Saat ini, di tahun 2015. Saat Tiara telah menginjak umur 13 tahun, ia masuk Smp Swasta yang ada di kotanya. Dan hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah.
"Tuk.. tuk.."
"Tiara bangun..!" Terdengar suara ketukan dari luar pintu kamarnya dan ternyata suara tersebut adalah suara ketukan Ibunya yang ingin membangunkannya.
Termenung, kemudian dengan perlahan, bangkit dari tempat tidur. Ia kemudian langsung masuk ke kamar mandi dan setelah selesai berpakaian Ia pun bersiap ke sekolah .
Tiara ke sekolah diantar naik motor oleh ayahnya. Sesampainya di depan sekolah, tiara pun turun dari motor dan langsung mencium tangan ayahnya. Ia tak lupa pamit untuk masuk ke sekolah.
"Ayah.. Tiara masuk dulu yah." Sambil mencium tangan Ayahnya.
Untung saja dia datang tepat waktu dan tidak terlambat, ia masuk ke kelas dan duduk di bangku paling depan. Dia melirik keluar dan tiba-tiba disaat itu juga, ada siswa yang baru datang bersama ibunya.
Ia bertemu teman pertamanya, pada saat di dalam kelas. Saat itu temannya adalah anak pemalu yang bahkan saat masuk kelas, Ia diantar oleh ibunya.
Tiara tertawa melihat siswa baru tersebut masuk ke kelas, lalu Tiara memberanikan diri menyapa.
"Halo...! nama kamu siapa? kenalin, aku Angelina Jolie, biasa di panggil Tiara."
lalu temannya pun menjawab,
"Halo! namaku Brad Pitt, tapi kamu boleh manggil aku Ijaz." geleng-geleng kepala dengan perkenalannya dengan Tiara.
Melihat Tiara yang sok akrab dengan anaknya, Ibu Ijaz memberitahu Tiara untuk menemani Ijaz. Karena ia tidak terbiasa dengan suasana pada saat itu.
Sebenarnya Tiara sangat senang, Saat ia pertama kali melihat Ijaz. Itu adalah awal pertemuannya yang menyenangkan dengan Ijaz.
Tiara juga senang bahwa meskipun Ijaz pemalu tapi dia juga baik kepadanya.
Tiara sangat mandiri pada saat itu, dia tidak takut terhadap temannya yang lain, dia juga berani melawan jika ada orang yang menyakiti dirinya dan temannya.
Tidak hanya Ijaz, dia juga punya teman yang lain yang selalu membantunya mengerjakan tugas yaitu Wakan dan Candra.
Wakan adalah teman Tiara yang sangat rajin dan pintar.
Tidak mau kalah dengan Wakan. Candra pun adalah anak yang pintar dan ambisius.
Tiara selalu meminta bantuan kepada kedua temannya yang pintar itu, jika dia tidak tahu tentang tugas atau materi yang diberikan.
Sebenarnya, Ijaz pun anak yang pintar. Tetapi karena kepribadiaannya yang pemalu, dia hanya mendapat nilai bagus, tetapi jarang unjuk diri di kelas.
Dihari-hari berikutnya, ijaz selalu membuat Tiara tertawa. Bahkan membuatnya lupa akan masalah-masalah yang sedang ia hadapi.
Sampai suatu hari..
Tiara tahu bahwa Ia menyukai Ijaz, teman sekelasnya yang selalu membuatnya merasa senang.
Ijaz selalu membuat lelucon yang garing. Meski begitu, Tiara sangat menyukai lelucon Ijaz.
Ijaz juga suka bermain sulap hanya untuk diperlihatkan kepadanya. Ijaz pun sangat suka bernyanyi, walaupun suaranya mampu membuat orang tutup kuping, karena tidak mampu mendengar suara Ijaz yang sangat berat dan serak (alias fals).
pokoknya saat Tiaraa bersama Ijaz, dia tak pernah khawatir tentang hal yang lainnya.
