Fiera Alika Baksara, siswa kelas 2 SMA yang kini menjabat sebagai ketua OSIS. Fiera merupakan siswi pertama yang menjadi ketua OSIS ,sebelum sebelum nya selalu siswa yang mendudukinya.
Memiliki sikap yang tegas, ekspresi datar dan juga jutek membuat dirinya di takuti oleh siswa siswi lain. Semenjak Fiera menjadi ketua OSIS, populasi tukang bolos dan telat semakin berkurang. Mereka tidak berani menghadapi Fiera jika sudah berpatroli. Ketahuan, dan ingin kabur? Itu hanya usaha yang sia sia.Karena Fiera akan menangkap dan memberi sanksi yang tegas kepada si tukang pelanggar aturan.
Untuk setiap organisasi, dan kemajuan sekolah dalam prestasi. Fiera sangat handal, dengan kejelian dan kepintaran dirinya, ia bisa menggali setiap bakat yang di miliki oleh teman teman sekolahnya. Sehingga semua orang bisa melihat, di awal jabatannya ia sudah membuat sekolah Laksana jaya meraih kemenangan di bidang akademi, dan membawa piala juara pertama.
Selain itu, Fiera merupakan seorang siswi yang memiliki paras cantik. meskipun jutek dan cuek, Fiera tetaplah menjadi primadona di sekolah nya. Ia memiliki dua sahabat yang selalu vada untuk nya. Yaitu, Angle dan Raisa.
Angle orang nya tomboy, lucu dan sangat sayang pada kedua sahabatnya. Ia menjabat sebagai sekretaris OSIS. Sementara Raisa, si imut dan Lola tidak mau mengikuti jejak kedua sahabatnya itu. Menurut Raisa, ikut OSIS sama saja menambah beban otak nya. Dia orang yang tidak mau ribet.
Di antara ketiga gadis cantik itu, Raisa merupakan fake girl. Dia adalah siswi polos yang suka bergonta ganti pasangan di setiap malam minggu. Kira kira itu polos atau gimana?? Ah gak tahu lah, biar itu jadi urusan tu bocah.
Kehidupan Fiera terlihat biasa saja, kedua orang tuanya adalah pembisnis hebat. Kedua orang tuanya merupakan seorang CEO di Perusahaan yang berbeda. Di depan mata orang luar, Fiera merupakan anak yang sangat beruntung memiliki orang tua yang hebat. Namun, anak anak tetaplah menginginkan kasih sayang, bukan uang nya saja.
Kadang, Fiera merasa tidak penting di dalam hidup keluarga nya. Ia sering sendiri di rumah, bahkan ia merasa tidak di perhatikan. Fiera sudah melakukan apapun agar kedua orang tua nya melihat pada nya.
Segala prestasi yang Fiera raih, adalah sebuah bentuk usaha agar kedua orang tuanya melihat dan memberikan apa yang ia inginkan.
Namun sama saja, Fiera sudah lelah berharap. Sekarang, ia mulai menjalani kehidupan seperti biasanya. Mengikuti segala organisasi hanya untuk membuat dirinya sibuk.
Hari ini, seperti biasa nya Fiera bangun sangat pagi. Membersihkan tempat tidur, dan mempersiapkan diri untuk melewati kehidupan yang sama saja dari yang sebelum belum nya.
Setelah selesai bersiap, Fiera turun menuju ke meja makan sembari menyandang tas ransel nya.
Di meja makan, terlihat mama dan papa nya sudah duduk di kursi yang saling berlawanan. Pemandangan yang sama di setiap paginya. Mama nya sibuk dengan ponsel nya, sedang kan papa nya sibuk dengan koran nya.
"Pagi..",sapa Fiera hany sekedar formalitas saja.
"Pagi sayang"
"Pagi sayang"
Kedua nya sama sama membalas, tapi tidak melirik ke arah putri mereka.
"Aku pamit" lirih Fiera lagi, ia tidak berniat makan bersama dengan kedua orang tua nya. Ia sama sekali tidak memiliki niat itu, kenapa? Karena ia tidak mau jadi patung yang akan menyaksikan kesibukan mereka masing-masing.
Untuk apa aku kalian buat? Kalo kehadiran ku tidak penting bagi kalian. Aku anak atau boneka? Kalian selalu sibuk dan memikirkan diri kalian sendiri!.
Fiera tiba di sekolah, terlihat angle dan Raisa sudah menunggu nya di parkiran.
"Morning, my baby Fie!!!" Sapa Raisa penuh semangat. Namun, di balas dengan sapaan biasa oleh Fiera.
"Cih, di kacangin" ejek Angle yang langsung mendapat pukulan dari Raisa.
