Breaking News!
“Telah terjadi kecelakaan mobil di Jalan Merak Jingga. Mobil itu adalah mobil seorang dosen Universitas A beserta istrinya yang sedang hamil tua. Korban saat ini sedang di dalam mobil ambulance menuju rumah sakit. Berita selanjutkan akan kami beritahu.” Suara reporter yang sedang menayangkan sebuah kejadian yang terjadi di jalan Merak Jingga.
2 orang korban yang langsung masuk ke dalam UGD dengan 2 mobil ambulance.
“Selamatkan istri dan anak ku dok!” suara lirih yang terdengar dari korban laki-laki yang menggunakan oksigen sedang melihat istrinya terbaring.
“Sepertinya…..” ucap seorang suster yang saat itu melihat korban laki-laki yang sudah tidak bernapas lagi setelah mengucapkan kata-kata terakhirnya. Di lihat dari wajah yang sudah berlumuran darah, dan kaki kanan yang sudah patah. Kesempatannya untuk hidup benar-benar tipis dengan melihat kondisinya yang menyedihkan.
“Selamatkan dulu bayi yang ada di dalam perutnya.” Ucap seorang dokter yang sedang mengambil keputusan dengan cepat.
“Baik dok saya akan menyiapkan ruang operasi segera.” Jawab suster lalu pergi.
Operasi ini tidak ada persetujuan dari pihak korban, dokter dan suster hanya memutuskan dengan cepat untuk memenuhi permintaan sang korban laki-laki untuk menyelamatkan istrinya yang sedang mengandung.
“Selamatkan saja anakku dok.” Ucap sang korban wanita.
Dokter harus mengambil keputusan kembali antara menyelamatkan sang korban atau anak yang di kandung. Karena sang korban sudah kehilangan banyak darah. Dan akhirnya dokter memutuskan untuk menyelamatkan bayi.
“Oek….Oek…” suara bayi keluar dari perut sang ibu dari meja operasi.
“Maafkan ibu karena tidak bisa menemani mu tumbuh hingga dewasa.” Jawab wanita itu melihat anaknya lahir dengan selamat.
Di sisi lain seorang lelaki melangkah mendekati ruang operasi untuk melihat kondisi korban dengan keadaan sedang menelpon seseorang.
“Semuanya sudah selesai.” Jawab laki-laki itu.
“Anak dari mereka juga sudah meninggal?”
“Sudah.” Jawabnya dengan berbohong saat ia sudah melihat bahwa bayi itu baru saja lahir dari perut ibunya.
“Baguslah. Uang akan segera ku transfer ke rekening mu.”
“Oke.” Jawabnya.
Laki-laki itu berjalan mengikuti suster yang sedang membawa bayi untuk masuk ke dalam ruang perawatan bayi. Saat suster sudah pergi, bayi itu di culik oleh lelaki itu dan meninggalkan rumah sakit.
“Bukanya aku tadi sudah meletakkan bayi itu? kemana dia?” sang suster panik dan berlari ke arah dokter untuk memberitahukan situasi.
“Dokter bayi itu hilang?”
“Bagaimana itu bisa hilang?”
“Aku juga tidak mengetahui dengan jelas. Aku hanya meninggalkan ia sebentar untuk ke luar mengambil papan nama untuknya tapi ketika aku kembali dia sudah ada.
“Gawat! apa yang harus kita lakukan?” tanya dokter yang ikut panik.
Tiba-tiba perut wanita korban kecelakaan itu belum terjahit dan suara layar mengeluarkan bunyi bahwa wanita itu sudah tidak bernapas.
“Dok pasien?”
“Aku juga tidak bisa menyelamatkannya begitu juga dengan bayinya yang hilang entah kemana?” ucap dokter yang putus asa.
“Dok lihat!” ucap suster yang melihat ada kepala bayi lagi di dalam perut korban kecelakaan.
“Ini, kembar?” tanya sang dokter dengan cepat menyelamatkan sang bayi.
“Dok aku tidak ingin ada masalah hingga masuk penjara. Bagaiman jika kita berbohong kali ini kepada keluarga mereka untuk tidak mengatakan bahwa wanita ini melahirkan bayi kembar?”
