Prank prank
Semua barang yang ada di dekat nya ia lemparkan pada seorang gadis yang sedang menunduk ketakutan, Air mata membanjiri wajah cantik nya
"Aku bilang minta uang kenapa pelit sekali hah" bentak nya
Pyaarr
Satu vas bunga terlempar di dekat gadis itu, tanpa memperdulikan orang di depannya ketakutan, orang itu terus melemparkan apapun yang ia raih
"Maaf Bu tapi Alle benar-benar tidak punya uang, bukankah semalam Alle sudah memberikan ibu uang" ucap Alle dengan sendu memang benar uang gajian sudah ia kasih ibu nya beberapa sisanya ia tabung
"Uang segitu mana cukup buat ibu, buat makan pun tak cukup" ucap nya ia menatap tajam ke arah Alle
"Berikan uang sekarang kalau tidak kamu tidak boleh makan" bentak ibu Alle mengadahkan tangan nya
"Alle benar-benar tidak punya uang Bu" ucap Alle menggeleng kepala nya
"Bilang saja kamu tidak mau memberikan uang kamu" kesal ibu Alle
"Apa kamu tidak ingat kami yang memungut mu di panti asuhan itu, membesarkan kamu hah, apa kamu tidak ingat kami yang memberikan makan kamu setiap hari" teriak ibu Alle sambil jari menunjuk nunjuk Alle
"Kalau tidak ada kami kamu mungkin masih ada di panti asuhan itu, jadi anak gembel tidak punya pendidikan tidak punya baju bagus, makan tidak enak" ucap ibu Alle dengan nada menghina
Nyess
Hati Alle sakit mendengar nya ia tau jika dulu ia tinggal di panti asuhan, tapi setidaknya ibu nya tidak mengungkit masa lalu nya
Atau bahkan menghina nya sungguh, ia juga Sadar diri dengan posisi nya
"Cepat berikan uang kamu" ucap ibu Alle merampas tas Alle yang ia pegang
"Jangan Bu Alle sudah tidak punya uang lagi" ucap Alle mempertahankan tas nya, karena di dalam sana masih ada uang tabungan nya jangan sampai ibu nya mengambil nya kalau tidak ia takkan bisa makan beberapa Minggu kedepan
"Sini, dasar anak tidak tau diri" ucap ibu Alle mendorong Alle hingga terjatuh ke atas lantai dan tas yang ia pertahankan pun pindah ke tangan ibu nya
"Ini apa namanya kalau tidak uang hah" teriak nya menunjuk uang Alle
"Bilang aja kalau tidak mau ngasih, dasar pelit" sinis nya ia melemparkan tas Alle di depan Alle
Alle hanya menangis meratapi nasibnya
"Kapan ibu akan berhenti meminta uang pada Alle, Alle capek Bu, Alle kerja siang malam tapi uang itu Alle tak pernah merasakan nya" keluh Alle
Ibu nya yang sedang girang memegang uang lantas menoleh ke arah Alle menatap nya dengan tajam
"Kamu bertanya kapan ibu berhenti iya" ucap ibu Alle
"Ibu akan berhenti jika kamu sudah menikah dengan orang kaya dan memberikan ibu rumah mewah, mobil, perhiasan dan uang yang banyak" ucap ibu Alle tersenyum remeh
"Tapi bagaimana bisa Alle punya suami yang kaya Bu, sedang kan Alle hidup pas-pasan" ucap Alle menatap ibunya dengan sendu
"Itu urusan kamu, ingat kamu menikah dengan orang kaya dan berikan apa yang ibu mau baru kamu bisa keluar dari sini" ucap ibu Alle memunggungi Alle
"Ah ibu tahu bagaimana cara nya kamu bisa dapat suami kaya" ucap ibu Alle membalikkan badannya
Alle yang menunduk mengangkat kepalanya saat ibu nya berbicara
"Kamu jadi wanita simpanan aja, atau tidak jual diri kamu yang penting beri ibu uang yang banyak hahaha" tawa ibu Alle lalu pergi meninggalkan Alle yang terkejut
