NovelToon NovelToon

Tahta Perak

Evan Silverash

Disebuah halaman yang dekorasi dengan indah seorang anak laki-laki berdiri memandang langit berbintang dengan tatapan penasaran dan rasa ingin tahu.

Dia adalah Evan Silverash, tuan muda dari keluraga Archduke Silverash, salah satu keluarga bangsawan di kekaisaran Azeroth.

Evan adalah tuan muda ke dua dari keluarga Silverash, ayahnya Ryan Silverash kepala keluarga saat ini memiliki dua orang istri dan dua orang putra.

Putra pertama adalah Ernest Silverash, berumur dua belas tahun, lahir dari istri pertama Cecil Marley yang merupakan keturunan dari keluarga Baron Marley.

Meskipun Baron adalah peringkat bangsawan terendah, bagaimanapun tetaplah bangsawan yang diakui oleh kekaisaran Azeroth.

Sedangkan Evan yang lahir dari istri ke dua yaitu Rossaline seorang putri dari pedagang biasa sangat jauh bila dibandingkan dengan kakaknya dalam hal latar belakang.

Evan baru berumur delapan tahun ini, memiliki fitur wajah yang halus namun bermartabat, mata berwarna biru safir seperti permata,rambut perak yang indah dan tinggi sekitar 1,4 m yang terbilang rata-rata di antara kalangan bangsawan ditambah pendidikan mulia sejak usia dini memberikan watak yang tenang dan kesan pertama yang cukup baik kepada kebanyakan orang tentang dirinya sendiri.

tok... tok... tok...

Evan yang sedang memandangi langit berbintang tiba-tiba terganggu oleh suara ketukan pintu yang dilanjutkan dengan suara halus dan penuh hormat dari seorang pelayan.

"Tuan muda, nyonya ke dua memanggilmu ke ruang makan untuk makan malam."

"... katakan kepada ibu aku akan segera datang. "

"Baik tuan muda"

Setelah mendapatkan jawaban dari Evan pelayan itu membalas dengan hormat dan kemudian pergi diam-diam hanya meninggalkan suara langkah kaki yang semakin menjauh.

Setelah kepergian pelayan itu Evan mengambil jam saku miliknya dan melihat waktu hanya beberapa menit sebelum makan malam dia buru-buru mulai merapikan dirinya dan pergi menuju ruang makan keluarga.

Tidak heran ibunya menyuruh pelayan untuk mengingatkanya, kastil keluarga Silverash sangat luas, dibutuhkan beberapa ratus pelayan untuk membersihkannya setiap hari, jika dia tidak buru-buru dia akan terlambat makan malam dan akan diberi kuliah beberapa jam tentang etiket bangsawan oleh ayahnya.

Setelah melewati beberapa koridor Evan akhirnya tiba di depan pintu besar yang dijaga oleh dua pelayan.

Saat Evan mendekat para pelayan segara menyadari bahwa itu adalah tuan muda kedua, mereka segara membungkuk dan membuka pintu besar untuk membiarkannya masuk.

Sesaat setelah melewati pintu Evan melihat beberapa orang duduk di meja makan sedang menatapnya.

Orang yang berada di posisi tengah adalah seorang pemuda tampan berambut perak panjang dengan sikap yang anggun dan berwibawa, sekilas orang dapat mengatakan bahwa dia adalah seorang bangsawan tingkat tinggi.

Orang ini adalah Ryan Silverash, kepala keluarga Silverash saat ini dan ayah dari Evan.

Jangan tertipu oleh penampilanya yang seperti pemuda, dia sebenarnya berumur 34 tahun ini, penampilannya yang seperti berumur dua puluhan dikarenakan dia adalah adalah seorang ksatria yang sangat kuat, semakin kuat ksatria semakin lambat penuaannya, hal ini dikarekan mereka mengolah energi yang dinamakan aura.

Aura adalah energi yang digunakan ksatria untuk meningkatkan kekuatan mereka yang memiliki efek merusak bagi musuh tetapi bermanfaat bagi tubuh pengguna, seorang ksatria dapat menggunakan aura untuk memperkuat tubuhnya hingga melampaui apa yang dapat dicapai tubuh manusia biasa.

