SMA Internasional School.
Siapa yang tidak ingin sekolah di SMA paling populer tersebut. Memiliki bangunan seperti kerajaan kastil. Dengan lapangan yang sangat luas. Fasilitas yang lengkap. Ekstrakulikuler yang lengkap.
Dari, musik, paduan suara, menari Tradisional, modern, ciliders. Kesenian yang lengkap. Melukis, bermain drama. Silat, taekwondo. Serta ekskul olahraga. Dari basket, football. Volley, berenang. Dan masih banyak lagi.
Selain memiliki kolam renang yang luas. SMA itu juga menjadi satu-satunya SMA yang memiliki lapangan golf. Memang sekolah untuk anak-anak sultan. Anak- anak kolong merat.
Bukan hanya sekolah yang mewah bak istana kerajaan yang memiliki fasilitas lengkap. Sekolah itu juga di dukung dengan para murid-murid yang memang terkenal dengan wajah sempurna.
Kecantikan dan ke tampanan di atas rata-rata. Tapi tidak semua. Pasti banyak juga murid-murid yang memiliki wajah-wajah standard atau pas-pasan. Bahkan pasti di bawah pas-pasan juga ada.
Tetapi kebanyakan murid- murid yang memiliki wajah terpahat sempurna. Dari kulit yang mulus. Tinggi badan yang ideal dan kesempurnaan lainnya.
Selain itu SMA high Internasional di kenal dengan murid-murid yang memiliki kepintaran di atas rata-rata.
SMA yang paling tidak terkalahkan. Baik dalam bidang akademis maupun dalam bidang olah raga. Yang selalu menang dalam pertandingan antara sekolah.
Bahkan beberapa murid dari SMA high Internasional sering di kirim ke luar Negri untuk menunjukkan kemampuannya di bidang masing-masing.
Tapi namanya juga Sekolah. Apa lagi SMA. Pasti tidak akan lepas dengan yang namanya bully membully. Hal yang sudah biasa dan menjadi tabiat. Yang lemah akan menjadi korban bully dan yang kuat akan pembully.
************
Mobil Alphard putih berhenti di depan pagar SMA Haigh Internasional. Supir dengan pakaian hitam yang setiap hari di gunakannya. Membukakan pintu mobil, untuk majikannya.
Sebelah telapak kaki yang di balut sepatu bermerek menginjakkan kakinya di tanah sekolah itu.
" Silahkan non," ucap sang supir mempersilahkan majikannya dengan membungkukkan tubuhnya dan mempersilahkan tangannya.
**Cherry** Casandra Laskarta
Cherry, gadis yang berusia 17 tahun yang duduk di bangku kelas 11 A. Turun dari mobil mewah itu. Gadis cantik itu merapat kan kakinya berdiri tegak lurus. Dengan ke -2 tangannya memegang tali ransel tasnya yang berada di punggungnya.
Cherry menegakkan kepalanya melihat tingginya bangunan sekolahnya. Seperti istana kastil.
" Terima kasih," ucapnya dengan senyum manis di wajahnya. Sehingga gigi putihnya yang datar terlihat.
Cherry melangkahkan kakinya memasuki sekolahnya. Masih dengan ke -2 tangannya memegang tali tas ranselnya yang di sandang di punggungnya. Berjalan dengan langkah cantiknya.
" Pagi nona Cherry," sapa satpam yang sekitar berusia 35 tahunan itu dengan perutnya yang membuncit langsung menyapanya Cherry ketika melewatinya.
Cherry membalas sapaan itu dengan senyum manisnya yang membuat sang satpam meleleh sampai melewatkan murid nakal yang tadi masih di marahinya karena tidak berpakaian rapi.
Maklumlah setiap pagi Pak satpam akan naik darah dengan beberapa murid yang tidak bisa di bilangan. Sangat hobi mengulang kembali kesalahan.
Langkah Cherry kembali memasuki area sekolah. Pakaian putih, dengan jas hitam senada dengan rok lipat yang hanya sepak itu dengan dasi pita merah. Yang memang menjadi seragam sekolah untuk SMA High Internasional.
Untuk merek sepatu dan kaos kaki para murid di beri kebebasan memakai yang seperti apapun.
Cherry mengambil cepitan pita rambut dari dalam saku seragamnya. Cherry dengan kecentilannya langsung memakaikan pita itu kerambutnya. Sehingga menambah kecantikannya dengan ada pita yang menarik rambutnya ke belakang sedikit.
" Woooouhhhhh," pujian itu langsung ke luar dari 3 murid laki-laki yang berpapasan dengannya.
Murid laki-laki itu terus melihat Cherry. Berjalan dengan kepala yang menoleh kebelakang melihat indahnya langkah Cherry.
Senyum manis Cherry membuat Pria itu sampai tidak bisa berjalan dengan benar dan akhirnya menabrak salah satu guru Pria yang berbadan tegap.
