NovelToon NovelToon

My Hot Woman

AWAL PERTEMUAN

...Takdir itu ibarat kunci dan gembok. Keduanya tidak bisa terpisahkan. Jika salah satunya tak berfungsi, maka sia-sia lah yang tersisa....

.......

.......

.......

"Hei Sobat, apa kau mengenal nya..?" Dony bersuara sambil menepuk bahu Rehan dan menunjuk ke arah wanita yang sedang memainkan piringan hitam di atas stage.

Wanita cantik dengan rambut panjang dan berwajah mungil. Sangat cantik. Wanita itu asyik menggerakkan tubuh mengikuti alunan musik menghentak keras yang sedang ia mainkan dengan teramat piawai.

Suasana club' malam itu semakin ramai.

Teriakan dari pengunjung pun makin riuh beriringan dengan suara alunan distrosi yang begitu kuat meramaikan seisi club'.

Rehan yang tadi nya hanya duduk menikmati segelas Vodka yang ada di tangannya pun akhirnya mengikuti arah pandang sahabatnya yang menunjuk ke arah stage, dilihat nya lah seorang wanita, tepatnya seorang DJ wanita yang sedang memberikan penampilan terbaik nya malam ini.

Memukau mungkin itu kata yang tepat untuk keseluruhan penampilan nya. Jelas sekali bahwa Dj tersebut seorang yang handal di bidang nya.

"Seperti nya tidak." Rehan mengamati DJ yang Dony maksud. "Mungkin dia baru disini." Rehan memang terkesan dingin dan cuek pada hal-hal seperti ini, dengan kata lain tidak mudah untuk menarik perhatian seorang Rehan.

"Wow,, kau lihat kawan, dia sangat seksi. Menurutmu apa aku bisa membawa nya ke ranjang ku malam ini..?" Dony bertanya serius kepada Rehan. Fokusnya malam ini memang teralihkan pada sang Dj.

Mendengar pertanyaan itu Rehan hanya tersenyum malas. "Coba saja, akan ku berikan pada mu mobil keluaran terbaru milikku jika kau berhasil." Sebuah tantangan. "Yah, walaupun aku yakin kau tidak akan kehilangan pesona mu." sarkas Rehan.

"Jangan meremehkan ku sobat, dan jangan menyesal jika kau kehilangan milik mu kali ini!" Dony serius menanggapi tantangan sahabatnya, Rehan.

"Apa aku pernah mengingkari perkataan ku? Ini, bawa saja jika kau memang mendapatkan nya." Rehan meletakkan kunci mobil tepat di atas meja yang ada di hadapan mereka.

Bukan nya Rehan ingin meragukan kemampuan Dony dalam menggaet wanita, apalagi seorang wanita dari Club malam.

Dengan wajahnya yang cukup tampan dan juga penampilannya yang bisa di bilang hot guy entah itu pengunjung biasa ataupun seperti sekarang, hanya seorang DJ yang membuat sahabatnya itu tertarik sudah pasti bisa Dony dapatkan.

Hanya saja untuk kali ini feeling Rehan mengatakan bahwa ia tidak akan kalah dalam taruhan itu.

Perasaan nya saja ataukah? terserahlah, kalah pun ia tak akan rugi, pikir Rehan, masa bodoh.

Setelah lama menikmati penampilan Dj cantik itu, kini Dony pun bersiap untuk menjalankan aksi nya. Sementara Rehan hanya menyaksikan dari tempatnya duduk.

Dari kejauhan Rehan menyaksikan bahwa Dony telah mendatangi manager club', mungkin untuk menanyakan tentang sang Dj yang telah membuatnya merasa tertantang serta bergairah.

Beberapa menit kemudian Rehan juga melihat jika Dony sudah menghampiri sang Dj cantik yang baru saja turun dari stage.

Rehan menatap malas saat Dj cantik itu sedang bersalaman dengan Dony, dan seperti nya kali ini mereka bertukar nomor ponsel.

Rehan hanya menggelengkan kepala, satu lagi wanita terjerat dengan apa yang Dony tawarkan.

"Cih! ternyata gadis ini sama murahnya."

