NovelToon NovelToon

CINTA DARI KECIL

TERKENAL

Rina adalah seorang siswa baru di sekolah menrngah atas. Nama lengkapnya, RINA WATI atau bisa dipanggil RINA. Rina mempunyai teman dari kecil, bernama QIN-SHE. nama yang unik yah. berbeda dengan Rina, Qin-she sangat terkenal di sekolahnya. wajahnya yang mempesona dan bakatnya yang luar biasa. Pintar, Ganteng, sempurna. Tetapi satu yang aneh darinya, sikapnya yang dingin dan super cuek. DARI SINILAH DI MULAI CERITA MEREKA😊

Hari ini, tahun ajaran baru.

Dan setiap siswa baru membersihkan halaman sekolah. RINA adalah siswa baru di sekolah ini, ikut membersihkan. Menyapu halaman sekolah bersama teman-teman lainnya. Banyak wajah baru, hanya dua orang yang dikenal Rina yaitu Qin-she dan woo-bin.

Qin-she adalah teman dari kecil Rina sedangkan woo-bin adalah teman saat di SMP. Walaupun Qin-she adalah teman sejak kecil tetapi dia jarang berbicara dengan Rina, berbeda dengan woo-bin. Woo-bin sering bercanda, tertawa bersama Rina. Tatapi satu Hal yang Rina akui yaitu Rina menyukai pangerang dingin dan super cuek itu.siapa lagi kalau bukan QIN-SHE. Selain wajahnya yang tampan, QIN-SHE juga cukup populer di sekolah.

BUKKK..... Rina terjatuh

Siapa lagi membuat ulah kalau bukan woobin. Woobin memang sering bercanda tetapi cukup keterlaluan.

"Woo-bin....." ucap Rina kesal

Woobin hanya tertawa " lagian masih pagi ginimasih saja melamun. Liat apa, pangeran lagi?" Ucap woobin

"Iya" jawab Rina kesal

"Lagian na, kalau suka yah dibilang jangan diam seperti orang gila saja" ucap woobin

"Na, kamu harus memberitahunya, kita ini sudah SMA lohh, dengar-dengar nih, Qin-she sangat populer disekolah. Nanti ada yang mengambilnya baru tahu rasa sakit kamu" lanjut woobin

Rina hanya terdiam, sambil berpikir ucapan woobin ada benarnya juga.

"Woobin...." ucap rina lemah lembut

"Apakah aku harus memberitahu Qin-she kalau aku menyukainya?" Tanya Rina

"Tentu saja, dari pada nanti kamu menyesal" ucap woobin cepat

Rinapun menghela napas dalam-dalam.

" baiklah, aku akan menghampiri Qin-she" kata Rina sambil berjalan pelan-pelan.

Jarak antara Qin-she dan Rina tidak terlalu jauh. Tetapi Rina serasa sedang berjalan di atas air, sulit untuk melangkah.

Dengan keberanian yang cukup, Rina menghampiri Qin-she. Sementara Qin-she hanya tetap fokus dengan pekerjaannya.

"Qin-she" ucap rina dengan tersenyum manis. Qin-she tetap dingin

"Aku menyukaimu Qin-she" ucap rina dengan suara tinggi dan lantan. Rina membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Termasuk Qin-she yang sedang menyapu juga.

Qin-she menoleh dan hanya tersenyum. Qin-she benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan oleh Rina barusan.

Sementara yang dipikirkan Rina berbeda dengan Qin-she. Rina pikir Qin-she menyukainya karena dia tersenyum.

Ini pertama kalinya Rina melihat Qin-she tersenyum, padahal Qin-she tidak mengatakan apapun karena tidak ingin mempermalukan Rina di depan umum.

Qin-she hanya memilih pergi setelah tersenyum. Rina berusaha mengejarnya sampai tersenyum-senyum dan disaat yang sama Qin-she tiba-tiba berhenti. DAN BUKK...

rina menabrak Qin-she dan membuat rina hampir jatuh. Tetapi Qin-she hanya diam tanpa mengatakan apapun.