"Ahhh," desis Pria itu kesal dengan benda yang menghalangi jalan mereka.
Dengan serentak mereka melihat siapa penghalang jalan mereka. Wajah kesal ke-3 Pria itu berubah menjadi takut. Ketika melihat guru Pria yang langsung melebarkan matanya.
" Apa yang kalian lakukan?" tanya guru dengan menekan suaranya.
" Ma_maaf Pak," sahut ke-3 pria itu dengan terbata-bata.
" Baju kalian masukkan," teriak Guru.
" Iya Pak," sahut mereka serentak dan langsung lari dengan cacing kepanasan.
" Dasar para murid gembul," umpat guru yang masih pagi sudah di buat emosi.
Cherry menoleh kebelakang sebentar. Cherry menggedikkan Ke-2 bahunya. Karena dengan pesonanya laki-laki itu harus kenak sembur.
Cherry kembali melangkah dengan cantik. Langkah Cherry selalu mencuri perhatian banyak Pria di sekolahnya. Maklumlah dia sangat cantik dan di tambah lagi dengan keramahannya.
Mau senior, junior atau yang setara dengannya. Tidak satupun mengedipkan mata. Saat wanita itu melewati mereka. Wangi farfum Cherry Cherry selalu di hirup dalam. Seperti wangi masakan Padang yang mengunggah selera.
Tiupan angin membuat rambut Cherry yang sebahunya. Menari-nari sehingga menambah pesona kecantikannya.
" Mereka selalu memperhatikanku. Aku selalu menjadi pokok perhatian di setiap waktu," batin Cherry yang sangat percaya diri.
Cherry memang memiliki tingkat kepercayaan diri setinggi menara Eiffel. Seringkali dia juga memuji dirinya sendiri. Wajar sih di sangat cantik, kaya dan sangat sempurna. Jadi percaya diri memang lebih penting.
Cherry tetap melanjutkan langkah kakinya. Melewati murid-murid dengan aktivitas masing-masing.
" Untuk mu," ujar pria bersujud di depan Cherry dengan setangkai mawar.
Cherry menghentikan langkahnya, melipat ke-2 tangannya di dadanya. Melihat pria yang bisa di katakan memiliki tingkat ketampanan di bawah tiga. Tetapi memiliki ke beranian memberikan mawar kepadanya.
" For me?" tanya Cherry dengan suara manjanya. Mengembangkan senyumnya menyipitkan matanya.
" Yes," jawab pria tersebut.
Cherry mengambil setangkai mawar itu dan kembali melanjutkan langkahnya.
Pria tersebut langsung menganga. Tidak percaya pemberiannya langsung di terima.
" Oh My God," ucap Pria itu yang hampir pingsan.
" Hey, dasar kau memberinya kau memberikan mawar kepadanya. Apa kau tidak menganggapku," teriak wanita seorang wanita membuat Pria itu tidak jadi pingsan.
Cherry menoleh kebelakang dan melihat wanita yang mungkin pacar Pria itu sudah menjewer telinganya. Bahkan Pria dan wanita itu saling kejar-kejaran seperti anak SD.
" Payah," ucap Cherry membuang mawar itu dan kembali tersenyum dengan langkah indahnya.
" Apa kau buta, lihat siapa yang kau tabrak,"
Cherry harus menghentikan langkahnya saat melihat Raquel sudah memarahi adik kelas yang mungkin adik kelas itu membuatnya jengkel.
Raquel and the geng. Teman 1 kelasnya. Siapa lagi jika bukan.
Raquel Sarasvati
Raquel sang ketua geng yang selalu emosian, si tukang pamer, si penindas, sok paling berkuasa. Sok cantik, bicara sangat keji. Sok merasa idola. Tetapi otak di bawah rata-rata.
Raquel Selalu berpenampilan menarik. Jangan tanya semua yang di pakainya adalah brand terkenal.
Terkadang Raquel lebih cocok pergi ke acara Award dari pada ke sekolah karena terkadang apa yang di pakai Raquel terlalu berlebihan.
...Senggol dikit selesai....
Itulah selogan dari geng yang di ketuai Raquel. Pastinya Raquel punya dayang-dayangnya yang selevel dengannya, selevel dalam hal materi.
Selina Sarren
Selina yang selalu punya gaya rambut yang berbeda dengan warna yang berbeda setiap harinya. Jika ditanya apa boleh di sekolah dengan rambut seperti itu.
Bukan Selina namanya yang tidak banyak alasan. Tidak! alasannya hanya satu. Dia mengatakan rambutnya botak dan dia sedang memakai wig.
Sebenarnya tidak masuk akal. Tetapi sampai saat ini Selina masih tetap kesekolah dengan gaya rambut yang berbeda.
Seperti hari ini. Selina mewarnai rambutnya dengan coklat Mungkin dia ingin seperti bule. Meski sebenarnya wajahnya juga ada perpaduan bulenya.
