Episode 1 : Adam Duke.
***
Ini adalah kisah pernikahan yang tak diinginkan oleh gadis terbuang dan ketua mafia.
Gadis muda itu digadang adalah pembawa sial, bahkan dikatakan dia mendapatkan kutukan.
Jadi siapapun yang berada di dekatnya akan mati dengan mengenaskan.
Namanya adalah Adriella Alice.
Alice lahir dari seorang wanita malam, ayahnya adalah seorang penguasa yang begitu kaya, memiliki kekuatan di pemerintahan juga memimpin perusahaan adidaya yang terkenal.
Namun karena kesalahan satu malam, seorang wanita malam memanfaatkan momen, dimana dia menjaga janin yang dihasilkan oleh cinta satu malam nya dengan lelaki super kaya itu.
Sampai saat bayi itu lahir, dan wanita malam itu datang membawa bayinya, siapa sangka rencananya yang ingin mendapatkan harta malah berujung kehilangan nyawa.
Akan tetapi anehnya, anak itu tidak dibunuh, melainkan diasingkan di belakang mansion, anak perempuan itu dianggap sebagai aib dan pembawa sial oleh ayahnya sendiri.
Anak perempuan itu hidup di ruangan sempit dan gelap, tidak pernah dibiarkan keluar dari kurungan, dia tinggal di sebuah gubuk kecil dan menderita sendirian.
Anehnya, banyak dari pelayan yang menjaga Alice semuanya mati mengenaskan, entah karena sakit atau kecelakaan, membuat rumor itu beredar dengan luas.
Sepertinya rumor itu disengaja oleh keluarga ayahnya, mengenai Alice yang dikatakan pembawa sial, untuk menyembunyikan sesuatu yang gelap.
***
"Tuan, saya telah menghabisi musuh anda dan sesuai dengan perjanjian kita, anda akan menikahkan saya dengan putri anda dan saya akan mendapatkan kedudukan di kursi pemerintahan,"
Seorang lelaki gagah, berbadan tegap memiliki tinggi kira-kira 187 cm, bola matanya hitam pekat dan tatapan matanya begitu tajam seolah bisa menghakimi orang hanya dalam sekali pandang.
Senyumannya begitu memikat namun ada sesuatu di dalam lelaki tampan dan berwibawa itu yang tak seorang pun bisa menjelaskannya.
"Tentu, saya akan menepati janji saya Tuan Adam Duke, saya akan menikahkan putri saya dan memberikan anda salah satu kursi di pemerintahan,"
Gordon Brown, lelaki tua yang memiliki intuisi yang begitu dalam, walau dia sudah tua akan tetapi wibawanya belum sirna.
Adam Duke adalah ketua mafia yang juga seorang pebisnis menerima tawaran dari Gordon Brown untuk menghabisi seorang pengusaha yang juga mencalonkan diri menjadi DPR, dimana orang itu begitu hebat dan picik.
Gordon merasa jika orang tersebut mendapatkan kursi di pemerintahan maka kedudukannya akan sedikit kacau, jadi dia rela bekerjasama dengan seorang ketua mafia paling ditakuti di dunia yaitu Adam Duke, demi bisa melenyapkan dia dan seluruh keluarganya.
Dengan imbalan, memberikan kedudukan di kursi pemerintahan kepada Adam Duke, juga menikahkan putrinya dengan Adam Duke.
Gordon yang memang memiliki intuisi yang begitu pekat, tentu tahu ada yang tidak beres saat Adam meminta untuk menikahkan putrinya dengan Adam.
Jadi Gordon Brown tidak akan menikahkan Adam dengan putri tunggalnya yaitu, Rose Brown, akan tetapi ....
"Saya akan menikahkan anda dengan putri saya, Adriella Alice," seru Gordon membuat Adam Duke melebarkan matanya yang begitu tajam dan pekat.
