NovelToon NovelToon

KISAH CINTA SANG JAWARA "TAWURAN"

01

Siang ini matahari tengah terik, namun tak menyurutkan semangat para pemacu adrenalin, sekelompok siswa berseragam putih Abu-Abu tengah berkumpul merencanakan "tawuran antar pelajar" hal yang sebaiknya tidak ditiru ya

Bayhaqi Ghiffary Zuumar, atau lebih sering disapa Zuumar lelaki dengan wajah yang cukup tampan rasa-rasanya tidak pantas mendapatkan stempel berupa "JAWARA TAWURAN" bagaimana tidak, usianya baru akan 17 tahun namun belasan korban ke ganasan tebasan senjata andalannya sudah banyak berguguran tidak sampai kehilangan nyawa, hanya berupa luka-luka namun cukup membuat lawan nya tumbang

"Zuum" panggil Jahdami Myungki Zulfaqar teman tumbuh bersama bahkan sejak mereka dilahirkan

"apa sih Mi" Jawab Zuumar malas

"mau nyayurin sekolah mana lagi kita?" Tanya Dami antusias

"itu Budut, kita lawan arah sekarang" jawabnya dengan wajah berbinar

"lu yakin?" tanyanya lagi

"kenapa lu? ngeremehin gw?" tanyanya sombong

"bukan gitu Zuum ini udah peringatan terkahir loh, kalau lu ketahuan tawuran lagi bisa di DO lu dari sekolah ini, sayang kan kita udah mau naik jelas 3 loh Zuum" jawab Dami sedikit menjelaskan

"aaah, basi, mana bisa sekolahan ngeluarin gw, orang ini sekolah punya bapak gw" jawabnya asal

"gw udah ingetin lu ya, kalau sampe ada apa-apa ini hari gw mah nggak mau dibawa-bawa ya?" pinta nya memelas

"cemen lu, bilang ajah takut, lemah" katanya meledek

"idih ngeselin banget lu, bukan takut gw Zummar" jawabnya tak kalah sinis

"lah, terus apa kalau bukan cemen bos, percuma lu berteman sama gw dari brojol sampe gede kaya sekarang kalau nyayurin sekolah lain ajah masih mikirin takut di DO" jelasnya lagi

Sejenak Dami berfikir, entah mengapa sedari pagi perasaannya tidak enak, belum pernah sekalipun ia absen menemani sang kawan sepermainannya itu turun ke jalan yang katanya tawuran

"Lu kenapa bengong, Dam?" tanya Zuumar penasaran

Namun belum sempat dijawab rombongan dari sekolah lain sudah membanjiri tongkrongan tempat Zuumar dan Jahdami, rombongan Zuumar dan Dami yang tidak ada persiapan apapun terpaksa di pukul mundur, Dami berhasil melarikan diri dengan bersembunyi di warung deket rumah warga tanpa luka apapun, tapi tidak dengan Zuumar, dengan langkah kaki yang tak menentu arah Zuumar terus melarikan diri, kawanan musuh yang masih berteriak "habisin Zuumar, habisin Zuumar" yang kemudian para musuh berhasil melukai lengan kanan Zuumar, hingga darah segar sudah membuat kemeja putihnya merah, sambil menahan rasa sakit yang ia abaikan, Zummar masih terus berlari tak tentu arah berupaya lolos dari maut yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

"bisa mati gw kalau di keroyok segitu banyak manusia" katanya dalam hati setelah berhasil memaksa masuk bus secara asal yang entah akan membawanya kemana, dia bahkan duduk dibawah kolong, supaya musuh yang masih sibuk mencarinya tidak bisa menemukan nya, ia menjadi pusat perhatian seluruh penumpang bus yang rata-rata wanita berhijab

"please, tolongin gw, gw bisa mati di keroyok kalau lu kasih tau gw ada di bus ini" pinta Zummar lirih sambil terus memegangi lukanya, pada wanita cantik yang wajahnya tertutup masker, wanita cantik itu hanya menganggukan kepalanya patuh pada permintaan Zummar yang mulai pucat wajahnya

Bus terus melaju, membawa Zummar entah kemana, yang pasti maut tak memihak padanya hari ini, ia selamat dengan luka besar menganga dilengan kanannya.

