NovelToon NovelToon

MAGIC DESTINY

Zantica Rahma Hadiningrat

Seorang gadis berlarian mengejar gadis lain yang tengah berjalan menyusuri jalanan berpaving, di salah satu Universitas negri di kota Semarang, Lala menjajari langkah gadis itu sambil berucap.

"Tica, apakah setelah ini kau akan mengambil pekerjaan yang sudah ditawarkan kepadamu?".

"heemmzz... entahlah, aku masih bimbang la"

jawab sang gadis sembari membuang nafas, ditangannya membawa stopmap berisi ijazah S1 yang baru saja diambilnya disalah satu Universitas terkenal di kota Semarang.

"aku akan memikirkannya sambil mencari pekerjaan dikota ini dulu, akan sulit menjaga kakek jika aku meninggalkan semarang la".

"aku juga pasti akan sangat merindukan teman sekaligus adik ku ini, jika kau menerima tawaran itu"

Ucap lala, sahabat sekaligus kakak bagi Tica, karena usia mereka yang memang berjarak 3 tahun itu, sembari menoel-noel pipi chuby milik Tica,

"akh...... kenapa kau selalu melakukan kebiasaan unfaedah mu itu la"

jawab Tica sembari mencebik kesal, dan tetap terus berjalan.

Namanya Zantica Rahma Hadiningrat, dia adalah gadis berparas cantik, berkulit putih dan sedikit perpaduan kuning ala gadis jawa pada umumnya, berhidung bangir meskipun kecil, bermata mblalak (dalam bahasa jawa) bak boneka, dengan bulu mata lentik, berhijab, meskipun memiliki tinggi hanya 155 cm.

Dia gadis yang cerdas dan juga gesit sehingga diumurnya yang baru 19 tahun dia sudah mendapatkan gelar S.Mn (sarjana Manajemen) dibelakang namanya. Dia menjadi anak tunggal dari kedua pasangan Pradipto Hadiningrat dan Silvia Anastasya.

Lahir di semarang, pada saat usianya 10 tahun dia kehilangan kedua orang tuanya, karena kecelakaan mobil saat dalam perjalanan bisnis. Sejak saat itu dia dibesarkan dan diasuh oleh kakeknya Prasetio Hadiningrat, pengusaha furnitur sukses di Semarang.

Sejak kedua orangtuanya meninggal dunia perusahaan Furnitur yang telah dibangun oleh Prasetio selalu mengalami penurunan, entahlah Tica belum terlalu faham tentang seluk beluk perusahaan kakeknya, ayahnya Pradipto Hadiningrat adalah anak tunggal, dan sekarang HF furnitur dikelola oleh anak angkat dari Prasetio Hadiningrat.

Dulunya, Tica seorang gadis yang sangat dimanja oleh kakek dan kedua orangtuanya, tetapi semenjak kedua orangtuanya meninggal dia berubah menjadi gadis tertutup dan lebih pendiam, hanya bersama Lala saja dia menjadi gadis yang ceria karena sifat Lala yang selalu ceria, cerewet dan enerjik sehingga mampu membuat Tica merasa nyaman berada di dekat sahabatnya itu.

Meskipun usia mereka terpaut 3 tahun, ya karena Tica adalah gadis cerdas sehingga selalu bisa melangkahi kelas demi kelas ketika SMP dan SMA sehingga bisa menyelesaikan S1 saat dia berumur 19 tahun, dan karena kecerdasannya itu jugalah yang membuat kakeknya selalu merasa khawatir terhadap keselamatan Tica, yang menjadi satu-satunya penerus sekaligus pewaris perusahaan HF furnitur miliknya.

"mau kemana Tic???"

Tanya Lala sembari terus mengikuti langkah Tica yang menuju parkiran motor maticnya. tica selalu memakai motor matic kesayangannya itu saat beraktifitas.

"makan, laper banget aku la, tadi belum sarapan dirumah"

Padahal sekarang waktu sudah menunjukkan jam 11 siang, sudah saatnya makan siang, bukan lagi sarapan.

"udah jam 11 siang kali Tic, yang bener itu makan siang, bukan sarapan"

Gerutu lala sambil masih terus mengekori sahabatnya itu.

"kamu tu emang seneng banget ya ninggalin sarapan, padahal sarapan penting banget lo Tic supaya tetep bisa konsentrasi. Eh tapi kok kamu tetep bisa pinter yaa? Heran baget aku sama kamu Tic".