“Baiklah. Kita rahasiakan hal ini, lagi pula mereka berdua sudah meninggal dan hanya kita berdua saja yang masih bekerja di rumah sakit ini.”
“Kenapa nasib mereka berdua sampai seperti ini? Dan sebenarnya bayi itu ke mana?”
“Itu akan kita fikirkan nanti. Sekarang bersihkan bayi ini dan jaga baik-baik. Aku akan segera menjahit ini.”
“Baik dok.”
Di sisi lain, laki-laki yang menculik bayi itu membawa pergi dengan menggunakan mobil hitam yang di kendarai olehnya. Suara tangis bayi yang membuatnya tidak nyaman sehingga mengencangkan mobil melaju dan berhenti di sebuah pinggir jalan yang sepi.
“Karena sejak tadi kau tidak bisa diam, maka aku akan membunuh mu dengan cepat.” Laki-laki itu keluar dari mobil dan ingin membuang bayi itu di tepi jurang yang di bawahnya lautan lepas.
Tapi tiba-tiba sang bayi terdiam dan tersenyum kepada laki-laki dan membuatnya tidak tega untuk melaksanakan niatnya. Bayi itu juga memegang pipi laki-laki itu sambil tertawa.
“Merepotkan.” Laki-laki itu kembali memasukkan bayi itu ke dalam mobil. Ia pergi ke supermarket untuk membeli susu formula bayi. Dan esok paginya ia pergi ke bank dan mengambil semua uang di dalam rekening miliknya. Laki-laki itu membawa uang dan bayi itu meninggalkan kota.
20 Tahun Kemudian
Embun pagi yang membasahi taman bunga dan rumput-rumput sekitar halaman depan rumah. Hembusan angin sejuk di pagi hari perlahan masuk ke dalam rongga hidung
seseorang yang sedang berlatih memanah. Seorang gadis berusia sekitar 20 tahun dengan perawakan wajah oval, hidung mancung, bibir mungil, alis yang tebal dan rambut yang panjang di bawah bahu.
“Bidik dengan pas Queen,” ucap seorang laki-laki paruh baya yang sedang melatihnya.
“Baik Ayah.” Jawab gadis itu yang bernama Queen Aleska.
Queen melepaskan anak panah dari busur untuk membidik sebuah pohon venus yang sudah di ukir sebagai titik sasaran.
“Bagus, latihan memanah mu semakin lebih baik dari hari ke hari. Sepertinya sudah saatnya kau menggunakan senjata api ini untuk berburu di hutan.” Ucap Ayah Queen yang bernama Alex Aleska.
Alex Aleska biasa di panggil Alex. Laki-laki paruh baya yang usianya sekitar 45 tahun namun tubuhnya seperti seorang lelaki yang masih berusia 30 tahun. Tubuh yang tinggi 180 cm, hidung yang mancung, kulit berwarna sawo matang, bola mata yang berwarna biru, alis yang tebal dan wajah yang oval dengan kumis tipis.
“Berburu lagi?” tanya Queen dengan wajah yang dingin.
“Tentu, kali ini ayah ingin Queen dapat membunuh seekor macan kumbang liar yang hidup di dalam hutan.” Jawab Alex.
“Macam kumbang?” tanya Queen.
“Tentu, ayah ingin melihat bagaimana kecepatan mu dalam membidik sebuah target yang berlari dengan kecepatan cepat.” Jawab Alex.
“Mau sampai kapan harus seperti ini?” tanya Queen dalam hati.
“Baiklah, tapi setelah aku selesai dalam misi bisakah aku pergi ke kota?” tanya Queen.
“Aku akan memberikan hadiah yang lebih besar di bandingkan itu.” Jawab Alex.
“Baiklah, Queen terima tantangan yang di berikan oleh ayah sekali lagi.” Jawab Queen dengan berjalan mendekati Alex dan mengambil pistol yang diberikan oleh Alex.
“Sebelum pergi, sarapan dulu dan persiapkan perlengkapan seperti biasanya.” Jawab Alex.
“Ayah mau ke mana?” tanya Queen yang melihat sejak awal Alex sudah keluar dengan menggunakan baju yang rapi, topi dan masker.
“Mungkin saja membeli beberapa bahan makanan untuk merayakan pesta besok ketika kau berhasil.” Jawab Alex dengan tersenyum saat menoleh ke belakang dan melanjutkan langkah kakinya.
