NovelToon NovelToon

GARIS TAKDIR ANYARA

episode 1

# KELAHIRAN YANG TIDAK DIINGINKAN #

Disebuah rumah sakit, seorang ibu bernama Nurma Agnesia baru saja melahirkan seorang anak perempuan bernama Anyara Maharani. Nurma tampak tidak perduli dengan anak yang baru saja dia lahirkan. Hal ini terbukti ketika suster memintanya menyusui Anyara, Nurma justru meminta suster untuk memberikannya susu formula saja.

Nurma lebih senang bermain dengan anak keduanya bernama Aurelie Veruka yang saat itu berusia 6 tahun. Begitu juga dengan Ronald Steveno, suaminya. Keluarga itu seolah tidak perduli dengan kehadiran putri bungsu mereka yang baru beberapa saat lalu lahir ke dunia.

Namun Rendy Saputra, kakak laki-laki Anyara yang berusia 11 tahun menghampiri bayi mungil itu dan menggendongnya dengan hati-hati.

"Cup...cup...cupp!!! aku ini kakakmu! aku akan selalu menjagamu aduh kecilku!!" mencium lembut pipi Anyara kecil.

Para perawat yang ada disana menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua orang tua aneh itu. Bukannya mereka bahagia dan menyambut kelahiran anak bungsu mereka, mereka malah mengacuhkan anak yang baru saja lahir itu. Hati mereka kembali tersentuh ketika melihat ketulusan Rendy kecil yang menjaga adik bungsunya.

Tahun-tahun cepat berlalu. Kini Anyara sudah duduk di bangku SMA. Kedua kakaknya sudah bekerja semuanya. Aurel sejak usianya 14 tahun sudah ditawari menjadi model, sedangkan Rendy memulai usaha bisnis makanan ringan setelah lulus SMK dan sekarang bisnisnya sudah berkembang pesat.

Karena kesibukan Rendy mengurus bisnisnya membuat dirinya jarang sekali dirumah. Karena hal itu jugalah Anyara diperlakukan buruk dirumahnya.

Pagi itu seperti biasanya Anyara bangun pagi, mencuci baju kakak perempuan dan orang tuanya, lalu memasak sarapan, mencuci piring, dan membereskan rumah sebelum berangkat sekolah.

"Anyaraaa!!!! Anyaraaa!!!!! Sini kamu Anyaraaaa!!!!" teriak mamanya.

"I...iya ma!!!" tanya Anyara dengan gugup.

"Kamu nih gimana sih! baju ini kok belum disetrika? kan kamu tahu Aurel ada pemotretan hari ini!!!" marah Nurma.

"Maaf ma, aku nggak sempet soalnya semalam aku ngerjain tugas sampai larut mal...." terpotong.

"Alahhh!!! alesan aja loo! bilang aja lo iri kan sama gue karena gue lebih cantik dan lebih sukses dari loo!" maki Aurel.

"Gue nggak mau tau pokoknya baju ini harus udah disetrika sekarang juga!!!" melempar bajunya ke wajah Anyara.

"Tapi kak, aku juga mau sekolah! ini udah telat banget loh!!" ucap Anyara.

"Ehhh, berani ya kamu nentang kakak kamu??!!! kamu tahu nggak kalau bukan karena kerja keras kakak kamu, kamu nggak bakal bisa sekolah!!!" ucap Nurma membela Aurel.

"Tapi bu, aku memang nggak bisa sekarang udah mau telat juga!" memohon.

"Gue nggak peduli!!! awas aja kalau baju ini belum rapi yaa!" meninggalkan Anyara menuju meja makan.

Mau tidak mau Anyara menyetrika baju Aurel dengan tergesa-gesa mengejar waktu.

pukul tujuh kurang seperempat Anyara baru siap berangkat. Tidak perlu sarapan yang penting membawa bekal untuk makan siang nanti.

Anyara berlari ke sekolahnya dengan cepat karena sudah siang. Untung jarak sekolah Anyara dengan rumahnya tidak terlalu jauh jadi masih bisa masuk kelas sebelum bel berbunyi.

