NovelToon NovelToon

Berondong Nakalku Seorang President

Prolog

Lira Anggraini adalah seorang gadis yang selalu energik dan ceria, sejak kecil dia sudah dilatih oleh ayahnya ilmu bela diri untuk melindungi dirinya sendiri dalam situasi bahaya, karna sang ayah adalah guru bela diri dan mempunyai sanggar sendiri, lira pun sudah mahir dalam ilmu bela diri sejak kecil.

Lira selalu mandiri sejak kecil dan tak pernah mau merepotkan orang lain, dia suka membantu dan juga sangat baik pada semua orang. Sampai dikenal dengan sebutan putri dewi di daerahnya.

Sejak masuk sekolah menengah atas lira pergi ke rumah neneknya di Jakarta dan bersekolah di sana, sekalian menemani sang nenek yang sudah tinggal sendirian.

Dalam kesehariannya yang selalu membantu neneknya mengurusi tokoh, karna neneknya memiliki sebuah toko sembako yang lumayan besar dan juga para pegawe sekitar 5 orang.

Ditahun dia masuk sebuah universitas lira mengenal cowok yang dianggapnya baik serta tampan dan mereka pun menjadi sepasang kekasih di tahun ke dua kuliah. Akan tetapi sialnya dia diselingkuhin dan dihianati oleh kekasihnya itu dengan berpacaran sama teman dekatnya sendiri hingga mereka putus.

Alasan putus dan penghianatan mereka karna lira dianggap tak menarik dan tak lucu oleh pacarnya, serta tak masuk akal karna selama pacaran 3 tahun mereka hanya bergandengan tangan saja tanpa ada perkembangan, dan tak bisa menyentuh tubuh lira.

"Bagaimana bisa, bagaimana bisa kalian berdua melakukan ini pada ku?" lira bertanya dengan tidak sabar pada dua orang yang telah mengkhianati hatinya, yaitu dafid dan juga desi yang merupakan kekasih sekaligus teman dekatnya sendiri.

"Kenapa aku tak bisa melakukannya. Bukankah kamu adalah seorang wanita tangguh yang tak butuh bantuan dan juga kamu tak pernah mengijinkan aku menyentuhmu walo kita sudah berpacaran selama 3 tahun." dafid mencobak membela diri dengan menyalakan semuanya pada lira.

"Apa?!" lira tak habis pikir dengan apa yang diucapkan oleh dafid pada dirinya.

"Benar, kamu adalah gadis yang tak menarik yang menganggap kesucian adalah segalanya. Ini adalah dunia modern, kita harus berkembang dan jangan terpuruk dalam dunia yang sudah lapuk Lira. Semua cowok menginginkan yang lebih dari kita, agar kita bisa terus bersama dan menyelami hubungan bersama."

Ejek desi pada lira yang dianggap tak bisa berkembang dan ketinggalan jaman.

"Bagaimana bisa kalian melakukan ini padaku. Padahal aku begitu sangat mempercayai kalian berdua."

Lira merasa lemah dan juga tak berdaya di depan dua orang yang selama ini sangat dia percayai.

"Sudalah Lira kita sampai di sini saja karna aku sudah tak bisa bersama dengan mu lagi. Aku butuh orang yang membutuhkan aku, sementara kamu selalu bisa mengatasi semua masalahmu sendiri, bahkan kamu bisa menjaga dirimu dari bahaya sendiri."

Ucap dafid yang benar - benar membuat lira tak habis pikir, bagaimana bisa ada cowok yang justru ingin ceweknya bergantung pada dirinya.

Dalam keterpurukannya lira hanya bisa mengadukan segala rasa sesaknya pada Yuniar yang sudah berteman sama lira sejak di sekolah menengah atas hingga sekarang.

"Bagaimana bisa mereka melakukan penghianatan pada ku Nia, apa salahku pada mereka. Kenapa mereka menyakitiku sampai seperti ini?"

Lira menangis dan bersimpuh di hadapan yuniar dengan tak berdaya.

"Lupakan mereka, kamu harus melupakan para b*j*ng*n itu. Mereka tak pantas ditangisi."