Alle menatap kepergian ibu angkat nya ia semakin sesak mendengar apa yang ibu nya katakan jual diri yang benar saja
Lebih baik ia bekerja siang malam daripada harus menjual diri nya atau menjadi simpanan orang lain
Alle mengusap air matanya lalu mengambil tas nya dan memungut barang nya yang berceceran di atas lantai ia lalu berdiri berjalan ke arah kamar nya namun baru dua langkah ia di kaget kan dengan suara nyaring
Brak
"Alle dimana kau" teriak seorang pria paruh bayu memegang sebuah botol memasuki rumah
Lantas Alle menghela nafas panjang ia kemudian berbalik
"Alle dima-" pria itu menghentikan ucapannya ketika melihat Alle
"Di sini kau rupanya mana uang" ucap nya mengadah tangan nya sambil tersenyum tanpa dosa
"Alle tidak punya uang yah" ucap Alle dengan nada lemah
"Tidak punya uang" ucap ayah dengan nada tinggi
Sret
"Ini apa kalau isinya gak uang" ucap ayah Alle merebut tas alle
Alle hanya menghela nafas panjang melihat ayah nya mencari-cari uang nya
"CK dasar tidak berguna" umpat nya meleparkan tas nya ke wajah alle hingga Alle mengadah kesakitan
"Aduh" Ringis Alle menggosok jidat nya yang terkena lipstik yang ada di dalam tas nya
"Ingat besok kamu harus beri ayah uang kalau tidak awas kamu" ancam ayah Alle lalu pergi meninggalkan alle
Huft
Alle menghela nafas panjang ia lalu melanjutkan langkahnya ke dalam kamar nya
Sampai di dalam kamar Alle mendudukkan dirinya ia membuka tas nya ternyata tidak ada uang sama sekali
Dengan terpaksa ia tidak makan untuk beberapa Minggu kedepan karena semua uang gaji nya sudah di ambil oleh keluarga angkat nya
Bahkan tabungan terakhir nya di ambil ibunya tadi, untung Alle masih mempunyai stok roti kering lumayan untuk mengganjal perut
Ia menstok roti juga diam-diam dari keluarga nya kalau tidak roti itu akan di ambil oleh keluarga nya
Dan itupun hanya sedikit stok roti nya karena ia menyembunyikan di dalam kamar nya kalau kebanyakan Takut nya tidak ada tempat persembunyian yang aman
Lain sisi lain tempat lain bangunan
Sebuah bangunan menjulang tinggi kaca besar menghiasi Sisi-sisi nya lampu juga sudah mulai padam ada juga yang masih menyala
Di sebuah ruangan tiga sosok pria beda generasi sedang membicarakan hal yang serius hingga tercipta suasana yang cukup tegang
"Jika kau ingin mengambil semua harta kamu boleh saja tapi dengan satu syarat kamu harus menikah" ucap seorang pria paruh baya menatap sinis pria lebih muda dari nya
"Bukan kah paman dulu bilang jika saya bisa mengambil semua harta saya jika saya sudah dewasa dan bisa mengembangkan perusahaan ini" ucap nya dengan penuh penekanan
"Paman tahu tapi wasiat yang kakek kamu tulis seperti ini" ucap paman nya dengan nada remeh
Pria itu mengepalkan tangannya ia merasa geram di permainkan oleh paman nya
"Jika kamu tidak percaya tanya saja pada pengacara kakek mu ini" ucap paman nya menatap seorang pengacara di hadapan nya
"Benar tuan, kakek anda menulis wasiat nya seperti itu anda harus menikah baru bisa mengambil semua kekayaan anda" ucap pengacara kakek nya memberikan surat wasiat dari kakek nya
Pria itu mengambil nya dan membacanya ternyata benar kakek nya menulis wasiat nya seperti itu