Rehan berdecak sambil memalingkan wajah malas.

Tidak masalah baginya jika ia harus menyerahkan mobil yang baru ia beli kepada Dony, karena seorang Rehan tidak akan menarik kembali perkataan nya. Toh ia bisa membeli mobil lain yang jauh lebih mahal.

Rehan merogoh kantongnya mencari benda pipih dengan teknologi canggih untuk menghubungi seseorang.

"Y**a tuan..?." seseorang di seberang sana menjawab Rehan dengan tegas.

"Kirimkan mobil lain untuk ku sekarang. Saat ini aku berada di Club' Z!" perintah Rehan merasa enggan terlalu lama berada di sana.

Sebelum pergi, tidak lupa Rehan juga meninggalkan kunci mobil seperti janjinya.

...Sementara itu,...

"Hai, Aku Dony. Aku menyaksikan penampilan mu tadi, itu sangat menakjubkan!" Pujinya sekaligus menggoda.

Sok akrab aja lu bang Don... 😄

"Boleh kita berkenalan.?" Dony mengulurkan tangan nya pada DJ cantik yang saat ini sudah berhenti melakukan tugasnya sebagai seorang Dj pengganti.

"Ya tentu..Julie!" Julie juga mengulurkan tangan nya sambil tersenyum ramah kepada Dony.

"Aku Dony. Senang berkenalan dengan mu Julie." Dony masih menggenggam erat tangan Julie seraya mengagumi betapa rupawan nya wajah gadis itu saat di lihat lebih dekat.

"O, ya boleh aku minta nomor ponsel mu? mungkin saja kita akan bertemu di tempat lain." Dony meminta dengan penuh percaya diri. Ia tidak pernah gagal setu kali pun dalam menggaet seorang wanita.

Karena malas berlama-lama dengan orang yang di hadapannya, akhirnya Julie pun membiarkan laki-laki itu menuliskan nomor nya sendiri di ponsel Julie. "Nanti akan ku hubungi." Julie bersuara—basa-basi.

"Aku tadi bersama teman ku, apa kau mau bergabung ?" Dony menawarkan kepada Julie sambil menunjuk ke arah meja mereka yang sebenarnya cukup jauh dari kata bisa di lihat.

"Maaf, sepertinya lain kali. Aku harus segera pulang!" Tolak Julie secara halus kemudian pergi meninggalkan Dony tanpa menunggu dipersilahkan terlebih dahulu.

Namun Dony tidak menyerah, "Aku akan menunggu!" katanya, melambaikan tangan dengan perasaan senang.

Julie pun. pergi menuju ruang ganti untuk mengemasi barang-barang yang tadi di bawanya kemudian segera bergegas untuk pergi meninggalkan Club' melalui pintu samping.

Karena Waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, sesuai kontraknya, ia sudah selesai bekerja dan ia boleh pulang tanpa harus menunggu lagi.

Julie keluar dari Club' menuju ke arah parkiran sambil merenggangkan sendi-sendi tangan nya yang terasa ngilu.

Saat berjalan menuju ke tempat dimana ia memarkirkan mobil pikiran Julie sempat teralihkan sesaat.

"Hah, lelahnya." Julie merogoh isi tas untuk mencari kunci mobil, hingga tanpa sengaja Julie menabrak sesuatu yang membuat tas nya jatuh hingga mengeluarkan isinya.

"Maaf, Maafkan aku. Aku tidak sengaja." Julie menunduk sambil mengumpulkan semua isi tasnya yang berhamburan di atas papin jalanan.

Tidak ada respon dari yang di tabrak nya.

Tidak pergi.

Tidak menjawab.

Tidak juga membantu dirinya. Tapi Julie yakin bahwa itu seorang manusia.

Julie yang tak mau ambil pusing hanya mengabaikan kejadian tersebut. Mungkin saja yang di tabrak nya bukan manusia yang sebenarnya, bisa saja makhluk halus kan? pikir Julie, membuat bulunya sedikit meremang.

Setelah selesai mengumpulkan barang miliknya kunci mobil yang tadi kesusahan ia dapatkan pun akhirnya terlihat.