Ucap yuniar geram pada dua orang yang selalu munafik, beda didepan dan beda dibelakang.

Selama beberapa hari lira yang merasa terpuruk pun mencobak keluar dari situasi yang membuatnya sesak.

Setelah masa kerja paruh waktunya habis lira mencobak melamar pekerjaan sebagai pegawe magang disebuah kantor yang sangat megah dan besar, serta yang sangat diminati oleh banyak orang.

Lira diterima sebagai sekretaris cadangan karna dia masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir. Dan karna kecerdasannya serta keahliannya dalam bela diri lira jadi dekat sama ibu pimpinan serta menjadi pengawal pribadinya disaat ada acara khusus para ibu - ibu.

Lira diajarkan berbagai banyak hal oleh rekan kerjanya selama di kantor hingga dia pun memiliki keahlian sebagai sekretaris, walo bidangnya berbeda dengan perkuliahan yang dia sambil. Karna dia ambil kuliah menajemen.

...🍂🍂🍂...

"Kenapa kakak masih saja malu - malu seperti ini? Bukankah kita sudah melakukannya berkali - kali dan juga sudah saling lihat bahkan saling merasakan satu sama lain, dan juga sudah saling menikmati selama semalaman."

Bisik liyon tepat ditelinga lira yang tengah menutupi dirinya dengan sebuah selimut dan wajahnya bersemu merah.

"Jangan tunjukkan wajah seperti itu kak, karna itu membuat ku bangkit lagi dari tidur sementara, dan kakak harus bertanggung jawab atas diriku sekarang."

Liyon berkata lagi dan dia langsung menerkam tubuh lira tanpa ada abah - abah atau peringatan. Liyon lagi - lagi menikmati permainannya dengan tubuh lira yang belum terjamah oleh siapa pun.

"Apa aku sudah gila, kenapa aku melakukan itu, bahkan pada orang yang seharusnya menjadi adik ku, karna dia seusia dengan adikku. Dan yang lebih gilanya lagi dia adalah orang yang baru saja aku temui dan juga aku tak kenal."

Lira menggerutu dan mengumpat pada dirinya sendiri atas apa yang telah dia lakukan dengan liyon yang merupakan pria baru dan pacar sewaan yang dia sewa untuk menemaninya dalam acara reuni.

Lira selalu diajarkan oleh ayahnya untuk menjaga dirinya dan menghormati dirinya sendiri, hingga bagi lira sebuah kesucian adalah hal yang sangat sakral selama ini.

"Kamu gila Lira, bagaimana bisa kamu memberikan tubuhnya dipermainkan oleh berandal busuk seperti bocah itu, bahkan memberikan pengalaman pertama mu padanya yang baru saja kamu kenal."

Lira terus merutuki dirinya dalam sebuah kamar dan mengacak - acak rambutnya.

Pengalaman pertama dan pertama kalinya berhubungan dengan seseorang, bahkan itu dengan orang yang dia bayar dan dia sewa sendiri.

Semua yang terjadi secara tiba - tiba dan tak terduga itu membuat lira merasa tak bisa membenahi akal sehat serta fikirannya.

"Aaaaah.! Aku telat bangun."

Lira bangun langsung lari dari tempat tidur dan tanpa mandi dia langsung berangkat kerja, karna di kantor akan ada penyambutan bos baru yang menggantikan pimpinan lama, yang merupakan anak dari pimpinan lamanya.

...🍂🍂🍂...

Saat semua orang sudah berbaris dan berkasak kusuk membicarakan tentang bos baru yang akan memimpin perusahaannya itu, lira justru baru datang dan tak tau apa - apa.

"Lira bagaimana kamu bisa telat datang disaat pergantian bos."

Bisik endang pada lira yang baru saja datang dan masuk kedalam ruang sekretaris.

"Lira kenapa telat, apa kamu mengawal bu bos lagi sampai malam?"

Yanuar bertanya dan berdiri di depan meja lira dengan bersandar di pembatas meja.