Fiera dan kedua sahabatnya berjalan menuju ke ruang OSIS. Sebagai rutinitas ketua OSIS, Fiera selalu berpatroli sebelum masuk ke kelas setelah bel masuk berdering.
"Eh bentar lagi bel" pekik Raisa melirik jam tangan nya.
"Gue mesti ke kelas kan?" Ujar nya lagi.
"Tentu aja, emang Lo mau. Kita tangkap, dan di hukum?" Sahut Angle menakut nakuti Raisa.
"Ih ogah, bisa bisa betis sama paha gue Pisa dari tubuh gue. Gak, gue gak mau!!!!" Raisa berteriak membayangkan dirinya di hukum oleh Fiera, lalu ia berlari sekencang nya menuju ke kelas.
Fiera menggeleng melihat tingkah sahabatnya satu itu. Polos tapi fake.
"Dasar, badgirl Abal Abal" cibir Angle tertawa, ia berhasil mengerjai teman nya.
"Udah ah yuk cabut, gue mau periksa laporan kegiatan yang kemarin.Belum sempat gue baca" ucap Fiera. Mereka pergi menuju ke ruang OSIS. Jam masuk masih ada sekitar 10 menit lagi, jadi mereka bisa sedikit bersantai.
Beberapa menit setelah nya, anggota OSIS lain nya mulai berdatangan. Mereka semua memberi salam pada Fie selaku ketua mereka.
"Gue denger ni yah, dari bokap gue. Bakal ada anak baru ni di sekolah kita" ujar Susi, dia merupakan anak dari guru bahasa English di sekolah ini. Segala informasi Susi paling update tentang sekolah mereka.
"Beneran?" Tanya teman nya.
"Iya, klaian gak percaya? Kata bokap gue ni yah. Dia ganteng banget"lanjut Susi.
"Wah bagus ni, kita bisa cuci mata" sahut teman nya lagi.
Obrolan sekelompok anak OSIS itu terdengar oleh Angle, dan Fiera juga.Tapi Fiera terlihat tidak peduli dengan obrolan mereka.
"Eh, kalian ngomong apa tadi?"tanya Angle penasaran.
Susi langsung berbalik dan memberitahu Angle dengan senang hati.
"Sekolah kita bakalan ada anak baru Angle, dia itu tampan banget. Lo bisa kaya nya berganti penampilan. Siapa tahu tahun ini Lo jadi peminim dan bisa merasakan apa itu cinta" ucap Susi, lalu tertawa bersama teman temannya. Bukan hanya Susi, Fiera pun ikut terkekeh mendengar canda lan Susi.
Angle cemberut, ia kesal pada Susi yang selalu mengomentari dirinya yang tomboy. Bukan mengejek, Susi hanya ingin angle tampil beda dan sedikit peminim.
"Gak lucu!" Sungut Angle menghentak kan kakinya pergi dari hadapan mereka.
Kring!!!!!!!!!!!
Bel masuk pun berbunyi, Fiera dan pasukan OSIS langsung keluar dari ruangan dan mulai mencar untuk berpatroli.
Dari arah luar gerbang, terlihat sebuah motor melaju masuk melewati gerbang sekolah. Pak satpam yang sedang menarik gerbang langsung melompat kaget merasakan hempasan angin yang kuat saking laju nya motor itu.
"Astaga, di dalam sekolah pun masih ugal ugalan" gerutu pak satpam menggelengkan kepalanya, ia kembali melanjutkan menarik gerbang dan menguncinya.
Motor itu berhenti di parkiran, terlihat seorang pria mengenakan seragam SMA Laksamana jaya turun dari atas motornya. Yah, pria tampan itulah yang membuat pak satpam kaget. Pria ini merupakan anak baru di sekolah ini, ia sudah terbiasa datang terlambat dan yah karena itulah dirinya sering berpindah pindah sekolah.
Laksamana Jaya merupakan SMA ke 10 yang pria itu tempati. Dengan alasan yang sama pria itu terus berpindah pindah sekolah.
"Huh, seperti nya gue terlalu cepet nih datang nya" gumam pria itu tersenyum miring.
Tanpa membawa tas, hanya bermodalkan tampang. Pria itu berjalan santai dari parkiran menuju ke ruang kepala sekolah.
Karena hari ini adalah hari pertama nya, pria itu sedikit kebingungan mencari dimana ruangan kepala sekolah.
"Berhenti!!" teriak seseorang dengan suara tegas nya. Pria itu pun berhenti dan berbalik melihat siapa yang sudah berteriak kepada nya.
Bukan nya takut, pria itu malah melirik kiri dan kanan mencari apalah ada orang lain di sekitar nya. Ia tidak mau malu jika nanti terlalu percaya diri menyahuti teriakan seseorang.