Ternyata tabrakan barusan sedikit membantunya. Mungkin ini yang di sebut kemalangan membawa berkah, pikir Julie merasa bersyukur.

Karena tak mendapat respon, Julie juga malas untuk melihat ke sekitarnya. Yang ia tahu mobilnya berada di sana, tepat di depan nya. Dan ada alasan baginya untuk berlama-lama di tempat itu.

Julie pun buru-buru melangkah pergi, tapi belum lagi ia sempat melangkah kan kaki, tangan nya sudah tertahan hingga membuat nya sulit bergerak.

Mau tak mau Julie pun membalikkan badan, melihat apakah tangan nya tersangkut pada sesuatu ataukah....?

What the...

Julie mengerutkan kening saat melihat sesosok lelaki yang saat ini sedang menahan tangan nya erat, untuk sejenak Julie akui bahwa ia tersihir dengan sosok yang ada di depannya.

Tampan.

Apa dia mantan kekasih ku..? Tapi seperti nya aku tidak memiliki Ex yang seperti ini, aku bahkan belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Lalu siapa pria ini? pertanyaan-pertanyaan asing mulai memenuhi kepala Julie untuk sesaat.

Tapi kemudian buru-buru ia mengembalikan kesadaran nya, menyentak tangan nya agar bisa terlepas. Tapi usaha Julie ternyata sia-sia, tenaga nya masih kurang besar untuk bisa meloloskan diri.

"Maaf tuan, tolong lepaskan tangan ku!" Julie berusaha menarik tangan nya hingga menimbulkan rasa sakit.

Ada apa dengan pria ini? apa kami pernah memiliki masalah sebelumnya? ataukah...

"Apa harga yang di berikan laki-laki tadi belum bisa memenuhi standar mu untuk semalam..? Atau kalian sudah memesan sebuah hotel diluar sana?" suara yang menembus indera pendengaran Julie mengalahkan dingin nya angin malam.

Aahhh.. ternyata benar manusia. Dan laki-laki ini bisa bicara, ku pikir cuma pajangan. Julie terperangah dengan mata yang tak berhenti berkedip.

Tapi, What..?

Pikiran nya mulai mencerna ucapan yang barusan ia dengar. Kenapa aku bisa selola (loading lama) ini? God!

Julie mengernyit kesal, "Hah... ?" respon pertama Julie saat tengah kebingungan. Julie terlihat shock saat menyadari perkataan tersebut di arahkan padanya.

"Excusme, anda mengatakan itu pada ku tuan..? Apa maksudmu...?" Julie bertanya dengan wajah memerah marah bercampur malu mendengar ucapan yang baru saja melecehkan dirinya.

Harga dirinya sedang di permainkan.

Tiba-tiba saja tangan pria itu kembali menarik tubuhnya, hingga membawa Julie lebih dekat ke dalam pelukan nya. Mata keduanya pun saling mengunci.

Pria di depannya berbau manis dari Alkohol dan juga samar tercium bau rokok. Seperti pria itu baru saja mencari udara segar setelah menghabiskan malam di dalam Club.

"Permisi tuan, tolong lepaskan tangan anda." Dengan sekuat tenaga Julie mencari celah agar bisa lolos, tapi lagi-lagi ia kepayahan karena laki-laki itu lebih kuat dari nya.

Matanya sangat indah. Oh come on, Julie. Sadarlah!!!

Halo dimana orang-orang yang biasa nya berlalu lalang disini..? Julie meringis.

"Tolong lepaskan tangan ku!" Hardik Julie sekali lagi, tapi masih sia-sia.

Masih dengan perlawanan penuh, Julie mencoba melepaskan diri namun sedetik kemudian laki-laki itu sudah sangat dekat dengan nya, bahkan terlalu dekat dalam batas normal.

Dan yang tak pernah terpikirkan oleh adalah laki-laki itu menyentuhnya. Menyentuh bibirnya.

Julie yang terlalu kaget dengan apa yang ia alami hanya bisa menunjukan wajah bodoh. laki-laki itu membuatnya tidak dapat berkata-kata.

Oh God! First Kiss ku sudah dirampas tanpa permisi.