"Ayo semua berbaris, bos baru ingin memilih sekretaris baru untuk dirinya secara pribadi."

Pak hendra berteriak di ruang sekretaris untuk memberi tau pada semua sekretaris yang berkumpul di ruangannya.

Melamar kerja

"Bagaimana, apa kamu sudah siap untuk memulai hari yang baru lagi? Dan lupakan serta tinggalkan semua yang tak penting dibelakang."

Yuniar bertanya dan juga menyemangati lira yang akan bangkit dari keterpurukan dan akan memulai hari barunya lagi.

"Aku siap, dan aku tak mau peduli dengan mereka lagi."

Lira berkata dengan membuat gerakan tangan keatas seolah membuang kesialan dan memberikan dukungan semangat pada dirinya sendiri.

"OK, ayo kita berangkat."

Yuniar berteriak lantang untuk mengusir rasa malas dan menambah energi untuk bersemangat.

Mereka pun keluar dari kos yuniar dan menuju ke halte bis, dan berpisah di pemberhentian pertama karna yuniar turun lebih dulu dikantor pajak tempatnya bekerja, sementara lira melanjutkan dipemberhentian berikutnya.

...🍂🍂🍂...

Disebuah kantor yang sangat besar dan juga megah sudah banyak orang yang datang untuk melamar, mereka semuanya menunggu di ruang tunggu khusus dan semuanya berpenampilan sangat modis, seksi dan cantik. Hanya lira yang berdandan biasa alarkadarnya, dengan setelan kemeja putih polos dan span hitam dibawah lutut.

"Berikutnya nomor 30 Lira Anggraini.!" teriak seorang wanita cantik yang dari tadi memanggili satu persatu pelamar untuk masuk kesebuah ruangan guna diwawancarai.

"Iya, saya." aku berteriak lantang saat nomor urut ku dipanggil, dan aku berharap akan diterima walo hanya sementara.

Aku memasuki sebuah ruangan yang sangat dingin bagai di kutub, dan aku lihat ada sekitar 5 orang yang ada didalam ruangan itu.

Aku berjalan pelan menuju kursi yang sudah disiapkan ditengah - tengah ruangan, dengan sebuah mig yang berdiri tegak tepat didepan kursi tempatku duduk.

Aku memandang satu - satu dari orang yang ada didalam ruangan itu dengan cermat, aku tak tau yang mana yang pimpinan dari perusahaan itu.

Dari 5 orang itu terdiri 4 pria dan 1 wanita, dan sepertinya salah satu dari 4 orang itu ada 1 orang yang keturunan cina. Karna walo beliau sudah tua tapi beliau terlihat sangat tampan dan juga gagah.

"Lira Anggraini, mahasiswa tingkat akhir ditahun ini." ucap orang itu memecah keheningan.

"Ah, iya saya akan lulus 3 bulan lagi. Saat ini saya sedang menyelesaikan skripsi saya." aku berkata panjang tentang ku karna aku tak pernah punya pengalaman melamar kerja di kantoran.

"Kamu melamar sebagai pegawai magang di kantor ini dengan alasan apa?" Tanya seorang wanita yang duduk di deretan pewawancara itu.

"Ah, soal itu saya tidak ada penilaian khusus bu. Saya melamar di sini hanya karena ingin mendapatkan pengalaman, apa lagi perusahaan ini sangat terkenal. Jadi kalau sudah dapat pengalaman dari sini pasti perusahaan lain akan mudah untuk dihadapi." 😁

Aku menjawab asal saja sambil senyum dan menunjukkan gigiku yang tak bagus, karna perusahaan ini emang sangat terkenal dan juga sangat bagus dari tahun ketahun.

"Sebelum di sini apa kamu sudah ada pengalaman kerja nona Lira.?" tanya seseorang yang duduk disisi kiri orang cina itu.

"Ah, iya. Saya sebelum ini bekerja paruh waktu disebuah restoran dan juga toko buku, namun ini hari terakhir saya bekerja, makanya saya datang untuk melamar sebagai pegawai magang di perusahaan ini.

