimu."

"Apa kau yakin? Kau bahkan tidak mengenalku sama sekali?"

"Biarkan aku mencoba untuk mencintaimu demi putri kita."

"Aku adalah pemilik perusahaan yang selalu kau hindari, kau bahkan menganggap remeh perusahaan kami."

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk membuatmu dan perusahaanmu terhina, aku janji aku akan memberikan 80% saham kerjasama itu padamu."

"Aku tidak ingin hal seperti itu, aku ingin mendapatkan semua yang sesuai dengan kesepakatan bersama."

"Baiklah akan aku lakukan apapun yang kau inginkan."

"Kenapa kau berbohong mengatakan bahwa kau adalah Sehan?"

"Aku tidak ingin berhubungan denganmu."

"Lalu sekarang setelah tau siapa aku dan putriku kau ingin berhubungan dengan kami?"

"Bu-bukan begitu aku hanya...."

"Aku tau lirang kau tidak pernah menerimanya, kau hanya merasa kasihan padanya benarkan? Jika kau benar-benar peduli maka kau akan menemuiku 5 tahun yang lalu."

"Bukankah aku sudah katakan aku tidak tau jika gadis yang tidur bersamaku malam itu adalah kau Elza."

"Tentu saja kau tidak tau, aku ingat saat kita berhubungan kau selalu memanggil nama sahabatku Xiao mei."ucap Elza sembari bangkit dari duduknya.

"Kau tenang saja aku tidak akan melarangmu menemui Yuna tapi untuk hidup bersamanya kurasa itu tidak mungkin, kau ingat kan bagaimana hubunganku dan Xiao mei berakhir."ujar Elza melenggang pergi.

Fang Lirang tertunduk mendengar ucapan Elza, seharusnya ia melihat siapa gadis yang bersamanya malam itu jika saja ia tidak mabuk dan terpengaruh obat s*al*n itu pasti ia sudah hidup bahagia bersama Xiao Mei saat ini.

To be Countinued...

Terima kasih untuk kalian yang sudah bersedia membaca cerita ini 🙏😊

Tinggalkan jejak Kalian di kolom koment dan likenya ya, Thank you Happy Readers😘

(Salam sayang DearPE💕)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!