MIKAYLA ANGGRAIN
Mikayla Anggraini biasa dipanggil kayla atau kay. Dia adalah seorang gadis remaja, yang hidup sebatang kara, ibunya meninggal saat dia berusia 6 tahun. Karena penyakit kanker kronis yang dengan kejam mengerogoti hati ibunya.
Sekarang dia tinggal di panti asuhan Pelitaku. Disana dia sangat disayangi oleh semua orang karena Kayla merupakan salah satu anak yang sering membantu perekonomian di panti asuhan tersebut. Kayla sekarang sedang sekolah di SMA IDOLA, dia termasuk siswa pintar disekolah.
Untuk masuk kesekolah ternama seperti SMA IDOLA, Kayla dengan susah payah membagi waktunya untuk bekerja dan belajar. Kayla masuk ke SMA IDOLA melalui jalur beasiswa. Di samping dia sedang sekolah Kayla juga harus kerja paruh waktu selepas pulang sekolah. Kayla bekerja di Cafe milik kakak salah satu temannya.
Selain bekerja di Cafe Kayla juga ikut membantu ibu panti membuat kue untuk di jual ke warung – warung sekitar panti asuhan. Dia harus bangun pagi – pagi sekali untuk membantu ibu Tika (ibu panti) membuat kue dan sebelum berangkat ke sekolah Kayla harus mengantarkan kue – kue tersebut ke warung - warung.
“Bu kuenya kan udah siap semua, kalau gitu kay pamit siap – siap dulu ya” pamit Kayla.
“Iya terima kasih ya nak, kamu udah mau bantu ibu,” ucap bu Tika.
“Ibu jangan ngomong gitu, ini kan untuk Kayla juga” jawab Kayla memeluk bu Tika, dia sudah menganggap bu Tika sebagai pengganti ibunya sendiri.
“Yaudah, aku kekamar dulu”Kayla berlalu pergi kekamarnya untuk bersiap – siap .
~
Kringggg….. kringggg……,
Jam alarm terus berdering tapi sang penghuni kamar seakan tidak mendengar apa pun.
Kriiiing….kringgggg…, Jam alarm berdering kembali.
Ceklek
“Aduh ini anak belum juga bangun” ucap Anita kesal.
“ADRIAN BANGUN” Teriak Anita, menarik selimut sang putra.
Plak...Plak...
Ainta memukul – mukul Adrian , namun tak ada pergerakan dari sang putra. Anita tak kehabisan akal dia pergi kekamar mandi dan membasahi anduk kecil dengan air dingin.
Anita kembali menghampiri Adrian dan dengan tak ada rasa kasihan Anita menutup wajah anaknya dengan kain basah itu.
“AAAAAAAAA… TOLONG…. TOLONG… TOLOONG gue kelelep” teriak Adrian.
“HAHAHAHAHA” tawa Anita pecah melihat anaknya yang berteriak minta tolong.
Mendengar suara tawa mamanya Adrian seketika terbangun dan dia membuang ke sembarangan arah handuk kecil yang menutupi mukanya itu.
“Apaan sih ganggu orang tidur aja” kesal Adrian.
“Bangun, bangun, bangun ini sudah pagi, katanya kamu ada kelas pagi ini” ujar Anita berlalu pergi dari kamar Adrian.
“Cepat bangun, mama tunggu di bawa!” teriak Anita dari luar kamar.
“Haish, susah kalau punya emak yang usil” keluh Adrian, dengan kesal dia turun dari tempat tidur dan berlalu ke kamar mandi untuk membersikan dirinya.
Dibawa Anita menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya tersayang. Dia sangat senang pagi ini , karena sudah berhasil megusili anak sematawayangnya itu.
“Kamu kenapa senyum –senyum gitu?”tanya suaminya yang tiba – tiba memeluknya dari belakang.
“Kamu tau nggak, aku tadi habis ngapain?” tanya Anita seraya membalikan tubuhnya dan menatap sang suami. Bagas menggelengkan kepalanya sebagai jawaban ketidak tahuannya.
“Tadi aku berhasil mengerjain anak kita yang menyebalkan itu” ujar Anita bangga.
“Kamu ini gimana, masa ngerjain anak sendiri bangga” ucap Bagas heran.
“Mau gimana lagi, anak kamu itu nyebelin banget tau gak sih mas. “ jawab Anita tersenyum, dia mengecup bibir suaminya sekilas kemudian membalikkan tubuhnya kembali untuk mengambilkan Bagas sarapan.
