NovelToon NovelToon

ARABELLE

Prolog

"Maaf bu, tapi kondisi Ara dengan penyakit nya hanya bisa di perkirakan kurang lebih Ara hanya memiliki waktu 1 tahun" Ujar dokter yang merawat ku beberapa waktu ini.

"Ara.. Ara ku.." ucap mama ku yang tiada henti nya menangis karena kondisi ku, aku memeluk mama ku, papaku hanya menetes kan air mata sambil memeluk kami berdua dari belakang.

Hai, aku Arabelle Steward anak bungsu dari pemilik hotel Steward yang berkembang cukup pesat, dan memiliki perusahaan terbesar nomor dua di negara X. Oh iya, aku anak perempuan satu-satunya dan paling di sayang, aku juga punya kakak pertama namanya Alvaro Steward dan istrinya yang sudah dia nikahi 2tahun lalu, Jovita. Dan kakak kedua ku Adelard Steward dan istrinya yang baru dinikahi 3bulan yang lalu Meisie.

Keluargaku cukup sempurna, sampai pada puncaknya di usia ku yang ke 24tahun ini, aku menderita penyakit jantung yang sudah tidak ada obatnya ini.

Kita sudah pergi kemana pun untuk pengobatan tapi hasil nya selalu sama, aku hanya bisa bertahan satu tahun kurang lebih, dari sini aku hanya bisa pasrah, sekaya apapun keluarga ku sebanyak apapun uang yang ku miliki tidak akan bisa membeli kesehatan.

Begitu juga cinta, aku mencintai pendiri perusahaan Sparkel, perusahaan terbesar nomor satu di negara X ini, Gavin, usia nya sudah 29 tahun, aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya yang bahkan nggak pernah melihat ku sedikit pun. Sebesar apapun perusahaan keluargaku tidak bisa membeli cintanya.

Dan karena kondisiku saat ini, aku ingin mewujudkan impian ku walau hanya sebentar, yaitu menikah dengan Gavin Sparkel orang yang paling ku cintai.

Gavin..

"Gavin, keluarga Steward meminta kamu untuk menikah dengan putri bungsu nya Arabelle" ujar kakek ku.

"Arabelle? Aku nggak berniat untuk menikahi dia kek" Ujar ku tegas.

"1 tahun" jawabnya dengan nada rendah.

"Maksudnya?" Tanya ku.

"Cukup 1 tahun kamu menikah dengan Arabelle, maka keluarga Steward akan berinvestasi pada perusahaan kita dan menjalin kerja sama dengan kita" Ujar kakek yang membuat ku cukup terkejut.

"Apa? 1 tahun? Dia pikir pernikahan itu lelucon?!" Ujarku yang tidak terima atas lelucon ini.

"Menikahlah dengan nya, setelah itu jika sudah 1 tahun, maka kamu tidak perlu mengajukan surat cerai, karena dia akan pergi sendiri." Ujar kakek.

"Dia akan berinvestasi kan? Apa Alva dan Ade sudah setuju untuk bekerja sama dengan ku?" Tanya ku.

"Ya, mereka setuju." Ujar kakek.

"Oke, besok akan ku temui Ara." Ujarku.

Yang terpenting sekarang adalah memajukan Sparkel terlebih dahulu, hanya pernikahan 1 tahun dan kerja sama nya seumur hidup, sangat menguntungkan.

#1

"Pa, mana Ara? Bagaimana keadaannya?" Tanya Alvaro.

"Sudah tidak bisa lagi, papa sudah berjuang segininya, sebenarnya mulai dari mana ini terjadi? Seandainya saja kita tau lebih cepat." ujar tuan Steward.

"Ara.. Bagaimana perasaannya? Apa dia takut?" Tanya Aderald.

"Tidak, dia hanya tersenyum dan bilang dia tidak apa-apa." Ujar nyonya Elena, ibu mereka.

"Tapi Ara bilang minta di kabulkan keinginan terakhirnya, yaitu menikah dengan Gavin." Ujar tuan Steward.

"Apa??! Pria semacam dia hanya mementingkan bisnis dan keuntungan yang bisa dia dapat." Ucap Alvaro kesal.