Aku menjawab sesuai dengan kenyataan yang ada, karna hari ini emang hari terakhirku bekerja di restoran.

Setelah aku menjawab pertanyaan itu, ku lihat mereka saling berdiskusi satu sama lain, aku menunggu sekitar 5 menit.

"Baiklah nona Lira silakan tunggu kabar dari kami setelah ini. Sementara lamaran kerja magang anda kami terima dan akan kami pelajari lebih lanjut lagi.

"Ah, baik terima kasih." aku berdiri memberi hormat pada mereka lalu melangkah keluar dari ruangan itu.

"Haaaah. Leganya." aku bergumam dan menghirup udara sebanyak - banyaknya setelah keluar dari ruangan wawancara tadi.

Setelah dari kantor tadi aku langsung meluncur ke restoran tempatku bekerja dengan naik bus.

...🍂🍂🍂...

Setelah sampai di restoran aku langsung berganti baju dengan seragam yang disediakan oleh restoran itu, aku pun bergabung dengan yang lain untuk melayani pelanggan yang datang.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat dari shif siang sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, dan itu artinya waktunya jam pulang kerja.

"Maaf bu, hari ini adalah hari terakhir saya bekerja di sini. Minggu depan saya sudah mulai sibuk dengan skripsi saya, jadi saya mau pamit sama ibu, barang kali saja selama saya bekerja di sini saya ada salah atau sikap saya yang tak berkenan didalam hati ibu saya mohon maaf."

Aku berpamitan pada ibu bos pemilik restoran itu, dan beliau sangat baik pada ku aku diberi gaji utuh dan juga bonus yang mungkin hampir sama dengan pegawai tetap.

...🍂🍂🍂...

"Haaah. Enak banget rebahan ini."

Aku langsung merebahkan tubuh ku begitu sampai di rumah, setelah melalui perjalanan 30 menit dari tempat kerja ke rumah nenek ku.

"Wah capek banget ya mbak Lira.? Apa mbak Lira mau es? Tadi Sriyani bikin es cendol."

Mas sujito menawarkan es pada ku yang baru saja sampek dan langsung rebahan di kasur teras samping rumah nenek ku, tempat para pegawai biasa istirahat.

"Wah malam - malam bikin es cendol mas?" aku bertanya bingung pada mas sujito, karna para pegawai nenek ku ini aneh - aneh semua, mereka selalu berkebalikan. Kalo siang bikin wedang dan kalo malam bikin es.

"Hahaha ya habis tadi mas Dudung sama Surep mecahin gula yang mau diangkut ke pik up." jelasnya pada ku.

"Gula mana ada dipecahin mas, yang ada dirobekin."

"Ya, itu maksudnya mbak. Hahaha.!"

Aku dan para pegawai nenek ku pun menikmati es cendol dengan makan gorengan yang dibeli oleh Sujini.

Brrrt brrrt

"Ehm, halo. Ini siapa?" aku yang baru setengah sadar dari tidur mengangkat panggilan telpon.

"Selamat pagi, ini dengan Lira Anggraini? Kami dari PT. Task Corporation Grub menginfokan bahwa hari ini kami mengundang anda untuk datang ke perusahaan pada jam 9 pagi ini, menemui bapak Hendra selalu kepala sekretaris. Apakah anda bisa datang?"

Suara dari sebrang itu mengatakan panjang lebar pada ku yang masih setengah sadar, dan dengan kekuatan kilat mataku langsung terbelalak, serta kesadaran ku langsung penuh begitu mendengar kata PT. Task Corporation Grub.

Tanpa pikir panjang lebar aku langsung mengiyakan permintaan dari orang yang menghubungiku, dan aku langsung bersiap - siap untuk datang ke kantor itu.

...🍂🍂🍂...

"Maaf saya Lira, tadi pagi dihubungi dan disuruh datang untuk menemui pak..." kalimatku terputus karna aku lupa namanya.

"Baiklah, mungkin yang dimaksud adalah pak Hendra kepala sekretaris." ucap resepsionis itu dengan tersenyum pada ku, dan aku hanya diam karna beneran lupa nama orang yang mau aku temui.