Ucap Lala sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"udah ah, ayo buruan naik, mau ikut g?"

Ketus Tica sambil geleng-geleng kepala liat tingkah Lala. yang memang selalu bisa buat mood Tica jadi lebih baik.

Keduanya segera meninggalkan Universitas tempatnya menimba ilmu itu, menuju salah satu cafe yang berada tak jauh dari kampus mereka, Tica dan Lala memang sering makan siang ditempat itu, selain harganya yang tidak menguras kantong, Tica juga suka dengan keadaan cafe yang cukup sejuk karena didepannya terdapat beberapa pohon besar yang sengaja ditanam pemiliknya supaya dapat menyejukkan cafe miliknya, mengingat cuaca yang cukup panas di Semarang saat siang hari.

keduanya makan dengan lahap karena memang sangat lapar setelah seharian berlarian kesana kemari menyelesaikan penyerahan naskah skripsi, baik yang berupa soft copy maupun hard copy untuk diserahkan kepada pihak kampus guna memenuhi syarat pengambilan ijasahnya.

"loh, Tic kok kamu terus yang bayar, sekarang kan giliran aku, kenapa jadi kamu lagi?"

Lala mengeluh, karena memang sekarang giliran dia yang bayar makanannya. Itu sudah menjadi kebiasaan kedua sahabat ini, sering bergantian membayar makanan keduanya.

Mereka berdua memang mempunyai kebiasaan bergantian membayar makanan jika sedang bersama. layaknya persahabatan yang terjalin baik.

"udah, ga papa, anggap aja syukuran kelulusan kita dari aku hehehe"

Jawab Tica sambil nyengir tanpa rasa bersalah. Mereka berdua pun bergegas menuju parkiran dan kembali pulang kerumah masing-masing dengan Tica yang mengantar Lala terlebih dahulu.

Tica memarkirkan kendaraannya di garasi depan miliknya, sembari bersenandung menuju pintu rumahnya, yang sudah disambut oleh bi Surti, asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah itu beserta sang suami yang juga bekerja sebagai tukang kebun plus supir sang kakek.

"assalamualaikum bi" sapa gadis berhijab itu pada bi Surti, sambil menyalami dan mencium punggung tangan Asisten rumah tangganya itu. Hal yang aneh mengingat status Surti yang hanya seorang Asisten rumah tangga, tetapi majikannya malah mencium tangannya.

Tapi memang seperti itulah seorang Zantica Rahma yang memiliki sopan santun dan etika yang baik.

"wa'alaikumsalam mba Tica"

Jawab Surti, yang langsung membuka pintu, karena mendengar suara motor majikannya pulang.

"dimana kakek bi?"

Tanya Tika berjalan masuk kedalam rumah, sambil melepas sepatu dan menaruhnya dirak sepatu yang berada diruangan khusus alas kaki setelah pintu masuk depan.

"ndoro kakung pergi ke perusahaan mb barusan, katanya ada hal penting yang harus diurus".

"baiklah bi, saya tadi sudah makan siang, sekarang mau langsung ke kamar atas ya bi".

Takutnya bi surti menyiapkan makan siang lagi untuknya, seperti kebiasaan Surti jika Tica pulang dari kampus atau dari luar rumah.

"baik mb".

Jawab Surti seraya kembali mengunci pintu depan dan kembali kebelakang, meneruskan pekerjaan rumah yang tadi sempat terhenti saat mendengar suara motor milik majikannya pulang, bergegas sedikit berlari kecil untuk membukakan pintu depan rumah majikannya itu.

Meskipun diperlakukan begitu baik dan sangat dihormati Tica nona majikannya, Surti tidak lantas besar kepala dan malah merasa tidak enak, karena Tica sudah menganggap Surti seperti Ibunya sendiri, Surti berusaha tetap profesional mengerjakan semua pekerjaan rumah, karena memang statusnya sebagai asisten rumah tangga disitu.

..........................

CATATAN PENULIS

hay hay semua.....

salam Kenal...

maaf ya kalau ceritanya sedikit membosankan, tulisan dan bahasanya juga kurang pas...

karena ini adalah karya pertama saya...

authornya lagi belajar nulis kehaluan yang ada dipikiran jadi ya begini...

mohon koreksinya yaa demi untuk bisa memperbaiki tulisan ku untuk kedepannya,

tinggalin komen dan sarannya ya supaya authornya bisa memperbaiki lagi...

trimakasih semuanya jangan lupa vote, likenya juga ☺☺☺😘😘😘😘

Dennison Allarick Lee

"selamat siang tuan Prasetio Hadiningrat, Senang Bertemu dengan mu lagi"

Pramudya, pengusaha Ritel asal Jogyakarta yang mempunyai beberapa mall yang tersebar dibeberapa kota di Indonesia, sahabat lama Prasetio yang sudah lama pernah bertemu. Akhirnya hari ini mereka berjumpa lagi setelah beberapa kali gagal merencanakan pertemuan, dikarenakan kesibukan masing-masing.

