Tolooong Tolooong!, jerit suara orang-orang yang sedang panik dan ketakutan karena terjadi gempa dahsyat didaerah sebelah timur tanah jawa. Pada waktu itu, siang waktu setempat, awan gelap, hujan petir, badai, angin bergemuruh seakan-akan daerah timur tanah jawa akan hancur. Tiba-tiba tanah didaerah itu retak dan terbelah, lalu munculah makhluk-makhluk aneh dari dalam tanah, yang ternyata makhluk-makhluk itu adalah mayat hidup yang sengaja dibangkitkan kembali oleh Amuka, yaitu seorang penyihir jahat yang berbadan kekar dan berkulit hitam yang akan menghancurkan kerajaan suryaloka yaitu kerajaan terbesar seantero tanah jawa.
"Bangkitlah semua pasukanku, akulah junjunganmu", kata penyihir jahat Amuka.
Amuka sebenarnya dulu adalah penasehat kerajaan suryaloka, dia penganut ilmu sihir yang kejam, dia memiliki kesaktian itu setelah dia bertapa digunung raong dan bersekutu dengan Raja iblis Kalazar. Kalazar adalah Raja iblis ditanah jawa yang memiliki dua kepala yang bisa menyemburkan api, bertanduk, tinggi besar seperti raksasa, berkulit merah menyala. Dia penguasa gunung raong didaerah sebelah timur tanah jawa.
Banyak korban manusia didaerah itu akibat kejadian bencana tersebut, sampai-sampai Maha Raja Aryawijaya yang berbadan kekar berkulit kecoklatan geram mengetahui kejadian tersebut. Beliau, Maha Raja Aryawijaya sebenarnya menyadari akan datangnya kejadiaan bencana itu bakal terjadi karena Beliau sudah diberitahu oleh mendiang Ayahndanya yaitu Maha Raja Sabdawijaya sewaktu Maha Raja Aryawijaya masih menjadi putra mahkota dulu. Maha Raja Sabdawijaya berbadan gemuk, Beliau bilang kalau suatu saat mantan penasehat kerajaan suryaloka yaitu Amuka akan menghancurkan suryaloka karena Amuka ingin menguasai kerajaan ini, sebab dulu Maha Raja Sabdawijaya sudah lama mencium gerak-gerik Amuka yang ingin menguasai kekuasaan Beliau.
Maka dari itu Maha Raja Sabdawijaya melepas jabatan Amuka sebagai penasehat kerajaan dan mengusirnya dari suryaloka.
Disaat Amuka diusir oleh Beliau yaitu mendiang Maha Raja Sabdawijaya, Amuka bersumpah akan menghancurkan suryaloka dengan kesaktian yang dia miliki suatu saat nanti. Amuka akan datang ditandai dengan adanya kejadian bencana tersebut setelah kesaktiaannya sempurna, dan dia akan membawa pasukkan para iblis dan para mayat hidup yang akan dibangkitkannya suatu saat nanti.
Setelah itu Maha Raja Aryawijaya memerintahkan putranya yaitu Pangeran Gunawijaya untuk menyiapkan semua pasukan suryaloka untuk segera bersiap menyambut kedatangan penyihir Amuka beserta bala prajuritnya, karena sebentar lagi perang besar akan terjadi disuryaloka.
"Kenapa Ayahnda Raja menyuruh saya untuk menyiapkan semua prajurit untuk berperang, sebenarnya apa yang terjadi", tanya Pangeran Gunawijaya pada Ayahndanya yaitu Maha Raja Aryawijaya.
"Kita akan kedatangan tamu, karena bencana ini bukan bencana biasa putraku", jawab Maha Raja Aryawijaya.
Akhirnya Maha Raja Aryawijaya menceritakan tentang apa yang ia ketahui dari dulu akan terjadinya hal ini pada putranya yaitu Pangeran Gunawijaya. Setelah itu dengan ilmu pameling yang bisa memanggil seseorang dari jarak jauh, Beliau, Maha Raja Aryawijaya memanggil kelima pendekar sakti dari gunung semeru. Mereka berlima adalah kekuatan hebat, akar penopang kerajaan suryaloka, dan mereka tunduk patuh akan perintah Maha Raja Aryawijaya. Dengan sekejap kelima pendekar sakti itu datang, dan seketika itu pula mereka semua langsung tunduk dihadapan Beliau yaitu Maha Raja Aryawijaya dan siap menerima perintah darinya. Lalu Maha Raja Aryawijaya memerintahkan kelima pendekar sakti itu untuk bersiap diri untuk perang yang akan terjadi di suryaloka.
Dan dari kelima pendekar sakti itu masing-masing dari mereka memiliki kekuatan sebuah elemen yang berada didalam ini.