"Kenapa Ara mau menghabiskan hidup nya dengan pria seperti itu sih?! Dia sudah bertepuk sebelah tangan dari dulu, tapi dia malah seperti ini." Ucap Ade kesal.

"Maka dari itu, Ade, Alva kalian harus menjalin kerja sama seumur hidup dengan Sparkel setelah pernikahan, ini demi Arabelle, untuk terakhir kalinya" ucap tuan Steward memohon.

"Baiklah" jawab Alva dan Ade secara bersamaan dengan perasaan pasrah.

Alva naik ke lantai dua dan berjalan ke kamar Ara, diikuti oleh Ade.

Sesampai nya di kamar Ara, mereka melihat Ara yang tengah tertidur, mereka tidak pernah membayangkan hanya akan sebentar saja melihat adik perempuan kesayangan mereka ini, waktunya hanya sebentar.

"Kak, apa tidak ada lagi yang bisa kita lakukan? Bukankah kita bisa mencari sampai ke ujung dunia?" Tanya Ade.

"Kamu tau sendiri kan papa dan mama sudah sampai menemui dokter terhebat di dunia, bahkan tidak mampu menyembuhkan Ara." Ujar Alva.

"Apa kita hanya bisa melihat Ara yang akan pergi begitu saja?" Tanya Ade lagi dengan tatapan tajam nya melihat ke arah Arabelle.

"Tidak, aku masih akan terus berusaha, Ara kamu berusaha lah juga" Ujar Alva.

Ara terbangun melihat kedua kakaknya yang tengah mengamatinya.

"Kak Alva, kak Ade, kalian ada apa kesini? Kak Alva, kak Jovi sama Arkana mana? Aku rindu mereka." Ujar Ara sambil tiduran.

Alva berjalan masuk ke dalam kamar dengan diikuti oleh Ade dan duduk di ranjang Ara, Ade pun berjalan ke sisi lain dan tiduran di samping Ara.

"Mereka juga kangen Ara, tapi Arkana sedang tidur saat kakak kesini, Jovi mau ikut tapi tidak bisa meninggalkan Arkana, dia baru berumur 1 tahun." Jawab Alva dengan lembut.

"Oh.. gitu, kalau gitu kak Ade, dimana kak Meisie?" Tanya Ara lagi sambil menunjukkan tatapan tajam ke Ade.

"Kenapa kamu menatap ku begitu?" Tanya Ade sambil membelai kepala Ara.

"Kakak pasti usil deh sama kak Meisie jadi dia nggak mau ikut kesini, benar kan?" Tanya Ara curiga.

Kak Ade hanya tertawa yang menandakan memang keadaannya seperti itu.

"Ara, kamu yakin mau menikah dengan pria itu?" Tanya Alva dengan serius.

"Hm? Pria itu? Kak namanya Gavin kak bukan pria itu" jawab Ara sambil memegang tangan kakak pertamanya itu.

"Iya.. iya Gavin" Ujar Alva sambil memegang tangan adik perempuannya yang sedang memegang tangannya.

"Iya aku yakin kok" Jawab Ara dengan wajah penuh keyakinan dan percaya diri.

"Tapi Ara kamu tau kan Gavin itu nggak pernah melihat kamu dan nggak pernah mencintai kamu" Jawab Ade sambil menarik tangan Ara satu nya lagi.

Ara termenung sesaat, dengan wajah sedihnya,

"Aku ingin egois sekali saja, cukup hanya sekali saja aku mau egois, aku nggak masalah dia tidak mencintaiku, aku nggak masalah dia tidak melihatku." Ujar Ara.

"Kenapa? Kamu akan menderita Ra!" Ucap Ade kesal.

"Kak, aku ingin menghabiskan umur ku dengan tinggal dengan dia, dan menatap wajah nya kapanpun, seperti kalau aku rindu kakak-kakak aku bisa menghampiri kalian dan menatap wajah kalian, tapi kalau Gavin butuh 3 bulan sekali baru bisa melihat nya, aku nggak punya banyak waktu, kak ijinin Ara untuk terus bisa melihat Gavin kapanpun. Ara mohon" Pinta Ara dengan memohon kepada kakaknya.

"Baiklah" Ujar Alva sambil memeluk Ara.

"Tapi kak.." ucap Ade yang berhenti tidak meneruskan ucapannya karena tatapan tajam dari Alva yang mengerikan.

