NovelToon NovelToon

Kisah Cinta CEO Kembar (Istri CEO 3)

Kepulangan Nathan dan Nathar

Nathan Leonard, seorang pengusaha sukses yang kini berusia dua puluh tujuh tahun. Wajahnya yang begitu tampan dan juga kecerdasan di atas rata-rata membuat namanya meroket di tanah air. Sejak kembali dari USA, dia dan saudara kembarnya Nathar Leonard  mengambil alih perusahaan yang semula di pegang oleh Sang Ayah, Kendra Leonard.

Flashback enam bulan lalu.

"Mommy senang sekali Kalian akhirnya mau kembali ke tanah air" Amanda sang Ibu memeluk kedua anak kembarnya.

"Grandma sudah tidak ada, tidak ada yang membuat Kami betah di sana" Nathan membaringkan tubuhnya di pangkuan Amanda.

"Geser sedikit…" Nathar tidak mau kalah.

Amanda hanya tertawa melihat tingkah kedua putranya.

Setelah Cla berumah tangga, Amanda kesepian karena Cla tinggal bersama sang suami, Kevin. Sedangkan Kendra masih sibuk dengan perusahaannya.

"Sudah jangan berebut seperti itu. Kemarilah" Amanda mengusap kepala Nathan dan Nathar.

Selang berapa waktu, Kendra datang. Dia baru saja pulang dari perusahaannya.

Seperti biasa, Amanda datang menyambutnya. Amanda mengambil tas di tangan Kendra dan membukakan jas nya. Kendra membalas kebaikan Amanda dengan mengecup keningnya.

"Terima kasih Sayang"

"Sama-sama Bie. Oh ya, Nathan dan Nathar sudah tiba tadi siang."

"Apa? Mereka sudah tiba? Kenapa Mereka tidak memberitahuku. Ini tidak adil, ketiga anak Kita lebih menyayangimu daripada ku" Kendra tampak merajuk.

Amanda tertawa melihatnya "Bie, Kamu mirip sekali dengan Nathar. Tadi dia marah karena Nathan lebih dulu berbaring di pangkuan ku"

Kendra tertawa "Dimana Mereka? Apa Mereka tidak merindukan ku?"

Amanda mengikuti Kendra yang berjalan menuju kamar yang beberapa tahun ke belakang nampak kosong namun Amanda tetap merawatnya dengan sangat baik.

"Dimana Kalian? Kenapa tidak mengabari ku?" Kendra mencari keberadaan Nathan dan Nathar.

"Hubby… Mereka ada di dapur, kenapa Kamu mencarinya kemari?"

"Apa? Di dapur? Kenapa Kamu tidak memberitahuku?"

Amanda tertawa melihat tingkah suaminya yang selalu seperti itu. "Kamu pergi begitu saja tanpa bertanya."

Nathan dan Nathar sedang sibuk mempersiapkan makan malam.

"Pemandangan apa ini? Kalian menyiapkan makan malam untuk ku?" Kendra merentangkan kedua tangannya. Nathan dan Nathar tertawa dan memeluk Kendra.

"Daddy selalu memperlakukan Kami seperti anak kecil" Nathar mengomel sambil memeluk Kendra.

Amanda menghampiri Mereka, tiga laki-laki yang sangat disayanginya.

"Sebesar apapun Kalian, Kalian tetaplah anak kecil bagi Kami" Amanda memeluk ketiganya.

"Dan tentu saja, Daddy si anak cikal" Nathan tertawa diikuti oleh yang lainnya.

Makan malam berlangsung dengan penuh kebahagiaan.

Setelah makan malam, Mereka duduk di balkon depan rumah.

"Daddy senang Kalian bisa kembali. Apa Kalian sudah menemui Kakak Kalian?"

"Belum, Kami akan menemuinya besok. Aku juga ingin bertemu bayi gembul itu"

"Cla pasti akan sangat senang melihat Kalian, ini pertemuan pertama Kalian dengan Aurora" Amanda mengusap kepala Nathan.

"Apa Lola sudah bisa berjalan?"

"Atau jajan es krim seperti Mommy nya?"

"Atau dia bisa belanja berbagai pakaian?"

Mereka tertawa bersama "Kalian yaa… Lola baru saja berusia dua bulan. Mana bisa dia seperti itu, kalau Cla mungkin iya"

Pertemuan pertama Aurora bersama kedua Uncle nya berjalan lancar.