Pertama, Mulyo berbadan tinggi besar berkulit hitam, dia ketua dari para pendekar sakti itu yang bisa mengendalikan api, dia bisa memanggil api dari mana saja.
Kedua, Seto berwajah tampan berkulit putih, dia pengendali angin yang bisa mengendalikan angin dari segala penjuru.
Ketiga, Kuncoro berambut ikal bertubuh pendek dari kelima rekannya, dia pengendali tanah yang bisa mengendalikan tanah sesuka hatinya.
Keempat, Arum berwajah cantik berkulit putih, dia pengendali air, dia bisa mengeluarkan air dari perut bumi.
Kelima, Anjani berkulit kecoklatan berbadan seksi, dia pengendali petir yang bisa memanggil petir dari langit dan juga bisa mengeluarkan petir dari dalam tubuhnya.
Kemudian semua kesatria-kesatria hebat kerajaan suryaloka dan semua pasukannya telah bersiap diluar kerajaan untuk berperang. Lalu Maha Raja Aryawijaya yang sakti mandraguna, kesatiaannya yang terkenal adalah kekuatan seribu gajah, Beliau berpesan pada putranya yaitu Pangeran Gunawijaya?
"Putraku, setelah perang ini usai jagalah Ibunda Ratu beserta kedua adik-adikmu, ayahnda titip mereka semua", ucap Maha Raja Aryawijaya sambil meneteskan air mata sembari menepuk pundak Pangeran Gunawijaya.
"Kenapa Ayahnda Raja menangis dan berkata seperti itu", kata Pangeran gunawijaya.
"Ayahnda menangis bukan karena sedih melainkan Ayahnda bangga mempunyai putra hebat sepertimu yang bakal menjadi pahlawan bagi tanah jawa dwipa", jawab Maha Raja aryawijaya.
Sebenarnya Maha Raja Aryawijaya mempunyai tiga orang anak dari Permaisurinya yaitu Ratu Kencanawangi yang berbadan tinggi langsing berkulit kuning langsat berambut lurus panjang. Anak yang pertama yaitu Pangeran Gunawijaya yang berwajah tampan berkulit putih. Yang kedua Pangeran Gunturwijaya yang berbadan kekar berkulit sawo matang. Dan yang ketiga Putri Kumalawijaya yang berparas cantik bertubuh indah berlesung pipi dan berambut panjang.
Kemudian setelah para mayat hidup itu banyak membunuh orang didaerah timur tanah jawa, lalu Amuka mengumpulkan mereka semua dan di bantu oleh Raja Iblis Kalazar beserta para pasukan iblisnya untuk menyerang kerajaan suryaloka. Setelah beberapa lama perjalanan dari gunung raong tempat Amuka bertapa dan membangkitkan para mayat hidup, Amuka beserta pasukan dan sekutunya tiba dikerajaan suryaloka yang berjarak seratus desa dari gunung raong tanah jawa. Sekarang dari kedua belah kubu saling berhadapan, kubu Maha Raja Aryawijaya sudah siap untuk berperang dan dari kubu Amuka akan segera menghancurkan kerajaan suryaloka.
"Ohh ternyata kamu sekarang sudah menjadi Raja suryaloka Aryawijaya, dimana Ayahndamu Sabdawijaya apa dia sudah mati hahaha", tanya Amuka kepada Maha Raja aryawijaya sambil tertawa.
"Jaga ucapanmu Amuka, mulutmu yang penuh dosa tidak pantas menyebut nama Ayahndaku Maha Raja Sabdawijaya", kata Maha Raja Aryawijaya dangan nada tinggi.
"Baiklah jika mulutku penuh dosa, aku akan menambahnya lagi hahaha, pasukan seraaaaang", perintah penyerangan dari Amuka untuk menghacurkan suryaloka.
Kemudian Pangeran Gunawijaya jawara beladiri seantero tanah jawa, ahli pengguna semua senjata dan kekuatannya yang luar biasa yaitu bisa bergerak kemana saja melebihi kecepatan kilat dan juga mempunyai kesaktian lembu sekilan yang berkemampuan tidak bisa terkena senjata apapun dalam jarak satu jengkal tangan, ialah yang ditunjuk sebagai panglima perang oleh Ayahndanya yaitu Maha Raja Aryawijaya, lalu ia juga segera memberi perintah pada pasukannya untuk menyerang.
"Pasukan seraaaaang", teriak Pangeran Gunawijaya yang saat itu sedang menjadi panglima perang kerajaan suryaloka.
