NovelToon NovelToon

MENJADI PENGASUH CALON DUDA

CHAPTER 1 – SIAPA ITU BEBY ?

SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...

INI ADALAH CERITA KU YANG KETIGA

SEMOGA KALIAN SUKA YA 🙏

TAPI SEBELUM MEMBACA, AKU MINTA KALIAN UNTUK LIKE DAN VOTE DULU YA...

KASIH AUTHOR BINTANG LIMA, BAGI YANG BELUM.

SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.

...o0o...

Raina Beby Kyra Azalea, nama yang indah untuk wanita yang sempurna sepertinya. Bibir tebal pada bagian bawah dan berwarna merah seperti cherry. Mata sedikit sipit, yang ia dapat dari ibunya yang berasal dari Indonesia. Kulit yang putih bersih seperti susu, berasal dari Ayahnya yang merupakan kelahiran Negara Italia. Lalu ia memiliki bentuk bagian belakang yang bulat dan dada bak seperti buah melon. Benar-benar sempurna.

Di Indonesia, Beby hanya tinggal dengan neneknya seorang. Karena kedua orangtuanya tinggal di Itali. Dan ia hanya anak tunggal, jadi ia sendiri yang memutuskan tinggal dengan neneknya yang sudah tua itu.

Bukan neneknya tak diajak untuk tinggal bersama dengan orang tua Beby di Itali. Tapi neneknya sendiri yang memutuskan tak ingin pergi dari Indonesia, karena di negara ini ada makam suaminya yang tak bisa ia tinggal.

Jadi Beby-lah yang menemani neneknya di Indonesia. Lagipula di Italia ayahnya sudah ditemani oleh ibunya.

Waktu selesai menyelesaikan sekolah tingkat akhirnya, Kyra langsung terbang ke Indonesia untuk berkuliah di sana, sembari menemani neneknya.

Di kampusnya, Beby terkenal akan kecantikan yang bak Dewi Yunani kuno. Ditambah ia selalu memakai barang-barang branded, semakin membuatnya bersinar di banding teman-temannya.

Banyak sekali mahasiswa/i di kampusnya yang menawarkan diri untuk menjadi temannya. Tapi tak banyak juga yang membencinya secara terang-terangan.

Hampir sebagai mahasiswa/i di kampus sudah tahu jika Kyra hanya tunggal berdua dengan neneknya. Itulah yang membuat mereka mengolok-olok Kyra.

"Neneknya pasti udah gak bisa kerja, dapat darimana dia uang untuk membeli iPhone dan mobil mewah ?"

"Jangan lupakan pakaiannya yang bermerk semua!"

"Tasnya juga seperti milik Nagita Slavina!"

"Jangan-jangan dia adalah seorang sugar baby yang di mainkan oleh sugar Daddy..."

Lahir di keluarga kaya yang memiliki banyak cabang perusahaan yang tersebar di benua Eropa membuatnya harus menyembunyikan identitas. Tak ada satupun yang tahu jika Beby adalah anak dari salah satu seorang Billionaire Italia.

Itu semua demi keamanan dan kebebasan dirinya sendiri. Kedua orangtuanya tak ingin anaknya mendapatkan ancaman atau perlakuan tidak mengenakan dari para musuh Ayahnya.

Dan di sinilah Beby sekarang, tinggal di Indonesia dengan kenyamanan yang di berikan oleh kedua orangtuanya dengan kebebasan yang ia suka.

"Belanja lagi kamu, By ?" tanya neneknya yang baru saja turun dari tangga, lalu berhenti di ruang tamu saat melihat cucu satu-satunya itu tengah duduk di salah satu sofa dengan kedua tangan yang aktif mengetikkan sesuatu di ponselnya dengan kantong belanjaan yang berserak di lantai.

Beby mengalihkan pandangannya ke neneknya lalu menyengir, memperhatikan giginya. "Iya nek, habisnya udah lama gak shopping!" gerutunya.

Mina, nama nenek Beby menggeleng kepalanya heran menatap sang cucu, lalu ikut duduk di samping Beby. "Lama kamu itu seberapa ? Baru dua Minggu lalu nenek lihat kamu belanja..." Mira mengelus kepala cucunya dengan sayang. "Hemat ya, nak. Jangan hambur-hamburin uang terus."

