NovelToon NovelToon

Suamiku Ceo Tampan

Menarik

...HAY,,,,,GYUS... AKU DATANG. KEMBALI LAGI DALAM KISAH CIA dkk....

.......

.......

.......

.......

.......

...AKU BERHARAP SEMOGA CERITA CIA INI BAKALAN LEBIH DARI CERITA SEBELUM NYA....

...JADI SEMOGA KALIAN SUKA, YA.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

...SELAMAT MEMBACA...

.

.

.

.

.

.

Pagi yang bersemi menghampiri di kota ini. Ciarabella Aditama, berusia 20 tahun yang sedang berkuliah di salah satu universitas yang ada di Amerika. Lebih tepatnya dirinya ingin kabur dari daddy dan mommy, dan disini dia duduk manis di bangku taman. Bersama sahabat sekaligus sepupunya. Utaya, dia 3 tahun diatas Cia dan dia sudah bekerja.

“Lo nggak ada niatan balik ke indo?” Tanya Utaya membuat Cia menatapnya yang mulutnya masih tersumpal minuman.

“Nanti nunggu daddy dan mommy membelikan gue mobil sport” ucapnya santai.

Utaya menghela nafas saja mendengar perkataan sepupunya itu. Ia benar, alasan dia kuliah disini adalah karena merajuk akibat tidak dibelikan mobil oleh mommy dan Daddy-nya. Bagaimana tidak, dia baru lulus SMA diberikan hadiah mobil sport. Dan sehari setelah diberikan langsung ditabrakkan pembatas jalan. Akibat membawa mobil ugal-ugalan dan dengan kecepatan tinggi. Jadi Rey dan Cira memutuskan untuk tidak lagi membelikan Cia mobil.

“Terserah lo, dah. Eh,,gimana pacar lo si steven, katanya selingkuh, ya?”Tanya Utaya yang diangguki oleh Cia.

“Gue sih,,,nggak masalah, ya. Masa iya baru pacaran dua hari gue sudah diajak main. Gila. Bisa di bacot mati gue masa daddy dan papa, gue!” ucap Cia yang terkekeh membayang bagaimana hidupnya jika melakukan hal tersebut.

Utaya tertawa karena sudah biasa mendengar keluh kesah Cia. “Lo nggak kampus ngambil ijazah, lo?” Tanya Utaya yang melihat sepupunya masih nangkring di depan tempat kerjanya.

“Udah pulang. Gue lagi males, dirumah. Oma Ega cerewet. Maunya ngusir gue, pulang ke indo”ucap Cia dengan raut wajah menyedihkan. Membuat Utaya mengangguk dan terkikik.

“Hello gyus….!” Teriak seseorang yang memeluk mereka berdua.

Mendengar itu membuat Cia dan Utaya hanya bisa pasrah saja. Karena sudah biasa mendengar teriakan temannya.”Gue lagi galau, nih. Gue habis putus dengan Jessika” ucapnya kemudian duduk diantara mereka.

“Eh,,,lo harusnya belajar disini. Bukan malah nyari cewek. Nyesel gue ngajakin lo kuliah disini!” ucap Cia dengan wajah males nya.

“Idih,,,yang ada gue yang nyesel. Lo tau nggak setiap jam mommy lo itu nanyain lo ke gue. Lo sih,,,,pakai acara kabur-kabur segala” terang laki-laki itu dengan mendengus.

“Mommy gue itu juga tante, lo ogeb. Kualat lo!” ucap Cia membuat orang itu terkekeh. Sementara Utaya hanya menjadi penyimak yang baik dalam setiap perdebatan mereka.

“Aya,,,boleh, ya. Temen lo itu si culun gue kawinin” ucapnya membuat Utaya membalas dengan kepalan tangan mengarah ke wajahnya.

“Lo berani godain Utaya. Dijamin besok lo pulang ke Indonesia tinggal nama” ucap Cia menakuti Aidan.

“Idih,,,gue lupa kalau calon suami lo militer” ucapnya dengan bergedik ngeri dan memeluk Cia.

Iya,,,laki-laki yang duduk bersama mereka itu adalah Aidan. Dia melanjutkan kuliah disini dengan alasan menjaga Cia. Padahal justru sebaliknya Cia lah,, yang menjaganya karena tingkahnya membuat dirinya sering didatangi cewek satu malamnya. Bahkan ada yang terang-terangan mendekatinya hanya untuk menanyakan dan mendekati sepupunya itu. Atau lebih tepatnya keponakannya.