“Kebiasaan Ayah.” Jawab Queen dalam hati namun tidak tersenyum
Queen adalah seorang wanita yang memiliki kemampuan yang tidak biasa seperti manusia lainnya. Ia dilatih oleh seorang mantan mafia yang tinggal di sebuah desa jauh dari penduduk modern. Queen memiliki perawakan wajah yang sangat mungil dengan perpaduan bibir yang kecil, mata yang bulat dan hidung yang mancung. Postur tubuh yang seperti model. Queen memiliki sifat yang dingin, pemberani dan penyayang.
Queen langsung menikmati sarapan yang telah disajikan oleh Alex. Kemudian bergegas membereskan beberapa peralatan yang akan dibawa ke untuk masuk ke dalam hutan liar. Mereka berdua tinggal di sebuah desa yang jauh dari kota dan masih dikelilingi dengan hutan liar.
Queen mengunci rumah kemudian pergi ke dalam hutan dengan membawa tas ransel berwarna hitam beserta dengan peralatan lainnya. Hutan sudah menjadi lingkungan keseharian Queen selama ini jadi tidak sulit untuknya menemukan markas macan tutul yang diminta oleh sang ayah.
Tepatnya, di sebuah gua di arah selatan yang menjadi perkembangbiakan hewan buas seperti singa, beruang, macan tutul dan hewan buas lainnya. Dengan waktu 5 jam dari rumah menuju ke gua dengan berjalan kaki. Queen sudah tiba di sana dan mencari kesempatan dengan memanjat pohon untuk melihat situasi sekitar.
"Dengan melihat dari sini aku bisa mengamati situasi lingkungan sekitar." Jawab Queen dalam hati.
Dua bola mata Queen melihat sekeliling hutan di atas pohon dan tidak menemukan hewan yang sedang dicarinya melainkan melihat sesuatu yang membuatnya penasaran sehingga dirinya turun dari pohon.
Queen menuju ke arah tempat yang dilihat olehnya tadi. Saat di tiba di tempat itu ternyata itu adalah tubuh seorang pria yang sedang bersandar di sebuah pohon dengan kondisi yang tidak baik. Laki-laki itu kehilangan darah cukup banyak.
"Siapa kau?" tanya laki-laki itu dengan menodongkan sebuah pistol ke arah Queen.
"Yang seharusnya bertanya adalah aku. Siapa kau dan sedang apa di hutan liar?" tanya Queen dengan menodongkan kembali pistol yang di beri oleh Alex tadi.
"Auuu...." suara lirih kesakitan yang diucapkan oleh laki-laki itu dengan memegang perut di sebelah kiri.
Queen menyimpan pistol kembali ke paha kanannya untuk tempat pistol kemudian membungkukkan dirinya untuk mendekati laki-laki itu.
"Apa yang kau lakukan?" tanya laki-laki itu ketika sedang mendekatinya. Queen membuka tasnya untuk mengambil sesuatu. Queen mengeluarkan kotak P3K dan mengambil sebuah alkohol untuk membersihkan lukanya kemudian sapu tangan milik Queen untuk diletakkan ke dalam mulut laki-laki itu.
Queen merobek baju laki-laki itu lalu memberikan sedikit obat bius dan immunoglobulin tetanus pada luka di perut. Queen menggunakan jarum dan benang Poliglecaprone untuk menjahit luka yang terbuka.
"Dia menolong ku?" tanya laki-laki itu dalam hati.
"Aaaaa.... dia menjahit dengan tidak berperasaan?"
Queen dengan sibuk menjahit luka itu hingga pendarahannya terhenti. Setelah di jahit Queen langsung membalut luka itu dengan kain kasa. Queen melakukan itu dengan cepat hingga membutuhkan waktu hanya 10 menit saja. Saat Queen selesai memperban, laki-laki itu sudah pingsan karena sejak tadi sudah banyak kehilangan darat.
"Merepotkan saja." Jawab Queen membereskan bahan-bahan yang dipakai olehnya ke dalam kotak P3K.
Dan saat laki-laki itu tidak sadar suara ponsel militer jenis Handphone Outdoor Militer ALDO T88 Army berdering. Queen mengangkatnya dan menjawab pertanyaan seseorang di ponsel itu.