Tetapi Ia tidak tahu bagaimana perasaan Ijaz terhadapnya.
Yang dia tahu, bahwa dia hanya menyukainya.
Dia tak pernah bertanya langsung apakah ijaz juga menyukainya atau tidak, karena dia takut bahwasanya hanya dia yang punya perasaan seperti itu.
Entah bagaimana Wakan dan Candra menjadi temannya, yang jelasnya Tiara hanya bermain dengan teman cowoknya saja karena Ia sangat malas meladeni teman ceweknya yang lain.
Karena Ia tahu, jika Ia bergaul dengan teman-teman ceweknya, mereka hanya akan bergosip dan menceritakan satu sama lain.
****
Tiara hanya memiliki satu teman cewek, yaitu Desti. Desti yang selalu setia menemaninya, tapi karena kepribadian Desti yang agak suka memanfaatkan kebaikan Tiara.
Ia merasa kurang nyaman berteman dengannya. Desti punya pacar bernama Vero, dia selalu bercerita tentang vero kepadanya. Mulai dari sifat, tingkah laku, sampai masalah-masalahnya dengan Vero pun Ia ceritakan.
Desti dan Vero sebenarnya bertetangga yang cuman beda blok saja.
...Flashback saat Desti dan Vero bertemu...
Saat itu Desti jalan dan sampai di blok tempat tinggalnya Vero. Vero yang saat itu asik bermain bola dengan temannnya, tiba-tiba mendengar suara cewek.
"Permisi!!" kata seorang cewek.
Tetapi karena diabaikan oleh Vero yang mengira bukan dia yang diajak bicara.
"PERMISIHH! (menambah volume suaranya), mau numpang nanya" ucap Si Cewek dengan suara agak lebih keras.
Dan lagi-lagi Vero mendengar suara yang sama. Ia pun berbalik ke hadapan cewek itu.
Dengan senyum, cewek itu lalu bertanya.
"Maaf.. saya mau bertanya. Penjual makanan dekat sini, yang buka jam segini di mana yah?" tanya Desti.
Vero pun membalas senyum cewek itu lalu memasang gaya cool dan bilang
"Hmm..!! (sambil megang dagunya) kalo penjual makanan dekat sini, semuaya udah tutup jam segini." katanya, memasang tampang sok keren.
Karena Vero gak tega dengan Desti, Vero pun menyarankan untuk mengantarnya membeli makanan.
"Gimana kalo aku nganterin kamuu beli makanan di tempat lain? siapa tahu ada yang masih buka jam segini, mumpung aku juga lapar sekalian aja kita cari sama-sama"
"Yahh.. itupun kalo kamu mau." balasnya berniat mengantar.
Karena sudah tidak bisa menahan laparnya Desti pun mengiyakan ajakan dari Vero.
Seketika, Vero mengambil motornya yang terparkir di depan rumahnya dan membonceng Desti mencari makanan.
Di jalan, Desti bertanya ke Vero. Cuman untuk basa-basi karena merasa tidak enak sudah merepotkan.
"Kamu gak marah, aku gangguin kamu tadi main bola sama teman kamu?" Tanya Desti Sokab.
Vero yang mendengarnya, tersenyum dan bilang
"Marah untuk apa coba? aku tuh malah senang ditanya sama cewek secantik kamu" Gombalnya.
Sebenarnya dalam hati, Desti sangat senang dibilang cantik oleh orang yang memboncengnya. Namun, karena ia hanya malu, jika ia sampai ketahuan suka dengan perhatian yang diberikan cowok tersebut. Maka, ia berpura-pura tidak baper dengan gombalan cowok yang ada di depannya.
Vero tahu bahwa Desti senang dengan apa yang diucapkannya. Cowok seperti Vero tahu bagaimana sikap cewek, jika sudah kena gombal sama cowok sepertinya.