"Maaf" ucap Rina dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Disaat Qin-she ingin meninggalkan tempat tersebut, Rina langsung memegang tangannya dan berkata "Qin-she, apakah kamu juga menyukaiku? Tidak apa-apa jika menyukaiku juga. Aku kan cukup imut" ucap rina tersenyum dan percaya diri.

"Aku hanya tidak ingin membuatmu sakit hati" ucap Qin-she lalu pergi.

Rina mulai berpikir, apa sakit hati? Jadi dia tidak menyukaiku? Itulah yang dipikirkan Rina. Diapun berteriak " aku akan membuatmu menyukaiku. Tunggu saja" ucapnya

Sementara Qin-she yang mendengar dari jauh hanya tersenyum tanpa menoleh. Semua orang yang ada disana hanya geleng-geleng kepala. Pasalnya walaupun Rina dan Qin-she bersahabat sejak kecil tetapi mereka berbeda jauh, Qin-she sangat sempurna sementara Rina hanya gadis yang bisa dikatakan bagaikan angka 0 dan 100. Sangat jauh

Ternyata momen tersebut direkam oleh woobin dari jauh.

"Na, sangat bagus" kata woobin sambil tertawa. Woobin benar-benar tidak percaya dengan orang yang satu ini, begitu percaya diri sekali. Sepertinya dia harus menyalin sikap temannya yang satu ini.

"Kamu tidak lihat, sikap Qin-she tadi" ucap Rina sedih

"Setidaknya, Qin-she tersenyum. Itu berarti ada peningkatan". Rinapun sangat senang mendengar perkataan woobin. Memang selama ini, Rina tidak pernah sekalipun melihat Qin-she tersenyum walau Rina selalu bersama Qin-she.

" Qin-she Aku datang" ucap rina sambil menyusul Qin-she ke kelas.

Jam untuk membersihkan telah usai dan semua murid kembali ke kelas mereka masing-masing.

Rina duduk di kursi urutan ke dua dari belakang, sementara di depannya ada Qin-she dan dibelakangnya woobin.

Rina memang memilih tempat yang dekat dengan Qin-she supaya lebih mudah untuk menyalin tugas atau pekerjaan rumah.

Qin-she memang sangat pintar, bukan hanya satu mata pelajaran saja tetapi di semua mata pelajaran. Qin-she juga sering mengikuti olimpiade itulah kenapa dia tidak hanya terkenal di sekolahnya saja tetapi di sekolah lainpun sangat terkenal.

Yang dilakukan Qin-she hanya belajar, sementara Rina dan woobin jangankan membuka buku, melihat bukunya saja tidak ada niat untuk membukanya.

Sementara Di kelas, Ada seorang siswa yang dari tadi memperhatikan Qin-she. Dia adalah Windi, windi cukup mengenal Qin-she karena windi pernah ikut olimpiade dan bertemu Qin-she.

BERUSAHA

Bel berbunyi, Tandanya semua siswa sudah boleh pulang. Kini, Rina langsung keluar dari kelas dan menunggu Qin-she diluar. Tidak lupa juga, Rina membeli minuman di kantin, Dia membeli dua minuman untuk dirinya dan Qin-she. Sementara Qin-she, mulai mempersiapkan sepedanya, berapa kali dia menoleh mencari keberadaan Rina. Saat Qin-she menaiki sepedanya, Tiba-tiba saja Qin-she mendengar suara langkah kaki. Qin-she pikir itu Rina, pada saat itu perempuan itu berada di depan Qin-she dan dia bukan Rina melainkan windi. Windi menyodorkan minuman kepada Qin-she dan berkata "Qin-she, kamu masih mengenalku kan?" ucapnya. Qin-she hanya mengangguk. Ternyata benar Qin-she masih mengingatku pikir windi.

"Qin-she, aku tidak menyangka kita bisa satu kelas" ucap Windi.