"Baguslah jika dia tidak merepotkan ku. Ternyata ada orang yang sedang mencarinya. Jadi dia berada di sini sudah lama atau sudah semalaman?" tanya Queen melihat kondisi laki-laki itu.
Queen mengamati lingkungan sekitar untuk melihat kondisi.
"Untung saja dia tidak di bantai oleh hewan buas. Kau termasuk beruntung." Ucap Queen dalam hati. Queen menunggu beberapa menit untuk seseorang menemukan laki-laki itu.
"Bos tidak apa-apa?" tanya salah satu orang yang datang menjemput laki-laki yang terluka itu.
"Dia sudah kehilangan banyak darah, sebaiknya kalian segera membawanya ke rumah sakit. Jika tidak cepat akan membahayakan kondisinya." Jawab Queen.
"Anda siapa?"
"Hanya seorang pendaki liar yang sedang menikmati suasana hutan. Karena kalian sudah tiba, lebih baik segera keluar dari hutan ini ......." Queen menjelaskan rute tercepat untuk keluar dari hutan ini.
Queen yang sudah menjelaskan dengan singkat, langsung bergegas pergi meninggalkan mereka dan melanjutkan misinya untuk mencari macan tutul. Queen kembali memanjat pohon dan mengamati situasi untuk melihat sekawanan macan tutul yang berada di sekitar.
"Mereka sudah datang." Jawab Queen langsung mengeluarkan pistolnya dan membidik ke arah kepala salah satu macan tutul.
Dalam beberapa detik, Queen berhasil menembakkan 3 tembakan sekaligus tepat di di kepala macan tutul itu. Macan tutul lainnya berlari meninggalkan macan tutul yang tertembak karena suara tembakan itu. Macan tutul yang tertembak itu juga masih tenaga untuk berlari beberapa detik sebelum tubuhnya jatuh ke tanah.
Queen mengamati target miliknya agar benar-benar mati dan tidak ada hewan lainnya yang berada di sekitar macan tutul tersebut. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Queen turun dari pohon menuju ke macan tutul yang sudah jatuh ke tanah itu.
"Akhirnya berhasil. Lebih baik aku segera kembali ke rumah daripada bermalam di dalam hutan ini. Mungkin bisa sampai sebelum matahari terbenam." Jawab Queen dalam hati dengan menyiapkan papan yang mengangkat tubuh macan tutul itu.
Queen meniupkan sebuah peluit seperti sedang memanggil sesuatu. Ternyata, Queen memanggil kawanan serigala yang berjumlah 5 ekor. Salah satu serigala yang warnanya hitam berbeda dari yang lain mendekati Queen dengan sangat manja. Serigala itu adalah peliharaan Queen, namun sudah seperti temannya selama 7 tahun belakangan ini.
"Bobo bantu aku mengangkat tubuh macan tutul ini. Tenang saja, jik sudah aku tunjukan kepada Ayah. Daging macan tutul ini untuk mu dan teman-teman mu." Jawab Queen dengan mengelus kepala serigala hitam itu.
Mereka tiba di rumah Queen sebelum matahari terbenam. Dan saat Queen masuk ke dalam rumah, tidak menemukan sang Ayah. Hanya ada sebuah surat, buku diary dan tiket pesawat. Queen membaca surat itu dan perlahan-lahan mengeluarkan air mata.
"Jadi inikah alasan mu selama ini melatih ku dengan begitu keras dan selalu dingin kepada ku walaupun terkadang kehangatan itu ada tanpa kau sadari." Jawab Queen menghapus air mata yang terjatuh pada pipinya.
"Ayah tenang saja, aku akan menemukan kembaran ku dan juga akan bersatu lagi dengan mu. Setelah menyelesaikan misi ini aku akan mencari mu walaupun ke ujung dunia dan berjanjilah jangan pernah meninggalkan ku lagi." Jawab Queen menghentikan tangisannya.
"Dan inilah kebebasan yang kau katakan dengan cara memberi tahu hal ini dan meninggalkan ku?" tanya Queen dengan tatapan dingin melihat foto sang ayah yang tergantung di dinding.