"Baik jika itu persyaratan nya saya akan menikah untuk mengambil semua kekayaan saya" ucap nya lalu berdiri merapikan jas nya
"Ingat, jangan membayar seseorang untuk menjadi istri pura-pura mu" ucap paman nya tersenyum sinis
"Kita liat saja nanti" dingin pria itu lalu pergi meninggalkan mereka
(Aku tunggu kau membawa calon istri mu dan tunggu saja kejutan dari paman) batin paman nya tersenyum misterius
Pagi hari seperti biasa Alle bangun pagi membersihkan diri ia setelah ia itu ia memakai pakaian kerja kemeja panjang warna pink kerah pita dan rok span di bawah lutut warna hitam tak lupa ia memakai blezer senada dengan rok span nya
Ia menguncir kuda rambutnya memoles sedikit wajah nya dan memakai sedikit lipstik yang sewarna dengan bibir nya
Setelah itu ia meraih sebuah koper di atas lemari membuka nya, terlihat sebungkus roti tawar yang ia sembunyikan
"Ternyata masih sisa sedikit" gumam nya ketika melihat roti tawar yang masih sisa beberapa helai
"Makan permen aja lah, buat ganjal perut" ucap Alle ia menutup kembali koper itu meletakkan ke tempat semula
Ia kemudian melangkah menuju toples yang berisi permen aneka rasa ia mengambil nya
Membuka nya dan memasukkan ke dalam mulutnya lalu ia mengambil tas dan ponsel nya kemudian ia siap berangkat kerja
Alle berjalan kaki di atas trotoar, ia terpaksa jalan kaki karena ia sudah tak punya uang lagi untuk naik angkutan umum, dan oleh sebab itu Alle bangun lebih pagi agar ke kantor nya ia tak terlambat
Setelah sekian lama menempuh waktu yang lama Alle sampai lah di kantor nya sebuah perusahaan yang terbilang cukup besar
Beruntung ia bisa kerja di dalam sana Walau ia hanya karyawan biasa
"Pagi Bu Alle" sapa seorang satpam yang berjaga di depan kantor
"Pagi pak, belum ganti sif ya" ucap Alle tersenyum lebar seakan ia melupakan masalah yang terjadi kemarin
"Iya Bu belum, mungkin sebentar lagi" ucap pak satpam
"Ohh, kalau gitu saya masuk ke dalam ya" pamit Alle tersenyum lebar
"Iya silahkan" ucap pak satpam
Alle memang terkenal ramah, supel , ceria sebab itu banyak orang yang sering menyapa nya atau berteman dengan nya dan banyak pula yang tak suka pada nya
Sampai lah alle di ruangan nya, lalu ia mendudukkan dirinya di atas kursi kerja nya
"Hay Al, jangan lupa ya nanti rapat kamu dampingin Bu Lisa soalnya aku masih ada urusan" ucap teman Alle
"Iya, kemarin Bu Lisa juga sudah beritahu aku, kamu pergi selesai kan urusan mu sana biar cepat kelar" ucap Alle tersenyum lebar sambil tangannya mengibas Gibas
"Ngusir nih ceritanya" ucap temannya sambil tersenyum bercanda
"Iya ngusir" ucap Alle tertawa kecil
"Haha, iya deh, thanks ya bye-bye" ucap temannya lalu pergi meninggalkan Alle
Sedangkan Alle hanya menggeleng kepala nya melihat teman nya, ia pun meraih gelas nya lalu pergi ke pantry menyeduh segelas cappucino panas setelah itu ia kembali ke tempat nya mengerjakan beberapa pekerjaan nya sambil menunggu sang atasan datang
Di tempat lain di dalam mobil
"Apa jadwal hari ini" tanya seorang pria memakai pakaian formal Jas celana yang rapi sepatu yang mengkilap
Rambut yang tertata rapi, wajah tampan, tegas, cool, dan berkharisma tak lupa jam tangan yang menghiasi lengannya
