NovelToon NovelToon

Survivor Of The Great War

Perang Besar

Peperangan antara manusia dengan ras Iblis telah berlangsung sejak zaman dahulu kala.

Sebuah perang yang tak memiliki arti. Sebuah perang yang hanya bertujuan untuk menegaskan siapa yang terkuat di dunia ini.

Hanya karena itulah, jutaan nyawa melayang dengan sia-sia di balik kobaran api peperangan ini.

Tapi setelah umat manusia memperoleh kekuatan yang cukup, keseimbangan peperangan antara dua belah pihak ini pun segera bergeser.

Manusia yang dulunya hanyalah mangsa, kini menjadi seorang pemburu.

Bahkan tak jarang beberapa kelompok manusia mengajukan dirinya untuk memburu Iblis demi memperoleh bayaran. Kalangan manusia yang melakukan pekerjaan seperti itu disebut sebagai Hunter atau Pemburu.

Sementara itu, ada kalangan manusia lain yang bekerja mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan manusia secara keseluruhan. Mereka disebut sebagai Knight atau Ksatria.

Hingga akhirnya....

Iblis bukan lagi menjadi ancaman bagi umat manusia. Mereka tak lagi diperlakukan sebagai predator. Bahkan sebagai mangsa sekalipun.

Saat ini, tahun 925. Iblis mulai diperlakukan sebagai budak oleh manusia karena itu memberikan keuntungan ekonomi yang sangat besar.

Para Ksatria yang melihat hal ini telah memperingatkan mengenai bahaya dari para Iblis. Tapi penduduk sipil dan juga para Pemburu tak memperdulikannya. Apa yang mereka pikirkan hanyalah keuntungan sesaat yang bisa membuat mereka semua kaya raya.

Sayangnya, pilihan para penduduk sipil dan juga pemburu itu adalah pilihan yang sempurna.

Berkat perbudakan ras iblis ini, umat manusia mengalami kemajuan peradaban yang sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi yang tak terbayangkan. Membuat manusia memperoleh kekuatan yang jauh lebih besar lagi.

Akan tetapi....

...-- Tahun 987 --...

...-- Wilayah Eropa --...

"Oi.... Apa-apaan itu?" Ucap salah seorang pemburu yang sedang menikmati makanannya di kedai itu.

Pemburu yang membawa busur dan panah itu mengarahkan jari telunjuknya ke langit. Menunjuk ke suatu hal yang tak pernah Ia lihat seumur hidupnya.

"Hmm? Entahlah. Tunggu dulu.... Bukankah itu terlihat berbahaya?"

Bersamaan dengan itu, bencana terbesar yang pernah dialami oleh umat manusia pun terjadi.

Sebuah kilatan cahaya yang begitu terang mulai menelan separuh Kota ini. Membawa seluruh penduduk yang ada ke dalam dunia Iblis secara paksa.

"Aku, Chronoa, salah satu Raja Iblis yang menguasai waktu, mendeklarasikan peperangan kepada manusia!"

Suara itu terdengar dengan begitu keras ke segala penjuru. Bahkan hanya dari suaranya saja sudah menimbulkan tekanan angin yang sangat kuat, merobohkan banyak pohon dan dinding.

Tak hanya itu, Terror yang ditebarkan oleh perkataan Raja Iblis itu membuat seluruh makhluk hidup di sekitar sumber suara dengan tingkat kekuatan sihir dibawah manusia menggila.

Kelinci, sapi, rusa, beruang. Hewan-hewan itu mulai menggila dan mengamuk ke berbagai tempat. Memaksa manusia membantai mereka semua, termasuk ternak.

Kelaparan mulai melanda Kerajaan manusia. Menyebabkan keruntuhan ekonomi dan perang saudara di segala penjuru.

Sedangkan para Iblis yang menjadi budak manusia hingga saat ini? Mereka mulai menyembah Chronoa sebagai Tuan mereka. Membuat mereka memperoleh perlindungannya dan juga sebagian kekuatannya.

Dengan tersebarnya iblis sebanyak itu di seluruh penjuru negeri, pembantaian massal manusia pun segera terjadi. Tanpa bisa melawan.... Manusia hanya bisa pasrah menanti kematian mereka.

Jika beruntung, mereka akan memperoleh kematian yang singkat. Tapi jika sial, maka mereka harus melalui segudang penyiksaan hingga mati.