“Duduklah, aku akan mengambilkan sarapannya” suruh Anita, Bagas hanya menurut saja.
“Ini makanlah” Anita meletakkan sepiring nasi goreng di hadapan suaminya.
"Terima kasih istriku tersayang" ucap Bagas
“Mas, jadi nggak kita ke panti nanti sore?” tanya Anita, seraya menarik kursi di sebelah kanan suaminya.
“ Jadi, nanti setelah pulang kantor, aku jemput ya” jawab Bagas. Ia mulai menyuapkan sarapannya ke dalam mulutnya
“Ngapain ke panti pa?” sahut Adrian yang baru saja datang, dia mengeser kursi disebelah kiri papanya. Anita pun mengambilkan sarapan untuk putranya itu.
“Ini makanlah!” Anita mengulurkan sepiring nasi goreng kepada Adrian.
“Thank you mom” ucap Adrian menerima piringnya.
“ Papa mau ngasih santunan anak yatim, sekalian syukuran untuk mendoakan almarhum adikmu” Adrian mengangguk paham mendengar ucapan papanya.
“Kamu juga ikut ya nak” ajak Anita.
“Nggak ah ma, aku udah ada janji dengan teman” tolak Adrian, ia mulai memakan sarapannya.
“Teman kamu yang geng motor tidak jelas itu?” sahut Bagas.
“Mereka jelas semua pa, lagian mereka juga mahasiswa kaya Adrian dan latar belakang keluarga mereka juga jelas. Jadi bagian mananya yang papa maksud tidak jelas itu?.” Protes Adrian yang tidak terima teman – temannya dikatai tidak jelas oleh papanya.
“ Ini yang papa maksud tidak jelas itu, semenjak kamu bergaul dengan mereka kamu jadi tidak punya sopan santun kalau ngomong sama orang tua” ucap Bagas.
“Terserah papa aja, aku pamit” ujar Adrian berdiri dari duduknya dan berlalu pergi.
“kamu mau kemana, sarapan dulu” teriak Anita. Namun, Adrian tidak mengubris teriakan sang mama, ia terus saja berjalan meninggalkan ruang makan.
“Sudahlah, biarkan saja dia” ucap Bagas dingin,kemudian dia menyeruput kopinya. Anita tak bisa berkata apa – apa lagi jika suaminya sudah dalam mode dingin.
“Selesaikan semua yang dibutuhkan untuk ke panti nanti, aku pergi” pamit Bagas berlalu begitu saja.
Bahkan dia melupakan kebiasaannya mencium dahi istrinya sebelum pergi. Beginilah aurah rumah Anita jika sang suami habis berdebat dengan putra mereka.
~
Disekolah Kayla tampak sibuk dengan buku – bukunya. Dia sedang memanfaatkan waktu istirahatnya dengan belajar di perpustakaan. Jadi jika selepas sekolah dia tidak pusing lagi untuk mengerjakan tugas – tugas sekolahnya. Bagi Kayla waktu adalah hal yang sangat penting yang tidak boleh di sia –siakan.
“Hai Kay” sapa Sandra yang merupakan salah satu orang yang mau berteman dengan Kayla.
“Hai San, tumben elu ke perpus?” tanya Kayla, menoleh melihat sahabatnya itu
“Bosen gue nggak ada elu” tutur Sandra duduk disamping Kayla.
“Masih banyak ya?” tanya Sandra yang melihat Kayla kembali menulis. Dia sangat paham kenapa Kayla selalu membuat tugas disekolah dan dia sangat mengagumi Kayla.
Karena dengan usia yang sama dengannya, Kayla sudah bisa membantu perekonomian di panti dan Kayla juga tidak pernah lupa dengan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Tidak jarang juga Sandra ikut menyalurkan dana untuk membantu meringankan beban Kayla di panti.
“Nanti elu ke Cafe jam berapa?” tanya Sandra.
“Hari ini gue nggak ke Cafe, ibu Tika minta bantu masak katanya ada yang ingin memberi santunan.” Ucap Kayla yang tidak mengalihkan pandangannya dari buku pelajaran.
~•••~
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
“Masih banyak ya?” tanya Sandra yang melihat Kayla kembali menulis. Dia sangat paham kenapa Kayla selalu membuat tugas disekolah dan dia sangat mengagumi Kayla.