"Maaf selamat pagi, aku adalah Endang tadi pagi saya dihubungi untuk datang menemui pak Hendra." ucap seorang gadis yang ku lihat dia seusia ku.

"Baik, mari ikuti saya." ucap pegawai resepsionis itu, dan aku sama endang berjalan dibelakang mengikuti sampai disebuah ruangan.

"Silakan, pak Hendra sudah menunggu di dalam." ucap resepsionis itu pada kami dengan ramah.

Aku dan endang pun masuk kedalam ruangan itu, dan di sana sudah ada 3 orang, 2 pria yang salah satunya adalah orang cina yang rupawan walo sudah berumur yang waktu itu ikut dalam proses wawancara dan satunya orang Indonesia yang sangat tegas, serta seorang wanita yang bisa ku kenali yaitu mantan bos ku di restoran, yang tak lain adalah ibu li (Li Nieam).

"Senang bertemu dengan mu Lira." sapa bu li pada ku dan membuat 2 pria yang duduk dengannya spontan menatapku, dan juga endang yang berdiri disebelah ku.

Aku hanya senyum dan garuk - garuk kepala ku yang sebenarnya tidak gatal, hanya karna merasa canggung ditatap orang - orang karna aku takut kalo aku akan dianggap diterima di perusahaan ini karna koneksi.

"Baik, kita langsung saja. Sebenarnya tujuan kalian berdua Lira dan Endang dipanggil kesini karna kalian diterima di perusahaan ini sebagai sekretaris, dan kalian akan diperkerjakan mulai besok."

Seorang keturunan jawa itu berkata dengan sangat lantang dan percaya diri pada kami berdua (aku dan juga endang) yang duduk di kursi didepan ke 3 orang itu.

"Maaf, tapi saya tidak melamar magang dibagian sekretaris pak. Saya mengajukan lamaran dibagian pemasaran." jawabku karna sebenarnya aku emang melamarnya dibagian pemasaran sesuai dengan jurusanku management.

"Aku yang mengajukan kamu ke bagian sekretaris, karna kamu masih magang mungkin kamu masih begitu bebas nanti. Jadi bisa menemani ku keluar." ucap bu li padaku yang berhasil membuat ku bingung.

Kira - kira apa yang akan dilakukan bu Li, mantan bos lira yang lama pada lira. Sampai dia mengajukan lira untuk diperkerjakan dibagian sekretaris, dan apa tujuannya mengatakan kalo lira bisa menemani dia keluar.

Untuk cerita selanjutnya ditunggu ya...

Jangan lupa kalian beri dukungan dengan meninggalkan jejak kalian pada coment dan like.

1 lamaran 2 pekerjaan

"Wah Lira.! Benar nama kamu Lira kak ya? Masih ingat aku?"

Seorang wanita cantik memanggil ku dan iya aku lupa dengan siapa dia, karna maklum aku orangnya tak bisa mengingat wajah orang kalo cuma bertemu sekali saja.

"Ya Ampun, kenapa jadi bengong dan menatapku serius begitu sih. Aku Endang yang waktu itu datang dan ketemu pas panggilan kerja." jelas wanita itu dan akhirnya aku pun ingat dengan dia.

"Hahaha, maaf maaf aku tak begitu mengenali orang dan gampang lupa." jelasku pada wanita itu. Dan kami pun masuk ke kantor bersama dengan dia sambil berbincang ringan.

"Tapi Lira, sejak dari hari itu sampai sebulan ini aku tak melihat kamu di kantor sekali pun, ku pikir kamu tak diterima. Tapi kenapa tiba - tiba kamu sekarang masuk dan muncul di kantor?"

Endang bertanya bingung pada ku, karna sehari setelah aku dipanggil ke esokan harinya aku dihubungi lagi dan disuruh datang ke alamat yang harus ku datangi, jadi aku tak pergi ke kantor untuk melapor.

Sebulan sebelumnya.