Nathan dan Nathar menghampiri Cla di rumahnya saat Cla tengah menjemur Baby Aurora di taman belakang.

"Haiii bayi gembul"

Cla segera mengalihkan pandangannya saat kedua adiknya menghampirinya.

"Nathan? Nathar? Kapan Kalian kemari? Kenapa tidak memberitahuku? Kenapa baru kemari? Sejak Aku menikah Kalian tidak pernah menemuiku, Kalian tidak merindukan ku?..."

"Stop Kak, bagaimana Kami harus menjawab? Pertanyaannya begitu banyak."

"Berasa sedang ujian" Nathar menambahkan.

Cla tertawa kemudian memeluk kedua adiknya.

"Apa kabar Kalian? Aku sangat merindukan Kalian" Air mata Cla menggenang di pelupuk matanya.

"Kami baik Kak, makanya bisa pulang"

Cla memukul lengan Nathan "Dasar… Sepertinya hanya Aku yang merindukan Kalian" Cla mengerucutkan bibirnya.

Nathan dan Nathar tertawa "Kami sangat merindukanmu Kak"

"Apalagi saat mendengar Kamu melahirkan, rasanya Aku ingin segera kembali ke tanah air" Nathar duduk di samping stroller yang sedang digunakan Aurora untuk berjemur.

"Tapi saat itu Grandma sedang kritis, dan Kami bisa kembali setelah pemakaman Grandma selesai juga menyelesaikan perusahaan di sana"

Cla duduk di samping Nathan "Aku sangat menyesal tidak ada di samping Grandma di saat-saat terakhirnya"

"Tapi Grandma ada di hati Kita Kak"

Cla tersenyum "Kalian benar"

Aurora melihat Nathar dan tersenyum senang.

"Lihat lihat, bayi gembul ini tersenyum melihat ku"

Nathan tidak mau kalah, dia segera menghampiri Nathar dan menyapa baby Aurora.

"Hallo Lola.."

Namun Aurora tampak menangis, Nathar menertawakan Nathan yang membuat Aurora ketakutan.

"Kalian mungkin membuatnya bingung, wajah Kalian begitu mirip sehingga dia takut" Cla menggendong Aurora kemudian mengajaknya berbicara.

"Itu Uncle Nathan dan Uncle Nathar. Wajah Mereka mirip ya? Itu karena Mereka kembar"

"Memang dia akan mengerti Kak?" Nathan tampak bingung.

"Bayi itu sejak dalam kandungan sudah bisa mendengar apa yang sang Ibu katakan dan sang Ibu dengar. Apalagi kalau sudah lahir seperti ini. Coba saja lihat, dia tidak menangis lagi melihat Kalian"

"Magic. Benar sekali" Nathar menyentuh pipi gembul milik Aurora.

"Mirip denganmu Kak, Aku ingat Kak Cla begitu chubby saat masih kecil"

"Iyaa benar" Nathan mengiyakan.

"Tentu saja mirip dengan ku, Aku yang melahirkannya."

"Orang bilang, kalau mirip dengan Kak Kevin. Itu artinya Kakak sangat mencintai Kak Kevin. Apa Kakak mencintai Kak Kevin?"

"Nathaaaaarrrrrr. Awas yaaa Kamuuuuu" Cla memukul tubuh Nathar.

Nathan dan Nathar hanya tertawa saat Cla memukuli tubuh Mereka. Dalam hati terdalam, Nathan dan Nathar sangat merindukan kedekatan dengan keluarganya.

...----------------...

Selamat menikmatiii, semoga Kalian tetap dukung karya kuuuu 🥰🥰

👍🏻 Like

📝 Komentar

❤ Favorite

dan Vote yaa 😁😁

Terima kasiiih 🥰🥰

Pesta

Kendra mengundang Cla dan Kevin untuk makan malam bersama.

Nathan menggendong Aurora dengan sangat senang. Pipinya yang gembul dan agak kemerahan membuatnya semakin menggemaskan.

"Mommy, kenapa tidak memberitahu ku kalau Nathan dan Nathar sudah tiba?"

"Mereka bilang ingin mengejutkan mu Sayang, kemarin Mereka ada ke rumah mu?"

"Iya ada, Aku kira Mereka tidak jadi datang" Cla membantu Amanda menyiapkan menghidangkan makanan.