"Mas, udah aman, kamu bisa duduk diatas" terdengar suara lembut menyadarkan Zuumar yang wajah tampannya terlihat makin pucat, Zuumar secara perlahan berusaha bangkit dari kolong bus untuk duduk disebelah wanita yang dengan baik hatinya mau membantunya. Mata Zuumar terpejam sambil terdengar sesekali ******* nafas pasrah menahan sakit dilengan kanannya, wanita cantik itu diam-diam mengeluarkan hijab cadangan dalam tasnya, membalut luka Zuumar agar menahan aliran darah yang nampak makin banyak keluar dari luka dibalik kemeja putihnya

"sebentar ya mas" katanya pamit kemudian bangkit mendekati arah supir, entah apa yang dibicarakan wanita ber masker dengan mata yang cukup besar itu kepada supir, tak sampai lima menit gadis cantik itu sudah kembali duduk disebelah Zuumar, kemudian berbicara lewat sambungan telpon, Zuumar yang mulai kehilangan kesadaran masih sempat mendengar walau samar.

💕💕💕💕💕

Ketemu lagi sama aku yang baru kelar hiatus

mohon dukungannya ya semua, terimakasih

maaf kalau cerita nya masih banyak typo bertebaran 🙇‍♀️

02

Pagi menjelang, sinar matahari mulai mengusik makhluk tampan yang ternyata tertidur hampir seharian faktor obat bius untuk menjahit luka yang cukup dalam di lengan kanannya, Zuumar mengerjapkan matanya, mencoba menajamkan tatapannya, matanya mulai mencari tahu saat ini ia berada dimana, bangunan serba putih dengan bau obat-obatan yang cukup menyengat, tidak mampu segera membuatnya sadar tengah berada diruang perawatan sebuah rumah sakit.

"gw udah mati ya?" katanya lirih seolah bertanya pada dirinya sendiri

"cemen banget anjirr, kena bacok doang langsung mari gw, mati dalam keadaan perjaka ting-ting, bangsat emang si Aldo, liat ajah, gw bakalan mati penasaran, bakalan jadi setan gentayangan buat balas dendam, nyekek Aldo sampe mampus" katanya terus saja bermonolog pada diri sendiri

"astaghfirullah, istighfar Mas" Jawab suara di sebrang tempat Zuumar berbaring

"ya Allah, Allah baik banget sama gw, gw tuh disebut iblis ajah nggak pantes, tapi ini pas mati gw malah masuk syurga, malah ketemu bidadari syurga yang cantiknya subhanallah buat gw yang astaghfirullah" jawab Zuumar masih dalam mode tidak sadar

"Mas, istighfar Mas, Mas nya masih hidup, sebentar ya saya panggil dokter dulu, perasaan yang luka tangannya deh, kenapa yang rusak jadi otaknya sih" kata Wanita cantik yang menolong nya di bus tempo hari, kemudian berlalu meninggalkan Zuumar seorang diri, Zuumar malu bukan main mendengar ucapan si gadis

"gob lok banget gw, bisa-bisanya ngomong begitu depan anak gadis orang" Zuumar berkata pada diri nya seraya menyesal

Selang 10 menit gadis cantik yang wajahnya sudah tak lagi tertutup masker itu kembali masuk bersama dokter tampan yang tampak sangat akrab dengan terus mengembangkan senyum manisnya, Zuumar yang sudah terlanjur malu begitu menyadari kehadiran si gadis cantik yang sampai saat ini namanya saja ia tak tahu, memilih berpura-pura kembali tidur

"Katanya udah sadar Sha?" tanya sang doker

"udah ko Kak, mungkin tidur lagi kali" jawabnya sinis

"kenapa atuh ketus gitu jawabnya" ledek sang dokter yang ternyata kaka dari wanita cantik yang membantu Zuumar lolos dari maut, bahkan dibuat repot harus membawanya kerumah sakit

"jangan mulai deh kak" jawabnya lagi

"ini bagus loh Sha, baru kali ini kamu yang selalu cuek bebek sama cowok manapun tiba-tiba nelpon kaka khawatir sama orang asing, cowok pula, malah sampai minta disiapin ruangan khusus segala" ledek dokter tampan yang asik mengacak-acak ujung kepala adik perempuannya yang tertutup rapat oleh hijab

"panik lah aku kak, kakak tau kan? susahnya prosedur rumah sakit kaya apa untuk korban tawuran model gini??? lagian nggak mungkin juga aku tega biarin anak orang mati depan mata aku kak" elaknya lagi

"duh segitunya, tapi nggak apa sih, dia juga ganteng Sha, bolehlah kamu naksir-naksir sama cowok kalau ganteng gini mah kaka setuju Sha" ledek sang kaka lagi

"idih ogah banget, buat apa tampan minus akhlak ka, tawuran nggak jelas sampai mau mati konyol gitu, sia-sia banget hidup nya kak" jawab nya dengan sedikit kesal karena terus menerus diledek oleh sang kaka