Karena sudah terbiasa melakukan hal seperti itu ke cewek-cewek lain. Makanya ia tahu persis bagaimana caranya agar ia bisa mengambil hati Desti.
Sudah banyak cewek yang termakan oleh kata-kata Vero.
selain karna dia cakep dan kaya, dia juga pintar mengambil hati cewek-cewek, dengan mengucapkan kata-kata mutiara andalannya, yang selalu ia gunakan jika ingin mendekati seseorang.(Emang dasar buaya)
Berlanjut dengan percakapan Desti dan Vero, walaupun sebenarnya Desti bilang bahwa dia tidak baper dengan perkataan cowok yang memboncengnya.
Dia sebenarnya senyum-senyum dibelakang Vero karena gak nyangka ada cowok yang bilang bahwa dia itu cantik.
Vero menimpali perkataan Desti,
"Kamu bukan cewek kalo gak cantik, emang kamu sejenis sama aku haha.. aku bilang cantik, yah emang karena kamu cantik."
Dan lagi-lagi desti merasa bahwa apa yang dikatakan Vero barusan hanya untuk membuat Desti senang.
"Yaudah deh terserah kamu aja." Desti bingung mau ngomong apa, dia hanya asal menjawab.
"Yaudah, kalo terserah aku.. pegangan dong! nanti kamu jatuh."
"Apaan sih, kan baru kenal masa udah megang-megang.. kamu yah mesum banget." kata Desti.
"Yah.. kan aku cuma peduli sama kamu, just it." Ucap Vero ke Desti.
Karena Desti melihat penjual makanan, Desti menyuruh Vero menghentikan motornya.
" Ehh, Ver lihat deh di sebelah kanan, ada rumah makan buka 24 jam, yuk kita makan disana aja." Ajak Desti.
Mereka memarkir motornya dan langsung masuk kemudian mencari tempat duduk.
Karena Vero mau lanjut gombalin Desti, dia pun mencari tempat yang nggak terlalu bisa didengar orang, kalo ngomong.
Dia milih duduk dipojokan, lalu ngajak Desti duduk disana.
"Ehhh.. kita duduk dipojokan aja yuk." katanya yang mengajak Desti.
Karena sudah sangat lapar, Desti hanya mengiyakannya.
"Yaudah,, HHHayuk !!" ucap Desti sambil menarik tangan Vero.
Mereka berdua pun duduk dan melihat menu yang ada, kemudian memesan.
"Mas..! nasi gorengnya 2 dong sama teh hangatnya 2, yang cepet yah Broo... soalnya saya dan teman saya udah lapar" ucapnya yang sok Akrab dengan masnya.
Masnya langsung menjawab "ahhh siyapppp,,, ditunggu yah!" tidak lama kemudian, pesanan mereka berdua sudah jadi.
Mereka mulai memakan makanannya sambil bercerita.
"Ehh kamu sekolah dimana?" tanya Vero sok asik memulai pembicaraan.
"Aku sekolah di Smp Karya Bangsa, sekarang aku baru kelas 1, kalo kamu ?" balas Desti.
"Kalo aku... sih sebenarnya Home Schooling, hah kelas 1? berarti aku lebih tua 2 tahun dari kamu dong." jawabnya.
Desti yang mendengar Vero bercerita tentangnya, bertanya kembali.
"Lah kenapa milih home schooling? kan gak seru gak bisa punya banyak teman." kata Desti.
"Karena aku tuhhhh gak bisa belajar yang banyak orang gitu.. aku sebenarnya yah pernah pas SD, mukulin temen sekalas aku, gara-gara cuma dia mau minjem buku aku." katanya.
kemudian melanjutkan.
"Yahhh.. mungkin, aku Cumannnn gak suka dideketin gitu, kek apasih minjem-minjem, kan bisa beli aja.. karena gak mau repot ayahku langsung nyuruh aku Home Schooling, sok kaya kan bokapku." ucap Vero.