"Halo saudara Lira? Ini saya Baron aisten tuan Liborsei. Saya cuma mau menginfokan untuk kamu besok tolong datanglah ke alamat yang saya sebutkan untuk menemui ibu Li. Baiklah saya akan mengirim alamatnya lewat pesan singkat di henpon kamu, jangan lupa datang tepat waktu."

Jelas tuan Baron pada lira, dan pada ke esokan harinya lira pun datang ke alamat tersebut yang ternyata adalah alamat rumah ibu li.

Sesampainya lira di sana tiba - tiba saja lira dihadang oleh 3 orang dan mereka terlihat perselisihan hingga perkelahian pun terjadi, karna orang - orang itu ingin merebut tas lira.

"Wah, sial kalian. Jangan main kroyoan dong.! Karna aku pakek sepan jadi tak bisa leluasa bermain sama kalian. Kalo berani 1 lawan 1." kesal lira pada para preman yang dilihat lira elit itu, karna mereka pakek setelah jas lengkap.

Pro prok prok

"Bagus, bagus sekali. Hahaha" ku lihat seseorsng keluar dari dalam rumah besar itu.

"Aku suka dengan wanita mudah yang energik begitu, istriku tak salah memilihmu."

Tawa dan tepok tangan seorang pria cina yang rupawan itu keluar dari dalam rumah, dan 3 preman yang tadi mengeroyok ku berbaris dan memberi hormat pada orang itu.

"Lira, kamu pasti bingung ya? Ayo masuklah." dari dalam rumah itu keluar mantan bos ku di restoran bu Li dengan dandanan yang sangat mewah dan juga cantik sekali.

Dengan binggung aku melangkah masuk ke dalam rumah besar itu, dan tanpa henti aku terus memuji rumah mewah itu. Rumah itu sangat luar biasa mewah.

"Duduklah Lira." ucap bu li pada ku yang sudah sampai di dalam rumah besar itu.

"Ah iya bu."

"Lira, kamu dipanggil ke sini itu untuk mengawal istriku. Dan mulai sekarang kamu adalah bodyguard istriku." ucap orang yang berumur nan rupawan itu, yang ku yakini adalah suami dari bu li.

Alhasil selama sebulan ini aku bertugas mengawal bu Li disetiap pertemuannya dan juga saat bliau pergi keluar kota untuk melihat restoran cabangnya di kota Bandung.

Setelah 1 bulan.

Aku dan endang masuk kedalam lif dan aku menjelaskan kepada endang apa yang aku kerjakan selama sebulan ini sampai aku tak masuk ke kantor untuk melapor, namun surat laporan ku sudah ada di kantor dan sudah diperoses.

Ting

Pintu lif terbuka.

Aku melangkahkan kaki ku menuju ke ruang sekretaris bersama dengan endang. Dan aku agak takut dengan orang - orang yang belum pernah ku temui dan ku kenal.

"Halo, saya Lira pegawe magang di kantor ini." sapa ku pada semua orang yang ku lihat berkumpul dan sedang mengobrol.

"Teman - teman semua dia adalah Lira." sambung endang yang terlihat sudah akrab dengan semua orang.

"Selamat pagi Lira, bos memintak anda untuk masuk keruangannya sekarang." sapa dan juga perintah pak Baron padaku begitu aku sampai dan menginjakkan kaki di ruang sekretaris.

Aku menatap semua orang yang ada di ruangan itu, seola ada pertanyaan yang mengganggu mereka tentang setatus kerjaku.

"Ah, baik pak. Apa sekarang?" tanyaku pada pak Baron, dan dijawab dengan anggukan.

Setelah pak Baron mengangguk aku pun berjalan mengikuti pak Baron dibelakang sampai di ruangan kerja bos.

30 menit setelah aku ke ruangan bos aku pun kembali lagi ke ruang sekretaris dan aku lihat semua orang menatapku seolah memintak ku untuk menjelaskan tentang situasi ku saat ini.

"Eh, i - itu sebenarnya aku adalah bodyguardnya nyonya Li. Jadi selama ini aku bertugas mengawal bliau, baru kali ini aku bisa ke sini untuk mempelajari tugas - tugas sebagai sekretaris."

