🌸
🌸
Di sebuah Sekolah Menengah Atas,sebut saja SMA PELITA HARAPAN,sebuah sekolah yang terkenal paling Favorit,karena yang menjadi muridnya adalah anak-anak kalangan atas.
Ada juga satu dua anak yang berasal dari rakyat biasa,dan bisa dipastikan,mereka mendapatkan beasiswa agar bisa menjadi murid di SMA ini.
Pagi ini, tepat jam setengah delapan pagi.beberapa kelas sudah mulai mengikuti pelajaran.
Dan disalah satu kelas, tepatnya kelas Xll-2,suasana tampak cukup ramai.mereka saling bergerombol,membentuk grup sendiri-sendiri.seharusnya,pagi ini mereka waktunya pelajaran matematika.
Dan menurut kabar,pak Samsul,guru yang biasa mengajarkan matematika resign,dan belum ada pengganti yang jelas.sudah pasti empat puluh siswa yang ada dikelas itu merasa senang.
Emak-emak reader sendiri gimana, dulu pas waktu sekolah,ada jam kosong,seneng nggak sih.hihi..
Yang cewek bergerombol sendiri,mereka saling bercanda,menikmati waktu kosong yang sangat langka ini.
sementara itu,di bangku depan, tampak dua cowok yang duduk bersisian,mereka juga tampak mengobrol.
walaupun cowok yang satunya, tampak acuh tak acuh menanggapi obrolan temannya,karena dia lebih memilih ponsel yang ada ditangan nya,ketimbang obrolan unfaedah dari sahabatnya itu.
"Bi....denger-denger sih,ntar bakal ada guru baru.."cowok yang berkulit sawo matang,dan mempunyai rambut ikal memulai obrolan.
"Hemm ."sahut cowok yang di panggil Bi,yang mempunyai rambut lurus,hitam.berkulit putih bersih,dan lebih tampan dari sahabatnya itu.
Dialah Abimana sanjaya,cowok ganteng paling populer di SMA ini,tubuhnya tinggi dan gagah,wajah tampan,dan dia anak tunggal dari Sanjaya Wijaya,pengusaha kontruksi yang cukup punya nama.
Dan Sanjaya Wijaya,adalah pemegang saham enam puluh persen di SMA ini.oleh karena itu,segala tingkah laku Abi,para guru tidak pernah ambil pusing,mereka cukup segan dengan orang tua Abi.
Ketampanan yang yang diatas rata-rata,dan juga kekayaan orang tua yang nggak bakal habis,dimakan tujuh turunan,tujuh tanjakan,membuat para cewek-cewek rela mengantri,demi bisa mendapatkan hati sang cowok idola.
Tapi tak lantas membuat Abi menjadi badboy,dia bahkan terkesan dingin dengan lawan jenis.
Baginya berpacaran hanya membuang-buang waktu saja.
Kita kembali ke obrolan dua sahabat tadi,Abi dan Alex sahabat Abi yang paling dekat,mereka sama-sama berasal dari keluarga tajir melintir.
Kalo Abi mempunyai papa seorang pengusaha,sedang Alex,papanya adalah anggota dewan yang mewakili salah satu partai.
"Abi..."Alex mendengkus jengkel,karena sahabatnya lebih memilih main game online yang ada diponsel,ketimbang ngobrol dengan dia.
"Apaan sih lex,bawel amat sih lo,udah kayak emak-emak kompleks aja..."gerutu Abi,cowok menuju sembilan belas tahun menatap tajam Alex,yang malah meringis kepadanya.
"Diajak ngobrol,bukannya nanggepin,malah asyik melototin ponsel...dasar kamu.."
"Yee. terserah aku dong.."ketus Abi.dia kembali fokus ke layar ponselnya,saat itu dia memang lagi asyik main game online,yang lagi booming saat ini.
"Bi,"
"Hemm"
"Gimana kabar Kiara?"
"Tauk...."
"Lha...bukannya kalian lagi jalan ya..?"tanya Alex heran,dahinya berkerenyit.