Karena terlanjur asik bercerita tiba-tiba Vero natap Desti penuh rasa penasaran, Desti pun melihatnya seperti itu ia sangat penasaran dengan Vero.
Vero mendekatkan tangannya ketangan Desti, yang berada di atas meja. Kemudian menatap Desti, karena terbawa suasana.
Desti pun mendekatkan tangannya ke tangan Vero, cowok yang ada disampingnya itu. Dia pun menatap Vero yang juga menatapnya, kemudian Vero memegang tangan Desti yang sedari tadi sudah baper dengan suasananya.
"WWWAAAAAAKHHHHHH... " teriak Desti dalam hati.
Merekapun akhirnya berpegangan tangan.
Karena mereka berdua baru pertama kali melakukannya, mereka agak canggung dan salah tingkah satu sama lain.
Vero hanya menaruh tangannya di atas tangan Desti tapi yang dilakukan Desti malah membuat cowok yang memegang tangannya menjadi malu.
Desti menaruh tangan satunya di rambut Vero, merekapun tiba-tiba kaget saat mendengar suara langkah kaki melewati mereka.
Dan terjadilah speechless moment, momen dimana mereka sama-sama diam karna malu.
Mereka berdua hanya tatap-tatapan dan senyuman-senyum, yang entah hanya mereka berdua yang bisa menafsirkannya.
"Nomor kamu dong?" tanya Vero yang menyodorkan hpnya ke Desti.
"Nih, emang kamu mau apa dengan nomor aku." tanya Desti sok polos.
"YAHH .... nelfon kamulah kalo kangen." gombal Vero.
Mendengar gombalan yang dilontarkan cowok di dekatnya itu.
"kalo kangen samperin dong, kannnn.. kalo ditelfon ga bisa lihat muka kamu yang cakep kek MONYET, ehhh salah masa iya ada monyet secakep kamu." Kata Desti, balas menggombali Vero.
Vero yang mendengar hal itu langsung menarik napas.
"HMMM.. HHUHHH"
Mereka berdua pun sama-sama tertawa.
Karena mereka sudah selesai makan. Jadi, mereka berdua pun ke kasir dan membayar makanannya.
Karena sebagai cowok, tentu saja Vero yang ingin membayar dan karena Vero yang mengajak maka, dia yang bayar.
Tapi karena tidak enak dengan Vero, Desti pun ikut-ikutan menawarkan, kalo dia saja yang harus membayar.
"Ehh Ver aku aja yang bayar,, kan kamu udah nganterin.. masa kamu juga yang bayar" ucapnya Desti yang hanya basa-basi.
"Gak papa sayang, santai aja kan.. aku cowok masa aku dibayarin cewek sih." kata Vero yang keceplosan panggil Desti sayang.
Karena di depan mbak kasir. Jadi, Desti diam. Tapi mikirin apa yang dikatakan cowok disebelahnya itu.
Kemudian mereka berdua kembali naik motor untuk pulang.
Desti yang sudah sangat nyaman didekat Vero.
Walaupun pertemanan sangat singkat dan spontan, kemudian memeluk Vero yang sedang memboncengnya.
"OUHHH.." ucap Vero melirik kesamping karena kaget.
Tapi dia senang dengan perlakuan Desti.
Vero pun bernyanyi.
"Ku ingin dia yang sempurna untuk diriku yang biasa, kuingin hatinya ku ingin cintanya, kuingin semua yang ada pada dirinya."
Desti yang baper dengan lagu yang dinyanyikan Vero hanya senyam-senyum dan semakin lama semakin berani menempelkan wajahnya dipunggung cowok itu.
Mereka pun..
Akhirnya sampai di depan rumah Desti.
Pas Desti mau masuk ke rumah, dia menoleh kebelakang.
Dengan senyum cantiknya dan bilang "bye.. makasih yah! udah nganterin dan bayarin makan".