Wajah Julie merah padam karena merasa di perlakuan tak senonoh oleh laki-laki yang baru saja ia temui.

Tanpa aba-aba Julie menginjak kaki Rehan dengan kekuatan penuh. Ia juga mendorong laki-laki tersebut agar ia bisa melepaskan diri dan sejurus kemudian tanpa ia sadari tangan nya sudah melayang dan mendaratkan sebuah tamparan keras.

PLak....

"HOW DARE YOU! Jaga Kelakuan anda tuan!" Julie membentak Rehan. Ia marah? tentu saja. Ia tak perlu menjelaskan apa-apa, bukan salahnya jika pria itu mendapatkan tamparan keras.

Itu sangat pantas untuk perlakuan tak senonoh yang Julie dapatkan.

"Pria mabuk sialan!"

Tanpa berlama-lama, Julie pun langsung pergi sambil mengepalkan tangan menuju tempat dimana mobilnya terparkir.

Ia menghidupkan mesin, lalu melajukan mobilnya meninggalkan pria yang masih mematung di sana sambil menatap tajam kearah dirinya.

Saat lewat Julie mengacungkan jari tengah. Dasar sialan.

"F.U Psycho...!!!

...❄️...

...❄️...

...❄️...

 

KEDUA KALINYA

...Ring..Ringg......

...Suara dering telepon memecah keheningan dalam sebuah ruangan....

Sebuah tatapan tajam terarah pada sumber kebisingan, "Ya...? Biarkan saja dia masuk." Rahan menutup panggilan yang berasal dari sekretarisnya.

Ceklek. Sesaat kemudian pintu terbuka.

"Apa kau melarikan diri semalam? aku mencari mu!" Seru Dony yang baru saja masuk ke ruangan Rehan tanpa di persilahkan langsung menuju sebuah lemari penyimpanan minuman untuk menuangkan segelas Brandi.

Rehan masih terus melanjutkan pekerjaan nya, malas menanggapi ucapan sahabatnya itu. Apa lagi jika mengingat tamparan keras yang ia dapatkan semalam. Sial.

Brukk,,

Suara benda mendarat tepat di depan Rehan. Mau tak mau ia menghentikan kegiatan membolak-balik map yang sedang ia pegang.

"Itu kunci mobil mu." Dony berkata cuek sambil mendaratkan bokong nya di sofa berbentuk L di ruangan itu. "Kau tinggalkan semalam."

Melihat Dony mengembalikan kunci mobil taruhan nya, Rehan tersenyum sinis, "Kenapa..? DJ itu menolak mu, karena itukah kau mengembalikan nya, padaku, lagi..?" Rehan sengaja berkata lambat-lambat dengan wajah sedikit mengejek.

Dony mendengus tak senang mendapati perkataan meremehkan dari Rehan.

"Waktu nya yang belum tepat. Wanita ini berbeda kawan, ia berbeda dari gadis kebanyakan, ini seperti harta karun. Aku akan mendapatkan nya diwaktu yang tepat." Dony yakin akan hal itu.

Selama ini belum pernah ada wanita yang menolak ketampanan dan juga kemapanan nya.

Cih. Pantas saja gadis itu menampar ku semalam. Apa gadis itu memang semenarik yang Dony katakan?

Rehan bertanya lagi sambil terus melanjutkan pekerjaan nya, "lalu?"

"Lalu apa? Aku hanya ingin mengembalikan apa yang bukan milikku, dan untuk gadis itu, aku akan memilikinya, tidak lama lagi!" Dony kembali menyesap minuman nya.

Rehan adalah tipe laki-laki yang cuek, ia tidak akan mengurusi urusan orang lain, apa lagi jika itu tidak menguntungkan baginya, seperti saat ini.

Membuang-buang waktu jika hanya membicarakan masalah seorang wanita yang bahkan sangat mudah bagi Rehan untuk ia dapatkan jika ia memang ingin, tapi semalam...?

"Mau ikut malam ini? aku akan pergi ke Club' itu lagi. Malam ini aku harus mendapatkan nya." Dony kembali membayangkan bagaimana Ia akan bercinta dengan gadis bernama Julie di ranjang nya.