Kendra, Kevin, Nathan dan Nathar sedang berada di ruang tengah.

"Bagaimana pekerjaan mu?"

"Baik Daddy, Kami sedang mengerjakan proyek dengan perusahaan M."

"Bagus. Daddy pun ingin segera berhenti dari perusahaan"

"Kenapa Daddy?" Nathan tampak terkejut.

"Kenapa? Tentu saja karena Daddy sudah semakin tua, saatnya Kalian meneruskan perusahaan Kita"

"Tapi Daddy tidak terlihat tua" Nathar melihat Kendra dengan intens.

Kendra tertawa "Sudah saatnya Kalian meneruskan perusahaan. Contoh Kak Kevin, dia bisa mengendalikan perusahaan dengan baik"

"Tentu saja itu karena bantuan dan bimbingan senior seperti Daddy misalnya" Kevin merendah.

Cla datang dan mengambil Lola dari Nathar.

"Makanan sudah siap, makan dulu yuk"

Mereka segera menuju meja makan. Tersaji begitu banyak makanan di atas meja.

"Banyak sekali makanannya Sayang" Kendra duduk di kursi utama.

"Kamu lupa kalau Kita mempunyai empat anak ditambah satu cucu?" Amanda tertawa dan duduk di samping Kendra.

Mereka menikmati hidangan makan malam yang disiapkan oleh Cla dan Amanda.

Setelah makan malam selesai, Kendra meminta seluruh anggota keluarga duduk di ruang keluarga.

"Rasanya bahagia sekali bisa berkumpul seperti ini"

Nathan duduk di samping Amanda dan memeluk sang Ibu. Sedangkan Nathar masih senang menggendong keponakannya.

"Sebenarnya ini kesempatan yang sangat baik. Daddy sudah katakan tadi kalau Daddy akan berhenti dari perusahaan"

"Serius Daddy? Daddy beneran akan berhenti?" Nathan tampak terkejut.

"Benar, Daddy sudah tidak muda lagi. Sudah saatnya Kalian mengambil alih perusahaan"

Semua tampak terdiam, bukan bahagia yang ada di benak Cla, Nathan maupun Nathar. Mereka menyadari kalau orang tua Mereka sudah tidak muda lagi dan itu membuat Mereka begitu sedih.

Kendra tersenyum, "Kita ngobrol santai saja dulu"

Cla memeluk Kendra "Daddy tidak tua bagi Kami, Daddy tetap super hero yang Kami kenal"

Amanda tersenyum melihat Cla yang begitu menyayangi Sang ayah, "Cla benar, tapi Mommy sama Daddy sudah membicarakan ini sebelumnya. Biarkan Kami menikmati masa-masa ini"

"Benar, Kami akan bulan madu kembali" Kendra tertawa dan memeluk Cla.

"Ish Daddy..." Cla melepas pelukannya.

Semua orang kembali ceria.

"Jadi begini, Daddy sudah merencanakan memberikan rumah samit kepada Cla dan Kevin. Perusahaan untuk Nathan dan Nathar"

"Apa Daddy benar-benar akan istirahat dari sekarang?" Nathar tampak khawatir.

"Daddy ingin mengabulkan keinginan Mommy yang belum terpenuhi. Keliling dunia. Daddy ingin pergi tanpa memikirkan perusahaan, biarkan Daddy mengabulkan keinginan Mommy Kalian"

Cla tersenyum "Pergilah, Kami menyetujuinya"

"Benar, Kami setuju" Nathan dan Nathar menganggukkan kepalanya.

"Kenapa kalau alasannya Mommy, Kalian langsung setuju begitu saja?" Kendra merajuk.

Mereka terdiam sejenak dan kemudian tertawa bersama.

Beberapa hari kemudian Kendra mengajak Nathan dan Nathar menuju perusahaan.

Seluruh karyawan tampak kagum melihat Mereka berdua.

"Itu si kembar kecil?"

"Ssstt, Mereka sudah tidak kecil lagi. Bahkan ada rumor kalau Mereka akan segera menggantikan posisi Tuan Kendra"

"Waw, benarkah? Benarkah Kita akan mempunyai atasan seperti Mereka?" Beberapa gadis tampak bahagia.

Nathan dan Nathar yang mendengar itu mengarahkan pandangannya kepada Mereka. Pandangan tajam dan begitu dingin. Sontak saja itu membungkam mulut Mereka dan membuat Mereka ketakutan.

