NovelToon NovelToon

Setitik Cahaya

kisahku

Aku, Acha gadis yang saat ini akan menginjak usia 20 tahun.Wajahku yang tak rupawan, bahkan sering kali mendapatkan cacian, orang sekitar yang selalu membandingkan diriku dengan kakakku, yang wajahnya cantik, kulitnya putih, body goals. sedangkan aku wajahku hitam tubuhku gemuk. Aku juga tidak tau kenapa rupaku seperti ini. Tuhan yang telah memberikan aku rupa seperti ini, kenapa orang mempermasalahkan nya. Masa sekolahku dulu, aku adalah gadis yang sering kali di bully, atau yang lebih sering orang zaman sekarang bilang adalah body shaming. Aku lelah dengan semua hal itu, aku ingin berubah, aku ingin membuktikan pada semua orang, siapa diriku yang sebenarnya, tapi apa dayaku, dengan apa aku berubah, kapan takdir akan berpihak padaku, dan dengan cara apa aku merubah diriku, entahlah kita lihat apakah aku bisa mengubah takdirku ini.

Sore hari di kontrakan Acha.

"Nela, aku mau berangkat kerja dulu yah."ucap Acha yang sudah siap dengn seragam kerjanya.

"Oh, yaudah Cha, hati hati yah dijalan." ucap Nela.

"Iyah Nel, kamu juga jangan lupa jagain kontrakan yah,"ucap Acha.

" Iyah Iyah, sana aja berangkat, keburu telat." ucap nela.

"Yaudah, aku berangkat yah, assalamu'alaikum. " ucap acha sambil berjalan keluar.

"waalaikumsalam"ucap nela.

Acha berjalan kaki menuju jalan raya, untuk menaiki angkot. Saat iya berjalan, tatapan orang orang terhadapnya, sangatlah sinis, sehingga membuatnya menundukan diri. Padahal tidak ada yang aneh pada dirinya, apa karena dia gemuk dan berkulit hitam, sehingga orang orang menatapnya begitu.

"Ya Alloh, kenapa selalu saja seperti ini, yang aku dapat, berilah aku petunjuk ya Alloh, aku tidak ingin dipandang seperti ini, aku juga ingin diperlakukan, seperti selayaknya manusia yang lain, " ucap acha dalam hati. dengan mata yang berair ingin sekali dia menangis tapi dia tidak ingin terlihat lemah sehingga membuatnya hanya bisa menunduk dan terus berjalan menuju jalan raya.

Saat ini, Acha sudah sampai dijalan raya, dan menunggu angkot lewat.

Saat sedang menunggu angkot lewat, ada seorang nenek yang ingin menyebrang disana. Lalu Acha berpikir untuk menolongnya. ia menghampiri nenek itu.

"Assalamu'alaikum nek, ada yang bisa Acha bantu, " ucap acha menghampiri sang nenek.

"Waalaikumsalam nak, nenek, hanya ingin menyebrang kesana, " ucap sang nenek.

"Ayo nek, Acha bantu pelan pelan yah, nenek namanya siapa, " acha sambil menuntun nenek itu.

"Nama nenek, Siha, " ucap Nenek Siha.

"Oh, begitu yah nek"ucap Acha.

"Iyah, kalo kamu siapa namamu, Nak, " ucap Nenek Siha.

"Nama Aku acha,Nek" ucap Acha.

"Nama yang bagus, seperti orangnya, nak kamu sangat cantik, nenek ingin memberikan kamu saran sebaiknya kamu percaya diri, rawatlah dirimu, ubah penampilanmu makan kecantikan mu akan terlihat, " Nenek Siha.

"Nenek bisa saja, terimakasih nek atas sarannya yah, nah sekarang nenek sudah sampai, " ucap acha setelah menyebrang.

"Iyah terimakasih nak, " ucap Nenek Siha

"Sama sama nek, hati hati yah nanti dijalan." ucap acha.

"Iyah nak, jangan lupa pesan nenek yah" ucap nenek Siha.