"Duhhh, mana sih si Anyara!!!" risau Lala didalam kelas.

"Ehh, itu si Anya!!!" ucap Sofi menunjuk ke arah Anyara yang terengah-engah.

"Sela...mat.....pagiiii!!!!" ucap Anyara ngos-ngosan.

"Untung aja lo nggak telat, Nya!" ucap Sisil.

"Duh, capek banget akuu!" ucap Anyara sembari bersandar dibangkunya.

Keringat mengucur dari keningnya. Terlihat jelas dia sangat kelelahan.

"Lo baik-baik aja, Nya? jangan bilang kakak sama mama lo nyuruh-nyuruh lo lagi?" tanya Sofi.

Anyara mengangguk pelan membuat ketiga sahabatnya naik pitam.

"Eh, bener-bener ya tuh nenek lampir!! lo itu adiknya bukan pembantunya. Di depan kamera aja sok baik, sok alim, nggak taunya kayak nenek lampir!!" geram Sofi.

"Eh, jangan gitu dong! dia kan kakak aku juga!" ucap Anyara.

"Udah diperlakuin kayak gini lo masih aja nganggep mereka keluarga lo, Nya? lo sadar nggak sih??" ucap Sisil.

"Ya aku sadar lah!! kalian kan tau sendiri riwayat keluargaku! mereka dari awal emang nggak mengharapkan kelahiran aku! untung masih ada bang Rendy yang ada buat aku selama ini!" ucap Anyara mengingat kakak laki-lakinya yang kini berada di Surabaya membahas kerjasama produk baru yang akan dia pasarkan.

"Oh iyaa, bang Rendy!! eh btw gimana kabarnya sekarang? kangen banget deh gue sama dia! udah ganteng, baik, pengertian, sayang banget lagi sama lo. Duh nggak kebayang deh kalau gue yang jadi jodohnya nanti, pasti gue bakal jadi cewek paling bahagia didunia inii!" ucap Sofi mengkhayal.

"Yee, sadar diri dongg!! mana mau bang Rendy sama elo!" ledek Lala.

"Dih apaan sih, siapa juga yang nggak mau sama gue? gue kan cantik, sexy, aduhai. Kurang apalagi coba?!" ucap Sofi memamerkan bentuk tubuhnya yang seksi.

"Cantik sih! tapi udah nggak perawan!" goda Lala sembari berbisik yang hanya mereka berempat aja yang mendengarnya.

"Heh, tu mulut yaa! gue masih perawan kok!"

"Udah-udah! jangan pada ribut, udah masuk tuh!" ucap Anyara melerai.

Tidak lama berselang, seorang wanita memasuki kelas. Pelajaran pertama pun dimulai.

Bang, andai aja abang ada disini! aku kesepian kalau nggak ada abang! batin Anyara.

Bel istirahat berbunyi. Siswa-siswi berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Ada yang langsung menuju kantin, ada yang ke perpustakaan, dan ada yang duduk di kursi dibawah pohon.

"Eh, Nya! lo masak apa tadi?" tanya Sisil.

"Capcai! makanan favorit bang Rendy! sama ayam goreng!" jawab Anyara.

"Wihh, coba dong!" ucap Sofi.

Anyara menyodorkan kotak bekalnya. Sofi langsung mengambil satu suap dan memasukkannya kedalam mulutnya.

"Emm, pantes aja abang lo suka banget sama capcai udang buatan lo! enak bangett, Nyaa!" puji Sofi.

"Masa sih? coba dong!!" ucap Lala dan Sisil yang ikut merasakan capcai buatan Anyara.

"Sumpah, Nya! ini enak banget!! pinter deh lo masak!" puji Sisil yang diikuti anggukan oleh Lala.

"Hehehe makasih!"

Mereka pun mulai menyantap bekal masing-masing. Sofi, Lala, dan Sisil adalah anak orang kaya. Apapun yang mereka ingin pasti langsung dituruti. Pertemanan pertama mereka dimulai ketika kelas 2 SMP.

