NovelToon NovelToon

Aluna My Little Wife

Chapter 1

Aluna Zayyana Mahesa

Gadis berusia 19 tahun adalah sosok gadis Cantik nan pintar yang memiliki kulit putih susu dengan tinggi 160cm yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya

Saat ini Aluna menempuh pendidikan di salah satu universitas ternama di Kota M dengan jurusan Ilmu komunikasi saat ini ia baru memasuki semester 3

Aluna gadis berprestasi yang mana membuat ia dengan mudah mendapatkan beasiswa di universitas universitas ternama sekalipun, Sosok gadis yang di kagumi banyak laki laki di kampus nya karena selain cantik sosok Aluna terkenal dengan kebaikan serta kelembutan nya dalam setiap tutur kata, dan tak menampik kemungkinan banyak wanita yang merasa iri terhadap Aluna, sosok gadis cerdas serta memiliki kecantikan wajah alami

Namun tak ada yang tahu bagaimana kisah hidup Aluna yang menyedihkan, di balik senyuman manisnya terdapat luka batin serta sakit fisik yang ia terima dari keluarganya

Regan Anderson

Sosok laki laki pewaris kekayaan Anderson yang memiliki perusahaan raksasa di berbagai negara, selain Itu Regan sosok laki laki tampan yang memiliki wajah campuran Asia dan Eropa serta memiliki tubuh professional dengan tinggi 187 cm serta memiliki tatapan tajam dari matanya membuat laki laki berusia 26 tahun tersebut di gandrungi oleh banyak wanita, namun sifatnya yang dingin membuatnya sulit untuk di dekati, hatinya hanya untuk sosok bayi kecilnya yang sudah beberapa tahun ia tinggalan akibat perpindahan nya.

...*******...

Siang itu setelah menyelesaikan mata kuliahnya Luna berjalan di koridor bersama sahabatnya yang tak lain ialah bintang, sosok sahabat yang selalu ada untuk Aluna

"Eh lun Lo sekarang mau kemana? kita ngemall yuk gue belum punya baju buat acara lusa nanti"

"Acara lusa nanti? acara apa kok aku gak tau bin?"

"Lah elu kemana aja Maemunah! ituloh acara ulang tahun si Caca emang lu gak dapet email nya? Kitakan semua anak ilkom di undang"

"Oh iya gue gak dapet email tapi Caca bilang langsung ke aku, tapi kan aku harus kerja hari ini bin masa aku izin terus si kamu sendiri aja ya"

"Ahh kamumah gak asik lun, masa gue sendiri terus udah jomblo punya sahabat satu satunya sibuk kerja, lagian Lo tuh ya ngapain si kerja orang bokap nyokap Lo kaya raya"

"Yang kaya itu orang tua aku bin, aku gak mau nyusahin mama papa"Ucap Luna bohong

"Iya deh iya sahabat ku ini udah cantik pinter kerja keras mandiri lagi huh" Ucap bintang dengan cemberut membuat Luna tertawa

Luna memang tak pernah menceritakan hal apa yang orang tuanya lakukan terhadap nya prihal uang jajan yang setiap hari Luna gunakan itu adalah uang yang ia hasilkan dari kerja sebagai pelayan kafe

"Ayo ah aku mau langsung ke kafe"

"Terus aku gimana? serius loh aku belum punya baju ini lun masa aku belanja sendiri si?"

"Lunn Pliss ya temenin gue"mohon bintang dengan mata pupy eyesnya

Hufhhhh...

"Baiklah baiklah aku akan mengantarmu, tapi sebelum itu kau harus mengantarku ke kafe karena aku mau meminta izin buat gak masuk hari ini"

"Okey boss utututt makasih Aluna cantik, makin sayang deh sama cabatku ini, nanti gue beliin baju deh buat Lo"

"Gak usah buang duit mnding di tabung aku ada kok baju pesta"

"Gak mau tau pokonya Lo harus mau gue beliin baju gak boleh nolak rezeky nanti tuhan marah katanya"hufhhh Aluna hanya pasrah mendengar ucapan dari bintang