Dan Vero hanya menjawab " bye.. sama-sama yang (dengan suara yang seperti berbisik)." sambil mengedipkan mata agar terlihat keren.
****
Sampai di rumah, Vero langsung masuk kamar dan baring. Lalu mengeluarkan hpnya yang ada disaku celananya.
Mencari nomor cewek yang baru ia temui tadi.
Dia bingung mau nelfon atau ngechat. Tapi kalo nelfon takut ganggu. jadi, Vero hanya memulai percakapan lewat chat WA.
"Kamu udah tidur? SOMBONG AMAT." katanya dengan mengirimkannya lewat pesan.
Karna tidak ada respon dari Desti, dia pun ngirim chat lagi.
"YAHH.. pesan dari cogan kok gak dibalas?" tulisnya di chat.
A fewwwww momentss later...
Baru hpnya bunyi karena notif pesan, dari balasan chat yang dikirimnya.
"Belum tidur.. aku bukannya sombong, tapi tadi aku habis cuci muka, dan bersih-bersih, ehh.. tadi kok kamu bilang gitu sih?" ucap Desti penasaran.
Vero sok-sokan gak ngerti dengan yang dikatakan Desti.
"Bilang apa emang aku? OHHH ..., yang bilang kamu cantik?" balasnya.
"Bukan BUAYA (dengan sedikit penekanan), ituloh yang kamu manggil aku yang, emang kita ini apa?" kata Desti, yang sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan Vero.
"Emang gak boleh manggil yang, Buaya emang bisa manggil yang? memangnya kamu punya pacar? trus kenapa nggak nepis tangan aku tadi saat aku pegang tangan kamu, kamu kan bisa nolak, Kalo kamu tanya kita ini apa? yah aku terserah kamu mau definisikan hubungan kita apa, kamu definisikan kita pacaran, teman tapi mesra juga terserah dari kamunya." ucap Vero, menimpali perkataan Desti.
"Yahh!! aku cumannnn kaget, kan kita baru ketemu tadi masa udah manggil yang sih, aku emang nggak punya pacar, ini aja baru pertama kali pegangan tangan, AAKHHH... gila malu akunya nyebut, yah kita pacaran kan?" tanyanya lagi karena penasaran.
"Iya sayang kita pacaran,, kita kan udah pegangan tangan yang artinya kita sudah pacaran dong. Masa iya kita musuhan, HADEHHH... yaudah karena udah jam segini, mending kamu tidur besok! kan kamu sekolah." balasnya.
Desti pun tertidur setelah membaca chat dari Vero. Tanpa membalas pesan Vero yang masuk.
****
Keesokan harinya, Desti baru balas chat yang semalam Vero kirim.
"Pagi yang.." balasnya.
Tapi karena Vero tidak membalas chatnya, diapun bersiap-siap ke sekolah.
Pas sampai depan gerbang sekolah, Desti melihat Tiara yang sedang berjalan dan memanggilnya "Ara,,!! tungguin..." Teriaknya sambil berlari kegirangan ke arahnya.
Dia memanggil Tiara dengan sebutan Ara.
karena menurutnya nama Ara lebih enak di dengar, saking antusiasnya ingin bercerita ia tak perduli dengan hal lainnya.
Tiara kemudian bertanya pada Desti tentang hal yang membuatnya bersemangat.
"Kamu kesambet? punya utang? atau kamu diancem, coba cerita siapa tahu aku bisa bantu nimpuk." balasnya bercanda wkwkwk.
"Ara.. siapa coba yang diancem..!! ginihh ceritanya..." Jawab Desti bikin tambah bingung.
"Minta di tabok kamu yah supaya sadar. Masih pagi juga, ahh lama.. buruan! apaan sihhh segitunya." Ucap tiara tambah kesal penasaran.
"AKU PUNYA PACAR... AKHHH".
karena takut didengar oleh teman kelas yang lain, Desti menyarankan untuk bercerita di kelas saja.