"Hentikan pikiran mesum mu itu! Ini kantor, bukan tempat mengkhayal. Pulang lah jika kau ingin berfantasi tentang gadis Dj itu!" Rehan menatap sinis pada sahabatnya.

"Heeyy... santai bung! Nama nya Julie. Nama yang cantik bukan? seperti dirinya.!" Dony kembali pada angan-angan nya membayangkan wajah Julie serta kemolekan tubuh gadis itu.

Bugh..

Sebuah benda mengenai Dony, Rehan lah yang melemparnya.

"Keluarlah, lanjutkan khayalan mesum mu itu di kantor mu sendiri. Aku sedang sibuk!" Rehan memicingkan matanya pada Dony dengan serius.

"Baiklah, dasar kulkas! Huh! Seharusnya kau senang aku bertamu kesini, kalau tidak kau akan jadi seorang pewaris yang penyendiri seumur hidup mu!" cibir Dony mengejek.

Dony melangkah pergi meninggalkan sahabat batu nya itu. Belum lagi sempat pintu tertutup, ia kembali menengok kan kepala nya ke dalam.

"Kita akan bertemu di sana kan? kau harus datang, ok". Ucap nya tanpa menunggu tanggapan dari Rehan dan berlalu pergi. 

"Kau pikir aku siapa, pasangan kencan mu? Gila!"

...________________________________...

...Ting tong... ting tong.....

...Suara bel apartment Julie berbunyi....

"Ya, tunggu sebentar!" Dengan sedikit berlari Julie membukakan pintu apartment nya.

"Dengan nona Julie ?" seorang kurir bertanya, sambil menyerahkan sebuah bingkisan serta bunga mawar putih pada nya.

"Yups. Dari siapa Ini pak ?" sambut Julie dengan mata berbinar bercampur bingung melihat paket tersebut, ini pertama kalinya Julie mendapatkan kiriman bunga.

Apakah dari seorang penggemar?

"Maaf nona, anda bisa mengecek nya sendiri pada kartu." kurir itu berkata sopan.

Setelah selesai membubuhkan tanda terima di atas kertas, Julie menerima kiriman tersebut sambil mencari-cari kartu pengirimnya tapi tidak ada apa-apa di sana.

Kemudian ia membuka bingkisan tersebut melihat isi nya..

"Ohh My!" Julie di buat kaget dengan isi paket tersebut. Lima ikat uang tunai yang masih bersegel bank dengan nilai 50 juta rupiah.

"Apa ini Prank ? Haloo ?"

Julie melihat ke segala arah ruangan apartemen nya, memperhatikan jendela langit-langit ruangan bahkan di balik lemari dan pintu.

Tidak ada apapun disini.

"Atau jangan-jangan disini?" Julie bergegas memeriksa rak buku di dekat Televisi. Ia mencari-cari segala tempat, siapa tau ada orang yang diam-diam telah masuk ke apartemen nya dan memasang kamera tersembunyi sementara dirinya pergi bekerja.

Gadis itu membayangkan dirinya ada dalam acara reality show seperti yang pernah Ia tonton. Julie mulai paranoid.

Cukup lama ia mencari, namun hasilnya nihil. Ia tak mendapatkan apapun, kemudian Julie buru-buru menyimpan bingkisan itu dengan aman.

Agar nanti ketika pengirim nya mencari kembali paket ini, semua masih utuh seperti semula.

"Siapa orang kurang kerjaan yang melakukan ini semua ?" pikirnya.

''Tapi apa ini benar untuk ku? atau apa kah ada penghuni yang memiliki nama sama dengan ku ?" Julie benar-benar berpikir keras tentang semua ini.

Bagiamana pun uang senilai itu adalah uang yang cukup banyak, setidaknya ia harus melakukan lima kali pertunjukan untuk menghasilkan nya. Tapi sekarang..?

Aaakkkhhhh..... menyebalkan.

"Apa aku shopping aja kali ya, kan lumayan." Ia sempat memikirkan untuk menghabiskan uang itu dalam waktu sepuluh menit.

Tapi niat nya ia urungkan. Julie hanya bisa menggelengkan kepala nya keras-keras.

