NovelToon NovelToon

Aku Bukan Pelakor

satu

Malam itu hujan turun dengan lebatnya.Terdengar samar-samar tangisan seorang perempuan.Mencoba untuk mengetuk hati nurani orang yang berlalu lalang di jalan.Gadis yang bernama Alenka itu berusaha untuk meminta bantuan orang yang lewat.

"Tolong Pak. Tolong bawa Ibu saya ke Rumah Sakit." ucapnya sembari menangis di bawah derasnya hujan.Sesekali matanya menatap Ibunya yang terbaring di emperan toko yang tidak jauh dari dia berdiri.

Dinginnya air hujan tidak dirasakan oleh gadis itu.Berharap masih ada hati nurani yang terketuk dan menolong dia dan Ibunya.Sejam yang lalu dia diusir oleh Ayahnya yang telah terprovokasi oleh selingkuhannya.Dalam sekejap mata hidupnya hancur,dari seorang anak dari keluarga yang berkecukupan menjadi seorang gelandangan.Karena,Ayahnya mengusir dia dan Ibunya tanpa memberi uang sepeserpun.

"Kenapa Engkau begitu tidak adil Tuhan? Kenapa semua ini harus aku alami?" protesnya kepada Sang Khalik.

Alenka kembali mencegat mobil yang lewat dengan maksud meminta bantuan supaya membawa Ibunya ke Rumah Sakit.Tapi,tak satu pun dari pengemudi mobil itu yang mau menolongnya.Sampai akhirnya ada sebuah mobil yang berhenti tepat di depannya.Dengan tersenyum senang Alenka menoleh kepada pemuda yang turun dari mobil itu dengan membawa payung untuk melindungi dirinya dari hujan.

"Tolong Tuan. Tolong bawa Ibu saya ke Rumah Sakit." mohonnya dengan memegang kaki pemuda itu.

Pemuda itu pun lalu menyuruh Alenka berdiri.Lalu pemuda itu menyuruh seseorang yang ada di dalam mobilnya untuk mengangkat wanita paruh baya yang terbaring di pinggir jalan itu membawanya masuk ke mobil.Dengan air mata yang masih mengalir Alenka berkali-kali mengucapkan terimakasih kepada pemuda itu.

"Masuk! Aku akan mengantar Ibu kamu ke Rumah Sakit terdekat." ucap pemuda itu.Dan tanpa ragu Alenka ikut masuk ke dalam mobil bersama Ibunya yang sudah tak sadarkan diri.

Air mata masih membasahi pipi Alenka yang sesekali mencium tangan Ibunya.Terlihat jelas betapa sayangnya Alenka kepada Ibunya.

Gio Radika Saputra adalah nama pemuda yang menolong Alenka itu.Seorang pengusaha yang juga berlatar belakang sebagai ketua Gengster yang paling ditakuti di kota itu.

"Kalau boleh tahu apa yang terjadi sama kamu?" tanya Gio,begitu orang kerap memanggilnya.

Alenka hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan dari pemuda itu.Bahkan hanya tangisan yang terdengar oleh Gio.Ya,Gio paham kalau Alenka tidak mau menjawab pertanyaannya.Itu sebabnya Gio memilih untuk kembali terdiam.Sementara Alenka masih menangis melihat Ibunya yang belum bangun.Hawa dingin semakin terasa di dalam mobil yang berisikan 3 orang itu.

Begitu sampai di Rumah Sakit terdekat sopir yang juga asisten Gio itu kembali mengangkat Ibunya Alenka dan membawa ke ruang gawat darurat.Alenka terlihat sangat cemas ketika dokter memeriksa Ibunya di dalam ruang gawat darurat itu.Mondar mandir kesana kesini bahkan duduk berdiri duduk berdiri itu yang Alenka lakukan sambil menunggu dokter selesai melakukan pemeriksaan terhadap Ibunya.Dan ketika Dokter keluar dari ruang perawatan menjelaskan kondisi Ibunya.Bak disambar petir di siang bolong,Alenka terduduk lemas.