Acha berjalan kembali ke tempat yang tadi dan selang beberapa lama, angkot yang ditunggu pun datang. lalu acha menaiki angkot tersebut.

Saat ini, acha sudah sampai ditempatnya bekerja.

Di sebuah resto besar dia bekerja sebagai pelayan disana.

Saat masuk, acha melihat orang dengan penampilan yang cantik dan body yang bagus.

"kapan yah aku bisa seperti itu, aku juga ingin secantik dia."ucap Acha dalam hati lalu dia berjalan menuju dapur dan mengganti pakaiannya.

"Cha kamu udah datang, ini tolong di anter ke sana yah pesanannya, "dena sambil menunjuk ke arah meja yang ada di pojok.

"oh, iyah baik" acha sambil berjalan membawa pesanan tersebut.

Saat acha sampai di meja itu.

"Ini tuan nyonya pesanan nya" ucap Acha.

"Oh, Iyah terimakasih, ngomong ngomong siapa yang memperkerjakan kamu disini. " ucap pengunjung itu.

"eummm, direktur disini, memangnya kenapa nyonya" ucap Acha.

"kau tak pantas jadi pelayanan restoran, lihatlah wajahmu hitam, tubuhmu gemuk, sangat tidak menarik untuk dilihat, " ucap pengunjung itu lagi dengan sinisnya.

deg.. deg.. ucapan itu seakan menusuk jantung Acha, namun Acha tetap menjawab dengan bijak.

"eumm begitu yah, kalo begitu, saya permisi kembali kebelakang, maaf membuat anda tidak nyaman nyonya, " ucap Acha matanya berkaca kaca.

"Yah pergilah, aku tidak sudi melihat wajahmu. " ucap pengunjung itu.

Acha langsung pergi begitu saja, dada nya terasa sesak,baru saja dia masuk bekerja, sudah mendapat penghinaan seperti itu, sangat menyakitkan, sekarang Acha berjalan menuju toilet, dia ingin menangis menumpahkan rasa sedihnya.

"Ya Alloh apakah aku seburuk itu, sehingga orang orang dengan teganya menghinaku, kenapa aku selalu dianggap berbeda, kenapa, aku bahkan tidak pernah berbuat salah kepada mereka, " ucap Acha sambil menangis.

Setelah selesai menumpahkan semua kesedihan nya itu, kini acha kembali bekerja dan menyelesaikan pekerjaannya hingga larut malam.

Sekarang acha akan segera pulang.

"Acha, kau mau naik apa, pulang jam segini," ucap Dena.

"Aku akan jalan kaki saja," ucap Acha.

"Apa kau tidak takut ada orang jahat, ini sudah terlalu malam, bagaimana kau menginap saja di kos an ku. " ucap dena memberi saran.

"Tidak usah dena, terimakasih, tidak ada yang akan berbuat jahat padaku, lagi pula siapa aku, tidak menarik, bahkan orang jijik melihatku. " ucap Acha.

"Heii Acha, jangan begitu kau itu cantik, cuman wajahmu kurang dirawat, bahkan kau setiap berpakaian apapun selalu bagus, kau hanya perlu merawat dirimu, maka kau akan berubah Acha. " ucap Dena.

"Akh tidak begitu, sudahlah aku ingin pulang, aku pergi duluan saja sampai jumpa lagi besok. " ucap Acha

"Yasudah, kau hati hati yah, Acha. " ucap Dena

Acha, berjalan menyusuri jalan, melihat indahnya malam yang bertabur bintang.

"Apakah aku bisa seindah malam, walaupun hitam tapi memancarkan keindahan, " ucap Acha dalam hati.

Dia terus menyusuri jalan yang sepi, dengan hati yang tak baik baik saja. bayang bayang cacian yang tadi dilontarkan oleh seorang pengunjung, memenuhi isi kepalanya.

Saat sedang asik berjalan, dengan pikiran yang tak menentu, tiba tiba terdengar suara.

brak... brak..

"hah suara apa itu, bikin takut aja, tapi arahnya disebelah sana, aku liat aja deh, " ucap nya dalam hati.

dia berjalan menuju arah suara tersebut, dan ternyata ada seseorang yang sedang dipukuli.

