Prolog :
Memiliki wajah tampan, berasal dari keluarga kaya dan terpandang tidak menjamin seseorang bisa mendapatkan cinta sejati.
Sehari setelah pesta pertunangannya selesai digelar secara mewah, dirinya justru mendapati tunangannya berhubungan intim dengan rivalnya sejak sekolah dulu di hotel tempat acara pertunangannya dilangsungkan.
Jordan Alexander Smith, 25 tahun, berperawakan tinggi dan bertubuh atletis, kulit putih, hidung mancung, dan bermata coklat, serta memiliki wajah blasteran Eropa dan Asia.
Menjadi idola para wanita terutama remaja putri dan ibu-ibu yang memiliki anak perempuan, mulai dari yang gadis sampai yang berstatus janda.
Sakit hati karena diselingkuhi membuatnya depresi dan terpuruk, sempat mengurung diri dan menjadi pecandu alkohol.
Orang tua Jordan melakukan segala cara agar Jordan tidak semakin kecanduan. Beruntung kabar itu sampai ditelinga sahabatnya Adam Michael, 26 tahun, seorang dokter muda ahli bedah di salah satu rumah sakit ternama dikotanya.
Pada saat acara berlangsung, Adam sedang berada di luar negeri menghadiri seminar sebagai salah satu pembicara.
Celina, ibunya bahkan berulang kali menelponnya untuk segera pulang ke negaranya. Pertemanan antara ayahnya Dave Michael dengan Robert Smith, ayah jordan membuat mereka dekat bahkan seperti saudara.
Hanna, ibu Jordan sudah tidak tahu lagi bagaimana mengembalikan anaknya menjadi waras seperti semula. Karena sejak kejadian itu, Jordan sering kali menjadi pemarah dan bertindak brutal jika dia tidak diberikan minuman.
Menangis setiap malam, bahkan tidak mau menyentuh makanan membuat Hanna harus mendapat perawatan khusus.
Oleh karena nya Robert meminta saran dari sahabatnya Dave, dia tidak ingin kehilangan salah satu bahkan kedua orang yang dicintainya sekaligus.
Berita perselingkuhan itu juga didengar Adam dari berita dan dari beberapa koleganya di rumah sakit. Adam yang mendengar kabar bahwa Hanna menjalani perawatan khusus dirumahnya pun telah membuatnya meradang.
Setelah acara seminar selesai, Adam langsung memesan tiket penerbangan pada hari itu juga. Perjalanan selama 14 jam dan sedikit kendala karena tiba-tiba ban mobilnya pecah, tidak membuatnya surut.
Dijemput oleh dua sahabatnya yang lain Toni Orlando 25 tahun, dan Zack Luiz, 24 tahun. Mereka langsung menuju rumah kediaman Robert.
Untung saja asistennya sudah menyiapkan segala keperluannya, sehingga Adam bisa langsung kesana. Toni yang berada dibelakang kemudi melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas 100 km/jam.
Dan mobil sport itu melaju kencang, sesekali menyalip mobil lain tanpa mengurangi kecepatannya. Toni adalah seorang pembalap profesional, dan juga seorang pengusaha otomotif. Baginya ngebut dijalanan adalah makanan sehari-hari.
Sampai dirumah kediaman keluarga Robert, ketiganya sudah ditunggu oleh paman Robert. Adam lebih dulu menuju kamar uncle nya guna memeriksa keadaan Hanna, keadaannya mulai membaik tapi psikis nya masih enggan menerima.
Setelah berbasa-basi sebentar, dan memberikan semangat pada bibi Hanna, ketiganya lalu menuju kamar paling ujung tempat Jordan menghabiskan hari-hari nya.
Ceklek
Penampilan yang jauh dari kesan sehat, wajah sayu, dengan lingkaran hitam disekitar mata, badan yang kurus dan tak terawat, serta rambut yang mulai gondrong, membuat mereka hampir tidak mengenali Jordan.
Toni dan Zack sebenarnya juga baru tahu keadaan Jordan dari kedua orang tua mereka. Sama seperti Adam, orangtua Toni, Hans Orlando dan juga Javier Luiz, ayah Zack adalah sahabat Robert.