"Apa tidak ada cara lain?" tanya Gio mewakili Alenka.

"Tidak ada Pak,kalau ibu itu tidak dirawat secara intensif kemungkinan ibu itu untuk sembuh kecil sekali." ucap Dokter itu menjelaskan.

"Baik kalau gitu. Berikan perawatan yang terbaik. Masalah biaya saya yang akan tanggung semuanya." ucap Gio yang membuat lega Alenka.

Sejujurnya yang menjadikan beban pikiran Alenka adalah pertama dia tidak mau kehilangan Ibunya.Yang kedua,dia tidak punya biaya untuk membayar biaya rawat Ibunya.Alenka jadi kembali teringat bagaimana dengan kejamnya Ayahnya mengusir dia dan Ibunya.Dan itu menjadikan Alenka semakin membenci sosok Ayahnya.

"Kamu tidak perlu khawatir. Ibu kamu pasti nggak akan kenapa-napa." ucap Gio menepuk pundak Alenka membuat Alenka kaget.

"Terimakasih atas bantuan Anda Tuan. Saya pasti akan mengembalikan uang Anda secepat mungkin setelah saya dapat pekerjaan." ucap Alenka berterimaksih.

"Nama kamu siapa? Kamu tinggal di mana?" tanya Gio yang belum sempat nanya nama tadi.

"Nama saya Alenka. Saya tidak punya tempat tinggal karena saya dan Ibu baru saja diusir oleh Ayah saya." ucap Alenka dengan menangis.

Gio menatap kasihan kepada Alenka lalu kemudian dia memikirkan sesuatu dan mengutarakan pemikiran kepada Alenka.Gio lalu mengajak Alenka untuk pulang ke rumahnya.Mata Alenka terbelalak melihat betapa mewahnya rumah pemuda yang batu saja menolongnya itu.Bahkan ketika memasuki ke dalam rumah Alenka tak henti-henti kagum melihat isi rumah itu yang tak kalah mewah.

"Kamu duduk dulu di sini!" ucap Gio menyuruh Alenka duduk di ruang tamu.Sementara dirinya naik ke atas untuk mengambil sesuatu.Tak lama kemudian Gio turun dengan membawa sebuah kertas dan pulpen di tangannya.Gio meminta Alenka untuk menandatangani surat perjanjian yang dia buat itu.

"Perjanjian kontrak nikah?" tanya Alenka terkejut membaca tulisan pada kertas itu.

"Ya,aku mau kamu melakukan nikah kontrak dengan aku selama 3 tahun." ucap Gio menjelaskan.

"Saya tidak mau." ucap Alenka menolak karena dia belum siap nikah dan dia nggak mau nikah dengan orang yang tidak dia sukai.

"Yakin tidak mau?" tanya Gio sambil menyedakepkan kedua tangannya didada.

"Ya,kita baru aja ketemu. Masa iya mau langsung nikah." jawab Alenka dengan tegas.

"Jangan lupa ibu kamu masih butuh pengobatan," ucap Gio dengan tersenyum sinis.Alenka membulatkan matanya tak percaya kalau pemuda yang begitu gagah itu ternyata mengancamnya supaya mau menikahinya.

Gio mencubit dagu Alenka dan menatapnya dengan tajam."Bagaimana apa kamu mau menikah dengan aku?" tanya Gio menatap Alenka.

"Apa nggak ada cara lain?" tanya Alenka dengan takut-takut.

Gio tersenyum sinis lagi dan melepaskan tanganya di dagu Alenka."Itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa ibu kamu." ucap Gio dengan santai.

"Tapi wanita yang mau Anda nikahi pasti banyak kenapa memilih saya?" tanya Alenka yang penasaran dengan maksud Gio.

"Tidak usah banyak tanya. Kamu mau atau nggak?" tanya Gio sedikit marah.Alenka menundukan kepalanya dia merasa berat menerima perjanjian itu tapi dia teringat Ibunya yang terbaring di Rumah Sakit.Alenka menghela nafas panjang dan mengangguk pelan.