"Ya Alloh kasian banget, aku harus tolongin, akh gimana caranya, aku harus cari kayu. nah itu dia, eh tapi nanti aku juga takut di apa apain, mening aku setel aja suara mobil polisi mungkin bakalan berhenti, " ucap Acha

Acha segera membunyikan suara tersebut.

"Bro, ada suara polisi bro, ayo pergi nanti kita ketangkap. " ucap penjahat satu.

"iyah juga bro, ayo kita lari, tinggalin aja, dia udah babak belur ini. " ucap penjahat dua.

Lalu penjahat itu pun pergi, meninggalkan korban tersebut.

"Akhirnya pergi juga." ucap acha bernapas lega.

Acha lalu menghampiri orang tersebut.

"Apa bapak tidak kenapa napa, "ucap Acha.

"Tidak ada apa apa na, hanya luka dibagian kaki dan tangan, akibat tendangan mereka dan muka sedikit bonyok," ucap orang tersebut.

"Ayo, acha bantu berdiri, " ucap Acha mengulurkan tangan.

"jadi namamu Acha na, terimakasih sudah mau membantu bapak, bapak kira hari ini, akan menjadi hari terakhir bapak hidup, " ucap orang tersebut menerima uluran tangan Acha.

"Iyah pak, bapak jangan bilang seperti itu, Alloh baik sama bapak jadi dia ngirimin orang buat nolong bapak, yaitu acha, dan kalau boleh tau nama bapak siapa." ucap Acha.

"Nama bapak, Rayn Wijaya." ucap pak Rayn.

"oh, ayo pak acha bawa bapak kerumah sakit, biar luka bapak bisa di obati, " ucap Acha menuntun pa Ryan.

"Iyah terimaksih na, " ucap pak Rayn.

Mereka berjalan menuju rumah sakit, karena jarak rumah sakit cukup dekat. saat sampai di rumah sakit, luka bapak itu cukup parah, sehingga harus beristirahat dulu di rumah sakit.

"Suster bagaimana keadaan bapak Rayn. " ucap Acha.

"Ada luka yang cukup serius, jadi beliau harus beristirahat dulu di sini. " ucap suster tersebut.

"oh, kalo begitu terimakasih sus, apa saya boleh masuk" ucap Acha.

"oh, silahkan, " ucap suster, lalu berlalu pergi.

Acha masuk kedalam ruangan tersebut.

"Eum pak, apa bapak tidak apa apa saya tinggalkan sendiri disini, dan apa ada keluarga bapak yang mau bapak telpon, " ucap Acha berdiri di dekat ranjang pasien.

"Tidak apa apa nak, tidak usah bapak juga membawa telpon sendiri. " ucap pak Rayn menunjukan telon nya.

"yasudah kalo begitu, acha pamit pulang yah, " ucap Acha.

"Iyah hati hati dijalan yah nak, terimakasih sekali lagi, sudah menolong bapak. " ucap pak Rayn.

"Iyah pak, sama sama." ucap Acha.

Lalu Acha pergi meninggalkan ruangan tersebut, dan bergegas menuju rumahnya karena sudah terlalu larut malam.

berusaha

Saat ini Ia bergegas pulang menuju kontrakannya.

"Aduh gue harus cepet cepet nih, takutnya nanti Nela malah khawatir, mikir macem macem karena gue gak pulang pulang, " ucap acha.

Saat sudah sampai di kontrakan dan ingin membuka pintu.

"Lah kok dikunci, si Nela gak mikirin gue apa. " ucap acha, sedikit kesal.

"assalamu'alaikum Nela ... Nela ... cepet buka pintunya! Nela... " ucap Acha, sambil terus mengetuk pintu, tapi tak ada sahutan,

hingga setengah jam berlalu Acha masih tetap diluar, Nela tidak membukakan pintu untuknya.

"Keterlaluan banget nih si Nela, gak buka pintu, gue congkel nih kontrakan!" ucap Acha dengan penuh emosi, lalu berusaha membuka jendela kontrakan, namun sangat sulit karena dia tidak punya alat sama sekali.