Ksatria terlemah dapat menandingi 10 prajurit terlatih sendirian, sedangkan ksatria tingkat tinggi dikabarkan dapat melawan sebuah Divisi tempur elit yang dipimpin seorang jendral berpengalaman sendirian, dapat dibayangkan betapa menakutkannya ksatria tingkat tinggi itu, tidak mengherankan jika ksatria sangat dihormati dan ditakuti di dunia ini.

Duduk di sebelah kanan Ryan adalah nyonya pertama keluarga Silverash, Cecil Marley.

Cecil adalah seorang wanita muda cantik berambut merah marun dan mata emas, dia berumur 29 tahun berpenampilan mewah dan glamor, cara dia duduk dan berpakaian menunjukkan dia telah melalui pendidikan mulia saat dia masih muda.

Duduk disebelahnya adalah seorang anak laki-laki tampan berambut perak yang tampak sedang bosan, dia adalah Ernest Silverash, tuan muda pertama keluarga Silverash, fitur wajahnya menyerupai ayahnya dengan mata emas seperti ibunya, dia berumur dua belas tahun ini.

Orang terakhir adalah seorang wanita muda yang sangat cantik yang memiliki usia mirip dengan Cecil, dia memiliki rambut hitam panjang dan mata almond yang indah, saat dia melihat Evan yang berjalan mendekat, senyum indah mekar dibibirnya.

Dia adalah nyonya kedua keluarga Silverash Rossaline dan ibu dari Evan.

Dibawah tatapan empat orang Evan dengan santai berjalan menuju kursi yang kosong disebelah ibunya, tepat sebelum dia akan duduk dia membungkuk sedikit kedepan dan menunjukan salam bangsawan formal kepada setiap anggota keluarganya.

" Salam ayah , salam ibu , salam Ibu pertama , salam saudara "

Setiap anggota kelurga tersenyum melihat sikapnya yang anggun dan menawan, ditambah wajahnya yang lucu dan menggemaskan, dia seperti malaikat kecil yang keluar dari lukisan.

" Duduklah."

"Baik, ayah"

Setelah mendapat persetujuan ayahnya Evan lalu duduk dan melihat meja makan yang penuh dengan makanan mewah.

Setiap masakan yang dihidangkan di meja merupakan makanan yang dimasak menggunakan bahan berkualitas tinggi sehingga menjamin rasa dan kesegaran makanan, selain itu juga dimasak oleh koki profesional untuk memaksimalkan nilai gizi dan menyesuiakan selera setiap orang, bahkan bangsawan biasa tidak akan seboros ini hanya untuk makan malam.

Hanya keluarga seperti Silverash yang mempunyai warisan panjang untuk bisa makan makanan semewah ini setiap hari.

" Kau terlambat."

Saat Evan sedang berpikir apa yang akan dia makan malam ini terdengar suara yang tidak menyenangkan mengganggu pikirannya, itu adalah kakaknya Ernest Silverash.

"Maaf saudara , mungkin karena aku terlalu fokus membaca buku akhir-akhir ini, aku menjadi sedikit lupa waktu."

"Hehe... apa kau pikir permintaan maaf saja sudah cukup?"

"Apa yang saudaraku inginkan untuk permintaan maaf adik kecilmu ini?"

"Bagaimana dengan berlatih denganku besok ?"

"..."

Sesaat semua orang tiba-tiba menatap Ernest dengan bingung untuk sementara waktu, tetapi tiba-tiba mata para orang tua bersinar dengan sangat cerah, setelah tersenyum diam-diam kepada Ernest mereka segera mengalihkan pandangan mereka kepada Evan secara bersamaan

"..."

[Mengapa kalian menatapku dengan tatapan seperti itu]

Evan diam-diam berkata dalam benaknya

"Benar juga, tingkat apa yang kau capai dalam latihanmu selama setengah bulan ini Evan? "

Pertanyaan Ryan membuat Evan terdiam sejenak sebelum menjawab.

"Hmm.... Aku sudah bisa merasakan aura yang ada di sekitarku dengan cukup jelas seminggu yang lalu dan berhasil memandu aura melewati tubuhku melalui terknik pernafasan 2 hari yang lalu, seharusnya sekarang aku di tahap memperkuat tubuhku dengan aura ?"

"a-ada apa, mengapa kalian melihatku seperti itu ? "

Evan tergagap melihat mereka berempat memelototinya dengan tajam

"Berapa lama kau berlatih dalam satu hari?"

