NovelToon NovelToon

Perubahan Gadis Culun

Di Bedakan

Stephanie itulah namanya, dia terlahir dari keluarga kaya raya.

Maminya seorang mantan model terkenal sangat cantik dan di usianya yang telah memasuki umur 50 tahun, Mami Cindy masih terlihat ramping dan cantik.

Papinya seorang pengusaha ternama di bidang property dan ekspedisi, paras Papi Endrik juga ganteng dan tampan.

Namun, paras Stephanie tidak secantik adik kembarnya yakni Meymey dan Meylan.

Stephanie selalu di kucilkan oleh kedua adik dan orang tuanya karena memiliki kulit yang hitam dan tubuh gemuk, tidak seperti saudara.

Wajah gadis itu pun penuh jerawat menjijikkan, tak semulus Memmey atau pun setirus pipi Meylan.Dia hanya memiliki satu kelebihan, yaitu otaknya cerdas.

Stephanie merasa kecewa karena kelebihannya ini di manfaatkan oleh teman- teman kuliahnya, semua mau berteman dengannya hanya karena dia pintar dan cerdas.

Stephanie selalu bersedia membantu teman- teman di saat mereka tidak bisa mengerjakan tugas tugas kuliahnya.

Stephanie juga punya seorang kekasih bernama Erik, seorang yang sangat tampan dan banyak wanita yang mengidolakan di kampus.

Namun kenyataan pahit terjadi padanya, ternyata Erik bersedia jadi kekasihnya karena dia anak orang kaya.

Setiap keinginan dan kemauan Erik selalu dia turuti, itu dulu saat dia belum tahu siapa Erik sebenarnya.

Seperti biasa pagi yang indah, dia menikmati sarapannya bersama orang tua dan dua adiknya.

Namun selalu saja dia di sindir dan di hina di setiap kebersamaan mereka.

"Phanie, mulai hari ini mami nggak akan mengantarmu kuliah lagi "ucap mami Cindy ketus.

"Memangnya kenapa, Mi?"tanyanya bingung.

"Mami malu tahu gak !selalu saja teman-teman sosialita mami menyindir gara-gara tahu kalau kamu itu anak mami!"Mami Cindy mendengus kesal, hingga membanting sendok dan garpu di tangannya.

"Emang apa salah Phanie, Mi?"tanyanya heran.

"Ka Phanie ini nggak nyadar banget si, lihat tuh postur tubuh kakak sudah kaya kerbau saja "cibir Meymey ketus.

"Iya, wajah juga penuh jerawat seperti itu"cibir Meylan ketus.

"Papi juga heran sama kamu Phanie, adik- adikmu ini cantik- cantik tapi kamu kok seperti ini?penampilanmu kalah sama mamimu yang umur sudah 50 tahun tapi masih cantik dan ramping "cibir papi Endrik.

"Ga tahu itu pi, dulu waktu hamil Phanie mami ngidam apa sampai Phanie jelek banget seperti itu "cibir Mami Cindy melirik sinis ke arah Stephanie.

"Pi, mami pergi dulu ada arisan sama teman teman "ucap Mami Cindy menyudahi sarapannya.

"Mi, tunggu!Meymey nebeng ke kampus dong .."rengeknya .

Meymey pun menyudahi sarapannya, berlari kecil menyusul Mami Cindy.

"Papi juga mau ke kantor, kamu mau ikut nebeng ga Meylan ke kampusmu "ucap Papi Endrik tersenyum pada Meylan.

"Siap bos, jelas ikutlah pi"ucap Meylan bangkit mengikuti Papi Endrik.

"Pi-papi, tunggu Pi!..Phanie nebeng juga ya, Pi!.."teriak Phanie berlari kecil mengejar papi dan Meylan.

Papi Endrik dan Meylan sejenak berhenti dan menoleh pada Stephanie.

"Ngapain sih kamu nebeng papi, mami saja nggak mau antar kamu apa lagi papi, bisa ancur reputasi papi sama teman- teman kampus Meylan "sindir Papi Endrik ketus pada Stephanie.

"Ini duit buat kamu pesan taxi on line atau ojek"ucap papi Endrik seraya melempar uang dua lembar ratusan ribu.

Setelah itu papi Endrik dan Meylan melanjutkan langkahnya kembali.

Namun lagi- lagi Stephanie memanggil manggil Papi Endrik.

"Pi-papi, tunggu!"teriak Stephanie berlari menghampiri Papi Endrik.