“Ayo…pulang. Oma nyuruh gue nyariin lo berdua. Katanya ada hal penting” ajak Aidan dengan mengait lengan saudarinya itu.

Dua saudarinya itu mengerjitkan dahinya bingung dan menatap horror Aidan. Karena laki-laki itu adalah biang masalah bersama oma Ega.

“Lo nggak bikin ulah lagi kan?” Tanya Utaya yang terlalu tau jika Aidan sering membuat masalah dan melibatkan mereka berdua.

Secara garis besar. Cia adalah anak dari papa aditama yang notabenya kakak dari Oma Ega. Dan Utaya ini adalah anak adopsi dari anak semata wayang Oma Ega yang telah meninggal. Hubungan mereka sangat sulit dijelaskan.

Aidan membawa mereka berjalan bersama dengan menikmati indahnya perkotaan yang padat dengan orang yang sibuk berlalu lalang.

Setelah berjalan beberapa menit. Mereka sampai dirumah Oma Ega yang ditinggali selama berada di Amerika. Mereka langsung menuju kamar oma ega yang terlihat berbaring. Usia Oma Ega sudah sangat tua. Melihat itu membaut Cia. Sedih.

Apalagi hal itu mengingatkannya pada Oma tersayangnya yang sudah berpulang kembali ke sisi Tuhan. Berat. Namun, hidup harus terus berlanjut. Karena semua akan pulang pada sisinya setelah sudah menyelesaikan misi karma yang diberikan.

“Oma ini kami, pulang” ucap Utaya yang duduk disamping tempat tidur sang Oma yang mengusap tangan Oma.

“Kalian sudah pulang?” Tanya oma Ega dengan lirih dan nafasnya yang tersengal.

“Iya, oma” ucap mereka serentak.

“Cia dan Aidan besok sudah libur semesteran kan?” Tanya oma membuat mereka mengiyakannya. “Hari ini kita akan pulang ke indo. Kalian siapkan perlengkapan yang mau dibawa” ucap oma lagi dengan nada lirih. Mereka mengiyakan apa yang diperintahkan oleh oma.

Mereka saat ini sudah menginjakakan kakinya di tanah Indonesia. Banyak yang berubah di Negara ini. Bahkan Cia dibuat kagum dengan perubahan yang terjadi.

“Welcome Indonesia!!” teriak Aidan yang keluar dari bandara.

“Lebay,,,lo. Kayak nggak pernah pulang seabad aja lo” cibir Cia. Mereka menaiki mobil yang sudah di pesannya. Dari pihak keluarga tidak ada yang tau bahwa mereka akan pulang ke saat ini.

Oma di dorong Utaya, yang mengenakan kursi roda. Dan dibantu sang supir untuk masuk kedalam mobil.

Cia mengarahkan pandangannya keluaar jendela mengati perubahan yang terjadi. Memang ada rasa rindu pada tanah kelahirannya itu. Namun, karena gengsi membuat dirinya tidak pulang.

Cia membuka jendela mobilnya ketika lampu lalu lintas sudah merah. Pandangan Cia menyapu orang yang berhenti menunggu lampu lalu lintas berubah.

Namun, pandangan Cia bertemu dengan sosok yang terlihat sombong dan angkuh terlihat dari tatapannya. Walau tidak menutup kemungkinan kalau wajahnya tampan dan mempesona.

Dia langsung melajukan mobilnya dengan cepat ketika lampu berubah “Sombong!” dengus Cia kemudian menutup kaca jendela mobilnya.

“Siapa, sombong?” Tanya Oma yang duduk disamping Cia.

“Itu orang gila, Oma” ucap Cia asal membuat oma mengangguk.

Setelah melewati beberapa lampu lalu lintas. Dan kali ini adalah lampu lalu lintas yang terakhir mereka temui, untuk menuju rumah keluarga Aditama.

Namun, memang nasib atau sudah sialnya. Ketika Cia membuka jendela mobil. Matanya bertemu kembali dengan laki-laki sombong yang memakai mobil pajero hitam, dengan kacamata yang bertengker di hidungnya itu.

Laki-laki itu menatap Cia kemudian melepaskan kacamatanya dan mengedipkan sebelah matanya kepada Cia membuat Cia dengan cepat menutup kembali kaca mobil tersebut.

“Benar-benar, gila” gumam Cia kembali kemudian kembali pokus pada ponselnya.