Akhirnya perangpun meletus, tiba-tiba Raja iblis Kalazar yang amat besar muncul dari dalam tanah dan banyak menghabisi pasakan Maha Raja Aryawijaya dengan menyemburkan api dari mulutnya. Bukan hanya menyemburkan api, tapi Raja iblis Kalazar juga banyak memakan pasukan Maha Raja Aryawijaya. Maha Raja Aryawijaya yang melihat keganasan Kalazar, Beliau langsung memukul tanah dengan tangannya hingga bergetar dan retak terbelah-belah sehingga banyak menimbulkan korban dari para pasukan musuh, itulah kedahsyatan kekuatan seribu gajah yang dimiliki oleh Maha Raja Aryawijaya.
Disisi lain Pangeran Gunawijaya dengan kemampuan gerak cepat yang ia miliki berhasil menghancurkan seratus pasukan musuh hanya dengan waktu singkat, tapi Pangeran Gunawijaya tidak bisa menggunakan kekuatannya itu terlalu lama karena akan menguras banyak tenaga dalam, dan waktu yang bisa ia gunakan untuk memulihkan kekuatan gerak cepatnya lagi yaitu sepuluh menit disaat kehabisan tenaga dalam. Setelah itu Pangeran Gunawijaya harus segera mengumpulkan tenaga dalam lagi karena kekuatannya bisa digunakan kalau Pangeran Gunawijaya sudah memiliki tenaga dalam yang cukup karena kekuatan gerak cepat Pangeran Gunawijaya melebihi kecepatan kilat.
Amuka semakin marah melihat kehancuran pasukannya, kemudian dia mengeluarkan kesaktian yang mengerikan yaitu sinar iblis yang muncul dari tongkatnya. Lalu Amuka mengarahkan sinar itu pada pasukan Maha Raja Aryawijaya, seketika itu pasukan Maha Raja Aryawijaya yang terkena sinar dari tongkat Amuka akan berubah menjadi batu.
Banyak pasukan Maha Raja Aryawijaya yang berubah menjadi batu karena terkena kesaktian sinar iblis Amuka.
Kelima pendekar sakti yang melihat kesaktian Amuka, lalu mereka berlima langsung menghadapinya dengan mengeluarkan kekuatan elemen yang mereka miliki, tapi Amuka tidak mudah untuk dikalahkan karena Amuka memiliki jubah sakti pemberian Raja iblis Kalazar yang bisa menyerap kesaktian apapun yang mengarah pada dirinya.
"Kenapa kekuatan kita tidak mempan pada Amuka", kata Mulyo ketua lima pendekar sakti.
"Kita tetap harus berjuang untuk mengalahkannya", sahut Kuncoro salah satu dari lima pendekar sakti.
"Hahaha keluarkan semua kesaktian kalian, apa hanya ini kemampuan kalian, lihatlah Aryawijaya, para punggawamu tidak ada yang mampu melawanku", ocehan Amuka menghina kelima pendekar sakti.
Disisi lain Pangeran Gunturwijaya yang mempunyai kesaktian tubuh besi yang tidak bisa dilukai dengan senjata apapun dan juga memiliki pukulan halilintar yang sekali pukul jika terkena sasarannya akan hancur luluh lantah, ia dan bala pasukan yang lainnya tidak ikut dibarisan utama perang karena ia ditugaskan Ayahndanya Maha Raja Aryawijaya untuk menjaga keselamatan Ibundanya yaitu Ratu Kencanawangi dan adiknya yaitu Putri Kumalawijaya didalam kerajaan. Dan Pangeran Gunturwijaya beserta pasukannya juga ditugaskan untuk menjadi pasukan cadangan, suatu waktu dibutuhkan ia dan pasukannya harus cepat bergerak kemedan perang.
Kemudian perangpun semakin memanas, dari kubu Maha Raja Aryawijaya semakin terdesak karena pasukan Maha Raja Aryawijaya bukan menghadapi musuh sesama manusianya, melainkan pasukan mayat hidup beserta iblis.
"Ayahnda kelihatannya pasukan kita semakin terdesak, padahal kita beserta pasukan sudah banyak menghancurkan pasukan musuh tapi kenapa jumlah mereka seakan tidak berkurang tapi malah bertambah", tanya Pangeran Gunawijaya kepada Maha Raja Aryawijaya yang berada tidak jauh dari dirinya.
"Ayahnda juga merasa begitu putraku, seperti ada yang membangkitkan para pasukan musuh yang telah kita hancurkan", jawab Maha Raja Aryawijaya.
"Kalau begitu biar saya cari tahu Ayahnda, apa penyebab semua ini", kata Pangeran Gunawijaya.
"Baiklah putraku, Ayahnda merestuimu semoga kau selamat dan berhasil menemukan jawabannya", jawab Maha Raja Aryawijaya.