Tangannya mengepal dan senyuman nya yang begitu picik membuat bulu kuduk merinding.
"Apakah anda mempermainkan saya Tuan Gordon? kenapa anda malah menikahkan saya dengan wanita itu?" walau dia marah sekali dan geram, Adam Duke tetap mampu menahan emosinya dan menelan kemarahannya sendiri.
"Saya tidak mempermainkan anda Tuan Adam, tetapi Alice juga adalah juga putri saya, atau apakah ada sesuatu yang anda takuti?" Gordon memancing Adam membuat Adam tidak memiliki pilihan lain.
Adam tersenyum sinis, entah apa yang sedang ia pikirkan, namun intuisi Gordon memang benar, jika Adam Duke memiliki tujuan tersendiri dan begitu gelap.
Dengan fakta bahwa Adam mengetahui kabar mengenai Alice yang sengaja ia sebarkan, itu sudah membuktikan niat terselubung dari ketua mafia beringas ini.
Karena jika Adam menikah dengan Alice maka rencana Adam yang tidak diketahui oleh Gordon akan hancur begitu saja.
Begitulah pikiran Gordon saat ini.
"Hahaha," Adam tertawa, tentu ia tahu apa yang ada di kepala Gordon Brown.
"Saya tidak takut apapun, saya harap anda menyanggupi janji anda!" seru Adam mengepal tangan namun tetap dengan wajah mengerikan nya itu terlihat jelas.
Saat pembicaraan itu selesai Adam menginap di mansion Gordon Brown, karena sesuai janji awal mereka, pernikahan antara Adam dan Alice akan diadakan esok hari.
"Hahaha, kau memanglah hebat dan masih muda, akan tetapi kau masih belia dalam hirarki kekuasaan Adam Duke, kau akan mati sebentar lagi jadi aku tidak perlu memberikan imbalan apapun kepadamu!"
Gordon dengan piciknya tertawa terbahak-bahak saat Adam sudah keluar dari ruangan pertemuan nya yang berada di mansion nya.
Tentu Gordon memiliki rencana lain, dan dia sepertinya tidak tahu jika dia tengah bermain api dengan rencananya sendiri.
***
Sedangkan Adam Duke yang telah kembali ke ruangan yang disediakan untuknya sedang berdiskusi dengan orang kepercayaan nya.
"Bos, apa kau yakin mau menikah dengan Alice? katanya dia pembawa sial, bahkan jika kita melihat matanya maka kita akan mati dalam sekejap!"
Kai yang merupakan kaki tangan Adam Duke yang bertugas untuk menyiapkan data dan berada di sisi Adam setiap waktu tidak terima jika Bos nya akan menikah dengan wanita terkutuk itu.
"Heh! jelas sekali lelaki tua itu sengaja, akan tetapi aku sudah pernah melihat jurang Kematian, hanya dengan menikah dengan putrinya lah aku bisa melaksanakan rencana ku yang aku susun seumur hidup ini!"
"Kesialan dari wanita itu tak akan mampu mengalah kegelapan di hatiku! disamping itu aku bisa mengasingkan nya sama seperti yang ayahnya lakukan, juga mana ada hal seperti itu di jaman sekarang! pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh Gordon mengenai wanita itu! kita harus tetap siaga!" geram Adam Duke yakin jika wanita terkutuk yang dipanggil Alice itu tak akan bisa melukainya.
Saat mendengar itu, Kai terdiam, dia menunduk hormat dan yakin kepada Bos-nya, juga mengenai Alice, kebenarannya belum bisa dipastikan.
Kai melihat Bosnya duduk di kursi melihat ke jendela kaca yang menampilkan bulan purnama, matanya yang tajam dan dalam, hanya melihat itu sudah membuat Kai segan dan tunduk.
"Hubungi Sazu dan Black, untuk melakukan semua sesuai dengan rencana," perintah Adam kepada Kai yang memang sedang siap sedia menunggu perintah selanjutnya.