"Dari pada pusing memikirkan dari mana datang nya uang ini, lebih baik aku istirahat agar nanti malam siap bekerja kembali." buru-buru Julie meletakkan uang tersebut di bawah tumpukan baju agar tersimpan dengan aman.

"Apa aku harus memasang Cctv di apartment ini..? Aahhh... Lupakan. Itu pemborosan Lokal!"

...________________________________________...

Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Julie sudah siap dengan tas yang berisikan perlengkapan untuk penampilan nya nanti.

Sebelum pergi ke Club Julie memutuskan untuk singgah sebentar di restoran yang tak jauh dari apartemen untuk mengisi sedikit stamina nya. Ia harus makan.

Setelah sampai Julie memarkirkan mobilnya, kemudian keluar menuju restoran, tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti tepat di depan nya menghalau laju langkah kaki nya. Julie merasa kaget setengah mati sampai-sampai jatuh terduduk.

Oh Tuhan.... Jangan biarkan jantung ku berhenti berdetak sekarang, ku mohon.

Julie mengelus dadanya yang terasa ngilu.

Tak lama kemudian seseorang keluar dari mobil tersebut, Julie pun membuka mata nya dan melihat ke arah laki-laki itu berdiri.

"KAU.....?"

Again. Oh my..

Julie bangkit dari duduk nya sambil berjalan ke arah laki-laki yang melihatnya dengan wajah tak bersalah. Benar-benar sialan!

"Apa kau tidak punya mata, hah...? Kau bisa saja mematahkan kaki ku barusan!" Julie berdecak kesal. Ingin rasanya ia mencakar wajah kaku di depan nya itu.

"Tapi kaki mu tidak patah!" tanpa rasa bersalah Rehan menghampiri Julie.

"Apa katamu?" Kata-kata yang baru saja Julie dengar dari mulut Rehan hampir saja membuatnya meledak.

"Memang saat ini tidak, tapi bisa saja kan aku atau orang lain yang menerima kemalangan karena kecerobohan mu!"

Suara Julie semakin meninggi. Sudah hampir jantungan, di buat kesal lagi, siapa yang tidak akan marah.

"Aku akan bertanggung jawab. Jadilah kekasih ku!" Rehan berkata santai sambil berjalan mendekati Julie.

What....?🖕

"DASAR GILA! Aku tidak akan sudi jadi kekasih laki-laki menjengkelkan seperti dirimu..!"

Julie beranjak pergi meninggalkan laki-laki itu, tapi lagi-lagi tangan nya kembali tertahan.

Sedetik kemudian ia sudah berada dalam rengkuhannya, membuat Julie merasa dejavu dengan hal ini.

Julie seperti tersihir.

Setelah kesadaran nya kembali, lagi-lagi ciuman keduanya kembali di rampas, meskipun di lakukan dengan lembut. Sejenak Julie terhanyut dalam kegiatan itu.

TING.

alarm bahaya berbunyi di kepala Julie, ia mendorong laki-laki itu, dan berbalik ke arah mobilnya.

Karena terlalu jengkel, Julie membatalkan rencana nya untuk makan, ia lebih memilih pergi dan tidak berurusan dengan Psycho seperti itu.

Ini kedua kali nya ia di cium laki-laki yang tidak ia kenal, brengsek memang. Lelucon apa ini, apa memang dirinya harus sesial ini?

Julie memikirkan Apa yang terjadi pada dirinya sambil terus melajukan mobilnya menuju Club' tempatnya bekerja.

Seperti nya harus mandi kembang tiga puluh macam setelah ini. Jangan sampai semua kesialan mengikuti berturut-turut.

...Lelaki tampan memang seperti sebuah kutukan....

.......

.......

.......

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

MOOD BUSTER

...🌹HAPPY READING 🌹...

Setibanya di Club malam tempat nya bekerja, Julie masuk ke ruang tunggu untuk mempersiapkan dirinya. Lama ia menatap pantulan cermin di depannya.

Jelas sekali terlihat bahwa gadis dalam cermin tersebut tidak sedang baik-baik saja. Wajah nya terlihat kusut tidak bersemangat.