Senyuman tersungging dibibir Gio."Oke,besok kita daftarkan pernikahan kita. Ingat jadi istri yang penurut dan tidak menyusahkan itu akan jauh lebih baik." ucap Gio menyodorkan surat itu untuk di tandatangani Alenka.

Alenka terdiam menatap kertas di depannya itu.Tangannya terasa kaku untuk memegang pulpen.Dia memejamkan matanya mengingat masa-masa bahagia bersama ayah dan ibunya dulu.Kenapa semua ini harus terjadi kepadaku.Ah,biarlah aku jalani semua ini asalkan Ibu bisa tertolong.Ibu lebih penting dari segalanya bahkan lebih penting dibanding masa depanku.

"Ibu,semua ini demi kamu." gumam Alenka sambil menandatanganin surat perjanjian itu dengan mantap.

"Bagus. Oh ya panggil aku Gio atau panggil sayank juga boleh." ucap Gio berbisik dengan meniup telinga Alenka membuat Alenka terbelalak dan merinding disekujur tubuhnya.

Gio juga mengingatkan kepada Alenka untuk tidak mencampuri urusan pribadinya.Meskipun mereka sah menjadi suami istri tapi mereka nikah secara kontrak.

"Iya, saya mengerti." jawab Alenka dengan tegas.Karena bagi Alenka yang paling penting adalah Ibunya.Dia tidak peduli dengan perasaannya.

dua

Keesokan paginya Alenka bersama Gio pergi ke Kantor Urusan Agama untuk mendaftarkan pernikahan mereka.Berjuta pertanyaan masih memenuhi pikiran Alenka.Apa tujuan dan maanfaatnya Gio menikahi dirinya.Ah,sudahlah apapun itu yang penting sekarang aku sudah punya jaminan untuk hidup.Dan Ibu bisa mendapat pengobatan secara layak.Gio menatap Alenka yang sedari tadi hanya terdiam.

"Saking senangnya jadi istri aku sampai nggak bisa berkata-kata?" ucap Gio dengan PD-nya.Alenka menoleh dan menatap Gio yang senyum-senyum disampingnya.

"Ish,boleh nggak antar aku ke rumah sakit? Aku mau lihat Ibu." mohon Alenka yang juga sudah kangen sama Ibunya.

"Ke rumah sakit sekarang!" ucap Gio memerintah sopirnya.

"Baik tuan." jawab sopir itu dengan patuh.

Begitu sampai di rumah sakit Gio menyuruh Alenka untuk turun sendiri karena dia mau ke kantor ada meeting.Gio memberi Alenka sebuah ATM untuk membeli kebutuhan Alenka.Dan juga memperingati supaya Alenka tahu statusnya yang adalah wanita sudah bersuami.

"Iya." jawab Alenka yang sebenarnya jengah tapi dia hanya bisa menurut.Gio tersenyum senang melihat Alenka yang begitu patuh.Lalu meminta sopir untuk melajukan mobilnya.

Sepeninggal Gio,Alenka menyimpan ATM itu ke dalam tas dan masuk ke dalam rumah sakit untuk melihat keadaan Ibunya.Tapi,begitu dia berjalan melewati koridor dia tanpa sengaja menyenggol seorang lelaki yang sedang berjalan berlawanan dengan dia.

"Akh,maaf saya nggak sengaja." ucap Alenka dengan kaget melihat lelaki itu.Begitu juga lelaki itu terkejut melihat Alenka.

"Alenka?" gumam lelaki itu yang tenyata adalah mantan pacar Alenka sewaktu SMA.

"Jonas?" gumam Alenka kaget.

Mereka lalu duduk bersama dan mengobrol karena lama tidak ketemu juga.Meskipun berstatus mantan pacar tapi Alenka dan Jonas berusaha untuk tidak saling memusuhi.Mereka juga putus secara baik-baik dulu,karena Jonas yang harus pergi dulu untuk studynya ke Luar Negeri.