"ah kau ini Pram, sungguh keterlaluan itukah sambutan mu untuk ku, yang bahkan sekarang nyaris menjadi gelandangan, lihatlah sambutan yang membuat ku tersindir. Bagaimana bisa seorang pengusaha sekaligus pengangguran sukses seperti mu memanggilku Tuan".

Prasetio menjawab ucapan sahabatnya itu dengan gaya merajuknya yang malah terlihat menggelikan dimata sahabat lamanya itu.

Kedua laki-laki lanjut usia itu saling berpelukan ala pria dewasa, kemudian duduk menempati kursinya masing-masing di restoran yang sudah dipesankan oleh asisten Prasetio.

"kau ini terlalu berlebihan Pras, gelandangan apanya bahkan sekarang kau masih datang dengan seorang supir dan mobil mewah mu".

Balas Pram dengan tertawa terbahak ala kakek berusia lanjut itu. Pram heran dengan sifat sahabatnya itu yang masih sama meskipun sudah tidak muda dan sudah lama tidak bertemu, tapi selera humornya masih seperti dulu.

"ntahlah.. aku tak tau sampai kapan ini masih menjadi milik ku Pram, mungkin esok hari aku harus menyaksikan HF ditutup karena bangkrut, beberapa hari yang lalu bahkan perusahaan mem-PHK puluhan karyawan".

"aku menyerah Pram, sepertinya aku akan menerima tawaran mu dengan menitipkan cucu kesayangan ku satu-satunya pada mu".

Sambil menghela nafasnya, Prasetio kembali mengingat bagaimana saat iya dengan susah payah membangun HF, dari nol, lalu Sekelebat bayangan saat kematian anak dan menantunya, serta PHK besar-besaran yang terjadi beberapa hari yang lalu membuatnya kecewa dan sedih sebenarnya.

Nafasnya terasa sesak kala mengingat semua peristiwa itu, apakah dia salah telah mempercayakan perusahaan pada Hariyanto, anak yang dirawat dan dibesarkannya, anak yang dititipkan oleh sahabat mendiang istrinya 20 tahun yang lalu, dianggap bisa menggantikannya sementara waktu sejak kematian anak dan menantunya Ia terus saja sakit-sakitan. Nyatanya sekarang malah membuat perusahaannya nyaris bangkrut tak tersisa.

"sudahlah Pras, serahkan saja semua padaku akan ku urus Cucu dan Perusahaan mu yang nyaris bangkrut itu".

Jawab Pram sembari meremas tangan Prasetio dengan rasa prihatin yang teramat dalam. Dia menyesal terlambat mengetahui fakta, bahwa sahabat lamanya ini berada dalam kesusahan.

"aku percaya padamu Pram, aku titip cucu perempuan ku satu-satunya, dan uruslah perusahaan ku yang nyaris tak tertolong, terserah mau kau apakan HF. yang terpenting cucuku bisa hidup layak saat aku meninggalkannya".

ucap Prasetio dengan mata yang berkaca dan menerawang ke depan seolah ia tak punya harapan dan jalan keluar lainnya, selain meminta tolong pada sahabatnya itu.

Kemudian keduanya menandatangani perjanjian itu, dengan Menjodohkan kedua cucu mereka masing-masing, meskipun kedua cucunya tidak mengetahui hal itu.

....................

Mansion Allard, Seoul (Korsel).

"David apakah Grandpa sudah mengirimkan data tentang perusahaan temannya yang diserahkan kepadaku untuk diurus?? ".

Tanya Allard sambil memeriksa beberapa dokumen yang harus ditandatangani, guna persetujuan pembangunan beberapa Mall di Indonesia.

"sudah tuan baru 1 jam yang lalu, dan saya kira sepertinya mustahil apa bila kita menyelamatkannya, dengan cara hanya memperbaikinya tanpa menggelontorkan dana yang besar, karena harga sahamnya sudah sangat turun".

