NovelToon NovelToon

Febry & Feby

Kelahiran

" Mas !!! " keluh sang istri sambil mengelus - ngelus perutnya.

Sang suami tiada henti menatap sang istri yang merintih kesakitan.

" Mas sakit banget ! Aku tidak kuat menahannya ! "

" Ssttt jangan berkata seperti itu, kamu harus kuat ya sayang " kata sang suami yang tidak tega melihat istrinya merintih kesakitan.

" Mas cepat sedikit "

" Iya sayang sabar ya "

Keringat yang bercucuran, rasa gugup dan juga cemas menyelimuti sang suami yang kini sedang fokus mengendarai mobilnya menuju rumah sakit.

" Apa masih lama Mas ? aku takut " sang istri menangis dan menahan rasa sakitnya.

" Sebentar lagi sayang, bertahanlah "

Setelah beberapa lama sampailah di rumah sakit. Sang suami segera menggendong istrinya kedalam rumah sakit.

" Suster tolong istri saya ! " teriak sang suami.

Dengan sigap para suster segera menanganinya. Setelah sang istri di bawa masuk ke sebuah kamar, sang suami mulai panik.

" Suster apa sayang boleh masuk ? "

" Silahakan Pak "

Sesampainya didalam, pemandangan yang begitu memilukan terjadi. Sang suami terus menggenggam tangan sang istri.

" Mas sakit !! " sang istri meringis.

" Pak tolong berikan dukungan untuk istrinya ya " ucap Dokter yang sedang menangani istrinya. Sang suami hanya menganggukan kepalanya. Dengan tangan bergetar sang suami mengusap kepala istri tercintanya itu.

" Sayang, aku yakin kamu pasti bisa "

" Sakit sekali Mas "

Terlihat wajah istrinya yang pucat dan lemah seakan menyerah dengan keadaan yang sedang dia lalui.

" Kamu harus bertahan ya sayang, kamu pasti bisa. Kamu harus kuat demi aku demi anak kita yang akan lahir. Penantian kita selama ini akhirnya terkabul. Kamu pasti bisa sayang "

Dengan dukungan dan kecupan sang suami seketika sang istri mendapatkan kekuatannya. Dia terus berjuang sambil memegang erat tangan suaminya.

Sang isri mengambil napas dalam - dalam dan membuangnya kasar.

" Ayo Bu sedikit lagi "

" Kamu pasti bisa sayang, aku sangat mencintai mu "

Sekali lagi dia mengambil napas dalam - dalam dan dengan mengeluarkan tenaga yang kuat dan akhirnya.

Oe... oe... oe

Suara tangaisan bayi bergema di dalam kamar itu. Rasa haru mengahampiri sepasang suami istri yang sudah 3 tahun lamanya menantikan seorang anak hadir dikehidupan mereka.

" Selamat ya Pak Rizkii dan Bu Irma anaknya laki - laki " gumam Dokter itu dan Suster pun juga mengucapkan selamat pada mereka.

Sang suami tiada henti mencium sang istri karena merasa bahagia.

" Terimakasih sayang, terimakasih "

Cup

Cup

Cup

" Sayang aku akan memberi kabar baik dulu ya pada kedua orang tua kita " kata sang suami yang sudah mengambil ponselnya dari sakunya. Sang istri hanya menatapnya dengan senyum bahagia.

Setelah selesai menyampaikan kabar baik kepada kedua orang tua dan sanak saudara mereka, sang suami pun kembali kedalam kamar menemani sang istri tercinta yang terbaring lemah.

" Sayang "

Sang istri menyambutnya dengan senyuman.

" Kamu hebat sayang, terimakasih sudah melahirkan anak ku ya "

" Sama - sama Mas, terimakasih Mas selalu ada untuk ku "

Cup

Kecupan pun mendarat dikening sang istri. Tak lama seorang Dokter dan Suster datang kekamar mereka membawa buah hati mereka yang sangat tampan.

" Permisi Bapak dan Ibu Rizki "

" Sekali lagi selamat ya atas kelahiran anak pertamanya "

" Terimakasih Dokter Suster "

Bayi mungil nan tampan itu diberikan kepada sang ibu. Butiran keristal kecil kembali mengalir di pelupuk mata sang istri.

" Anak kita jagoan Mas, dia tampan sekali mirip seperti mu "

" Mata dan bibirnya mirip seperti mu sayang "

Setelah berbincang - bincang Dokter dan Suster kembali keluar meninggalkan keluarga kecil itu yang sedang berbahagia.