"Gimana kabar Ayah sama Ibu?" tanya Jonas yang membuat Alenka kembali teringat kejadian kemarin dan tak bisa menahan air matanya.Alenka menceritakan kalau hubungan Ayah dan Ibunya sudah tidak seperti dulu karena orang ketiga.

Karena,merasa iba melihat Alenka yang menangis.Jonas pun memberikan pundaknya untuk Alenka bersandar.Yang Jonas tahu keluarga Alenka dulu baik-baik saja.Bahkan terlihat orang tuanya sangat romantis tapi siapa sangka keluarga Alenka hancur karena orang ketiga.

"Maaf Jo,aku terlalu sedih jadi nggak sadar tadi." ucap Alenka kembali duduk dengan tegak.Alenka tersadar kalau sekarang dia sudah punya suami dan Jonas hanyalah mantan kekasihnya.

Jonas tersenyum canggung dan hanya menganggukan kepalanya."Sekarang kamu tinggal di mana?" tanyanya untuk mengalihkan rasa canggungnya.

"Aku tinggal di suatu tempat yang aman." ucap Alenka ragu-ragu takutnya Gio nggak suka kalau ada yang tahu kalau Alenka tinggal bersama dia.

Alenka lalu pamit untuk menjenguk Ibunya dan Jonas pun pamit pulang karena dia sudah selesai melakukan pemeriksaan.Tapi ternyata dari tempat yang agak jauh,Gio menyuruh orang untuk mengawasi gerak-gerik Alenka dan melaporkan setiap kejadian yang Alenka lakukan.

Di tempat lain,Gio menatap foto yang dikirim oleh orang yang memata-matai Alenka dengan tersenyum sinis."Boleh juga nih cewek,baru aku tinggal bentar aja udah bisa godain pria lain. Tapi siapa ya pria ini? Kok kayak nggak asing?" gumam Gio mengingat-ingat siapa lelaki yang bersama Alenka di rumah sakit itu.Karena,dari foto itu cuma kelihatan punggungnya saja.

Rama dan Boy yang merupakan sahabat juga pegawai di kantornya Gio masuk ke dalam ruangan Gio.Mereka berdua saling pandang ketika melihat wajah Gio yang terlihat serius.

"Kenapa bro?" tanya Rama mencoba mendekat ke Gio dan melirik ke ponsel Gio.Mata Rama terbelalak melihat foto seorang wanita di ponsel Gio.

"Dia siapa bro?" tanya Rama lagi penasaraan.

Gio tersenyum lalu meletakan ponselnya dan berkata kalau itu adalah istrinya.Seketika Rama dan Boy terbelalak tak percaya kalau Gio beneran menikahi wanita lain seperti yang pernah Gio diskusikan kepada mereka.

"Lo beneran nikahin cewek lain?" tanya Boy tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Iya. Gue ketemu cewek itu semalam terus pagi tadi gue dan dia daftarin pernikahan kita." jawab Gio dengan santai.

"Secepat itu?" tanya Rama kembali kaget.

"Ya. Sebelum dia pulang dan mengacaukan segalanya." jawab Gio dengan pandangan kosong dan menatap lurus ke depan.

Rama dan Boy hanya terdiam mendengar ucapan Gio.Mereka berdua tahu betul apa yang membuat Gio memutuskan untuk cepat-cepat menikah.Selain Rama dan Boy,Gio juga punya dua sahabat lagi yaiku Erka dan Gilang mereka berlima teman dari kuliah.Bukan hanya sekedar teman tapi mereka lebih kayak saudara.

Waktunya pulang kerja,Gio yang biasanya lembur sore itu bergegas pulang.Gio tidak menjemput Alenka di rumah sakit melainkan langsung pulang ke rumah.Karena,orang yang dia bayar untuk memata-matai Alenka memberitahu kalau Alenka sudah pulang.Sesampainya di rumah Gio mencari dimana istrinya.Salah satu pembantunya mengatakan kalau Nyonya rumah sedang memasak di dapur.Gio tersenyum melihat Alenka masak buat dia.

"Eh kamu sudah pulang. Kebetulan aku baru selesai masak. Yuk makan mumpung masih hangat!" ucap Alenka menyiapkan makan untuk suaminya.