Toni dan Zack sedang menjalani hukuman dari ayah mereka. Zack dikirim ke Afrika Selatan, sedangkan Toni ke Mexico. Mereka harus mengurus cabang perusahaannya dalam waktu yang tidak ditentukan, tergantung hasil yang diminta ayahnya. Kesalahan kedua pemuda itu sebenarnya tidak terlalu parah seandainya Zack tidak terjebak permainan gila yang akan disesalinya suatu saat nanti.
Zack kedapatan mengikuti wanita pujaannya yang ternyata adalah istri simpanan salah satu kolega ayahnya. Dia mengaguminya tapi ayahnya tidak terlalu menyukai wanita itu dikarenakan suaminya adalah orang yang licik dan suka menghalalkan segala cara agar bisa memenangkan tender.
Dan Toni sebagai sahabat sekaligus yang lebih tua merasa tidak enak melepas Zack sendirian, meski sebenarnya mereka tidak akan mengalami apapun karena orangtua mereka memiliki body guard yang akan melindungi majikannya kapanpun dan dimanapun. Bahkan tanpa mereka berdua tahu keberadaannya.
Untung saja jiwa solidaritas mereka tinggi, bahkan mereka merasakan sakit yang sama dengan sahabatnya alami. Dengan sedikit rayuan dan juga perjanjian hitam diatas putih, hukuman mereka pun ditangguhkan.
(Hukumannya orang terlanjur kaya enak banget ya, bukan dipukul tapi disuruh ngurusi perusahaan, 😅)
Lama mereka menunggu, akhirnya Jordan bangun dari tidurnya, selama ini dia hanya makan, tidur dan minum alkohol. Dengan jiwa yang kacau, alkohol menjadi pemicu seseorang kehilangan kewarasannya.
Meracau, mengingat bagaimana Jordan memergoki keduanya berselingkuh dan melakukan hubungan intim. Bahkan yang Jordan kira mereka bertemu karena tidak sengaja justru telah merencanakan dari awal.
Dan itu sudah diketahui oleh Robert tentu saja, tapi dia ingin agar mata anaknya terbuka dan tidak termakan cinta buta.
Selama ini Robert tahu segala tindak tanduk anaknya dan siapapun yang dekat dengannya. Bukan hal yang sulit baginya mencari tahu siapa mereka dan bagaimana kehidupan mereka.
Tapi untuk masalah hati Robert tidak bisa memungkiri, bahwa siapapun bisa berubah. Termasuk anaknya, Jordan. Sejak mengenal Sofia anaknya banyak mengalami perubahan.
Siapapun pasti akan langsung suka dengan gadis berlesung pipi itu, perawakannya yang kecil dan anggun benar-benar menghipnotis Jordan.
Dia rela melakukan apa saja demi mendapat perhatiannya, termasuk ketika Sofia meminta untuk menikahinya.
Jordan yang pada dasarnya sudah tergila-gila padanya langsung mengiyakan, Robert dan Hanna selaku orangtua hanya bisa pasrah melihat anaknya begitu bahagia.
Hingga sejam sebelum acara pertunangan berlangsung, anak buah Robert mendapat informasi bahwa dihotel yang sama Sean, mantan rival Jordan di sekolah menengah dulu juga menginap disana.
Bahkan mereka menemukan bukti bahwa kamar mereka berada disebelah kamar Jordan. Dan melalui cctv mereka tahu bahwa Sofia telah bercinta dengan Sean dikamar itu.
Sebenarnya bukan hal tabu bagi mereka melakukan *** sebelum nikah, bahkan dengan bantuan tehnologi selaput **** seorang bisa disulap seolah seorang gadis murni kembali, tentu saja dengan uang.
Robert pun pelan-pelan menerima calon menantunya tersebut meski tidak seratus persen percaya dengan kepolosannya.
Faktanya Sofia menjalin hubungan dengan Sean jauh sebelum mengenal Jordan. Karena mereka dulunya adalah teman kuliah. Sedangkan hubungannya dengan Jordan baru seumur jagung.