Beby mengerucutkan bibirnya menatap kesal neneknya. "Ih biasanya juga nenek gak pernah ngelarang aku, kenapa sekarang kok ngelarang sih!" kesalnya.

"Hah..." Mina menghela nafas panjang, tangannya tak berhenti mengelus kepala Beby. "Sudah dua bulan, kedua orang tua kamu gak kirim uang..."

Ah ya, Beby lupa akan satu hal. Setiap bulan kedua orangtuanya akan mengirimkan uang sebanyak ratusan juta kepada neneknya. Yang digunakan untuk membeli keperluan sehari-hari, biaya kuliah Beby dan lainnya. Kedua orangtuanya tak mengirimkan uang kepada Beby langsung karena gadis itu benar-benar sangat boros.

"Ha ? Belum di kirim lagi bulan ini, Nek ?" tanyanya yang dengan cepat merespon ucapan Mina. "Padahal Ayah kemarin janji kirim uang bulan ini," lesunya.

Mina tersenyum menanggapi ucapan cucunya yang terdengar sedih. "Mungkin Ayah sedang sibuk, sayang..."

"Sibuk apaan sampai gak kasih biaya anaknya ? Ini sudah 3 bulan loh Ayah gak transfer ke kita, nek. Sesibuknya dia, pasti selalu kirim uang ke Beby. Lagipula Ayah punya asisten yang bisa ia suruh buat transfer uang," jelasnya.

Mina terdiam, benar apa yang dikatakan oleh cucunya. Biasanya Chris–Ayah Beby tak pernah seperti ini sebelumnya. "Benar nak, nanti kita telfon lagi Ayah kamu ya, minta transfer uang. Tapi jangan di paksa juga kalo Ayah kamu lagi sibuk. Uang di rekening nenek masih ada 30 juta lagi, itu cukup untuk beberapa bulan."

Beby merasa sesak melihat senyum neneknya, ia jadi merasa bersalah telah habis berbelanja puluhan juta. Tanpa sadar ia memilin-milin jari jemarinya. "Tadi sisa uang di rekening Beby ada 50 nek, tapi setelah berbelanja jadi tinggal 23 juta." Ia mendudukkan kepalanya takut.

Tak ada amarah yang keluar dari mulut Mina, wanita tua itu hanya tersenyum mengelus kepalanya semakin lembut. "Gak papa sayang itu kan uang kamu. Beby bebas gunain itu semua...uhuk.." Mina terbatuk diakhir kalimat.

"Kamu mandi terus makan ya, hari ini nenek masa cumi hitam kesukaan kamu. Maaf ya sayang nenek cuma bisa masak itu, nenek harus hemat. Kita belum pajak, listrik, sama kuliah kamu. Jad–"

Mina tak melanjutkan ucapannya, karena Beby memeluk tubuh renta-nya erat. Bahu gadis cantik itu bergerak naik-turun bersamaan dengan cairan bening yang keluar dari sudut matanya.

"Itu sudah lebih dari cukup nek, benar kata nenek kita harus hemat."

Mina tersenyum, cucunya ini sudah dewasa sekarang. "Baiklah, ayo sana mandi. Nenek mau nyiram bunga, gak lega kalo bunganya gak di siram langsung sama nenek."

Beby menganggukkan kepalanya, melepas pelukan itu dengan senyum kecil dan wajah sembab. "Baik, nek..." ucapnya lalu berlalu menaiki tangga menuju kamarnya.

Sebelum mandi, ia melepaskan semua pakaian ditubuhnya dan menghadap ke cermin, lalu ia tersenyum puas.

Tubuhnya benar-benar sempurna.

Tak heran jika dikampusnya banyak sekali dosen dari yang muda hingga sudah memiliki cucu ingin menjadikannya sugar baby.

...o0o...

JANGAN LUPA MASUKKAN KE RAK FAVORIT KALIAN YAAA. THANKS CINTANYA RATU ❤️❤️

GIMANA ? SERU GAK CHAPTER HARI INI ?

YUK LANGSUNG NEXT KE CHAPTER SELANJUTNYA....

TAPI SEBELUMNYA JANGAN LUPA MASUKKAN CERITA INI KE FAVORIT YA...

BANTU AUTHOR VOTE+KOMEN+LIKE.