Karena dengan usia yang sama dengannya, Kayla sudah bisa membantu perekonomian di panti dan Kayla juga tidak pernah lupa dengan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Tidak jarang juga Sandra ikut menyalurkan dana untuk membantu meringankan beban Kayla di panti.
“Nanti elu ke Cafe jam berapa?” tanya Sandra.
“Hari ini gue nggak ke Cafe, ibu Tika minta bantu masak katanya ada yang ingin memberi santunan.” Ucap Kayla yang tidak mengalihkan pandangannya dari buku pelajaran.
“Elu udah minta izin sama kakak gue kan?”tanya Sandra.
“Sudah, kemaren pas jam pulang kebetulan kak Nino ada disana jadi gue sekalian minta izin sama dia” ujar Kayla menutup bukunya dan membereskan semua barang - barangnya.
“Sudah selesai?” tanya Sandra
“Sudah yuk kita ke kelas?"Ajak Kayla
“ Masih ada waktu 10 menit, temanin gue ke kantin dulu yuk” ajak Sandra.
“Jadi elu belum ke kantin?” tanya Kayla kaget, dia kira temannya itu selesai dari kantin makanya dia nyamperin Kayla ke perpustakaan.
“Belum, gue pengen ajak elu “ jawab Sandra
"Terus, dari tadi elu kamana aja? Gue kira elu udah kekantin." seru Kayla
"Ke toilet, setelah nya baru deh gue kesini nyusul elu" seru Sandra
“Baiklah ayo” Kayla dan Sandra pun meninggalkan perpustakaan dan pergi ke kantin.
****
Sesampainya di kantin Kayla mencari meja kosong dan Sandra memesan makanan. Kayla melihat ke kanan dan kiri melihat apakah masih ada meja yang kosong untuknya dan Sandra.
“Kay” Kayla menoleh kesumber suara yang menyerukan namanya barusan.
“Kay, sini” panggil Adit teman sekelasnya, Kayla yang melihat Adit yabg sedang melambaikan tangan kearahnya dan Kayla pun datang untuk menghampiri Adit.
“Eh Adit, elu manggil gue?” tanya Kayla.
“Iya, gue lihat elu sedang cari tempat ya?”tanya Adit.
“Iya nih” jawab Kayla yang masih lirik kanan dan kiri
“Yaudah, elu gabung aja sama gue aja gak usah capek - capek cari meja. Btw, makanan lu mana?” tanya Adit yang tidak melihat Kayla membawa makanan atau minuman apa pun.
"Beneran gue boleh duduk disini?" tanya Kayla
"Iya duduk aja." ucap Adit tersenyum.
“Makasih, bukan gue yang makan, gue Cuma nemenin si Sandra doang” ujar Kayla, menarik salah satu kursi yang ada di depan Adit.
"O gitu, terus sih Sandranya mana?” tanya Adit yang tidak melihat Sandra.
“Dia lagi mesan makanannya” jawab Kayla. Adit mengangguk paham kemudian dia melanjutkan makannya.
Sembari menunggu kedatangan Sandra, Kayla membuka kembali buku pelajarannya.
“Elu nggak bosan apa, belajar mulu?” tanya Adit diselah mengunya makanannya.
“Telan dulu Dit, makanannya baru ngomong!!” ujar Kayla membersihkan bukunya yang terkena semburan makanan yang keluar dari mulut Adit.
“ Hehehe… Sorry Kay” ucap Adit cengengesan sambil menyeruput jus jeruknya.
“Elu belum jawab pertanyaan gue lo Kay” seru Adit. Meletakkan kembali gelas jusnya, ia menatap Kayla menunggu jawaban.
“ Ya kagak lah Dit, kalau gue gak belajar terus gimana nasib gue di sekolah ini” jawab Kayla, yang tetap fokus pada bukunya.
“Gue salut sama elu Kay, disaat lu sibuk belajar elu masih bisa kerja juga. Kalau gue ada di posisi elu, hmm tamat deh tu cerita sekolah gue” ujar Adit memuji Kayla, dia tidak bisa membayangkan jika ia yang berada di posisi Kayla. Sudah dapat dipastikan tidak akan ada cerita sekolah baginya. Kayla yang mendapat pujian dari Adit, hanya menanggapinya dengan senyuman biasa saja.