Di kala ini, manusia memasuki masa kegelapan selama 16 tahun. Sebuah zaman paling gelap dalam sejarah umat manusia.

Hingga akhirnya....

Tahun 1003, di tanah Eropa.

Pihak Gereja Suci telah berhasil melatih dan mendidik calon Ksatria terkuat yang pernah dikenal di dunia ini. Dengan jumlah keseluruhan sebanyak 1.000 Ksatria.

Kehadiran mereka disegani. Kekuatan mereka ditakuti. Tapi lebih dari itu semua, pedang mereka membawa kemenangan pada umat manusia.

Cahaya harapan telah tiba.

Masa kegelapan mulai memudar.

Peperangan yang dipimpin oleh 1.000 Ksatria Suci yang tersebar di seluruh penjuru negeri ini mampu menghasilkan semua harapan itu.

Ratusan ribu Militia, serta puluhan ribu Hunter juga bergerak bersama mereka.

Tugas yang mereka emban hanya satu.

Membasmi semua Iblis yang ada di muka bumi ini. Tanpa terkecuali. Dan kali ini, mereka takkan lagi memberikan pengasihan seperti memperbudak para iblis.

Dengan tekad sekuat itu, perang besar antara umat manusia dengan iblis terjadi.

Sebuah perang yang berlangsung selama lebih dari 2 tahun itu memberikan kemenangan yang telak kepada manusia.

Dan akhirnya, mereka tiba di pusat semua masalah.

Sebuah portal yang dibuka secara paksa oleh Raja Iblis Chronoa.

Seluruh Ksatria Suci berbaris di hadapan portal itu. Begitu pula dengan ratusan ribu prajurit yang lainnya. Mereka semua telah bersiap untuk menyerbu. Bahkan menyerahkan nyawa sekalipun sama sekali tak menjadi masalah bagi mereka.

Selama bisa menghapuskan iblis dari dunia ini.

Akan tetapi....

"Kali ini, hanya kami para Ksatria Suci yang akan memasuki portal ini." Teriak salah seorang Ksatria Suci dengan keras.

Pernyataan itu seketika membuat para prajurit heran. Kehebohan pun tak terelakkan.

Tapi akhirnya, semua itu bisa ditenangkan oleh beberapa Ksatria Suci yang lain.

"Di balik gerbang itu, kekuatan Iblis jauh lebih dari yang ada di bumi. Bagi kalian yang merupakan Hunter sekalipun, memiliki sepuluh nyawa juga takkan cukup."

"Cukup kami para Ksatria Suci saja yang masuk dan menumpas Raja Iblis itu. Kami akan berjanji atas hal itu."

"Tapi sebagai gantinya, kalian harus berjanji pada kami untuk menjaga tanah kita. Membunuh semua Iblis yang masih tersebar di dunia ini."

"Ketahuilah, tugas kalian jauh lebih berat dan jauh lebih mulia dari kami semua."

Segera setelah itu, para Ksatria Suci pun memasuki Portal ke Dunia Iblis itu. Meninggalkan para Hunter dan juga Militia yang ada untuk membasmi sisa-sisa iblis di dunia ini.

Akan tetapi....

Suatu hal yang jauh diluar dugaan telah terjadi.

Portal yang menghubungkan antara dunia manusia dengan dunia Iblis itu seketika tertutup dan menghilang.

Menjebak seluruh Ksatria Suci yang ada di dunia Iblis itu untuk selamanya.

Bagi umat manusia yang lain, mereka sama sekali tak panik maupun merasa takut. Mereka mempercayakan tugas itu kepada para Ksatria Suci.

Tak ada sedikitpun waktu tersisa untuk memikirkan mengenai mereka lagi. Itu karena umat manusia di bumi juga masih mengemban tugas yang sangat besar.

Yaitu menyapu bersih semua iblis yang tersisa di dunia ini.

......***......

...-- Dunia Iblis --...

...-- Wilayah Kekuasaan Chronoa --...

Di hadapan sebuah kastil yang begitu besar dan mengerikan itu, para Ksatria Suci mulai mempersiapkan diri mereka. Mengatur formasi untuk menyerbu kastil itu.

Sementara itu, tepat di puncak kastil itu....

"Selamat datang manusia-manusia yang bodoh. Aku akan menghapuskan harapan umat manusia dengan tanganku sendiri, saat ini dan di sini!" Ucap seorang iblis dengan wujud menyerupai manusia.