Dengan lahap Gio menyantap masakan istri yang baru dia nikahi tadi pagi.Gio juga memuji rasa masakan Alenka.Alenka dengan bangga bercerita kalau dia dulu pernah kursus memasak.

"Dulu waktu Ibu masih sehat. Ibu selalu ngomong kalau jadi seorang wanita harus bisa melayani suami,ya salah satunya memasak untuk suami." ucap Alenka mengingat wejangan Ibunya.

Gio tersenyum kecil dan tiba-tiba berdiri mendekati Alenka lalu mengangkatnya.Alenka yang kaget langsung teriak-teriak minta diturunkan.Tapi,Gio hanya tersenyum dan tidak mau mendengar perintah Alenka.Gio melempar Alenka ke atas kasur lalu mulai membuka bajunya.

"Kamu mau apa?" tanya Alenka kaget melihat Gio membuka bajunya dan menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Ibu kamu pernah bilang nggak? Kalau seorang istri itu tidak hanya menyenangkan urusan perut suaminya,tapi juga..." Gio menghentikan ucapannya,membuka tangan Alenka yang menutupi matanya dan menunduk melihat sesuatu yang bergerak di dalam celananya.

Alenka mengikuti gerakan kepala Gio yang menunduk dan melihat sesuatu yang menonjol dari celana Gio membuat Alenka berteriak histeris.Mendengar teriakan dari Alenka membuat Gio terbahak lalu mendorong Alenka sehingga Alenka terlentang di atas kasurnya.Gio mendekatkan wajahnya ke wajah Alenka yang memerah.Dengan sekuat tenaga Alenka mencoba berdiri tapi tidak bisa melawan tenaganya Gio.

"Tunggu dulu, di surat perjanjian itu kan tidak ditulis kalau kita harus melakukan itu kan?" tanya Alenka mengingatkan isi dari perjanjian itu.

"Emang tidak tertulis,tapi melakukan itu adalah salah satu syarat untuk jadi istri yang penurut." ucap Gio sambil tersenyum.

"Dasar cabul." omel Alenka masih berusaha mendorong Gio tapi masih tidak bisa melawan tenaga Gio.

"Nikmati saja! Aku akan melakukannya dengan hati-hati dan kamu akan merasakan kenikmatan yang tiada duanya." bisik Gio sambil memggigit telinga Alenka.Dan Alenka hanya bisa pasrah sembari menangis.Karena dia tidak menyangka keperawanannya harus hilang oleh orang yang tidak pernah sama sekali dia cintai.

tiga

Pagi harinya Alenka bangun dengan badan yang terasa pegal diseluruh badannya.Dia membuka matanya dan teringat kejadian selamam.Dia harus merelakan impian yang selalu dia inginkan.Kuliah dan dapat pekerjaan lalu menikah dengan orang yang dia cinta kemudian memiliki anak yang lucu dan hidup bahagia selamanya.Impian itu harus rela Alenka kubur dalam-dalam.Tangisannya pun kembali pecah meratapi nasibnya kini.Tapi semua itu kembali dia pupus ketika mengingat senyuman ibunya.

"Habis mandi aku harus ke apotik beli obat." gumam Alenka kemudian beranjak dari tempat tidur untuk mandi.

Setelah selesai mandi Alenka turun untuk sarapan tapi dia tidak melihat dimana suaminya.Salah satu pembantunya pun berkata kalau tuan mereka sudah berangkat ke kantor sejak pagi.Alenka pun akhirnya sarapan seorang diri.Belum selesai sarapan sopir sekaligus asisten Gio datang membawakan ponsel untuk nyonyanya.

"Ini dari Tuan Gio. Di dalam sudah ada kartu dan jika Anda butuh bantuan disitu juga sudah ada nomernya tuan." ucap Asisten itu.

"Makasih." jawab Alenka dengan tersenyum sambil meneruskan makannya.Asisten itu hanya mengangguk tanpa bersuara lalu berpamitan.Mungkin karena sudah terlalu lama ikut tuannya jadi asisten itu ikutan dingin sikapnya.