Nathan dan Nathar sudah terbiasa menangani gadis-gadis di USA. Mereka membentengi diri Mereka dengan sikap yang tegas, dingin dan bahkan terkenal kejam. Hal itu dilakukan agar tidak ada yang berani mendekati Mereka.

Kendra membawa Nathan dan Nathar ke beberapa pertemuan penting. Beberapa pemegang saham sudah mengenalnya, namun masih banyak yang belum mengenalnya sama sekali.

"Mereka adalah Tuan Nathan dan Tuan Nathar. Mereka putra Saya, dan dalam waktu dekat Saya akan menyerahkan tanggung jawab Saya kepada Mereka. Tapi tenang saja, Saya akan tetap mengawasi dan membimbing Mereka"

Semua orang tampak bertepuk tangan dan memberikan salam kepadanya.

Pertemuan berlangsung cukup lama, hal ini karena laporan tahunan. Semua laporan perusahaan dalam satu tahun terakhir dipungkas habis. Nathan dan Nathar memperhatikan semuanya dengan sangat detail.

Kendra yang melihat itu merasa sangat bangga, kedua putranya sudah tumbuh dewasa.

"Laporan Kami terima, Kami akan memeriksanya satu persatu. Sampai jumpa pekan depan" Kendra mengakhiri meeting hari ini.

Mereka kembali ke ruang presdir. "Kenapa haru ditunda pekan depan Daddy?"

"Benar, Kita bisa menyelesaikannya hari ini juga"

Kendra tertawa "Kamu harus lihat, Mereka memiliki keluarga. Keluarga Mereka sudah menunggu kepulangannya. Jadi biarkan Mereka istirahat dan melanjutkan pekerjaannya kembali pekan depan"

"Kalau begitu, itu sangat tidak profesional"

Kendra tersenyum "Profesional. Menurut Daddy, Daddy bekerja demi keluarga. Kalau bukan untuk keluarga, Daddy tidak akan bekerja. Dan profesional itu adalah menjadi anggota keluarga dengan sempurna."

Nathan dan Nathar terdiam "Daddy benar. Kami harus banyak belajar darimu"

Kendra menganggukkan kepalanya "Jadilah pemimpin yang memiliki hati nurani. Memiliki hati nurani bukan berarti lemah"

Nathan dan Nathar menganggukkan kepalanga "Kami mengerti Daddy. Terima kasih"

"Ayo pulang, Mommy sudah menunggu Kita untuk makan malam bersama" Mereka bergegas untuk pulang.

Waktu terus berlalu, Nathan dan Nathar kini akan diresmikan sebagai pemimpin perusahaan.

Kendra mengadakan pesta perusahaan malam ini. Seluruh karyawan diperkenankan untuk hadir.

Beberapa kolega Kendra tampak menghampiri Kendra dan Amanda. Mereka terlihat sedang berbincang.

Nathan dan Nathar memutuskan untuk menghampiri Cla dan Kevin di meja vvip.

Namun di tengah perjalanan, "Lihatlah Tuan Kendra. Itu adalah definisi semakin tua semakin menggoda"

"Kamu benar, Tuan Kendra semakin tua semakin tampan. Tidak terasa dia akan menikmati masa tua bersama istrinya"

"Andai saja dia masih memerlukan istri yang lebih muda, Aku siap..." Mereka tertawa bersama.

Nathan yang mendengar itu menghampiri Mereka. "Sayangnya, Tuan Kendra memiliki selera yang tinggi. Dan Anda tidak termasuk ke dalam kriterianya"

Seketika kedua gadis itu menundukkan kepalanya "Ma..Maaf Tuan, Kami tidak bermaksud seperti itu. Maaf Tuan..."

Nathan pergi meninggalkan Mereka yang masih tampak ketakutan.

...----------------...

Selamat menikmatiii, semoga Kalian tetap dukung karya kuuuu 🥰🥰

👍🏻 Like

📝 Komentar

❤ Favorite

dan Vote yaa 😁😁

Terima kasiiih 🥰🥰

Pandangan Pertama

Beberapa waktu kemudian Kendra melepas Nathan dan Nathar di lapangan.

Mereka menempati tempat yang berbeda. Sama hal nya seperti saat di USA, Mereka membagi tugas secara adil.

Nathar menangani langsung di lapangan dan Nathan menempati bagian pemeriksaan.