"Nggak ada..."jawab Abi singkat.
"Serius..."
"Iya Alex,udah diem dulu napa sih,yang liat orang lagi sibuk.."Abi mendadak kesal,game online yang sedang dimainkannya,membutuhkan konsentrasi,eh,Alex malah sedari tadi ngajak ngobrol.
"Dih,sewot..."
"Selamat pagi...."Tiba-tiba suara yang merdu mendayu,terdengar, membuat kelas yang tadinya sudah seperti pasar,mendadak hening.
Tuk..tuk..tuk..
Suara high heels yang mengalasi kaki terdengar,membelah kesunyian.
Tiga puluh pasang mata tampak melongo,melihat sosok asing yang sekarang berdiri dengan anggun,didepan kelas.
Alex menyikut lengan Abi,membuat cowok itu kes,"Apa sih lex..."pekik Abi,seraya memandang Alex,sedang sahabatnya itu hanya melongo,sambil menatap ke arah depan.
Mau tak mau,Abi ikut memandang ke arah mata Alex.Oh my god.
Sontak Abimana membelalak,melihat sosok yang begitu cantik,berdiri dengan tenang di depan sana.
Tubuhnya ramping,terbalut rok plisket warna coklat muda selutut,dan blazer warna senada dengan roknya,menambah kesan anggun dari wanita itu.
Wajahnya cantik,dengan hidung yang mancung, rambutnya hitam dan lurus tergerai sepunggung.wanita itu berdiri dengan tenang di depan.tak menghiraukan tatapan penuh kekaguman dari seluruh isi kelas.
wanita itu mungkin berusia sekitar dua puluh empat tahunan.
"Selamat pagi.. anak-anak..."
"Selamat pagi Bu...."kompak penghuni kelas menjawab.
Sementara Abi hanya terdiam,pandangannya tak lepas sedikitpun dari wanita cantik yang berhasil mencuri hatinya,hanya dalam beberapa menit bertemu.
Bersambung...
Hai..hai,para readers setiaku,jumpa lagi di novel kedua aku ya,mohon dukungannya ya.
tetep like,love dan komen ya...
Terima kasih...
🌸
🌸
🌸
🌸
Wanita cantik yang berdiri di depan kelas itu melayangkan pandangannya,ke isi kelas.begitu tenang,santai tanpa ada kesan gugup sedikitpun.
"Perkenalkan,nama saya ..."kemudian di berjalan ke arah papan,dan menuliskan sederet namanya di papan berwarna putih itu.
"VANIA ANASTASYA...ini nama lengkap saya,kalian bisa memanggil saya bu vania.saya yang akan menggantikan pak Samsul,mengajar matematika.."Vania kemudian berjalan lagi,kali ini dia berhenti di samping meja,yang disediakan khusus untuk par guru,pada saat mengajar di kelas.
Hening,bahkan anginpun seakan enggan menginterupsi.
Vania tersenyum manis,dia meraih buku absensi siswa,yang tadi sempat dipinjamnya dari wali kelas ini.
"Baik,ada pertanyaan..?"tanya Vania,dia melangkahkan kaki jenjangnya,dan berhenti tepat di depan meja Abi.
Abi memandang mahkluk ciptaan TUHAN yang diklaimnya begitu sempurna itu,dengan jantung yang berdegup lebih kencang dari biasanya.
Aroma vanila yang lembut,menguar,menambah kesan feminim dari Vania.
(untuk visualnya,bayangin aja Abi adalah VERREL BRAMASTA ya,dan Vania adalah SANDRA DEWI....hihihi..tapi readers boleh kok,berhalu sendiri tentang visual mereka)
"Bu Vania,berapa usia ibu?"tanya seorang siswi,yang duduk di bangku paling belakang.namanya Tessa.
"Bulan ini,usia saya menginjak dua puluh empat tahun.."jawab Vania dengan cepat.dia bahkan tak menyadari,sosok cowok yang ada didepannya,menatapnya terpesona.