Keesokan hari nya..

Alva, Ade, dan kedua orang tua nya menemui Gavin dan kakeknya, karena orang tua Gavin telah meninggal karena kecelakaan pesawat saat Gavin SMA, Gavin hanya diurus oleh kakeknya.

"Jadi, sesuai kesepakatan kemarin saya sudah bawakan kontrak kerja sama seumur hidup dengan perusahaan Sparkel, begitu juga Hotel yang di urus Ade dan perusahaan yang di urus Alva, semua nya ada di dalam, begitu juga perjanjian pernikahannya." Ujar tuan Steward dengan menyodorkan berkas-berkas.

"Tidak perlu sungkan Steward, saya senang bisa membantu dan menjalin kerja saa dengan anda, meskipun sebenarnya saya sangat menyayangkan pernikahan yang hanya 1 tahun ini. Kamu tau kan? Dari Ara kecil aku sangat menyayanginya seperti cucuku sendiri" Ujar kakek Gavin.

"Yah, mau bagaimana lagi" Ujar tuan Steward.

"Apa ini? Selama pernikahan saya harus tinggal di hotel utama Steward?" Tanya Gavin.

"Disana rumah Ara, rumah yang dia desain sendiri, di atas hotel Steward" Ujar Alva.

"Kenapa harus saya yang kesana? Bukankah seharusnya jika menikah Ara harus ikut tinggal bersama ku?" Tanya Gavin.

"Pertama supaya memastikan Ara akan di perlakukan dengan baik, dan yang kedua rumah itu adalah rumah impian Ara, dia tidak pernah tinggal di tempat lain setelah rumah itu di bangun, kecuali pergi ke rumah orang tua dan kita kakaknya" Ujar Alva dengan tenang.

"Saya tidak peduli bagaimana dia mencintai rumah ini, tapi yang pasti seharusnya dia ikut dengan saya sebagai suaminya" Ucap Gavin dengan tenang.

"Pernikahannya juga hanya satu tahun, setelah itu kamu bisa kembali ke rumahmu." Ujar tuan Steward.

"Saya minta maaf tuan, tapi saya keberatan" Ujar Gavin.

"Dasar besar kepala ! Kamu kira kalau bukan karena permintaan Ara kamu kira kita mau sampai seperti ini?!" Bentak Ade kesal.

"Ade !" Bentak Alva

Gavin tersenyum melihat Ade.

"Tenyata kamu tidak berubah ya, masih mudah emosi, kamu kira kalau bukan karena kerja sama ini, kamu kira saya mau menikah dengan Ara?" Ujar Gavin dingin.

"Keterlaluan, kalau bukan ini permintaan terakhir......"

" ADE!!!" Teriak tuan Steward yang memotong pembicaraan Ade begitu saja.

"Kalau kamu nggak bisa tenang kamu keluar saja !" Ujar tuan Steward.

"Cih !"

Ade pun duduk diam disana.

"Baiklah saya akan mengikuti permintaan kalian lagi pula hanya satu tahun, saya akan memperlakukn putri kalian dengan baik juga, jadi tidak perlu khawatir, asal kalian menepati janji kalian." Ujar Gavin sambil menaruh berkasnya.

"Baik kalau begitu bagaimana jika minggu depan kita langsung mengadakan pesta pernikahan? Bagaimana Steward?" Tanya kakek Gavin.

"Tidak masalah lebih cepat lebih bagus." Ujar tuan Steward.

"Oke aku juga tidak masalah" Ujar Gavin.

Bersambung..

#2

Hari ini pertemuan Ara dan Gavin dengan beberapa keluarga setelah pertemuan mereka tanpa Ara.

Duduk taman rumah keluarga Steward dengan Gavin yang duduk di seberang nya secara pribadi untuk melakukan pendekatan.

"Jadi seperti ini ya Arabelle Steward, menginginkan pernikahan denganku dan hanya pernikahan kontrak dan malah menguntungkan keluarga ku hanya karena tergila-gila denganku selama beberapa tahun? Benar begitu Arabelle Steward?" Ucap Gavin dengan angkuhnya seakan-akan itu bukan apa-apa.