"Ada apa lagi sih, apa duit dua ratus ribu masih kurang?ini papi kasih seratus ribu lagi"ucap Papi Endrik akan memberikan uang kembali seraya mengambil dompetnya dari kantong saku celananya.

Namun saat papi Endrik mengambil dompetnya, Stephanie berucap "bukan duit yang Phanie mau pi.

"Terus apa kalau bukan duit?"cebik papi Endrik ketus.

"Pi, kampus Phanie sama Meylan kan sama, kenapa nggak sekalian saja Phanie nebeng, ini duitnya balikin saja "ucap Phanie seraya menyodorkan uang dua ratus ribu.

Namun Papi Endrik tak mau menerimanya bahkan berlalu begitu saja menuntun Meylan, tanpa menghiraukan Stephanie yang mematung.

Stephanie hanya bisa menghela nafas panjang dan dirinya segera memesan ojek.

Biarpun Stephanie hidup berkecukupan, namun dirinya tidak seboros kedua adiknya.

Stephanie lebih suka naik ojek dari pada taxi on line supaya lebih irit, sisa uang bisa di tabung oleh Stephanie.

Umur Stephanie dengan kedua adik kembarnya hanya selisih 1 tahun.Kuliah juga di kampus yang sama, namun tidak pernah kedua adiknya mau bertegur sapa dengannya saat berada di kampus.

Tak berapa lama kemudian, sampailah Stephanie di kampusnya.

"Phanie phan, untung kamu sudah sampai "sapa Saras seraya tersenyum riang.

"Iya Phan, kami nungguin kamu "ucap Sari.

"Memang kalian berdua kenapa nyariin aku?"tanya Stephanie mengernyitkan alis tanda bingung.

"Hhhee biasa Phan, kami berdua kesulitan mengerjakan tugas matematika dari pak Jarwo "ucap Saras tersipu malu.

"Ya sudah ayuk kita ke kelas, nanti aku ajarin sampai kalian berdua paham dan bisa mengerjakan sendiri "ucap Stephanie menyunggingkan senyum.

Stephanie, Saras dan Sari melangkah berdampingan menuju ke kelas mereka.

Selagi berjalan, ada seorang cowo memanggil nama Stephanie.

"Stephanie, tunggu!"panggil cowo tersebut."

Stephanie dan kedua temannya menghentikan langkah, mereka serentak menoleh ke arah sumber suara.

"Cowo kamu itu Phan?"ucap Sari melirik pada Stephanie.

"Sebaiknya kalian berdua ke kelas terlebih dulu, nanti aku nyusul "ucap Stephanie menatap ke arah Sari dan Saras.

Kedua teman Stephanie menuruti kemauannya, mereka melangkah ke kelas terlebih dahulu dengan perasaaan kesal pada Stephanie.

Kedua temannya merencanakan hal buruk untuk mengerjai Stephanie, dengan menaruh ember di atas pintu yang di isi air comberan.

Dan jika Stephanie masuk membuka pintu air itu akan tertumpah di kepalanya.

Sementara Stephanie menemui pacarnya.

"Ada apa Erik ?"tanya Stephanie tersenyum manis.

"Sayang, tolongin aku dong "rengeknya seraya pasang wajah memelas.

"Memangnya ada apa sih?kok sepertinya kamu sedang ada masalah?"tanya Stephanie seraya mengernyitkan alisnya.

"Ibuku lagi sakit sementara stok obat habis , aku ga bisa membelikannya obat karena aku tak punya uang "ucap Erik seraya masih dengan wajah memelas.

"Oohh maksudmu mau pinjem uangku kan?"tanya Stephanie memastikan.

"Hhee iya sayang, ga banyak kok cuma seratus lima puluh ribu saja "ucap Erik tertunduk malu.

"Ini kebetulan aku ada uang seratus lima puluh ribu "Stephanie memberikannya pada Erik.

"Terima kasih ya sayang, kamu memang pacarku yang terbaik ya sudah aku pergi dulu ya karena sebentar lagi bel masuk berbunyi "ucap Erik berlalu begitu saja meninggalkan Stephanie.

"Hhemm anehh, padahal bel masuk masih lama eeehh pergi begitu saja "gerutu Stephanie seraya melangkahkan kaki menuju ke kelasnya.

"Byur..."

Stephanie basah kuyup oleh air comberan yang tertumpah dari ember yang ada di atas pintu kelas.

Gelak tawa riuh terdengar di kelas tersebut.

Saat Stephanie akan melangkah ke bangkunya, ada teman yang melempar kulit pisang tepat saat Stephanie akan melangkah, hingga Stephanie terjatuh.