“San... Sandra sebelah sini” panggil Kayla saat dia melihat Sandra tengah kebingungan mencari keberadaannya. Sandra pun berjalan menghampiri tempat Adit dan Kayla duduk.
“Eh ada Adit juga, tumben elu mau gabung sama kita?” tanya Sandra heran, karena biasanya Adit akan selalu bersama dengan anggota gengnya.
"Suka - suka gue lah mau gabung sama siapa, emang apa urusannya sama elu.” ketus Adit yang memang tidak pernah akur dangan Sandra.
“Ihh… Ngeselin tau gak, Kenapa elu mau sih Kay duduk disini sama dia” tanya Sandra kesa.
“Mau gimana lagi San, elu gak lihat apa, disini udah nggak ada meja kosong lagi” jawab Kayla kembali membaca buku pelajarannya. Sandra yang melihat Kayla sibuk dengan bukunya pun berdecak kesal dia merasa Kayla mencuekinya.
“Ayo dong Kay stop bentarrr aja belajarnya, nih gue juga beliin elu makanan. Yuk makan dulu, belajarnya ntaran aja” ucap Sandra merebut buku Kayla dan menjauhkannya dari jangkauan Kayla. Adit hanya diam melihat interaksi kedua sahabat itu.
“Iya Kay, makanlah dulu jangan belajar mulu. Lihat tu badan elu kurus kering gitu” sahut Adit yang melihat Kayla hendak merebut bukunya kembali.
“Ihhh kalian mah ngeselin” ucap Kayla kesal dan akhirnya mulai memakan makanan yang di belikan oleh Sandra.
“Nah gitu dong, kan gue nggak perlu repot – repot rebutan buku sama elo” ujar Sandra menyuapkan makanan kemulutnya.
~
Triiiiiiinnng.....Bunyi bel pulang, semua murid pun berhamburan keluar. Ada yang membawa kendaraan sendiri, ada yang dijemput oleh supirnya dan ada juga yang masih menunggu jemputan.
Disaat semua murid sudah pulang ada dua orang murid yang masih asik menulis catatan di dalam kelas. Murid itu tak lain tak bukan adalah Kayla dan Sandra
“Apa masih banyak kay?” tanya Sandra, yang mulai bosan menunggu Kayla mengerjakan tugas sekolahnya yang diberikan oleh guru mata pelajaran terakhir tadi.
“Dikit lagi, elu duluan aja. Ntar orang tua elu nyariin lagi.” Seru Kayla yang asik mengerjakan tugasnya.
“Mereka mana sadar kalau gue belum pulang, bahkan nih ya gue nggak pulang sekali pun mereka nggak bakalan sadar” keluh Sandra.
“Elu harusnya bersyukur masih punya keluarga, lah coba kaya gue udah nggak punya siapa – siapa lagi” ucap Kayla menasehati sahabatnya itu yang terlalu sering mengeluh dengan keluarganya.
Sandra hanya diam tidak menjawab, dia tahu kalau seberat apapun masalahnya dengan keluarganya, tidak akan sebanding dengan Kayla yang tidak memiliki keluarga.
“Elu kan masih punya ibu Tika dan anak – anak panti yang jadi keluarga lu. Dan masih ada gue yang akan selalu ngedukung elu” ucap Sandra memeluk Kayla. Dia sangat bersyukur bisa menjadikan Kayla sebagai sahabatnya.
"Iya dan terima kasih udah mu jadi sahabat gue" imbuh Sandra
“Ah lebay elu. Udah yuk pulang, gue udah kelar ini” ujar Kayla mengurai pelukannya.
"tc" Sandra berdecak sebel ke Kayla
“Yuk, tapi gue ikut elu ke panti ya” ucap Sandra minta diajak ke panti.
“Apa nanti bokap elu gak marah?” tanya Kayla, karena dulu pernah kayla mengajak Sandra main ke panti dan papanya Sandra tahu kalau Kayla lah yang mengajaknya ke panti dan papanya sangat marah waktu itu.
“Elu tenang aja bokap sama nyokap gue lagi ke luar negeri” ujar Sandra santai.
“Baiklah, yuk gue udah telat ini” ucap kayla menyandang tasnya.
Mereka pun berjalan keluar kelas, saat mereka berjalan melewati lapangan basket. Mereka melihat anak basket sedang latihan. Kayla berhenti sejenak untuk melihat seseorang yang sedang latihan.