"Apa yang kau bicarakan ayah, tentu saja aku berlatih 3 jam sehari, 1 jam latihan fisik, 1 jam latihan pedang dan 1 jam latihan pernafasan"

"Apakah begitu ?"

"Tentu saja, mengapa aku harus membohongimu ?"

Tangan Evan sesaat bergetar saat Ryan mengajukan pertanyaan itu, tapi dia tetap menjawabnya dengan mudah seolah-olah itu adalah kebenarannya, tapi dia ditakdirkan untuk sial hari ini.

Kalau ada pertanyaan 'Siapa di dunia ini yang paling mengenal dirimu?' jawabannya tentu saja 'Ibumu' , hal ini terutama berlaku untuk sepasang ibu dan anak ini.

Benar saja sesaat setelah mendengar jawaban Evan, Ryan berbalik menatap istri keduanya Rossaline, dan Rossaline tidak mengecewakan gelarnya sebagai Detektor Kebohongan Evan, dia berkata tanpa ragu...

"Dia berbohong ! "

"Bu apa yang kamu katakan, dimana tepatnya aku berbohong?"

"Semua kata yang kau ucapkan sebelumnya dan saat ini itu kebohongan"

"Bu bagaimana kamu bisa menuduh anakmu sepert-"

"Diam dan katakan yang sebenarnya !"

"Bu aku tidak berbo-"

"Teruslah bicara seperti itu dan kau tidak akan pernah melihat buku-buku itu saat kau kembali ke kamarmu !"

Setelah mendengar perkataan ibunya wajah Evan menjadi jelek, dia mencobah membantah tapi itu tidak berguna sama sekali, akhirnya dia mencoba berkompromi.

"Sigh... ibu memang yang paling mengetahuiku, aku hanya berlatih dua jam sehari, 30 menit latihan fisik, 30 menit latiha-"

"Hoho... sepertinya kau benar-benar tidak ingin melihat buku-bukumu itu lagi, Kalea kemarilah "

Beberapa saat kemudia seorang pelayan berjalan mendekat

"Anda memanggil nyonya ?"

" Pergilah ke ruangan Evan dan bersih-"

"T-tunggu !, baiklah Bu aku menyerah, aku hanya berlatih 1 jam sehari 15 menit latihan fisik dan pedang dan 30 menit dalam pernafasan, tolong jangan buang buku-buku koleksiku "

Evan memohon dengan wajah yang menyedihkan sedangkan Rossaline menatapnya dengan senyum.

"Setidaknya kau jujur kali ini "

Ksatria

Saat melihat drama yang terjadi antara ibu dan anaknya, Ryan ,Cecil dan Ernest tersenyum diam-diam di kursi mereka masing-masing.

Tapi saat mereka mendengar jawaban Evan selanjutnya tubuh mereka bergetar hebat seperti tersengat listrik, senyum di wajah mereka menghilang seketika diganti dengan ekspresi keterkejutan yang luar biasa.

ini terutama berlaku untuk Ryan dan Ernest yang paling mengerti apa arti kata-kata yang diucapkan oleh Evan.

[Sudah mengejutkan jika kau berlatih 3 jam sehari tapi sekarang kau berlatih hanya satu jam sehari selama setengah bulan dan berhasil menjadi pelayan ksatria tingkat menengah...]

[ Apakah ini masih dunia yang ku kenal..?]

Pikiran-pikiran ini melintas di benak duo ayah dan anak itu.

Tidak heran jika mereka terkejut, seorang manusia biasa sangat sulit untuk menjadi ksatria, karena tidak semua orang bisa merasakan aura yang tersebar disekitar mereka, hanya orang-orang beruntung yang mempunyai bakat atau memiliki afinitas dengan alam dan berbagai elemen tertentu yang dapat merasakan aura disekitar mereka.

Bahkan orang paling berbakatpun biasanya akan merasa sulit untuk merasakan aura untuk pertama kalinya, normalanya butuh 15 - 30 hari untuk bisa merasakan aura, tahap ini dapat disebut pelayan ksatria tingkat pemula.

Setelah berhasil merasakan aura seseorang perlu membiasakan diri dengan aura dan memandu aura masuk kedalam tubuh untuk memperkuat tubuhnya melalui teknik pernafasan, tahap ini disebut pelayan ksatria tingkat lanjut, biasanya dibutuhkan 1 bulan lebih untuk dapat mencapai tahap ini.