Di kamar yang berbeda, juga ada seorang ibu yang berjuang melahirkan buah hatinya. Karena ini anak kedua sang ibu tidak terlalu gugup untuk menghadapinya. Namun sakit yang dirasa tetap ada. Sang suami juga setia menemaninya berserta anak pertamanya.

" Pak, apa ibu baik - baik saja ? gumam anak laki - laki itu yang berumur 12 tahun. Dia cemas melihat ibunya merintih kesakitan.

" Ibu akan baik - baik saja nak. Lebih baik kamu doakan ibu dan adik mu, agar mereka selamar dan sehat " kata ayahnya yang meyakinkan anak pertamanya itu. Anak laki - laki itu hanya menganggukan kepala sambil berdoa dalam hati.

" Bapak Ahmad " panggil salah seorang Suster.

" Iya " Pak Ahmad segera berdiri dan menghampiri Suster itu.

" Bapak di minta masuk ke dalam menemanu istri Bapak "

" Baik Suster " Pak Ahmad berbalik mendekati anak laki - lakinya yang sedari tadi masih cemas.

" Andri, bapak masuk ke dalam dulu ya. Andri tunggu di sini jangan kemana - mana " titah Pak Ahmad pada anak laki - lakinya.

" Baik Pak. Andri akan menunggu di sini "

Pak Ahmad segera masuk ke dalam menemani istrinya yang berjuang melahirkan buah hati mereka.

Beberapa lama kemudian, bayi mungil itu telah lahir dengan selamat dan sehat, begitu juga dengan ibunya.

" Selamat Bapak dan Ibu Ahmad anaknya perempuan "

" Alhamdulillah "

" Pak akhirnya kita punya anak perempuan juga. Ibu kira kita akan punya anak laki - laki lagi "

" Laki - laki atau perempuan yang penting selamat dan sehat Bu "

" Pak, panggil tolong panggil Andri kemari. Kasian dia di luar sendirian "

" Sebentar ya Bu, Bapak panggilkan " Pak Ahmar berjalan ke luar kamar menghampiri anak laki - lakinya itu. " Andri ayo masuk nak " Andri lekas berdiri dan menghampiri Bapaknya. Andri sangat bahagia melihat adiknya sudah lahir.

" Ibu "

" Andri sini nak "

Andri berlari mendekati ibu dan adiknya.

" Ini adik kamu nak, cantikkan ? "

" Adik Andri perempuan Bu ? "

" Iya nak "

Andri menatap lekat bayi mungil yang ada dihadapannya.

" Andri kenapa ? " tanya Pak Ahmad.

" Kok adik Andri perempuan ? "

" Memang kenapa Andri ? " tanya ibunya.

" Kalau perempuan pasti dia cengeng, bawel dan manja " kata Andri.

Pak Ahmad dan Ibu Siti tersenyum menatap anak pertamanya.

" Loh kok Andri berkata seperti itu ? Kamu harus bersyukur nak " kata Pak Ahmad " Kalau Andri seperti itu, berarti Andri tidak sayang sama adik "

" Sayang kok Pak. Tapi Andri tidak mau kalau adik Andri cengeng. Andri mau adik Andri kuat "

Pak Ahmad dan Bu Siti tersenyum melihat sikap anak laki - lakinya itu.

Dua keluarga itu sedang berbahagia atas kelahiran putra putrinya yang tampan dan cantik. Buah hasil ke sabaran Pak Rizki dan Bu Irma yang selalu berjuang selama tiga tahun pernikahannya agar mendapatkan momongan, kini sudah terkabul.

Dan juga Pak Ahmad dan Bu Siti, setelah sekian lama menatikan anak keduanya, kini mereka mendapatkannya. Seorang bayi perempuan nan cantik dan imut.

Andri yang menginginkan adik laki - laki tapi dia harus menerima adik perempuan. Walaupun sempat kecewa tapi Andri sangat menyayangi adiknya itu. Tapi dia ingin membuat adik perempuannya menjadi kuat tidak cengeng dan tidak lemah.

Hai kakak - kakak readers, ini karya pertama aku. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisannya ya. Oh iya jangan lupa tinggal jejak dengan memberi like, komen dan vote. Terimakasi kakak - kakak readers. 🤗😊 Selamat membaca.

Memberi Nama

" Kamu istirahat saja sayang, biar aku yang menjaga anak kita " titah suaminya.