Luna dan bintang langsung berjalan menuju parkiran dimana mobil bintang berada mereka tertawa bersama, Memang bintang salah satu anak yang terlahir dari keluarga kaya raya yang selalu di manja kedua orangtuanya namun tidak dengan Aluna meskipun orantua nya salah satu orang terkaya di kotanya tetapi untuk biaya sehari hari nya ia harus bekerja part time di salah satu kafe terkenal di dekat kampus nya, ia tak pernah menceritakan perihal pribadi nya kepada siapapun termasuk sahabatnya karena Luna tak ingin membuat sahabatnya ikut merasakan kesedihan yang selama ini ia rasakan baginya cukup dengan bintang yang tahu jika ia hidup bahagia

Mereka berteman sejak SMA dan secara kebetulan juga mereka kuliah Serta dengan jurusan yang sama

Kedua gadis cantik itu terus berjalan melewati orang orang yang menatap kagum dengan kecantikan Aluna yang selalu tersenyum ketika menyapa orang yang ia temui

"Alunaa cantik banget si mau langsung pulang? mau aku anterin gak?" tanya salah satu mahasiswa yang berpapasan

"Yee dasar buaya darat modus, sahabat gue emang cantik sorry ya dia pulang sama gue!"

"Apaan si Lo bekicot nyambung aja orang gue nanya Aluna, iya gak lun?" tanya laki laki itu

"Iya Angga, aku pulang sama bintang maaf ya kita duluan"

"Tapi lain kali ya mau ya lun"ucap laki laki bernama Angga itu

"Kayanya nggak deh hehe sorry"

"Haha mampus niat mau modus, wleeee"

"Apaan si Lo bekicot ngomomg terus gue gak ngomong sama lu!"

"Idih siapa juga yang mau ngomong sama lu!"

"Udah ah ayo Aluna cantik kita shopping abaikan buaya darat cap kadal"

"Dasar bekicot!"

"Buaya darat!"

"Bekicot!"

"Udah bin gak usah di ladenin katanya mau ngemall"

"ewww emang siapa yang ngeladenin dia, udah ah ayo kita lest go"Aluna hanya mengelengkan gelengkan kepalanya melihat bintang yang memiliki sikap bar bar

Kedua gadis cantik itu saat ini tengah berjalan mengelilingi mall setelah tadi mampir ke kafe tempat Aluna bekerja beruntung boss Luna sangat baik sehingga mudah untuk Luna meminta izinnya

Bintang yang heboh terus menarik tangan Aluna ke berbagai toko untuk membeli baju yang bintang inginkan

"Bin katanya kamu beli baju buat pesta aja kok ini banyak si?"tanya Luna bingung pasalnya sudah ada lima kantong baju yang bintang bawa

"Nggak apa apa lun sekalian aku belanja buat baju sehari hari, oh iya kamu kan belum sempat aku belikan ayo kalo gitu kita cari baju buat kamu setelah itu kita cari sepatu dan make up"

"Nggak usah bin serius dah aku dah banyak kok di rumah"

"Nggak mau tau pokoknya kamu harus mau" Kekeh bintang yang terus menarik tangan Aluna kesana kemari

"Tapi bin aku takut papa marah saat aku pulang bawa belanjaan" ucap Aluna tanpa sadar

Bintang langsung menghentikan langkahnya

"Papahmu marah? lah kenapa kan pake uang aku ini"

"Ehh mm maksud aku aku takut di kira boros uang bin"

"Ya tingal bilang aja itu aku yang belanjaan okeyy"

"Tapii..."

"Udah Ayoo Aluna sayangg ini udah mau sore kita harus cepat cari baju buat kamu sama sepatu dan makeup"

Lagi dan lagi Aluna hanya pasrah di paksa sahabat nya itu

Sementara dalam hati Aluna ia masih memikirkan cara bagaimana caranya agar orang rumah tidak tahu ia membawa belanjaan nanti dan apa boleh kalo ia ikut ke pesta yang di adakan Caca itu

"Ahh sudahlah lebih baik aku fikirkan itu saja nanti"Gumamnya

"Apa lun? kamu ngomong sama aku?"tanya bintang yang mendengar samar samar ucapan Aluna

"Ahh nggak kok gak ngomong apa apa"Bintang mengangguk dan ia terus berjalan untuk berbelanja lagi

***

Tak terasa waktu begitu cepat sekarang jam menunjukkan pukul tujuh malam, Akhirnya bintang selesai membeli barang barang yang ia inginkan

"Udah jam tujuh nih bin kita pulang yu"

"Ayo tapi kita sekalian makan malam dulu ya"

"Gak usah mending aku di rumah aja"