Huh! baiklah Julie, lupakan! lupakan! Anggap saja itu sebuah kesialan yang telah berlalu. Show must go on." Julie memberi semangat pada diri sendiri. "Lihatlah, wajah cantik mu jadi terlihat menyeramkan!" Lagi, ia menatap dirinya sendiri.

fix Julie kumat.

Tanpa menunda waktu, Julie pun mengambil peralatan makeup nya, dan memoleskan satu per satu pada wajah sehingga memunculkan penampilan yang semakin sempurna.

"Geez, Julie. Kau sangat menawan, mari kita takluk kan mereka malam ini!" Ia lagi-lagi memberi semangat pada diri sendiri, hanya itu yang bisa ia lakukan untuk mengusir bayangan menyebalkan laki-laki sialan itu.

Sebelum ia keluar dari ruang tunggu, ia memastikan penampilan nya sekali lagi. Setelah semuanya terlihat sempurna, ia pun melangkah keluar. Dimatikan nya musik yang berjalan otomatis di atas Stage.

Tes.

"Selamat malam semua, i'm Julie. Ijinkan aku menghibur kalian malam ini..Are you Ready?" Beginilah Julie. Ia selalu totalitas saat bekerja.

READYYYYY.........!!!!

Semua pengunjung bersorak tanda setuju, tanpa berlama-lama julie langsung memulai permainan nya.

Wajah gadis itu tampak sangat memukau di atas stage, ditambah lagi dengan sorot lampu kerlap-kerlip yang menyoroti diatasnya, semakin membuatnya terlihat luar biasa.

Semua pengunjung menikmati permainan yang Julie bawakan. Gadis itu sangat pintar memainkan keras dan lembutnya musik, sehingga pengunjung pun semakin terlarut dalam permainan nya.

Semua yang terjadi di atas stage, tidak luput dari pengamatan seorang Rehan..

Apa yang terjadi padanya sebelumnya dan hari ini, wanita di depan nya ini memang luar biasa. Hanya wanita itu seorang lah yang berani memperlakukan Rehan seperti itu.

Rehan sudah mengunci targetnya, dan Julie adalah target yang tepat. Coba saja kita lihat, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat wanita itu bertekuk lutut di kaki seorang Rehan.

Rehan sudah banyak melihat, bahkan bertemu dengan berbagai macam jenis wanita. Mulai dari yang awalnya polos, sampai yang berpura-pura polos.

Tujuan akhir semuanya sama, hanya uang dan kesenangan. Apalagi seorang wanita club' malam.

Sebelumnya Rehan memang merasa sedikit bersalah pada Julie, atas perlakuannya semalam.

Karena itulah setelah Dony pergi dari ruangannya tadi pagi, Rehan segera memesan bunga dan mengirimkan sejumlah uang pada Julie sebagai permintaan maaf, apa ia sudah melakukan hal yang tepat, entahlah Rehan malas memikirkan itu.

Namun sekarang, ia memikirkan hal yang berbeda. Rehan akan menjadikan Julie wanita nya.

Tidak perduli berapa banyak uang dan juga berapa lama waktu yang ia perlukan agar dapat menaklukan wanita itu, Rehan tidak peduli, yang ia mau Julie, wanita itu harus menjadi miliknya. Itu janji Rehan pada dirinya sendiri.

Sementara Rehan terus memperhatikan Julie sambil terlarut dalam pemikiran dan juga rencana-rencananya sahabatnya sudah tiba juga di sana.

"Sudah lama..?" Dony mengambil tempat tak jauh dari Rehan dengan seorang wanita **** yang bergelayut manja di samping nya.

Rehan menjawab Dony, namun karena suara dentuman musik yang cukup keras, Rehan malas jika harus berteriak di sana.

"Mau ku carikan seseorang..?" Dony berteriak di sisi Rehan agar dapat di dengar.

Rehan menggelengkan kepalanya. Ia menolak. Meskipun Rehan menyukai club' malam, namun Ia tidak suka berhubungan dengan wanita panggilan, ia terlalu jijik dengan wanita yang mudah di dapatkan siapa saja.

Rehan kembali memfokuskan pandangan nya kearah stage.