"Assalamu'alaikum Nela cepet bangun, bukain pintunya, kalo gak bangun dan gak bukain pintu, gue tinggalin yah loh, gak balik balik lagi gue nanti kesini." ucap Acha,mencoba berteriak sekali lagi, berharap nela bangun.

Masih belum ada sahutan dari dalam, membuat Acha sangat kesal.

"La bener nih, gak akan buka, gue pergi nih yah" ucap Acha menghentakan kakinya di lantai.

Ajaibnya tiba tiba pintu langsung terbuka.

"Nah loh, dah di ancam baru dibuka, " ucap Acha,dengan muka kesal nya.

"Eh Acha, kok kamu ada diluar," ucap Nela, membuka pintu sambil mengucek kucek matanya.

"Gue baru pulang, gue nunggu loh dari tadi bukain pintu, " ucap Acha langsung masuk kedalam.

"Bukan nya loh udah pulang ya. " ucap Nela dengan polosnya mengikuti dari belakang.

"Bisa bisanya ngomong gitu, padahal gua dari tadi gedor gedor pintu, gua kira mah lu nge hawatir gua, taunya tidur, ngira gua udah pulang lagi, " ucap Acha langsung duduk di kasurnya dengan sedikit kesal.

"Hehe maafin gue yah, gue tadi soalnya , seinget gua lu udah pulang, apa berarti gua mimpi, " ucap Nela sambil memikirkan apa yang dia lakukan tadi

flasback on

Saat sudah selesai melaksanakan sholat isya, Nela diam sambil menunggu Acha pulang, namun saat itu tiba tiba dia ngantuk.

" Akh aku tidur aja dulu sebentar, Acha pulang masih dua jam lagi, jadi keburu lah aku udah bangun lagi, " ucapnya sambil membaringkan tubuhnya di kasur.

saat ini di mimpinya

Dia sudah terbangun dan membukakan pintu untuk acha.

"Cha gue tidur lagi yah." ucap Nela dengan sempoyongan.

"Yaudah gue mau bersih bersih dulu, baru tidur. " ucap Acha.

Setelah dia tidur kembali, dia merasa ada yang mengetuk pintu.

"Cha, tuh ada yang mau masuk siapa, loh bukain dong, gue ngantuk banget, "ucap Nela dalam hayalan nya.

" iyah siap"ucap Acha.

"Cha, kok makin kenceng yah suaranya" ucap Nela.

Tapi tidak ada sahutan, lalu tiba tiba dalam mimpi itu, ada sura yang mengancamnya.

"Buka gak loh, kalo gak dibuka gue tinggalin loh!"

Lalu di langsung terperanjat bangun.

"Siapa yah suara itu, biarin aja deh, lagian juga Acha kan yang tadi mau buka, " ucap Nela, lalu kembali lagi dia tidur. dia mendengar lagi suara seperti menyebut namanya dan langsung bangun.

"La bener nih gak akan buka, gue bener pergi nih."

"Bentar, kok kaya suara Acha" ucapnya, sambil melihat ke arah pintu dan dia tak menemukan Acha, di segera berjalan menuju pintu dan membukanya.

flashback off

"Jadi gitu ceritanya Cha" ucap Nela yang tadi mulai bercerita.

"Oh gitu yah ceritanya, di ancam baru sadar, tau gitu dari tadi gua ancam " ucap Acha sebal.

"Maafin yah Cha," ucap Nela dengan tatapan menyesal.

"Yaudah gak papa. " ucap Acha.

"Ngomong ngomong kok ini kaya dah larut malam banget yah, Cha" ucap Nela, memandang sekeliling.

"Yah emang, orang ini jam 12 malam. " ucap Acha.

"Lah terus loh dari mana aja dong, " ucap Nela, heran.

"Gue abis nolongin bapak bapak, kasian banget lagi dipukulin sama orang, terus gua nunggu dibukain pintu sejam," ucap Acha memutar bola matanya malas.