Warna kulitnya hitam legam, dengan banyak alur merah di seluruh tubuhnya. Kepalanya memiliki tiga buah tanduk yang melengkung ke atas. Sedangkan perlengkapannya adalah zirah yang berwarna hitam pekat dengan batu biru cerah di bagian dadanya.

Pertempuran antara para Ksatria Suci, atau yang juga bisa dipanggil sebagai pahlawan, dengan Raja Iblis Chronoa bersama para bawahannya....

Akhirnya dimulai.

Sebuah pertempuran yang sama sekali tak bisa dicatat oleh sejarah.

Sebuah pertempuran yang terlupakan.

Chapter 1 - Takdir

"Hah.... Hah...." Seorang Ksatria Suci dengan zirah yang telah hancur sedari tadi itu telah berhasil menghunuskan pedangnya. Tepat ke jantung ke tujuh Raja Iblis Chronoa.

Darah hitam mulai bercucuran dari tubuh Chronoa. Mengotori pedang putih keemasan yang indah milik Ksatria Suci itu.

Pada saat kematian sudah dipastikan, Chronoa mulai berbicara. Mungkin untuk terakhir kalinya.

"Manusia.... Siapa namamu...." Tanya Chronoa dengan suara yang lemas.

"Aaron." Ucap Ksatria Suci itu.

"Kau benar-benar luarbiasa sebagai seorang manusia."

Setelah mengutarakan kalimat itu, Chronoa mulai memejamkan matanya. Tubuhnya mulai hancur berkeping-keping seperti tumpukan daun yang layu.

'Zraaassh!'

Aaron mengayunkan pedangnya sekuat tenaga, membuang seluruh sisa darah hitam yang ada.

Dengan langkah kaki yang kaku, Aaron tak lagi mampu menahan seluruh luka yang ada di tubuhnya. Hingga pada akhirnya, Ia hanya bisa membaringkan tubuhnya di kastil Raja Iblis itu.

"Semuanya.... Aku telah membunuhnya. Sekarang.... Aku akan segera menyusul kalian." Ucap Aaron pada dirinya sendiri sambil memandangi langit-langit kastil yang telah hancur ini.

Senyuman yang tipis nampak menghiasi wajahnya. Tanpa Ia sadari, beberapa tetes air mata mulai mengaliri membasahi pipinya yang penuh dengan darah itu.

Tak lama, matanya pun terpejam. Hatinya telah siap untuk meninggalkan dunia ini.

Lagipula, Ia hidup hanya untuk menyelesaikan tugas ini. Kematian adalah hal yang wajar baginya yang selalu merenggut nyawa lawannya.

Secara perlahan, tubuhnya mulai tak lagi bergerak.

Terbaring di samping ratusan tubuh Ksatria Suci lainnya yang telah tak bernyawa.

Dengan pengorbanan mereka itu lah, kedamaian dunia berhasil didapatkan. Tapi sayangnya....

Tak ada satu orang pun yang mengetahui kisah para pahlawan ini.

......***......

"Uuh...."

Aaron secara perlahan membuka kedua matanya. Melihat langit merah yang cerah.

"Aku.... Masih hidup?"

Ia mencoba menggerakkan kedua tangannya. Memperhatikan setiap bekas luka yang ada di tubuhnya.

"Ternyata begitu...."

Luka yang diderita Aaron sangatlah fatal. Tapi bagi Ksatria Suci yang telah dididik sejak usia dini, menghadapi rasa sakit dan rusaknya anggota tubuh adalah makanan sehari-hari.

"Heal...."

Dengan mengarahkan tangan kanannya ke perutnya yang berlubang itu, cahaya kehijauan yang indah mulai terkumpul di satu tempat.

Secara perlahan, butiran-butiran cahaya hijau itu mulai bergerak ke arah luka di tubuh Aaron. Sedikit demi sedikit, menyembuhkannya.

Daging yang terkoyak, darah yang bercucuran, hingga kulit yang terbuka. Secara perlahan, semua itu sembuh seperti sedia kala.

"Sepuluh menit lebih ya.... Wajar saja dengan kondisiku saat ini." Ucap Aaron pada dirinya sendiri sambil memperhatikan luka di tubuhnya yang telah sembuh.

Aaron segera berdiri dan mulai memperhatikan sekelilingnya.

Tumpukan mayat para Ksatria suci berserakan di segala arah. Sebuah pemandangan yang sungguh mengerikan bagi siapapun.

Hanya sedikit saja....