"Hari ini hanya ada dua rapat tuan, pagi ini di perusahaan Andara group dan jam 2 siang kita rapat dengan perusahaan Crop tuan, selain itu kita hanya mengerjakan beberapa dokumen saja" jelas asisten nya
"Kita langsung ke sana saja" ucap nya dengan datar
"Baik tuan Alex" ucap asisten nya mengangguk lalu menyuruh sopir nya ke perusahaan Andara group
--
"Alle, kita ke ruang rapat sekarang ya karena perusahaan lain sudah berangkat ke arah sini" ucap Bu Lisa atasan Alle
"Baik Bu" ucap Alle mengambil sebuah berkas untuk rapat hari ini
"Kamu sudah pelajari semuanya kan" ucap Bu Lisa mereka beriringan berjalan ke arah ruang rapat
"Ah saya lupa, Tanpa kamu pelajari pun sudah mengerti hanya sekali lihat bukan" imbuh Bu Lisa tersenyum ke arah Alle
"Saya tidak sepintar itu Bu" ucap Alle menggeleng kepala nya
"Kamu selalu begitu, banyak orang yang bilang begitu tentang kamu" ucap Bu Lisa
"Aku juga sependapat dengan mereka kalau kamu itu cerdas, pertahanan kemampuan kamu ya, tetap semangat" ucap Bu Lisa tersenyum menepuk pundak Alle
Alle hanya tersenyum mengangguk saja, tanpa terasa mereka sudah sampai di ruang rapat
Sampai di ruang rapat mereka saling bertukar sapa sambil menunggu pihak lain
Beda dengan Alle ia sedang mempelajari Dokumen yang ia bawa
Tak lama pintu ruangan terbuka nampak seseorang membuka pintu tak lama masuklah satu orang lagi yang gagah tinggi tegap masuk ke dalam sana
"Selamat pagi tuan Alex" sapa pimpinan Alle Mr. tang
"Pagi" Jawab nya dengan datar
"Lebih baik kita mulai sekarang tuan" asisten Alex pada Mr tang
"Ya baiklah silahkan duduk tuan" ucap Mr. tang
Mereka lalu duduk ke tempat masing-masing lalu mulai rapat
Saat rapat berlangsung Alex melihat mereka satu persatu sejenak tatapan nya menatap ke arah Alle yang menunduk membaca kertas di tangan nya Seolah tak mendengar Kan rapat kali ini
Alex pun mengangkat tangannya ia tak mau melihat orang yang tidak propesional dalam menjalin kerjasama
"Ada apa tuan apa anda kurang yakin dengan penjelasan kita" ucap Mr. tang menatap cemas Alex yang menghentikan penjelasan bawahan nya mendadak
"Aku tak mau jika rapat kali ini ada yang sibuk sendiri" ucap Alex menatap tajam ke arah Alle yang masih menunduk
"Maaf tuan" ucap Bu Lisa tersenyum kaku
Orang yang ada di samping alle pun menyenggol lengan nya, Alle yang sedang fokus pun mengangkat wajahnya dan matanya sejenak menatap ke arah Alex
(Siapa dia) batin Alex seolah memiliki ketertarikan
"Maaf" ucap Alle, berdiri dan membungkuk badan nya
"Coba kau jelaskan apa inti rapat kali ini, jika tidak bisa kita batalkan kerja sama ini" ucap Alex denga nada mengintimidasi
"Tapi tu-" ucap Mr tang tapi Alex mengangkat tangannya tanda tak mau di bantah
Itu membuat mr.tang harap-harap cemas tak hanya Mr .tang yang lain juga ikut cemas karena kerjasama ini penting untuk mereka
Alle menghela nafas sejenak lalu melangkah ke depan ia menatap sebentar di layar proyektor
Untung ia sudah selesai mempelajari inti rapat kali ini, Alle pun mulai menjelaskan dengan baik, terperinci bahkan ia juga memberikan beberapa saran pribadi tentang rapat kali ini
Setelah sekian lama akhirnya Rapat selesai
"Bagaimana tuan" tanya Mr.tang berharap