Sebelum berteman dengan Anyara, ketiga gadis itu sangat urakan. Terlebih lagi Sofi, dia bahkan sering keluar masuk ruang BK karena kenakalan yang dia lakukan. Sofi adalah tipe anak yang kurang kasih sayang. Dia memang dilahirkan dari keluarga kaya, namun orang tuanya selalu sibuk dengan urusan masing-masing sampai melupakan Sofi.

Hal itu membuat Sofi sering bertingkah buruk disekolah. Setelah mengenal Anyara sifat buruk Sofi berlahan menghilang. Berteman dengan Anyara membawa dampak positif bagi ketiga gadis itu.

"Eh, Nya ada yang datang tuhh!" ucap Sisil sembari memperhatikan wanita yang berjalan mendekat kearah meraka.

"Anya! ini semalam abang kamu udah transfer ke saya 10 juta. Kamu mau bawa semuanya atau mau kamu simpan sebagian uangnya?" tanya Bu Rosa.

Bu Rosa adalah teman SMK Rendy. Selama ini setiap bulannya Rendy akan mengirimkan uang untuk Anyara melalui Rosa. Rendy mempercayakan hal itu kepada Rosa karena Rendy yakin uang itu akan sampai ke tangan Anyara tanpa dikorupsi sepeserpun. Berbeda halnya jika dia mengirim uang melalui mama, ayah, atau bahkan Aurel uang itu pasti tidak akan sampai ke tangan Anyara.

episode 2

# KABAR KEPULANGAN RENDY #

Bel istirahat sudah berbunyi. Para murid mulai berhamburan keluar kelas. Ada yang langsung menuju kantin sekolah, ada yang ke perpustakaan, dan ada juga yang duduk-duduk dibangku dibawah pohon.

"Eh, lo bawa bekal apa, Nya?" tanya Sisil.

"Oh, ini capcai udang kesukaan bang Rendy sama telur setengah matang." jawab Anyara.

"Serius makanan favoritnya bang Rendy? mau coba dongg!" ucap Sofi.

Anyara menyodorkan kotak bekalnya dan Sofi langsung mengambil sesuap capcai buatan Anyara.

"Hemmmmmm, enak banget!!! pantesan aja abang lo suka banget sama masakan buatan lo, apalagi capcai ini!! emang enak bangett sihh!" puji Sofi.

"Seenak itu emangnya?" tanya Sisil dan Lala.

"Cobain aja sendiri!" menyodorkan kotak bekalnya kearah Sisil dan Lala. Mereka pun mulai mengambil sesuap dan memasukkan kedalam mulut mereka.

"Wahhhhhh, beneran ini enak bangett!! ihhh pinter deh lo masaknya, Nya!!!" puji Sisil.

"Iya sumpah ini enak banget! Duh kayaknya lo nggak bakal bisa deh sama bang Rendy, Sof! soalnya dia udah terbiasa makan masakan adik kesayangannya yang super duper enak ini! dan kalau dibandingkan sama masakan lo sihh, jauh bangettt hehehe!!" canda Lala.

"Ehh, mulut yaa! asal njeplak aja! liatin aja nanti gue bakal les privat masak sama Anyara biar bisa jadi istri idaman bang Rendyy!!!" tersenyum sambil mengkhayal wajah tampan Rendy.

"Sudah-sudah ayo dimakan keburu masuk nih!" ucap Anyara.

Mereka pun mulai menyantap isi kotak bekal masing-masing. Ketiga sahabat Anyara adalah anak orang kaya semuanya. Mereka menjalin persahabatan ketika memasuki awal kelas dua. Dulu sebelum berteman dengan Anyara, mereka sering membuat onar hingga ketulusan hati Anyara dan ketegaran hatinya membuat mereka merasa bersyukur atas hidup mereka.

Sofi, anak orang kaya yang dibesarkan tanpa kasih sayang orang tuanya. Karena kesibukan ayah dan ibunya, Sofi terpaksa ditinggal sendirian dirumah bersama pengasuhnya sejak masih umur dua tahun. Bahkan saat SMP, Sofi sering keluar masuk club malam dan pulang dalam keadaan mabuk.