",Heh, kita itu ngomong sama Lo!" bentak Angle. Ia berjalan mendekati siswa yang dengan tidak tahu malu nya berjalan santai di saat bel sudah bunyi.
"Kalian ngomong sama gue?" tanya pria itu lagi sembari menunjuk dirinya.
"Ya iyalah, masa kita ngomong sama kebo!" balas Angle lagi. Fiera masih diam, menatap siswa yang mengenakan seragam sama seperti dirinya dengan seksama.
Seperti nya cowok ini anak baru yang Susi bilang. Heh, di awal masuk aja udah gak taat aturan. Apalagi sudah menjadi siswa di sini!.
"Fie, kok bengong aja sih. Nih telat nih" kata angle menyenggol bahu Fiera.
Fiera menghela nafas, ia menatap pria itu intens.
"Lo anak baru?" tanya Fiera. Siswa itu mengangguk ragu.
"i-iya, gue baru pindah di sini. Pusing nyari ruang kepala sekolah" jawab nya jujur sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Busiet, ni cewe menarik juga. Meskipun jutek dan terlihat datar banget. Tapi, aurah kecantikan nya berkoar banget man..
"Heh! kok Lo malah bengong sih. Kesambet Lo yah!" teriak Angle menyadarkan pria itu.
"Lo lanjut patroli, gue anter cowo ini ke ruangan pak Somat" ujar Fiera.
Angle mengangguk mengerti, lalu ia kembali melanjutkan patroli.
"Lo. Ikut gue!" Fiera berjalan lebih dulu, wajah nya benar benar datar tanpa ekspresi.
"Ni cewe batu atau apa sih. Datar banget!"gumam siswa itu yang masih terdengar oleh Fiera.
"Gue mendengar nya!" balas Fiera ketus.
"Huh, apa ?" siswa itu langsung berjalan cepat menyusul Fiera yang berjalan cepat menuju ke ruangan kepala sekolah.
"Ini ruangan kepala sekolah, Lo bisa mengetuk lalu masuk." kata Fiera setelah mereka sampai di depan ruangan kepala sekolah. Siswa itu tak merespon, ia malah menatap wajah Fiera dengan senyum senyum sendiri.
Pluk~
"Ahw" siswa itu malah meringis kesakitan sbari memegangi kaki nya, dengan sengaja Fiera menginjak kaki nya.
"Lo gila yah? sakit tahu kaki gue"
"Makanya, Jangan bengong terus. Dasar, cowo aneh!" dengus Fiera, lalu pergi meninggalkan siswa aneh yang menurut nya akan menjadi berandalan baru di sekolah nya.
"Cantik sih cantik. Tapi sayang, jutek" gumam siswa itu menatap kepergian Fiera, lalu ia berbalik menghadap ke ruangan pak Somat.
"Astaga!!" pekik siswa itu kembali kaget. Pria tua dengan tiba-tiba sudah berdiri di depan wajah nya.
"Ha, kamu ngapain di sini? kenapa masih belum masuk?" tanya kepal sekolah.
"Maaf pak, saya siswa pindahan. Dan baru masuk hari ini" jawab siswa itu sopan.
"Ohh jadi kamu anak nya Braindi itu?"
Siswa itu mengangguk cepat, ketika nama papa nya di sebut pak Somat.
"Oh yaudah, silakan masuk. Saya sudah menunggu kamu sejak tadi" kata pak Somat. Siswa itu pun mengangguk pelan, lalu mengikuti pak Somat masuk ke dalam ruangan nya.
~•
"Guys!!!!!. Guysss!!!!!!" Susi berlari masuk ke dalam kelasnya dengan berteriak histeris, membuat semua perhatian di kelas nya langsung tertuju kepadanya.
"Ada apa sih Susi, Lo bikin gue jantungan deh!" gerutu yang lain.
"Aduhh, kalian akan lebih jantungan lagi jika mendengar apa yang gue sampein nanti!" balas Susi.
"Yaudah, bilang aja sekarang Susi, jangan buat kita penasaran!" desak Raisa.
Bertepatan saat itu, Fiera dan Angle masuk ke dalam kelas. Seketika semua siswa langsung berhamburan ke kursi masing-masing, kecuali Susi dan Raisa.
"Yah, kalian malah kabur! gue kan belum umumim" gerutu Susi, ia belum sadar jika Fiera sudah masuk ke dalam kelas.
"Seperti nya kita ngobrolnya nanti saja Susi, pas istirahat nanti" lirih siswi lain dengan nada sedikit pelan.
"Kenap-" Susi langsung menutup mulutnya ketika berbalik dan mendapati Fiera berdiri di belakang nya.
"Seperti nya kalian benar, hehe,,,, kita bicara nanti" Susi tercengir.