Setelah itu Kai berlalu dari ruangan Bosnya, dia akan menghubungi rekan nya yang lain untuk tetap pada rencana awal.
"Tunggu Ayah, Ibu, Aleya, aku akan menumpahkan darah mereka dan membuat mereka menderita, sebentar lagi hingga semuanya terbalaskan!" geram Adam tetap menatap kearah bulan purnama.
Dia berbicara dengan begitu yakin, dia akan membalaskan dendam kematian ayah, ibu dan adik kecilnya dahulu.
Dan dia sudah mempersiapkan segalanya.
.
.
.
Author : Hai, sebelum lanjut saya mau merespon ada 3 komentar yang mengatakan novel ini mirip dengan dua komik, saya sudah membaca komik tersebut karena ketiga komen itu dan memang ada kemiripan di episode 1-3, tetapi saya sama sekali tidak tahu menahu mengenai komik itu, saya harap kalian membaca novel ini secara keseluruhan baru mengatakan hal seperti itu ya 🙏
Dan untuk spoiler sebenarnya pemeran utama di novel ini tidak terkutuk, tidak dikurung seumur hidup, tidak mendengarkan bisikan, dia normal sepenuhnya, dan masih banyak hal lain yang mengejutkan dan sama sekali tidak sama dengan komik yang ketiga akun sebutkan. 🙏
Kenapa ide ini muncul di kepala saya awalnya karena ada lomba dengan tema 'Mengubah takdir' dan saya sendiri sangat suka menonton anime apalagi yang ada kegelapan nya, jadi muncullah ide seorang wanita yang menderita dan dijebak.
***
"Di sisi lain, saya tipe penulis yang tidak percaya orisinalitas. ‘Tak ada hal baru di bawah matahari’, kata pepatah. Seorang penulis akan sangat kesulitan kalau dalam setiap karyanya ia harus menulis hal yang belum pernah dikatakan orang lain. Sebenarnya yang bisa penulis lakukan hanyalah mencoba menuturkan ulang segalanya dengan cara yang segar dan berbeda." (Kata-kata ini dapat dari artikel) dan saya setuju.
Terimakasih sebelumnya.
Episode 2 : Pernikahan Alice, si putri malang ....
"Aku adalah pembawa sial, banyak orang mati karena aku, semuanya salahku, aku tak pantas hidup!" seorang wanita muda, berusia 19 tahun menuju 20, memiliki kulit putih pucat dan wajah mungil yang begitu cantik dan lugu.
Alice namanya, dikurung selama hidup tanpa pernah melihat dunia luar.
Dia percaya jika dia pembawa sial.
Setiap hari dia menutup telinga nya, agar ia tak mendengar seruan kebencian yang di serukan kepadanya, kebencian karena lahir ke dunia.
Entah mengapa teriakan itu selalu melekat di telinganya, entah itu halusinasi atau entah siapa yang pernah mengatakan itu sehingga Alice selalu mendengar nya sebagai berulang.
Yang jelas suara itu berasal dari seseorang.
"Jika kau tidak lahir, tidak akan ada yang mati!"
"Jika kau tidak lahir, tidak akan ada yang menderita,"
"Tidak seharusnya kau lahir!"
Teriakan itu selalu memenuhi kepalanya, walau ia sudah berteriak dan memohon, tetap saja suara dan gelap itu tak pergi darinya.
Sampai rasanya ia seperti mau gila.
"Brak ... Brak!"
Untuk pertama kalinya, ada suara yang berbeda terdengar oleh Alice, yaitu suara pintu yang sedang berusaha dibuka.
Matanya melebar saat melihat itu, karena dia tinggal di sebuah gubuk kecil yang memang tak tembus sinar matahari, Alice tidak tahu jika hari sudah pagi.