Mereka berkenalan di salah satu club terkenal dikotanya, sahabat Jordan juga sudah mengetahui niat Sofia mendekati Jordan. Dia ingin masuk menjadi anggota keluarga Robert dan menikmati semua fasilitas mewahnya.
Meski Sofia juga berasal dari keluarga kaya, tapi masih kalah jauh dengan keluarga Robert. Papanya Douglas adalah pengusaha kaya, tapi mata keranjang. Tidak mampu hidup dengan satu perempuan saja. Sedangkan ibunya Tania justru menjadi istri simpanan pamannya sendiri.
Entah hidup macam apa yang mereka jalani, yang pasti Robert tak akan membiarkan anaknya terjerat cinta buta yang akan membuatnya menyesal seumur hidup.
###
Jordan memegangi kepalanya yang pusing karena terlalu banyak menegak minuman keras, kamarnya seperti kapal pecah banyak botol minuman berserakan, bahkan beberapa ada yang pecah.
Ketiga sahabatnya memang sengaja datang saat dini hari disaat orang lagi bergelung mimpi. Karena menurut penuturan asisten rumah tangganya, Jordan suka menyelinap keluar kamar dan mengambil makanan di kulkas.
Dan setiap Jordan melakukan kebiasaannya tersebut selalu meninggalkan bekas dan piring kotor yang berserakan.
Para pelayan dirumah itu tak ada yang berani melawan, apalagi dengan kondisi Jordan yang menyedihkan seperti itu. Mereka merasa kasihan karena Jordan sebenarnya anak yang baik dan ramah.
###
"Kamu sudah bangun" suara berat Adam terdengar, Jordan mengenalinya meski dalam keadaan setengah sadar.
Lampu kamar pun dinyalakan oleh Toni, mereka bertiga akhirnya mendekati tempat tidur Jordan. Adam memeriksa keadaannya, suhu tubuhnya tinggi dan karena tidak makan secara teratur menyebabkannya terserang maag akut.
Adam tidak menyukai ini, jika dulu Jordan adalah orang yang paling jarang minum alkohol sekarang justru sebaliknya.
Mereka bertiga tampak menyesali kenapa terlambat menemui Jordan, bahkan tidak ada disaat Jordan membutuhkan kehadiran teman.
Adam memapah Jordan ke kamar mandi, perutnya terasa mual dan ingin muntah. Tubuhnya tidak lagi bisa mentolelir alkohol yang masuk.
###
Hai...jangan lupa mampir ya.
Setelah dirawat beberapa hari dirumah Jordan tampak terlihat segar, rambut gondrongnya dan bulu disekitar dagunya juga sudah dipangkas habis.
Adam dengan setia menemani dan menjaga sahabatnya itu, bergantian dengan Toni dan Zack, karena mereka juga harus bekerja meski tidak tiap hari ke kantor.
Perhatian dari sahabatnya membuat Jordan memiliki semangat hidup lagi, bahkan sampai sekarang Jordan masih ingat bagaimana beberapa hari lalu Adam menghadiahkannya bogem mentah karena berniat mengakhiri hidupnya.
Toni dan Zack tidak berani melerai, karena mereka tahu bagaimana Adam jika sudah marah. Dia akan benar-benar melupakan profesinya sebagai seorang dokter.
Sebagai yang tertua diantara mereka, Adam memang selalu bertindak layaknya kakak yang menjaga adik-adiknya. Dan mereka menghormatinya, karena Adam selalu memiliki alasan logis kenapa dia bertindak brutal.
Kamar yang sebelumnya seperti kapal pecah dengan botol minuman berserakan, baju kotor serta pecahan beling sudah tak ada lagi. Kamar itu sudah bersih dan rapi seperti sedia kala.
Jordan adalah pribadi yang perfeksionis, apapun itu tak luput dari pantauannya. Bahkan letak sikat gigi yang berubah arah pun dia tahu.
Kamar dengan nuansa hitam dan putih, dipenuhi barang-barang bernuansa maskulin. Tak nampak lagi bingkai foto yang sebelumnya ada potret dirinya dan Sofia disana.