Lagi lagi teman teman kelasnya tertawa ngakak.

Hal ini terjadi bukan sekali atau dua kali tapi berkali kali, namun Stephanie tak pernah membalas kelakuan semua temannya.

Sementara tanpa sepengetahuan Stephanie, Erik saat ini sedang di kantin bersama kedua temannya.

"Nech dapat juga kan duitnya "ucap Erik menunjukkan uang nominal seratus lima puluh ribu pada ke dua temannya.

"Pinter kamu ya, selalu saja pacar jelekmu itu menuruti maumu "ucap Darwo terkekeh.

"Iya secara tuh cewe jelek kan cinta banget sama Erik "ucap Dery terkekeh pula.

"Mau sampai kapan kamu pacaran sama si buruk lupa itu?"tanya Darwo penasaran.

"Ga lama lagi juga bakalan aku putusin si buruk rupa"jawab Erik tersenyum sinis.

🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯

Hay ka,mohon dukungan like,vote,favoritnya dongg..

Supaya author semangat up..

Terima kasih kaka readerss yang syantik☺☺

Di Anak Tirikan

Hari berikutnya di saat sarapan bersama, Papi Erik memberi hadiah pada kedua adik kembar Stephanie.

"Sayangnya papi, Meymey sama Meylan. Papi punya hadiah spesial buat kalian berdua"ucap Papi Endrik sumringah.

"Serius pi, wahh kami jadi penasaran nech ya nggak Meymey?"ucap Meylan seraya tak sabar ingin melihat hadiah dari Papi Endrik.

"Tutup mata kalian dulu, yuk mi, kamu tuntun Meymey, papi tuntun Meylan kita ke halaman rumah tapi kalian ga boleh ngintip "ucap papi Endrik.

Meymey dan Meylan menggangguk tanda setuju.

Meymey memejamkan mata seraya di tuntun oleh Mami Cindy, sedangkan Meylan dengan kondisi mata tertutup di tuntun Papi Endrik.

Tak berapa lama, mereka telah sampai di halaman rumah yang sangat luas bagaikan hamparan padang rumput luas.

Stephanie merasa penasaran dengan hadiah yang di berikan papinya untuk kedua adiknya, hingga dirinya menyusul ke halaman rumah.

Saat Stephanie telah sampai di halaman rumah, dirinya begitu terkejut melihat hadiah yang di berikan oleh Papi Endrik untuk kedua adiknya.

"Ya ampun papi selalu memanjakan kedua adikku dengan barang mewah, harusnya jangan seperti ini, kan tidak baik "gerutu Stephanie saat melihat kedua adiknya kegirangan di beri hadiah masing masing sebuah mobil.

Stephanie sama sekali tak iri justru dirinya prihatin dengan sikap orang tuanya yang terlalu memanjakan Meymey dan Meylan.

Menurut Stephanie, harusnya orang tuanya bisa mengatur keuangan karena orang hidup tak selamanya ada di atas, roda itu berputar.

Lebih baik di tabung daripada di hambur hamburkan.

Stephanie hanya bisa menghela nafas panjang dan geleng geleng kepala saat melihatnya.

"Lihat tuh Meylan!pasti ka Phanie iri sama kita yang mendapat hadiah mobil dari papi, sementara ka Phanie tidak di beri hadiah apa- apa"cibir Meymey menatap sinis ke arah Stephanie.

"Kamu nggak usah iri sama kedua adikmu Phanie, karena memang mereka pantas mendapatkan hadiah mobil "ucap mami Cindy melirik sinis ke arah Stephanie."

"Mi!Phanie sama sekali ga iri sama Meymey maupun Meylan, justru Phanie prihatin sama mami dan papi "ucap Stephanie mendengus kesal.

"Apa maksud ucapanmu ini Phanie?!"hardik Papi Endrik mulai kesal.

"Maaf pi bukan Phanie menggurui papi, tapi seharusnya papi jangan terlalu menghambur hamburkan uang, lebih baik di tabung untuk hari tua mami dan papi "ucap Stephanie sekenanya.

"Itu sama saja kamu iri Phanie !"bentak Mami Cindy.

"Papi juga punya hadiah buatmu Phanie, kamu nggak usah iri sama adik adikmu "ucap papi Endrik ketus.

"Memangnya papi siapin hadiah apa buat Phanie?"tanya Mami Cindy mengernyitkan alis.