Kelas 2 IPA satu langsung hening, mereka sebenarnya sangat penasaran dengan pengumuman yang akan Susi katakan, tapi mau bagaimana lagi. Fiera sudah datang, waktunya untuk mereka belajar.
Melihat wajah penasaran teman teman nya, Susi menjadi tidak tega. Ia berdiri lagi dari duduknya, lalu berjalan ke depan kelas.
"Guys, di sekolah kita itu bakalan ada anak baru, dan dari data data yang gue tahu ni yah. Dia tampan banget guys!!! sebaik nya kalian berdandan deh sekarang!" seru Susi.
Namun, reaksi teman teman nya tidak seperti yang di harapkan nya. Mereka semua terlihat biasa saja, dan hanya menggigit bibir mereka menahan gejolak yang benar-benar akan meledak sekarang.
"Benarkah? wahhh kita harus tampil cantik nih" ujar Raisa.
"Kalian yang lain kenapa diam aja?" tanya Randi, si mulut ember di kelas IPA.
"Bahagianya simpen aja buat nanti" kekeh siswi yang duduk tak jauh drai meja Fiera.
"Yah, gak seru" gerutu Susi, ia gagal membuat kelas nya heboh.
"Gue sama Fiera udah lihat siswa pindahan itu." celetuk Angle, Susi dan yang lain nya langsung menoleh pada nya.
"Beneran???" tanya Raisa.
"Menurut gue dia cowo biasa aja, gak seperti ekspetasi kalian. Sebaiknya jangan berharap lebih deh" kata Angle acuh.
Sementara Fiera hanya menghela nafas melihat teman teman sekelasnya sibuk apabila ada anak baru, apalagi anak baru itu laki laki. Padahal, menurut Fiera di sekolah nya masih banyak pria yang tampan dan bergaya cool di sekolah nya.
"Guys, kalo Angle mah kita gak perlu dengerin. Dia kan gak suka laki" bisik Susi.
"Heh, Lo pikir gue lesbi apa!" bentak Angle marah.
"Haha, canda Angle. Lagian kita gak percaya sama deskripsi Lo. Lo kan acuh banget sama cowo, mau gimana tampan juga, Lo gak bakal tertarik. Karena sifat Lo itu beda sama kita" jelas Susi.
"Bener juga" celetuk siswa lain.
"Angel, ntar sore Mabar yak!" ajak siswa lain.
"Oke, Lo traktir makan yak!" sahut Angle.
"Oke."
"Nah tu liat, dia tahunya game dan bola. Gak bakal peduli tampan atau tidak nya seorang pria" gerutu Susi.
"Serah Lo deh"
Susi terus berkoar di depan, ia mengatakan semua tentang siswa pindahan itu. Raisa pun sudah ikut berdiri saking semangatnya.
"Selamat pagi anak anak!"
ucap Bu guru yang sudah berdiri ambang pintu kelas.
"Astaga!" pekik Susi, ia langsung berlari dan duduk ke kursinya.
...----------------...
"Baiklah anak anak, hari ini ibu membawa seorang siswa yang akan menjadi teman baru untuk kalian semua" kata Bu Rena. Anak anak langsung bersorak gembira, khususnya untuk para siswi. Mereka sangat bahagia mendengar kabar ini, anak baru itu ternyata masuk ke kelas nya.
"Kamu. Silahkan masuk!" titah Bu Rena.
Dari luar, masuk lah seorang siswa yang tadi di antar oleh Fiera. Senyum manis terukir indah di bibir siswa itu.
"Anjirrr tampan banget!!!"
"Apa gue bilang, dia tampan!!"
"Apaan sih, biasa aja gue lihat" komentar Angle. Namun, teman teman nya tidak peduli dengan ucapan nya, mereka malah fokus ke depan.
Fiera sama seperti Angle, ia terlihat tidak peduli dengan siswa baru itu. Fiera malah sibuk membolak balik buku nya.
Posisi duduk di kelas ini adalah sendiri sendiri, namun memiliki jarak yang lumayan deket, karena mereka semua kan banyak.
Fiera duduk di barisan tengah, di depan nya ada Angle dan di samping kirinya ada Raisa.
"Anak anak. Tolong tenang, ibu tidak suka ada yang ribut!" tegas Bu Rena. Seketika kelas menjadi hening, siswi siswi malah menggigit jari mereka masing-masing, agar tidak bersuara.
"Silahkan perkenalkan diri kamu"
"Baik Bu" balas siswa itu.
Siswa itu lalu menatap satu persatu teman baru nya, senyum nya semakin melebar ketika pandangan mata nya jatuh pada seorang gadis yang tengah menunduk menatap buku nya.
"Halo semua nya, nama gue Ganda Wijanto, kalian bisa panggil gue Ganda. Gue harap bisa berteman baik dengan kalian" ucap Ganda di akhir kalimat perkenalan nya.