"Loh kok di rumah kan sekalian lun, ayo kita cari seafood gimana kan itu kesukaan kamu, mau ya plisss"

"Hemm okeyy tapi habis ini kita pulang ya"

"Okeey cantikk"ucap bintang dengan nada centilnya

Aluna masih memikirkan bagaimana caranya ia menyembunyikan pakaian yang di kasih bintang ia takut papa mamanya marah

"Lun Lo dari tadi gue perhatiin bengong terus kenapa si apa Lo gak suka ya gue ajak kaya gini" Ucap bintang yang mulai sedih

"Nggak kok bin aku malah seneng, eh iya bin kalo barang yang kamu kasi ke aku aku titip di rumah kamu boleh gak?"

"Kenapa emang?"

"Ya nggak sekalian nanti aku ke rumah kamu aja dan siap siap di rumah kamu"

"Boleh banget, sekalian aja nanti nginep ya"

"Nanti aku fikirin lagi ya "

"Huh iya deh tapi bener loh ya awas aja kamu kalo sampe gak Dateng ke rumah buat berangkat bareng aku susul ke rumahmu!"

"Eh jangan dong kamukan tau sendiri papa ku orangnya tegas"alibi Luna, karena memang pada dasarnya bintang tak pernah di ajak mampir ke rumah karena ia takut bintang mengetahui keadaannya

...TBC...

...Hallo apa kabar semuanya, bagaimana hari kalian? tentu baik bukan? hehe...

...Autor gadungan kembali membawa kan satu cerita yang sedikit mengandung bawang, Ett tapi tenang gak selamanya kok wkwk...

...Ikuti terus ya kisahnya dan mohon untuk koreksi apabila masih ada kata typo dalam pengetikan, Novel ini hanya untuk hiburan ya bagi yang tidak ingin membacanya silahkan langsung skip🤩...

Chapter 2

Pagi itu terlihat gadis cantik masih terlelap dalam kamar tidurnya, sehabis pulang dari mall Luna langsung bersih bersih dan mengerjakan tugas tugas kuliahnya, pukul dua dini hari Luna baru bisa memejamkan matanya

Brakkk!!

Pintu kamar Luna di buka dengan kasar oleh seorang wanita paruh baya yang masih nampak terlihat cantik di usianya yang menginjak kepala empat dia adalah mama Aluna

Wanita itu nampak menatap tajam Luna yang masih belum terbangun dari tidurnya padahal jam masih menunjukan puku setengah tujuh pagi, memang hal ini tak seperti biasanya Aluna bangun kesiangan

Dan tanpa rasa prikemanusiaan wanita paruh baya yang bernama Clara Mahesa menyiramkan air dingin ke wajah Luna yang masih damai dari tidurnya

"Astaga Bajirr!"Teriak Luna kaget akibat siraman air dingin yang menimpanya, namun kekagetannya tak sampai di situ saja ia lebih terkejut melihat mamanya berdiri dengan bertolak pinggang sebelah dengan tangannya yang satu lagi Masi memegang gelas bekas air dingin yang ia sengaja ambil dari kulkas

"Mama"

"Bagus!, Enak yamales malesan bangun siang udah kaya putri raja, cucian dapur dan lantai dua belum kau bereskan kau malah enak enakan tidur hah!"

"I-iya mah"

"Jangan iya iya aja kamu cepat kerjain jangan cuman malas aja kamu, kamu tuh ya bener bener jadi orang udah pembawa sial, pemalas, gak tau diri hidup cuman numpang nyusahin orang terus!"Ucapnya yang menyanyat hati Luna

Jika bertanya apa Aluna sakit hati? tentu dia sangat sakit hati sejak kecil ucapan mamanya tak pernah sedikitpun terdengar enak di dengar

Tanpa berkata lagi Aluna segera turun dari tempat tidurnya dengan mengusung rambut hitamnya yang panjang me jadi satu, Setelah itu ia dengan cepat membersihkan semua peralatan kotor serta mengepel lantai rumah itu dengan cepat karena ia harus masuk ke kampus siang nanti

Tanpa ia sadari seorang gadis cantik tengah menatapnya penuh iba, dia Alea kakak perempuan Aluna, sejujurnya ia sangat kasian melihat adiknya harus bekerja di luar untuk kebutuhan nya dan di perlakukan layaknya budak di rumahnya sendiri namun ia bisa apa ia tak bisa berbuat apa apa semua anggota keluarganya seakan membenci Aluna gadis mungil itu, ntah apa kesalahnnya sehingga membuat semua orang nampak sangat membenci Aluna