Selina wanita yang yang sangat berisik. Di antara geng itu. Selina yang bisa di katakan sedikit aneh. Bisa di katakan otaknya hanya sedikit.
Armana Mitha
Mitha si wanita yang berambut pendek. Bermuka sangar. Jika di sekolah jangan tanya. Dia tidak akan pernah memakai jasnya.
Dia hanya memakai baju sekolahnya. Sehingga menunjukkan lengannya yang sangat padat. Seperti cowok berotot. Pahanya juga sangat padat. Jadi dia cocok sih ikut sebagai penindas.
Suaranya juga terdengar sangat menakutkan. Seperti suara laki-laki. Sorot matanya yang sangat tajam. Yang memang tidak akan ada yang berani kepadanya. Mau perempuan atau laki-laki.
" Hhhhhh," Cherry membuang napasnya perlahan, " apa dia tidak bisa jika tidak marah sekali saja," ucap Cherry kembali melanjutkan langkahnya.
Cherry bukannya tidak ingin membantu para murid yang tertindas. Tetapi dia tidak bisa mencampuri urusan orang lain. Lagi pula itu bukan urusannya. Jadi biarkan saja. Karena dia juga tidak ingin mencari masalah.
" Hey, kembalikan kaca ku, kembalikan," teriak Sasy mengejar Toby.
" Huhhhhhhh," masih pagi Cherry harus kembali membuang napasnya perlahan.
Melihat Sasy dan Toby kembali kejar-kejaran. Yang membuatnya kesal karena Sasy dan Toby adalah sahabat terdekatnya. Sahabat yang setiap hari akan selalu bertengkar.
Sasy Mettary
Sasy gadis yang super centil yang selalu berdandan dengan semenor-menornya. Sebentar-sebentar berkaca. Padahal wajahnya tidak pernah berubah.
Selain itu Sasy juga memiliki suara yang cempreng. Suara yang membuat gendang telinga rusak. Sepertinya di dalam hidup Sasy tidak pernah ada masalah selalu saja ceria.Toby dan Cherry akan menjadi korbannya.
Tawanya yang khas memang membuat telinga sakit. Tetapi jika tidak mendengar tawa dan teriakannya sehari saja pasti akan sangat di rindukan.
Karena memang sudah menjadi candu untuk persahabatan itu mendengar hal tawa khas itu.
Sasy hampir sama dengan Mita yang jarang memakai seragam lengkap.
Tapi Sasy sepertinya lebih parah. Dia bahkan terkadang memakai pakaian bukan pakaian sekolah yang penting putih dan nyambung dengan roknya.
💝 Bersambung
Hay para readers yang baru bergabung. Bantu support ya novel aku yang baru.
Tinggalkan jejak. Komentar, like, dan jangan lupa vote sebanyak-banyaknya. Agar aku semakin semangat melanjutkan ceritanya.
Sudah menjadi langganan Cherry melihat ke-2 sahabatnya yang bertengkar seperti anak kecil. Sasy dan Toby memang lebih cocok di katakan anak TK berbadan besar.
Ahmad Toby
Toby di Pria kurus kering yang memakai kaca mata. Dengan gaya rambut berponinya. Dan pasti Toby selalu mengalungkan camera falaroid di lehernya.
Dia akan mengambil momen-momen jelek orang-orang yang di temuinya dan tidak segan-segan Toby akan menempelkannya wajah-wajah jelek itu di Mading sekolah.
Toby selalu mencari gara-gara dengan Sasy Dia mengatakan jika Sasy adalah wanita yang di cintainya. Selalu menggombal Sasy. Sering membuat Sasy kesal.
Sasy tidak mungkin menerima Toby. Pria yang dengan entengnya di katakannya jelek itu olehnya.
Seperti sekarang lihat lah apa yang di lakukan sahabatnya. Bermain kejar-kejaran mengelilingi Cherry. Dengan suara cempreng Sasy.
" Bantu aku Cherry," teriak Sasy yang kesal dengan Toby yang merebut kacanya. Ke-2 temannya itu tidak ada yang mau mengalah.
" Heyyyy, stop," teriak Cherry memegang kepalanya dengan ke-2 tangannya.
" Kalian selalu ribut," teriak Cherry saat ke-2 temanya itu sudah berhenti. Di belakang dan di depannya.
" Lihatlah dia mengambil kaca ku, bagaimana kalau bedakku luntur," oceh Sasy.
" Lihat lah dia mengambil kaca ku, bagaimana kalau bedakku luntur," sahut Toby yang mengulang perkataan Sasy dengan nada mengejek menjulurkan lidahnya.
" Kau ini," sahut Sasy kesal ingin menggeplak Tobi.
" Kau ini," sahut Tobi lagi mengulang kembali dengan lidahnya yang terus menjulur.