" Iya maaf Cha, tapi lu nolongin bapak bapak siapa, dan kenapa, " ucap Nela, penasaran.

"Ngak papa, bapak bapaknya tadi kayanya mau dirampok gitu," ucap Acha.

"Terus lu tolongin nya lawan penjahat, gitu! " ucap Nela, tampak serius.

"Ga lah ya kali, gua nyalain alarm polisi baru deh kabur, tuh perampok," ucap Acha.

"Pinter otaknya nih, kalau lu lawan, yang ada lu di rumah sakit ya sekarang, eh tapi sekarang bapak bapaknya gimana, " ucap Nela penasaran.

"Dia di rumah sakit, " ucap Acha, dengan santai nya.

"Lah emang parah keadaannya, terus kenapa ga lu tungguin, " ucap Nela.

"Kata suster sih ada luka serius gitu, ya orang bapaknya ga mau ditungguin, udah ya nanya nya, gua cape, gua mau bersih bersih,terus tidur yah. " ucap Acha berlalu ke kamar mandi.

"Ih, Acha gue masih penasaran! " ucap Nela, sedikit berteriak.

"La,kalo loh masih penasaran, loh datengin aja tuh rumah sakit, yang deket jalan, yang ada tulisan 10 km. udah gue mau bersih bersih, udah lu tidur aja sana! " ucap Acha, langsung menutup pintu kamar mandi.

"ih, Acha kok gitu sih," ucap Nela berteriak.

*****

keesokan harinya.

Acha dan Nela suda bangun subuh, dan melaksanakan sholat subuh. setelah itu mereka membaca Al-Quran dan berdoa.

"Ya Alloh, berikan kami rizky yang barokah, sehat, selamat dunia dan akhirat, " ucap Acha, sambil mengangkat kedua tangan nya didepan dada.

"Semoga di kasih jodoh, yang ganteng juga Cha, jangan lupa, " ucap Nela heboh.

"Iyah iyah deh aamiin" ucap Acha

Mereka lalu membereskan mukena, dan sejadah, lalu merapihkan tempat tidur mereka juga.

"Cha, hari ini loh gak kerja." ucap Nela.

"Engak, gue libur hari ini, " ucap Acha santai.

"Oh, kalo gitu kita beresin rumah aja sama sama, soalnya gue kerjanya siang, " ucap Nela.

"Yaudah kalo gitu, ayo kita bagi tugas, kamu nyapu yah, aku nyuci piring. " ucap Acha.

"yaudah ayo." ucap Nela.

Mereka melakukan apa yang sudah direncanakan dan kini sudah beres.

"nah La, sekarang gue ngepel, loh masak atau, mau gue aja yang masak, " ucap Acha.

"Loh aja lah yang masak, soalnya masakan loh yang enak, loh jago masak, " ucap Nela.

"Okey loh ngepel berarti, " ucap Acha.

"Beres lah. " ucap Nela.

Acha segera kembali ke dapur, dan menyiapkan bahan bahan masakan nya. karena di rumah hanya ada nuget, sayur sawi, dan juga tahu, acha membuat tumis sawi dan mengoreng naget, beserta sambal nya. sekarang Acha sedang menantanya didekat kasur.

"Emm wangi banget nih, Cha, gue gak sabar pengen makan," ucap Nela

"Loh udah selesai ngepel nya, " ucap Acha

"Udah beres semua Cha, " ucap Nela, selesai mengepel.

"Yaudah kalo gitu, loh cuci tangan sana, abis itu kita makan sama sama, " ucap Acha.

Nela bergegas mencuci tangannya. setelah itu dia makan.

setelah selesai makan kini mereka sedang mengobrol.

"Nel, gue pengen berubah deh, " ucap Acha, meratap langit langit kamar.

"Berubah jadi wonder woman?" ucap Nela.

"Bukan ih, maksudnya berubah nih tubuh gue, gue mau kurus, " ucap Acha, dengan jengkel.

"Oh itu mah gampang, loh olahraga aja tiap pagi." ucap Nela.