Saat pintu itu terbuka, sinar matahari menyeruak kedalam dan membuat pandangan mata Alice begitu sensitif dan sakit, ia harus menutupi matanya dengan kedua tangan sampai pada saat ia sadar jika tubuhnya telah di gotong oleh beberapa orang.
Matanya sensitif terhadap matahari dan karena sejak kecil dia mendapat siksaan sepertinya ada yang membuat matanya menjadi kabur dan butuh penyesuaian dan pengobatan untuk menyembuhkan nya.
Alice merasakan udara segar di luar gubuk untuk pertama kalinya, dia merasakan kesegaran yang membuatnya terlena, walau ia belum bisa melihat dengan jelas namun ia bisa merasakannya.
Entah apa yang sebenarnya terjadi, akan tetapi orang-orang yang menggotongnya segera membersihkan dirinya dan mendandaninya sedemikian rupa.
Alice awalnya ketakutan tetapi karena mengira dia akan dipukuli atau disiksa seperti biasa, tetapi lambat laun yang ia rasakan hanyalah kain lembut menyapanya dan aroma wangi disekelilingnya.
Dia sedikit tenang.
Namun teriakan yang menggema dan menekuni di telinganya terus saja mengganggu nya.
"Kau hanyalah anak terkutuk sial yang tidak pantas hidup!"
"Harusnya kau mati sejak dulu!"
Teriakan itu tetap ada di telinga Alice.
Alice hanya bisa menunduk dan menahan rasa sakitnya sendirian, tidak diinginkan siapapun dan selalu mendengar juga melihat gelapnya malam menghancurkan hatinya sampai berkeping-keping.
Setelah beberapa saat ...
Alice yang dituntun berjalan oleh pelayan akhirnya sampai di tempat pernikahan mendadaknya dengan Adam Duke, lelaki yang bahkan belum pernah ia lihat dan kenal.
"Deg!"
Adam melihat wanita yang dikabarkan begitu mengerikan dan terlihat buruk rupa, jantungnya entah kenapa seolah diremas saat melihat wanita muda itu terlihat seperti wanita yang mungil dan sangat cantik.
Ekspresi wajahnya yang sendu dan memikat entah kenapa membuat nya terdiam dan terpisah dari segala pikiran dan rencananya sesaat.
Seolah dia mengenal wanita yang belum pernah ia temui ini, seolah hatinya sudah dekat dengannya walau Adam pun tak mengerti mengapa dia merasakan hal demikian.
Para pelayan itu membawa Alice mendekat kearah lelaki tampan yang berdiri tegap menunggu pengantinnya.
Dan saat Alice berhenti di hadapan seorang lelaki tinggi memiliki bahu bidang ....
Dan ....
Ada sesuatu yang tiba-tiba mengejutkan Alice, seperti perasaan rindu atau tiba-tiba terlindungi, dia kebingungan mengapa dia bisa merasakan rasa terlindungi namun rindu bercampur aduk.
Namun teriakan di telinganya seolah hilang, dan terlupakan, seolah lelaki ini akan menjaganya, lelaki ini datang untuk menyelamatkan nya dari penderitaan.
Tetapi ada sesuatu yang lain dari lelaki ini, bagaimana keberadaan lelaki ini seolah lebih gelap dari kegelapan yang ia lihat selama ini.
Alice pun tidak mengerti.
"Kau akan menikah dengannya Alice," terdengar suara seorang lelaki tua, yang dalam dan sangat familiar di telinga Alice.
"A ... Ayah?" Alice meraba sekelilingnya, penglihatannya belum jelas, dia ingin meraba kearah ayahnya, walau ia telah dibuang dan diasingkan tetap saja dia merasa rindu akan ayahnya ini.
Akan tetapi ....
Saat tangan Alice meraba-raba sekitar, sebuah tangan kokoh dan hangat langsung menggenggam tangan mungilnya.