"Bisa main ML gak?" celetuk Angle.
"Bisa. Entar Mabar" sahut Ganda santai.
"Oke" balas Angle semangat.
"Wahh dia ramah banget yah, aduhhh beneran bakal jadi idola baru nih!!!" sorak siswi lain.
"Biasa aja tuh cowo" ujar Randi.
"Kalah saingan Lo!"cibir Susi.
"Sudah!! diam!. Kamu, silahkan duduk di meja kosong itu" titah Bu Rena.
"Baik Bu" Ganda menunduk hormat. Ia berjalan menuju ke meja yang berjarak 2 meja dari Fiera. Senyum manis nya semakin melebar, ketika Fiera mengangkat pandangannya dan bersirobok mata dengan Ganda.
Buset, cuek banget ni cewe. Tapi cantik sih.
Pelajaran pun di mulai, tradisi anak IPA tetap lah sama. Mereka jika saat belajar, selalu serius. Meskipun saat ini ada perhatian baru yang menggugah selera mereka. Anak IPA tetap lah anak IPA, tapi jika sudah istirahat. Anak IPA ini akan berubah menjadi anak IPS, mereka sangat bar bar.
Kringggg~
Bel istirahat pun berbunyi, Fiera merapikan buku bukunya. Ia harus cepat cepat keluar dari kelas, karena tadi pak Somat mengiriminya pesan lewat wa. Pesan itu menyuruh Fiera segera ke ruangannya setelah bel istirahat berbunyi.
"Eh Fie, kita ke kantin kan?" tanya Raisa.
"Maaf Sa, pak Somat manggil gue. Kalian duluan aja, entar gue nyusul" kata Fiera bergegas pergi.
Ketika di ambang pintu, Fiera berpapasan dengan Rafael.
"Eh Fiera, mau kemana buru buru?" tanya Rafael mencegat tangan Fiera, membuat gadis itu terpaksa berhenti di hadapan nya.
"Aduh, Rafael. Lo apa apaan sih, gue lagi buru buru ini!" gerutu Fiera kesal.
"Kemana sih, emang ada yang lebih penting dari gue?" goda Rafael. Fiera memutar bola matanya bosan, gombalan Rafael sungguh membuat dirinya muak.
"Udah deh, Lo kalo gak mau berakhir dengan hukuman, lebih baik lepasin tangan gue!" ancam Fiera.
Rafael langsung melepaskan cengkraman nya di tangan Fiera.
"Sayang gue galak banget!" ujar Rafael.
Fiera langsung berlari keluar dari kelas menuju ke ruang kepala sekolah.
Rafael masuk ke dalam kelas Fiera, ia melihat ada kerumunan di sana. Banyak cewe cewe yang berkumpul di salah satu meja siswa.
"Ada apa itu?" tanya Rafael pada teman nya. Kemarin Rafael gak masuk, jadi ia tidak tahu apa informasi di sekolah nya kemarin.
"Gak tahu" jawab teman nya.
"Guys, ada apa ini? kerumunan macam apa ini, yang terjadi di dalam kelas?" kata Rafael sedikit keras, sehingga para siswi yang mengelilingi meja Ganda langsung merenggang.
"Rafael??" gumam Ganda, ia langsung berdiri dan menghampiri Rafael.
"Wah, kejutan apa ini? Lo ada di sini?" sahut Rafael ikut kaget.
"Gue baru pindah di sekolah ini, dan yahhh menjadi populer" kata Ganda narsis
"Wahh, ternyata mu baby Rafael temenan sama Ganda?" tanya Susi.
"Yah honey, dia sahabat gue sejak SD" jawab Rafael menepuk bahu Ganda.
"Rafael, sorry yah. Seperti nya kita gak suka sama Lo lagi, gue sekarang suka sama Ganda!" kata Raisa dengan lantang mengumumkan nya.
"Eh eh, kok gitu sih. Kalian gak boleh berkhianat dong"
"Tapi dia lebih tampan!" celetuk siswi lain.
"Gue gak nyogok" kata Ganda mengangkat tangan nya.
"Ah, gak papa deh" lenguh Rafael pura pura sedih.
"Yah Ela, cowo begini aja Lo debatin. Di jalanan masih banyak ini, di shopee juga ada" kata Angle yang langsung mendapat tatapan sinis dari teman teman nya.
"Kaburrrr!!!!!!!!!" Angle langsung lari ke luar kelas.
"Ke kantin yuk Gan, sekalian gue kenalin sama Lo tentang sekolah kita ini!" ajak Rafael merangkul Ganda.
"Boleh"
"Gue ikut yak!!" pinta Raisa.
"Eh gak, gue yang ikut!!" teriak Susi.