Akhirnya Pangeran Gunawijaya mencari jawaban itu, kenapa pasukan musuh tidak bisa berkurang malah bertambah meski sudah sebagian dihancurkan? Ternyata Amukalah penyebabnya, dia yang telah membangkitkan lagi pasukannya yang sudah dihancurkan oleh kubu Maha Raja Aryawijaya, bahkan Amuka bisa menambah pasukannya dengan ilmu membelah diri yang dia miliki. Pangeran Gunawijaya yang mengetahui kejadian itupun sempat bingung kenapa ada dua Amuka, yang satu sedang bertarung dengan kelima pendekar sakti dan satunya lagi bertugas membangkitkan para pasukannya yang telah hancur. Akhirnya Pangeran Gunawijaya menyadari bahwa Amuka memiliki ilmu membelah diri. Amuka bisa membelah dirinya menjadi dua bagian dan juga bisa membelah yang lainnya yang bukan termasuk Amuka.
Segera Pangeran Gunawijaya memberi tahu tentang hal itu pada Ayahndanya Maha Raja Aryawijaya.
Lalu tiba-tiba Maha Raja Aryawijaya mendengar suara bisikan gurunya Maha Resi Brata lewat ilmu telepati yang Ia miliki.
"Muridku Maha Raja Aryawijaya, Amuka tidak akan bisa kau kalahkan hanya dengan kesaktian yang kalian miliki, karena Amuka mempunyai jubah sakti pemberian Kalazar, jubah itu selaian bisa menyerap semua kesaktian yang mengarah padanya juga bisa membuat tubuh Amuka kebal terhadap serangan apapun, jalan satu-satunya hanya pedang mustika biru milik Nyi Roro Kidul yang bisa membunuh Amuka", kata Maha Resi Brata guru dari Maha Raja Aryawijaya.
"Terimakasih Guru atas petunjukmu, akan saya jalankan petunjuk guru secepatnya", jawab Maha Raja Aryawijaya pada gurunya Maha Resi Brata menggunakan kemampuan telepati atau kontak batin.
Kemudian Maha Raja Aryawijaya menyuruh putranya Pangeran Gunawijaya untuk meminjam pedang mustika biru pada Nyi Roro Kidul penguasa pantai selatan tanah jawa, dan Pangeran Gunawijaya segera pergi dengan menunggangi turonggo yaitu kuda terbang milik Ayahndanya yang dipanggil dari langit untuk mengantarkan Pangeran Gunawijaya kesegoro kidul menemui Ratu pantai selatan atau biasa disebut Nyi Roro Kidul. Lalu karena semakin terdesak, Maha Raja Aryawijaya menyuruh prajuritnya untuk memanggil bala bantuan yaitu Pangeran Gunturwijaya beserta para pasukannya.
"Sembah hamba Pangeran gunturwijaya, hamba diutus Maha Raja aryawijaya untuk memanggil bala bantuan karena Maha Raja Aryawijaya beserta pasukannya sekarang dalam keadaan terdesak, pangeran diharap turun kemedan perang beserta sebagian pasukan sekarang juga", pesan dari salah satu prajurit yang diutus Maha Raja Aryawijaya.
"Baiklah sekarang juga saya akan turun kemedan perang", jawab Pangeran Gunturwijaya pada prajurit pembawa pesan.
"Ayo para pasukan, mari kita turun kemedan perang, tapi sebagian harus ada yang tetap disini untuk menjaga keselamatan Bunda Ratu Kencanawangi beserta Putri Kumalawijaya", perintah Pangeran Gunturwijaya pada pasukannya.
Segera Pangeran Gunturwijaya berangkat kemedan perang beserta pasukannya. Kemudian setibanya disana Maha Raja Aryawijaya menyuruh putranya Pangeran Gunturwijaya untuk menghadapi Amuka yang bertugas membangkitkan pasukan mayat hidup yang telah hancur oleh kubu Maha Raja Aryawijaya, rencana itu sebenarnya adalah taktik atau setrategi Maha Raja aryawijaya untuk menggagalkan Amuka agar tidak bisa membangkitkan pasukannya lagi dan untuk mengulur waktu sampai Pangeran Gunawijaya datang membawa pedang mustika biru untuk mengalahkan Amuka. Lalu Pangeran Gunturwijaya bertarung habis-habisan dengan Amuka, meski berkali-kali Amuka terkena pukulan halilintar dari Pangeran Gunturwijaya, Amuka tetap tak terkalahkan karena Amuka mempunyai jubah sakti dari Raja iblis Kalazar.