"Loh pikir gampang apa, olahraga tiap pagi, apa lagi gue yang males malesan gini, sukanya rebahan" ucap Acha.

"Kalo luh berusaha, gue yakin loh pasti bisa." ucap Nela meyakinkan.

"Iyah bener, gue harus berusaha, gue harus yakin, kalo gue itu bisa kurus. " ucap Acha.

"Jangan cuman yakin, olahraga juga dong, " ucap Nela.

"Yaudah ayo kita olahraga, yu, " ucap Acha bersemangat.

"Serius loh mau olahraga, " ucap Nela, antusias.

"Iyah serius, ayo cepetan kita berangkat, " ucap Acha, bersemangat.

"Loh semangat banget sih, ayo ganti baju dulu, kita. " ucap Nela, menatap Acha.

"Eh iyah lupa, yaudah yo kita ganti baju dulu, " ucap Acha.

Mereka menganti pakaian nya, dengan pakaian joging, dan sekarang mereka bergegas akan berangkat.

Saat di perjalanan

"Bu, bu, liat tuh si Acha, belaga nya mau olahraga, biar kurus, besok besok juga bakal ngak olahraga lagi, " ucap Ibu 1.

"Iyah tuh bener. " ucap Ibu 2.

Acha yang mendengarnya sedikit sakit hati, dengan cacian itu, tapi Nela mencoba menguatkannya.

"Udah Cha jangan didengerin, mening kita lanjut aja joging nya, buat jadi motivasi aja, dan buktiin kalo loh pasti bisa berubah okey. " ucap Nela, menyemangati sambil berlari.

"Bener gue harus bisa berubah, " ucap Acha.

"Yaudah semangat, " ucap Nela.

keinginan

pov pak Ryan Wijaya

Sekarang beliau yang berada dirumah sakit. Segera menelpon anak buahnya.

"Halo, " ucap pak Ryan.

"Iyah, halo bos, " ucap seseorang.

"Sekarang saya berada di rumah sakit, " ucap pak Ryan.

"Hah, bagaimana bisa boss." ucap seseorang.

"Kau cepat saja datang ke sini, dan bawa beberapa anak buahmu yang lainnya, " ucap pak Ryan.

"Baik bos, saya segera kesana, " ucap seseorang.

Selang beberapa saat, ada yang mengetuk pintu kamar rawat pak Ryan.

tok.. tok.. tok...

"Masuk" ucap pak ryan

"Assalamu'alaikum bos, bagaimana keadaan bos sekarang, apa baik baik saja, " ucap seseorang.

"Waalaikumsalam, aku tak apa, tapi kau tolong cari tau gadis yang menolongku, tolong jaga juga dia, aku ingin berterimakasih padanya nanti, karena dia sudah menolongku," ucap pak Ryan.

"Baik boss, akan saya jaga dan pantau, " ucap Manan.

"Bagus kalo begitu, " ucap Ryan.

"Kalo tidak ada lagi yang akan dibicarakan, saya permisi, selamat beristirahat," ucap Maman.

"Iyah, " ucap pak Ryan.

Saat pak Manan akan berjalan pergi. suara pak Ryan, menghentikan jalannya.

"Kalo istri saya menanyakan, jangan beritahu saya berada di rumah sakit, besok saja beritahu nya, " ucap pak Ryan.

"Baik bos, lalu saya harus bilang apa pada nyonya," ucap Manan, bingung

"Bilang saja, aku berada di kantor,dan sedang lembur," ucap pak Ryan.

"Oh, baik boss, " ucap Maman

Setelah kepergian Maman. pak Ryan beristirahat.

keesokan harinya.

Brakkk....

Tiba tiba pintu ruang rawat pak Ryan terbuka.

"Ayah, kenapa kau tidak memberitahu, kalau kau kecelakaan, bagaimana bisa seperti ini, " ucap bu Shena, khawatir.

"Tenang bunda, ayah tidak apa apa, tanyanya satu satu dong, " ucap pak Ryan.

"Bunda sangat khawatir, ayah." ucap bu Shena.