Lala yang juga anak orang kaya merasa tersaingi karena orang tuanya selalu perhatian kepada adiknya saja. Sempat beberapa kali Lala kabur dari rumah karena tidak tahan dengan tekanan yang diberikan kedua orang tuanya. Setelah mengenal Anyara, Lala tahu bahwa beban yang selama ini dia anggap adalah yang paling berat tidak sebanding dengan beban yang ditanggung Anyara.

Sedangkan Sisil, waktu kelas satu SMA saja dia sudah beberapa kali dikeluarkan dari sekolah karena berkelahi dengan teman laki-lakinya hingga harus dibawa kerumah sakit. Pernah juga dia menendang kakak kelas yang berusaha menjahili teman sekelasnya hingga dia akhirnya dikeluarkan lagi dari sekolahnya. Karena sudah putus asa, Sisil akhirnya disekolahkan di SMA dan bertemu dengan Anyara dan yang lain. Sifat tempramental nya pun perlahan berkurang.

"Eh-eh, Bu Rosa datang tuhh!" ucap Lala menatap kearah guru cantik yang berjalan kearah mereka.

"Hai Anya! saya hanya mau memberikan jatah bulanan Rendy buat kamu. Semalam Rendy mengirimkan saya uang lima juta rupiah, kamu mau ambil semuanya atau sebagian disimpan seperti biasa?" tanya bu Rosa lemah lembut.

"Seperti biasa saja bu, lagian saya juga belum butuh banyak uang kok!" ucap Anyara.

Memang selama ini setiap bulan Rendy akan mengirimkan uang jajan dan keperluan sekolahan untuk Anyara melalui bu Rosa yang merupakan teman satu sekolahnya dulu di SMK. Rendy lebih mempercayakan uang itu kepada Rosa karena jika dia berikan kepada orang tuanya atau bahkan kepada Aurel, Rendy yakin uang itu tidak akan sampai sepenuhnya kepada Anyara atau bahkan sama sekali tidak sampai.

"Ini uang kamu! dijaga baik-baik yaa! ibu kembali dulu!" ucap bu Rosa sambil memberikan uang satu juta.

"Terimakasih bu, maaf sudah merepotkan!" ucap Anyara sembari mengambil uang itu.

"Tidak apa-apa kok, ibu senang bisa membantu kamu juga Rendy! ya sudah ibu kembali dulu ya!" ucap bu Rosa lalu berjalan pergi.

Dertt....derttt....derttt....

Ponsel Anyara bergetar tanda ada panggilan masuk.

"Hallo, bang? iya ini uangnya sudah Anya terima kok! baru aja dikasih sama bu Rosa. Apa? abang pulang dua hari lagi? yang bener bang? yeeeeee!!!! Anyara seneng banget akhirnya abang bisa pulang! Anya nggak perlu oleh-oleh kok bang, cukup abang pulang dengan selamat aja Anya sudah senang banget!! ya sudah bang Anya lanjut makan sing dulu ya, abang jangan lupa makan, jaga kesehatan juga yaa, daaa!" ucap Anyara ditelepon.

"Abang lo bakal pulang dua hari lagi, Nya?" tanya Sofi yang sudah berbunga-bunga.

"Iya! katanya urusannya di Surabaya udah selesai dan bakal kembali ke Jakarta dua hari lagi. Duhh aku jadi nggak sabar deh ketemu bang Rendy. Udah empat bulan soalnya dia di Surabaya!" ucap Anyara sembari tersenyum menatap ke depan.

"Duhh, gue harus perawatan nih. Soalnya malu kan kalau diliatin bang Rendy yang ganteng tapi aku nya dekil!!!" ucap Sofi antusias.

"Yeee, dia pulang juga bukan buat eluu kalii! lagian pede banget sih kalau bang Rendy suka sama elu!! siapa tahu dia sukanya sama bu Rosa. Nah hayooo mau gimana?" goda Sisil.