"Ibu,sudah menikah atau belum?"kali ini Alex,yang duduk di sebelah Abi bertanya,membuat Abi tergeragap,karena pandangan mata Vania,mengarah kepadanya.
"Apakah pertanyaannya,harus di jawab.?"Vania balik bertanya,dia tersenyum manis kepada Alex,dan tentu saja Abi yang ada disebelahnya,ikut juga kebagian senyuman Vania.
Huuuu....sontak seisi kelas bersorak,membuat Vania harus menginterupsi mereka,supaya tidak menganggu kelas yang lain.
"Tolong ya,jangan terlalu keras tertawanya,nanti bisa kena omel kelas lain.."kata Vania.
"Jadi,gimana bu.sudah nikah atau belum?"Kali ini gantian Abi yang melemparkan pertanyaan.
Vania tertegun,memandang wajah Abi,yang juga sedang memandang,sesaat mereka saling bersitatap.
Vania baru menyadari,ternyata Abi sangat tampan,kulitnya putih bersih,bahkan dia yang perempuan saja kalah mulus.
Jujur,ada sedikit getaran,saat mereka saling bersitatap tadi."Hemm...kalian,maunya gimana?"
"Kalo bisa,ibu masih single.."jawab Abi.
"Ok,anggap saja ibu masih single."putus Vania.kemudian dia membuka buku absensi yang sedari tadi dipegangnya.
"Karena kalian sudah tau nama saya,boleh dong kalo saya juga tau nama kalian"
"Apa sih yang nggak buat ibu..?"gombal Alex,yang segera di soraki oleh penghuni kelas lain.
"Abimana sanjaya...."Vania memulai mengabsen murid di kelas Xll-2 ini,dimulai dari Abi,karena dia memang punya nomer urut paling atas.
"Ya..saya..."Abi mengangkat tangan kanannya,saat Vania memanggil namanya.
dan seterusnya,sampai seisi kelas habis di absen oleh Vania.
setelah itu,mereka mulai mengikuti pelajaran matematika hari ini.
Vania yang begitu santai menerangkan,membuat mereka cukup bisa mengikutinya, pembawaan Vania memang selalu tenang,hingga membuat mereka nyaman,padahal banyak murid yang bermusuhan dengan pelajaran yang bernama matematika itu.
Tapi,karena Vania sangat pintar mengolah materi,mereka cukup senang belajar pagi ini.
Hingga tidak terasa,satu setengah jam pun usai sudah,bel berbunyi dua kali,tanda pelajaran sudah harus berganti .
"Baiklah,untuk hari ini cukup sampai disini ya, sampai jumpa lagi tiga hari ke depan.."Vania mengakhiri pelajaran hari ini,dia mulai membereskan buku materi yang ada di atas meja,kemudian menyampirkan tasnya di bahu kanan.
"Bu Vania.."teriak cewek yang duduk di bangku depan,yang bangkunya menempel pada tembok,dia Kiara ,ketua kelas ini.
"Iya...kamu Kiara Kan..?"Vania menghentikan langkahnya,yang hampir mencapai pintu.
"Iya bu,boleh minta nomor ponselnya,biar bisa saya masukin grup kelas ini,siapa tau ada materi yang kami nggak ngerti.."kata Kiara,yang membuat hati Abi sontak merasa senang.
Sejenak dia memuji kecerdasaan sang ketua kelas yang mempunyai postur tubuh,tinggi besar itu.
"Boleh,asal jangan buat chat yang aneh-aneh ya?"kata Vania.
"Aneh gimana Bu?"Tanya Alex penasaran.
"Ya sapa tau,kalian mau nembak saya.."goda Vania, yang segera disambut dengan tawa seisi kelas.
Vania menyusupkan tangannya ke dalam tas,untuk mencari ponsel pintarnya.karena seingatnya, dia tadi membawa benda pipih yang paling di gandrungi seluruh manusia itu di dalam tas warna hitam itu.