Meskipun hanya ada sedikit peluang....

"Apakah ada yang masih hidup?!" Teriak Aaron sekuat tenaga. Ia mengulanginya beberapa kali di beberapa tempat yang berbeda.

Di dalam kastil....

Di pinggiran hutan....

Tapi tak ada satupun yang menjawab panggilannya.

"Semuanya sudah mati ya?" Tanya Aaron pada dirinya sendiri sambil tersenyum pahit.

Tapi di saat semua harapan seakan telah sirna....

'Kreseekk!!'

Terdengar suara seperti sesuatu bergerak di balik semak-semak. Aaron yang mendengar hal itu pun segera membalikkan badannya dan bersiap menyambutnya.

Akan tetapi....

"Grroooaaaarrr!!!"

Apa yang muncul adalah salah satu ras iblis yaitu Gremlin. Memiliki wujud seperti reptil yang memiliki sayap di kepalanya.

Tanpa sedikitpun keraguan, Aaron langsung menghunuskan pedangnya.

'Zleebb!! Sraaakk!!'

"Hah.... Jadi seperti ini ya? Tak masalah bagiku. Tapi, dimana pintu keluarnya?"

Aaron segera memanjat pohon tertinggi yang ada untuk memperhatikan sekelilingnya. Tapi berapa kali pun Ia mencoba, sama sekali tak ada pertanda keberadaan portal yang menghubungkan dengan dunia manusia.

"Kurasa aku harus memakamkan yang lain terlebih dahulu sebelum aku menyusul mereka beberapa puluh tahun kemudian."

Di bawah langit merah yang cerah itu, Aaron mulai menggali makam dan memakamkan para Ksatria Suci yang lainnya satu persatu.

Ketika merasa kelaparan, Ia mencoba berbagai jenis buah dan juga daging hewan yang ada di dunia Iblis ini. Selama itu tak beracun, Aaron akan memakan dan meminum apapun demi mempertahankan kehidupannya.

Meskipun sudah tahu bahwa akhirnya Ia akan mati karena usia, Aaron sama sekali tak berencana untuk mati semudah itu.

Hari-hari yang panjang sebagai satu-satunya manusia di dunia Iblis ini pun dimulai.

...-- Tahun Pertama --...

Aaron memanfaatkan tahun pertamanya ini untuk menjelajahi wilayah di sekitar Kastil Chronoa.

Ia sama sekali tak membuat tempat tinggal karena masih mempertimbangkan potensi area yang lebih layak huni. Selain itu, Aaron memperkaya pengetahuannya mengenai makanan dan minuman yang ada di dunia iblis ini.

Tentu saja, latihan hariannya adalah memburu berbagai jenis iblis yang ada.

...-- Tahun Kedua --...

Aaron telah menemukan tempat tinggal yang nyaman. Yaitu di dalam sebuah goa di samping air terjun. Tak hanya aman dan tersembunyi dengan baik, tapi goa di tengah hutan itu juga memiliki sumber makanan yang sangat lengkap.

Latihan hariannya terus berlanjut. Dan kini, Aaron mulai berani memburu Iblis yang berkelompok.

...-- Tahun Ke 5 --...

Aaron mulai menjelajah lebih jauh setiap harinya. Memburu Iblis yang lebih besar daripada yang pernah diburu sebelumnya.

Tak berhenti di situ, Aaron juga mulai membuat buku mengenai ras iblis dan cara mengalahkannya.

Tapi saat ini, Aaron mulai merasakan betapa mengerikannya hidup sendirian tanpa sosok manusia lain yang bisa diajak berkomunikasi.

Untuk menanggulanginya, Ia mulai berbicara pada dirinya sendiri.

...-- Tahun ke 20 --...

Aaron telah merasakan ada sesuatu yang aneh sejak beberapa tahun sebelumnya. Sebuah keanehan dimana dirinya tak bertambah tua.

Kulitnya masih sama seperti dirinya 20 tahun yang lalu. Meskipun, karakter fisiknya masih tumbuh seperti biasa seperti rambut dan ototnya.

"Apakah ini berkah dari para dewa yang diberikan pada kami?" Tanya Aaron pada dirinya sendiri.

Tentu saja, Ia tak bisa berharap untuk memperoleh jawaban.

...-- Tahun ke 50 --...

Aaron telah memastikan bahwa dirinya sama sekali tak menua. Dengan kata lain, rencananya untuk mati karena usia benar-benar gagal total.