Queen menenangkan dirinya dan berkemas. Ia segera pergi ke kota untuk menuju bandara.
Queen membalikan badannya untuk melihat kembali rumahnya saat akan pergi. Queen hanya bisa berpamitan dengan serigala yang sudah menjadi temannya selama ini. Queen menggunakan kendaraan sepeda motor untuk meninggalkan hutan. Queen berpenampilan selayaknya seorang pembalap profesional karena menggunakan pakaian serba hitam.
Queen hanya membawa tas ransel saja yang berisi barang-barang penting miliknya. Tidak membawa semua pakaian dan juga hal-hal lain seperti orang yang sedang berpindahan. Dia hanya berniat untuk segera bertemu dengan kembarannya saja dan menemukan Alex.
Beberapa jam kemudian, Queen sudah berada di dalam pesawat. Ia memakai topi hitam dan menggunakan masker lalu bersandar di tempat duduk dengan memejamkan matanya. Sementara di tempat lain dari seseorang yang sedang terburu-buru masuk ke dalam loket untuk menyerahkan tiket pesawat miliknya dan masuk.
"Aneh, bukannya tadi itu orang yang sama sebelumnya?"
Sella Queen adalah kembaran dari Queen. Yang membedakan mereka berdua hanyalah potongan rambut saja. Rambut Sella lebih panjang dibandingkan dengan Queen.
Sella berjalan masuk ke dalam pesawat untuk mencari posisi tempat duduknya. Ia menemukan tempat duduknya disamping seseorang yang menggunakan masker hitam dengan topi hitam sedang bersandar di tempat duduk dengan memejamkan matanya.
Sella langsung duduk dan membuat Queen merasa ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Queen membuka matanya dan melihat dengan terkejut bahwa orang yang dicari olehnya berada di samping.
"Dia?" Queen terkejut melihat keberadaan Sella. Dan pesawat mulai berjalan untuk terbang.
Sella yang duduk disamping Queen in menunjukkan wajah sedih yang menangis. Queen sedang berpikir untuk melihat situasi jika dia langsung membuka maskernya dan menunjukkan wajahnya yang sama seperti seorang yang di sampingnya akan membuatnya terkejut. Queen hanya memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh Sella.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Queen.
"Maaf jika aku mengganggu tidurmu karena tangisanku." Jawab Sella.
"Menangis adalah salah satu ekspresi untuk meluapkan emosi pada diri." Jawab Queen
"...." Sella memberhentikan Isak tangisnya dan melihat Queen dengan intens.
"Jika sedang bersedih maka menangislah sepuasnya hingga kamu merasa lega. Setelah itu jangan lupa untuk menyelesaikan kesedihan itu dengan melakukan sesuatu tindakan yang akan menyelesaikannya." Jawab Queen.
"Aku hanya tidak ingin meninggalkan orang-orang yang aku sayangi dengan cepat." Jawab Sella.
"Kenapa harus meninggalkan mereka jika bisa tetap bersama?" tanya Queen.
"Karena dokter mengatakan bahwa aku memiliki kanker darah stadium akhir dan waktuku hanya tinggal beberapa bulan lagi." Jawab Sella dengan menampilkan wajah yang sangat sedih.
"Apa kanker?" tanya Queen dalam hati.
"Keluarga ku tidak ada yang mengetahui hal itu, dan kedatanganku ke kota ini untuk memeriksa kondisi yang baru saja aku ketahui baru-baru ini saja. Dan setelah menerima hasilnya. Aku benar-benar sedih." Jawab Sella lagi.
"Entah sebuah kebetulan atau memang takdir kita bertemu saat ini." Jawab Queen.
"...." wajah Sella yang bingung dengan pernyataan Queen.
"Berjanjilah kepada ku untuk tidak panik ketika aku membuka masker ini." Jawab Queen.
Saat Queen berkata seperti itu tiba-tiba pesawat mengalami kerusakan sehingga berguncang-guncang membuat para penumpang berteriak histeris. Satu bilah kipas yang hancur menyebabkan mesin nomor satu (bagian kiri) pesawat kehilangan daya dan terbakar.
Kerusakan ini sangat fatal sehingga membuat pilot tidak bisa mengendalikan pesawat dan langsung memberikan informasi kepada pramugari untuk memberikan pertolongan pertama kepada para awak kapal untuk menggunakan pelampung karena saat ini mereka masih dekat berada di atas laut lepas.