Ketika lampu mau berwarna hijau, membuat Cia dengan segera membuka kacanya dan menjulurkan lidahnya kepada laki-laki tersebut. Membuat laki-laki tersebut terkejut dengan sikap Cia yang bar-bar.

“Menarik” gumam laki-laki tersebut tersenyum. Sembari melajukan mobilnya. Menuju tempat tujuannya.

Habis Lo

Setelah beberapa jam menunggu. Akhirnya mereka sampai didepan rumah. Dan hal itu membuat sang satpam terkejut ketika Cia membuka jendela mobilnya “Kang ujang!!” teriak Cia membuat orang yang dipanggil itu menatapnya penuh kebingungan. Namun, sedetik kemudian membaut kang ujang teriak histeris.

“Non Cia, pulang!!” teriaknya dengan membukakan gerbang mobil tersebut. Dan langsung berlari memasuki rumah.

Sudah Cia pastikan akan terjadi hal demikian.”Nyonya!!. Tuan!!?. Non Cia pulang!!!” teriaknya menggelegar membuat orang yang di dalam rumah.

“Beneran kang?” ucap seorang ibu yang sedang menguleni tepung yang langsung diangguki oleh kang ujang.

Seorang ibu itu langsung berlari menuju pintu dan ternyata benar. Anaknya pulang. Cira dengan segera memeluk anaknya itu dan di balas pelukan haru oleh Cia. Mereka menangis dalam pelukan, melepas rindu.

Hingga deheman dari seseorang membuat mereka tersadar dan melepaskan pelukannya. “Eh,,, maaf oma” ucap Cira dengan menyalimi oma. “ Mari masuk kedalam, oma” ajak Cira yang mendorong kursi roda oma Ega.

“Aduh,,,non Cia, makin cantik aja. Setelah kabur dari rumah. Sehat ya non?” Sindir Bik Tuti yang bekerja semenjak si kembar berusia 2 tahun.

Mendengar itu membuat Aidan tertawa

“Iya, bik. Orang kabur biasanya kan hidupnya menderita ya…. Beda kalau Cia kabur malah gemuk. Lihat aja lemak di tangannya yang bergelambir” ucap Aidan membuat Cia menatapnya tajam.

“Bik, tolong buatin mereka minum. Untuk oma buatkan teh jahe hangat” perintah Cira yang langsung diangguki oleh Bik Tuti.

Cira menatap anaknya yang menunduk dari atas ke bawah. Kemudian menatap yang lainnya. “Oma pasti capek dari perjalan jauh. Lebih baik oma istirahat disini dulu.” Ucap Cira yang diangguki oleh oma yang berbarengan dengan datangnya Bik Tuti membawa minuman. “Bik ajak oma ke kamarnya” perintah Cira yang langsung diangguki oleh oleh Bik Tuti.

Setelah kepergian mereka. Kini Cira sedang duduk tegap dengan bersidekap dada, memandang Cia, Utaya dan Aidan. Membuat mereka merinding dengan tatapan yang diberikan oleh Cira.

Baik, Cia, Utaya dan Aidan sama-sama diam karena tidak tau harus memulaidari mana. “Ada yang ingin kalian sampaikan?” Tanya Cira membuat mereka bertiga mendongak dengan pelan.

Namun, ketegangan itu berakhir dengan teriakan seseorang yang nyaring dan bergema “Mommy anakmu ganteng, pulang sekolah!!” teriaknya dengan memasuki rumah.

Melihat orang yang sedang duduk disofa, membuat orang yang baru datang itu termangu. Kemudian mereka berhamburan memeluk seseorang “Kangen kak Aya…..” ucap mereka berdua yang dibales kekehan oleh Utaya melihat tingkah mereka berdua.

Melihat adik kembarnya membuat Cia termangu. Dan lebih terkejutnya lagi ketika adik kembarnya memeluk kakak Utaya nya “Woy,,,monyet, kakak lo berdua, gue, nyet” seru Cia yang tidak diperdulikan oleh adik laknatnya itu.

Si kembar melepaskan pelukannya kepada Utaya dan memandang kakaknya dengan bersidekap dada.” Kamu siapa?. Kakak saya lagi kabur karena di marahi habis nabrak pembatas jalan. Bukannya bertanggung jawab malah kabur keluar negeri. Nggak memberikan contoh yang baik untuk adik-adiknya!” ucapan Gio yang menohok hati Cia.

Mereka yang mendengar sindiran Gio terkekeh. Namun, tidak dengan Jeo yang justru acuh saja. Kini dia sudah duduk bersama mommynya dan menyederkan badannya di mommynya.