"Heh, kalian ngapa sih. Suka boleh, tapi gak boleh ganggu privasi orang. Ngerti gak?" tegas Rafael mengingatkan peraturan di sekolah nya.
Susi dan Raisa mengangguk lesuh.
"Waw, hebat lu Raf. Taklukkan wanita bar bar itu" takjub Ganda melihat aksi Rafael yang menghentikan penggemar mereka sebagai penguntit.
"Di sini sudah ada peraturan nya Gan, jadi aman lah" jawab Rafael. Ganda mengangguk mengerti.
Sementara di ruangan kepala sekolah, Fiera tengah berdiskusi dengan kepala sekolah tentang acara bakti sosial yang akan di lakukan di desa terpencil di kota mereka.
"Pak, jika kegiatan ini kita lakukan. Saya yakin, anak anak di desa bakalan senang banget. Mereka pasti akan menyambut dengan senang hati kedatangan kita" kata Fiera bijaksana.
"Kamu benar Fiera, bapak juga setuju dengan pemikiran kamu. Tapi kita tidak mungkin melakukan ini satu hari saja, apalagi lokasinya memakan waktu lama agar kita sampai di sana."
"Tidak masalah pak, kita adakan camping di desa itu selama 3 hari. Pergi di hari Kamis sore, sampai di sana malam kan. Nah, kita bisa manfaatkan waktu di malam hari nya untuk beristirahat. Besok pagi nya, baru kita adakan bakti sosial pada masyarakat di desa itu. Di pagi hari kita kunjungi sekolah sekolah di sana, dan di sore hari nya kita adakan kunjungan ke tempat tempat yang sering mereka kunjungi. Seperti, pasar, sawah dan lain nya." Fiera menjeda penjelasan nya.
"Memang kegiatan ini terlalu besar untuk anak SMA seperti kita, maka dari itu saya mengajak salah satu organisasi besar dari kampus Sunshine pak. Tujuan dari organisasi mereka juga sama seperti kegiatan yang akan kita lakukan ini. Saya yakin, mereka akan setuju jika kita mengajak mereka berkolaborasi."
Pak Somat melongo, ia tidak tahu harus mengatakan apapun lagi. Penjelasan murid genius nya ini sungguh luar biasa.
"Fiera, kamu sungguh membanggakan. Pasti orang tua mu sangat bangga memiliki anak secerdas dan semulia kamu" kagum pak Somat.
Andai itu terjadi pak, tapi mereka sama sekali tidak peduli pada saya. Mereka hanya peduli dengan bisnis mereka saja.
"Ya sudah Fiera, sekarang kamu boleh keluar. Nanti bapak akan informasikan lagi tentang rencana kita ini"
"Baik pak". Fiera menunduk hormat, lalu keluar dari ruangan kepalanya sekolah. Ia merasa sangat lega, pak Somat seperti nya menyetujui ajuan proposal nya ini.
Semoga kegiatan ini berjalan baik, gue harus mencari lebih banyak kegiatan.
Fiera berjalan di koridor kelas, ia hampir sampai di kelas nya. Tapi, Fiera teringat jika ia berjanji akan menyusul teman teman nya ke kantin.
"Astaga, gue hampir lupa" kata Fiera langsung berbalik menuju ke kantin.
Seperti bidadari, semua mata tertuju pada Fiera yang tengah berjalan santai di depan mereka. Tubuh tinggi, kulit putih, gaya sederhana, dengan rambut panjang dan di gerai indah, apalagi ujung rambut yang menggulung indah.
"Kapan yak, bisa kencan sama Fiera"
"Mimpi aja Lo!"
"Berharap mah gak salah"
Begitulah komentar setiap siswa ketika melihat Fiera berjalan di depan mereka.
Setiba nya di kantin, Fiera langsung menghampiri Angle dan Raisa yang duduk di meja sudut. Meja yang biasa mereka tempati.
"Waw.. ketua OSIS kita sudah datang nih" celetuk Angle.
"Paan sih Lo" balas Fiera santai.
"Pesenkan gue makanan gih" pinta Fiera, ia sedang malas sekarang.
Tak jauh dari meja Angle dan Raise, Ganda dan Rafael duduk di meja tengah kantin.
Ganda melihat Fiera, matanya hampir tidak berkedip melihat Fiera, dan Rafael menangkap itu.
"Hei, jangan coba coba menyukai nya yah!"
Ganda langsung mengalihkan pandangannya pada sahabat nya.
"Kenapa?"
"Karena dia milik gue, Fiera lebih dulu menjadi milik gue!" tegas Rafael.
Yahhh bakalan perang dunia nih, kalo gue sampe suka ni cewe. Tapi menarik...
"Apaan sih Lo, man mungkin gue suka sama cewe kaya tembok gitu. Gak mungkin lah" sahut Ganda mengelak.