Bila di gabungkan normalnya membutuhkan waktu dua bulan atau lebih untuk mencapai tahap ksatria tingkat menengah dan itu dengan catatan berlatih selama 4-6 jam sehari.

Jadi dapat dikatakan Evan mempunyai bakat yang sangat menakutkan untuk menjadi seorang ksatria, bahkan ayahnya yang dikenal paling berbakat di ganerasinya membutuhkan satu bulan lebih untuk mencapai pelayan ksatria tahap menengah.

Setelah tahap memandu aura selanjutnya adalah memperkuat tubuh langkah demi langkah, dimulai dari kulit, otot , tulang dan daging, tahap ini disebut tahap akhir dari pelayan ksatria yang biasanya membutuhkan waktu 6 bulan untuk menyelesaikan tahap ini.

Saat seorang pelayan ksatria berhasil melewati tahap akhir, yaitu mengumpulkan aura disekitanya dan menyimpanya di dalam tubuh tanpa ada yang bocor keluar, dia dapat dianggap sebagai seorang Ksatria sejati atau sering disebut ksatria formal.

Tahap menerobos antara pelayan ksatria dan ksatria Formal relatif berbeda-beda untuk setiap orang, ada yang berhasil pada percobaan pertama, ada yang membutuhkan waktu satu hari, satu bulan , satu tahun atau seumur hidup untuk mencapai tahap ksatria sejati.

Aspek yang yang menyebabkan perbedaan waktu antara setiap orang untuk melewati tahap ini dikarenakan perbedaan bakat dan afinitas alam berbeda-beda untuk setiap individu, orang yang mempunyai bakat dan afinitas alam yang tinggi dapat melewati tahap ini dengan mudah, tapi bagi sebagian besar orang tahap ini seperti jurang lebar yang mustahil untuk dilewati.

Evan adalah anak yang sangat cerdas dan berbakat, semua orang yang duduk di meja makan tahu ini dengan sangat jelas.

Tapi mereka juga mengetahui kalau dia sangat pemalas dan tidak suka melakukan aktivitas yang berat, hal-hal yang dia lakuakan setiap hari adalah bersantai dan membaca di ruang belajarnya atau mencari buku-buku tua yang ada di perpustakaan keluarga.

Bahkan mungkin jika bukan karena tradisi keluarga yang mengaharuskan keturunan mereka untuk mulai berlatih cara ksatria pada umur delapan tahun dia mungkin tidak akan pernah berlatih.

Sifatnya ini membuat kedua orang tuanya sakit kepala, dengan berbagai cara mereka mencoba untuk membujuk atau memarahinya tapi itu tidak berguna sama sekali, satu-satunya cara yang sedikit berpengaruh adalah menggunakan ancaman untuk membuang semua koleksi bukunya jika dia tidak berlatih.

Pernah sekali ayahnya membuang semua koleksi bukunya berharap agar Evan lebih fokus pada latihannya, tapi tanggapan yang di dapatkannya adalah sebaliknya, setelah melihat bahwa kamarnya kosong dan buku-bukunya hilang, dia bertanya pada pelayan dengan panik diamana koleksi bukunya, saat pelayan itu berkata bahwa ayahnya menyuruhnya menjual semua koleksinya dia mulai mengamuk dan memecahkan semua barang yang ada di sekitarnya dan tidak berhenti disitu Evan yang lucu dan menggemaskan seperti malaikat mungil mulai menjadi iblis kecil yang nakal dan pemberontak.

Akibat dari perbuatan pemimpin keluarga yang tampaknya sepele ini, seluruh penghuni kastil Silverash harus menanggung amarah dari iblis kecil yang tampak menggemaskan ini.

Banyak barang-barang dekorasi berharga seperti vas dan lukisan mulai pecah atau menghilang tiba-tiba sehingga para pelayan mulai panik karena takut dituduh sebagai pencuri, pecurian di rumah bangsawan bukanlah masalah sepele, hukuman terendah adalah menjadi budak hingga dieksekusi langsung.

Selain barang dekorasi, perhiasan para nyonya rumah juga banyak yang hilang, hal ini membuat kedua nyonya itu marah dan menyelidiki apa yang terjadi, dalam proses itu banyak pelayan yang tidak bersalah dijatuhi hukuman ringan seperti penjara dan dipecat dari pekerjaan mereka.