" Tapi Mas, kamu juga lelah. Kamu juga butuh istirahat "

" Setelah kamu istirahat baru aku istrihat sayang " kata Pak Rizki sambil mengecup kening istrinya. " Tidurlah sayang, aku akan menjaga anak kita "

" Baiklah Mas " dalam sekejap sang istri tertidur. Dibelainya rambut istrinya, wajahnya masih terlihat pucat dan begitu lelah setelah melewati perjuangannya sebagai seorang ibu.

" Terimakasih sayang atas perjuangan mu. Aku sangat mencintai mu dan juga sangat mencintai anak kita " Lagi - lagi kecupan hangat mendarat di kening istrinya yang sudah tertidur pulas.

Pak Ahmad dan Bu Siti tengah asik menjaga bayi mereka. Andri yang mulai lelah kini tertidur di sofa. Tinggal Pak Ahmad dan Bu Siti yang masih menjaga anaka mereka.

" Pak, Ibu mau tidur sebentar ya "

" Tidurlah Bu, biar aku yang menjaga si mungil ini "

" Kamu juga harus istirahat Pak "

" Setelah kamu baru aku istirahat Bu "

Pak Ahmad masih menggendong putrinya smabil berbicara. Bayi itu pun betah berada di pangkuan Bapaknya.

Pagi telah tiba.

Masih dengan suasana bahagia yang menyelimuti keluarga Pak Rizki dan Pak Ahmad.

" Mas... Mas bangung, sudah subuh, sholat dulu Mas "

" Mmm iya sayang "

Pak Rizki segera kekamar mandi membersikan tubuhnya. Setelah selesai mandi Pak Rizki menunaikan sholat subuh. Begitu juga dengan Pak Ahmad yang menunaikan sholat subuh bersama anak laki - lakinya Andri.

Setelah sholat subuh, Pak Rizki duduk disampinh istrinya dan membelai rambutnya.

" Apa masih sakit ? "

" Tidak Mas, tapi aku masih lemas "

Pak Rizki mengelus rambut istrinya sambil tersenyum.

" Oh iya kita belum memberi nama untuk anak kita Mas "

" Mas juga lupa sayang "

" Siapa nama anak laki - laki kita Mas ? "

" Karena ini bulan Februari bagaimana kita namakan Febry "

" Hanya Febry saja Mas ? Pendek sekali namanya "

" Tentu tidak sayang "

Tiba - tiba mereka terdiam sambil memikirkan nama untuk anak laki - lakinya itu.

" Bagaimana kalau, Febryansyah Alfa Rizki ? Cocok tidak ? "

" Wah bagus sekali namanya Mas, aku menyukainya "

" Alhamdulillah kalau kamu menyukainya sayang "

Pak Rizki dan Bu Irma menatap lekat anaknya yang terlihat begitu tampan.

" Aku masih tidak menyangka kalau kita sudah punya anak Mas "

" Sama aku juga sayang, Apa kamu bahagia Irma ? "

" Tentu Mas, sebelum ada si kecil ini aku juga sudah bahagia karena memiliki suami seperti diri mu Mas "

" Huhhh istri ku pintar gombal ya " kata Pak Rizki yang mencubit hidung istrinya.

" Kok gombal si Mas ? Aku benar bahagia karena memiliki mh Mas "

" Iya iya sayang. Maaf atas luka yang diberikan oleh keluarga ku "

" Sudahlah Mas, aku sudah memaafkannya "

" Kamu tahukan, bagaiman keterlaluannya mereka saat mengolok - olok diri mu ! Sejujur ya aku geram mendengarnya. Memangnya kenapa kalau kita lama dikaruniai seorang anak ? Mereka terlalu ikut capus urusan keluarga kita ! "

" Mas sudah ya. Yang lalu biarlah berlalu. Lihat sekarang sudah ada Febry, anak kita yang tampan sama seperti mu. Mereka tidak akan mengusik kita lagi Mas "

" Iya sayang, tapi aku masih tetap ingat perlakuan mereka "

Bu Irma hanya menggelengkan kepala melihat suaminya yang sedang kesal karena perlakuan keluarganya.

" Mas kamu sarapan sana, nanti kamu sakit "

" Iya sayang, nanti aku keluar "

" Sekarang Mas ! "

" Aku masih betah di sini dengan Febry "

" Ihhh kamu susah banget dibilanginnya. Sana sarapan dulu. Aku tidak mau kamu sakit Mas "

" Baiklah, aku keluar dulu ya. Febry tunggu Ayah ya nanti Ayah kembali lagi "

Pak Rizki buru - buru keluar untuk membeli sarapan. Dia tidak ingin berlama - lama meninggalkan istri dan anaknya yang sangat dia cintai.