"Hari ini Kita ada meeting dengan beberapa kolega Kita."

"Siapkan semuanya."

"Yayaya Aku tahu" Nathar memang memiliki sifat lebih aktif dan lebih mudah bersosialisasi, cukup berbeda dengan Nathan yang lebih introvert. Nathan lebih suka duduk seorang diri dan menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

Meeting dimulai pada siang hari, seperti biasa Nathan dan Nathar datang tepat waktu.

Sebagian besar dari Kolega Perusahaan L sudah hadir di ruang meeting.

"Silahkan duduk"

Nathan dan Nathar duduk berdampingan di kursi utama.

Hari ini ada misi besar yang akan dilakukan oleh perusahaan L.

Nathar menjelaskan misi yang akan dilakukan kali ini.

"Saya tidak ingin ada kegagalan dalam misi kali ini. Tidak ada istilah belajar dari kegagalan, tetapi belajar untuk tidak pernah gagal."

Nathar mengakhiri meeting hari ini.

Seorang wanita berkaca mata mengalihkan perhatian Nathar sejak tadi. Wanita itu kini tengah sibuk membereskan laptopnya, disaat yang lain keluar dari ruangan, dia masih sibuk membereskan buku-buku di atas mejanya.

Nathar menghampiri wanita itu, "Buku?"

Dia merasa sangat terkejut, bukunya jatuh ke atas lantai. "Maaf Tuan, Saya akan segera keluar dari ruangan ini." Dia bergegas meninggalkan ruangan dengan buku yang dipegangnya.

Nathan melihat Nathar dengan aneh, "Ada apa?"

"Tidak, hanya saja wanita itu mengalihkan perhatian ku. Maksud ku, saat Aku menjelaskan, dia sibuk mencatat semuanya di buku itu. Sedangkan laptopnya dibiarkan menyala begitu saja."

Nathan tertawa "Hal seperti itu mengalihkan perhatian mu. Hahaha. Ayolah Nathan, masih banyak wanita cantik dan menarik di luar sana. Kamu tidak tertarik dengan wanita berkacamata dan rambut yang dia ikat ke atas itu kan?"

Nathar menyenggol lengan Nathan "Enak saja, mana mungkin Aku tertarik dengan wanita aneh seperti itu."

Hari mulai gelap, Nathan dan Nathar memutuskan untuk segera pulang.

"Bagaimana dengan pekerjaan Kalian hari ini?" Amanda menyambut kepulangan kedua anaknya.

"Cukup baik. Hanya saja pekan depan Kami harus melakukan perjalanan bisnis"

"Apa? Kita? Kamu saja Nathar" Nathan menolak.

"Kenapa hanya Aku? Kamu juga"

"Ini hanya launching produk di sebuah Mall. Kenapa Aku harus ikut?" Nathan masih menolak.

"Ya tetap saja"

Kendra menertawakan kedua anaknya. "Kalian ini, di perusahaan bagaikan singa yang mengaum. Di rumah, bagaikan kucing kecil yang mengeong"

Amanda ikut tertawa, "Sebenarnya ada apa ini?"

"Jadi Kami mempunyai misi tahun ini. Persaingan semakin ketat. Jadi Kami memutuskan untuk terjun langsung ke lapangan memperkenalkan produk Kami. Ya semacam seminar begitu. Tapi Nathan tidak mau ikut dengan ku"

"Memang kenapa Aku harus ikut? Kamu yang akan menjadi narasumber di sana. Ayolah Nathar, Kamu hanya akan tampil di depan publik beberapa menit saja. Setelah itu Kamu bisa berlibur bersama wanita itu."

Amanda membelalakkan matanya "Wanita itu? Siapa? Kenalkan pada Mommy"

"What? Tidak, tidak..." Nathar menggelengkan kepalanya.

Nathan tertawa kemudian menceritakan semuanya.

"Jadi Kalian mempermasalahkan penampilan? Mommy bukan model papan atas, tapi Daddy mencintai Mommy apa adanya. Bahkan dulu Mommy adalah karyawan di perusahaan milik Granpa Kalian."

"Bu-bukan begitu Mommy. Hanya saja Aku tidak menyukainya. Dia sedikit aneh, tapi kenapa Daddy mempekerjaan dia?"

"Daddy? Daddy hanya melihat cv, bukan wajahnya. Percayalah, semua kolega Kita adalah orang-orang berkualitas baik."