Sofia, nama itu masih melekat dihatinya, tapi kini bukan lagi cinta yang dia rasakan tapi rasa benci. Meski sejujurnya dia masih menyimpan secuil rasa itu, karena Sofia adalah gadis pertama yang berhasil merebut hatinya.
Gadis...ck, Jordan tergelak saat dirinya ditipu oleh penampilan anggun bak putri, yang ternyata sudah tidak suci lagi.
Tak mau lagi tenggelam dalam bayang-bayang percintaannya yang gagal, Jordan kini bangkit menjadi pribadi baru.
###
Suasana club malam tampak ramai oleh pengunjung, satu persatu dari mereka turun ke lantai dansa dan mengikuti musik yang dipandu oleh seorang DJ kawakan.
Disudut ruangan area vip beberapa pemuda sudah bersiap turun melantai, beberapa diantaranya masih sibuk menegak minuman favoritnya.
Toni dan Zack lebih dulu datang, mereka ditemani oleh gadis-gadis cantik yang mereka temui di depan club tadi.
Malam makin larut, Jordan melangkahkan kakinya menuju tempat sahabatnya berada. Alunan musik yang sedikit menyentak membuat mereka harus sedikit berolahraga mulut.
Jordan duduk di pojok sofa, tangannya mengambil sepuntung rokok dan mulai menyalakannya, tak butuh waktu lama seorang wanita berpakaian sexy menghampirinya.
Dia langsung duduk dipangkuannya, mulai membuat pola abstrak di dadanya, dan tangan nya dengan sangat lihai membuka beberapa kancing kemeja Jordan.
Merasa tak ada penolakan, tangannya yang lain mulai bermain dibawah sana. Jordan masih tak bergeming, dia masih menikmati rokoknya. Menghisap pelan dan mengeluarkan asap melalui hidungnya.
Jangan ditanya dengan Toni dan Zack, keduanya sudah mulai bermain dengan gadis-gadis itu. Saling menikmati cium*** dan belaian.
Jordan mengumpat, yang ditahan sejak tadi sudah tak mampu lagi diredam. Kedua temannya pun telah pergi entah kemana, melanjutkan adegan panas yang sedari tadi ditunjukkan kepadanya.
Tak mau kalah dengan kedua kawannya, Jordanpun membawa wanita sexy itu ke salah kamar yang ada di area club.
Dan keduanyapun melanjutkan adegan panas yang sempat tertunda tadi. Jordan benar-benar tidak bisa menunda kesenangannya. Dan si wanita juga sudah berhasil membuat naf** nya membuncah.
Keduanya sudah dalam keadaan polos dan mulai mencumbu satu sama lain. Hingga akhirnya keduanya pun berpeluh. Dinginnya kamar itu berganti panas dari tubuh mereka.
Akhirnya mereka pun mencapai puncak nya bersama, saling membalas ciuman. Dan tak ada kata cukup sekali, mereka melakukannya beberapa kali malam itu.
Bagi Jordan hubungannya dengan mereka hanya senang-senang dan tentu saja dia tidak mau sampai kecolongan.
Entah kesenangan apa yang dia dapatkan setelah melakukan hubungan gila tersebut, entah untuk membalaskan rasa kesal dan marahnya karena diselingkuhi, atau karena ingin membuktikan bahwa dia juga bisa seperti yang lain, bermain wanita.
Yang pasti setelah melakukannya, dia merasakan kepuasan tersendiri. Dan inilah dia sekarang, menjadi seorang pemain wanita persis seperti yang pernah daddy nya lakukan dulu.
###
Kabar tentang Jordan yang menjadi Don Juan dan melakukan one night stand dengan beberapa wanita berbeda bukan hal baru lagi.
Ayahnya tahu sepak terjang Jordan, selama bermain aman baginya tidak masalah. Karena dulu Robert pun melakukan hal yang sama sebelum akhirnya takluk dibawah pesona gadis desa yang membuat dunianya jungkir balik.
Hanna, ibu Jordan tak suka hal itu karena baginya cukup suaminya saja yang menjadi pemain wanita, jangan anaknya.