SUPAYA AKU LEBIH SEMANGAT NULISNYA 🥰

TERIMA KASIH SEMUANYA

CHAPTER 2 - BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN UANG?

SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...

TAPI SEBELUM MEMBACA, AKU MINTA KALIAN UNTUK LIKE DAN VOTE DULU YA...

KASIH AUTHOR BINTANG LIMA, BAGI YANG BELUM.

SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.

...o0o...

Dengan pakaian ketat menutup tubuh moleknya, Beby keluar dari mobilnya yang terparkir cantik diparkiran universitasnya. Banyak sekali pasang mata, tidak hanya pria tapi wanita yang begitu mengagumi tubuhnya yang benar-benar sangat menggoda iman itu.

Meski begitu, Beby sama sekali tak memperdulikan tatapan kagum mereka. Kaki jenjangnya terus membawanya memasuki gedung jurusannya.

"Pagi Beby, yang cantik...." seru salah satu temannya yang duduk di kursi paling pojok dalam kelas itu.

Beby tersenyum singkat, mendengar sapaan dari sahabatnya itu. Ia mendekatkan dirinya untuk duduk di samping temannya.

"Gila Beb, aku lihat-lihat badanmu makin asoy semlehoy banget..." ucap Sabrina dengan mata menilai tubuh Beby dari atas sampai bawah.

"Enggak lah, biasa aja." Beby nampak begitu malas mendengar ucapan sang sahabat.

"Enggak dari mana sih, orang kamu makin hari makin cantik. Badan kamu makin bagus. Aku jadi bayangin berapa banyak uang yang kamu keluarkan untuk merawat tubuh indahmu!"

Beby meringis, ia mengalihkan pandangannya kearah lain. Dalam hati ia mengumpati kebiasaannya yang selalu memanjakan tubuhnya dengan perawatan mahal.

Sebulan untuk tubuh dan wajahnya saja Beby bisa menghabiskan dana sebesar satu unit mobil.

"Banyak lah, Sab! Sabrina kan kaya, pasti biaya perawatannya jauh banget kalo dibandingkan dengan kita," sela Raisa, anak dari sekretaris manager di salah satu perusahaan terkenal.

"Kalo dilihat dari pakaiannya Beby yang setiap hari branded sih pasti perawatannya jauh lebih mahal dari harga outfitnya!" Pica, anak seorang dosen ikut menimpali. Yang langsung diangguki oleh beberapa orang yang mendengar ucapannya diruang kelas itu.

"Heran deh, Ayah kamu kerja apa sih Beb ? Kalo emang kamu anak pengusaha kenapa kita gak tahu ?"

"Jangan-jangan Beby simpanan sugar Daddy lagi!"

"Hahahha...."

Tawa teman-temannya terdengar begitu memuakkan ditelinga Beby. Selalu saja begitu.

Tidak ada yang tahu jika Beby ini anak konglomerat di Negera lain. Dan mereka menganggap barang-barang mewah serta perawatan tubuh Beby adalah hasil dari ia bekerja diatas ranjang untung memenuhi hasrat hidung para pria belang.

Apalagi pakaiannya yang khas serba ketat dan terbuka. Ia selalu menjadi bulan-bulanan ledekan dari temannya. Dan mengganggap dirinya adalah seorang sugar baby.

"Tuh kan Beby gak jawab! Berarti benar dia simpanan pria kaya!" celetuk seorang mahasiswi yang lagi-lagi disambut gelak tawa oleh yang lain.

Beby tersenyum tipis, baru saja ia akan menjawab segala tuduhan temannya. Seorang dosen dengan uban yang menghiasi kepalanya memasuki ruangan.

Semua mahasiswa/i berbondong-bondong masuk kelas dan duduk dengan damai di kursi mereka.

"Hari ini kita akan mengadakan kuis!" ucapnya yang mendapat sorakan dari semua mahasiswa.

"Siapkan selembar kertas dan bolpoin!" sambungnya tanpa menghiraukan sorakan tidak terima dari beberapa muridnya.

Sama halnya dengan Beby, wanita itu mengumpati dosen tua yang tiba-tiba mengadakan kuis–ujian dadakan–karena ia masih belum terlalu mengerti dengan materi yang diberikan oleh pria tua dengan perut buncit itu.

Setelah 35 menit mengerjakan kuis, dosen itu melanjutkan acara pengajarannya dengan materi.