“Hayo lu, lihatin apaan tu” tegur Sandra. Kayla yang kaget auto berjalan cepat.
~•••~
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
“Yuk, tapi gue ikut elu ke panti ya” ucap Sandra minta diajak ke panti.
“Apa nanti bokap elu gak marah?” tanya Kayla, karena dulu pernah kayla mengajak Sandra main ke panti dan papanya Sandra tahu kalau Kayla lah yang mengajaknya ke panti dan papanya sangat marah waktu itu.
“Elu tenang aja bokap sama nyokap gue lagi ke luar negeri” ujar Sandra santai.
“Baiklah, yuk gue udah telat ini” ucap kayla menyandang tasnya.
Mereka pun berjalan keluar kelas, saat mereka berjalan melewati lapangan basket. Mereka melihat anak basket sedang latihan. Kayla berhenti sejenak untuk melihat seseorang yang sedang latihan.
“Hayo lu, lihatin apaan tu” tegur Sandra. Kayla yang kaget auto berjalan cepat.
“Cie ada yang salting nihh” ledek Sandra, sambil mengimbangi langkah kaki Kayla.
“Apaan sih elo?” kila Kayla berjalan cepat ke arah pintu gerbang, saat sampai dipintu gerbang disana sudah ada supir Sandra yang sedang menunggunya.
“Yuk Kay” ajak Sandra. Mereka pun masuk ke dalam mobil dan berlalu meninggalkan sekolah.
Saat diperjalanan menuju panti Sandra tak henti – hentinya menggoda Kayla yang tadi tertangkap basa olehnya yang sedang memperhatikan salah seorang pemain basket . Sandra sebenarnya memang sudah tau kalau Kayla sudah tertarik dari dulu dengan pria itu.
“Udalah San, gue jadi malu. Lagian imposible banget buat gue gapai” keluh Kayla, yang merasa sangat tak mungkin baginya untuk bisa mendapatkan laki - laki itu.
“Eh… elu mana boleh ngomong gitu, jodoh gak ada yang tau loh Kay. Iya kan pak” seru Sandra minta dukungan kepada sopirnya.
“Betul tu neng Kay, coba aja dulu. Nanti kalau udah di coba baru tahu hasilnya, jangan pesimis gitu neng.” sahut pak supir yang memang sudah akrab dengan Kayla.
“Eh neng, ini kok banyak mobil di panti, ada acara apaan?” tanya pak Mamat yang heran dengan banyaknya kendaraan roda empat yang terpakir di depan panti.
“Kata ibu tadi, ada yang mau ngadain syukuran sekalian memberi santunan pak” jawab Kayla, Kayla pun bersiap hendak keluar dari mobil, saat setelah pak Mamat menghentikan mobilnya.
“Yuk San, elu jadi ikut nggak?” tanya Kayla, dia melihat Sandra seolah – olah ragu untuk keluar dan ikut denganya masuk ke dalam.
“Gue gak jadi deh Kay, Sorry ya gue nggak jadi mampir, besok gue ceritain alasannya sama elo. Oke bye bye Kay, see you tomorrow” ucap Sandra melamabaikan tangannya.
“Yaudah deh, hati – hati ya, see you” jawab Kayla membalas lambaian tangan sahabatnya itu.Kayla pun keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam panti. Sebelum dia kedapur untuk membantu ibu Tika memasak, Kayla terlebih dahulu ke kamarnya untuk mengganti seragam sekolahya.
Setelah selesai memnggati pakaiannya Kayla pun bergegas pergi kedapur.
“Apa lagi yang belum dikerjakan bu?” tanya Kayla menghampiri ibu Tika.
“Semuanya udah siap kok nak, sekarang kamu tinggal menghidangkannya ke meja yang ada di aula” tutur bu Tika, sembari membersihkan barang – barang bekas dia masak tadi.
“Baiklah bu” ucap Kayla, ia mengambil dua piring makanan dan membawanya ke aula. Saat di perjalanan menuju ruang aula tiba – tiba seseorang menyenggol Kayla hingga piring yang di bawanya pun jatuh dan pecah.
“PRANGGGG”
Semuanya bertaburan di lantai, Kayla syok melihat semua makanan yang berserakan. Dia menoleh melihat siapa yang telah menyenggolnya.
"Maafkan saya, saya tidak sengaja" seru Anita.