"Hmmm.. gak jadi, dikelas aja." Tuturnya.
Karena bosan mendengar cerita Desti, Ia akhirnya mendiami temannya yang tersipu malu oleh cerita yang akan diceritakannya.
Mereka duduk di bangku yang bersampingan dan mulai membicarakan hal yang belum sempat ia ceritakan tadi.
"Kamu tadi mau gosipin apa sih.. Des? aku kan penasaran dengan apa yang ingin kamu katakan." Tanya Tiara.
Tidak ingin membuat penasaran. Desti pun langsung menceritakan bahwa Ia sudah punya gebetan.
"Ara Aku punya pacar." Mengulangi apa yang dikatakannya tadi
Tiara hanya mengangguk-anggukkan kepala
"Gimana ceritanya?" tanyanya penasaran.
Jam pelajaran pertama sudah di mulai, mereka berdua pun akan melanjutkan apa yang mereka bahas tadi saat jam istirahat.
"Kita lanjut bahas tentang aku dan pacarku nanti aja Ra.. pas istirahat, karena bel kan juga udah bunyi." Tuturnya, dengan menepuk pundak temannya. Lagi-lagi Desti menunda memberitahukan apa yang ingin diceritakannya.
"Terserah kamu mau cerita kapan."
Merekapun menyiapkan buku dan alat tulisnya untuk belajar, karena guru mereka sudah ada di kelas.
"Tiara pinjam pulpen dong." kata Ijaz, tepat berada disampingnya.
"Nih! tapi bayar yah, sejam lima ribu. Gimana? hahah." katanya sambil tertawa.
"Bayar pakai lagu bisa gak?" Rayu Ijaz membuat Ia terdiam, karena tidak ingin mendengar Ijaz bernyanyi.
"Yaudah ambil aja, gausah bayar pake lagu, nanti aku baper denger kamu nyanyi" Ucapnya berbohong.
****
Bel istirahat mulai terdengar, teriakan siswa dan siswi mulai meriuhkan kelas yang sempat hening tadi.
"YESS.... kita bebas, alam semesta mendengar doaku, kantin I'm coming." kata Wakan, yang membuat seisi kelas tertawa dengan yang dikatakannya.
"Ada-ada saja temanku satu itu, Wakan tungguin temanmu yang cakep ini." Kata candra berlari menyusulnya ke kantin.
karena masih tidak percaya dengan perkataan temannya, yang bilang bahwa ia sudah punya pacar.
Tiara kembali menanyakan tentang hal itu"Des gimana ceritanya kamu bisa dapat pacar secepat ini?" Ucapnya.
"Gini Ra.. aku kan, kemarin malam tuh laper banget nih. Terus orang rumahku kan gak ada yang masak, karena mereka semua makan diluar. Mana bibiku juga udah pulang, jadi.. aku keluar deh cari penjual makanan yang ada dekat rumahku. Nah,, karena aku ga dapet di sekitar blok rumahku, aku ke blok yang lain yang berada didekat blok aku. TERUSS... aku ngeliat ada cowok kan, main bola dilapangan gitu. Yah... aku samperin dan aku nanya ke dia, penjual makanan deket sini masih ada yang buka gak? NAHH .. dia bales pertanyaan aku yang dan bilang keknya udah tutup semua deh, kalo mau aku anter aja gimana? pas dia ngomong gitu, aku langsung setuju. Karena udah gabisa nahan lapar, kamu TAUUU!! apa yang dia lakuin ke aku? dia gombalin aku AGHKKK... gila bangetkan baru pertama ketemu trus udah gitu dan dia megang tangan aku pas aku lagi di tempat makan gilaaa!!" kata Desti histeris menceritakan kisahnya dengan Vero.
Mendengar kisah Desti, Tiara mulai iri dengan apa yang terjadi kepada teman sekelasnya tersebut.