" Lihat tuh Febry, kelakuan Ayah kamu. Dia tidak ingin jauh - jauh dari kamu nak "

Bu Irma terdiam dan menatap lekat anaknya itu.

" Terimakasih sayang, kamu sudah hadir di kehidupan kami. Setelah lama menunggu akhirnya kamu hadir juga. Mamah sangat mencintai mu Febry. Ayah mu juga sangat mencintaimu. Kelak kamu dewasa kamu harus menjadi laki - laki yang bertanggun jawab baik dari perkataan mau pun perbuatan. Jadilah laki - laki yang sholeh dan laki - laki yang penyayang "

Masih banyak doa - doa yang di ucapkan untuk anaknya hingga Bu Irma menitihkan air mata. Ia baga menjadi seorang ibu. Walaupun banyak cobaan yang dialami Bu Irma tetap bertahan bersama Pak Rizki. Bu Irma sangat menyayangin Pak Rizki begitu pula dengan Pak Rizki yang teramay sayang dengan istrinya.

Masih di kamar inap Pak Ahmad dan Bu Siti. Andri tidak mau jauh - jauh dari adikya. Walaupun ibunya menyurhnya untuk sarapan, Andri tetap tidak ingin meninggalkan adiknya.

" Andri, sarapan duku sana sama Bapak " titah Bu Siti.

" Tidak mau Bu. Andri ingin di sini bersama adik " tolak Andri.

" Lihat anak mu ini Pak. Awalnya dia tidak mau adik perempuan, sekarag dia tidak ingin meninggalkannya "

Pak Ahmad hanya tersenyum melihat anak laki - lakinya itu.

" Pak Bu, Siapa nama adik ku ini ? "

" Oh iya siapa ya Pak ? "

" Mmm .... Bagaimana kalau Feby ? Sekarangkan bulan Februari jadi cocokkan ? "

" Ibu setuju aja Pak. Kalau Andri bagaimana ? "

" Andri juga setuju "

" Feby Nur Damayanti " kata Pak Ahmad "

" Indah sekali namanya Pak " kata Andri.

" Feby.... Feby adik kak Andri yang cantik. Nanti kalau sudah besar Feby jangan cengeng dan manja ya. Feby harus kuat tidak boleh lemah. Feby juga harus rajin beribadah dan patuh kepada orang tua kita. Kak Andri akan selalu menyayangi Feby " kata Andri sambil mengelus lembit pipi adiknya itu.

Feby pun tersenyum mendengar perkataan kakaknya tadi. Sontak membuat Pak Ahmad dan Bu Siti tertawa.

" Ya sudah sekarang Andri sarapa dulu ya " titah ibunya.

" Tapi... Andri masih betah di sini "

" Kita sarapan dulu nanti kita kemari lagi " bujuk Pak Ahmad.

" Benernya Pak ? Jangan ajak Andri pulang ! "

" Iya Bapa janji nak "

" Ayo Pak " Andri segera menggandeng tanga bapaknya. Namun dia kembali berbalik.

" Feby, kakak sarapan dulu ya nanti kakak balik lagi temani kamu ya "

" Ayo Andri " kata Pak Ahmad yang sudah membuka pintu. Andri berlari kecil menuju bapaknya.

Bu Siti sangat bahagia melihat Andri sangat menyayangi adiknya. Padahal Andri ingin adik laki - laki dan tidak mau adik perempuan. Tapi nyatanya Andri sekarang bisa menerima adiknya dan begitu tulus menyayanginya.

Setelah Andri berumur 12 tahun barulah Pak Ahmad dan Bu Siti di karuniai anak lagi. Padahal Bu Siti ingin memiliki anak ke dua pada saat Andri berumur 5 tahun. Namun takdir berkata lain, Pak Ahmad dan Bu Siti harua menunggu. Dan sekian lama menunggu akhirnya Bu Siti hamil dan sekarang sudah melehirkan.

Hallo kakak - kakak readers

Jangan lupa tinggalkan jejak ya, dengan memberi like, komen dan vote.

Terimakasih atas dukungannya dan selamat membaca. 🤗😊

Nama Yang Sama

Saat hendak keluar dari rumah sakit untuk membeli sarapan, Pak Rizki tidak sengaja melihat Pak Ahmad yang sedang berjalan bersama anak laki - lakinya Andri.