"Kita lanjutkan kerjasama ini, tapi saya tidak mau ada orang yang sibuk sendiri lain kali" ucap Alex menatap tajam Alle
"Maaf tuan" ucap Alle membungkuk kan diri
"Baik tuan tidak ada lain kali, maaf jika kami kurang sopan" ucap Mr. tang
"Hem, jangan lupa tambahkan saran-saran dari dia" ucap Alex berdiri merapikan jas nya
"Baik tuan baik, mari saya antar" ucap Mr. tang
Sejenak Alex menatap Alle entah kenapa ia penasaran dengan wanita itu batin nya
Ia kemudian pergi meninggalkan ruang rapat di antar oleh mr. tang
"Aduh le kamu ini ya bikin ibu cemas aja" ucap Bu Lisa menghampiri Alle
"Maaf Bu" hanya itu yang terucap
"Sudah lah yang penting kerja sama ini tidak batal, nanti kamu minta maaf ke Mr. tang saja" ucap Bu Lisa menggeleng kepala
"Baik Bu, maaf" ucap Alle membungkuk kan badan
Lalu satu persatu meninggalkan ruang rapat
Mr. tang, Alex dan asisten Ben sudah sampai di lobbi kantor mobil Alex sudah terparkir di depan pintu
"Maaf sekali lagi tuan jika bawahan saya kurang berkenan di hati anda" ucap Mr. tang
"Hem" dehem Alex lalu ia masuk ke dalam mobil nya
Mr. tang berbicara sebentar dengan asisten Ben lalu asisten Ben masuk menyusul tuan nya
"Cari identitas wanita tadi" ucap Alex pada asisten Ben
"Baik tuan" ucap asisten Ben tanpa bertanya lebih
Mobil mereka lalu pergi meninggalkan perusahaan Andara group
Sore hari Alle bersiap diri ia akan bekerja paruh waktu di sebuah toko bunga yang searah dengan jalan pulang
Ia sengaja bekerja paruh waktu karena uang dari gaji pun tak cukup untuk bertahan hidup hingga terpaksa ia harus bekerja di toko bunga
"Sore mbak" sapa Alle pada seorang pegawai wanita yang sedang merangkai buket
"Oh sudah datang kamu Al" ucap nya tersenyum
"Iya mbak, mbak Tari bisa pulang sekarang biar saya yang gantikan" ucap Alle
"Bentar lagi tanggung, kamu ganti baju sana" ucap mbak Tari
"Ya udah mbak saya ganti baju dulu" ucap Alle pergi ke ruang ganti mengganti pakaian nya
Setelah berganti pakaian ia lalu mulai merangkai bunga menata bunga atau merapikan yang perlu di rapikan
Di sisi lain
Mobil mewah milik CEO perusahaan keluar dari sana melewati jalan besar memecah jalanan kota Jakarta
"Ke makam sebelum pulang" ucap Alex pada supir nya
"Baik tuan" ucap supir nya
Serasa ia merindukan seseorang batin Alex
Ia menatap jalanan yang cukup padat karena ini waktu nya orang pulang kerja
Tak berapa lama mobilnya berhenti di sebuah toko bunga Alex turun dari sana ia masuk ke dalam membeli bunga sebelum pergi ke makam
Klincing
"Selamat datang silahkan mau pesan bunga apa" ucap seseorang memunggungi Alex yang sibuk merangkai bunga
Alex diam ia menatap punggung itu seperti kenal suara itu, karena tak ada Jawaban wanita itu menoleh dan benar dugaan Alex wanita yang tadi pagi
"Mau pesan bunga apa tuan?" ucap wanita itu yang tak lain yang tak bukan adalah Alle
"Seperti biasa" ucap Alex
Alle mengernyitkan kening nya seperti biasa? bunga apa memang? batin nya
"Saya mau ke makam" ucap Alex karena melihat raut wajah alle yang kebingungan
"Mau bunga apa tuan, bunga mawar, bunga Lily, bunga anyelir?" tawar Alle tersenyum lebar
"Terserah kau saja" ucap Alex ia tak tau bunga apa karena biasanya ia beli langsung di rangkai sendiri oleh pegawai di sana
"Baiklah tunggu sebentar tuan" ucap Alle