"Apa yang terjadi?" tanya para penumpang yang panik
Pramugari memberikan arahan kepada para penumpang untuk menggunakan jaket pelampung dan segera melompat ke lautan karena pesawat akan segera meledak. Pramugari satu-satu memberikan pelayanan keselamatan kepada penumpang. Dan Queen yang langsung mengambil jaket pelampung.
Melihat Sella yang ketakutan Hanya berdiam diri berdiri melihat situasi yang sangat kacau balau. Queen langsung mengambil jaket pelampung lainnya untuk diberikan kepada salam dan membantunya untuk memakainya.
"Gunakan ini dan jangan takut, aku akan selalu bersama mu saudara kembar ku." Jawab Queen.
Angin yang sudah memporak porandakan keadaan di dalam pesawat, keadaan para penumpang yang sangat ragu-ragu untuk melompat dari kapal ke laut karena mereka semua tidak berani untuk melakukan itu.
"Semuanya dengarkan baik-baik. Jika kalian melompat, ada kesempatan untuk hidup. sementara jika kalian tidak melompat maka kalian sudah pasrah akan keadaan jika pesawat ini akan jatuh dan meledak dan akan membuat kalian semua mati terbakar hangus. Maka pilihlah sekarang dengan cepat." Ucap Queen dengan tegas dan menarik Sella untuk melompat dan meninggalkan semua orang di dalam pesawat.
"Arghhhhhhhhhhh........" Sella berteriak dengan keras ketika jatuh dari pesawat dan terbang di udara dengan begitu saja.
Baru beberapa detik saja mereka turun dari pesawat itu tiba-tiba ledakan terdengar sehingga membuat Sella terkena serpihan pesawat yang melukai punggungnya tembus hingga perut.
Darah mengalir dengan cepat di udara akibat luka yang diderita oleh Sella dan membuat Queen sangat khawatir. Queen membuka maskernya dan menceritakan hal singkat kepada Sella.
"Kau adalah kembaran ku jadi bertahanlah untuk hidup." teriak Queen di udara.
"Wajah mu?" tanya Sella yang terkejut.
"Dengarkan baik-baik, aku baru mengetahui keberadaan mu. Dan kepergianku ini ingin menjemputmu namun takdir keberuntungan membawamu untuk datang kepadaku tanpa dicari namun takdir keburukan juga datang kepada kita berdua untuk menghadapi semua ini. Jadi bertahanlah untuk hidup." Jawab Queen sambil memeluk tubuh Sella dengan erat dan mencabut serpihan itu begitu saja dari perut dan menekan untuk memberhentikan pendarahan luka.
"Sella Queen. Panggil aku Queen." Jawab Sella.
"Queen Aleska. Panggil aku juga dengan Queen." Jawab Queen.
"Queen mungkin ini adalah jawaban dari kekhawatiran ku. Berjanjilah kepadaku untuk menjadi diriku dan lindungi orang-orang yang aku sayangi." Jawab Sella.
"Jangan berbicara seolah-olah kau akan meninggalkan dunia ini." Jawab Queen semakin erat memeluk tubuh Sella.
"Berjanjilah padaku Queen. Aku sudah tidak kuat lagi." Jawab Sella.
"Byur......" Tubuh mereka berdua jatuh ke air laut.
Queen yang sudah terbiasa untuk berenang di laut lepas membuatnya dengan cepat membawa ke tepi pantai yang tidak jauh dari mereka jatuh.
"Bertahanlah aku mohon." Jawab Queen dengan berenang membawa tubuh Sella ke dataran.
Puing-puing pesawat berjatuhan ke laut. Belum sampai ke dataran laut, Sella
"Queen berhentilah dan dengarkan aku." Ucap Sella.
"Bertahanlah."
"Queen," panggil Sella dengan memegang pipi Queen.
"Bertemu denganmu adalah sebuah anugerah terindah yang aku miliki walaupun banyak pertanyaan yang ingin diajukan kepadamu. Tapi aku tidak memiliki banyak waktu. Berjanjilah kepadaku untuk menggantikan posisiku." kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Sella.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!