"Heh, jangan salah Lo yah. Biarpun ekspresi nya Datar, tapi dia tetap cantik di hati gue. Dia itu, memiliki daya tarik sendiri"
"Yayayaya serah Lo deh, Rafael kalo udah suka, yah begini lah" kekeh Ganda mengundang tawa dari Rafael dan teman temannya.
Di SMA Laksamana jaya ini, terkenal dengan peraturan yang ketat, siswa siswi nya yang cerdas, dan terkenal dengan ketampanan serta kecantikan siswa siswinya. Ikon nya itu Rafael dan Fiera. Banyak dari mereka sengaja lewat ke depan gerbang sekolah Laksamana jaya hanya untuk melihat siswa siswi nya pulang. Di sekolah ini juga terkenal, anak anak konglomerat. Beruntung deh pokoknya jika sudah masuk ke sekolah ini, atau malah mendapat pacar dari siswa sma ini.
...----------------...
Hari pertama Ganda di sekolah ini, berjalan dengan sangat baik. Ia tidak menyangka bisa bertemu dengan sahabat nya Rafael di sini. Ia pikir, bakalan cari teman yang sohib lagi di sini.
Ganda berjalan melewati parkiran, ia melihat sosok cewe yang sejak awal masuk ke sekolah ini sudah menarik perhatian nya.
"Dia gadis itu kan?" gumam Ganda. Perlahan ia berjalan mendekati Fiera yang sedang duduk bersama seekor kucing.
Ganda melirik ke kiri dan kanan, sekolah sudah mulai sepi. Kenapa gadis ini masih ada di sekolah ini?.
Fiera menyadari kehadiran Ganda, dengan sinis ia menatap Ganda.
"Santai bro, gue cuma kaget aja liat Lo masih ada di sini" kata Ganda menjawab tatapan mata Fiera yang seakan mengintimidasi nya.
Fiera tidak menjawab, ia malah bangkit dan beranjak dari sana. Merasa tidak di hargai, membuat Ganda menjadi jengkel.
"Gak punya sopan santun banget"
Fiera berhenti, ia mendengar ucapan Ganda barusan.
"Gue gak perlu menjawab ucapan yang tidak penting dari Lo!" balas Fiera tanpa menoleh, kemudian melanjutkan langkah nya masuk ke dalam mobil yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Huuuu Dasar, cewe kalo sok jual mahal yah gitu! "
Ganda pun masuk ke dalam mobil nya dan melajukan mobil nya pulang. Di dalam hati nya, ganda masih sangat gondok dengan Fiera, gadis yang sempat membuat nya terpesona.
"Apa sih, yang Rafael suka dari gadis jutek itu. Cantik si iya, tapi bukan selera gue deh kalo yang begituan!"
Ganda terus melajukan mobil nya, ia harus segerah pulang dan berganti pakaian. Ganda sudah memiliki janji bertemu dengan teman teman nya di kafe.
"Sudah pulang sayang?" sambut sang ibunda.
"Iya Bun, ini mau keluar lagi" jawab Ganda setelah mengecup punggung tangan bunda nya.
"Lah, gak istirahat dulu. Baru keluar lagi?"
"Gak deh Bun, teman teman Ganda udah pada nunggu soal nya" balas Ganda.
"Yaudah deh, sana mandi dulu. Baru pergi"
"Siap Bun!!" jawab ganda memberi hormat ala ala upacara Senin pada bunda nya.
Melihat kelakuan putra sulung nya, membuat Lusi terkekeh pelan. Anak anak nya terlihat lucu dan manis. Apalagi putri bungsu nya, mereka seakan masih bayi jika di hadapan kedua orang tua nya.
"Semoga kalian bahagia selalu" doa Lusi dalam hati.
"Bunda!!!! Elena pulang!!!!" teriak gadis yang memakai seragam SMP ketika masuk ke dalam rumah.
"Aduh sayang, kenapa teriak teriak sih. Bunda gak budek sayang"
"Maaf Bun, lagi semangat ini" kekeh Elena.
"Yaudah sini, duduk dulu sama bunda"
Elena duduk di samping bunda nya, ia dengan manja memeluk tubuh yang selalu memberikan kenyamanan baginya.
"Sayang, menurut kamu. Gaun mana yang lebih bagus?" tanya Lusi menunjukkan beberapa foto pada Elena.
"Hmmm.... Seperti nya ini jauh lebih bagus deh Bun. Biar ketika bunda memakainya terlihat bersinar dan manis gitu" ungkap Elena.
"Memang deh yah, pilihan anak bunda selalu bagus"
"Jelas dong, elena gitu Lo" jawab Elena dengan bangga.
"Oh iya Bun, bg Ganda udah pulang?"