Selesai makan Alenka kemudian keluar rumah mau menjenguk ibunya sekalian beli obat kontrasepsi di apotik.Meskipun sudah memberikan ponsel ke Alenka,ternyata Gio masih saja menyuruh anak buahnya untuk mengikuti Alenka.

Sebelum ke rumah sakit,Alenka memutuskan untuk berbelanja beberapa baju untuk dirinya sendiri.Tapi,ketika dia selesai berbelanja baju dia melihat ayahnya yang juga sedang di Mall itu bersama istri barunya dan seorang gadis kira-kira cuma berbeda 3 tahun dari umur Alenka.Rasa sakit terasa menusuk di dada Alenka,ketika dia melihat ayahnya sedang bersendau gurau dengan wanita yang telah menghancurkan keluarganya.

"Aku akan balas semua air mata yang telah Ibu aku tumpahkan atas kejahatan kalian." ucap Alenka dengan memegangi dadanya yang terasa amat sakit.

Alenka kemudian pergi dari tempat itu karena tidak mau melihat Ayahnya yang sudah tega mengusirnya dan ibunya.Dia juga mampir ke sebuah toko bunga untuk membeli bunga buat ibunya.Bunga Anggrek yang dia pilih karena ibunya suka sama bunga itu.

"Ibu cepat sembuh ya? Ibu harus kuat! Ibu tidak perlu khawatir dengan biaya atau hidupnya Al. Al sekarang sudah nikah Bu,dan suami Al itu baik dan juga kaya." ucap Alenka mencium tangan ibunya dengan menangis tersedu.

Kriingg Kriiinggg tiba-tiba ponsel Alenka berbunyi.Alenka melihat nama siapa yang meneleponya.Itu membuat Alenka membulatkan matanya.Karena,panggilan di ponsel Alenka bertuliskan Suami .

"Ya." jawabnya dengan malas-malasan.

"..."

Alenka memutar bola matanya dan menghela nafas mendengar perintah suaminya.Gio menyuruh Alenka untuk datang ke kantornya membawakan dia makan siang dan harus dia sendiri yang masak.Dengan kesal Alenka hanya bisa menurut apa kata Gio.Mengingat Gio lah bosnya dan dia hanya istri kontraknya.

Tak butuh waktu lama untuk memasak.Setelah selesai dan menyiapkannya Alenka bergegas ke kantor Gio.Di bagian resepsionis Alenka sempat di tolak oleh pegawai resepsionis,meskipun Alenka ngomong kalau dia disuruh sama bosnya sendiri yang memintanya untuk datang.

"Ah,sudahlah mungkin karena penampilan aku yang kayak gini." gumam Alenka meninggalkan kantor suaminya.

Sementara di ruangannya Gio sudah tak sabar menunggu Alenka.Dan akhirnya karena sudah tidak bisa menahan sabar Gio menelepon Alenka dan menanyakan kenapa dia belum juga datang,padahal jam istirahat sudah hampir habis.

"Aku tadi sudah kesana tapi aku ditolak di depan kantor kamu oleh karyawan kamu." jawab Alenka memberikan penjelasan.

"Kamu sekarang dimana?" tanya Gio.

"Aku di taman dekat kantor kamu." jawab Alenka.

Gio tanpa bertanya lagi langsung menutup telepon dan bergegas menemui Alenka di taman dekat kantornya.Alvin adalah asisten Gio,tak percaya kalau Gio pergi sendiri untuk mengambil makan siangnya.Alvin adalah salah satu orang kepercayaan Gio di kantor.Dia sudah menemani Gio selama lebih dari 5 tahun dan tidak pernah melihat bosnya seperti sekarang setelah putus hubungan dari mantan kekasihnya 2 tahun yang lalu.

"Tapi,,masa iya Pak Gio suka sama wanita yang baru saja dia kenal?" gumam Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya.

Di tempat lain,.