"Catat ya..0813********"Vania menyebutkan sederet angka nomer ponselnya, beberapa siswa laki-laki terlihat mengetik ponselnya dengan cepat.mereka tidak mau kehilangan kesempatan, menyimpan nomor Ibu guru cantik itu.
"Baiklah,sampai jumpa lagi anak-anak,selamat siang..."Vania mengucap salam,sebelum melangkah keluar dari dalam kelas.
🌸
🌸
Sepeninggal Vania...
Abi tampak tersenyum, seraya menatap layar ponselnya,dia memandang tak berkedip,seder angka yang berhasil di salinnya ke ponsel miliknya.
"Kenapa kamu BI?kok senyum-senyum sendiri?"tanya Alex dengan curiga.apalagi mata elangnya tampak serius memelototi layar ponsel.
"Nggak ada..."jawab Abi singkat.
"Naksir kamu ya,sama Bu Vania..?"goda Alex.
"Kalo iya kenapa?"Abi balik nanya.
"Cih,selalu begitu,di tanya ganti nanya..."Alex berdecih." memang bu Vania cantik banget,aku aja sampai klepek-klepek dibuatnya..."Alex menopang dagunya dengan telapak tangannya.
"Eit,no...no...no...."kata Abi kemudian.
"Kenapa, sah-sah aja kan,kalo aku naksir,toh Bu Vania masih single..."Alex terlihat tidak terima.
"Kamu mau saingan. sama aku.."Abi memicingkan kedua matanya,menoleh pada cowok di sebelahnya itu.
"Nggak papa kan,kita saingan secara sehat..."dengan penuh percaya diri,Alex membusungkan dadanya.
"Kamu berani..."Abi memandang sinis,seolah meremehkan sahabatnya itu.
"Kenapa nggak?soal tampang,kamu memang menang..soal tajir..kamu juga menang sih.."Alex terkekeh geli.
Dengan kesal Abi menoyor kepala Alex,hingga membuat cowok itu terhuyung ke samping.
"Siapa tau,Bu Vania sedang Khilaf,hingga mau memilih aku...hahaha..."gurau Alex.
Abi hanya meringis,selama menjalani hidup sebagai seorang pria,yang sekarang menginjak pada fase menuju dewasa,baru kali ini dia merasakan getaran aneh,saat memandang lawan jenis.
"Normal nggak sih?"Abi malah melemparkan pertanyaan,yang konyol menurut Alex.
"Dih,normal dong,kalo kamu naksirnya sama aku,itu baru nggak normal..."ledek Alex.
"Najis banget sih,naksir kamu.."Abi kemudian memasang ekspresi seperti orang yang mau muntah.
"Ya kali,kita terbiasa bersama,membuatmu kagum sama aku?"
"Emang mau pedang-pedangan.."Abi menggeplak bahu Alex keras,membuat sahabatnya meringis kesakitan.
"Sadis loe Bi..."omel Alex,cowok manis itu cemberut,membuat Abi terkekeh geli.
Bersambung....
Jangan lupa,like love dan komen ya...
🌸
🌸
🌸
🌸
"Woy, nglamun aja sih..."Alex menepuk pundak Abi,yang terpekur disudut kantin.sedang tangan kanannya mengaduk jus jeruknya,dengan menggunakan sedotan.
Abi terperanjat.kemudian mendongakkan kepalanya,seketika dia merasa kes,saat tau kalo Alex yang telah menginterupsi lamunannya.
"Ck ...ganggu aja sih.."
"Nggak makan kamu,Bi...?" tanya Alex, tangannya mencomot seplastik kripik pisang yang ada di dalam toples,yang terletak di meja yang mereka duduki.
Saat ini keduanya sedang berada dikantin,suasana tampak ramai,karena memang saat ini adalah waktu istirahat,jadi para penghuni sekolah tumpah ruah di kantin sekolah.
"Lagi malas makan,.."guman Abi,dia menyedot minumannya,yang sudah tidak dingin lagi.