Qin-she hanya diam sambil memperbaiki sepedanya. Windi yang menyodorkan minuman tetapi dihiraukan oleh Qin-she. Diapun menurunkan minuman itu dan berkata "kalau begitu sampai ketemu besok" sambil melambaikan tangan kepada Qin-she kemudian langsung pergi. Ada perasaan malu karena Windi menyodorkan minuman kepada Qin-she tetapi tidak dipedulikan. malah, Qin-she hanya pura-pura sibuk seolah-olah tidak melihat minuman tersebut. Tidak berapa lama, Rinapun muncul.

"Qin-she, ambillah" ucap Rina sambil menyodorkan minuman.

Qin-she hanya diam "cepatlah, kita harus pulang lebih awal" lanjutnya

Rina hanya mengikuti perintah Qin-she seperti anjing yang mengikuti perintah tuannya. Rina tidak mengetahui bahwa Qin-she bertemu dengan windi tadi.

seperti biasa, Qin-she hanya diam saja begitupun dengan Rina dia hanya menikmati perjalanan.

Rina dan Qin-she bertetangga jadi mereka selalu pergi dan pulang dari sekolah bersama-sama.

sepulang dari sekolah, Rina langsung membuang tasnya. Itu yang membuat rina selalu dimarahi oleh ibunya.

" ya ampun rina! kamu sepulang sekolah langsung lempar. memangnya ini lapangan, lempar lempar terus" ucap ibu rina.

"bisa tidak, kamu bantu ibu sedikit saja, beresin kamar kamu. kamu anak perempuankan?" tanya ibu rina.

"yah bu. Rinakan lagi capek" ucap rina kesal

" capek sih capek. tapi jangan lempar-lempar juga. Tambah berantakan kamar kamu" ucap ibu rina sambil merapikan kamar anaknya.

"bu, aku laper?" kata rina

"mama, masak apa saja?" lanjut rina

" soup, ayo sana makan" kata ibu rina. Rina langsung berlari ke dapur.

keluarga rina terbilang cukup sederhana, ibu rina dan ayah rina mempunyai restoran tetapi dikota lain. Itu yang membuat ayah dan ibu rina selalu bolak balik untuk mengurus restorannya, sementara rina anak satu-satu dikeluarganya.

Rina sedang makan saat ibunya datang ke dapur. "na, kamu harus duduk dengan benar. kenapa sih, susah sekali dibilangin" ucap ibu rina. rina duduk dikursi sambil menaikkan kakinya juga di kursi, wajar jika ibu rina menegurnya.

Rina tidak peduli dengan perkataan ibunya, dia tetap makan.

saat malam ,Qin-she sedang belajar dirumahnya. Qin-she masih kepikiran dengan ucapan Rina tadi di sekolah. Qin-she hanya membuka bukunya tetapi pikirannya masih fokus kepada ucapan Rina.

Bigggh.... Qin-she kaget. tiba-tiba saja handphonenya berbunyi. diapun langsung melihat pesan dan pesan itu dari rina, sambil tersenyum Qin-she membaca pesan dari Rina.

Hanya pesan singkat dari rina ( kamu sedang apa?) Qin-she tidak membalas.

Rina melihat handphonenya, berharap jika Qin-she membalasnya. karena lama menunggu balasan dari Qin-she, Rinapun tertidur.

Pagi harinya, Qin-she bersiap ke sekolah. Tetapi betapa kagetnya karena Rina sudah menunggu di depan Rumahnya. Biasanya Qin-she yang menunggu, eh sekarang Rina yang menunggu. "Ada apa dengannya" ucap Qin-she dalam hati.

"Qin-she, kenapa Kamu tidak membalas pesanku kemarin malam?" ucap rina.

"kenapa? " jawab Qin-she santai.

"Apa maksudmu kenapa? Apa kamu tahu aku menunggu setengah mati Qin-she..." ucap Rina dengan nada tinggi.

"setengah mati?" tanya Qin-she " kamu masih hidup" tambah Qin-she sambil tersenyum sinis.

di sekolah, windi menunggu Qin-she. Bukan tanpa alasan. woobin juga mencari keberadaan temannya, siapa lagi kalau bukan Rina.

saat Qin-she masuk ke kelas, windi langsung berdiri dan memanggil Qin-she. Rina yang berada di belakang Qin-she langsung berhenti di depan pintu, mendengar Qin-she dipanggil oleh seorang siswa. "Apakah dia mengenal Qin-she?" ucap rina dalam hati.