"Baiklah, waktu saja sudah habis. Kalian boleh keluar dari kelas! Dan untuk Beby segera datangi saya ke ruangan saya, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan!" titahnya.

Dosen tua itu membereskan buku-bukunya lalu segera keluar dari kelas.

Sementara Beby menatap bingung dosen itu, kenapa hanya dia yang disuruh keruangan itu ? Padahal ia sudah mengerjakan tugas yang diberikan dosen, dan tidak membuat kesalahan saat dosen itu mengajar.

"Beb, kita ke kantin dulu ya. Kamu hati-hati sama pak Juna nanti kamu di-ngap sama dia!" ucap Sabrina menakut-nakutinya dengan gerakan tangan yang membentuk buaya yang membuka lebar mulutnya.

Beby bergidik ngeri, memukul lengan Sabrina singkat sembari berdiri dari duduknya. "Gila kamu Sab!" jawabnya lalu keluar dari kelas.

Selama perjalanannya ke ruangan dosen itu yang berada dilantai 3, Beby berusaha menulikan indra pendengarannya saat kupingnya tak sengaja mendengar bisik-bisik beberapa mahasiswi yang membicarakan buruk tentangnya.

"Tapi pagi, dia pakai mobil baru. Perasaan seminggu lalu dia pakai mobil warna merah, sekarang warna hitam dan jauh lebih mahal dari sebelumnya!"

"Udah pasti sih Beby itu simpanan om-om. Lihat aja tuh badannya, masa ada per4w4n bodynya kayak janda anak 2!"

"Tapi body dia bagus banget! Kayak gitar Spanyol gitu...."

"Percuma badan bagus kalo dibuat hal yang negatif!"

Beby memutar bola matanya malas, ia sungguh heran dengan orang yang menjadi mahasiswa di sini. Sejak ia masuk pertama kali untuk kuliah di sini, tidak ada sehari pun mereka tidak membicarakan Beby.

Selalu Beby yang menjadi sasaran bahan omongan mereka. Padahal Beby hanya diam saja, entah mereka iri atau ingin hidup seperti Beby, dia pun tidak tahu.

Lama bergelut dengan pikirannya, akhirnya Beby sampai di sebuah ruangan dosen itu.

Tok...tok...tok...

"Masuk!"

Dengan senyum kecil di pipinya, Beby memasuki ruangan dosen tua yang tadi memanggilnya.

"Ada perlu apa ya pak, manggil Beby kesini ?" tanyanya to the point.

Dosen tua dengan perut buncit itu tersenyum mengerikan, ia menatap Beby dari atas sampai bawah. "Kamu duduk di sofa Beb, bapak mau periksa tugas dulu," titahnya.

Mendengar permintaan dosennya, tentu Beby menurut. Ia duduk di sofa kecil yang hanya bisa menampung dua orang itu dengan perasaan cemas.

Matanya beberapa kali melirik dosennya yang masih berkutat dengan banyak sekali buku tugas yang menumpuk di meja kerjanya.

Hingga hampir setengah jam, akhirnya dosen paruh baya itu berdiri dari duduknya dan menghampiri Beby.

"Jadi gini, Beb..." ucapannya memulai pembicaraan, ia duduk tepat disamping.

Karena sofa itu kecil, jadinya mereka harus duduk saling berdempetan dan itu sangat membuat Beby tidak nyaman. "A–ada apa ya, pak ?" tanyanya gugup.

"Tadi sebelum bapak mengajar dikelas kamu, bapak keruang adminstrasi untuk mengambil sesuatu. Tanpa sengaja, bapak mendengar keluhan dari salah satu staff administrasi yang membicarakan kamu," ucap dosen bernama Arjuna itu.

"Bi–bicara apa pak, kalau boleh saya tahu..." tanyanya, ia terus menghempas dengan sopan tangan Arjuna yang bergerak mengelus pahanya yang terpampang. Namun bukannya menyingkir, tangan Arjuna malah semakin menggoda tubuh Beby hingga meremang.

Arjuna, dosen tua itu tersenyum miring, melihat respon tubuh Beby yang nampak mulai menikmati godaannya yang diberikan oleh sentuhan tangannya.