Kesendiriannya di dunia Iblis yang kejam ini membuatnya beberapa kali berpikir untuk bunuh diri. Tapi setiap kali bilah pedangnya siap untuk memotong lehernya, Ia kembali menyarungkan pedangnya dan mencari mangsa untuk berburu.

Aaron yang saat ini bahkan mampu melawan sekumpulan Ogre sendirian. Ogre itu sendiri merupakan sosok monster yang sangat mengerikan, dengan tinggi mencapai lima meter lebih dan memiliki kekuatan fisik dan sihir yang tinggi.

Tapi hal itu sama sekali tak mampu membuatnya puas.

...-- Tahun ke 100 --...

Aaron memutuskan untuk meninggalkan kediamannya yang sangat aman dan nyaman untuk berkelana di dunia Iblis ini.

Tujuannya ada dua. Yaitu untuk menemukan pintu keluar kembali ke dunianya, serta makhluk lain yang bisa diajak berbicara.

Demi melakukan itu, Ia sendiri harus berpenampilan seperti Iblis. Aaron memasang tanduk palsu di kepalanya, mengecat hampir seluruh tubuhnya dengan pola-pola aneh serta meninggalkan pedang dan zirah sucinya.

Saat ini, bahkan hanya dengan kekuatan kedua tangannya saja, Aaron sudah jauh lebih dari cukup untuk melawan sebagian besar jenis Iblis tingkat menengah.

Dengan modal itu, Ia pun berkelana dari kota ke kota, mempelajari bahasa Iblis, dan mencari informasi.

...-- Tahun ke 400 --...

Aaron masih tidak kehilangan jati dirinya sendiri sebagai seorang Ksatria Suci.

Akan tetapi, dirinya yang saat ini dikenal sebagai Deathbringer. Atau pembawa kematian di dunia Iblis.

Rumor menyebutkan bahwa Aaron adalah sosok Iblis tingkat tinggi yang hidup abadi. Dengan pedang hitamnya itu, dikisahkan Aaron pernah melawan kawanan Wyvern sendirian.

Di sisi lain, Aaron mulai menyadari bahwa Raja Iblis Chronoa adalah salah satu Raja Iblis tingkat rendah yang ada di dunia ini. Terlebih lagi, bangsa Iblis di dunia ini sama sekali tak perduli dengan dunia manusia yang kecil.

Meskipun, beberapa Raja Iblis seringkali membuka gerbang untuk menyerang dunia manusia.

Fakta itu menunjukkan betapa lemah dan tak berharganya manusia di mata iblis. Terlebih lagi....

"Portal ke dunia manusia.... Aku harus menemukannya apapun caranya."

Aaron kemudian menghabiskan tahun-tahun berikutnya untuk menggali informasi mengenai Raja Iblis yang membuka gerbang ke dunia manusia.

...-- Tahun ke 700 --...

Sama sekali tak ada hasil yang diperoleh.

Raja Iblis yang membuka gerbang ke dunia manusia sebagian besar hanyalah Raja Iblis tingkat rendah. Satu-satunya alasan mereka melakukan hal itu adalah untuk mencari kekuatan agar bisa naik tingkat dalam tatanan dunia Iblis.

Sungguh alasan yang sangat konyol.

Akan tetapi, Aaron yang mulai menyadari betapa mengerikannya Raja Iblis tingkat menengah dan tingkat tinggi, membuat pikirannya utuh kembali.

Ia tak lagi membuang-buang waktunya melakukan hal yang sia-sia seperti memburu Iblis rendahan.

Hal yang dilakukannya pada tahun-tahun ini dan kedepan adalah terus melatih kemampuan fisik dan sihirnya.

Kelak, dirinya harus menghadapi bahaya yang jauh lebih besar daripada Chronoa di masa itu. Oleh karena itu, tak ada kata cukup dalam kekuatan.

...-- Tahun ke 1019 --...

Akhirnya, tepat di tahun yang ke 1019 Aaron di dunia ini....

Ia berhasil mengukir namanya dalam sejarah di dunia Iblis dengan membunuh salah satu Raja Iblis tingkat rendah sendirian.

Sebuah prestasi yang bahkan tak pernah Ia bayangkan 1000 tahun yang lalu. Sebuah prestasi yang membutuhkan lebih dari seribu Ksatria Suci yang bekerjasama.