"Semoga tuhan selalu memberikan mu kekuatan, kakak yakin kamu akan bahagia suatu saat nanti lun, semoga kamu selalu kuat"Ucap batin Alea menatap Aluna dengan pandangan berkaca kaca

***

Setelah selesai dengan semua tugas-tugas nya Luna terlebih dahulu membersihkan badannya dan bersiap siap untuk ke kampus

Hufhhh

Terdengar helaian nafas berat dari wanita cantik itu

"Besok gimana ya cara buat izin pergi pasti mama papa bakal ngelarang aku pergi"lirih gadis itu

namun tiba tiba pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang

tok tok

"Non ini bibi Zhi"

"Iya bi masuk aja pintunya gak di kunci"jawab Luna

Bibi Zhi masuk dengan membawa kotak makanan untuk Luna

"Non pasti non belum sarapan kan ini bibi bawain bekal buat non, di makan ya"

"Terimakasih bi, tapi lain kali bibi gak perlu ngelakuin hal ini nanti mama papa marah sama bibi"

"Gak apa apa non, maaf ya tadi bibi gak bisa bantu non alun"

"Tidak apa apa bi, Luna sudah biasa kok"

"malang sekali nasibmu non, di perlakukan layaknya budak di rumah sendiri oleh keluarganya"ucap batin bibi zhi

Bibi Zhi adalah salah satu pembantu yang paling tua di kediaman Mahesa, ia sudah sejak kecil mengurus Aluna yang kekurangan kasih sayang dari orangtuanya serta keluarganya yang lain, ntahlah ia yang sudah lama di sini pun tak pernah tahu mengapa alasannya tuan dan nyonyanya membenci anak bungsunya sendiri

"Yasudah bi Aluna pamit mau ke kampus dulu ya"ucap Luna meminta izin serta menyalami bibi Zhi yang sudah ia anggap sebagai ibunya

"Iya non, non hati hati ya nanti bekalnya jangan lupa di makan"

" iya bi terimakasih bi"

Aluna keluar dari kamarnya menuruni anak tangga rumah mewah itu, namun langkah nya terhenti saat melihat kedua orangtuanya serta kedua kakaknya sedang bersantai di ruang keluarga diiringi canda tawa mereka, ia sangat ingin di perlakukan seperti kakak perempuan nya yang di perlakukan bak tuan putri serta di sayang kakak laki lakinya yang selalu berbuat kasar dengannya

"Hufhh, kuat lun kamu kuat"ucapnya menyemangati dirinya sendiri, ia berjalan mendekati mereka untuk meminta izin

"Mah pah, kak Aluna pamit pergi ke kampus"

"Iya lun hati hati" Hanya kakak perempuannya yang menjawab sedangkan yang lain hanya diam seolah tak melihat ia ada

ya ia sadar ia hidup hanya demi kehidupan orang lain, ia hidup hanya untuk di manfaatkan

Tanpa kata Aluna segera berjalan namun belum sempat ia sampai pintu seseorang menghentikan nya

"Berhenti" Luna sedikit tersenyum namun senyumannya hilang saat mendengar ucapan sang papa yang tak kalah menyakitkan untuknya

"Besok kau tak boleh lupakan untuk memberikan darahmu!"ucap tuan Arga Mahesa tanpa memangil nama Luna

" i-Iya pah Luna ingat kok" Setelah berucap itu ia langsung pergi dari rumah itu dengan air mata yang sudah tak bisa ia bendung lagi

"Sabar lun kamu kuat kok, gak boleh nangis"ucapnya lagi dan lagi hanya bisa menyemangati dirinya sendiri

***

Sedangkan di sebrang sana terlihat laki laki tampan yang tengah duduk di kursi kebesaran nya

"Bagaimana pencarian bayi kecilku Reyhan?!"Tanya sosok laki laki kepada sang asistennya setianya

"Maaf tuan saya masih belum bisa menemukan wanita yang anda cari, dia seperti di telan bumi setelah kebakaran rumah itu semua keluarganya pindah di rumahnya yang lain namun sampai saat ini saya beserta anak buah saya yang lain belum bisa mendapatkan alamatnya"

Brakkk!