Ia merasa bahwa yang terjadi kepada temannya adalah hal yang Ia inginkan terjadi kepadanya dan Ijaz
"Kok bisa yah... Desti ketemu cowok sekeren itu, berani ngedeketin dia, aku kapan yah, bisa dideketin juga." Tuturnya dalam hati, yang sangat iri dengan pertemuan Desti dan Vero.
"Emang sih.. Desti cantik dan pandai bergaul. Selain keduanya, dia juga sangat beruntung dibanding aku yang biasa-biasa saja, jangankan cantik, yang deketin aja gak ada."kata Tiara, yang berbicara sendiri.
Setelah kembali dari kantin. Candra pun melihat seseorang sedang berbicara sendiri.
Ternyata itu adalah Tiara. Karena timbul keinginan untuk usil padanya, Ia lalu berteriak dengan lantangnya "Selamat siang pak.." dengan tertawa kecil lalu mulai masuk kelas.
Tiara langsung berlari dan mulai merapikan duduknya, ia melihat ke pintu dan menunggu gurunya datang.
Tetapi ia mulai tersadar saat berada di kelas, Ia belum mendengar bel masuk berbunyi. Tiara berteriak dan langsung bergegas ke bangku Candra. Tetapi, ia sudah lari duluan, melihat reaksi Tiara m kesal sudah menunggu guru yang dikiranya akan masuk ke kelas.
"CANDRAAAA.. awas kamu yah." karena lelah mengejar temannya itu, Ia pun berhenti. Lalu, duduk di lantai. Tapi Candra mengulurkan tangannya untuk membantu Tiara berdiri.
"Jangan duduk dilantai,, nanti lantainya kotor kamu dudukin." ledeknya, sambil berlari lagi karena sudah menipu Tiara.
"Bisa-bisanya kamu nipu aku, Wah.. Candra bangsat" Katanya emosi dan terengah-engah mengejar Wakan.
Tiara kembali ke tempat duduknya dan ia mendengar bel masuk berbunyi. Teman-temannya juga mulai berbondong-bondong masuk ke kelas.
Masih kesal dengan perbuatan Candra, ia melihat ke arah Candra dengan mata melotot.
"Tunggu saja pembalasanku!!" katanya dengan suara tipis.
"Oke sayangku... aku tunggu pembalasanmu, I lop yu." balasnya dengan suara yang hampir semua teman kelasnya dengar.
"Kamu pacaran cannn sama candra?" tanya Desti yang penasaran, yang mendengar Candra panggil sayang ke Thdjana.
Mendengar hal itu, sebuah kotak pensil melayang ke arah Candra yang saat itu sibuk melihat hpnya.
BRUKKKkk..
karena tidak menepis kotak pensil itu, kepalanya terdorong kebelakang dan terkena kotak pensil yang Thdjana lemparkan.
"Rasain tuhhh, kapok kan.. awas kalo kamu manggil-manggil aku sayang lagi." kata Thdjana, yang sebenarnya juga merasa bersalah. Karena terlalu kasar, melempar kotak pensil itu.
"Yah berdarah,, yaudah sayang kutunggu balasan selanjutnya" celotehnya, yang tidak kapok mengganggu temannya itu.
Karena tidak tega dengan apa yang sudah dilakukannya, Thdjana diam-diam ke UKS meminta plester obat untuk diberikan ke Candra.
Dia kembali ke kelas dan langsung ke tempat duduk Candra.
"Nih ambil, luka kecil aja manja gituh." katanya sambil melirik ke luka di dahi candra.
"Katanya luka kecil tapi kenapa ngambil plester obat, CIEE..! CIEE..! perhatiannya sayangku yang satu ini. Pasangin dong... kan kamu yang nyakitin aku." Candra yang minta untuk dipasangkan plester obat, tidak bosan-bosannya jahil dengan memanggilnya sayang.
Lagi-lagi, Thdjana menahan diri untuk memukul temannya itu dan malah mengobati Candra yang terluka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!