Gadis itu memang terlihat seperti penyihir kecil. Lihat saja betapa gilanya orang-orang ramai bergoyang mengikuti alunan musiknya, yang tidak Rehan pungkiri selalu membuat tubuhnya ingin ikut bergerak bersama suara distorsi yang menghentak-hentak.

"Kau suka..?" Dony berteriak pada Rehan.

"Siapa..?"

"Julie!"

Rehan malas menjawab pertanyaan itu.

"Kau seperti orang yang ingin memakannya hidup-hidup jika melihatnya seserius itu!" Dony tergelak.

"Bermain saja dengan wanita mu!"

Terlihat Dony menjauhkan tubuhnya lalu kembali bermesraan dengan wanita di samping nya itu.

Satu jam kemudian, Julie sudah turun dari stage, di gantikan dengan Dj lainnya. Wanita itu menuju bar yang ada di dekat stage.

"Ini untuk mu, pergilah!"

Dony menyerahkan uang kes pada wanita yang menemaninya tadi.

"Rey, aku akan ke sana, menemui gadis ku!" Dony berdiri berjalan menuju bar tempat Julie berada saat ini.

Cih. Gadismu..? Mimpi saja!

"Hai Julie. It's me, Dony." Laki-laki itu mengambil tempat di samping Julie.

"Oh, hii.. " Kenapa lagi dengan laki-laki satu ini. Julie mendelik malas. Buru-buru ia menghabiskan minuman nya agar bisa segera pergi dari sana.

"Don, aku harus pergi,aku..- belum lagi Julie beranjak, sesuatu telah mengalihkan dirinya.

"Hei, kenapa kau kesini juga..?" Dony menatap heran pada sahabatnya yang kini mengambil kursi tepat di belakang Julie.

Pertanyaan Dony barusan tentu saja membuat Julie segera berpaling melihat belakangnya.

Oh god!

Ini bukan mimpikan..? Julie tidak salah mengenali orang kan? Laki-laki itu adalah laki-laki yang sama yang membuatnya kesal setengah mati.

"Permisi Don, aku harus pergi" Julie pergi begitu saja meninggalkan Dony dan juga teman menyebalkan nya itu.

Mimpi saja jika aku mau berlama-lama berada di dekatnya, memikirkan nya saja sudah membuatku ingin meninjunya!

"Kenapa kau menyusul ku, kau membuat gadis ku pergi." Dony menyikut pelan Rehan karena kesal.

"Gadis itu jelas tidak ingin bersama mu!" Rehan menjawabi Dony dengan sebenarnya. Sahabatnya saja yang terlalu buta karena tidak menyadari keadaan.

"Dia bukannya tidak ingin bersama ku, ini semua karena dirimu." bela Dony. "Sebelumnya dia baik-baik saja bersama ku." Dony memalingkan wajahnya dari Rehan.

"Cih. Jangan terlalu yakin teman, segala kemungkinan bisa saja terjadi."

"Jangan katakan kalau kau juga menginginkan nya? itu tidak benarkan?" Dony memicingkan mata tidak percaya dengan pemahaman yang baru saja ia dapati.

Alih-alih menjawab, Rehan hanya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum. Ia tak akan memberitahu apapun pada Dony.

Jika mereka harus bersaing, maka persaingan tersebut harus adil, dan itu akan Rehan lakukan cepat atau lambat.

"Kau masih tetap disini? aku akan pergi." Rehan turun dari kursi putarnya. Ia berniat menyusul Julie.

"Aku akan pulang sebentar lagi. Aku harus mencari seseorang untuk menghangatkan ranjang ku." Dony mengedipkan matanya pada Rehan.

"Silahkan saja. Aku akan pergi sekarang." Rehan benar-benar pergi meninggalkan Dony yang masih duduk di depan bartender.

"Carilah seseorang juga, atau kau akan lupa cara menggunakannya!" Dony berteriak nyaring membuat Rehan mendengus malas menghiraukan Dony.

"Sahabatku yang malang, kapan kau akan kembali seperti sebelumnya. Kenapa kau harus hidup terkurung dalam masa lalu?

...❄️...

...❄️...

...❄️...

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!