"Katanya begini 'Beby itu gayanya saja yang oke, tapi dia sudah telat membayar UKT saja telat. Ini sudah tanggal 23 dan dia belum bayar UKT untuk semester ini' begitu Beb," jawab Arjuna menirukan suara perempuan berkerudung yang menjabat sebagai salah satu staf administrasi.

****UKT dijelaskan sebagai sebagian biaya kuliah tunggal yang ditanggung setiap mahasiswa per semester berdasarkan kemampuan ekonominya.****

Beby menelan ludahnya sembari memejamkan mata, saat tangan dosen itu hampir saja menyentuh area terlarangnya. Namun sebelum itu terjadi, Beby dengan kuat menahan tangan dosen tua itu. "I–iya pak, sa–saya memang belum membayar UKT bulan ini, karena memang Ayah saya belum mengirim Beby uang.." jawabnya dengan jujur.

Mendengar jawaban Beby, dosen itu tersenyum miring. "Ayah kamu belum transfer uang ?" tanyanya yang dijawab anggukan polos oleh Beby.

Arjuna mendekatkan bibirnya pada telinga Beby dan membisikkan sesuatu. "Jujur saja, pasti bukan Ayah kamu yang kirim uang. Pasti sugar Daddy kamu kan..." sambungnya dengan seringai.

Mata Beby membelalak terkejut mendengar ucapan tak sopan dari dosen tua itu. Ia menghempaskan kasar tangan kriput yang sudah tak sopan bermain di pangkal pahanya. "Pak Arjuna saya mohon agar bapak bisa lebih sopan kepada sa–"

"Nenek kamu sudah tua ya, Beb ?" tanyanya dengan seringai kecil. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana kain yang ia gunakan. "Kalo dia lihat foto ini kayaknya bakalan kena serangan jantung te....terus meninggal deh...." sambungnya Arjuna sembari mengecilkan suaranya saat mengucapkan dua kata terkahir.

Tangan Beby terkepal erat melihat foto dimana ia dengan mantan pacarnya dulu dan para sahabatnya saat masih SMA tengah bermabuk-mabukkan untuk merayakan kelulusannya.

"Anda ingin mengancam saya, pak ? Itu foto 3 tahun yang lalu. Sekarang saya sudah tidak pernah lagi ke club!" jawabnya dengan nafas tersengal-sengal karena menahan emosi.

Arjuna tersenyum miring, memilih memasukkan lagi ponselnya di saku celananya. "Saya tidak mengancam kamu, Beby. Saya hanya tanya bagaimana respon nenek kamu yang sudah renta itu saat saya menunjukkan foto kenakalan kamu saat remaja. Kamu hanya tinggal berdua dengan nenek saja kan? Dari data yang saya tahu, nenek kamu berumur 74 tahun, itu berarti um–"

"Mau bapak apa ?" tanyanya final, matanya berkilat marah menatap dosen tua mesum itu.

"Nanti malam, mungkin jam sembilan saya mau kamu datang ke Club Swing Ash dengan pakaian cantik. Bapak tidak akan melakukan hal buruk terhadap kamu, Beb. Bapak cuma mau ditemani dan berbicara saja. Bagaimana ?" tanyanya dengan senyum lebar dan Beby tidak menjawab.

"Bapak akan lunasi semua biaya kuliah kamu sampai lulus!" sambungnya. "

Beby menghela nafas panjang, sebenernya ia tidak butuh dibiayai, karena memang ayahnya sudah kaya raya. Tapi ia tidak bisa membuat neneknya cemas saat melihat foto itu, ia menyayangi neneknya lebih dari orangtuanya sendiri.

"Baiklah, Beby akan datang!"

...o0o...

GAIS, INI KARYA KETIGA RATU YA....

SEMOGA KALIAN SUKA... 🥺

Selalu KOMEN + LIKE YA SAYANGGG

CHAPTER 3 - MALAM DENGAN PRIA ASING

SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...

TAPI SEBELUM MEMBACA, AKU MINTA KALIAN UNTUK LIKE DAN VOTE DULU YA...

KASIH AUTHOR BINTANG LIMA, BAGI YANG BELUM.

SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.

...o0o...

Beby memarkirkan mobil hitamnya diparkiran rumah mewahnya. Hatinya berdetak tidak tenang setelah pembicaraan dengan dosennya tadi.

"Astaga, apa aku harus benar-benar melakukannya ?" tanyanya bingung.