Karena rasa kesal dan merahnya laki laki itu mengebrak meja di depannya membuat sang asisten hanya menunduk takut

"Saya tidak mau tahu kau harus secepatnya mencari dia sampai ketemu!! kerahkan semua anggota mu bila perlu keliling dunia ini cari bayi keciku sampai dapat!!"ucapnya dengan menatap tajam asistennya

"Baik tuan sesuai perintah anda, saya pamit keluar tuan"Laki laki itu hanya mengibas ngisakan tangannya

Ia memijat hidungnya

"Di mana kamu sayang, kakak sudah mencarimu kamu di mana? apa kamu baik baik saja? apa keluarga mu masih menyakiti kamu seperti dulu saat kecil?"lirih laki laki itu yang tak lain Regan Anderson, ia teringat dimana sosok bocah kecil cantik yang menjadi cinta pertamanya ia sangat menyesal karena dulu ia sempat meningalkannya, ia sangat takut jika bayi kecilnya sudah tiada namun ia masih yakin bayi kecilnya masih hidup

"Dimanapun kamu berada semoga tuhan selalu melindungi mu sayang, kakak bodoh mengapa kakak dulu tak pernah bertanya nama kamu atau mencari tahu siapa kamu, maafkan kakak"ucap lirih Regan dengan mengatupkan kedua tangannya ke wajah tampannya

***

Saat ini Aluna tengah sampai di gerbang kampusnya, seperti biasa saat di kampus ia tak pernah terlihat menyedihkan senyuman cantiknya selalu ia tampilkan saat berpapasan dengan semua orang yang di laluinya, maka jangan salah banyak orang yang menyukai Aluna gadis cantik yang terkenal dengan kesempurnaan nya namun tak banyak juga yang membenci Aluna karena merasa iri dengan kecantikan serta kepintarannya

"Alunaa!"panggil seorang wanita yang sangat mengema di koridor kampus, siapa lagi jika bukan bintang

"Aduhh bin kalo panggil orang tuh ya pelan aku gak budeg kali"Bintang hanya cengengesan mendengar ucapan Luna

"Hehe maafin, kan tau sendiri Lo gue gimana orangnya kalo ngomong"

"Kebiasaan kamu bin gak malu apa tuh banyak yang ngeliatin kamu"tunjuk Luna pada orang yang memang sedang melihat mereka berdua, bukan bukan melihat bintang lebih tepatnya mereka sedang menatap Aluna terlebih laki laki

"Ngapain lo liatin kita di kira kita pisang!"Sarkas bintang

"Idih siapa yang ngeliatin Lo orang gue ngeliatin bidadari gue"celetuk salah satu mahasiswa yang tak lain Angga laki laki musuh bebuyutan bintang yang memang sejak tadi menatap Aluna yang berjalan

"Dasar buaya darat cap kadal!"

"Yeee elu bekicot ikut campur aja lu!

"Udah yu bin gak usah di tangepin, kamu tugas udah belum kan sekarang di kumpulin"

"Mampus! gue belum lun"

"Duhh gimana dong ini lun, mana kiler lagi"

"Yaudah ini kamu salin punya aku ayo cepat satu jam lagi kelas mulai"

"Serius?"tanya bintang berbinar binar

"Iya Yo cari tempat aja"

"Aseeek dapet contekan, thank you sahabatku, kamu paling baik paling cantik paling pinter deh"ucapnya cengengesan

"Dasar kamu tuh bin giliran nyontek aja"Aluna hanya mengelengkan kepalanya tertawa melihat tingkah bintang

Singkat cerita tak terasa waktu semakin cepat berjalan, saat ini Aluna tengah berjalan sendiri menuju kafe yang tak jauh dari kampus nya sedangkan bintang pulang terlebih dahulu sebelum nya bintang menawarkan tumpangan namun Aluna menolak karena memang jarak kampus dengan kafenya hanya berjarak lima belas menit jika berjalan

sepanjang perjalanan kaki Luna, ia terus memikirkan acara ulang tahun caca yang di selenggarakan di sebuah hotel bintang lima

"Besok kan acara ulang tahun caca pasti sampe malem acaranya, gimana ya caranya buat dapat izin keluar malam"

Hufhhhh

"Apa aku nekat aja kali ya tapi kalo aku gak dibukain pintu gimana? walaupun begitu pasti mama papa marah karena aku tidak bisa tepat waktu"