" Itu bukannya Pak Ahmad ya ? " kata Pak Rizki yang terus berjalan mendekati Pak Ahmad.

" Pak Ahmad "

Pak Ahmad yang dipanggil pun menoleh kebelakang.

" Pak Rizki "

Kini keduanya tengah berhadapan dan saling berbincang.

" Apa kabar Pak Ahmad ? "

" Alhamdulillah baik, Pak Rizki bagaimana kabarnya ? Apa istri Bapa sudah melahirkan ? "

" Alhamdulillah baik, istri sayang sudah lahiran sekitar jam 1 dini hari Pak "

" Wah selamat ya Pak Rizki "

" Terimakasih Pak. Apa Bu Siti sudah melahirkan Pak ? "

" Alhamdulillah sudah Pak Rizki, hanya beda satu jam setengah lahirnya dari anak Bapak "

" Selamata ya Pak Ahmad. Senang dong Andri sudah dapat adik ? "

" Seneng dong Om " Andri tersenyun pada Pak Rizki.

" Pak Rizki mau kemana ? "

" Mau beli sarapan Pak "

" Sama dong, kita sarapan bersama saja " ajak Pak Ahmad.

" Boleh Pak "

Akhirnya mereka sarapan bersama di luar rumah sakit. Andri kebingungan ingin makan apa karena banyak sekali makanan di luar sana.

" Andri mau makan apa ? " tanya Pak Ahmad.

" Andri bingung Pak "

Pak Rizki dan Pak Ahmad tersenyum mendengar jawaban Andri.

" Kita makan nasi uduk aja yu Andri " ajak Pak Rizki.

" Iya Om Andri mau "

" Kalau Pak Ahmad mau makan apa ? " tanya Pak Rizki.

" Nasi uduk aja Pak Rizki "

Mereka pun berjalan ke pedagang nasi uduk. Tanpa basa basi mereka memesan 3 porsi nasi uduk beserta teh tawar hangat.

Setelah selesai makan Pak Ahmad dan Pak Rizki menuju supermarket membeli sesuatu untuk istri mereka yang sedang menunggu di kamar inap.

" Anak Pak Rizki laki - laki atau perempuan ? "

" Lak - laki Pak. Namanya Febry, Febryansyah Alfa Rizki "

" Serius Pak ? "

" Iya Pak, memang kenapa ? "

" Namanya sama seperti anak saya, hanya beda r saja "

" Berarti anak Bapak namanya Feby ? "

" Iya Pak Rizki, Feby Nur Damayanti "

" Masyaallah, anak kita seperti anak kembar saja ya Pak "

Mereka tertawa setelah mengetahui nama anak mereka hampir sama. Mereka berharap semoga anak mereka bisa berteman baik.

Setelah selesai berbelanja di supermarket. Mereka kembali menuju kamar inap istri mereka.

" Sayang, maaf ya kalau Mas lama "

" Tidak apa - apa Mas "

Bu Irma menatap kantong keresek yang di bawa oleh suaminya itu.

" Mas belanja ? "

" Iya sayang. Ini untuk mu "

" Terimakasih ya Mas "

" Sini, biar aku yang menggendong Febry "

Bu Irma menyerahkan Febry kepada suaminya.

" Tadi aku bertemu Pak Ahdmad di luar "

" Berarti Bu Siti sudah melahirkan ya Mas ? "

" Iya sayang "

Bu Irma kembali menyantap buah yang sudah di belikan oleh suaminya.

" Kau tau sayang, nama anak mereka itu Feby "

" Apa !? Mas serius " Bu Irma terkekeh mendengar nama anak Pak Ahmad.

" Namanya mirip dengan anak kita "

" Aku jadi ingin lihat bayi Pak Ahmad dan Bu Siti "

" Nanti ya sayang setelah kamu di bolehkkan pulang "

" Baiklah sayang "

Beralih ke kamar inap Bu Siti yang sudah ada Pak Ahmad dan Andri disana.

" Maaf ya Bu menunggu lama "

" Tidak apa - apa Pak "

" Ini untuk mu Bu "

Pak Ahmad sudah mencuci bersih buah - buahan dan memberikannya pada istrinya.

" Terimakasih Pak "

Bu Siti menyantap buah - buah yang dibelikan suaminya. Sedangkan Andri sedang asik berbicara dengan adiknya.

" Bu, tadi Bapak bertemu Pak Rizki "

" Dimana Pak ? "

" Diluar saat Bapak dan Andri ingin sarapan "

" Bu Irma sudah melahirkan Pak ? "

" Sudah Bu, nama anaknya Febry " Pak Ahmad tersenyum.