Tersenyum kecil dan menatap Gavin yang angkuh dan seketika langsung membuat nya tercengang karena Ara masih bisa tersenyum dengan perkataan yang ia lontarkan.

"Anda sungguh tau sekali keserakahan ku tuan Sparkel." Jawab Ara dengan nada rendah dan terus tersenyum.

"Hah mengejutkan, menjual kerja sama perusahaan keluarga nya sendiri demi keegoisan putri semata wayang nya, wah ternyata saya tidak salah karena tidak berpikir untuk melirik anda" ujar Gavin, lalu mengambil teh nya dan meminum teh nya.

"Tapi sayang sekali anda tetap harus menikah dengan saya juga kan? Jadi percuma saja meski anda tidak mencintai saya. Bukan begitu tuan Gavin? Yang hanya tergila-gila dengan keuntungan perusahaan? Pada akhirnya saya bisa menang dan menikah dengan anda dengan mempertaruhkan perusahaan keluarga kami." Jawab Ara dengan santai nya.

Mendengar jawaban Ara, Gavin melirik Ara tajam dan menaruh cangkir teh yang sedang di nikmatinya.

"Meskipun hanya satu tahun, tapi rupa nya kamu akan sangat menikmatinya ya" Ujar Gavin.

"Bukan kah lebih baik dari pada tidak sama sekali?" Jawab Ara.

"Memang kamu luar biasa aroga ya Arabelle Steward." Jawab Gavin lagi.

"Terima kasih atas pujian nya tuan Gavin Sparkel. Saya hanya tidak ingin menyesali hal yang tidak bisa saya lakukan" Ujar Ara.

"Permisi nona dan tuan muda Sparkel, Anda berdua sedang di tunggu di ruang makan oleh kedua keluarga." Ujar Rene, pelayan pribadiku yang ikut kemana pun aku pergi.

"Baik terima kasih Rene, kami akan segera kesana." Jawab Ara sambil mengambil cangkir teh nya dan meminum nya.

"Apa kamu puas atas pernikahan ini?" Tanya Gavin.

Ara yang mendengar nya, menaruh cangkir teh nya kembali, tanpa melihat Gavin dia berdiri dari tempat duduknya.

"Saya sangat puas tuan Gavin." Ujar Ara tanpa menatap nya dan langsung pergi meninggalkan Gavin begitu saja.

"Sebenarnya yang ingin menikah itu aku atau dia sih? Kenapa dia lebih angkuh? Dan bahkan meninggalkan aku sendirian." Gumam Gavin.

......

Di ruang makan tengah berkumpul kedua kakak ku dan kedua kakak ipar ku, begitu juga Arkana anak Alvaro dan Jovita, dan ada tuan dan nyonya Steward dan kakek dari Gavin.

"Tante Alaa !!!!" Teriak Arkana sambil berlari menghampiri Ara.

"Halo Arka.." Ujar Ara, yang menundukkan badannya dan menggendong Arka.

"Arka, ayo turun Arka kan berat" Ujar Jovi ibunya.

"Aduh kak Jovi berat apanya sih." Jawab Ara.

Tidak lama kemudian Gavin muncul dari belakang Ara dan duduk di sebelah kakeknya. Ara pun berjalan ke sebelah Alva dan duduk di sebelahnya, lalu memberikan Arka ke Alva karena Arka meminta duduk di pangkuan ayah nya.

"Oke, jadi pernikahan nya akan diadakan hari Minggu, semua nya akan di siapkan oleh keluarga, pernikahan di adakan di hotel Steward dan setelah menikah kalian akan tinggal di hotel Steward lantai paling atas, atau bisa di bilang rumah Ara." Ujar kakek Gavin.

"Waw, kakek saya sangat terkejut atas keputusan ini, anda benar-benar bijaksana." Ujar Ara sambil tersenyum.

"Kakek hanya tidak mau kamu murung karena harus meninggalkan tempat tinggal tersayang mu itu Ara, lagipula ini hanya pernikahan sementara, sebenarnya saya sangat berharap pernikahan ini akan selama nya." Ujar kakek Gavin.

Ara yang mendengar nya tersenyum pahit dan menyeruput air putih di depan nya.

"Saya juga ingin seperti itu, tapi pasti tidak akan nyaman bagi Gavin kek, dengan begini saja saya sudah merasa puas" Jawab Ara dengan santai.