"Nah bener banget tuh! secara bu Rosa kan cantik, sexy, kalem, bisa aja bang Rendy suka sama dia!" timpal Sisil.

"Ihhh kalian nih sahabatnya siapa sih sebenarnya? nggak mau banget liat sahabatnya seneng gitu, heran deh!" merajuk.

Anyara hanya tersenyum melihat candaan ketiga sahabatnya itu. Sofi sedari awal mengetahui bahwa Rendy adalah abang Anyara menjadi tertarik kepadanya. Terlebih sifat penyayang dan perhatian Rendy membuat Sofi jadi klepek-klepek.

Bel masuk pun berbunyi. Anyara, Sofi, Sisil, dan Lala mulai kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran selanjutnya.

Pukul dua siang, Anyara baru pulang dari sekolah. Dia meletakkan tasnya, mengganti baju, dan mencuci tangan serta wajah lalu makan siang. Uang yang diberikan bu Rosa tadi sebagian dia taruh di tas dan sebagian lagi dia taruh di celengan yang tersembunyi.

"Wah..wah...wah... beban keluarga udah balik nih dari sekolah! capek yaa? laperr heeh? masak sanaa!!! enak aja mau makan nggak mau masak!!" omel Aurel.

"Loh tapi kan ini ada ayam goreng sama spaghetti kak, kenapa aku harus masak dulu?" tanya Anyara.

"Dihhh, enak banget tuh mulut ngomongnya! lu pikir ini buat elu? ya enggak lah! lo itu nggak pantes makan makanan mahal kayak gini! udah sana masak sendiri! bikin nggak nafsu makan aja!" mendorong Anyara hingga lengannya terbentur meja.

Aurel mulai menikmati ayam goreng dan spaghetti diatas meja, sedangkan Anyara harus memasak makanan seadanya.

episode 3

# UANG ANYARA #

Anyara kembali ke kamar setelah selesai makan siang. Dia ingin tidur siang sebentar. Namun tanpa sepengetahuan Anyara, Aurel masuk ke kamarnya diam-diam. Aurel membuka-buka tas milik Anyara dan menemukan lima lembar uang seratusan disana.

"Dasar pencuri! dapat darimana dia uang sebanyak ini!! awas aja ya lo, bakal gue aduin sama mama!" ucap Aurel lirih.

Aurel pun mengembalikan tas Anyara ke tempatnya dan keluar dari kamar Anyara.

"Mah, lihat nih apa yang aku temuin dikamar Anyara! dia pasti habis nyuri uang mamah deh, kalau enggak dia dapat uang dari mana coba?!" mengadu kepada Nurma.

"Dasar anak nggak tau diuntung! udah mending dia bisa tinggal nyaman disini, ehh malah jadi pencuri!!" berdiri dengan penuh amarah.

"Anyaraaa!!!!" membuka pintu kamar Anyara dengan keras.

"Bangun kamu!!! bangunnn!!!" menjambak rambut Anyara yang masih tertidur.

Anyara yang tengah tertidur terkejut karena rambutnya di jambak dengan keras oleh Nurma.

"Ma, sakit maa!!! aduhh, sakitt maa!" teriak Anyara kesakitan.

Nurma tidak perduli dengan raungan Anyara. Dia terus menyeret Anyara hingga ke kamar mandi dan melemparkannya begitu saja dipojok kamar mandi. Aurel yang melihat itu tertawa puas melihat Anyara disiksa oleh Nurma.

"Dasar anak tidak tahu diuntungggg!! dapat darimana uang lima ratus ribu dari tasmu itu haa?!!! kamu pasti mencuri uang saya kann!!! jawabbb!!!!" ucap Nurma sembari terus mengguyur tubuh Anyara dengan air sampai basah kuyup.

"Jawab!!!!" mencengkram rahang mulut Anyara dengan kuat.

"Darimana kamu dapatkan uang sebanyak itu haa?!!! kamu mencuri yaa??!!! ohh atau kamu menjual keperawanan kamu untuk mendapatkan uang?!!!" mengintimidasi Anyara.