"Udah, kenapa emang?"
"Elena mau minta anterin ke cafe, mau jumpa sama temen" kata Elena.
"Oh yaudah, tuh samperin dia ke kamar. Katanya mau pergi lagi tu" kata Lusi.
"Huh?" Elena terlonjak kaget, ia langsung berlari menuju ke kamar Ganda.
Brak!!! Brak!!!
"Ganda!!! bukain pintu nya. Gue mau ngomong!!!"
Brak!!! brak!!!!
"Ganda!!!!"
Elena terus berteriak sembari menggebrak pintu kamar ganda sampai Ganda membukakan pintu.
"Aduh, Elena. Lo berisik banget sihm Gue baru selesai mandi bege!" gerutu Ganda kesal, ia membukakan pintu kamarnya lebar lebar, lalu kembali masuk untuk mengeringkan rambut nya.
Elena tercengir, ia kan tidak tahu Abang nya sedang mandi.
"Nah, mau apa lu ribut ke kamar gue?" Ganda berdiri di depan kaca sembari memakai minyak rambut dan menyemprotkan parfum ke tubuh nya. Aroma maskulin langsung menyeruak ke dalam Indra penciuman Elena.
"Gue mau minta anterin ke cafe"
"Gak bisa!"
"Lah kok gak bisa, tadi malam lu bilang bisa. Gimana sih!"
"pokoknya gak bisa!" tolak Ganda.
Elena menggeram, ia sudah terlanjur berjanji sama teman teman ngumpul di cafe.
"Lo harus anterin gue, kalo gak. Gue bakalan bilang sama bunda dan ayah. kalo Lo balapan lagi!" ancam Elena.
"bilang aja, gue kan gak balapan lagi"
"Tapi gue ada buktinya"
"Yauda Sono!!!" balas Ganda tidak terpengaruh dengan ancaman adik nya.
"Ganda Lo bener bener yah, gue tuh dah janji tau. Masa gue harus batalin sih"
"Ya terserah!!" jawab ganda acuh.
ganda menghitung di dalam hati,
1.
2.
3.
"Bundaaaaaaaaaaa hiksss Ganda gak mau anterin aku bundaaaaaaa. Hikssss"
Tuh kan, apa yang ganda pikirkan. Dia pasti akan menangis sesuai perhitungan nya.
"Ganda!!!!!" sahut Lusi dari bawah.
"Huh, iya iya gue anterin" dengus ganda pasrah.
"Oke, gue ganti baju dulu" jawab Elena girang. Tangis yang tadi ia perlihatkan secara magic hilang seketika dan berganti dengan tawa kegirangan.
"Memang yah, cewe itu paling mudah dalam berakting. Dalam tangis, dia bisa tertawa." gerutu Ganda.
Setelah bersiap, ganda pun turun ke bawah. Ia duduk di samping bunda nya sembari menunggu adik nya bersiap.
"Bunda, kenapa sih harus ganda yang anterin bocah itu"
"Yah trus mau gimana sayang? dia masih SMP. Gak boleh bawa mobil"
"Tapi Bun, nanti tu yah. Teman teman dia itu kaya gak pernah lihat orang tampan. histeris dan yahhh nyusahin aku" kelu nya.
"Gak bakal kok, aku cuma janjian sama satu orang aja" jawab Elena dari atas tangga.
"Nah tuh denger" sela Lusi.
Dengan pasrah ganda hanya bisa menghela nafas. Susah memang melawan wanita di muka bumi ini, ada aja jawaban nya untuk membalas laki laki.
"Yaudah deh , Ganda berangkat dulu" kata nya berpamitan.
"Hati hati yah"
"Dah Bun, Elena pergi dulu" pamit Elena mencium pipi bunda nya.
"Manja lu" ledek Ganda.
"Biarin, wekk"
Mereka akhirnya berangkat menuju ke cafe yang Elena katakan. Ternyata, cafe tempat tongkrongan ganda dan adiknya itu sama. So, ganda gak perlu capek capek muter muter anterin adik nya.
Sesampainya di cafe, ganda menahan tangan adik nya sebelum turun darai mobil.
"Awas yah, kalo Lo gatel ke cowo!" tegas Ganda.
"Heh, Lo pikir gue cewe apaan? gue ini Elena, gadis mahal bukan gadis murahan!" jawab Elena.
"Awas aja gue lihat lu macem macem" ulang Ganda lagi memperingatkan adiknya. Meskipun sering membuat adik nya kesal, ganda juga merupakan kakak laki-laki yang posesif jika bersangkutan dengan keluarga nya.
"Iya iya, bawel lu ah"
Ganda pun melepas tangan adiknya, ia keluar dan masuk ke dalam cafe secara terpisah dengan adik nya.
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!