"Iyah bund ayah tau, tapi bunda tau dari mana, kalau ayah ada di rumah sakit, " ucap pak Ryan.

"Semalam...... "

Flashback on

Saat ini di rumah, bu Shena sedang uring uringan, karena suaminya tak kunjung pulang ,dia sangat khawatir akan hal itu, beberapa kali dia mencoba menelpon suaminya, tapi tidak ada jawaban.

"Aduh sudah hampir jam 12,tapi ayah belum pulang juga, aku telpon juga gak di angkat, ayah kemana sih. gak mungkin ayah lembur karena kalo ayah lembur selalu nelpon dulu bunda, jadi nya gak mungkin kalau lembur, " ucap bu Shena

Saat dia akan mencoba menelpon lagi, tiba tiba ... ada pak Maman masuk ke dalam rumah.

"Man, suamiku berada dimana, " ucap bu Shena.

"Emm .. tuan berada di ru_ eh maksud saya, di kantor nyonya, dia sedang lembur, dan sangat banyak pekerjaan, " ucap Maman dengan gugup.

"kenapa kau menjawab dengan gugup, " ucap bu Shena

"Tidak nyonya, tidak apa," ucap Maman.

"Jawab jujur, Maman." ucap bu Shena.

"Saya sudah berbicara jujur nyonya, bahwa tuan berada dikantor, sedang lembur. " ucap Manan.

"Kalau begitu, antar aku ke kantor sekarang juga!" ucap bu Shena.

"Ja_ jangan nyonya, aku mohon." ucap Manan.

"Kenapa jangan, kau kan bilang suamiku ada di kantor, jadi tidak apa aku ke kantor kan, lagian kantor suamiku, cepet ayo cepat antar aku." ucap bu Shena, dengan tegas.

"Emm nyonya, sebenarnya tuan berada di rumah sakit," ucap Manan, dengan ragu.

"Apa ... kenapa kau tidak bilang dari tadi, aku akan ke rumah sakit sekarang juga! " ucap bu Shena, mulai melangkah.

"Jangan nyonya, nanti tuan akan marah, kalau nyonya sekarang kerumah sakit, tadi tuan berpesan, untuk jangan beritahu nyonya dulu, " ucap Maman, dengan takut.

"Itu urusanmu Maman." ucap bu Shena, dengan tegas.

"Nyonya tolong, aku aku tidak ingin kena marah, nanti gajih ku di potong nyonya," ucap Maman, dengan tatapan memohon.

"Baiklah kalau begitu, besok saja aku kerumah sakitnya, " ucap bu Shena, merasa kasihan pada Maman.

"Nah, Iyah nyonya seperti itu saja, karena tuan juga menyuruhku untuk memberitahu nyonya pagi saja, " ucap Maman, dengan tatapan berbinar.

"Baik kalau begitu, kau harus sudah ada di sini jam 6 pagi untuk mengantarku, kalau kau telat gajih mu ku potong, "ucap bu Shena, dengan nada mengancam.

"Baik nyonya" ucap Maman, dengan takut takut,

Flashback off

"Jadi bagitu ceritanya, " ucap bu Shena.

"Kau tega sekali menakutinya, " ucap pak Ryan.

"Tidak apa, yang penting dia jujur padaku, " ucap bu Shena.

Pak Ryan hanya mengelengkan kepalanya saja.

"Kau, jangan memotong gajinya yah, " ucap bu Shena.

"baiklah istriku, " ucap pak Ryan.

"lalu sekarang ceritakan bagaimana kau bisa seperti ini, kenapa kau jadi seperti ini, bukan kah kau selalu ada dalam lindungan nak buah mu, cepat ceritakan padaku, " ucap bu Shena, penasaran.

"jadi ceritanya begini.......

Flashback.

Saat itu aku ingin pulang kerumah, dan aku tidak memeberi tahu kepada anak buahku, karena aku ingin merasakan tanpa adanya penjagaan, awalnya perjalanan berjalan lancar, tapi tiba tiba ada gerombolan motor dibelakangku. tapi aku biasa saja akan hal itu, dan akhirnya gerombolan sepeda motor itu pergi, dan tiba tiba saja dari depan ada yang menghadang mobil ku, aku syok akan hal itu, tapi aku mencoba tenang, tiba tiba ada orang yang menggedor gedor pintu mobilku.