"Ya mi!papi sudah membuat sebuah keputusan yang matang untuk Phanie, yakni papi akan memindahkan kuliah Phanie di desa di dekat rumah grandma dan grandpa"ucap Papi Endrik.

"Kenapa pi, kok kuliah Phanie di pindah?"tanya Stephanie menyelidik.

"Kamu tidak pantas satu kampus dengan kedua adikmu, lagipula kamu sendiri yang tadi ajari papi biar irit, makanya papi mau pindahkan kamu di kampus dekat rumah grandma kan bayarnya murah kualitas pas buatmu "ucap Papi Endrik panjang lebar.

"Benar juga sih pi, mami juga setuju dengan keputusan papi "ucap Mami Cindy menyeringai licik.

"Ya sudah pi mi kalau itu menjadi keputusan kalian berdua, Phanie terima. Lagi pula Phanie juga bisa nemenin grandma dan grandpa "ucap Stephanie seraya mengembangkan senyum.

Inilah kelebihan dari Stephanie, tak pernah iri dengan apa yang di berikan orang tuanya pada adik kembarnya.

Stephanie juga tak pernah membantah keinginan orang tuanya, selagi menurutnya tidak merugikan baginya.

Stephanie juga bukan gadis yang cengeng yang sebentar sebentar nangis.

Dimanapun kuliahnya, bagi Stephanie tidaklah masalah yang penting Stephanie bisa terus belajar.

"Sekarang juga kamu bersiap -siap, beresin barang- barang yang kiranya mau kamu bawa ke rumah grandma dan grandpa "ucap Papi Endrik memerintah Stephanie.

"Baik pi!Phanie ke kamar dulu ya untuk menata barang yang akan Phanie bawa "ucap Phanie seraya melangkahkan kaki menuju ke kamar.

"Aku tahu pi mi!semua ini kalian lakukan karena aku tidak secantik kedua adikku, tapi aku akan buat kalian menyayangiku mengasihiku seperti yang kalian lakukan pada si kembar.

"Aku tidak menyalahkan apa yang kalian lakukan saat ini padaku justru aku akan membuat perubahan pada diriku, itu semua aku lakukan karena aku sangat menyayangi papi mami dan kedua adikku.

Aku yakin aku pasti mampu merubah tubuhku ini menjadi langsing, wajahku ini kelak akan mulus tak berjerawat lagi.

Demikian gerutuan Stephanie sembari menatap dirinya di cermin dan dengan sangat yakin ingin merubah hidupnya yang saat ini terlihat sangat jelek.

Stephanie selalu mengoreksi diri, tak pernah menyalahkan orang tua dan kedua adiknya.

Stephanie menyadari tak bisa mengontrol nafsu makannya yang sebentar- bentar makan hingga tubuhnya gembrot seperti sekarang ini.

"Phanie!buruan ayuk kita berangkat "panggil Papi Endrik.

"Baik pi, tunggu sebentar "jawab Stephanie seraya terburu buru keluar dari kamarnya seraya menenteng tas koper besar.

Phanie lekas masuk dalam mobil Papi Endrik di ikuti oleh papi dan maminya serta si kembar.

Mereka pergi dengan menggunakan dua mobil, karena satu mobil tidaklah muat karena gemuknya tubuh Stephanie.

Jarak rumah grandma dan grandpa lumayan jauh dari rumah papi Endrik.

Setelah menempuh perjalanan 3 jam ,barulah mereka sampai di desa grandma dan grandpa.

"Eehh cucu -cucuku yang cantik pada kemari, senengnya grandma "ucap grandma langsung memeluk tiga cucunya seraya bergantian.

Begitu pula yang di lakukan oleh grandpa tak beda dengan yang di lakukan oleh grandma.

Kedatangan keluarga Papi Endrik tak lepas dari sorotan para tetangga yang sangat heran melihat tiga anak Papi Endrik.

"Eh lihat tuh!yang dua cantik rupanya bagai pinang di belah dua, beda sama yang satunya seperti pinang di belah kapak "cibir tetangga A.

"Jangan -jangan Phanie itu cuma anak pungut, lihat saja dech nggak ada kemiripannya sama papi mami dan kedua adiknya "cibir tetangga B.

"Phanie jelek banget, sudah hitam gembrot mukanya penuh jerawat nggak rupa muka nyeremin iihh mana ada laki- laki yang mau jadi pacarnya "cibir tetangga C.

Semua cibiran di dengar oleh keluarga papi Endrik, terutama oleh Stephanie.

Namun Stephanie tidak melabrak para tetangga grandpa karena semua yang di ucapkan para tetangga tersebut tentang dirinya adalah fakta.