Hal ini menyebabkan kegemparan selama berhari-hari karena pencuri masih belum ditemukan dan barang-barang di kastil terus berkurang jumlahnya.

Akhirnya para penjagapun ikut disalahkan karena dianggap tidak bisa menjalankan tugas mereka dengan benar.

Seolah belum puas dengan keributan yang disebabkanya, keesokan harinya salah satu Artefak berharga keluarga Silverash ditemukan hilang dari ruang harta keluarga oleh para pelayan yang sedang bertugas membersihkan ruang harta.

Ketika berita ini sampai di telinga Ryan, dia sangat marah dan memerintahkan seluruh gerbang wilayah yang ada dibawah pemerintahan Archduke Silverash ditutup dan melarang keluar masuknya pelancong.

Hal ini menyebabkan keributan besar di seluruh wilayah, banyak prajurit berpatroli menjaga perbatasan wilayah dan tembok-tembok kota seperti situasi saat terjadinya perang.

Setelah beberapa hari mencari akhirnya artefak tersebut di temukan di sebuah toko senjata biasa dan dijual dengan harga 5 keping perak.

Saat Ryan datang ke toko itu secara pribadi dan melihat artefak keluarganya dipajang dengan harga 5 keping perak di etalase toko mulutnya berkedut dan ekspresi nya menjadi sangat jelek.

Dia mendatangi pemilik toko tersebut yang sudah mulai berlutut dilantai dengan ekspresi ketakutan diwajahnya, dia berkata dengan marah sambil menunjuk kearah artefak keluarganya..

"Katakan dimana kau mendapatkan barang itu !!!"

" tu-tuan ku ma-maafkan hambamu ini, a-aku membeli barang itu d-dari seorang anak kecil beberapa hari yang lalu "

"Apa kau bercanda denganku, kau pikir anak acak dari jalanan bisa membaw-"

[ Oh sial. ]

Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya dia mengingat bocah yang bukunya dia jual dan laporan pelayannya beberapa hari yang lalu.

"Yang mulia, tuan muda kedua mengamuk saat dia mendengar anda menjual buku-bukunya."

Awalnya dia tidak terlalu memikirkannya, dia menganggap kalau kemarahan anaknya akan bertahan beberapa hari saja, diluar harapannya anaknya tidak membuat keribuatan setelah hanya memecahkan beberapa barang, dia telah menganggap anaknya mengerti apa yang dia lakukan adalah untuk kebaikannya karena Evan selalu menjadi anak yang sangat cerdas, jadi dia tidak terlalu serius dalam menanggapinya.

[ Jadi itulah sebabnya dia tidak membuat keributan lagi, dasar bocah sialan, lihat saja apa yang akan kulakukan padamu nanti.]

Ekspresi wajahnya yang jelek kini menjadi semakin jelek, dia mengambil artefak itu dari tempatnya dan berjalan menuju pintu keluar, sesaat sebelum dia membuka pintu dia berbalik menatap pemilik toko dengan tajam dan melemparkan koin emas padanya.

"Ingat, jangan sampai berita ini beredar keluar,

jika aku mendengar sedikitpun desas-desus tentang apa yang terjadi hari ini, aku akan mencari kalian pertama kali "

Setelah mengucapkan kata-kata itu dia pergi meninggalkan pemilik toko dan para penjaga yang bergetar ketakutan.

[ Kastil Silverash ]

Hal pertama yang dilakukan Ryan saat tiba di kastil adalah mencari keberadaan anak keduanya, setelah dia tidak menemukannya dikamarnya dia mulai mencari ke seluruh kastil,

beberapa saat kemudian didekat pintu kamarnya dia menemukan seorang anak kecil berambut perak sedang melihat sekeliling dengan waspada, setelah merasa aman dan tidak ada yang mengawasinya anak kecil itu berusaha untuk membuka pintu, sayangnya pintu itu terkunci, seolah sudah mengharapkap hal ini anak itu mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya dan memasukkannya kelubang kunci.

klik..

Setelah membuka kunci anak itu memasukkan kembali kunci itu ke sakunya dengan senyum puas di wajahnya, dia perlahan-lahan memutar gagang pintu sambil bergumam dengan pelan.