"Ya elah,kayak anak cewek lagi pms aja sih.."ledek Alex,sambil tak henti mengunyah kripik yang diambilnya tadi.
"Berisik.."
"Dih....marah.."
"Bisa diem nggak sih?"Abi melotot, ingin rasanya membungkam mulut sahabatnya itu dengan kaos kaki,biar diem.
Alex tergelak.setelah menghabiskan sebungkus kripik pisang,kali ini dia mencomot kerupuk udang.
Alex memang tampangnya sebelas dua bekas dengan Abi, tapi soal makan,dia jago bener,apapun pasti dia embat.
Biarpun makannya sekarung, tapi tubuhnya tidak melar tuh,atau jangan-jangan dia menderita cacingan akut.
"Bi,kamu tau nggak..."
"Nggak.."sahut Abi ketus.
"Ck,belum kelar ngomong juga.."gerutu Alex.
Abi hanya mengedikkan bahu,merasa tidak tertarik sama sekali dengan omongan Alex.sebenarnya Alex tuh lebih pantes jadi cewek,bawelnya nauzubillah deh.
"Belum juga dua puluh empat jam masuk sekolah ini,Bu Vania sudah masuk most wanted lho .."kata Alex,sambil mengunyah kerupuk udang.
Abi langsung mendongak,begitu mendengar nama Wanita yang membuatnya jatuh cinta tepat pada pandangan pertama.
"Serius...?"Abi membelalak.game diponselnya,tak lagi bisa menarik perhatiannya.
"Iya,semua anak cowok bersaing nyari perhatian Bu guru cantik itu.."setelah menghabiskan kerupuk udangnya,Alex menyambar jus jeruk milik Abi,yang masih separo.
"Berani-beraninya mereka bersaing denganku.."sudut bibir abi Tertarik ke atas.huh,lihat saja.siapa yang lebih dulu berhasil mendapatkan Bu Vania.
"Kamu serius tertarik sama Bu Vania Bi..."
"Hemmm.."Abi mengangguk.baru kali ini dia merasakan jatuh cinta,sudah bisa dipastikan akan dia kejar terus sampai dapat.
"Abi....boleh duduk disini nggak?"suaran nan manja tibak-tiba hadir, bersama datangnya seorang cewek cantik,bertubuh cukup sintal,berambut lurus sebahu.
Nama gadis itu bianca,anak kelas Xll-3,dan sudah bisa ditebak,gadis itu menaruh harapan kepada Abi.
Abi mendengkus kesal,kemudian dia mengantongi ponselnya yang tadi digenggamnya.
"Silahkan...aku juga udah mau cabut kok.."dengan santai Abi beranjak berdiri,kemudian meninggalkan Bianca yang menghentakkan kakinya dengan kesal
"Sabar ya...masih banyak jalan menuju Roma..."Alex berusaha menghibur gadis cantik yang terkesan agresif itu.
"Sombong kamu Abi,suatu saat kamu pasti akan bertekuk lutut di kakiku.."geram Bianca.dengan kesal dia juga segera beranjak pergi, meninggalkan Alex yang melongo sendirian.
🌸
🌸
Sementara itu di ruang guru...
Vania tampak sedang duduk menghadap sebuah laptop,raut wajahnya tampak serius,membaca kata demi kata yang ada di layar laptopnya.
"Bu Vania,kok nggak istirahat?"tanya seorang Guru pria,berwajah flamboyan.memakai kaca mata.
"Eh,pak Angga... istirahatnya,ya sambil ngerjain tugas pak.."Jawab Vania ramah,sebagai guru baru,dia harus pandai membawa diri.
Angga,pria dewasa yang menginjak usia tiga puluh dua tahun,tapi masih lajang itu, menarik sebuah kursi,dan dia letakkan di samping Vania.
"Lho,Bu Vania tidak makan?"kembali pria bernama Angga itu melontarkan pertanyaan.
sebenarnya Vania agak risih menghadapi Angga, karena di rasa tingkah lakunya terkesan lebay.dan sok cari perhatian.