(Sejak kapan dia bekerja di sin) batin Alex yang baru melihat Alle kerja di sini sebelum nya ia tak pernah melihat nya
"Ini tuan pesanan anda" ucap alle menyodorkan satu buket bunga Lily
Alex menatap nya sejenak lalu mengambil nya ia melihat bunga itu tak seperti biasanya
Biasanya bunga mawar sekarang bunga Lily di tangannya, sungguh hal yang baru batin nya
Alex tak mengatakan apa-apa hanya mengeluarkan ponselnya dan men-scan kode QR untuk pembayaran setelah itu ia keluar dari sana
"Terimakasih tuan, selamat berkunjung kembali" ucap Alle sedikit kencang karena Alex sudah di luar toko
Tanpa memperdulikan nya Alex masuk kedalam mobil lalu mobil itu kembali melaju
Ting
Alex membuka ponsel nya ternyata ada sebuah email masuk dari asisten Ben lantas ia membuka nya ketika itu email yang ia inginkan
"Allegra Kalila anak angkat dari pasangan keluarga Yohanes, berasal dari panti asuhan, punya adik namanya Cherly Yohanes, setiap hari selalu di minta uang oleh keluarga nya, bekerja di perusahaan Andara group, tulang punggung keluarga, bekerja paruh waktu, pendidikan S1 biaya sendiri di bantu dengan beasiswa, status LAJANG"
Itulah email dari asisten Ben
"Kenapa dia tulis huruf besar tentang status nya" gumam Alex mengerutkan keningnya
(Sudahlah) batin Alex ia kembali menyimpan ponsel nya
Hari semakin malam angin semakin dingin Alle saat ini sedang membereskan pekerjaan nya sebelum pulang
Tepat pukul delapan malam tadi alle menutup toko bunga nya ia membersihkan sisa-sisa tangkai, daun kelopak, atau sampah yang berserakan
Setelah semua rapi Alle berganti baju mengambil tas nya lalu, mengunci toko nya setelah itu ia jalan pulang ke rumah nya
Alex yang baru saja pulang dari rumah teman nya yang menyuruh nya datang ke rumah nya, berhubung jalan rumah teman nya searah jadi ia memutuskan untuk singgah sebentar, ketika ia pulang melewati jalan toko bunga tadi tak sengaja ia melihat Alle berjalan kaki menyusuri jalan malam-malam
"Pelan kan mobil nya, ikuti perempuan di depan" ucap Alex pada supir nya
Tanpa menunggu dua kali perintah sang supir memelankan laju mobil nya
(Mau kemana dia) batin Alex melihat Alle dari kejauhan
Di sisi Alle ia terus berjalan hingga akhirnya ia sampai di depan rumah nya, ia berhenti sejenak menatap rumah itu
Rumah cukup sederhana, lampu depan yang bersinar remang-remang, rumah yang seperti tak terurus
Bagaimana mau terurus keluarga saja tidak ada yang perduli yang ada di pikiran mereka hanya uang uang dan uang
Sejenak Alle menghela nafas panjang ia lalu melangkah maju membuka pintu tepat ia membuka pintu sudah di sambut oleh pertengkaran antara ayah dan ibu nya
Sedangkan adik angkat nya entah kemana orang itu selalu pulang malam keluyuran tak jelas
"Yang kau pikirkan hanya uang uang saja tak bisakah kamu pergi bekerja bukan cuma minta uang saja" teriak ibu Yohanes
"Kalau aku menang judi bukan kah kau juga ikut merasakan uang nya" ucap ayah Yohanes tak terima
"Lalu kalau kau kalah selalu meminta uang pada Alle, tak bisakah kau berhenti minta uang pada nya" ucap ibu Yohanes
Alle yang sedari tadi diam mematung saat mendengar ibunya merasa terkejut apa ibunya peduli dengan nya batin Alle