"Hehehe... dasar tua bangka beraninya kau menjual buku-buku berhargaku tanpa izinku, kalau begitu akan ku jual semua barang yang ada di tempat ini !!! muahahahaa... "

Ryan adalah seorang ksatria tingkat tinggi, jadi indra pendengarannya cukup sensitif untuk mendengar gumaman dari Evan, seketika wajahnya langsung berubah hijau.

keesokan harinya gerbang wilayah Archduke dibuka kembali, semua warga merasa lega karena tidak ada masalah besar yang terjadi.

para pelayan di kastil yang dijatuhi hukuman di bebaskan dan dipekerjakan kembali, dan Evan Silverash dijatuhi hukuman penjara kamar selama 6 bulan.

Selama hukumannya dia mencoba kabur beberapakali dengan mengelabui pelayan dan memanjat tembok halaman yang tinggi, tidak jarang dia juga merusak pintu dan jendela kamarnya.

Sampai suatu hari para pelayan yang bertugas mengawasi Evan melaporkan bahwa dia telah hilang, seluruh pelayan mencari ke seluruh kastil tetapi tidak dapat menemukannya.

Keesokan harinya Ryan yang mendengar berita bahwa putra keduanya telah hilang bersamaan dengan berita dari kepala pengurus kuda bahwa lebih dari 50 kuda perang elit telah tiba-tiba mati keracunan mulai memijat pelipisnya sendiri sambil menyesali tindakannya.

[ Seharusnya aku tidak mengacaukan barang-barang iblis kecil sialan itu]

Setelah itu dia memerintahkan para pelayan untuk mendapatkan kembali buku-buku itu dengan segala cara dan menempatkannya lagi di kamar Evan.

Sepeti itulah pertarungan sengit antara ayah dan anak ini pun berakhir.

Penyihir

Ryan yang sedang mengingat beberapa kenangan buruk mulai tersadar kembali dengan sebuah ide cemerlang yang muncul dibenaknya.

"Dasar anak nakal, beraninya kau melanggar janjimu, sebagai hukuman kau akan berlatih bersama saudaramu mulai besok selama satu bulan kedepan !"

" t-tunggu, bukankah satu bulan itu berlebihan."

" tidak ada maaf bagi pembohong yang melanggar janjinya."

"... baik."

Evan hanya bisa menggertakan giginya tanpa bisa melawan balik saat ayahnya menggunakan kartu trufnya.

Saat Ryan mengembalikan buku-bukunya dia juga memintanya berjanji untuk berlatih minimal 5 jam sehari kalau tidak dia akan menjual lagi semuanya.

Setelah beberapa putaran debat yang panas akhirnya mereka setuju untuk menguranginya menjadi hanya 3 jam sehari.

Ryan tersenyum cerah mendengar jawaban putranya dan diam-diam mengacungkan jempolnya ke Rossaline yang berada di sampingnya.

Kemudian keluarga lima orang mulai menikmati makan malam mereka dengan suasana hangat dan harmonis.

Tidak seperti kebanyakan keluarga bangsawan yang sering terjadi perselisihan untuk memperebutkan kekuasaan diantara para pewaris, kedua penerus keluarga Silverash mempunyai hubungan yang cukup baik.

Hal ini dikarenakan kurangnya ambisi mereka untuk menjadi kepala keluarga.

Putra pertama Ernest Silverash adalah maniak seni beladiri, dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berlatih pedang dan meningkatkan kekuatannya, diusia yang baru menginjak 12 tahun dia sudah menjadi seorang ksatria Formal tingkat lanjut, bakatnya sama menakutkannya dengan ayahnya saat seusianya.

Sedangkan putra ke dua Evan Silverash adalah seorang kutu buku yang pemalas, meskipun bakat ksatrianya bahkan melampaui ayah dan saudaranya dia hanya tertarik pada buku dan tidak yang lainnya.

Hal ini membuat Ryan senang sekaligus sedih.

[ lihatlah anak-anak bangsawan lainnya, mereka berusaha keras untuk mewarisi posisi ayah mereka sedangkan kalian berdua hanya sibuk dengan urusanmu sendiri... dasar anak yang tidak berbakti !]