" Nama anak Om Rizki mirip sama namanya Feby " sahut Andri.

Bu Siti langsung tertawa dan tak percaya nama anaknya bisa sama seperti anak kembar saja.

" Kok namanya bisa sama ya Pak " Bu Siti sampai cekikikan di buatnya.

" Jodoh kali Bu hehee " sahut Pak Ahmad dan Bu Siti kembali tertawa.

Beberapa hari kemudian Bu Siti dan Bu Irma sudah di perbolehkan pulang ke rumah mereka masing - masing.

Setibanya di rumah, Bu Irma terkejut melihat kamar yang sudah di hias untuk menyambut ke hadiran buah hati mereka yang selama ini sudah di nantikan.

" Mas " mata Bu Irma terbelalak melihat rumahnya rapih dan indah.

" Ayo masuk sayang "

" Assalamualaikum " mereka mengucapkan salam ketika masuk rumah.

Mata Bu Irma berkaca - kaca melihat rumah yang di hias begitu indah.

" Mas yang melakukan semua ini ? "

" Tidak sendirian sayang, ada yang membantu kok hehee "

" Terimakasih ya sayang "

Cup

Satu kecupan mendarat di pipi Pak Rikzi. Pak Rizki pun membalas kecupan istrinya.

Kelahiran anak pertama mereka membawa kebahagiaan pada hidup mereka berdua. Selama 3 tahun menikah mereka baru di karuniai seorang anak.

Sebelum pindan dan menjadi tetangga Pak Ahmad. Pak Rizki dan Bu Irma tinggal di rumah orang tuanya Pak Rizki. Setiap harinya mereka selalu mendapat sindiran yang pedas dari orang tua Pak Rizki dan keluarga besarnya. Belum lagi para tetangga yang hobi gosip.

Karena mereka belum juga penya keturunan, mereka selalu di tanya dengan nada yang cukup menyinggung. Apa lagi kalau Bu Irma hanya sendiri di rumah. Secara bertubi - tubi perkataan yang di lontarkan begitu menyakitkan. Sampai orang tua dan saudara Pak Rizki menyuruh Pak Rizki menikah lagi.

Kasian melihat istrinya selalu tertekan dan mendapat hinaan. Pak Rizki memutuskan untuk pindah dari rumah orang tuanya.

Meresa nyaman dengan rumah yang mereka tempati. Akhirnya Bu Irma hamil. Dan sekarang anak mereka sudah lahir.

Kini Pak Rizki dan Bu Irma tidak lagi mendapatkan pertanyaan " Kapan punya anak ? Ko sudah lama menikah belum punya anak ? " mereka terbebas dari pertanyaan yang begitu mengganggu.

Orang tua dan saudara Pak Rizki juga tidak akan menjodohkan Pak Rizki dengan wanita lain.

Keteguhan dan kesabaran Bu Irma yang membuat Pak Rizki kagum. Sampai kapan pun Pak Rizki tidak akan meninggalkan isrtinya yang selalu mendukungnya dalam keadaan apa pun.

" Terimakasih Irma, kamu mau bersabar melewati masa sulit kita. Terimakasih kamu sudah bertahan menjadi istri ku "

" Sama - sama Mas, memang sudah kewajiban ku sebagai seorang istri. Aku harus berada disamping mu baik susah mau pun senang "

Cup

Cup

Pak Rizki memberikan kecupan pada sang istri dan buah hatinya dengan penuh kasih sayang.

" Aku menyayangi kalian berdua " kata Pak Rizki sambil memeluk istri dan anaknya.

" Kami juga mencintai mu Ayah " sahut Bu Irma.

" Ayah ? "

" Iya mulai sekarng aku panggil kamu Ayah dan kamu panggil aku Mama "

" Baiklah Mama " kata Pak Rizki sambil mengusap kepala istrinya. " Istrirahatlah sayang, kamu jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu ya. Biar aku yang menggantikan "

" Jangan Mas, kamu kan harus bekerja nanti kamu malah cape. Sebaiknya kita lakukan pekerjaan rumah bersama "

" Baiklah. Eh katanya mau panggil Ayah ? Kok maanggilnya jadi Mas lagi sih ? "

" Ku lupa Ayah hehee "

Senyuman terukir jelas diraut wajah Pak Rizki dan Bu Irma. Sesekali Pak Rizki mencubit pipi istrinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!