Qin-she hanya berhenti sejenak kemudian melanjutkan langkahnya ke kursinya. Rina mengikuti Qin-she dari belakang.

Windi lalu menghampiri Qin-she, "Qin-she, apa kamu punya waktu sepulang sekolah?" tanya Windi. Qin-she hanya mengangguk. "Qin-she, banyak pelajaran yang tidak aku mengerti. bolehkah kamu mengajariku sepulang sekolah?" lanjut windi. "baiklah. tetapi aku tidak bisa lama" jawab Qin-she.

Rina yang melihat itu, merasa patah hati. "benar kata woobin, Qin-she cukup terkenal di sekolah. Bahkan murid barupun yang tidak aku kenal , mengenal Qin-she" ucap Rina dalam hati

"Rin?" panggil woobin

"kenapa" jawab rina

"duduklah, kakimu tidak pegal? dari tadi hanya berdiri". ucap woobin. Rina memang berdiri di dekat kursinya sambil memegang mejanya. Sadar dengan apa yang rina lakukan, Rinapun langsung duduk dengan wajah sedikit kesal. Rina tidak habisnya memperhatikan wanita yang bertemu dengan Qin-she.

Rinapun ingin bermaksud bertanya kepada Qin-she tetapi Rina harus menjaga harga dirinya. Mana mungkin Rina menanyakan langsung kepada Qin-she. Ah, Rina punya ide. kenapa tidak bertanya kepada woobin saja. siapa tahu woobin mengenalnya.

" woobin.. Apakah kamu tahu dia siapa?" ucap Rina sambil menunjuk windi

"Tentu saja. Kamu tidak mengenalnya?" tanya woobin

"Tentu saja aku tahu, tetapi hanya namanya" jawab Rina

"lalu kenapa kamu bertanya" tanya woobin sambil mengambil buku dari tasnya

"woobin, maksudku bukan begitu. Bagaimana bisa Dia mengenal Qin-she" ucap Rina "kitakan tidak satu sekolah saat sekolah" lanjut rina.

"sudahku katakan sebelumnya kalau Qin-she sangat terkenal" ucap woobin sambil memakai heandset di telinganya. Rina pun langsung membalikan badannya tanpa bertanya lagi kepada woobin, wajah kesalnya benar-benar terlihat sekali di wajahnya. Woobin suka sekali memdengarkan musik, dia bahkan secara diam-diam sering memdengarkan musik saat pelajaran berlangsung.

Qin-she mendengar semua pertanyaan Rina kepada woobin.

sementara itu Rina terus memperhatikan windi. Windi adalah salah satu siswa yang menonjol di kelas X., bahkan banyak pria yang sering menyimpang bunga di laci windi. selain cantik, windi juga punya suara yang lemah lembut, postur tubuh yang perfect, dan pintar.

windi punya banyak teman sedangkan Rina hanya woobin dan Qin-she saja.

jam istirahat telah tiba, windi langsung datang menghampiri Qin-she dan memberikan bekal yang Windi bawa dari rumah.

"Qin-she, Aku tadi memasak cukup banyak. semoga kamu menyukainya yah?" sambil tersenyum lalu pergi.

melihat hal itu, Rina naik pitam. Tetapi rina harus tetap sabar karena Rina bisa saja mempermalukan dirinya sendiri.

Tidak mau kalah dari windi, Rinapun bertanya kepada woobin. "Aku tidak boleh kalah dari windi, apa yang harus aku lakukan agar membuat hati Qin-she tersentuh?" tanya rina.

dengan santai, woobin menjawab " bagaimana kalau kamu membuat puisi saja untuk Qin-she. Puisi cinta dari hati ke hati" ucap woobin sambil menari-nari. Rinapun berfikir, Puisi cinta. sepertinya menarik. pikir rina sambil tersenyum.