" Dasar jelek,"
" Dasar jelek,"
Ya seperti itulah ke-2 temannya yang kalau ribut. Toby tidak akan puas jika tidak membuat Sasy kesal.
Cherry yang ikut kesal dengan ke-2 sahabatnya memilih pergi dan kembali melanjutkan langkahnya membiarkan ke-2 temannya ribut masalah rumah tangga.
" Cherry tunggu," panggil Toby.
" Apa lagi," sahut Cherry kesal membalikkan badannya.
" Foto dulu," ucap Toby memotret.
Dengan gaya tidak bersemangat Cherry mengangkat ke-2 jarinya berbentuk V. Dengan wajah lesunya dan terlihat sangat terpaksa berfoto.
I,2,3,Ceklek.
Setelah melakukan sesi foto Cherry kembali melanjutkan langkahnya. Baru beberapa langkah berjalan. Tetapi langkahnya kembali terhenti ketika melihat wanita di depannya menabrak seorang wanita yang lebih tinggi dari wanita itu.
" Maaf aku tidak sengaja," ucap Nadya menunduk.
Nadya Widiawati
Nadya yang juga merupakan teman 1 kelasnya. Nadya gadis pendiam, pemalu, berwajah manis, pintar. Tetapi Nadya adalah salah satu Siswi di kelasnya yang sering di ejek oleh geng Raquel atau di bully.
Bukan karena Nadya tidak cantik. Nadya merupakan murid yang cantik, memiliki kulit putih dan rambut panjang. Kecantikan sebenarnya sudah jauh di atas rata-rata. Dan tidak pantas di bully.
Nadya di bully karena memiliki latar belakang ekonomi kalangan bawah. Bisa sekolah di Haigh Internasional karena salah satu penerima beasiswa dari yayasan sekolah.
Hal itu akan membuat geng Raquel tidak pernah berhenti mencari gara-gara dengan Nadya. Geng Raquel sangat iri dengan Nadya yang di dekati banyak guru-guru.
Hal itu membuat mata geng Raquel sakit. Karena menurut mereka Nadya kebanyak caper dengan kepolosannya. Yang sering di ucapkan Raquel Nadya bisa bersekolah karena uang sekolah murid-murid tajir.
" Lain kali hati-hati" saut Fiona.
Fiona Raflesia.
Fiona si wanita misterius. Wanita sedikit berwajah sinis. Fiona juga merupakan teman 1 kelasnya. Di dalam kelas maupun di luar kelas. Fiona akan selalu sendirian.
Dia memang di kenal aneh. Tidak memiliki teman. Bahkan Fiona jarang bicara tetapi bukan karena bisu. Mungkin suaranya yang memang mahal.
Wajahnya yang jutek membuat para murid malas bicara dengannya. Dia sangat tertutup. Sehingga murid-murid tidak ada yang tau bagaimana kehidupan Fiona.
Cherry menggedikkan bahunya. Lalu kembali berjalan dan kembali melanjutkan langkahnya. Langkahnya kembali berhenti karena. Melihat Aldo yang sedang berbincang-bincang dengan guru.
Aldo Kendra Hafsari
Aldo sang ketua kelas. Salah satu pria tertampan di kelasnya. Selain itu juga memiliki kepintaran. Aldo netral tidak pendiam dan juga tidak menjadi pria bad boy.
Sebagai ketua kelas. Dia hanya tegas dengan caranya sendiri. Berbicara lembut bahkan senyumnya sangat manis.
Aldo juga orangnya tenang. Damai yang hobinya hanya belajar. Menatap wajahnya saja sudah menyejukkan hati.
Banyak murid-murid yang menaruh hati padanya. Tetapi sepertinya untuk hal seperti itu Aldo tidak memikirkannya. Bukan hanya itu saja. Selain memiliki kesempurnaan itu. Bisa di katakan Aldo adalah penyelamat murid-murid yang di tindas.
" Aldo dia selalu bersinar," batin Cherry memuji ketampanan Aldo.
Cherry tersenyum miring dan kembali melanjutkan langkah dengan kaki indahnya. Cherry kembali mendapat perhatian dari orang-orang yang dilihatnya apa lagi jika tidak terpesona dengan kecantikannya.
Cherry mengibaskan rambutnya, agar terlihat lebih menarik.
" Hey mereka datang," teriak murid-murid dengan suara yang menggelegar.
Langkah Cherry terhenti tegak lurus di tempat. Dan lihatlah murid-murid wanita sudah berlarian dari depannya. Murid-murid itu bahkan sudah menabraki bahunya demi hal yang lebih penting.
Hanya sampai di situ perhatian orang-orang kepadanya. Cherry menarik napasnya panjang memebereskan rambutnya yang lumayan berantakan. Akibat murid-murid yang seperti mengejar idola.