"Apa sebatas itu kemampuanmu Gunturwijaya, keluarkanlah terus pukulan halilintarmu dan pukulkanlah ketubuhku bagian mana yang kau pilih", kata Amuka dengan sombongnya.
"Jangan sombong kau Amuka, rasakanlah ini pukulan halilintar tingkat tujuh, hyaaaaa hancur kau Amukaaaaa", Pangeran Gunturwijaya mengeluarkan pukulan halilintar tingkat terakhir.
Jangankan manusia, bukit karangpun bisa hancur luluh lantah jika terkena pukulan itu.
Pukulan halilintar tingkat tujuh Pangeran Gunturwijaya mengarah tepat pada kepala Amuka tapi tidak mempan padanya.
"Gunturwijaya pukulanmu hanya seperti kapas yang menempel pada kepalaku, Hahaha", ocehan Amuka.
Disisi lain lima pendekar sakti juga bertarung mati-matian dengan salah satu bagian dari Amuka, karena Amuka telah membelah diri jadi dua bagian. Kemudian Maha Raja Aryawijaya yang menghadapi Raja iblis Kalazar dengan kekuatan seribu gajah Beliau mampu merobohkan dan mematahkan tanduk Kalazar yang berada disalah satu kepalanya karena Kalazar memiliki dua kepala. Kalazar adalah Raja iblis yang besar seperti raksasa, meski dia kalah dengan Maha Raja Aryawijaya tapi Kalazar tidak bisa mati bahkan Kalazar bertambah ganas, dia mengeluarkan senjata gada mautnya dan memukul Maha Raja Aryawijaya hingga terpental jauh.
Disisi lain Pangeran Gunawijaya akhirnya tiba dipantai selatan atau Segoro kidul. Ia mulai bermeditasi sejenak diatas sebongkah batu karang untuk meminta izin pada penguasa pantai selatan yaitu Nyi Roro Kidul, agar Pangeran Gunawijaya diizinkan masuk keistananya dan bisa menemui Beliau yaitu Nyi Roro Kidul. Tak lama kemudian Pangeran Gunawijaya direstui dan diizinkan masuk keistananya oleh Nyi Roro Kidul. Akhirnya lautpun terbelah dan munculah dari dasar lautan istana Nyi Roro Kidul yang indah nan megah terbuat dari emas, dan akhirnya Pangeran Gunawijayapun segera masuk keistana tersebut.
"Sembah hamba Kanjeng Ratu, hamba diutus Ayahnda Maha Raja Aryawijaya untuk meminjam pedang mustika biru milik Kajeng Ratu guna untuk mengalahkan Amuka seorang penyihir sakti yang ingin menghancurkan kerajaan hamba suryaloka", ucap Pangeran Gunawijaya pada Nyi Roro kidul.
"Saya terima sembahmu Pangeran, berdirilah", jawab Kanjeng Ratu Kidul dengan nada lembut nan berwibawa yang duduk diatas dampar kencana atau singgahsana emas.
"Saya sudah tahu apa yang telah terjadi pada kerajaanmu Pangeran, Amuka memang penyihir sakti kebal terhadap apapun, tapi takdir Amuka mengatakan bahwa dia akan kalah ditanganmu", kata Nyi Roro Kidul sambil tersenyum manis kepada Pangeran Gunawijaya.
"Ini kuberikan padamu Pangeran, pedang mustika biru, gunakanlah sebaik mungkin untuk mengalahkan Amuka, dan suatu saat kau juga akan membutuhkannya lagi", kata Nyi Roro Kidul yang turun dari dampar kencana dan menghampiri Pangeran Gunawijaya dengan membawa pedang mustika biru yang akan diberikannya.
Bukan hanya meminjamkan tapi Nyi Roro Kidul memberikan pedang mustika biru itu pada Pangeran Gunawijaya?
"Terimakasih banyak Kajeng Ratu atas pemberian pedang mustika biru pada hamba, hamba tidak akan lupa pada kebaikkan Kanjeng Ratu yang telah memberikan pedang ini, hamba akan selalu ingat seumur hidup hamba, kalau begitu hamba mohon izin pamit Kanjeng Ratu karena kedatangan hamba ditunggu-tunggu oleh Ayahnda Maha Raja Aryawijaya", kata Pangeran Gunawijaya pada Nyi Roro Kidul.
"Baiklah Pangeran, restuku menyertaimu, semoga kau menang dalam pertempuran itu", jawab Nyi Roro Kidul pada Pangeran Gunawijaya.
Hari semakin sore mataharipun semakin tenggelam, perang yang meletus disuryaloka sejak siang hari masih belum menemukan titik terang bagi kubu Maha Raja Aryawijaya.