"Saya tidak ingin membuang waktu lebih lama, upacara pernikahan ini harus segera dilakukan! benarkah Tuan Gordon!" Adam menatap dengan tajam, dia tak ingin menghabiskan waktu lebih lama berada di sini, dia harus segera menikah dan pergi.
Pernikahan ini memang wajib ia lakukan, jika dia sudah memiliki hubungan dengan Gordon Brown maka rencananya akan semakin mulus terlaksana.
Alice yang merasakan tangannya digenggam, langsung terdiam, dia merasa untuk pertama kalinya ada seseorang menggenggam tangannya dan merasakan kehangatan seperti ini membuatnya lagi-lagi membisu dan tak bisa mengatakan apapun.
Pernikahan singkat dan tak bermakna itu akhirnya dilaksanakan dan sudah usai.
Alice masih berdiri dengan kebingungan, tak tahu harus melakukan apa.
Sedangkan Adam sedang berbicara dengan Gordon Brown.
"Ingat ucapan anda Tuan Gordon, sekarang kita adalah keluarga, saya akan nantikan posisi saya di pemerintahan segera," Adam memberikan peringatan lagi.
Tersenyum mengerikan dan menatap dengan sangat tajam.
Gordon yang mendengar itu mengangguk dan tersenyum.
"Tentu Tuan Adam, anda sekarang adalah menantuku, saya tentu akan menyiapkan anda posisi penting di pemerintahan," seru Gordon dengan segala kelicikannya.
Setelah itu Adam Duke dan beberapa anggotanya yang datang pergi berlalu dari mansion Gordon Brown.
"Kai, bawa dia!" perintah Adam kepada Kai, untuk membawa Alice yang kebingungan berdiri sendirian.
"Baik Bos," seru Kai membawa istri bosnya itu.
Setelah Adam Duke dan seluruh anggotanya pergi, Gordon memanggil anggota elitnya.
"Lakukan sesuai rencana, bunuh mereka semua!" perintah Gordon pada suruhannya itu.
"Bagaimana dengan Nona Alice Tuan?" balas suruhannya itu menundukkan kepala.
"Bunuh saja sekalian, aku menikahkan dia dengan lelaki itu juga ingin sekalian melenyapkan dia!"
"Dia seharusnya sudah mati saat ia kecil! sekarang sudah tidak akan ada lagi kesalahan dalam hidupku!" Sahut Gordon seolah tak peduli dengan putri nya yang ia buang itu.
"Baik Tuan," seru suruhan Gordon menyanggupi.
Setelah suruhannya pergi, Gordon menyeringai, dia merasa Adam memang merupakan ketua mafia yang tidak bisa dikalahkan, akan tetapi Adam sepertinya membutuhkan dirinya dan kedudukannya
Dengan begitu, dia pasti bisa menjebak Adam dengan mudah, dan membunuh dua orang sekaligus, Adam Duke dan putrinya yang entah mengapa sangat ingin ia lenyapkan.
.
.
.
Episode 3 : Jangan tinggalkan aku sendirian.
***
Di mobil Adam Duke,
Adam sudah duduk di belakang mobil, dimana Kai juga membawa Alice yang sejak tadi diam dan seperti ketakutan duduk di sisi Adam di dalam mobil.
Saat duduk di dalam mobil dan untuk pertama kalinya menaiki mobil, Alice mencengkeram tangannya dan ketakutan di wajahnya tak bisa ia sembunyikan.
"Tuan, maafkan aku dengan lancang bertanya kepadamu, sekarang ini mau kemanakah anda membawa ku?" suaranya yang lembut dan bergetar membuat Adam mengernyitkan dahinya.
Kenapa dia kelihatan takut sekali?
Kenapa dia berbicara begitu sopan dan wajahnya begitu lugu dan polos?
Semua pertanyaan itu mengelilingi kepala Adam dan sedikit mengganggu nya.
"Srek!"
Adam segera mencengkeram kedua pipi lembut Alice, seolah ingin menumpahkan kemarahannya kepada wanita yang sudah menjadi istrinya itu.
