Di pagi hari yang cerah sepasang suami istri sedang melakukan sarapan di sebuah hotel yang berada di dekat sebuah pantai terkenal di Bali, mereka tengah merayakan anniversary pernikahannya yang ke lima, ya pasangan itu adalah Diki Arya Wijaya dan Clarisa Malik, keduanya tengah menikmati bulan madu yang kesekian kalinya karna sampai saat ini Clarisa masih belum hamil juga, padahal ia dan sang suami sudah sangat mengharapkan kehadiran buah hati di tengah tengah mereka.
"Sayang habis kita bulan madu kita ke dokter yuk, kita pasang bayi tabung gimana?" ajak Clarisa karna sudah sangat ingin memiliki anak.
"Terserah kamu saja sayang, mas ikut aja." ucap Diki yang menyetujui apa pun permintaan Clarisa.
"Makasih sayang, makin sayang deh." ucap Clarisa sambil mengedipkan mata genit.
"Sayang jangan mancing, nanti mas terkam kita gak bakalan jadi jalan jalannya." ucap Diki karna tak kuasa menahan godaan istrinya.
"Ok..... Ok...., tapi mas harus beliin apa pun yang aku minta ya." ucap Clarisa.
"Iya sayang, apa sih yang gak buat kamu." ucap Diki sambil mencium pipi Clarisa dengan mesra.
"Ya udah, kita jalan yuk, biar gak keburu siang, kan ini hari terakhir kita di sini, aku mau puas puasin beli oleh-oleh buat orang rumah." ucap Clarisa dan langsung berjalan lebih dulu tanpa menunggu Diki yang lagi membayar makanan yang mereka makan barusan.
.
Clarisa membenarkan ucapan ya dengan berbelanja begitu banyak oleh oleh di pasar Sukawati juga tak ketinggalan pay legong yang merupakan salah satu oleh oleh khas Bali juga di belinya banyak karna ia akan membagikan pada seluruh keluarga juga karyawannya di butik cabang yang di berikan mama mertuanya.
"Sudah selesai belanjanya?" tanya Diki yang sedari tadi mengikuti setiap langkah istrinya itu.
"Belum, aku mau ke Krisna ya mas, kan gak lengkap rasanya ke Bali tapi gak mampir ke Krisna." ucap Clarisa manja karna Diki akan lulur kalo Clarisa sudah bermanja manja padanya.
"Ya sudah ayo kita kesana, biar gak keburu sore sampe Jimbaran, karna mas sudah memesan tempat buat kita dinner nanti malam." ucap Diki dan langsung membuat Clarisa senyum manis karna Diki selalu tau apa yang ia mau tanpa harus mengutarakannya.
"Makasih mas, Terbaik deh.." ucap Clarisa sambil mengacungkan dua jempolnya dan tak lupa memberikan kecupan mesra di bibir Diki sekilas.
.
Setelah puas berbelanja oleh oleh, kini Diki dan Clarisa kembali lagi ke hotel untuk istirahat sebentar dan mandi karna sebentar malam mereka akan dinner di Jimbaran yang merupakan impian Clarisa dari dulu karna ini baru pertama kalinya ia pergi ke Bali.
Tepat pukul tujuh malam, keduanya tiba di salah satu restoran di Jimbaran tempat dimana Diki sudah memboking satu meja romantis yang berada di pinggir pantai yang akan membuat makan malamnya tambah romantis. Keduanya pun di antarkan menuju meja yang di pesan Diki, dan betapa bahagianya Clarisa saat melihat meja yang akan menjadi tempatnya makan malam sangat romantis dengan lilin sebagai penerang ya di atas meja dan juga ada beberapa di bawah membentuk gambar hati yang semakin membuat suasana tambah romantis.
"Mas..., bener ini meja kita?" tanya Clarisa tak percaya dan di jawab anggukan serta senyum manis dari Diki yang membuat kadar ke tampanannya bertambah berkali kali lipat saat ia senyum.
.
Bersambung....
Pagi ini suami istri itu harus balik ke Jakarta sekarang juga, padahal niatnya mereka akan pulang sore hari, tapi karna ada meeting penting akhirnya mau tak mau mereka harus pulang saat ini juga agar bisa sampe Jakarta sebelum makan siang karna Diki akan melakukan rapat tepat setelah makan siang di kantornya.