Lalu kubu Maha Raja Aryawijaya semakin kuwalahan, mereka semua terdesak oleh kubu Amuka sipenyihir jahat. Maha Raja Aryawijaya yang bertarung mati-matian dengan Kalazar kondisinya semakin lemah karena banyak menguras cakra atau tenaga dalam, sedangkan Kalazar dia adalah iblis, dia tidak bisa lelah ataupun mati, dan sedangkan Pangeran Gunturwijaya dan kelima pendekar sakti bertarung habis-habissan dengan Amuka yang membelah dirinya menjadi dua bagian.
Pangeran Gunturwijaya dan lima pendekar sakti tidak sanggup mengalahkan Amuka karena kesaktian amuka bukan tandingan mereka semua. Disaat Maha Raja Aryawijaya beserta Pangeran Gunturwijaya telah kehabisan tenaga serasa tidak bisa bertarung lagi, lalu bala pasukannyapun banyak yang gugur dan kelima pendekar sakti semuanya hampir tumbang karena serangan Amuka. Tiba-tiba awan gelap datang dan hujanpun turun disertai gemuruh petir dan sambaran kilat, seakan-akan langitpun menangis melihat peperangan disuryaloka.
"Sembah hamba Yang Mulya Ratu Kencanawangi.
Dari kabar yang hamba ketahui sekarang Maha Raja Aryawijaya beserta pasukannya dalam keadaan bahaya, mereka semua sangat terdesak oleh kubu Amuka", kabar dari salah satu prajurit kepada Yang Mulya Ratu Kencanawangi yaitu istri atau permaisuri Maha Raja Aryawijaya yang berada didalam kerajaan suryaloka bersama putrinya yaitu Putri Kumalawijaya.
"Bagaimana hal ini bisa terjadi, apakah Pangeran Gunawijaya belum juga datang dari laut kidul", tanya Yang Mulya Ratu Kencanawangi pada prajurit itu dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran kepada Maha Raja Aryawijaya beserta bala pasukannya.
"Sembah hamba Yang Mulya Ratu, dari sekarang Pangeran Gunawijaya memang belum datang dari Segoro kidul", jawab prajurit itu dengan nada tegas.
"Baiklah kalau begitu, segera kabari saya jika ada sesuatu yang telah terjadi dimedan perang", kata Yang Mulya Ratu Kencanawangi dengan wajah yang nampak sedih.
Kemudian prajurit itu segera pamit pada Yang Mulya Ratu Kencanawangi dan segera menuju kemedan perang.
Maha Raja Aryawijaya beserta pasukannya didalam keadaan sulit, Beliau sempat putus asa apakah ini kehancuran suryaloka, tapi Maha Raja Aryawijaya adalah seorang kesatria tangguh, meski didalam keputus asaan Beliau selalu berjuang sampai titik darah penghabisan.
"Aku sebagai Maha Raja suryaloka tidak boleh patah semangat, masih ada harapan didalam perjuanganku, putraku Gunawijaya cepatlah kau datang nak, sekarang kemenangan kita bergantung padamu, nasib suryaloka ada pada dirimu", Maha Raja Aryawijaya berkata dalam hatinya.
Perangpun terus berlangsung lautan darah seakan mengalir di suryaloka karena banyaknya jatuh korban pada kubu Maha Raja Aryawijaya.
Disisi lain Putri Kumalawijaya sedang berbicara pada Ibundanya Yang Mulya Ratu Kencanawangi didalam kerajaan suryaloka?
"Bunda Ratu, saya sangat takut akan terjadinya perang ini, apakah ini akhir dari suryaloka", kata putri kumalawijaya.
"Tidak putriku, bunda yakin kemenangan ada dipihak kita, kita berdoa pada Dewata agar suryaloka selalu dalam perlindungannya", jawab Ratu Kencanawangi pada putrinya yaitu Putri Kumalawijaya.
Dimedan perang Pangeran Gunturwijaya saling serang dengan Amuka, tapi dari kedua belah pihak antara Pangeran Gunturwijaya dan Amuka tidak terluka sama sekali meski saling serang satu sama lain karena Pangeran Gunturwijaya mempunyai tubuh besi yang tidak bisa dilukai dengan senjata apapun dan disisi lain Amuka memiliki jubah sakti yang kebal terhadap serangan apapun. Melihat pertarungan Amuka dan Pangeran Gunturwijaya, Raja iblis Kalazar yang sedang melawan Maha Raja Aryawijaya tiba-tiba mencabut gigi taringnya yang berada disalah satu kepalanya dan menghantamkannya tepat mengarah kepada Pangeran Gunturwijaya. Maha Raja Aryawijaya yang menyadari dan mengetahui akan hal itu sebelum Kalazar menghantamkan gigi taringnya kearah putranya yaitu Pangeran Gunturwijaya. Lalu Maha Raja Aryawijaya berlari sekuat tenaga menuju kearah putranya tersebut untuk menyelamatkannya dari hantaman gigi taring Kalazar.