"Woyy buka pintu mobilnya sekarang, cepet keluar loh, jangan diem aja. " ucap penjahat satu.

lalu aku keluar dari mobil, tapi tiba tiba mereka memukuli ku, aku yang tak siap dengan hal itu langsung terkapar. saat aku ingin mencoba untuk bangkit lagi tiba tiba mereka berdua menghajar ku. yang satu memukuli wajahku dan yang satu lagi menendang kaki ku. disitu aku hanya bisa berdoa dan memohon agar mendapatkan pertolongan dari Alloh. dan ternyata selang beberpa saat orang itu ingin menusukku dengan pisau, untungnya ada suara polisi yang menghentikan mereka dan pergi.

aku bersyukur akan hal itu. dan ternyata yang menolongku adalah seorang gadis yang bernama Acha. dan membawaku kerumah sakit.

flashback off

jadi begitu ceritanya" ucap pak Ryan.

"Ya Alloh, untung saja ada yang menolong mu" ucap bu Shena.

"Iyah, aku sangat bersyukur akan hal itu, " ucap pak Ryan.

"Lalu dimana gadis itu sekarang, " ucap bu Shena, penasaran.

"Dia langsung pulang semalam, " ucap pak Ryan.

"Kenapa kau membiarkan nya pergi, " ucap bu Shena, heran.

"Kasian dia juga ingin istirahat, makannya ku menyuruh dia pulang, " ucap pa Ryan.

"Tapi kita harus berterimakasih padanya, karena dia sudah menjadi penolongmu. " ucap bu Shena.

"Yah bunda dia memang penolong ku, tapi itu juga jalan Alloh, " ucap pak Ryan.

"Iyah ayah, bunda tau, tapi setidaknya kita harus berterima kasih padanya, " ucap bu Shena.

"Bunda tenang saja, karena ayah sudah menyuruh Maman, untuk mengerahkan anak buahnya, untuk menjaganya, dengan begitu kita akan tau keberadaannya, " ucap pak Ryan.

"Kenapa, ayah menyuruh anak buah ayah untuk menjaganya" ucap bu Shena.

"Sebagai bentuk terimakasih, dan ayah berkeinginan untuk mengangkat nya menjadi anak kita, " ucap pak Ryan, dengan tenang.

"Apa!. ayah ingin mengangkat nya sebagai anak, hanya karena rasa terimakasih semata, " ucap bu Shena heran.

"Tidak hanya itu bun, ayah melihat dia anak yang baik, kita juga tidak punya anak, dan tiba tiba ayah ingin mengangkat dia menjadi anak kita, apa bunda setuju," ucap pak Ryan.

"Oh begitu, tapi sebelum bunda setuju, bunda ingin mengetahui dulu wajahnya,dan seperti apa rupanya, " ucap bu Shena, sedikit penasaran.

"Dia gemuk dan kulitnya berwarna hitam tapi dia gadis yang manis," ucap pak Ryan.

"Oh seperti itu yah, nanti kita temuin saja dul," ucap bu Shena.

" Iya bun, ayah mohon bunda mau menerimanya sebagai anak angkat kita nantinya, setelah melihat dia, " ucap pak Ryan.

"Tentu saja bunda mau sebenarnya, karena bunda juga ingin merasakan punya anak, walaupun dia anak angkat, ngomong ngomong usia berapa dia" ucap bu Shena.

"Baguslah kalau begitu bunda, sepertinya usianya 20 tahun lebih" ucap pak Ryan.

"Sudah cukup dewasa ya, " ucap bu Shena.

" iya bun, ga papa justru bagus kan, kita sudah tua lagi pula, kalau adopsi anak masih kecil, kita yang kerepotan, " ucap pa Ryan.

" iya ayah benar juga, " ucap bu Shen.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!