"Jalanku masih panjang. Mungkin saja, ini adalah takdir yang telah ditentukan para dewa untukku. Memberikanku keabadian untuk membasmi semua Iblis yang ada di dunia ini."

Meski telah berkelana selama lebih dari 1000 tahun, Aaron baru berhasil menjelajahi sekitar seperlima dari Dunia Iblis ini. Sedangkan sisanya lagi masih belum tersentuh olehnya.

Tapi sayangnya....

Takdir berkata lain.

Tepat ketika Aaron baru saja mengemasi barang bawaannya dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan, dirinya secara tiba-tiba berpindah tempat.

Pemandangan langit merah darah yang menjadi sumber cahayanya setiap hari, tiba-tiba saja menghilang. Berubah menjadi sesuatu yang lebih terang.

Aaron juga merasakan ratusan orang menatap dirinya.

"Uuh.... Apa-apaan ini? Sihir musuh?!" Teriak Aaron pada dirinya sendiri.

Dengan refleksnya yang telah terlatih, Ia segera menarik pedang dengan tangan kanannya dan menutupi sebagian mata dengan tangan kirinya.

"Sihir cahaya sekuat ini, tak ku sangka ada iblis yang memilikinya."

Tapi setelah pandangannya membaik, Aaron segera menyadari apa yang ada di hadapannya.

'Tunggu dulu. Langit biru? Bangunan yang indah? Terlebih lagi.... Bukankah itu manusia?!'

Pada saat Aaron berusaha mendekat untuk memastikan sosok manusia yang ada di hadapannya....

"Jangan bergerak!"

"Melakukan aksi terorisme di siang hari, kau sungguh punya nyali yang besar ya kawan?"

"Lupakan basa-basinya. Ayo segera tangkap dia."

Terlihat sosok tiga orang yang mengelilinginya.

Satu orang membawa pedang besar dengan pakaian yang aneh. Satu lagi terlihat mengendalikan api dengan sihirnya. Kemudian yang terakhir nampak membawa sebuah belati.

'Bahasa apa ini.... Aah, aku sudah lama melupakan bahasa manusia. Tunggu.... Kenapa aku memahami apa yang mereka katakan?'

Akhirnya, Aaron terbebas dari dunia Iblis yang dulu sangat dibenci olehnya.

Kini, Ia telah sampai di tempat aneh yang menyerupai dunia manusia. Banyak sekali benda yang sangat aneh baginya. Seperti kereta besi yang bergerak serta bangunan yang menembus langit.

Tapi lebih dari itu semua, Ia menjumpai manusia untuk pertama kalinya setelah seribu tahun.

Meskipun, dalam situasi yang terkesan buruk.

Chapter 2 - Kembali

...-- Dunia Manusia --...

...-- Tahun 2022 --...

"Uuh.... Apakah aku melakukan suatu kesalahan?" Tanya Aaron sambil mengembalikan pedang hitamnya ke dalam sarungnya.

Daripada terkejut pada beberapa orang yang menyergapnya, Aaron lebih penasaran mengenai dirinya yang tak hanya bisa memahami bahasa asing ini. Tapi juga karena Ia bisa menggunakannya untuk berkomunikasi.

"Tak perlu banyak bicara! Kami akan menangkapmu!" Teriak Pria yang membawa belati itu.

'Tap! Tap! Tap!'

Dengan cepat dan tanpa adanya keraguan, Pria itu segera memperpendek jarak antara dirinya dengan Aaron.

'Swuussh!'

Dengan ayunan yang sangat akurat dan cepat, belati itu mengarah tepat ke leher Aaron.

'Lambat sekali....' Pikir Aaron dalam hatinya sambil segera melakukan serangan balasan. Ia menarik lengan Pria itu dan membuang belatinya jauh-jauh.

Ketika Pria lain yang membawa pedang besar itu maju, Aaron hanya menggeser posisinya dan menggunakan Pria yang sebelumnya sebagai perisai.

"Lepaskan!"

"Pengecut! Menggunakan manusia sebagai perisai!"

Kesal dengan perkataan itu, Aaron dengan segera membalasnya.

"Bagaimana dengan kalian yang menyerangku secara tiba-tiba. Bahkan melakukan pengeroyokan. Bukankah itu jauh lebih pengecut?"

Wanita yang mengendalikan sihir api itu dengan segera mengarahkannya kepada Aaron. Aliran energi sihirnya sangatlah efisien sehingga mampu menghasilkan bola api yang kuat.