Jawab David sang asisten Allard, seraya memberikan ipad pada tuannya, menunjukkan semua data yang dikirimkan asisten Pramudya padanya 1 jam yang lalu itu.

Dengan ekspresi dingin dan datarnya Allard membaca semua data tentang HF, nampak keningnya mengerut sambil matanya memicing tajam. Hal itu tidak membuat kadar ketampanannya berkurang sedikitpun meskipun saat ini ia sedang berfikir keras bagaiman menyelamatkan perusahaan milik sahabat kakeknya itu.

Allard tak habis fikir, kenapa kakeknya itu bersikeras menyelamatkan perusahaan yang sudah kolaps itu, meskipun ia harus menggelontorkan dana yang tidak sedikit.

"lakukan seperti biasanya David, aku tak mau ada kesalahan sekecil apa pun, gelontorkan berapa pun dana yang dibutuhkan. Tetap jalankan perusahaan, turunkan jabatan direktur yang menjabat sekarang. Gantikan dengan orang ku, karena aku mempunyai feeling buruk tentang direktur yang sekarang menjabat".

"baik tuan, sesuai perintah yang anda inginkan".

Jawab David mengangguk patuh, sembari mengambil ipadnya dan langsung bekerja dengan cepat, sebagaimana perintah sang tuan.

Dennison Allarick Lee, adalah seorang CEO beberapa perusahaan yang kini sedang dijalankannya, diantaranya perusahaan Ritel, Bank swasta, beberapa Hotel berbintang dan Resort mewah milik keluarga Lee dan Pramudya.

Sebagaimana keluarga Pramudya, keluarga Lee juga sangatlah sukses dengan beberapa perusahaan hotel dan Resort mewahnya, pernikahan antara Ayah Allard yakni Bagas Pramudya dan Casandra Lee, merupakan pernikahan bisnis dan gabungan dua Keluarga konglomerat Indonesia dan Korsel.

Ibu Allard, Cassandra Lee, adalah merupakan warga negara korsel, sedangkan Bagas adalah warga negara Indonesia. Sejak kecil Allard terbiasa hidup berpindah-pindah mengikuti kedua orangtuanya yang memang sering berpindah tempat karena kerajaan bisnisnya yang menggurita di Dunia.

Beberapa tahun lalu, saat SMP Allard bersekolah di Jakarta, SMA di Seoul, kemudian s1 di Harvard, sedangkan s2 ditempuh di Cambridge University, sempurna memang kelihatannya, Bak pangeran dengan kekayaan dan ketampanan yang diatas rata-rata, berkulit putih kecoklatan perpaduan antara Indonesia dan Korea, tinggi badan yang nyaris mencapai 180 cm.

Berusia 32 tahun dengan badan atletis layaknya model, memiliki bentuk tubuh yang proporsional karena dia memang Seorang Model dan Aktor di Korsel, tepatnya 3 tahun yang lalu, sebelum sang kakek Pramudya menyerahkan semua tanggungjawab Perusahaan padanya.

Saat itulah Allard berhenti dari dunia entertainment yang sudah membesarkan namanya itu, meskipun sebelumnya publik mengenalnya hanya seorang model dan aktor, setelah tau ternyata Allard adalah Pewaris satu-satunya Pengusaha sukses manca negara, namanya semakin mentereng.

Tetapi Allard memutuskan berhenti dari dunia keartisannya karena ingin fokus pada permintaan sang kakek.

Siapa sangka dibalik kesempurnaan seorang Allard, ada banyak juga sisi negatif yang bahkan dengan terang-terangan diumbarnya seolah tak perduli dengan pandangan orang-orang diluaran sana.

Tak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan Allard, dia selalu saja bergonta ganti teman wanita kapan pun dia bosan, dan hampir tiap malam dia menghabiskan waktunya di salah satu Club malam kenamaan di Seoul.

Apa pun yang dia mau harus iya dapatkan saat itu juga, termasuk membeli para wanita yang akan menemaninya menghangatkan ranjangnya sampai pagi.

Tak pernah ada yang dianggap serius, kecuali beberapa wanita yang memang sering diajaknya berlibur kebeberapa pulau pribadi miliknya.

Semua wanita itu dengan suka rela memenuhi keinginan Allard, tentunya dengan imbalan yang lebih dari cukup, yang diperoleh wanita-wanita yang diajaknya bermain bersama Allard. Brengsek memang, tetapi seperti itulah seorang Dennison Allarick Lee.

......................