Stephanie merasa malu dengan dirinya sendiri hingga Stephanie masuk rumah grandpa terlebih dulu dari orang tua dan adik adiknya.

Grandma menyusul langkah Stephanie.

"Nak!kamu jangan ambil pusing omongan tetangga grandma, nggak usah di ambil hati ya sayang "ucap grandma menghibur Stephanie.

🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐🤐

Usaha Diet

Tak berselang lama, semua duduk di ruang tamu.Papi Endrik mengutarakan pada grandpa dan grandma niat hatinya datang bersama anak anak.

"Mom dad!Endrik kemari karena ada suatu kepentingan yakni ingin supaya Stephanie kuliah di kampus dekat rumah kalian "ucap papi Endrik .

"Loh!memangnya kenapa dengan tempat kuliah Stephanie yang sekarang?bukannya tempat kuliah itu yang bonafit dan favorit di kalangan elit sepertimu sebagai seorang pengusaha?"tanya grandpa mengernyitkan alis tanda bingung.

"Iya dad!Endrik tahu tapi ini demi kebaikan kalian juga biar nggak kesepian kalau ada Stephanie kan jadi suasana rumah hangat "ucap Papi Endrik .

"Mommy tahu kok alasan yang sebenarnya kamu ingin memindahkan Stephanie kemari, karena Stephanie beda nggak seperti kedua adiknya iya kan?!harusnya kalian sebagai orang tua tidak boleh membedakan anak -anak kalian, setiap anak punya kelebihan dan kekurangan masing -masing, jangan jadikan kekurangan Stephanie ini membuat kalian bersikap tak adil padanya "ucap grandma memberi nasehat pada orang tua Stephanie.

Sejenak orang tua Stephanie tak bisa berkata-kata lagi, baik Papi Endrik maupun Mami Cindy hanya tertunduk lesu dan terdiam.

Hingga Stephanie tak tega melihat orang tuanya murung.

"Grandma salah, mami sama papi nggak pernah membedakan anak -anaknya.Justru Phanie yang menginginkan untuk tinggal di sini supaya bisa menemani grandpa dan grandma "ucap Stephanie meyakinkan grandmanya.

"Ya sudah, kamu tinggal saja di sini sama grandpa dan grandma "ucap grandpa menengahi.

"Baiklah mom dad, Endrik mau mendaftarkan Stephanie dulu di fakultas seberang jalan itu "ucap Papi Endrik seraya bangkit dari duduknya.

Papi Endrik mencolek lengan Stephanie untuk ikut dengannya ke fakultas seberang jalan rumah grandpa.

1 Jam kemudian Stephanie dan Papi Endrik telah kembali ke rumah grandpa dan grandma.

Kemudian Papi Endrik beserta Mami Cindy dan si kembar berpamitan pada grandpa dan grandma.

"Dad mom!kalian tenang saja mengenai segala kebutuhan Stephanie pasti Endrik penuhi supaya tidak merepotkan kalian, setiap bulannya Endrik akan transfer uang untuk biaya selama Stephanie di sini "ucap Papi Endrik menyakinkan grandpa dan grandma.

Setelah itu papi Endrik ,Mami Cindy dan si kembar pulang.

Seperginya orang tua Stephanie dan si kembar, Stephanie lekas menuju ke kamarnya yang telah di siapkan oleh grandma untuknya.

Stephanie menata semua barang bawaannya ke dalam lemari .Dirinya sesekali berhenti dan menatap wajah serta tubuhnya di cermin besar yang ada di kamar itu.

"Tubuh kok gembrot seperti ini, kulit hitam, ya ampun wajah sudah mirip minyak untuk penggorengan, pantes sekali aku di juluki gadis buruk rupa oleh semua teman di kampus"gerutu Stephanie.

Saat sedang asik bercermin ,grandma datang menghampiri.

"Kamu kenapa cucuku?"tanya grandma penasaran.

"Phanie ingin merubah diri Phanie jadi lebih baik grandma, supaya ga mendapat julukan gadis buruk rupa lagi dan supaya papi mami dan kedua adikku nggak ngebuly Phanie lagi "ucap Stephanie antusias.

"Kamu yakin Phanie?"tanya grandma kembali.

"Phanie sangat yakin grandma, mulai besok Phanie akan joging setiap pagi dan mengurangi nafsu makan Phanie "ucapnya sumringah.