"Tu-tunggu! Jangan katakan kau akan membakar ku bersama Pria sialan ini?!"

Tapi semua itu sudah terlambat.

'Swuuuooossshh!!'

Semburan api yang cukup kuat dengan ukuran yang besar mulai menyelimuti tempat ini.

Aaron yang melihat hal itu secara refleks segera bergerak.

'Ratusan orang berkumpul, jika api ini dibiarkan maka....'

Dengan sepenggal pemikiran itu, Aaron dengan segera melempar Pria pengguna belati itu ke belakang sang penyihir.

Setelah mengalirkan sedikit energi sihirnya, Aaron menggunakan sihir angin tingkat rendah untuk menghembuskan api itu ke udara.

'Swwuuussshh!!!'

Seluruh api yang besar itu dengan mudah terangkat ke udara. Menyisakan ketiga orang yang sebelumnya menyergap Aaron membeku karena kebingungan.

"Menggunakan sihir skala besar di tempat umum. Apakah guru kalian tidak mengajari hal seperti etika?" Keluh Aaron sambil membereskan beberapa barangnya yang jatuh ke tanah.

Tapi kesialan masih tak ingin pergi dari sisi Aaron.

'Trak! Trak! Trak!'

Suara langkah kaki yang berat, serta dalam jumlah yang cukup banyak terdengar di pinggir jalanan kota ini.

Ketiga pembuat onar yang sebelumnya menyergap Aaron langsung kabur begitu saja ketika melihat sosok yang datang.

"Hmm? Kenapa mereka kabur?"

Tepat di belakang tubuh Aaron, terlihat sosok 5 orang dengan seragam yang sama. Yaitu zirah logam yang tipis dengan pakaian berwarna putih dan keemasan.

"Perkenalkan. Namaku adalah Alicia dari Guild Silver Guards. Kau bisa memanggilku Alice." Ucap seorang wanita yang memiliki warna rambut yang sama dengan Aaron. Yaitu warna perak yang indah.

"Ah, ya. Perkenalkan namaku Aaron."

Pada saat Aaron mengulurkan tangan kanannya dengan maksud untuk berjabat tangan....

'Cklek!'

Sebuah borgol khusus telah terpasang di tangan Aaron.

"Eh? Kenapa?" Tanya Aaron kebingungan.

"Kami akan menahanmu untuk sementara waktu. Kau.... Bukan penduduk negara ini kan?"

Dengan begitulah, Aaron dibawa masuk ke dalam sebuah minivan dengan warna putih.

"Tu-tunggu dulu! Apa yang akan kalian lakukan?! Lagipula benda apa itu?!"

"Itu? Bukankah sudah jelas itu sebuah minivan?" Balas Alice dengan wajah keheranan.

"Minifen? Apa itu?"

Kini, tingkat kecurigaan Alice telah kalah dengan rasa penasarannya.

'Orang ini, apakah dia hanya berlagak bodoh? Tidak, reaksinya benar-benar nyata.'

Perjalanan menuju kantor Guild Silver Guards pun cukup meriah. Alice dan juga 4 bawahannya nampak kuwalahan menghadapi tingkah laku Aaron.

"Woooaah! Lihat itu! Kenapa kereta itu bisa berjalan tanpa ada kuda? Tunggu! Apa-apaan bangunan tinggi itu? Apakah kalian berusaha menentang dewa?"

"Aaron. Bisakah kau menjaga ketenangan selama perjalanan ini?" Tanya Alice dengan tatapan yang dingin.

Aaron hanya menghela nafas serta menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari Alice. Sementara itu, pikirannya sudah penuh dengan berbagai pertanyaan.

'Dimana aku? Apakah ini masih bumi yang sama? Bagaimana nasib persatuan umat manusia di Eropa? Iblis.... Apakah mereka masih ada di dunia ini?

Tapi lebih dari semua itu.... Kenapa manusia di sini sangat lemah? Bahkan mereka lebih lemah daripada petani di desaku. Hanya beberapa yang mampu menyamai Hunter di tempatku dulu.' Pikir Aaron sambil menatap sosok Alice.

......***......

...-- Markas Cabang Guild Silver Guards --...

"Katakan pada kami sejujurnya. Siapa dirimu? Kenapa kau bisa ada di kota ini?" Tanya Alice di dalam ruang interogasi itu.