Memang idola pusat perhatian akan berpindah kepada geng V3. Suara 3 mobil keren itu terdengar di parkiran sekolah. Sudah membuat penghuni sekolah ricuh. Terutama untuk para wanita-wanita centil.
Cherry membalikkan tubuhnya. Melihat kerumunan murid-murid yang sangat ingin menyentuh sang bintang sekolah.
Lihatlah bagaimana demagenya 3 cowok tampan itu ke luar dari mobil yang berbeda. Berjalan berjajar dengan langkah serentak. Ketiganya kompak menyandang tas ransel dengan satu pundak.
Temannya Sasy dan geng Raquel ikut mengerumuni V3. Ya itu juga salah satu kenapa Sasy harus terus berdandan karena salah satu dari V3 adalah Pria impiannya.
" Verro, Varell, Vandy, idolaku," teriak murid-murid.
" Kalian sangat tampan,
" Jadilah pacarku.
" Kalian sangat manis,"
" Oh My God,"
Para wanita kecentilan akan selalu berteriak histeris seperti melihat artis papan atas ketika kedatangan ke-3 cowok tampan itu.
Ya, benar merekalah idola sebenarnya. Idola yang merajai SMA High Internasional. Idola yang membuat jantung para wanita mendadak tidak normal. Bahkan banyak cerita banyak wanita sampai kebawa mimpi jika bertemu Ke-3 pria itu.
Verro, Varrell dan Vandy. Itulah nama k-3 cowok tampan itu. Mereka berjalan semakin dekat ke arah Cherry. Yang pasti di ekori murid-murid centil.
Verro Argata Hariyanto
Verro Argata Hariyanto. Sang ke tua geng Memiliki ketampanan bak dewa yunani. Tinggi yang sempurna, kulit putih bagi susu, tubuh yang kekar dan sangat terawat. Verro merupakan murid paling tampan di sekolah
Berhati dingin, berwajah cuek, tidak peduli kepada siapapun. Tidak suka ikut campur. Dan tidak pernah ada murid yang melihatnya pernah tersenyum. Senyum Verro sangat mahal. Seperti dirinya yang memang terlihat mahal.
Varell Aryana Putra
Varell Aryana Putra. Salah satu murid yang paling tajir. Orang tuanya juga menjadi salah satu pemasuk donasi yayasan paling besar.
Tampan sudah pasti. Tapi untuk no 2 mungkin tidak. Tetapi tergantung dengan penilaian masing-masing.
Sama seperti Verro. Varell juga sangat cuek. Tetapi Varell juga sering menindas, atau sedikit mencampuri urusan orang. Jika itu sangat menghalangi matanya.
Karena Varrel tidak suka jika mata indahnya harus melihat hal-hal yang di bencinya. Ya seperti itulah Varell tidak jauh dari Verro.
Vandy Jaya Brata
Vandy Jaya Brata. Pria yang berwajah imut. Paling humble. Tidak seperti Verro dan Varrel, Vandy sangat murah tersenyum dan tidak pelit seperti Ke-2 temannya itu.
Di antara ke-3 nya Vandy yang paling ramah. Paling masuk dalam kalangan siapa saja. Paling asyik orangnya. Langkah ke-3 Pria itu berhenti di depan Cherry. Lumayan Cherry menghalangi langkah cowok tampan itu.
" Kau," tunjuk Varell. Cherry yang merasa bingung dan menunjuk dirinya sendiri.
" Aku," ujar Cherry melihat di kanan dan kirinya.
" Kemari," panggil Varell.
Tetapi tatapan Varell bukan untuknya melainkan wanita yang berada di belakangnya.
Nadya. Iya Nadya ternyata berdiri sedari tadi di belakang Cherry. Nadya langsung menghampiri dan menghadap ke pada 3 Pria itu dengan menunduk kan kepalanya, menyatukan ke-2 tangannya karena ketakutan.
" Bawa," ujar Varell membuang ranselnya kepada Nadya.
Nadya langsung menangkapnya. Wajah cantik Nadya hampir tertutup ransel tersebut.
Lihatlah bagaiman tatapan wanita-wanita yang merasa puas ketika melihat temannya di tindas. Verro, Varell, dan Vandy kembali melangkah dengan Coll. Sangat sombong. Dan penuh keangkuhan.
3 Pria tampan itu melewati Cherry, saat melewati Cherry Vandy tersenyum manis kepadanya dan melambaikan tangan yang juga di balas senyum oleh Cherry.
" Rambutmu berantakan," ucap Varell melanjutkan langkahnya. Cherry langsung spontan merapikannya.
" Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Verro dengan sinis tanpa menunggu jawaban dari Cherry. Verro kembali melanjutkan langkahnya.
Hal itu pasti membuat Cherry langsung kehilangan mood.
" Tunggu!" teriak murid-murid kembali mengejar pria-pria itu.
Dan kembali menabraki Cherry seperti awal. Rambut yang sudah di rapikan kembali berantakan.