Kedua nyonya juga tidak mencampuri keputusan putra mereka, karena mereka sangat menyayangi putra mereka masing-masing, kedua ibu yang penyayang ini tidak akan memaksa putra mereka untuk menempuh jalan yang mungkin mereka sesali seumur hidup mereka.

Mereka hanya ingin putra mereka menjalani hidup yang bahagia dan berharap dapat menggendong cucu secepat mungkin.

Setelah makan malam yang hangat, mereka pergi ke ruangan masing-masing untuk beristirahat atau melanjutkan aktivitas mereka yang tertunda karena makan malam.

Setiap anggota keluarga bebas memilih ruangan mana yang akan mereka tempati, Evan memilih ruangan atau tepatnya sebuah rumah kecil yang terdiri dari satu kamar tidur, satu ruang belajar, satu kamar mandi dan sebuah halaman yang besar dan indah yang berada di bagian timur kastil.

Setelah memasuki halaman dia langsung menuju ke ruang belajar, di dalam ruangan banyak sekali buku yang tertata rapi di dalam rak buku, setiap buku mempunyai judul dan warna sampul yang berbeda, bahkan ada yang ditulis dengan bahasa yang aneh dan tidak dapat dimengerti, tapi jika diperhatikan dengan seksama akan terlihat satu kesamaan antara semua buku yang ada diruangan ini yaitu mereka semua terlihat sangat tua.

Diruang belajar ini terpasang beberapa batu cahaya sebagai penerangan yang dipasang ibunya yang khawatir tentang kesehatan mata putanya karena terlalu sering membaca.

Evan berjalan menuju satu-satunya meja yang terletak didekat jendela, diatas meja sudah ada beberapa buku yang dia baca sebelumnya, setelah duduk dan mencari posisi yang nyaman dia membuka penanda buku dan mulai membaca dengan serius.

Beberapa jam kemudian dia menutup bukunya dan berjalan keluar ruangan menuju sudut halaman, tidak ada pelayan disini kerena Evan telah memperingatkan mereka untuk tidak memasuki halamannya.

Setelah melihat sekeliling dan memastikan tidak ada yang mengawasinya dia mulai membaca sesuatu yang tampak seperti mantra dengan mengulurkan telapak tangannya kedepan dadanya.

~ Aku perintahkan engkau wahai roh api, berkumpulah menjadi eksistensi dari kehancuran ~

~ Fire Ball ~

Swoosh...

Tiba-tiba diatas telapak tangan Evan beberapa rune yang tampak abstrak muncul disertai dengan bintik-bintik oranye kecil yang berkumpul membentuk sebuah bola api kecil seukuran telapak tangan.

"Heeh... lumayan, sepertinya afinitasku terhadap elemen api lebih tinggi dibandingkan dengan elemen bumi."

Dengan lambaian tangannya, bola api seukuran kepalan tangan itu tiba-tiba padam dan tersebar menjadi bintik-bintik oranye sebelum menghilang ke udara tipis.

Benar !

Evan Silverash, putra kedua Keluarga Silverash sebenarnya adalah seorang penyihir.

Penyihir hampir mirip dengan ksatria, perbedaanya adalah para penyihir tidak mengolah aura tapi mengolah mana.

Berbeda dengan aura yang dapat digunakan untuk memperkuat tubuh seorang ksatria sehingga ksatria tersebut dapat melampau batas-batas manusia biasa fungsi mana adalah untuk dimanifestasikan diluar tubuh dalam bentuk elemen alami (air,api,bumi,angin dan lain-lain) yang dapat digunakan untuk menyerang musuh atau melindungi diri sendiri.

Seperti ksatria, penyihir juga memiliki beberapa tingkatan, tingkat pertama adalah murid penyihir yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu tingkat pemula, tingkat lanjut dan tingkat akhir.

Murid penyihir pemula adalah tahap dimana seseorang perlu merasakan mana disekitarnya, normalnya dibutuhkan 1 hingga 2 bulan untuk menyelesaikan tahap ini.

Tahap selanjutnya adalah murid penyihir tingkat lanjut yang mengharuskan murid penyihir untuk memahami dan menghafal rune-rune sihir yang rumit serta mengendalikan mana di udara dengan leluasa, kecepatan penyelesaian tahap ini tergantung pada pemahaman masing-masing individu.