"Jangan berbicara kepadaku, jangan bersikap seolah kau telah memiliki hak untuk bersuara di hadapanku! mengerti!" Adam menekan dan menggeram.
Membuat Alice terdiam dan mengangguk, dia belum bisa melihat dengan jelas namun walau dia sudah diancam dan diperlakukan tidak baik, dia tetap merasa senang karena bisikan mengerikan yang selalu saja menyuruhnya mati telah hilang saat ia berada di dekat lelaki ini.
Adam mencengkeram pipi Alice, mengharapkan sebuah pemberontak dan pembelaan diri namun anehnya yang ia lihat hanyalah balasan menurut dan senyuman lembut yang mengegerkan hati yang juga mengusik Adam.
"Kenapa dia harus tersenyum pasrah seperti ini! apakah ini benar Alice yang katanya terkutuk? di mataku dia bahkan lebih lemah dari kelinci, dia hanya seperti gadis biasanya yang tak berdaya!"
Adam bertanya dalam dirinya, semua gambaran dalam bayangannya mengenai Alice sungguh jauh berbeda.
Tanpa ia sempat berpikir, supir pribadinya yang juga anggotanya itu akhirnya menghentikan mobil.
"Tuan, kita sudah sampai," seru anggotanya itu membuka pintu untuk Adam Duke.
Salah seorang yang lain juga membuka pintu diarah Alice.
Alice tidak tahu mereka ada dimana, akan tetapi suasana disini begitu rimbun dan segar, seolah mereka berada di tengah hutan.
"Aku tidak akan mengunjungi mu jika tidak akan kebutuhan, kau akan tinggal disini bersama pelayan," Adam Duke segera memberitahukan kepada Alice.
Jika Alice tidak akan tinggal satu rumah dengannya, melainkan akan diasingkan juga dan disingkirkan.
Bagaimana pun Alice hanya dibutuhkan sebagai penghubung antara dirinya dan keluarga Brown, selebihnya dia tidak membutuhkan Alice.
"Sudah kuduga aku juga akan disingkirkan, dilempar kedalam kegelapan yang menakutkan,"
"Memangnya siapa diriku mengharapkan sesuatu yang tak mungkin dari orang yang tidak dikenali,"
"Aku hanyalah putri terbuang yang seharusnya tak dilahirkan!"
Alice terdiam saat Adam mengatakan hal itu, dia menunduk dan mengangguk, tak bisa meminta hal lebih dan bahkan membela dirinya.
"Kenapa dia tidak meminta hal apapun?"
"Dia bahkan tidak meminta untuk tinggal bersamaku!"
"Ah, apa yang kupikirkan ini, masa bodoh dengannya, aku tidak harus peduli!" geram Adam menghela nafasnya dalam-dalam dan hendak berlalu tanpa mengatakan apapun.
Akan tetapi ....
"Dor!"
"Dor!"
"Dor!"
Suara tembakan terdengar begitu nyaring, beberapa pelayan dan supir Adam terluka oleh tembakan itu.
Alice yang mendengar suara nyaring itu langsung tersungkur dan menutupi telinganya, dia menangis histeris dan ketakutan.
Adam yang memang lihai dan terkenal hebat dalam bela dirinya langsung mengambil senjata api di sakunya, hanya melihat dari arah tembakan dia bisa memperkirakan letak penembak yang menembaki mereka.
Adam segera bersembunyi di belakang mobil, menunggu tembakan selanjutnya agar ia bisa meng-akuratkan perhitungan nya.
Disisi yang lain, para anggotanya juga Kai ikut mengambil posisi untuk melakukan penyerangan balik.
"Huhu ...."
Saat Adam tengah serius dan menunggu tembakan selanjutnya, dia melihat Alice yang belum bisa melihat dengan jelas itu ketakutan setengah mati dan menangis tersedu-sedu menutupi telinganya.