"Berapa kali pun kau menanyakannya jawabanku tetap sama. Namaku adalah Aaron. Tentang bagaimana aku bisa sampai di Kota ini, aku sendiri juga ingin tahu." Balas Aaron dengan memasang wajah kesal.

Alice kemudian menoleh ke arah jendela kaca yang ada.

Di balik jendela kaca itu, terlihat seorang Pria yang memiliki tubuh cukup besar. Ia juga mengenakan seragam yang sama dengan yang lainnya. Hanya saja, terdapat beberapa lambang di sisi kanan pakaiannya.

Memahami apa yang dimaksud oleh Alice, Pria itu kemudian menganggukkan kepalanya secara perlahan.

"Hah.... Baiklah. Aku akan percaya mengenai hal itu." Balas Alice sambil segera kembali duduk di kursinya.

Tapi Aaron hanya memandangi sekeliling ruangan ini dengan seksama.

'Entah kenapa energi sihirku terasa terserap di dalam ruangan ini. Apakah mereka menggunakan Rune untuk melemahkan energi sihir? Terlebih lagi, logam yang ada di sini....'

"Apakah kau mendengarkan ku?! Aku tanya, apakah kau memili...."

"Nah, Alice. Di dunia ini, apakah ada yang disebut sebagai Eropa? Bagaimana dengan Katredal Suci Saint Antonius? Atau secara lebih luas, Persatuan Umat Manusia."

Pertanyaan Aaron yang menyela perkataan Alice ini sontak membuat semua orang yang ada disini terkejut.

Aaron sedikit kebingungan dengan reaksi yang mereka buat.

'Tap! Tap! Tap!'

Langkah kaki dari Pria bertubuh besar itu menggema hingga ke dalam ruang interogasi.

'Cklek!'

"Perkenalkan. Namaku adalah Hendra. Ketua dari Guild ini. Izinkan aku untuk bergabung dalam pembicaraan ini." Ucap Pria besar itu setelah membuka pintu.

"Ah, ya.... Terserah kau saja. Jadi bagaimana?! Kalian pasti tahu sesuatu tentang Eropa dan juga Persatuan Manusia kan?!" Tanya Aaron kini dengan emosi yang sedikit tersulut pada dirinya.

Tapi hanya keheningan yang mengisi ruangan ini. Seakan-akan meminta Aaron untuk tenang terlebih dahulu sebelum bisa melanjutkan pembicaraan.

Hendra nampak melirik ke arah Alice seakan memberikan suatu isyarat tertentu.

Menyanggupi permintaan dari Ketuanya, Alice segera menggenggam tangan Aaron dengan lembut.

"Aaron. Tak ada satu orang pun yang berani mengucapkan beberapa nama itu di dunia ini. Meski begitu, kau mengucapkannya seolah-olah itu adalah hal yang wajar.

Ini hanya dugaanku saja tapi.... Apakah kau memiliki suatu hubungan dengan tanah kematian itu?" Tanya Alice dengan suara yang kini lebih lembut.

Melihat reaksi dari Alice, Aaron segera mengetahui gambaran kasar mengenai apa yang telah terjadi.

"Katakan padaku. Apakah kalian mengetahui sesuatu tentang itu?"

"Eropa. Sebuah benua yang cukup besar dan makmur. Tanah itulah yang membawa cahaya harapan kepada seluruh umat manusia.

Tapi tepat setelah Ksatria Suci dari Katredal Saint Antonius melakukan penaklukan ke dalam wilayah Raja Iblis, puluhan gerbang lainnya terbuka di seluruh wilayah Eropa."

Hanya dengan beberapa kalimat itu saja, Aaron akhirnya tahu apa yang telah terjadi.

"Jadi itu yang dimaksud oleh Chronoa di pertengahan pertempuran.... Bahwa Iblis telah menang...." Ucap Aaron dengan badan yang mulai lemas.

"Kau.... Kau benar-benar ada di sana pada saat itu kan? Jika tidak, kau takkan mungkin tahu nama dari Raja Iblis itu." Balas Alice.

"Kenapa dengan itu? Apakah sejarah tak mencatatnya?" Tanya Aaron penasaran.

"Tidak.... Tapi seluruh dunia telah sepakat untuk membatasi pengetahuan mengenai Raja Iblis itu. Sebuah bencana terbesar yang pernah dialami umat manusia.

Bahkan hingga saat ini, bangsa Iblis telah berhasil menduduki sebagian besar Benua Eropa. Menjadikannya sebagai tanah kematian."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!