Aku menjelaskan pada semuanya sesuai dengan apa yang sebenarnya aku lakukan, karna aku gak mau kalo nanti mereka menganggap bahwa aku masuk ke sini karna koneksi atau sebagainya.

"Benarkah? Ini keren, hebat banget kamu Lira." ucap safitri pada ku dengan memegang tanganku dan menatapku berbinar.

"Hihihi, ya ya begitulah." aku menjawab sambil cengar - cengir.

"Bagus banget itu namanya 1 lamaran 2 pekerjaan, yang pastinya dobel gaji juga. Hahahaha." yanuar menjawab dengan terbahak, yang setelah ku pikir ada benarnya juga karna aku dapat gaji dari nyonya li dan juga dari kantor.

Pekerjaanku di kantor pun juga berjalan lancar, semua orang sangat baik pada ku. Mereka hampir sama dengan yuniar sahabatku, baik dan hangat.

Selama sebulan aku banyak mempelajari apa saja tugas serta pekerjaan sebagai seorang sekretatis dari adit, yanuar dan fitri.

Apa lagi fitri dia yang seorang sekretatis bos dan yang selalu ikut kemanapun bos pergi rapat, jadi begitu cekatan serta mahir mengenai tugas - tugas seorang sekretaris.

Dan tak terasa sudah 3 bulan aku bekerja sebagai sekretaris juga bodyguard. Hari ini adalah hari kelulusan ku, hari bersejarah bagi ku, karna aku akan menyandang gelar sarjanah dinama belakang ku.

...🍂🍂🍂...

Semua orang datang untuk melakukan wisudah dan pelepasan sumpah sebagai seorang sarjana baru yang akan menerapkan ilmu yang didapat selama pendidikan ke dunia masyarat.

Semua orang ku lihat berdandan cantik, hanya aku saja yang memakai riasan simple. serta kaos dan toga, karna aku baru pulang mengawal nyonya li. Karna aku yang memaksa untuk mengawal sebenarnya.

Aku sangat bahagia berfoto bersama dengan ayah, ibu, adik serta nenekku yang menyempatkan untuk datang diacara wisudahku.

"Halo Lira, selamat ya atas wisudah mu? Apa kamu masih akan bekerja paruh waktu? Kalo kamu mau aku bisa membuat mu jadi pegawe magang di kantor papaku." ucap desi dengan nada sedikit menyindir pada ku, dan seolah sengaja mengatakan kalimat itu di depan orang tuaku.

"Aku dan Dafit akan bekerja sama di kantor papa, dan akan menjadi pegawe tetap di sama. Kalo kamu mau ku rekomendasikan, atau kamu ingin menikah saja? Tapi kamu masih belum punya pacar kan ya." sambungnya lagi dengan menunjukkan kemesraannya dengan dafit didepan ku.

"Kenapa kamu seolah sengaja ingin mempermalukan kakak ku hah.!" kesal satria pada desi yang dari tadi seolah memprofokasi.

"Apa - apa an kau.!" bentak dafit pada satria.

"Ajari wanitamu, kalo gak mau ku hancurkan." ancam satria dan membuat dua orang itu akhirnya pergi. Sementara ayah, ibu dan nenek ku hanya menatap aku dengan beribu pertanyaan, karna yang mereka tau dafit adalah kekasihku.

"Tidak apa - apa, kami sudah putus lama." jelasku pada orang tuaku dengan senyum yang ku buat sebaik mungkin.

"Om, tante dan Nenek.!" teriak yuniar mengalihkan fokus orang tua ku pada ku, yang akhirnya kami tak jadi membahas soal dafit.

Satu minggu setelah hari kelulusan kami semua mengadakan acara di sebuah hotel yang didatengi banyak orang, termasuk para dosen pengajar kami.

Melihat Lira yang datang ke acara diantar dengan mobil mewah, membuat seseorang merasa kesal dan ingin melakukan sesuatu untuk lira. Kira - kira apa yang akan terjadi pada lira dalam acara tersebut?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!