Jika Gio adalah anaknya jahil, usil dan mudah bergaul. Berbeda dengan Jeo yang cenderung lebih manja kepada mommynya dan akan terlihat dingin pada orang yang tidak dikenalnya atau pada lingkungannya jika memang dia tidak ingin menyapa ataupun berbicara.

“Kalian ke kamar dulu. Mommy mau ngehukum orang yang tidak bertanggung jawab ini!” ucap Cira tegas yang langsung diangguki oleh mereka. Geo menjulurkan lidahnya, mengejek sang kakak yang langsung dihadiahi tatapan tajam.

“Baiklah mommy yang cantik” ucap mereka berdua kemudian menuju kamar mereka setelah mencium pipi mommynya.

“Semoga selamat, ya. Kakak-kakak ku yang cantik dan ganteng” ejek Geo sebelum ke kamarnya dengan tertawa bahagia.

Selepas kepergian mereka. Kini Cia berjalan kearah mommynya dan duduk di samping mommy nya “Mommy,,,,Cia kangen” ucapnya ingin memeluk mommy nya. Namun, segera di tolak oleh Cira. Dan di hadiahi jeweran ditelinga oleh mommy nya itu.

“Kamu ini. Main kabur-kabur aja, nggak tau, apa. Kalau mommy sama daddy mu khawatir. Kalau saja Oma mu itu tidak memberitahukan kami. Kamu itu sudah di cari oleh pihak polisi.” Kesal Cira pada anak perempuan yang satu itu.

“Ampun, mom. Cia minta maaf” sesal Cia membuat Cira melepaskan jewerannya.

“Dan untuk Aidan bersiap saja. Mama mu akan datang” ucap Cira dengan menatap mereka sinis. Mendengar itu membuat Aidan mengangguk mempasrahkan dirinya.

“Ayolah,,,mom. Yang terpenting kan Cia sudah pulang. Bahkan Cia membawa Oma pulang lho,,,mom” bujuk Cia agar mommy nya tidak merajuk.

“Tau,,,ah. Tunggu daddy mu pulang kita bahas lagi.” Ucap Cira membuat Cia hanya bisa menghela nafas dengan pasrah. Ketika sudah menyangkut sang daddy.

“Maaf, ya. Utaya kamu pulang ke Indonesia. Malah di sambut dengan hal seperti ini. Kamu masuk lah untuk istirahat ke kamar yang seperti terakhir kali kamu kesini.” Ucap Cira membuat Utaya mengangguk.

“Terima kasih tante” ucap Utaya kemudian pergi ke dalam kamarnya.

“Mommy,,Cia juga ke kamar, ya?. Cia capek banget” keluh Cia namun segera digelengkan oleh mommy nya.

“Ini hukuman buat kamu. Tunggu sampai daddy mu pulang” tegas Cira.

“Kalau aku boleh kan,,,tante ku yang cantik. Ponakanmu ini perlu tidur yang nyenyak. Agar tetap ganteng dan menjadi rebutan para gadis” ucap Aidan yang dengan wajah menggodanya.

“Tante, tau ya,,,perilaku kamu selama di disana. Sudah berapa kali kamu main cewek disana?” Tanya Cira yang langsung dijawab kekehan oleh aidan.

“Biasa, tante. Anak muda. Kayak tante nggak tau aja. Disana itu bebas tante” ucap Aidan dengan wajah berbinar senang. Namun, tidak dengan Cira yang sudah menahan kesal, dengan tingkah ponakannya itu. “Cewek disana itu semuanya sudah pada pernah melakukannya. Jadi sudah tradisi disana. Kalau masih perawan itu nggak gaul alias cupu” ucap Aidan dengan bangga memberitahukan hal tersebut kepada Cira.

“Berarti kamu perlu dikebiri, ya?” ucap Cira dengan menatap tajam Aidan.

Mendengar itu membuat Aida tersedak ludahnya sendiri ketika ingin menjawab pertanyaan Cira. “Bu-bukan. Begitu juga tante. Tapi berani sumpah, tan. Aidan itu nggak pernah nyentuh lebih. Cuma sampai bibir dan dada aja, tan” ucap Aidan membela dirinya kemudian menatap Cia meminta pertolongan.

“Habis lo” ucap Cia melalui gerakan bibir. Dan dengan memamerkan tangan telunjuknya sebelah kiri dan kanannya menjukan seperti gunting. Kemudian gunting tersebut seolah-olah memotong jari telunjuknya dengan wajah devilnya.