"Sedikit demi sedikit dulu grandma, karena kalau Phanie langsung melakukan perubahan total khawatir malah efek di tubuh nggak bagus, semua kan butuh proses ga langsung instan ya grandma "ucap Stephanie terkekeh.

"Kamu yang sabar ya nak, sebenernya kamu tak perlu melakukan semua itu, tampilah apa adanya saja "ucap grandma.

"Ga grandma!Stephanie ingin merubah takdir Stephanie supaya semua orang tidak mencibir Stephanie lagi grandma "ucap Stephanie antusias.

Waktu makan malam telah tiba, namun saat granda mengajak makan malam Stephanie, dirinya tidak mau.

Stephanie ingin mulai diet, dengan tidak makan di tengah malam menjelang tidur yang bisa menumpuk lemak.

Grandma dan grandpa merasa iba dengan apa yang di lakukan cucu kesayangannya ini, tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa.

Mereka akan memberi semangat selalu buat Stephanie dan akan membantu Stephanie untuk bisa merubah postur tubuh dan wajah Stephanie supaya lebih baik.

Tak terasa pagi menjelang , Stephanie sengaja bangun lebih awal untuk bisa melakukan jogging di pagi hari.

Selesai jogging, Stephanie merasakan lapar yang teramat sangat karena malam tak makan malam.

Namun saat sarapan, Stephanie mengatur porsi makannya sesuai kebutuhan.

Stephanie yang mengidolakan minuman manis kini juga mengganti pemanis yang lebih sehat.

Stephanie juga memilah- milah makanan yang tepat yakni tidak makan makanan yang berminyak seperti gorengan.

Stephanie benar benar ingin menerapkan hidup sehat untuk dirinya.

Semua hal yang buruk yang dulu Stephanie lakukan kini Stephanie ingin menjauhinya.

Dulu Stephanie suka sekali ngemil, suka sekali makan yang manis- manis, sebentar sebentar makan, apa lagi jika bangun di tengah malam pasti Stephanie tak melewatkan makan di tengah malam.

Langkah awal yang Stephanie lakukan untuk merubah diri yakni Stephanie ingin menurunkan berat badannya.

Trik yang di lakukan Stephanie yakni :

1.Olahraga teratur

2.Mengurangi karbohidrat olahan

3.Protein untuk sarapan.

4.Mengkonsumsi makanan berserat

5.Minum teh hijau

6.Konsumsi probiotik

7.Tidur cukup.

Itulah yang saat ini sedang Stephanie lakukan untuk menurunkan berat badannya.

Walaupun ini sangat menyiksa dirinya, makanya Stephanie melakukan perubahan tidak secara langsung atau drastis, melainkan secara step by step.

Supaya tubuhnya tidak merasa kaget dan tidak mengakibatkan sakit.

Baru sehari Stephanie menjalankan program dietnya, dirinya merasakan tak karuan rasanya.

"Apa aku mampu, baru satu hari saja aku diet seperti satu abad rasanya sangat menyiksa"gerutunya.

Sebentar sebentar perut Stephanie berbunyi karena merasa lapar yang teramat sangat.

Hal ini sampai terdengar oleh grandma yang sedang bersama Stephanie.

"Cucuku, sebaiknya kamu hentikan saja niatmu untuk diet karena grandma perhatikan sebentar -sebentar perutmu bunyi, pasti kamu tersiksa menahan lapar kan?"ucap grandma memberi saran karena tak tega melihat Stephanie kelaparan.

"Heeee nggak apa apa kok grandma, masa baru berjalan sehari sudah berhenti?lihatlah grandma, badan Stephanie masih seperti kerbau gini kok "ucap Stephanie terkekeh.

"Jangan di paksakan nak, entar kamu bisa sakit loh, menurut grandpa sebaiknya apa adanya saja yang penting hatimu baik "ucap grandpa mencoba membujuk Stephanie untuk menghentikan niatnya merubah dirinya .

"Grandpa dan grandma nggak perlu risau, semua demi kebaikan Stephanie, juga biar Stephanie lebih sehat "ucap Stephanie tersenyum riang.

Grandpa dan grandma hanya bisa geleng- geleng kepala seraya menghela nafas panjang melihat kegigihan cucunya untuk benar benar bisa merubah postur tubuhnya jadi langsing dan wajahnya lebih tirus dan mulus.

"Ini semua gara gara Endrik dan Cindy yang selalu membedakan dan membandingkan Stephanie dengan si kembar Meymey dan Meylan "gerutu grandma kesal.

🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳

Mohon dukungan like,vote,favorite..

Terima kasih..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!