"Enggak ma, itu bukan hasil mencuri!!! tapi itu....karena aku mengajari Sofi les memasak makanya aku dikasih uang!" ucap Anyara berbohong.

Anyara tidak mau berbohong. Tapi Rendy pernah mengatakan untuk tidak memberitahu orang rumah jika dia memberi Anyara uang setiap bulannya. Lagi pula Anyara memang diberi uang oleh Sofi karena sudah mengajarinya memasak.

"Ohh, begitu yaa! lain kali kalau kamu dapat uang langsung kasih ke mama! inget ituu!!" berlalu pergi.

Anyara menangis pilu di kamar mandi. Dia tidak habis pikir kenapa orang tuanya begitu tega padanya. Bukankah bukan sebuah kesalahan dia lahir di dunia ini? lantas mengapa dia diperlakukan bahkan jauh lebih buruk dari seorang budak?

Anyara berdiri dan kembali ke kamarnya, mengeringkan tubuhnya yang basah.

Sore itu jam menunjukkan pukul tujuh, waktu ayahnya pulang bekerja. Tidak lama kemudian sebuah mobil memasuki pekarangan mereka.

"Loh ayah udah pulang?" tanya Nurma sembari menghampiri suaminya.

"Sudah, tadi di kantor ada banyak sekali pekerjaan jadi ayah sangat letih!" curhat Ronald.

"Aku udah masakin makanan favorit ayah tuh, habis mandi ganti baju lalu makan malam ya?" ucap Nurma.

"Kok kayaknya kamu bahagia sekali sih hari ini? ada apa?" tanya Ronald.

"Ah, tidak kok tadi cuma dapat hadiah besar dari si Anya!"

"Anya? hadiah apa? dia bisa apa emangnya?" meremehkan.

"Dia diam-diam mengajari temannya les memasak yah, dan dikasih imbalan cukup banyak loh! untung Aurel tahu tadi dan langsung memberitahu mama! kalau tidak pasti uang itu dia habiskan sendiri!" jelas Nurma.

"Benar-benar tidak tahu balas budi anak itu!" geram Ronald.

Dikamar Anyara, Anyara tengah melakukan telepon dengan kekasihnya, Sammuel Wijaya. Dia seorang fotografer profesional. Usia mereka hanya selisih satu tahun. Mereka mulai menjalin kasih saat Anyara masih kelas dua SMA. Saat itu Sam yang seorang ketos (ketua OSIS) disekolah Anyara menyatakan cinta didepan semua orang. Pertemuan pertama mereka membuat Sam jatuh hati kepadanya dan benih cinta tumbuh dihati Sam.

"Emm, baiklah kamu semangat ya kerjanya!" ucap Anyara tersipu malu.

"Iya, aku kan mau melamar kamu! bulan depan aku akan membawa orang tuaku kerumah untuk membahas pernikahan kita!" ucap Sam dalam telepon.

"Iya-iya aku tunggu! ya sudah aku tutup dulu telponnya!" ucap Anyara.

"Iya sayang, i love you!" ucap Sam.

"Love you too!" ucap Anyara dan langsung menutup teleponnya.

"Nya, disuruh makan tuh sama mama!" ketus Aurel.

Aurel mendengar semua percakapan Anyara dan Sammuel. Aurel mengenal Sam, karena sempat beberapa kali melakukan pemotretan dengan Sam sebagai fotografer nya. Aurel merasa cemburu karena Anyara bisa mendapatkan cowok seperti Sam.

Ayah Sam adalah pemilik perusahaan tekstil terkenal dan mamanya adalah desainer terkenal. Jelas saja Aurel cemburu dengan nasib adiknya itu yang selalu mujur.

"Ah, iya kak!" ucap Anyara senang.

Baru kali ini Anyara diundang makan satu meja bersama orang tuanya selama kepergian Rendy. Sebelumnya Anyara akan makan dimeja makan jika Rendy berada dirumah, namun jika Rendy ada urusan diluar kota, Anyara akan makan di dapur atau di kamarnya sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!