MENULIS PUISI

Saat malam tiba, Rina duduk di meja belajarnya sambil menulis sesuatu di kertas kemudian Rina membuang kertasnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kamar rina sudah seperti pabrik kertas, kertas di mana-mana.

Ibu rina yang melihat kejadian tersebut sangat khawatir dengan tingkah putri mereka. Ibu rina mengintip dari luar pintu, melihat tingkah anaknya.

"Yah... cepat kesini!!" Ucap ibu rina memanggil suaminya yang sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton Tv. 

Jangankan Ibu rina yang terkejut, Ayah rina lebih terkejut lagi melihat tingkah rina. Bukan tanpa alasan, pasalnya Rina adalah orang yang paling malas soal belajar. Tapi malam ini Rina belajar dengan sungguh-sungguh, terlihat sekali dari wajah rina.

"Wah.... ini berita besar bu, sepertinya Rina sekarang sudah berubah. Dia sudah rajin belajar" ucap Ayah Rina bangga.

"Biasanya dia hanya menonton Tv atau lebih sering membaca komik" tutur ayah rina

" bukan begitu yah, coba perhatikan. Ada yang aneh dengan belajarnya. Ko, rina buang kertasnya?" Ucap ibu rina sambil menunjuk rina yang sedang melempar kertas.

Sesekali ekspresi Rina kesal sambil memukul meja atau melempar pulpennya. Ibu dan ayah Rina hanya saling menatap sambil geleng-geleng kepala dengan tingkah rina.

"Mungkin, Rina sedang berusaha belajar bu. maklumi saja" Ucap ayah rina

Ibu rina ingin masuk tetapi di halangi oleh suaminya.

"Bu.., ini pertama kalinya rina belajar, jadi wajar jika seperti itu. Dulu Ayah juga seperti itu" jelas Ayah Rina

" pertama kali belajar memang ngeri sekali, mata pelajaran tidak ada yang mau masuk ditambah lagi pusing mikirin pelajaran jadi begitu dehh"

Ibu rina tidak peduli dengan perkataan suaminya, Dia tetap menghampiri rina.

"Na, kalau tidak mau belajar, jangan dipaksa" ucap ibu rina dengan lembut dan suara kasihan.

"Ibu ini aneh , kemarin-kemarin saat rina tidak belajar dimarah. Ehh, pas rina belajar di suruh tidak belajar. Mau ibu itu seperti apa?" Ucap Ayah Rina

Ekspresi wajah ibu Rina berubah seketika, mama menatap Ayah dengan Tatapan tajam. Ayah yang melihatnya pun serasa takut dan Gugup.

"Bukan melarang yah.." ucap ibu dengan suara rendah " daripada dipaksa, tidak akan masuk juga kan. Yang ada malah pusing terus nanti sakit. Sudah rina bodoh di sekolah, ke sekolahpun sering absenkan" jelas ibu rina dengan suara keras

Rina hanya diam. Sudah biasa bagi Rina mendengar nada suara seperti itu.

"Na, bagaimana kalau kamu belajar dengan Qin-she saja. Dia kan pintar!" Saran mama rina.

Mendengar nama Qin-she Rina jadi tersenyum. Tapi tunggu dulu, menulis puisi dengan Qin-she? Sepertinya tidak bisa. Rina kan ingin membuat puisi kemudian memberikannya pada Qin-she. Ini mustahil pikir rina

"Ahhh, sudalah Aku mau tidur saja" ucap rina seketika. Rina langsung berdiri dan membuang dirinya di kasur.

" bagaimana dengan belajarnya? Apakah kamu sudah tidak mau belajar lagi" ucap Ayah kepada Rina

"Sudahlah yah, dia pasti capek" ucap ibu rina sambil memakaikan selimut kepada Rina.

Ayah dan ibu Rina keluar dari kamar dan mematikan lampu kamar rina. 

Pagi datang, tetapi cuaca mendung sepertinya akan turun hujan. 

"Rina berangkat ke sekolah" teriak rina

"Bawa payung na, nanti turun hujan" ucap ibunya dari dapur

Tapi pada saat Rina ingin mengambil payung, Dia tidak melihat payung.