Cherry merapatkan giginya melihat murid-murid yang mengacuhkannya dan bahkan membuatnya merasa di tindas.
" Cherry, ayo," ajak Sasy namun Cherry menahan kakinya dan Sasy memang lebih mementingkan para Pria itu di bandingkan dirinya yang sudah berantakan.
" Ihhhh, dasar," umpat Cherry kesal.
Cherry akan berhenti menjadi idola, ketika Pria-pria itu datang. Memang sangat menyedihkan. Dan Verro yang berbicara ketus dengannya adalah tunangannya.
Rumor mereka perpacaran dan bahkan bertunangan sudah menyebar luas di sekolah. Baik guru dan murid-murid mengetahui hal itu.
Mereka memang di jodohkan sejak kecil. Mereka selalu bersama sejak kecil dari SD, SMP dan SMA selalu 1 sekolah.
💝💝Bersambung
Hay para readers yang baru bergabung. Bantu support ya novel aku yang baru.
Tinggalkan jejak. Komentar, like, dan jangan lupa vote sebanyak-banyaknya. Agar aku semakin semangat melanjutkan ceritanya.
Perjodohan itu bukalah Hal yang menjadi kebanggaan untuk Cherry. Justru dia sangat kesal dengan perjodohan itu.
Apa lagi dengan sikap Verro yang sangat dingin, suka marah kepadanya. Bahkan Verro tidak pernah bersikap baik kepadanya.
Hal yang paling membuat Cherry lebih kesal. Semua murid-murid mengatakan jika dia yang mengejar-ngejar Verro padahal semuanya jauh dari kenyataan. Cherry tidak segila itu kepada Verro sampai harus mengejar-ngejarnya.
Cherry selalu di kaitkan dengan Verro. Begitu juga sebaliknya. Selau di kaitkan dengan Cherry. Pasti untuk seorang Verro itu sangat tidak nyaman.
Dan kekesalannya kepada Cherry semakin besar. karena merasa hidup yang tidak pernah bebas.
" Ishhhhhss," Cherry hanya bisa mengepal tangannya dengan paginya yang sangat buruk. Karena perbuatan murid-murid yang merusak harinya.
Tring- tring- tring- tring- tring
Suara bel itu bukan bel sekolah. Tetapi Alarm jam yang melekat di pergelangan tangannya. Jam yang berwarna pink melingkar di lengannya. Bukan alarm sembarangan.
Alarm untuk debaran jantungnya yang tidak normal. Ketika jantungnya tidak normal. Alarm itu akan berbunyi.
Cherry memegang dadanya yang mulai sesak. Napasnya juga sudah naik turun. Seketika pandangannya mulai rabun dan akhirnya.
Brukk.
Cherry langsung pingsan saat itu juga. Itulah kelemahannya. Musuhnya yang sebenarnya adalah jantungnya yang lemah.
Sempurna dalam hal apapun, fisik, materi serta otak. Tetapi Sesungguhnya Cherry bukalah wanita sesempurna itu. Dia harus bermusuhan dengan jantungnya yang selalu merusak momentnya.
Dan 1 sekolah juga tau Cherry memiliki gagal jantung. Hal itu juga menjadi salah satu. Cherry selalu mendapat perlakuan istimewa baik dari guru dan murid-murid yang memang peduli kepadanya.
***********
Cherry membuka matanya perlahan. Ketika mata itu terbuka sempurna. Cherry langsung menadah ke langit ruangan tersebut.
Dengan melihat langit dan mencium aroma ruangan tersebut. Cherry sudah tau tentang keberadaannya. Di mana lagi jika bukan di UKS. Sangking seringnya berada di UKS. Dia sangat hafal dengan ruangan itu.
Sudah menjadi langganannya setiap hari. Cherry langsung membuang napasnya kasar dengan keberadaannya di ruangan tersebut. Sangat membosankan.
" Hhhhhhh," Cherry kembali membuang napasnya dan mencoba untuk duduk dengan terus membuang napasnya.
" Apa kau tidak bisa. Tidak menyusahkan sekali saja," ya Cherry akan di sambut omelan dari Verro yang sudah berdiri tegak di sampingnya.
Cherry memang tidak mengetahui entah sejak kapan Verro berada di sampingnya. Verro memang seperti jin yang akan tiba-tiba datang.
Dan lihatlah bagaimana wajah Verro sekarang. Wajahnya yang sinis, tatapannya yang tajam. Seperti ingin menerkam Cherry saat itu juga.
" Kenapa aku sial sekali, kenapa juga dia harus di sini," batin Cherry yang bosan dengan omelan Verro.
" Kau sangat suka membuat onar," ucap Verro lagi dengan suara di tekan.
" Aku mana tau kalau akan seperti ini," gumam Cherry dengan nada pelan.