Tapi harapan itu sirna ketika ibunya melanjutkan ucapannya
"Jika kau tak berhenti meminta uang pada nya uang jatahku berkurang" gerutu ibu Yohanes
"Lalu buat apa aku biarkan dia bekerja di perusahaan lebih baik ku suruh dia. buat jual diri" ucap ibu Yohanes
"Aku tidak peduli, aku sudah memungut nya dari panti asuhan buat apa kalau tidak memberiku uang yang banyak" ucap ayah Yohanes
"Pokok nya aku tidak akan berhenti sebelum dia memberikan ku uang yang banyak" ucap ayah Yohanes sambil melemparkan gelas di tangan nya
pyaarr
"Pergi sana jangan kembali lagi" teriak ibu Yohanes
Ayah Yohanes tak perduli ia keluar tapi di depan pintu ia melihat alle yang berdiam diri sambil sesekali mengusap wajah nya
"Dasar" sinis ayah Yohanes lalu pergi meninggalkan mereka
"Alle" teriak ibu Yohanes melihat alle menatap ayah nya pergi
"Iya Bu ada apa" ucap Alle bergegas menghampiri ibunya
"Mana uang" teriak ibu alle mengadah tangan nya
"Kan uang alle sudah ibu ambil semua kemarin" ucap Alle dengan sendu
"Uang kemarin mana cukup, mana uang" ucap ibu nya
"Bu, Alle tak punya uang Bu bahkan allé tak makan seharian ini" keluh Alle
"Aku tidak peduli, itu urusan kamu" sarkas ibu alle
"Menyesal aku izinkan kamu bekerja di perusahaan lebih baik aku suruh kau jual diri saja dapat uang banyak" sesal ibu Alle
"Kenapa tidak anak mu saja yang jual bukan kah dia sudah menjajakan dirinya yang selalu pulang malam" teriak Alle
Entah keberanian dari Mana ia berbicara seperti itu
Plakk
"Jaga ya mulut kamu, ingat jika bukan ibu yang mungut kamu dari panti asuhan kamu tidak akan jadi seperti ini" bentak ibu alle
"Lebih baik dulu saya tak di pungut oleh ibu, biar hidup Alle tenang" teriak Alle sambil memegang pipinya yang terasa perih terkena tamparan ibu nya
"Berani ya kamu sekarang hah, kau mau keluar dari rumah ini iya, iya" teriak ibu Yohanes mengcekram dagu Alle hingga kuku nya membekas di pipi Alle
"Beri kita uang yang banyak, mobil, rumah dan perhiasan yang banyak baru kau bisa keluar dari rumah ini" ucap ibu Yohanes
"Jika kau tak bisa memberi itu semua jangan harap kamu bisa keluar dari rumah ini" ancam ibu Yohanes ia melepaskan cengkraman nya dengan kasar hingga alle mundur beberapa langkah
"Tapi bagaimana caranya Alle dapat uang sebanyak itu" lirih Alle
"Terserah mau bagaimana, Nikah dengan orang kaya, jual diri atau yang lain juga bisa, pokoknya aku tidak mau tau apapun caranya kau mendapatkan uang itu" ucap ibu Yohanes
"Yang Penting kamu beri kita uang" ucap ibu Yohanes lalu pergi meninggalkan Alle
Alle terduduk lemas menangis tergugu, ia mengeratkan genggaman nya sungguh ia tak sanggup jika terus seperti ini rasanya ia ingin menghilang dari dunia ini
Di saat ia hidup di panti ia senang ketika ada orang tua yang mau mengadopsi nya ia berharap itu adalah kebahagiaan nya kelak
Tapi harapan itu sirna ketika ia mempunyai adik angkat yang tak lain anak kandung ibu Yohanes
Semenjak itu kasih sayang yang mereka berikan mulai hilang dan berganti dengan kekejaman
Alex yang berdiam diri di dalam pun menyuruh sopir nya untuk pulang
(Gadis yang malang) batin Alex setelah mendengar pertengkaran keluarga Alle
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!