Gavin yang mendengar jawaban Ara menatap tajam Ara.

"Yah apa daya pernikahan bagi Arabelle mungkin hanya sebuah permainan, tapi saya tidak keberatan kok untuk mengikuti permainan konyol ini, apalagi menguntungkan bagi saya" Jawab Gavin dengan senyum kecil.

"Apa-apaan ucapanmu itu Gavin?!" Bentak Ade yang kesal.

"Bukankah itu sebuah kenyataan yang ada sekarang?" Jawab Gavin lagi.

"Tutup mulutmu Gavin, kalian akan menikah" ucap kakek Gavin.

"Hah.. Baiklah" Jawabnya.

"Karena keadaannya seperti ini, sepertinya akan bagus jika kalian bisa mencari baju pengantin bersama dan melakukan foto prewedding lusa. Supaya bisa mempererat hubungan kalian juga." Ujar tuan Steward.

"Maaf tuan, saya harus bekerja." Ujar Gavin sopan.

"Bekerja apanya, semua akan di handel oleh kakek selama persiapan pernikahan mu, jadi jangan harap kamu bisa mencari-cari alasan" ujar kakek Gavin.

Gavin hanya diam membuang mukanya dan merasa kesal. Ara hanya menatap Gavin yang kesal.

"Ayo mari di makan" Ujar tuan Steward.

Semua nya pun menyantap hidangan makan malam di rumah Steward.

........

Pertemuan pun telah usai, kami sekeluarga mengantar kepulangan keluarga Sparkel hingga teras rumah.

"Besok aku akan jemput kamu jam 10 pagi." Ujar Gavin ketus.

"Oke, aku akan menunggu" Jawab Ara sambil mengedipkan satu matanya.

"Baiklah, kami pulang dulu. Terima kasih atas hidangan nya." Ujar kakek Gavin.

Mereka pun masuk ke mobil dan bergegas pulang. Mobil pun melaju menjauh hingga tidak terlihat.

"Ara, kamu kenapa? Kamu nggak apa-apa? Kamu pucat." Tanya nyonya Steward yang khawatir ketika tidak sengaja melihat wajah Ara yang pucat pasi.

"Ma, aku nggak bisa bernafas" jawab Ara.

Seketika semua panik dan langsung menggendong Ara ke dalam kamar.

"Mama, tante Ala kenapa?" Tanya Arkana.

"Tante sakit sayang, ayo masuk." Ujar Jovita.

Sesampai nya di kamar Ara di beri obat oleh Meisie yang terlihat khawatir, ya, tidak ada satu pun yang tidak khawatir saat ini.

Setelah meminum obat, Ara sudah lebih tenang.

"Kamu kenapa? Apa karena shock atau capek?" Tanya tuan Steward sambil memegang wajah anak bungsu nya dengan penuh kasih sayang.

"Aku hanya terlalu bahagia pa" Jawab Ara.

"Jangan bilang bahagia kalau kamu nggak bahagia Ara, pernikahan ini boleh nggak kalau kamu nggak usah jadi aja?" Ujar Ade.

"De" ucap Meisie sambil merangkul Ade.

"Kak, Ara baik-baik saja, dan Ara akan terus bahagia dan baik-baik saja sampai akhir hayat Ara karena Ara memiliki kalian semua yang mencintai Ara, dan bisa memiliki seseorang yang sudah lama Ara cintai, meskipun dia tidak mencintai Ara." Ucap Ara.

"Ara kamu benar-benar akan seperti ini?" Tanya Jovita yang seketika tangisan nya pecah di hadapanku bersamaan dengan pertanyaannya.

"Iya kak." Jawab Ara.

"Mama kenapa nangis?" Tanya Arka.

Seketika dengan di awali pecah nya tangisan Jovita dan di susul dengan tangisan nyonya Steward hingga semua yang disitu pun ikut menangis termasuk Arkana yang meskipun ia menangis hanya karena ikut-ikutan karena semuanya menangis.

Termasuk Rene pelayan setia Ara dari kecil yang menangis di balik pintu.

Seketika malam itu menjadi malam sendu di dalam kediaman keluarga Steward.

Bersambung..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!