"Ahh sudahlah kalopun paling kena tamparan dan cacian lagi, daripada aku mengecewakan bintang, belum lagi besok jadwal runtin hufhhh"ucapnya lirih

tanpa teras ia sudah sampai di sebuah kafe Aluna segera pergi keruang ganti untuk Menganti seragamnya

"Berarti sekarang aku harus minta izin lagi kali ya sama Bu Yasmin semoga dia gak marah..."sebenarnya Aluna tidak enak setiap hari Sabtu ia harus meminta izin untuk tidak bekerja belum lagi kemarin ia meminta izin, tapi ia sangat bersyukur pemilik kafe itu tak pernah mempermasalahkannya toh gaji yang di terima Aluna sesuai dengan gaji ia masuk

...TBC...

...Jangan lupa kasih dukungan untuk author 😍...

Chapter 3

Saat ini Aluna begitu sibuk melayani para pelangan kafe, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, sampai tak terasa jam kerjanya telah selesai namun ia harus bertemu dengan bos nya itu sebelum pulang

"Semoga di izinin Bu Yasmin"gumamnya pelan tangannya ragu mengetuk pintu yang di ketahui ruangan pribadi bosnya

tok tok

"Permisi Bu, ini Aluna"

"Iya lun masuk!"ucap Bu Yasmin

Aluna memegang handle pintu dan membukanya, di sana bosnya tengah beres beres seperti nya hendak pulang

"Ada apa lun, sini duduk"

"Maaf ibu kalo Luna menganggu, Luna mau minta izin buat besok gak masuk"ucap Luna pelan memandang takut takut Bu yamsin yang saat ini tengah menatap Luna dengan tatapan sulit di artikan

"Hufhhh"

terdengar helaian nafas wanita paruh baya yang masih nampak terlihat cantik itu, Bu Yasmin duduk menyandar kan badannya di kursi

"Lun, ibu sebenarnya tidak mempermasalahkan apapun karena kamu di gaji sesuai kamu masuk, tapi apa boleh ibu tahu alasan kamu mengapa setiap hari Sabtu kamu izin?"tanya Bu Yasmin hati hati

" Maaf ibu, Aluna hanya ada urusan yang sangat penting setiap hari Sabtu"

"Yasudah ibu kasi izin, dan karena kamu setiap hari Sabtu selalu izin maka ibu memperoleh kan kamu untuk libur di hari Sabtu daripada kamu setiap Minggu harus selalu izin sama ibu"ucap Bu Yasmin lembut karena sebenarnya ia merasa ada kejangalan dengan Aluna, dia tahu jika Aluna salah satu anak dari keluarga Mahesa tapi mengapa gadis cantik itu bekerja banting tulang hanya untuk kehidupan nya padahal jika di pikir jika ia Aluna menghambur hamburkan uang keluarga nya pun takkan pernah habis tujuh turunan, namun ia tak berani banyak bertanya yang ia tahu Aluna gadis mandiri dan penuh kelembutan

"Terimakasih banyak Bu, kalo begitu Luna pamit pulang dulu"

"Iya lun hati hati ya ini sudah malam"

"Iya Bu sekali lagi terimakasih"Bu Yasmin hanya mengangguk

Luna langsung keluar dari ruangan bosnya dan bersiap siap untuk segera pulang

"Duh aku udah telat banget pulang, mana aku gak ada uang buat bayar ojek lagi"lirih Aluna dengan terpaksa ia harus jalan kaki menuju rumah nya di perkirakan ia akan sampai dalam waktu satu jam sampai rumah

di sisi lain seorang laki laki paruhbaya tengah mencari anak bungsu nya yang ternyata belum pulang sejak pagi

"Kemana anak sialan itu?! apa aku terlalu baik sehingga membuat nya menjadi orang pembangkang? jam segini dia belum pulang!Gumam tuan Agra yang saat ini menurut tangga saat tadi sempat ia melihat kamar Aluna kosong

ia melihat jam di tangannya waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam namun Aluna belum pulang

Tanpa terasa Aluna sampai di kediaman rumahnya, tubuhnya sangat lemas ia sangat lapar, Luna sangat telat untuk pulang akibat kepalanya tiba tiba pusing, membuat dia istirahat sebentar di bahu jalan, ia terus masuk kedalam rumah mewah itu tanpa ia tahu jika sedari tadi seseorang sedang menunggu kedatangannya dengan kemarahan

Aluna masuk kedalam rumah itu, lampu sudah di matikan pasti semua orang sudah tertidur fikirnya, tanpa banya berfikir Aluna mulai melangkah menuju kamarnya

namun belum sempat ia menginjakan tangga pertama, lampu ruangan itu di nyalakan

"Dari mana saja kau!"Tanya suara laki laki paruhbaya yang menjadi ayah kandung Aluna

"pa-paph.."