Catatan Penulis

Gimana????

ada yang sudah bisa menebak bagaimana kelanjutan ceritanya????

Jangan lupa tetep vote like n coment yaa...

maaf jika masih jauh dari kata bagus

Makasihh.....

☺☺🙏🙏🙏🙏

Perdebatan Kakek VS Cucu Yang Alot

Sampai dirumah, Prasetio langsung mencari cucu kesayangannya, yang ternyata sedang berada di teras belakang rumah, memberi makan ikan koi sambil tersenyum, dan berbincang dengan ikan.

Kebiasaan itu sering dilakukan Tica saat sedang berada di rumah sendiri tanpa kakeknya, mencari hiburan, karena Tica memang sangat jarang keluar rumah jika tak ada keperluan mendesak dan hanya menghadiri pengajian yang di adakan di masjid komplek perumahannya.

Tidak seperti remaja pada umumnya yang sering hangout bersama teman-temannya, dia hanya dekat dengan beberapa teman saja, karena usia yang tidak seumuran membuat teman-teman yang lainnya enggan terlalu akrab dengannya.

"apa sekarang cucu kakek mempunyai kemampuan berbicara dengan ikan?, Wah, hebat sekali,".

Ucap Prasetio menggoda cucu perempuannya itu... sambil tersenyum dan melangkah mendekati cucu perempuan kesayangannya itu.

"ya kek, bahkan ikan-ikan ini juga sekarang sudah bisa menjawab pertanyaan ku".

Jawab Tica sambil memberengut kesal karena ucapan sang kakek yang selalu saja menggodanya itu.

"ha.. ha.. ha.. cucu kakek masih tidak berubah rupanya, masih seperti gadis kecil kesayangan kakek, yang suka sekali merajuk".

Sambil mengusap rambut panjang sepunggung tica yang tak tertutup hijab, karena memang sedang berada didalam rumah dan tidak ada laki-laki yang bukan muhrimnya.

"kau sangat cantik nduk, persis seperti ibu mu saat masih muda dulu, hanya hidung mu saja yang mirip ayah mu, selebihnya semua wajahmu itu duplikat ibu mu".

Ucap prasetio sambil menerawang jauh ke masa silam, seolah dia sedang berada dimasa itu, masa dimana keluarganya sangat bahagia saat mendengar kamar kehamilan menantunya itu.

Masa sebelum kesedihan dan kemalangan menimpa keluarga Hadiningrat itu.

"tentu saja aku mirip kedua orang tua ku, karena aku anak mereka, lain halnya jika aku anak bi Surti, mesti aku mirip bi Surti kek".

Ketus Tica sambil mengerucutkan bibirnya. Dan sang kakek hanya tertawa mendengar kalimat ketus yang diucapakan cucu semata wayangnya ini.

"kau tambah terlihat lucu jika sedang marah sayang, Kakek ingin bicara serius sama kamu nduk".

Lalu prasetio mengajak cucunya berjalan mendekati kursi yang berada dibawah pohon pucuk merah, yang sudah sangat rimbun itu.

Sementara Tica hanya bisa menurut saat sang kakek menarik tangannya dengan lembut, mengikuti kemana kakeknya melangkah.

"kakek akan berterus terang sama kamu nduk, kakek tak tau sampai kapan kakek bisa merawat mu, sekarang kamu sudah besar, kakek ingin kamu menuruti satu permintaan kakek".

Sambil menghela nafasnya Prasetio kemudian menceritakan tentang bagaimana kondisi perusahaan HF sebenarnya, yang semakin hari semakin terpuruk.

"dan kakek ingin, saat nanti kakek tidak bisa menemanimu lagi, kamu harus bisa hidup layak dan lebih baik, kakek ingin menjodohkan mu dengan cucu dari teman lama kakek yang mulai minggu depan akan mengambil alih HF".

Dengan harap-harap cemas prasetio menanti jawaban dari cucu kesayangannya itu.

"kek, jangan berbicara seperti itu, aku mau kakek terus bersama ku sampai kapan pun, kenapa kakek malah berkata seperti itu?".

"kakek tidak usah terlalu khawatir dengan ku, karena sebenarnya beberapa hari yang lalu dari pihak kampus yang bekerja sama dengan Pemerintahan, akan merekrut mahasiswa lulusan terbaiknya untuk bekerja di pemerintahan. Ada beberapa lowongan yang sesuai dengan jurusan ku, dan sepertinya jurusan ku masuknya kedalam KBRI, tapi belum tahu mau ditempatkan dibagian dan Negara mana. Selain bekerja, aku juga akan mendapatkan bea siswa s2 sekaligus kek".