" Tidak tau bagaimana. Mana mungkin tidak tau. Lain kali lebih baik diam, jangan banyak bertingkah. Jangan hanya menyusahkan terus," cibir Verro dengan sinis dan langsung meninggalkan Cherry dengan penuh kekesalan.
Cherry menarik ujung bibirnya kesamping, melihat kepergian Verro.
" Siapa suruh membantuku," gerutu Cherry kesal mendapat omelan dari Verro. Membuat moodnya semakin hilang.
Hal Itu yang membuat Verro selalu kesal dan marah dengan Cherry yang suka sembarangan dan terlalu remeh dalam hal apapun.
Verro tidak suka dengan kecerobohan Cherry. Yang seakan tidak mementingkan diri sendiri. Untuk kata suka tidak mungkin tidak menyukai wanita secantik Cherry.
Tetapi baginya Cherry hanya gadis manja yang selalu menyusahkannya. Dia juga akan menjadi omelan orang tuanya jika terjadi sesuatu pada Cherry. Itu yang membuat Verro semakin muak dengan Cherry.
Apa lagi hubungan mereka hanya di jadikan bisnis oleh orang tuanya.
Jika teringat masa lalu. Padahal sedari kecil. Verro sangat menyayangi Cherry dan sangat mengkhawatirkannya. Tetapi dia tidak menyangka semakin dewasanya mereka.
Justru orang tuanya memanfaatkan dirinya untuk terus bersama Cherry agar bisnis keluarganya tidak pernah putus.
Sampai-sampai dia tidak tau bagaimana perasaannya yang sesungguhnya kepada Cherry.
Dia merasa hanya sebagai alat yang menyatukan bisnis keluarga itu. Merasa tidak bebas. Karena apa-apa Cherry selalu bersamanya. Hal itu membuatnya sangat membenci Cherry.
Terlebih lagi di sekolah anak-anak sering menggoda Verro masalah hubungannya dengan Cherry.Tidak jarang Verro atau Cherry selalu di kecengi.
Sementara Cherry yang memang tidak tau apa-apa dengan urusan keluarganya. Dia hanya fokus kepada sekolahnya. Dan masalah Verro Cherry juga tidak berpikir lain.
Karena Verro juga merupakan sahabat kecilnya. Jadi ketika Verro memarahinya. Dia memang lebih baik diam dari pada harus melawan atau membantah. Karena tidak ada gunanya jika dia melawan Verro selalu benar. Dan memang Verro hanya akan marah karena memang dia yang salah.
************
Didalam ruangan kelas para murid duduk 1 orang satu kursi dan satu meja. Jadi tidak ada yang sebangku. Dalam kelas 11 A itu. Hanya terdiri dari 24 siswa. Dengan 5 baris kesamping dan 5 baris ke belakang.
Cherry duduk di barisan ke-2 bangku dari depan pintu. bagian no 4. Di depan Cherry ada Sasy sementara di belakang Cherry ada Varell yang menduduki.
Sementara Verro duduk di bangku no 5 di barisan pertama. Di depannya ada Vandy dan di depan Vandy ada Toby yang memang selalu mengintil Sasy. jadi duduk bersebelahan.
Sementara Aldo duduk di bangku bagian paling depan di barisan No 3. Di belakang Aldo ada. Ada Mita dan di belakang Mitha ada Raquel.
Sementara Nadya duduk di bangku paling depan barisan ke-4. Di belakang Nadya ada Selina.
Dan Fiona di barisan ke lima paling belakang paling pojokan di samping jendela. Namanya juga Fiona suka menyendiri.
Begitulah situasi di dalam kelas. 11 A. Sekarang kelas itu masih ricuh di jam pelajaran pertama. Geng Raquel sibuk memamerkan barang-barang brendit keluaran baru.
" Wouuu cantik sekali," puji Selina merasa takjub dengan mainan ponsel baru milik Raquel.
" Ya iyalah ini merek termahal tau, keluaran terbaru," sahut Raquel jika di puji akan semakin meninggi.
" Ya kalau orang miskin mana mampu beli," ujar Selina menoleh ke arah depannya yang berarti Nadya berkata manis tetapi menyindir.
" Jangankan beli, melihatnya aja nggak mampu," sambung Mitha.
Nadya yang membaca buku hanya diam saja. Walau dia tau kata-kata itu sebenarnya untuknya.
Begitu juga dengan Aldo yang memang tampak tidak peduli dengan kaum pamer itu dia juga memilih membaca buku.
Sementara Sasy apa lagi yang bisa di lakukannya jika tidak bercermin dan memperbaiki lipstiknya.
Dia selalu merasa kurang cantik. Bersyukur Sasy tidak di ganggu Toby karena Toby sedang tidur lelap.
2 laki-laki brandal. Beben dan yoga sedang asyik menonton di layar ponsel mereka. Entah apa yang mereka lihat.