"Aku tanya sekali lagi dari mana saja kau setiap hari selalu pulang malam hah?! apa kau menjadi ja*lang di luar sana?!!"terlontar pertanyaan itu dari mulut tuan agra

Deg

Tidak ada anak yang merasa sakit hati saat orang tuanya sendiri menuduhnya sebagai wanita ja*ang

"**-tidak pah"

"Dasar pembohong!, ternyata kau memang pembawa masalah bagi keluarga ini, aku tidak pernah menginginkan kau hidup sebagai anakku! mengapa kau tidak mati saja sejak dulu!"

Jedarrr!!

Bagai di sambar petir di siang hari, lagi dan lagi papahnya mengatakan hal yang sangat menyakitinya, jika seperti itu, mengapa sampai saat ini ia di berikan hidup, Aluna tak pernah menginginkan ia hidup seperti ini, jika ia bisa memilih ia ingin mati, namun sekakan kematianpun tak pernah menghampiri Aluna, hidupnya sejak kecil harus menderita akibat perlakuan keluarga nya, wajah yang selalu terlihat tersenyum cantik itu memiliki sikis yang buruk akibat perlakuan orang terdekatnya, tubuh yang semakin hari semakin kurus dengan wajah pucat yang selalu Aluna tutupi dengan makeup tipisnya

"Sekarang kau masuk kedalam kamarmu besok kau harus mendonorkan darahmu untuk anakku alea! kau hidup hanya sebagai penyuntik anakku ingat itu!!"Ucap tuan Agra, ia melangkah menaiki tangga, sedangkan Aluna sudah menunduk dengan air mata berlinang

"Papa tunggu.."ucap Aluna lirih, tuan Agra menghentikan langkahnya tanpa melihat ke arah Luna

"Pah Luna tahu Luna hanya anak tidak tahu diri, anak pembawa sial bagi keluarga ini, tapi Luna juga tidak pernah meminta di lahirkan jika seperti ini pah, bahkan papa tidak pernah menyebut nama Luna sejak kecil, bagi papa anak papa dan mama hanya Kak Aldo dan kak Alea"

"Pah.. apa pernah papa berfikir sejak kecil Luna juga membutuhkan kasih sayang kalian"

cukup lama Aluna terdiam, sedangkan tuan Agra mengepalkan kedua tangannya kuat

"Pah..."

"Papa ingin Aluna mati kan? apa dengan Aluna mati papa dan mama akan bahagia? jika iya Aluna akan mati untuk papa dan mama, tapi Aluna sadar saat ini hidup Aluna masih di butuhkan untuk kak Aleakan? sabar ya pah nanti waktunya tiba Aluna juga akan mati pah mungkin tak lama lagi pah karena tubuh Lina semakin hari semakin lemah di tambah lagi untuk donor darah untuk kak Alea "ucap Aluna lirih, tuan Agra mengepalkan tangannya kuat ia sangat marah dengan ucapan Aluna, hatinya sangat sakit namun ia juga tidak tahu mengapa ia sangat membenci anaknya akibat masalalu dulu

tanpa berkara tuan Agra langsung melangkah kan kakinya, saat ia melihat papanya sudah tak ada ia jatuh terduduk di lantai dengan tangisannya

"Hiks, Aluna gak pernah mau di lahirkan seperti ini pah, Aluna gak mau, Aluna juga pengen di manja kaya kak Alea, hiks"

"Apa salah Aluna pah? apa salah Aluna sehingga kalian seperti ini sama Aluna? hiks hiks"tangis wanita cantik itu dengan pilu ia memeluk kedua lututnya, namun tak berapa lama ia mengusap kedua matanya dan berdiri

Dengan tatapan kosong serta raut kesedihan Aluna berjalan menuju kamarnya, saat di dalam kamar ia kembali menangis dengan memeluk badannya sendiri, tanpa terasa ia tertidur akibat rasa lelahnya, ia juga harus istirahat agar besok ia mendonorkan darah untuk kakaknya

...TBC...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!