Entah ini mau dikatakan sebagai keuntungan atau kesialan saat mempunyai badan yang mempesona dan wajah yang cantik sepertinya.

Tapi semua laki-laki pasti menganggapnya sebagai p3lacur saja. Tidak pernah ada satupun pria tulus yang memang benar-benar mencintainya.

Wajah muramnya sontak berubah menjadi ceria saat dirinya melihat neneknya tengah menyirami bunga-bunga sembari memegang selang.

Ia berlari kecil, memeluk tubuh renta neneknya dari belakang. "Beby pulang!!!" ucapnya dengan semangat.

Mina terkejut beberapa saat, lalu menepuk pelan tangan Beby yang melingkar di pinggang kecilnya. "Beby!" ucapnya kesal. "Kamu mau buat nenek jantungan nak ?" tanyanya dengan kesal.

"Kalau nenek jantungan, emang kamu siap ditinggal nenek selamanya?" tanya Mina–nenek Beby sembari melanjutkan acara menyiram buangannya.

Deg....

Jantung Beby bergerak lebih cepat, ia semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Mina. Tidak! Nenek tidak boleh meninggalkan ku! Jantung nenek sehat!

"Jangan berbicara macam-macam nek! Beby jadi sedih..." jawabnya dengan mata berkaca-kaca.

Mina tertawa kecil, ia mengelus lembut tangan Beby yang melingkar pada pinggangnya. "Nenek hanya bercanda sayang, nenek janji tidak akan meninggalkan mu!"

"Sudah sana, kamu mandi terus tidur. Sebentar lagi jam makan malam!" sambung Mina yang diangguki oleh Beby.

Ia mengecup singkat pipi Mina, lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada dilantai atas, meninggalkan Mina yang masih sibuk dengan tanamannya.

"Semoga nenek selalu panjang umur ya, Beby..." ucapnya Mina lirih.

...o0o...

Matahari telah terbenam dengan sepenuhnya, jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Dan seorang gadis cantik kini telah merias dirinya didepan cermin dengan wajah muram, yang sialnya sama sekali tak melunturkan kecantikan di wajahnya.

Beby kini telah siap dengan dress seksi sesuai permintaan dosen mesum itu tak lupa ia juga merias sedikit wajahnya agar terlihat lebih fresh.

Ia menatap pantulan dirinya didepan cermin lalu tersenyum puas. Dia memang benar-benar cantik.

"Astaga! Aku harus cepat, ini sudah hampir jam sepuluh..." paniknya, padahal Arjuna–dosen Beby meminta datang ke club pukul sembilan malam.

Beby berjalan mengendap-endap keluar dari kamarnya, ini sudah malam. Yang artinya Mina pasti sudah pergi ke alam mimpinya. Dan Beby sama sekali tidak ingin menganggu waktu tidur neneknya.

Dengan perlahan tapi pasti, Beby keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh nenek atau maid yang sedang berjaga.

Tak ingin membuang waktu Beby segera menyalakan mobilnya dan menuju club yang sudah diberitahu oleh dosennya.

Setelah sekian lama, akhirnya Beby sampai ke tempat penuh dosa itu. Jantung Beby berdebar kencang, kini ia sedang bertelfonan dengan sang dosen.

"Meja nomor 13 ya, Beb. Saya di sini dari tadi nunggu kamu..."

"Meja 13 ?" tanya Beby dengan mengarahkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan Club ini, saat matanya tak sengaja bertatapan dengan pria paruh baya yang melambaikan tangan seraya tersenyum kearahnya.

"Kemari beb.." Beby mengangguk lalu mematikan telfonnya sepihak dan berjalan berdempetan dengan orang yang berada di lantai dansa Club ini.

Beby menutup hidungnya saat bau alkohol serta rokok mendominasi ruangan ber-AC ini. Apalagi banyak selagi pasangan muda-mudi serta pria hidung belang yang secara terang-terangan melakukan hubungan terlarang di ruangan ini.

Semua bau itu menjadi satu, dan rasanya Beby ingin muntah saja!!

"Sini sayang, temani mas minum," rengek dosennya menarik tangan Beby lembut untuk duduk di pangkuannya.

Beby menahan nafasnya saat belahan p4ntatny4 menduduki sebuah gundukan keras ditengah-tengah paha Arjuna–dosen tua itu.