"Tapi mana ada jaman semodern ini masih menulis hasil meeting di dalam buku."

"Apa yang salah Sayang? Tidak ada yang salah sama sekali."

Mereka menghabiskan waktu dengan berbagi cerita. Seperti itulah anak-anak dari Amanda dan Kendra, Mereka senang menceritakan semuanya bahkan hal-hal receh seperti itu.

Pagi hari tiba, Nathan dan Nathar kedatangan tamu dari perusahaan yang sudah lama bekerja sama dengan perusahaan yang dikelolanya.

"Selamat pagi Tuan Nathan, Tuan Nathar. Maaf Kami baru sempat menyapa Anda. Kebetulan Kami baru pulang dari perjalanan bisnis Kami di Luar Negeri. Perkenalkan Saya Jordan, presdir dari perusahaan X." Seorang laki-laki paruh baya memperkenalkan dirinya.

"Salah kenal Tuan Jordan, Tuan Kendra sudah menceritakan banyak tentang Anda dan perusahaan Anda. Semoga kerja sama ini tetap berjalan baik" Nathar menganggukkan kepalanya menandakan setuju dengan perkataan Nathan.

"Terima kasih Tuan Nathan. Oh iya perkenalkan, ini putri Saya, Luna. Luna bekerja sebagai sekretaris pribadi Saya. Untuk kedepannya mungkin Luna yang akan sering mewakili Saya untuk berkomunikasi dengan Anda."

Perempuan cantik, anggun dan terlihat pintar itu menganggukkan kepalanya kemudian mengulurkan tangannya "Saya Luna, salam kenal Tuan Nanthan, Tuan Nathar"

"Salam kenal Nona Luna"

"Ada sedikit oleh-oleh dari Kami. Kami sudah memberikannya kepada Nona Nadhira di depan. Anggap saja itu sebagai perkenalan dari Kami"

"Terima kasih Nona Luna" Nathan menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Luna.

Nathar menyadari pergerakan Nathan, dia hanya menganggukkan kepalanya saja.

Tuan Jordan dan Luna kini berpamitan kepada Nathan maupun Nathar.

"Terima kasih atas kedatangannya Tuan" Nathan mengulurkan tangannya.

"Sama-sama Tuan, mohon maaf mengganggu aktivitas Anda"

Luna tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Kini tinggal Nathan dan Nathar yang berada di dalam ruangan.

"Nona Luna?" Nathar celetuk begitu saja. Sontak saja Nathan mengalihkan pandangannya pada pintu masuk.

Nathar tertawa terbahak-bahak, tidak ada siapapun di sana. Nathar hanya mengerjai Nathan saja.

Nathan menggulung kertas kosong dan melemparnya kepada Nathar. Nathar menghindar dan masih saja tertawa.

"Aku tidak menyangka kalau cinta padangan pertama itu benar-benar ada"

"Jangan katakan apapun" Nathan masih tampak kesal.

Ponsel Nathan tiba-tiba bergetar menandakan pesan masuk.

"Selamat pagi, maaf mengganggu Tuan Nathan. Saya Luna, tadi Saya meminta kontak Anda kepada Nona Nadhira untuk mempemudah Saya jika perlu menghubungi Anda. Apa tidak apa-apa Saya menyimpan kontak Anda? Jika Anda tidak mengijinkannya, Saya akan segera menghapusnya."

Nathan tersenyum kemudian membalas pesan tersebut, "Selamat pagi Nona Luna, silahkan Nona tidak apa-apa. Apa Saya juga boleh menyimpan kontak Anda?"

Nathar tertawa "Jangan katakan itu dari Nona Luna"

"Pergi sana" Nathan melempar Nathar kembali. Nathar tertawa kemudian pergi menuju ruangannya.

Di dalam ruangan Nathar. Nathar mendapatkan pesan yang sama dari Luna. Namun Nathar tidak meresponnya sama sekali.

----------------

----------------

----------------

Seneng banget Up kisah Mereka. Rasanya bahagia aja gitu.

Semoga bahagianya nular ke Kalian juga yaa 🥰🥰

Selamat menikmatiii, semoga Kalian tetap dukung karya kuuuu 🥰🥰

👍🏻 Like

📝 Komentar

❤ Favorite

dan Vote yaa 😁😁

Terima kasiiih 🥰🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!