Gio sudah menemukan dimana istrinya lalu mengajak Alenka ke kantornya.Tapi,Alenka tidak mau karena tadi sudah di tolak di depan kantor.Alenka beneran kehilangan muka jika masuk bersama bos mereka.Pasti karyawan Gio mikir yang nggak-nggak tentang dirinya.

"Kamu kan istri aku,takut apa?" tanya Gio menarik tangan Alenka agar mengikutinya masuk ke kantor.Semua mata terbelalak melihat bos mereka masuk bersama wanita yang ditolak di depan resepsionis tadi,kecuali Alvin yang emang sudah tahu semuanya.

"Kembali kerja sebelum Pak Gio marah!" ucap Alvin memperingati karyawan lain yang masih asyik menggosip.

Alenka merasa benar-benar kehilangan muka,namun Gio seolah tidak peduli dengan apa yang karyawannya gosipkan.Yach,mungkin karena emang sudah banyak skandal yang melibatkan dirinya.Gio menyuruh Alenka duduk dan menyiapkan makan siangnya.Alenka pun dengan patuh menuruti apa mau Gio.Bahkan Alenka pun mau disuruh untuk menyuapi Gio.

Tok tok tok

Pintu ruangan Gio diketuk oleh seseorang yang tak lain adalah Rama,Manager umum di kantornya Gio.Belum sempat disuruh masuk Rama sudah menyelonong duluan.Dan dia pun terkejut melihat Gio yang sedang disuapi oleh seorang wanita.

"Kenapa lo kesini?" tanya Gio sedikit sewot.

"Gue dengar lo bawa wanita lain lagi ke kantor? Makanya gue kesini karena gue penasaran." ucap Rama tersenyum beg*.

Masih dengan menguyah makanan Gio menjawab pertanyaan Rama dengan singkat."Hmm," gumamnya.

Sementara Alenka yang berada di depan Gio hanya diam saja seolah dia tak ada di situ saat kedua lelaki itu membicarakannya.Hanya saja Alenka berpikir berapa banyak wanita yang Gio bawa ke kantornya setelah mendengar pertanyaan Rama tadi.Nggak mungkin kalau dia yang pertama,karena Alenka tahu bahwa Gio adalah seorang playboy.

"Ini istri gue." ucap Gio mengagetkan Alenka karena kesepakatannya kemarin pernikahan itu selain hanya pernikahan kontrak tapi juga pernikahan tersembunyi.

"Gi," gumam Alenka pelan sembari menatap Gio.

"Udah nggak apa-apa,dia sahabat aku." jawab Gio menenangkan Alenka dan seolah tahu apa yang Alenka khawatirkan.

"Oh,jadi ini cewek itu? Hai,kenalin nama aku Rama." sapa Rama sambil memperkenalkan dirinya.

"Aku Alenka." balas Alenka dengan canggung.

Gio lalu memyuruh Rama untuk keluar dari ruangannya.Rama terbahak mendengar Gio mengusir dirinya karena Rama paham Gio ingin berduaan dengan istrinya itu.Tapi,sebelum dia keluar.Dia melihat Alenka sambil tersenyum menyirat sesuatu yang menarik bagi dirinya.Setelah Rama keluar,Alenka membereskan sisa makanan Gio dan berpamitan pulang.

"Siapa yang suruh kamu pulang?" tanya Gio menarik Alenka ke dalam pelukannya.

"Terus aku disini suruh ngapain? Kamu kan kerja." ucap Alenka meronta.

"Aku mau ulangi yang semalam." ucap Gio langsung melahap bibir Alenka.Alenka terbelalak dan mencoba mendorong Gio.Tapi Gio masih dengan bernapsu menciumi bibir Alenka dan mencium leher Alenka.

"Dasar mesum." omel Alenka yang tidak bisa melawan kekuatan Gio.Dan akhirnya hanya bisa pasrah dan tiga kali mereka melakukan di dalam ruang kerja Gio.

"Mandi aja di ruangan istirahat aku dan istirahat saja di dalam! Tunggu aku sampai selesai meeting kita pulang bareng!" perintah Gio mencium kening Alenka dengan lembut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!