"terus mau nya sama siapa kamu tuh, sama ustadz di tempat kamu sekolah, yang Abi sama Umi jodohin iya?" tanya sang kaka kembali

"nggak juga" jawabnya makin ketus

"sama Ustadz yang jelas iman dan akhlaknya nggak mau, sama anak tampan tapi berandalan kaya pasien kaka ini nggak mau juga, Sha kaka juga dulu tawuran ko, kamu juga tahu kan kaya apa nakalnya kaka, tapi kaka bisa loh jadi dokter kaya sekarang, semua orang punya masa lalu Sha, tapi masa depan cuma Allah yang tau" jelas sang kaka

"umurku baru mau 17 tahun ka, aku nggak mikirin cowok, haram lagian, udah kaka balik tugas lagi ajah sana, males banget aku sama kaka, malah jadi ngeledekin aku terus" katanya dengan terus mendorong sang kaka menuju pintu keluar

Setelah berhasil membuat sang kaka keluar, Kayyisha duduk kembali di sebelah tempat tidur Zuumar, matanya menatap wajah tampan yang tengah berpura-pura tidur itu, dan ternyata yang ditatap dalam itu tiba-tiba membuka matanya, membuat Isha kaget dan melempar pandangannya kearah lain

"Maaf, gw belum ngucapin makasih karena lu udah bantuin gw" kata Zuumar lirih

"iya sama-sama" jawabnya singkat

"nama lu siapa? kita belum kenalanan" tanya Zuumar lagi yang masih menatap dalam wajah cantik nanti teduh itu

"Kayyisha, panggil Isha ajah" jawabnya tanpa menatap kearah Zuumar

"bagus banget namanya, cocok sama wajah lu yang cantiknya kaya bidadari syurga, lu nggak pengen tau nama gw siapa?" pancing Zuumar, namun hanya hembusan nafas kasar yang terdengar sebagai jawaban dari pertanyaan Zuumar

"biasa ajah kali, sampe tarik nafas gitu, gw Zuumar" tambahnya lagi

💕💕💕💕💕💕

03

Sementara di belahan kota lain, keluarga Zuumar tengah kalang kabut mencari keberadaan anak semata wayangnya

"Zuumar dimana Pih?" tanya sang Mami yang maksh terus menangis bingung

"Sabar Mih, kita tunggu Dami dulu, ini Dami udah mau sampai, Mamih nggak usah khawatir anak badung itu nggak akan mati Mih" jawab Sang Papi asal, tak lama berselang Dami sudah datang kerumah Zuumar

"Assalamu'alaikum Mih, Pih" katanya sambil menyalami kedua tangan orang tua keduanya

"Wa'alaikumsalam Dam, duduk Dam" pinta sang Mami

"Maafin Dami Mih, Dami nggak bermaksud ninggalin Zuumar kemarin" katanya menahan tangis

"bukan salah kamu Dam, emang dasar itu anak ajah kelewat banget aktif, udah berkali-kali keluar masuk kantor polisi masih ajah tawuran kaya gini" kesal sang Papi

"Papi kenapa gitu sih ngomong nya" sahut Mami tak kalah kesal

"Ini karena Mami yang manjain banget si Zuumar, kalau bukan nggak bakalan itu anak kaya cacing kepanasan nggak betah diem" jawab Papi membuat Dami menahan tawanya "bisa-bisanya kondisi begini orang tua lu masih bercanda Zuum, lu dimana sih lu baik-baik ajah apa nggak Zuum, gw takut" kata Dami dalam hati

"Mih, Pih, apa nggak sebaiknya kita lapor polisi ajah, ini udah mau 24 jam Zuumar nggak ada kabar" Saran Dami kepada ke dua orang tua sahabatnya tersebut

"nggak usah Dam, biar nanti Papi suruh anak buah Papi turun tangan nyari itu anak kabur kemana?" jawab sang Papi, membuat Mami Zuumar merengut tak suka

"Maaf Mih, Pih, kabar terakhir yang Dami dapet Zuumar luka sabet dilengan kiri" jelasnya lirih bercampur khawatir melihat ekspresi wajah orang tua sahabatnya tersebut

"Biar kapok itu anak Dam, kalau nggak gitu nggak akan berhenti itu anak tawuran" kesal sang Papi

"Papi kok gitu sih, Zuumar tuh anak kita satu-satunya Pih, denger anak luka nggak ada sedikitpun rasa khawatir sih Pih" jawab Mami frustasi

"Papi capek Mih ngadepin anak Mami yang nakalnya nggak masuk di akal, nggak pantes banget rasanya punya anak seganteng itu tapi minus akhlaknya, kalau udah gini Papi mau tau, apa dia bakal masih sering tawuran yang unfaedah itu" Bantah Papi