"Saya di sini gak bisa lama-lama pak, takut nenek saya curiga!" ucapnya setengah berteriak karena tempat ini benar-benar berisik.

Arjuna menganggukkan kepalanya seraya tersenyum, ia mengeratkan pelukannya pada pinggang mahasiswinya itu. Benar-benar sangat mendambakan mahasiswinya ini.

"Jangan panggil bapak Beb, aku mau hari ini kamu panggil aku mas Juna, bisa begitu Beb ?" tanyanya penuh harap. "Mas janji bakal bayar semua biaya kul–"

Belum sampai Arjuna meneruskan kalimatnya, bibirnya sudah melengkung ke atas saat Beby menganggukkan kepalanya,. menyetujui permintaan Arjuna.

"Cuma hari ini, mas!" serunya.

Arjuna tersenyum, ia menyusupkan kepalanya pada ceruk leher Beby, ia benar-benar menghirup rakus aroma tubuh yang menguar pada tubuh mahasiswinya itu.

"Ahh....mas Jun....shh..." desahnya tak terkira saat jambang dosennya menimbulkan rasa geli saat menyentuh kulit lehernya.

Arjuna tertawa kecil lalu mengecup tengkuk leher Beby sekilas. "Ayo minum sayang, temani mas Arjuna ..." ucapnya.

Dengan santainya Arjuna menuangkan alkohol pada gelasnya dan juga gelas Beby. Tak menunggu lagi ia langsung meminum air haram itu dengan sekali tegukan. Membiarkan kerongkongannya merasakan pahit yang begitu sangat namun juga sangat nikmat.

"Minum sayang..." pinta Arjuna sembari meminum alkohol untuk yang kedua kalinya.

Beby mengangguk lalu meminum alkohol itu dengan perlahan, sebentar Beby bukan wanita polos yang tidak tahu apa yang sedang ia minum saat itu.

Ia tahu, bahkan sangat tahu. Beby bukanlah wanita baik-baik seperti yang kalian bayangkan. Tapi Beby sampai detik ini masih menjaga kesucian tubuhnya, biar saja ia dicap jelek. Tapi yang pasti kesuciannya hanya untuk sang suami kelak.

Semoga saja!

"Mas Juna kemarin baru mendapatkan kabar yang tidak enak, sayang. Istri mas Juna mandul dan itu baru om ketahui setelah 15 tahun pernikahan kita..."

"Dia membohongi mas, dia bilang aku yang tidak bisa punya anak. Dan dia bilang akan menerima ku, dan akan selalu setia bersama ku. Saat mendengar itu mas Juna sedih tapi juga senang, sedih karena mas Juna tidak bisa memberikan istri mas anak, dan juga senang karena mendapatkan istri yang setia dan merima segala kekurangan mas..."

Arjuna tertawa kecil, menuangkan alkohol lagi kedalam gelas dan meminumnya kasar. "Ternyata mas salah, mas dibohongi. Wanita yang sudah mas anggap sebagai malaikat itu karena menerima ada apanya mas itu sudah membohongi mas. Bukan aku yang mandul! Tapi dia beb, dia!" Arjuna mengeratkan pelukannya pada tubuh Beby.

Beby hanya diam saja, ia mengisi gelasnya dan Arjuna yang telah kosong dengan air haram lagi. Entah sudah berapa kali ia menuangkan cairan haram itu, yang pasti. Ia dan Arjuna sudah menghabiskan total 3 botol Vodka.

"Sudahlah mas, gak perlu menangis. Tinggal cari istri baru apa susahnya. Mas kan kaya, tinggal tunjuk saja beres!" jawabnya.

Arjuna yang sudah setengah tak sadar itu tertawa kecil, memberikan c1uman-c1uman pada tengkuk Beby. "Sama kamu mau gak...hik...hik...." Arjuna tak bisa melanjutkan kalimatnya karena terus menerus cegukan.

"Ih! Beby gak mau nikah sama orang yang tua! Beby itu mau nikah sama...hik...hik..." Beby mengedarkan pandangannya mencari sosok lelaki yang sesuai tipe idaman sebagai calon suaminya. "Sama yang itu...hik...hik..." Beby terus cegukan sembari menunjuk pria tampan dengan setelan jas yang duduk didepan bartender.