"Payungnya ada dimana? Biasanya disimpan di sini. Ahh, sudahlah nanti terlambat" ucap rina dalam hati. Rina pun tidak membawa payung

Saat datang ke sekolah, rina terlihat tidak bersemangat. Woobin yang melihat rina datang, bingung.

"Na, kamu kenapa lagi? Ditolak lagi sama Qin-she" ucap woobin bercanda

"Woobin, tetang menulis puisi..." belum selesai rina berbicara, woobin langsung memotongnya. "Kenapa, kamu sudah memberikan kepada Qin-she tetapi Qin-she menolaknya?" Kata woobin sambil tertawa kecil. Kali ini ekspresi woobin terlihat menjengkelkan di mata rina. 

Rinapun menepuk meja woobin dan membuat woobin berhenti tertawa.

"Bukan seperti itu" kata rina

"Aku tidak bisa menulis puisi" ucap rina sedih

"Apa, menulis puisi saja tidak bisa?" Tanya woobin. " menulis puisi berarti menulis semua perasaanmu, perasaan cinta, senang dan bahagia ketika bertemu dengannya" lanjut woobin dengan percaya diri

"Apakah kamu bisa membuat puisi"tanya rina dengan ekspresi berharap.

" tentu saja. Kamu harus belajar dariku, hanya aku yang bisa membuat puisi yang menyentuh hati" ucap woobin bangga.

Qin-she baru masuk ke kelas karena dari ruang guru tadi. Saat masuk, Qin-she melihat Rina sangat bersemangat lagi. Qin-she ingin mengetahui apa yang membuat gadis itu bersemangat lagi, tadi rina terlihat seperti orang kehabisan oksigen.

Qin-she melangkah secara perlahan  berharap dapat memdengarkan obrolan rina dan woobin. Tetapi Rina melihat Qin-she dan seketika Qin-she pun mempercepat langkahnya dan duduk di kursinya. 

"Jadi kapan kamu mengajariku" ucap Rina kepada woobin

"Bagaimana setelah istirahat" ucap woobin

"Baiklah" ucap rina sambil tersenyum kemudian kembali menghadap ke depan.

Qin-she diam-diam mendengarkan pembicaraan rina dan woobin. Mengajari apa woobin kepada rina?  Tidak mungkin belajar bukan, mereka berdua bahkan membuka buku saja sudah mengantuk ucap Qin-she dalam hati. Tapi perasaan apa ini? Kenapa Qin-she sangat penasaran dengan pembicaraan rina dan woobin.

Jam istirahat yang ditunggu-tunggu rina sudah tiba. Rina dan woobin langsung keluar dari kelas dan mencari tempat yang bagus untuk membuat puisi.

Mereka berdua memilih kantin sebagai tempatnya. Berhubung karena rina dan woobin juga laper, mungkin di temani dengan makanan mereka tambah semangat. Tapi satu yang membuat rina semangat yaitu Qin-she.

puisi yang dibuat woobin membuat rina senang. puisi itu jelas mengespresikan perasaan yang memdalam bagi rina. Rina akan memberikan puisi yang sudah dibuatnya dengan lelah kepada Qin-she sepulang sekolah nanti. pikiran rina pun melayang-layang. betapa bahagianya Qin-she membaca puisi ini pikir rina.

"selesai" ucap woobin

"biar ku lihat"kata rina sambil mengambil kertas dari tangan woobin.

"Takkan aku biarkan kamu menjauh dariku, akanku buat diriku menjadi magnet bagimu, sehingga kita bisa saling tarik menarik....." baca rina. "benarkah ini puisi?" tanya rina

"hei, apa maksudmu: jelas ini adalah puisi yang paling romantis tis tis...." jawab woobin

"apakah Qin-she menyukainya?" Tanya rina lagi

"jika aku jadi Qin-she, aku akan terbawa dalam perasaaanku saat membaca puisi ini" tutur woobin.

"lalu kenapa, aku tidak terbawa dalam perasaanku?"