"Yang namanya buah kalau jatuh itu nggak akan jauh dari pohon Pih" Sindir Mami pada suaminya itu

"Maksud Mami apa ngomong gitu?" Selidik Papi

"Kaya nggak inget mudanya Papi kaya apa ajah, jangan lupa sama masa lalu Pih, Zuumar bandel begitu karena muda nya Papi tuh sama banget kaya Zuumar" Jawab Mami dengan senyum nya meledek, Papi yang diledek tersenyum kecut mendengar ucapan sang istri seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sementara Dami lagi-lagi dibuat menahan tawa melihat pertengkaran kecil bongkar aib masa lalu kedua orang tua sahabatnya tersebut.

"Papih Dami ikut cari Zuumar boleh nggak?" tanya Dami

"Nggak usah Dam, kamu disini ajah nemenin Mami" jawab Mami lembut mengusap pucuk kepala teman sekaligus anak lelaki dari salah seorang asisten rumah tangga yang sudah dianggap anak sendiri oleh kedua orang tua Zuumar

"Iya Mih" jawabnya patuh, beranjak bangkit dari duduknya kemudian melangkah menjauh masuk kedalam kamar dilantai atas tepat disebelah kamar Zuumar, Dami sempat menatap kamar Zuumar yang biasanya selalu terdengar petikan gitar tapi sudah hampir seharian ini tidak terdengar suara apapun.

Jahdami sudah berada dalam kamarnya, Tas yang biasa digunakan Zuumar sudah berada dalam dekapan nya, ponsel dompet beserta seluruh isinya masih utuh tersimpan rapi dalam tas

"Zuumar, lu dimana? siapa yang ngerawat luka lu, lu hidup nya gimana Zuum kalau lu nggak pegang sama sekali" tanya Jahdami pada dirinya sendiri, namun semua hayalannya kembali buyar saat ada nada dering di gawai pandainya berdering

Jahdami menatap ke arah gawai nya, tertera panggilan dari nomor asing, dengan ragu ia menekan tombol hijau

"Dami" sapa orang disebrang

"Zuumar?" jawab Dami yang sangat hafal suara sahabatnya itu

"Dami, dengerin gw, gw butuh duit buat ganti uang yang udah nolongin gw, nanti lu gw kirim nomor rekening, lu transfer pake ATM gw yang ketinggalan di basecamp kemarin, lu nggak usah khawatir, gw belum mati, gw baik-baik ajah, gw juga ada ditempat yang aman sekarang, gw minta tolong banget sama lu jangan kasih tau Papi Mami gw telpon lu ya, gw mau rehat dulu dari omelan mereka, lu jangan pernah hubungin gw duluan, tunggu sampe gw hubungin lu lebih dulu, gw tutup sekarang, nanti gw message nomor rekening nya, bye dan tuuuuut" sambungan telpon tersebut kembali mati, Jahdami bahkan masih tercengang dengan suara panjang lebar yang baru saja ia dengar itu, namun di hati nya sungguh ia lega, Zuumar dalam keadaan baik-baik ajah, terbukti dari suara bawelnya baru saja

"Ting" suara pesan masuk, Buku-buku Jahdami buka "MI, TF KE REK 012345678910, atas Nama Kayyisha, TF 100 JT, sekarang" begitu pesan yang tertulis dari Zuumar

"100 Juta??? banyak amat, lu operasi apa mau investasi obat dirumah sakit?" Jahdami bermonolog namun tetap bangkit dari duduknya menuju mesin ATM didekat rumah nya.

_

Sementara dirumah sakit

"ini ponsel nya, makasih" ucap Zuumar mengembalikan ponsel pada gadis cantik yang dengan baik hati terus menemani nya dirumah sakit sepanjang hari

"iya sama-sama" jawab Isha tanpa menoleh ke arah tempat tidur Zuumar

"Nanti malem aku nggak bisa nungguin kamu ya Zuumar, besok pagi aku harus balik ke pondok soalnya" jelas Isha yang lagi-lagi tak menatap lawan bicaranya

"hah? pondok apa?" tanya Zuumar

"pondok pesantren" jawab singkat Isha

"oh" Zuumar ber ooh ria

"lu kenapa sih nggak mau natap gw kalau ngobrol, gw juga nggak bakalan ngapa-ngapain lu loh, bergerak ajah sakit banget rasanya tangan gw, apalagi buat ngebunuh lu, nggak akan bisa gw" ledek Zuumar dengan senyum sinisnya, membuat Isha membelalakan matanya kaget

💕💕💕💕💕💕

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!