Tahap terakhir mengharuskan murid penyihir untuk dapat melakukan sihir dasar dengan alat bantu, sebagai contoh untuk melepaskan sihir bola api diperlukan alat bantu seperti batu api atau belerang untuk mengukir rune bola api diatas kertas yang nantinya digunakan sebagai katalisator mana sehingga dapat membentuk bola api yang stabil.

Dan persyaratan untuk menjadi seorang penyihir formal adalah meyerap mana disekitar tubuh untuk membentuk sebuah cincin yang melingkari jantung, cincin ini disebut sebagai cincin hati.

Cincin hati seorang pernyihir terbuat dari mana murni yang di bentuk seperti gelang, dan dengan mengukir rune sihir kedalam cincin hati seseorang penyihir dapat langsung melepaskan sihir tanpa rapalan mantra.

Normalnya untuk mengeluarkan sihir seorang penyihir harus merapalkan mantra sebagai bentuk upacara untuk mengontrol elemen-elemen alam yang tersebar dan membimbingnya untuk membentuk rune sihir, semakin kuat sihirnya semakin panjang juga mantranya.

Sedangkan rune sihir sendiri adalah simbol-simbol yang mewakili elemen alam yang terbentuk dari penelitian dan eksplorasi para penyihir tentang kebenaran dunia dari generasi ke generasi selama ratusan ribu tahun.

Setelah mengukir rune sihir kedalam cincin hati seorang penyihir dapat melewati dua langakah diatas dan hanya perlu mengaktifkan mantra dengan kata sederhana, contohnya untuk melepaskan sihir bola api hanya perlu mengaktifkan rune yang sudah terukir di dalam cincin hati dan mengucapkan~ Fire Ball ~ .

Tapi seorang penyihir tidak dapat mengukir rune sihir ke dalam cincin hati sembarangan, untuk setiap cincin hati dibatasi hanya tiga rune sihir yang dapat diukir di dalamya dan rune sihir yang telah diukir tidak dapat dihapus atau diganti dengan rune sihir lain, jadi penyihir harus memilih rune yang akan diukir dengan hati-hati.

Setiap cincin hati hanya dapat menampung rune sihir di ringkat yang sama atau lebih rendah darinya.

Sebagai contoh penyihir dengan satu cincin hati hanya dapat mengukir tiga rune sihir tingkat pertama sedangkan pernyihir dua cincin dapat memilih untuk mengukir rune tingkat pertama atau kedua, tapi kebanyakan penyihir tidak akan sebodoh itu untuk mengukir rune tingkat pertama di cincin hati ke dua.

Tingkatan sihir dapat dibagi menjadi 1 - 9 cincin menurut efek dan penggunaan mana didalamnya, sedangkan sihir dasar hanyalah versi sederhana dari sihir satu cincin.

Evan mulai belajar sihir saat dia menemukan buku tua yang mencatat sebuah legenda tentang ksatria sihir dua tahun yang lalu di perpustakaan keluarga.

Alasan dia menyembunyikannya dari orang tuanya adalah karena ayahnya pasti akan memukulinya jika dia tahu kalau putranya berencana untuk menjadi seorang ksatria sihir.

Ksatria sihir adalah jalan yang sangat sulit untuk dilatih, banyak orang jenius yang mencoba jalan ini tetapi kebanyakan dari mereka gagal, hingga orang-orang mulai menyebutnya sebagai jalan penghancur bakat.

Tapi pasti tetap akan ada satu atau dua orang yang mencoba jalan ini dan pada akhirnya setiap dari mereka yang berhasil namanya pasti akan tersebar luas ke seluruh dunia.

Bagaimana tidak, seorang ksatria sihir dapat dikatakan tak terkalahkan di tingkat yang sama.

Penggabungan dari tubuh ksatria yang kuat dan sihir yang dikenal sebagai penghancur tertinggi jelas tidak sedehana 1+1.

Untuk mengolah jalan ksatria sihir diperlukan bakat yang sangat tinggi di jalan ksatria dan penyihir, selain itu waktu yang dibutuhkan juga dua kali lipat lebih lama dari ksatria dan penyihir normal.

Biasanya hanya orang yang sangat percaya diri dengan bakatnya dan orang gila yang percaya bahwa semuanya mungkin dengan kerja keras atau mungkin gabungan dari keduanya adalah orang yang mengambil jalan ini.

Dan Evan Silverash adalah salah satu dari mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!