.
"Mas, gak bisa apa meeting nya di tunda saja, aku masih mau disini mas," ucap Clarisa merajuk karna tak ingin pulang sekarang.
"Gak bisa sayang, nanti siang mas harus meeting, nanti kita kesini lagi ya kalo kerjaan mas gak gitu sibuk ya." rayu Diki karna ia tak tega saat melihat wajah merajuk istrinya.
"Janji ya mas." ucap Clarisa
"Iya sayang, apa sih yang gak buat kamu, semuanya mas kasih karna mas sangat mencintai kamu." ucap Diki sambil memeluk Clarisa dari belakang, Diki memang selalu mengalah dan memberikan apa saja yang di mau Clarisa, bahkan sampe pindah rumah pun ia turuti meski ia tau keluarganya tak setuju tapi ia tetap pergi dari rumah utama hanya ingin membahagiakan istri nya itu.
Semenjak usia pernikahannya berumur dua tahun dan ia masih belum juga di berikan momongan sikap Clarisa jadi berubah, ia tak mau lagi tinggal dengan keluarga Diki, ia juga suka boros dan suka pergi entah kemana saat suaminya sudah berangkat ke kantor.
Meski Diki tau kemana pun Clarisa pergi tapi ia tak pernah menegurnya, tak pernah mempermasalahkan apa pun yang di lakukan Clarisa. Cinta Diki terlalu besar sehingga ia buta dengan apa yang di lakukan istrinya di belakangnya, padahal tak jarang ia menemukan ada yang janggal dengan sikap dan juga tingkah laku istrinya tapi Diki terus berpikir positif dan yakin kalo istrinya itu hanya mencari hiburan di luar dan sangat yakin kalo istrinya itu sangat setia padanya.
.
Setelah beberapa jam, akhirnya pasangan suami istri itu sampai di rumah mereka yang tempatnya tak jauh dari kediaman keluarga Diki, Diki memang sengaja membeli rumah di dekat kediaman orang tuanya, karna sejujurnya Diki tidak bisa jauh dari mama nadi. dan juga ke empat ponaanya itu, tapi kembali lagi ia tak ingin membuat istrinya sedih dengan terpaksa ia mengalah mengorbankan perasaannya demi ke baikan istrinya itu.
"Sayang mas berangkat ya, nanti kayaknya mas pulang malam, tapi mas usahain pulang cepat." ucap Diki berpamitan pada Clarisa.
"Iya mas, nanti agak sorean aku mau pulang ke rumah mama mau ngasih oleh oleh" ucap Clarisa.
"Ya sudah, salam saja sama mama dan papa ya, ya udah mas berangkat ya." ucap Diki mencium bibir Clarisa sekilas setelah itu ia berjalan menuju pintu rumahnya karna saat Ina ia berada dalam kamarnya, dan Clarisa tak pernah sekali pun mengantarkan Diki kerja sampe pintu rumahnya, ia hanya melakukan itu waktu masih tinggal dengan mertuanya saja tapi setelah pindah ke rumahnya ia seolah melupakan semuanya itu, bahkan sarapan saja ia tak mau membuatkan dan Diki sendiri lah yang membuat sarapan serta menyiapkan susu untuk Clarisa yang seharusnya Clarisa lah yang melayaninya bukan dia yang melayani istrinya.
Maka tak jarang ia kadang merasa itu dengan kakaknya karna Kiara begitu telaten melayani kakaknya, bahkan Kiara dengan suka rela membawakan makan siang ke kantor agar Dika tak telat makan siang di saat tau suaminya sibuk, sedangkan dirinya, kadang ia meminta Clarisa membawakan makan siang tak apa bukan masakan istrinya karna Diki tau Clarisa tak pernah mau masak tapi tetap saja Clarisa menolak dengan banyak alsan yang berakhir membuatnya kecewa, tapi untungnya kakak iparnya itu tak jarang juga mengirimkan makan siang untuknya lewat supir keluarganya yang di suruh mengantarkan makanan buat dirinya.
.
.
Bersambung.....