"Putraku Gunturwijaya cepat menyingkirlah dari situ naaak!", teriak Maha Raja Aryawijaya sambil berlari kearah putranya tersebut.
Disaat Pangeran Gunturwijaya menoleh kearah Ayahndanya Maha Raja Aryawijaya karena meneriaki dirinya tiba-tiba Pangeran Gunturwijaya melihat Raja iblis Kalazar menghantamkan gigi taringnya kearahnya dengan kencang. Gigi taring itu melesat dengan kencang bak peluru yang tak terbendung dan mengeluarkan api disetiap sisinya. Dan waktu itu Pangeran Gunturwijaya tidak sempat lari dari tempatnya karena terlalu cepat gigi taring Kalazar menghantam kearah dirinya.
Tapi seketika itu tiba-tiba Maha Raja Aryawijaya menghadang gigi taring yang melesat itu dengan cepat dan menjadikan dirinya sebagai perisai pelindung bagi putranya yaitu Pangeran Gunturwijaya. Akhirnya gigi taring Kalazar yang dihantamkan kearah Pangeran Gunturwijaya menancam tepat didada Maha Raja Aryawijaya. Beliau rela dirinya menjadi pelindung demi keselamatan putranya tersebut, sebab Maha Raja Aryawijaya tahu kalau putranya tidak akan selamat jika terkena hantaman gigi taring Raja iblis Kalazar meski putranya itu memiliki kesaktian tubuh besi.
Dengan lirih dan menahan kesakitan karena terkena hantaman gigi taring Kalazar, Maha Raja Aryawijaya berpesan pada Putranya yaitu Pangeran Gunturwijaya?
"Putraku jangan kau sia-siakan pengorbanan Ayahndamu ini, biar bagaimanapun kita harus bisa memenangkan peperangan ini meski tanpa diriku, ayahnda yakin, kau beserta kandamu Gunawijaya pasti bisa menang dalam pertempuran ini, ayahnda merestuimu putraku Gunturwijaya", kata Maha Raja Aryawijaya.
Dengan bersimpa darah akhirnya Maha Raja Aryawijaya gugur dipangkuan putranya dengan wajah penuh kebahagiaan karena Maha Raja Aryawijaya sebenarnya sudah mengetahui bahwa kemenangan akan berada dipihak dirinya.
"Ayaaahhh!!!", Pangeran Gunturwijaya murka melihat kematian Ayahndanya, ia berteriak sekencangnya ketika melihat Maha Raja Aryawijaya gugur dipangkuannya.
Saat itu Pangeran Gunawijaya yang sedang menunggangi turonggo sikuda terbang milik Maha Raja Aryawijaya, merasakan ada sesuatu yang buruk telah terjadi dimedan perang suryaloka?
"Percepat terbangmu turonggo, kita harus segera sampai disuryaloka", kata Pangeran Gunawijaya dengan penuh kekhawatiran.
"Daulat Pangeran", jawab turonggo sikuda terbang berwarna putih.
Dimedan perang Pangeran Gunturwijaya yang telah murka mengeluarkan tenaga dalam terakhirnya untuk melawan Raja iblis Kalazar, akhirnya pukulan halilintar tingkat delapan terbuka tanpa ia sadari. Pangeran Gunturwijaya berlari sekencangnya kearah Kalazar dan menginjak kaki Kalazar guna untuk menjadi pijakan agar ia bisa melompat tinggi. Dengan sekuat tenaga ia langsung memukul dada Kalazar hingga Kalazar terpental jauh keluar medan perang. Tubuh Kalazar yang kuat dan begitu besar tak berdaya menahan pukulan halilintar tingkat delapan Pangeran Gunturwijaya. Seketika itu dada Kalazar langsung retak dan bercucuran darah akibat terkena pukulan itu, dan Raja iblis Kalazarpun yang sangat kuat akhirnya roboh ditangan Pangeran Gunturwijaya. Tak cukup sampai disitu, pangeran Gunturwijaya yang telah murka terus mengejar Kalazar yang telah terpental oleh pukulan halilintarnya.
Disisi lain sesampainya Pangeran Gunawijaya dari segoro kidul, ia langsung melompat dari turonggo sikuda terbang dan langsung menuju kemedan perang. Setibanya disana yang ia lihat bukan hal yang baik tetapi malah Ayahndanya Maha Raja Aryawijaya yang telah gugur dimedan perang yang ia lihat.