Tetapi exsperesi mereka sangat menjijikkan. Para murid sudah tau 2 kaum Adam itu pasti melihat film dewasa. Memang seperti itulah kebiasaan mereka.
Sementara Vandy asyik bermain ponsel sambil menunggu guru yang akan masuk kekelas. Vandy sama dengan Varell yang juga sibuk dengan ponsel masing-masing.
Jangan tanya apa yang di lakukan Fiona dia berdiam diri dengan earphone di telinganya. Matanya melihat kejendela. Seakan tidak peduli dengan ke ricuhan, kebisingan yang terjadi di kelas itu.
Tidak berapa lama akhirnya. Verro kembali kekelas setelah selesai mengomeli Cherry. Verro pasti masih kesal. Terlihat dari wajahnya yang masih memerah dan menyimpan amarah.
" Mana Cherry," tanya Sasy saat Verro melewatinya.
Jangan harap di jawab Verro duduk tanpa mempedulikan pertanyaan Sasy.
" Issshhh," sahut Sasy kesal.
" Bagaimana keadaan Cherry," tanya Vandy menengok kebelakang.
Vandy sama dengan Sasy yang juga tidak mendapat respon dari Verro. Verro lebih memilih diam saja.
" Tuh dia," sahut Varell menggerakkan kepalanya saat melihat Cherry memasuki ruangan kelas.
Cherry menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya dan duduk di tempat duduknya.
" Cherry kau tidak apa-apa?" tanya Sasy menengok kebelakang.
Cherry menggeleng kan kepalanya. Tetapi matanya seakan ingin melihat Verro yang pasti masih marah kepadanya.
" Cherry," panggil Vandy. Cherry langsung menoleh kesamping.
" Are you oke?" tanya Vandy tersenyum.
Cherry membalas senyuman itu dan melirik ke arah Verro yang masih menatapnya sinis
" Lain kali hati-hati Cherry," ucap Varell dengan pelan. Cherry hanya mengangguk.
" Ahhhh, Cherry kau sudah datang," sahut Toby dengan menguap lebar.
" Issah," sahut Sasy kesal.
" Sirik, aja," sahut Toby mengejek dengan melebarkan matanya hampir keluar.
Untung ada kaca matanya. Yang menahan matanya agar tidak jadi keluar. Kepala Toby kembali runtuh di atas meja setelah membuat Sasy kesal sebentar.
Baru memejamkan mata kembali dan ingin melanjutkan mimpinya. Tiba-tiba guru yang mengajar pada jam pelajaran pertama memasuki kelas.
Pria yang sekitar berusia 40 tahunan ke atas dengan kepalanya yang botak dan perutnya yang buncit. Memasuki ruang kelas dengan menyepitkan tasnya di atara lengan dan badannya.
Kedatangan Pak Dody guru fisika langsung membuat murid-murid kembali ketempat duduk masing-masing.
Baru memejamkan mata kembali dan ingin melanjutkan mimpinya. Tiba-tiba guru yang mengajar pada jam pelajaran pertama memasuki kelas.
Pria yang sekitar berusia 40 tahunan ke atas dengan kepalanya yang botak dan perutnya yang buncit. Memasuki ruang kelas dengan menyepitkan tasnya di atara lengan dan badannya.
Kedatangan Pak Dody guru fisika langsung membuat murid-murid kembali ketempat duduk masing-masing.
" Berdiri!" sahut Aldo seperti biasanya memberi hormat pada setiap guru yang masuk.
Mendengar perintah sang ketua kelas. Para murid-murid berdiri.
" Selamat pagi Pak!" ucap murid-murid serentak.
" Pagi!" sahut Pak Dody.
" Duduk!" perintah Aldo lagi.
murid-murid kembali duduk. Di tempat masing-masing.
" Sekarang kita ulangan," ujar Pak Dody dengan tiba-tiba.
" Huuuuhhhhh," Pak Dody langsung mendapat sorakan yang meriah dari murid-murid yang selalu memberontak.
" Pak jangan mendadak dong," protes Raquel.
" Benar apaan sih Pak, nggak jelas banget," tambah Selina.
" Saya belum belajar Pak," sahut Sasy.
" Memang kapan kau belajar," sambar Toby.
" Ikut campur aja," ujar Sasy kesal.
" Ikut campur aja," sahut Toby kembali mengejek dengan lidahnya yang panjang.
Sasy mengepal tangannya ingin menonjok Toby. Hal itu kembali di ulangi Toby.
" Pak jangan mendadak dong," protes Raquel.
" Benar apaan sih Pak, nggak jelas banget," tambah Selina.
💝💝💝Bersambung
...Hay para readers yang baru bergabung. Bantu support ya novel aku yang baru....
...Tinggalkan jejak. Komentar, like, dan jangan lupa vote sebanyak-banyaknya. Agar aku semakin semangat melanjutkan ceritanya....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!