Diki melakukan rapat yang tadinya di gelar di kantornya jadi batal karna mendadak klien nya tidak enak badan dan meminta agar meeting nya di lakukan di hotel tempat ia menginap, mau tak mau akhirnya Diki beserta Tomi asistennya dan juga Dika serta Rey yang saat itu juga ikut meeting mewakili perusahan masing masing yang kebetulan melakukan kerja sama bareng memutuskan menerima permintaan klien mereka karna kalo tidak perusahaan yang mereka pimpin terancam batal kerja sama.
.
Saat sampai di loby hotel salah satu berbintang di Jakarta, Diki dan Dika serta Rey saling memeluk karna sejujurnya ia sangat merindukan kakak kandungnya satu satunya itu serta Rey, ia kangen ngobrol serta main bersama seperti dulu, tapi ia sadar kalo ia tak boleh ngeluh karna ini keputusannya sendiri yang memilih keluar dari rumah utama demi menuruti keinginan istrinya meski keluarganya sudah melarangnya.
.
"Kak..." ucap Diki dan langsung memeluk kakaknya itu dan bergantian ia memeluk Rey yang sudah ia anggap kakaknya juga.
"Kapan pulang?" tanya Dika saat membalas pelukan adiknya itu, karna ia juga merasakan kangen sama Diki yang sekarang sudah jarang pulang ke rumah utama, selain karna pekerjaan kantor juga karna istrinya yang tidak pernah mau di ajak pulang ke rumah utama semenjak mereka pindah rumah sikap Clarisa sangat berbeda setelah menikah dengan Diki, meski kedua orang tuanya tau tapi mama Nadin dan papa Juna hanya diam saja karna beliau menghargai perasaan Diki dan tidak ingin merusak kebahagian Diki karna Clarisa tak menyukai keluarganya.
"Tadi pagi kak, mama papa sehat kak? sudah lama aku gak main ke rumah." ucap Diki sendu saat menanyakan kabar orang tuanya.
"Mama papa sehat, kalo kangen pulang, tak apa jika istri kamu gak mau ikut pulang nengok mama papa, tapi kamu sebagai anaknya kalo kamu kangen ya pulang, rumah itu juga masih rumah kamu, rumah kita." ucap Dika karna Dika sangat tau penyebab Diki jarang pulang ke rumah dan lebih memilih memendam rasa kangennya sama mama papa nya hanya demi istrinya biar tidak marah.
"Oh ya, ni mba mu bawakan makan siang buat kamu, pasti belum makan siang kan, makan dulu gih mumpung masih ada waktu setengah jam lagi." ucap Dika dan menyodorkan rantang biru yang biasa buat bekal Diki dari dulu.
Diki yang menerima rantang itu terharu sampai matanya berkaca kaca karna kakak iparnya itu tak pernah lupa sama dirinya meski sudah tidak tinggal bareng tapi masih selalu ingat membawakan makan siang buat dirinya.
dengan menahan tangis Diki mengambil rantang itu dan membawanya duduk di ruang tunggu yang ada di loby itu tanpa menghiraukan orang lain, yang ia pikirkan adalah ingin segera menyantap masakan kakak iparnya itu yang sudah pasti makanan kesukaannya dengan rasa yang sangat nikmat.
Setelah selesai menghabiskan bekal dari Kiara, Diki baru melihat sekeliling ternyata dari tadi ia jadi tontonan ketiga laki laki yang berdiri di depannya itu dengan pandangan heran, karna Diki menghabiskan makanan yang banyak itu dengan waktu yang cepat.
"Sudah berapa lama kamu gak makan Dik, makan mu kayak orang yang gak makan seminggu gitu.?" tanya Dika bercanda karna dalam hatinya ia bahagia karna adiknya sangat menyukai masakan istrinya tapi juga sedih secara bersamaan karna melihat cara makan Diki yang sangat terlihat jika dirinya tidak mendapat perhatian dan juga tidak di urus secara benar oleh istrinya.
mendapat pertanyaan seperti itu dari kakaknya hanya di jawab cengiran oleh Diki karna ia akui ia sangat kelaparan saat ini dan begitu tergiur saat melihat lauk kesukaannya apa lagi dengan rasa yang sangat enak itu.
.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!