"Ayaaahhh!!!, kenapa ini bisa terjadi, ulah siapa ini sebenarnya yang telah membunuh Ayahndaku", kata Pangeran Gunawijaya dengan nada tinggi penuh amarah yang menggetarkan medan perang.
Lalu salah satu prajurit dari kubu Maha Raja Aryawijaya menjelaskan pada Pangeran Gunawijaya tentang apa yang telah terjadi pada Ayahndanya yaitu Maha Raja Aryawijaya. Setelah itu Pangeran Gunawijaya yang melihat Amuka dari kejauhan, dengan penuh amarah ia langsung mengeluarkan pedang mustika biru yang ia peroleh dari Nyi Roro Kidul. Pedang itu diangkatnya keatas dan mengeluarkan sinar biru keemasan yang memancar disetiap penjuru. Petir, angin, api, air dan tanah semua elemen menyatu pada pedang itu. Langit nampak gelap disertai dengan badai dan bumipun bergetar semua itu dikarenakan oleh kedahsyatan pedang mustika biru milik Pangeran Gunawijaya.
"Amukaaaaaa!!!", teriak Pangeran Gunawijaya yang membawa pedang mustika biru dengan penuh kemarahan.
Seketika itu Amuka langsung melihat Pangeran Gunawijaya yang telah berhasil membawa pedang mustika biru dari segoro kidul, dia nampak ketakutan. Dan amukapun segera menyatukan dirinya kembali menjadi satu bagian, yang sebelumnya telah membelah dirinya menjadi dua bagian. Raut wajah Amuka nampak pucat melihat kedahsyatan pedang mustika biru yang dikeluarkan oleh Pangeran Gunawijaya.
"Semua pasukan, serang Pangeran gunawijaya", perintah Amuka pada pasukannya yang mencapai sepuluh ribu pasukan mayat hidup dan iblis.
Akhirnya semua pasukan mayat hidup dan pasukan iblis itu menyerang Pangeran Gunawijaya yang membawa pedang mustika biru. Kekuatan pedang mustika biru adalah menyatunya kelima pendekar sakti yang sebenarnya, mereka semua adalah jelmaan dari batu lima warna milik Maha Raja Aryawijaya, dan kelima batu tersebut adalah benda pusaka yang diperoleh Maha Raja Aryawijaya dari Nyi Roro Kidul. Sama halnya dengan pedang mustika biru milik Pangeran Gunawijaya yang juga diperoleh dari Nyi Roro Kidul. Sebenarnya kedua pusaka itu pedang mustika biru beserta batu lima warna adalah satu bagian dari kekuatan alam yang dimiliki oleh Nyi Roro Kidul yang terpisah jadi dua bagian yang diantaranya adalah pedang mustika biru dan batu lima warna.
Kelima pendekar sakti yaitu?
Mulyo adalah jelmaan dari batu lima warna yang berwarna merah, ia adalah sumber dari kekuatan api.
Seto adalah jelmaan dari batu lima warna yang berwarna putih, ia adalah sumber dari kekuatan angin.
Kuncoro adalah jelmaan dari batu lima warna yang berwarna hitam, ia adalah sumber dari kekuatan tanah.
Arum adalah jelmaan dari batu lima warna yang berwarna biru, ia adalah sumber dari kekuatan air.
Dan Anjani adalah jelmaan dari batu lima warna yang berwarna kuning, ia adalah sumber dari kekuatan petir.
Pada saat menyatunya batu lima warna kedalam pedang mustika biru munculah kekuatan dahsyat yang bisa menggetarkan langit dan bumi. Lalu disaat para pasukan mayat hidup dan pasukan iblis menyerang Pangeran Gunawijaya, seketika itu Pangeran Gunawijaya langsung menghempaskan pedang mustika biru kearah mereka semua, dan keluarlah kekuatan dahsyat yaitu gelombang buwana sakti dari pedang mustika biru milik Pangeran Gunawijaya yang mengarah tepat pada semua pasukan mayat hidup dan pasukan iblis tersebut. Kemudian dengan sekejap mata musnahlah mereka semua, hancurlah menjadi abu akibat terkena hempasan gelombang buwana sakti dari pedang mustika biru. Pasukan Amuka yang berjumlah sepuluh ribu pasukan seketika itu luluh lantah tak tersisa terkena kekuatan pedang mustika biru milik Pangeran Gunawijaya. Lalu Amuka yang melihat kedahsyatan pedang mustika biru, dia langsung mencoba melarikan diri dari medan perang dengan menunggangi seekor kuda hitam, dengan sekencang-kencangnya kuda itu membawa Amuka lari dari medan perang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!