Melihat itu membuat Aidan menelan salivanya dengan susah payah. Dan meringis pelan dengan merapatkan pahanya untuk melindungin, sang burung tersayang

Si preman

Akhirnya datanglah orang tua Aidan yang datang dengan tergopoh-gopoh. Terlihat wajah mereka yang menahan kesal, terhadap anaknya yang tidak pernah pulang selama tiga tahun tidak pernah pulang. Atau bahkan menelpon kalau tidak kedua orang tuanya yang duluan menelpon. Dan itu pun hanya lima menit berbicara.

“Aidan!!!” teriak mamanya dengan kesal yang membawa sapu. Membuat Aidan bangkit lalu berlindung dibelakang tantenya.

“Ihss,,,mama yang cantik jangan pukul anaknya. Nanti gantengnya hilang, lho,,,”ucap Aidan dibelakang Cira. Menatap mamanya yang kemudian mengejar Aidan. Dan jadilah mereka saling kejar seperti tikus dan kucing.

“Sini kamu anak durhaka!!”teriak mamanya yaitu Andra yang terus mengayunkan sapu dengan mengejar anaknya.

Sementara yang dikejar takut tapi senang karena dia tertawa ketika dikejar oleh mamanya “Ampun ma. Mama jangan lari-lari sudah tua” ucapnya dengan masih terus berlari menghindari serangan sapu sang mama.

“Sudah lah, sayang. Anakmu baru pulang lho..” lerai sang papa yang sejak tadi melihat tingkah anak dan ibu itu berlarian, membuatnya tidak enak dengan Cira. “Maafin kakak mu, ya, Ra. Dia memang begitu” ucap Kerta membuat Cira mengangguk. “Eh,,,yang kabur dari rumah. Sudah pulang, ya?. Gimana kaburnya enak,,dong, ya?” Tanya Kerta pada Cia yang langsung membuat Andra berhenti mengejar anaknya. Dan kini menatap pada sosok yang duduk disamping mommy nya.

“Eh,,,si preman pulang juga. Gimana kaburnya?. Enak pastinya dong. Wong,,,liburnya ke Amerika” sindir Andra yang ikut duduk di samping suaminya. Sedangkan Aidan sudah ngacir masuk kedalam kamar si kembar.

Cia yang mendapatkan sindiran dari Andra dan Kerta hanya menampilkan giginya dan menggaruk kepalanya yang sudah terasa panas mendengar setiap sindiran yang keluar.

Memang seperti ini lah, kehidupan, kesalahanmu akan menjadi momok untuk dirimu karena akan terus diingatkan oleh orang lain.

“Untung kamu, kaburnya sambil belajar. Kalau nggak habis kamu sama papa dan daddy”ucap Andra lagi.

“Iya,,kan sekalian aja. Berenang menangkap ikan” ucap Cia dengan santainya.

“Kamu ini dikasih tau, bukannya diam malah menjawab. Heran mommy sama kamu. Padahal sama-sama dikasih makan dan susu, tapi tingkahnya bikin naik darah aja” ucap Cira yang kesal dengan anaknya itu.

Cira itu sebenarnya sangat rindu dengan anaknya itu. Cuma dia kesal aja dengan anaknya yang main kabur aja, padahal kalau mau mobil kan bisa dibicarain dengan baik-baik. Ini malah memilih kabur.

“Jangan marah lah,,,mommy ku yang cantik jelita. Nanti cepat tua, lho…kasian si kembar nanti siapa yang ngurus” ucap Cia dengan mengusap punggung sang mommy.

“Apaan kamu ini. Mommy masih muda ya, cuma umur aja yang tua. Sekarang kalau jalan ke mall dengan kamu, mommy pasti dianggap kakak kamu” protes Cira yang tidak terima di katakana tua oleh anaknya.

“Khemm” dehem seseorang dari arah pintu mat mereka semua yang ada diruang tabu tersebut menatap orang tersebut. “Daddy pulang nggak ada yang kangen, nih?” ucap Rey membuat mereka tersenyum. Namun, tidak dengan Cia yang menunduk malu.

“Holla,,,,everbadyku….Rain yang cantik dan baik hati berkunjung dengan membawa raga dan jiwa sehat walaufia!” teriak seseorang dari belakang tubuh Rey. Dan menyembulkan kepalanya.