"Sudah pak ,tadi sudah sempat makan roti.."jawab Vania,dia menyelipkan rambut yang meriap,di belakang telinganya.
"Kok cuma roti,mana kenyang bu?"
"Sudah cukup pak,lagi pula tadi pagi juga sudah sempat sarapan kok.."
"Atau mau saya belikan sesuatu?"
"Ah,terima kasih pak,saya sudah kenyang"tolak Vania dengan halus.lagian,orang ini kenapa jadi bawel banget sih,jadi ilfil kan.tamlang sih ok,tubuh tinggi..pintar,tapi sayang kok cerewet.
Akhirnya bel berbunyi,membuat Vania bisa bernafas dengan lega,karena terbebas dari pak guru single yang ngeselin itu.
"Saya tinggal dulu ya bu,kebetulan saya ada kelas di Xll-2..."pamit Angga.pria itu kemudian berjalan meninggalkan Vania.
🌸
🌸
Sepulang sekolah...
Tepat pada jam tiga sore,jam pelajaran sekolah telah usah.sekolah mereka memang full day,jadi masuk sekolah hari senen sampai jumat,untuk sabtu dan minggu libur.
Vania berjalan dengan santai,tas slempang bergelayut di pundak kanan,sementara beberapa buku tebal didekap di dadanya.
sambil sesekali manyahuti sapaan dari muridnya.
Vania sudah sampai di luar gerbang,saat mobil BMW warna hitam,memelankan lajunya,kemudian berhenti dihadapan Vania.
"Bu,ayo bareng sama saya...",kaca mobil pada pintu pengemudi terbuka,dan sosok tampan Abi menyembul,sambil tersenyum manis.
"Terima kasih,kontrakan saya dekat kok.."tolak Vania halus.dia merasa tidak enak kalo harus nebeng muridnya,apalagi murid cowok.
bisa-bisa besok langsung ada gosip yang beredar.
"Ayolah bu,atau Ibu mau saya gendong.?"ucap Abi dengan wajah serius.
Vania tampak terperanjat,ucapan Abi cukup membuatnya kaget.Apalagi cowok itu, tampak menatapnya tajam.
Karena Abi tak mau pergi juga,dan Vania nggak enak dengan tatapan beberapa pasang mata yang melihat mereka,akhirnya Vania mengalah,mau juga masuk ke dalam mobil mewah muridnya itu.
Vania menghempaskan bokongnya ke kursi penumpang,kemudian dia menutup pintu sedikit kencang,hingga membuat si empunya menoleh.
"Eh,sorry.nggak sengaja.."Vania meminta maaf,sat mendapatkan tatapan tajam penuh protes,dari Abi.
Mobil mulai melaju dengan kencang,membelah jalan raya,yang masih cukup lengang itu.
Vania hanya menutup mulutnya rapat-rapat,dia tidak berniat mengeluarkan suara.
"Ibu tinggal di mana?"tanya Abi tiba-tiba,membuat Vania yang tengah melamun,menoleh.
"Dijalan Pattimura..."Jawabnya singkat.
"Rumah sendiri atau..."Abi menggantung kata-kata,berharap wanita cantik yang tampak acuh itu,mengeluarkan suara lagi.
"Aku kontrak,Ng.....kalo nggak salah,nama kamu Abi kan..?"tanya Vania.dia mengerutkan dahinya,mencoba mengingatnya.
"Syukurlah kalo kamu ingat namaku.."Abi tersenyum puas.
Sedang Vania tampan menarik senyum,saat Abi mulai berani memanggilnya dengan-kamu-.
Setelah lima belas menit berkendara,akhirnya mobil menepi, didepan bangunan berlantai dua itu.Abi mematikan mesin mobil,memandang Vania yang tampak sibuk melepas sabuk pengaman.
"Vania..."
Bersambung...
Jangan lupa,kasih like,love komen ya..
🌸
🌸
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!