Like father like son itu yang selalu dikatakan Robert jika Hanna mulai mengeluh tentang Jordan. Seperti kali ini
"Honey, kenapa kamu membiarkan Jordan mengikuti duniamu yang kotor dulu. Kamu seperti bangga akan hal itu." ucap Hanna di sela pillow talk nya.
Memang benar tidak setiap hari Jordan melakukannya, tapi bukan berarti itu bisa dibiarkan.
Robert hanya tersenyum, sambil mencium puncak kepala istrinya. Dia membawa istrinya dalam dekapan.
"Robby, ini tidak lucu. Aku tidak mau Jordan menjadi seorang Don juan sepertimu. Tolong nasehati dia, jangan buat aku mati sebelum menimang cucu karena kelakuannya." Hanna masih dalam mode cemberut.
Robert pun tergelak, istrinya itu akan memanggil nama kecilnya jika sudah merasa butuh bantuan.
"Honey, Jordan masih muda biarkanlah dia bersenang-senang dulu. Dia selalu dalam pengawasanku, dan anakmu itu tidak bodoh sayang. Dia tidak akan sembarangan meletakkan benihnya begitu saja." ucap Robert panjang lebar.
Hanna tahu itu, anaknya tidak akan bertindak diluar batas. Meskipun sering bermain dengan banyak wanita tapi Jordan tak akan dikalahkan oleh naf**nya.
"Honey, tolong percayalah pada Jordan. Jika sudah tiba saatnya nanti dia akan bertemu dengan seorang wanita yang tepat dan dia akan berubah seratus delapan puluh derajat." Robert membelai lengan istrinya.
"Ya...ya, dan dia akan jadi sepertimu sekarang. Tidak akan bisa lepas dariku, seperti anak ayam dengan induknya." kekeh Hanna
Keduanya tertawa, Robert tahu kekhawatiran istrinya, tapi selama Jordan masih dalam taraf aman dia tak akan mempermasalahkannya.
###
Jordan datang larut malam ke mansion orang tuanya. Sebenarnya dia malas karena baru saja menjamu salah kolega ayahnya.
Tamu nya yang berasal dari luar negeri itu sedang ada acara dinegara ini, jadi sekalian menyempatkan diri bertemu.
Setelah membersihkan dirinya, Ardan mengambil kaos oblong di lemari pakaiannya. Dia kemudian merebahkan diri dikasurnya yang empuk.
Seandainya sang ibu tidak memohon padanya untuk datang dan menikmati akhir pekan bersama, dia akan memilih menghabiskan malam panas dengan salah satu koleksi wanitanya.
Sejak lepas dari depresinya Jordan memang sudah berubah total, dia bukan lagi Jordan yang dulu. Sangat berbeda dan bukan ini yang Hanna mau.
###
Hanna sedang memasak didapur dibantu asisten rumah tangganya, meskipun disana banyak pelayan yang siap mengerjakan tapi hari ini dia ingin memasak sendiri.
Sudah lama Jordan tidak pulang ke mansion, jadi tak salah jika hari ini dia ingin memanjakannya dengan aneka makanan favorit anaknya tersebut.
Robert yang melihat istrinya tampak sibuk sejak tadi hanya menggelengkan kepala, dia tahu pasti ada maksud tertentu dibalik itu.
Menikmati secangkir kopi hitam sambil membaca koran adalah kebiasaannya sejak memilih pensiun dari pekerjaannya. Meski terkadang sesekali masih sering datang ke perusahaannya hanya untuk memantau keadaan.
Sudah saatnya Jordan mengambil alih perusahaannya. Jordan sebenarnya masih ingin membangun usahanya sendiri, tapi daddy nya memaksa untuk menggantikannya.
Robert tahu keinginan Jordan, tapi dia sengaja mengulur waktu agar Jordan tetap fokus meneruskan perusahaan miliknya.
Sudah berulang kali Jordan mengajukan pendapatnya tapi Robert tetap tak bergeming. Akhirnya Jordan memilih mengikuti keinginan daddy nya.