"itu karena kamu cukup bodoh, coba jika orang pintar yang membaca dia akan terbawa dalam emosi puisi ini" kata woobin.

mendengar perkataan woobin, rina langsung memukul kepala woobin. " kamu lebih bodoh dariku. aku urutan ke 2 dari belakang sementara kamu urutan 1 dari belakang" tegas rina. setelah mengatakan itu, rina langsung pergi ke kelas.

Dikelas, rina tidak hentingnya berpikir tentang puisi itu.

"apa aku harus memberikan ini kepada Qin-she? tapi puisinya cukup norak. bagaimana kalau Qin-she menolakku lagi. ini bukan pertama kalinya" pikir rina

"baiklah, aku akan tetap memberikan kepada Qin-she. Aku tinggal mengatakan kalau puisi ini dari woobin" pikir rina sambil tersenyum

"baiklah tunggu sampai jam pulang saja" ungkap rina dalam hati.

sementara diluar sedang hujan. Hujan turun sampai jam waktu pulang.

Rina menunggu Qin-she di depan pintu, sambil melihat siswa lainnya pulang. Rina harus menunggu waktu yang pas untuk memberikannya kepada Qin-she. saat melihat Qin-she ingin keluar, Rina langsung membuat buku di mejanya jatuh. Berharap Qin-she memungut buku itu, hal ini membuat rina bisa mengulur waktu. Ternyata benar, Qin-she melihat buku rina terjatuh dan langsung memungutkannya. Rina pun pura-pura sibuk lagi, berharap Qin-she mau menunggu untuk memberikan bukunya. tapi harapan itu sia-sia, melihat rina sibuk dengan tasnya, Qin-she pun meletakan buku rina di atas meja kemudian pergi. tetapi rina berhasil memegang tangannya, melihat tangannya dipegang rina. Qin-she langsung menatap rina, rina langsung melepaskan tangannya. "Aku hanya mau berterima kasih saja" ucap rina

Qin-she hanya mengangguk saja. kemudian pergi meninggalkan rina. Rina langsung berlari dan mengejar Qin-she sampai di depan sekolah. Semua orang memakai payung karena diluar sedang hujan, Qin-she langsung mengambil payungnya. sementara rina menyesal tidak memdengarkan ibunya tadi.

Qin-she yang melihat rina tidak membawa payung, malah memyodorkan payungnya kepada rina. Melihat itu, Rina sangat senang.

"Qin-she terima kasih. sudah meminjamkan aku payung, kamu memang yang terbaik" ucap rina sambil memakai payung yang diberikan Qin-she

Di saat rina berjalan, Qin-she langsung menarik Tangan rina.

"hey, kita perlu berbagi payung" ucap Qin-she meyakinkan

"aku bisa basah kuyup sampai rumah, bagaimana jika aku sakit?" lanjut Qin-she

mendengar itu, Rina jadi malu sendiri. Rina pun memberikan payung itu kepada Qin-she, sambil mulai memdekatkan tubuhnya dekat Qin-she. "perasaaan apa ini? kenapa jadi deg-degan begini?" ucap rina dalam hati. bukan hanya rina, Qin-she juga merasakan hal yang sama.

Karena sedang hujan, maka jalanan jadi licin. Rina terpeleset dan hampir jatuh. Qin-she yang melihat rina hilang keseimbanganpun langsung menolong rina. Dan akhirnya rinapun tidak jatuh. merekapun saling menatap, ditambah payung yang dipegang Qin-she terlepas jadi merekapun kehujanan dijalan. wahh, jadi romantis mereka.

Rinapun langsung berdiri dan memungut payung Qin-she. sementara Qin-she masih syok.

Mereka berdua basah kuyup. Rina dan Qin-she hanya saling tertawa. Rina ingat, Rina harus memberikan puisinya kepada Qin-she. Tetapi, pada saat Rina melihat puisinya di tasnya, Ada keraguan untuk memberikannya pada Qin-she. Rinapun memutuskan untuk tidak meberikannya.

mereka berdua melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!