Pandangan orang yang bernama Rain itu menyapu seluruh ruangan dan pandangannya tertuju pada orang yang duduk di samping mommy Cia nya. “Wow….tante cerewet pulang dari kaburnya!” ucap Rain yang setengah berteriak dengan menunjuk kearah Cia. Dirinya bahkan sudah berdiri di depan Rey. Kemudian berjalan menghampiri mereka.

Mata Rain berbinar melihat Cia yang sudah pulang dari kaburnya. “Daddy ini beneran tante cerewet, ya?. Atau tante kunyang?” ucap Rain membuat mereka tertawa.

“Eh,,,durhaka lo, ya sama gue. Dan gue bukan tante-tante!” sinis Cia membuat Rain tertawa kemudian menyalimi mommy Cia dan kedua orang tua Aidan. “Daddy nemu tuyul dimana, sih?. Kok mulutnya lemes banget?” ucap Cia dengan menatap Rain tajam.

Mereka Rain dan Cia memang tidak pernah akur sejak mereka kecil. Namun, ada kalanya mereka akan menjadi akur ketika mood mereka sefrekuensi. Rain adalah anak sulung dari Chan dan Fiola. “Tadi Daddy ketemunya di jalan lagi ngetrak dia sama temen motornya. Lalu papa cegat, deh” ucap Rey yang duduk disamping sang istri.

“Eh,,,kamu udah selesai kuliahnya?”Tanya Daddy Rey kepada Cia.

Memang Rey begitu. Baik dulu baru nantinya akan mengeluarkan aungannya. Dan itulah yang ditakutkan Cia ataupun si kembar. “Sudah dad” cicit Cia, membuat Rey mengangguk.

“Baiklah,, berarti kamu besok bisa bekerja di kantor daddy, selama tiga bulan. Apakah kamu mau?” ucap Daddy Rey membuat jiwa bar-bar dan mager Cia terkoyak dengan perintah atau lebih tepatnnya hukuman untuknya.

“Bisa Dad” ucap Cia.

“Aidan dimana?. Dan katanya Oma Ega pulang dimana, dia?”Tanya Rey ketika tidak melihat orang tersebut.

“Dia lagi di kamar si kembar. Kalau Oma sedang istirahat bersama Utaya” ucap Andra membuat Rey mengangguk.

“Rey, Cira dan Cia. Kami mau pulang dulu, ya. Kasian dirumah Camela sendirian” pamit Kerta yang diangguki oleh mereka. “Aidan pulang kamu!!”teriak Andra membuat sang anak keluar dari kamar si kembar kemudian mengikuti orang tuanya setelah berpamit dengan mereka semua.

Andra masih tidak berubah, hanya saja bertambah, apalagi semenjak anak-anaknya bertumbuh dan berkembang membuat Andra harus lebih siaga. Bahkan kerta sudah mulai ketularan oleh Andra akibat memiliki anak seperti Aidan dan Camellia.

Mereka mengantarkan kepulangan keluarga Kerta hingga mobil yang mereka pakai tidak terlihat lagi.

“Lo nggak pulang?” Tanya Cia pada Rain yang duduk anteng di sofa tadi dengan memakan cemilan yang ada di meja tersebut.

“Orangnya gue mau nginep disini”Ucap Rain tidak perduli dengan Cia yang menatapnya tajam.

“Ayo,,,kalian tidur. Ingat Cia besok kamu harus bekerja” ucap sang daddy membuat Cia hanya menghela nafas saja.

“Kasiannya yang besok kerja…..selamat ngebabu…..”ejek Rain dengan ngebirit ke kamar sang Oma Ega.

Cia yang melihat Rain kabur hanya bisa menelan kekesalannya. Kemudian berjalan ke kamarnya. Rey dan Cira yang melihat anaknya tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat hanya bisa tersenyum.

“Ternyata mereka sudah besar, ya mas.” Ucap Cira yang berjalan menaiki tangga menuju kamar mereka.

“Iya,,mas bahkan rasanya baru kemarin liat mereka belajar berjalan dan menangis ketika berebut mainan dan sekarang malah sudah bisa berlari dengan cepat dan tidak perlu lagi bertengakar tentang masalah mainan” ucap Rey membuat Cira terkekeh.

“Kita buat bayi lagi, yuk sayang.” Ucap Rey menggoda Cira dan langsung di gendong memasuki kamar mereka lalau menutup dan mengunci pintu kamar mereka. Untuk melakukan ritual membuat bayi untuk kesekian kali nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!