"Iya bu, tidak apa - apa" jawab Kayla seraya memungut semua pecahan piring dan juga makanan yang beserakan di lantai.
Anita pun ikut membantu Kayla memungut kaca beling tersebut. Saat ia membantu Kayla, ia terus memperhati Kayla yang sedang fokus membersihkan semua kekacauan yang telah di ciptakannya.
"Apa kamu tidak marah sama saya?" tanya Anita, heran. Karna Kayla sama sekali tidak ada menunjukkan kemarahan atau pun kekesalannya sedikitpun terhadapnya.
" Tidak bu, untuk apa saya marah. Ibu kan tadi sudah minta maaf, kalau begitu saya permisi bu." tutur Kayla,setelah memastikan semua kaca beling dan juga makanan sudah tidak ada lagi di lantai, ia pun berdiri dan hendak berlalu pergi.
"Tunggu nak, nama kamu siapa? Saya Anita" ucap Anita mencegah Kayla untuk pergi, kemudian Anita mengulurkan tangannya kepada Kayla.
"Kayla bu" jawab Kaylah menyambut uluran tangan Anita dan mereka pun berkenalan.
"Kalau begitu saya permisi dulu ya bu" pamit Kayla berlalu pergi.
Anita menatap kepergian Kayla, ia merasa sangat tertarik dengan gadis itu.
~
Didapur ibu Tika sangat kaget saat melihat Kayla datang dengan membawa nampan yang berisi piring yang pecah dan makanan yang kotor.
" Kenapa ini Kay? Kenapa bisa begini?" tanya bu Tika menghampiri Kayla dan mebgambil nampan tersebut dari tangan Kayla.
"Ini bu, tadi ada yang tidak sengaja menyenggol Kay, hingga piringnya jatuh dan semuanya jadi begini. Maaf ya bu, Kay tadi nggak hati - hati bawanya" ujar Kay merasa bersalah.
"Kok kamu yang minta maaf sih nak, ini kan bukan salah kamu. Sudah sana antarkan yang lain saja, tapi ingat kamu harus hati - hati. Takutnya nanti makanannya tidak cukup buat yang lain."ucap bu Tika mengingatkan Kayla.
"Iya bu, Kay akan lebih hati - hati" ujar Kayla, mulai menyusun makanan kedalam nampan yang baru.
Kayla bolak balik untuk memindahkan makan ke ruang aula. Karna di panti itu hanya dia anak panti yang besar selebihnya masih kecil semua.
Dari jauh Anita terus saja memperhatikan Kayla, ia tersenyum melihat Kayla yang begitu ramah dan murah senyum kepada semua orang yang iya temui.
"Pah, papa lihat deh anak perempuan itu" ucap Anita kepada suaminya.
"Anak yang mana?" tanya sang suami, Anita pun menujuk kearah Kayla.
"O Kayla yang mama maksud, dia memang rajin anaknya ma dan juga pintar" sahut Bagas
"Papa kenal?" tanya Anita antusias.
" Ya kenal lah ma, kan papa sering kunjungan juga kesini" ujar Bagas.
" Seandainya Putri kita masih hidup ya pah. Mungkin dia juga udah sebesar Kayla."ucap Anita tersenyum sedih mengingat mendiang putrinya.
" Iya Mah, tapi mama yang sabar mungkin ini jalan yang terbaik untuk Putri" seru Bagas sembari merangkul istrinya dan mengusap bahunya.
Anita mengusap sudut matanya yang berair, ia mengangguk dan tersenyum kepada sang suami.
" Kan kita masih punya Adrian" ujar Bagas menguatkan Anita
" Oh iya Bagaimana dengan Adrian, Apakah dia jadi datang kesini?" Tanya Bagas seketika mengingat Sang putra.
" Sepertinya nggak jadi deh pa, tadi dia bilang udah ada janji dengan teman-temannya kan, jadi gak mungkin dia datang kesini" jawab Anita. Bagas hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai jawaban, dia sudah tahu kalau putranya itu memang tidak pernah menyukai acara yang berhubungan dengan almarhum adiknya.
Adrian masih belum bisa menerima kalau sang adik telah tiada. Karena bagi Adrian, adiknya itu tidak pernah pergi meninggalkannya. Dia akan selalu hidup di hatinya jadi, siapapun yang mengatakan kepada Adrian kalau adiknya telah meninggal dunia maka Adrian akan sangat marah.
~•••~
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!