Bukan hal sulit bagi Jordan, karena dari kecil dia sudah sering mengikuti ayahnya ke perusahaan, mempelajari tentang seluk-beluk perusahaan secara otodidak bahkan diusianya yang masih sangat muda.
Jordan kecil adalah anak yang cerdas, dia cepat menangkap pelajaran yang diterimanya. Bahkan ketika dia harus mengikuti kompetisi saints yang diadakan oleh pemerintah dan didukung oleh sponsor dari perusahaan ternama, termasuk milik daddynya.
Lulus dengan predikat sangat memuaskan juga disandangnya, dan itulah mengapa dia menjadi idola dikampusnya. Banyak gadis-gadis di kampusnya yang berebut mencari perhatiannya.
Tampan, pintar dan kaya, termasuk salah satu top famous boy yang paling banyak dipilih mahasiswa lewat polling yang diadakan oleh senat mahasiswa disana.
Siapa yang tidak tertarik dengan pria tampan dan terkenal, bahkan bisa melihat senyumnya saja sudah membuat jantung berdebar.
Tapi Jordan bukan tipe orang yang gampang ditaklukkan. Ketika banyak gadis berlomba-lomba menarik simpatinya, bahkan seringkali memberi perhatian berlebih tapi tidak serta-merta membuat Jordan tertarik.
Cukup sulit mendapatkan respon akhirnya mereka memilih mundur, karena ternyata Sofia lah yang terpilih menjadi penguasa hatinya.
###
Alarm di ponsel nya berbunyi, Jordan sengaja memasang alarm nya lebih siang dari biasanya. Dia ingin berlama-lama dikasur empuknya dan menikmati akhir pekannya tanpa gangguan.
Menggeliat, merenggangkan otot-ototnya kemudian mengambil gelas berniat menyegarkan tenggorokannya.
Tapi ternyata tak ada air disana, dia baru ingat kalau dirinya pulang sangat larut semalam. Mencuci muka dan menyikat giginya, dia lalu mengambil kaos oblong dalam lemari di walk in closet dikamarnya.
Jordan memiliki kebiasaan tidur bertelanjang dada, meskipun suhu dikamarnya cukup dingin. Keluar dari kamar dan melangkah menuruni tangga, kakinya melangkah menuju dapur.
Dari jauh sudah terdengar riuh rendah suara mommy nya yang tampak sibuk hari ini.
"Morning mom, dad" Jordan mendekat dan mencium pucuk kepala Hanna.
"Morning son" ucap Hanna dan Robert bersamaan.
"Bagaimana tidurmu, mommy tidak tahu kalau kamu sudah tiba disini semalam" Hanna meletakkan piring terakhirnya.
Aroma masakan yang menggugah selera, Jordan berbinar melihatnya. Dia kemudian duduk dan mulai mengambil piringnya.
Hanna yang melihat putranya langsung berinisiatif mengambilkan makanan favoritnya. Mengisi piringnya dengan beberapa menu.
"Cukup mom, biar aku habiskan dulu." Jordan lalu mengambil air minum didepannya dan menegaknya.
Hanna beralih melayani suaminya, mengisi piring dan meletakkan didepan suaminya. Hanna kemudian mengisi piringnya sendiri.
Mereka pun makan dalam diam, hanya denting sendok dan garpu yang bergesekan dengan piring.
Selesai makan mereka melanjutkan obrolannya masih di meja makan. Kali ini Hanna membiarkan pelayan yang membereskan piring kotor.
"Bagaimana pertemuan dengan Mr. Paul kemarin, apa ada kesulitan?" kali ini daddy Robert yang bertanya.
"No, tak masalah dad. Kami hanya berbincang kecil saja, tak ada yang perlu daddy risaukan." ucap Jordan tenang.
Tangannya sesekali mengambil kentang goreng dan crispy calamary di depannya. Mulutnya tak berhenti mengunyah.
"Ini enak mom, dan aku ketagihan" masih dengan mulut berisi potongan crispy calamary nya.