"Mas Juna....mas...itu, kayak begitu calon suami Beby...." tunjuknya tapi sama sekali tak direspon oleh Arjuna.

Beby menatap ke belakang saat ucapannya tak direspon oleh sang dosen setelah sekian lama menunggu.

Dan ternyata Arjuna sudah pingsan, badannya bertemu pada kepala sofa. Beby mendengus sebal. "Begini nih, kalo ke club sama kakek-kakek, jadinya ngerepotin!" kesalnya.

Ia termenung di pangkuan Arjuna, menatap sekeliling yang sibuk dengan dunia mereka sendiri. "Beby sendirian dong! Gak asik!"

Sampai akhirnya matanya bersitatap dengan pria yang ia tunjuk tadi, tapi hanya beberapa detik karena sang pria dengan cepat mengalihkan pandangannya kearah lain.

Pipi Beby merona, ia memegang dadanya yang berdegup kencang. "Ih ganteng banget...." pekiknya.

Tak mau menunggu lama, Beby berdiri dari pangkuannya, meninggalkan Arjuna yang sudah tidak sadarkan diri di sana menuju pria tampan tadi.

Jantungnya semakin menggila saat tubuhnya sudah dekat dengan lelaki itu, apalagi diposisikannya sekarang ia bisa mencium wangi parfum yang digunakan pria kaya ini.

"Ekhem...hai, boleh kenalan gak?" tanyanya di sisa-sisa kesadarannya. Beby meremas bahu pria itu dengan sedikit keras.

Pria itu berbalik menatap menatap Beby dari atas sampai bawah dengan pandangan menilai.

"Oh my God! Please stay away from my Lord, miss!" ucap seseorang di samping pria itu sembari menghempaskan tangan Beby kasar pada bahu tuannya.

***"Astaga Tuhan! Tolong menjauh dari tuan saja, nona!" ***

Beby menggeleng, ia menatap pria yang berada di samping mangsanya itu kesal. "Shut the fxxxk up old man! I will never leave my man! He is mine!" tubuh Beby sedikit goyang karena pandangnya telah kabur.

***"Tutup mulutmu, pria tua bajingan! Aku tidak akan pernah melepaskan dia! Sekarang dia adalah milikku!" ****

Baru sang asisten akan menyela, tapi tuannya mengangkat tangannya didepan wajah sang asisten memintanya untuk diam.

"Am I your's?" tanyanya dengan senyum terangkat.

****"Aku milikmu ?"****

Beby menganggukkan kepalanya cepat, ia mengalunkan tangannya pada leher tegap pria itu.

"Yes, my love. You are mine, and I'm yours! I used to think I would give my virginity to my husband. But now I want you to take it..." bisik Beby secara sensual ditelinga pria bule asing itu.

****"Ya cintaku, kamu milikku dan aku milikmu. Dulu aku fikir akan memberikan kep3rawanku kepada suamiku. Tapi sekarang, aku mau kamu yang mengambilnya...."****

Tak mau menunggu lagi Beby langsung menyerang bibir tebal pria itu dengan bibir manisnya yang menawan.

Ia akan membuat pria itu jatuh dalam pesonanya.

Lama bermain sendiri, akhirnya Beby tersenyum tipis saat pria tampan nan kaya itu membalas pagutan mereka dengan cara brutal.

Sementara di sana sang asisten sudah ketar-ketir, tak biasanya tuannya mau berhubungan dengan wanita malam, bahkan tuannya tak segan-segan bertindak kasar pada wanita itu karena sudah berani menyentuhnya.

Tapi sekarang kenapa tuannya malah merespon baik wanita yang berasal dari Indonesia ini ?

"Astaga, apa tuan lupa dengan nyonya Clara...." batin sang asisten terheran-heran dengan tuannya.

Tidak mungkin kah tuannya lupa dengan istrinya yang sangat ia cintai itu ??

...o0o...

GIMANA ? SERU GAK CHAPTER HARI INI ?

YUK LANGSUNG NEXT KE CHAPTER SELANJUTNYA....

TAPI SEBELUMNYA JANGAN LUPA MASUKKAN CERITA INI KE FAVORIT YA...

BANTU AUTHOR VOTE+KOMEN+LIKE.

SUPAYA AKU LEBIH SEMANGAT NULISNYA 🥰

TERIMA KASIH SEMUANYA

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!