Tica menghela nafas sejenak kemudian meneruskan ucapannya lagi.

"dan untuk HF, seperti yang kakek bilang akan ada teman kakek yang mau membantunya. Tinggal nanti mau kakek bagaimanakan perusahaan itu, jika sudah tidak bisa diselamatkan maka lepaskan saja, Tica hanya tak mau membuat kakek terbebani dengan masih terus memikirkan hidup perusahaan dan Tica. toh masih ada om Hariyanto yang memegang HF sekarang bukan?".

"aku bisa mengajak kakek ikut serta jika kakek mau, tidak perlu menjodohkan ku supaya bisa hidup terjamin. Tica tidak apa-apa hidup seadanya yang penting kita tetep bisa sama-sama terus dan bahagia, itu sudah lebih dari cukup kek. Tapi maaf jika kakek mau ikut Tica, kita hanya bisa hidup seadanya tanpa kemewahan yang selama ini kakek rasakan".

Tica memandang dalam mata sang kakek sambil mengangguk meyakinkan, Menggenggam tangan yang sudah mulai keriput itu dengan penuh kasih sayang.

Tapi sepertinya Prasetio tidak sependapat dengan Tica. Dan sepertinya ini akan menjadi diskusi dan perdebatan yang alot, mengingat sifat keras kepala Tica yang memang menurun darinya itu.

Prasetio membuang nafasnya kasar, putus asa dengan dengan cara apa lagi harus membuat cucunya mengerti dengan keinginannya tanpa harus membongkar semua yang ia sembunyikan selama ini dari sang cucu.

"ya sudah, kalau begitu kakek memberikan waktu satu bulan dari sekarang, untuk memikirkan bagaimana baiknya menurutmu, tapi ketahuilah, kakek melakukan semua ini demi untuk kebaikan mu nduk".

Ucap Prasetio sambil berdiri kemudian menepuk bahu sang cucu dan berjalan meninggalkan Tica yang masih termenung memikirkan ucapan sang kakek.

Tica sebenarnya sangat tidak ingin dijodohkan, apa lagi ia belum mengetahui siapa dan bagaimana akhlak dari pria yang akan dijodohkan dengannya itu.

Tica tidak mau jika apa yang terjadi tidak sesuai ekspektasinya selama ini, ia mengharapkan menikah dengan laki-laki yang memiliki akhlak yang bagus, mengerti tentang agama, sehingga bisa mengetahui apa saja kewajiban dan tanggungjawabnya sebagai seorang suami.

Bisa membimbingnya menjadi istri dan ibu yang baik kedepannya. Lalu bagaimana jika yang dijodohkan tidak sesuai dengan apa yang selama ini ia bayangkan?.

Tica yakin, jodoh itu cerminan diri, bagaimana pun selama ini Tica sudah berusaha memperbaiki dirinya supaya lebih baik lagi, dan supaya dia merasa pantas, bersanding dengan seseorang yang selama ini dia cintai dalam diam.

Tica hanya berusaha mengejar mimpinya, menikah dengan orang itu melalui do'a di sepertiga malamnya yang selalu ia panjatkan. Tanpa berani ia ungkapkan secara langsung.

Karena sadar ia perempuan yang harus menjaga harga dirinya dihadapan seorang pria, Tanpa berani mengungkapkan perasaan yang sudah sejak 4 tahun ini tumbuh dan bercokol dengan kuat didalam hatinya.

Meskipun dia sangat mencintai laki-laki itu, tapi Tica masih cukup tau diri, karena dia masih jauh dari kata layak, untuk seseorang yang dia cintai itu. Sehingga ia hanya bisa terus berdoa dan memohon kepada Allah melalui sepertiga malamnya.

Ia hanya bisa mencintai dalam diam, melihat serta mengamati kehidupan pria yang ia cintai itu, tanpa berani menunjukkan apa lagi mengungkapkan perasaannya pada pria yang ia cintai itu. Ia sadar jika Ia harus memantaskan diri terlebih dahulu dan menunggu dengan sabar, berharap sang pujaan hatinya mengerti dengan apa yang ia rasakan saat ini.

...,......................................

Catatan Penulis

masih awal nih rajin Up..

masih anget soalnya 😁😁😁

jangan lupa vote, like n komen yaakkk...

Tangkiuuuuuu.... 😘😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!