Hanna dan Robert terkekeh, meskipun Jordan sudah dewasa dan siap menikah tapi jika dirumah tingkahnya tetap manja pada mommy nya.
"Mommy senang kau menyukainya, dan mommy harap kamu bisa menghabiskan semuanya." mommy menoleh pada suaminya.
Robert hanya menggeleng, sambil tersenyum tipis. Menyesap orange jus yang baru saja diberikan Hanna kepadanya.
"Are you kidding mom, mommy bisa membuatku menjadi seperti uncle Frans. Oh tidak, aku harus membuat perutku tetap kotak mom." Jordan menjawab sambil menghabiskan gigitan terakhirnya.
Robert tertawa, meskipun Jordan mengidolakan kakaknya itu tapi Jordan takkan mau menjadi sepertinya. Bertubuh tambun dan suka menghabiskan makanan manis.
Jordan bergidik ngeri, dan itu tak boleh terjadi. Hanna melihat ekspresi anaknya, dia menyukainya. Menggoda jordan adalah hal yang dinantikannya, apalagi sejak dia mulai sibuk diperusahaan ayahnya. Benar-benar tidak ada waktu untuk nya.
Hampir semua waktunya tersita untuk kerja, kerja dan kerja. Jordan bukan seorang workaholic tapi sejak bangkit dari depresinya beberapa waktu lalu, dia menjadi berubah.
Selain kerja kebiasaan buruk daddy nya juga menurun padanya, dan itu tidak Hanna sukai. Sudah seminggu ini tidak ada laporan dari anak buah Robert tentang kebiasaan Jordan tersebut.
Dan Hanna berharap Jo tidak melanjutkan lagi, dia ingin Jo segera menikah agar bisa memberinya cucu yang lucu.
Hanna sering merasa cemburu mana kala bersama teman-teman sosialitanya yang sering memamerkan kemesraan dengan keluarganya, menggendong cucu atau bermain dengan cucu mereka.
Hanna berulang kali meminta Jordan menikah tapi tak digubris, malah semakin asyik dengan mainannya saat ini.
"Jo, honey kapan kamu akan memberikan mommy cucu." tanya Hanna lirih
Jordan menghadap mommy nya, dia melirik pada daddy nya yang hanya mengendikkan bahu.
Not again...
Jordan menggeleng, mommy nya akan merengek seperti anak kecil jika keinginannya tidak dipenuhi.
"Mom, aku masih muda. Masih panjang perjalananku, aku masih ingin memiliki usaha sendiri, masih ingin menikmati dunia ini. Masih..." belum sempat Jordan melanjutkan ucapannya, Hanna sudah memotong.
"Ya ya...menikmati dunia dengan bermain-main dengan beberapa wanita sexy yang bahkan mengumbar miliknya pada banyak lelaki diluar sana." Hanna mulai jengah
"Mom, aku tidak sembarang memilih wanita. Aku mencari tahu dulu siapa dia, jadi aku tak akan asal bermain." tegas Jordan
Robert tak mau ikut campur pembicaraan ibu dan anak ini, karena baginya akan tetap sama. Mereka berdua keras kepala, jadi melihat mereka berdebat seperti ini adalah suatu hiburan baginya.
Sesekali dia tersenyum, makin lama makin absurb omongannya.
"Ya, dan kamu benar-benar seperti ayahmu." Hanna melirik suaminya. Robert yang merasa disebut namanya terkejut, jus yang dimulutnya tersembur.
Terbatuk karenanya, menghembuskan napas berat. Mulai lagi...
"Absolutly mom...darah daddy mengalir dalam darahku." Jordan terkekeh
"Like father like son, kalian sama-sama membuat mommy pusing" Hanna memijat pelipisnya.
Sedangkan kedua pria dihadapannya tertawa, pelayan yang sejak tadi berada di dekat mereka juga ikut tertawa.
"Oh Tuhan, bagaimana aku bisa mencintai dua pria gila ini." Hanna menggeleng kepalanya
Sontak saja mereka semua tertawa, Jordan dan Robert mendekat dan mencium pipi Hanna bersamaan.
"And we love you so much mom" ucap keduanya kemudian.
###
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!