"Dor!"
Mata Adam menangkap arah senjata itu, mengarah dan menembak kaki Alice.
"Ah!"
Alice berteriak kecil, lalu terduduk di tanah, dia tak tahu harus melakukan apa, dia meraba-raba sekelilingnya dengan tangan yang sangat gemetaran.
Dor!"
"Dor!"
"Dor!"
Setelah Adam dan Kai mengetahui arah tembakan itu, mereka langsung melakukan penyerangan balasan.
Menembak semua orang yang bersembunyi hendak menembak mereka.
Mungkin Gordon telah sial, atau mungkin dia meremehkan Adam Duke.
Jika hanya dengan jebakan kecil dan murahan seperti ini tidak akan mungkin melenyapkan monster seperti Adam juga Kai yang terkenal tidak pernah meleset dalam tembakannya.
Hanya dalam beberapa menit, musuh mereka yang hanya berjumlah 20 orang tergeletak tak bernyawa keselurahan.
"Urus mereka!" perintah Adam kepada Kai yang juga sudah menyimpan senjatanya sama seperti dirinya.
"Baik Bos," seru Kai menyanggupi.
Alice yang masih meraba-raba tanah yang ia duduki menangis tersedu-sedu, dia ketakutan sekali dan bingung apa yang harus ia lakukan dan kemana ia harus pergi bersembunyi, karena ia belum bisa melihat dengan jelas, dia kesulitan untuk berjalan dengan benar dan menentukan arah.
"Si tua Bangka itu bahkan ingin membunuh anaknya sendiri! menjijikkan!" geram Adam menghampiri Alice dan bersimpuh duduk hendak meraih tangan Alice.
Tetapi sebelum Adam meraih tangan Alice, Alice terlebih dahulu menemukan tangannya dan segera meraihnya.
Mata Alice segera melebar dan ia menengadahkan wajahnya.
Wajahnya yang putih pucat dan begitu cantik namun menyedihkan, bola matanya tang tidak fokus karena tak bisa melihat dengan jelas.
"Tu ... Tuan, aku takut, tolong jangan tinggalkan aku sendirian disini,"
"Tolong jangan mengurung aku di sini, aku akan lakukan apapun Tuan, aku bahkan tidak akan berani meminta apapun lagi, aku akan bersikap seolah aku tidak ada,"
"Hanya saja tolong biarkan aku tinggal bersamamu, jika menurut mu aku terkutuk dan semua kekacauan ini semua terjadi oleh karena aku tolong maafkan aku, aku akan bisa tinggal di belakang rumahmu, atau di ruangan sisa, dimanapun, yang penting jangan tinggalkan aku sendirian, aku takut ...."
Tangisannya yang memilukan dan suaranya yang gemetaran, Adam sampai terkejut sekali, dia bahkan tak mengetahui apa yang sedang ia rasakan, entah rasa sakit apa yang ia rasakan saat mendengar dan melihat derita wanita cantik ini.
"Apakah kau tidak merasakan sakit di kakimu? kenapa kau hanya merengek untuk bisa tinggal di rumahku dan tidak merengek karena lukamu?" Adam bertanya dengan nada yang sinis, lagi-lagi ingin mendengar apa yang akan dijawab oleh wanita ini.
"Tuan, aku hidup di dalam kegelapan selama ini, aku telah mendapatkan banyak luka sebelumnya, ini tidak sakit sama sekali, aku pasti akan sembuh dengan sendirinya, Tuan tidak perlu repot-repot melakukan apapun, jadi ...." belum sempat Alice mengatakan apapun.
Adam yang mendengar jawaban jujur dan memilukan itu, Adam langsung menarik tangan Alice dan menggendongnya masuk kedalam mobil.
"Cepat menuju rumah sakit!" perintahnya kepada salah satu anggotanya yang juga membantu Kai membereskan kerusakan yang baru saja terjadi.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!