NovelToon NovelToon

Cantik, Kok Minder?

MOS

Aish turun dari angkot, berdiri sebentar dan menatap ke arah gedung megah yang akan menjadi tempatnya menimba ilmu selama tiga tahun ke depan, SMA Mahardika.

Aisyah Khumaira, sesuai namanya, gadis ini sebenarnya sangat cantik. Meskipun tidak terlalu tinggi, tapi juga tidak pendek. Kulitnya putih langsat khas wanita Indonesia yang ayu.

Hidungnya mancung, iris matanya coklat terang seterang pikirannya.

Semua itu tak lantas membuatnya merasa percaya diri untuk mengakui bahwa dia memang cantik.

Dihari terakhir MOS nya ini, dia tetap terlihat cantik meskipun ujung jilbab putihnya harus diikat sebanyak dua puluh satu ikatan tali rafia yang berwarna-warni, sejumlah hari lahirnya.

Tas dari kresek jumbo berwarna merah, dan mahkota berupa dedaunan yang dirajut menyerupai mahkota para pria di zaman eropa kuno.

Sejenak berdiri di depan gerbang sekolah, menghirup udara dan menghempaskannya. Membuang rasa malu untuk menghadapi kenyataan nanti, apapun itu.

****

Semua murid baru harus berdiri sesuai kelompoknya untuk mengikuti kegiatan mos hari ini.

Agenda pagi yang selalu dilakukan adalah sambutan dari pihak sekolah. Dan karena ini adalah hari terakhir, maka semua murid memakai baju olahraga dan kegiatan awal pagi ini adalah senam pagi dengan tetap memakai tas kresek masing-masing.

Aishyah belum punya banyak teman disini. Sekolah dengan reputasi elit ini adalah lingkungan baru baginya yang sederhana.

Bisa sekolah disini juga karena beasiswa yang dia dapat dari ujian yang diadakan disekolah SMP nya dulu. Dan beruntung baginya bisa mendapat beasiswa secara full selama tiga tahun dengan syarat tertentu.

Kegiatan berlalu dengan cepat. Saat istirahat tiba, dan Aishyah masih berusaha mendapatkan tiga lagi tandatangan anggota osis yang harus dia dapatkan.

"Kurang tandatangan dari ketuanya nih, sama dua lagi yang mana ya orangnya" Aish berbicara lirih pada dirinya sendiri.

Saat sedang berjalan dilorong sekolah, sayup terdengar suara rintihan.

"Aargghh..." seperti itulah kiranya, tapi sangat pelan. Seperti suara seseorang yang menahan rasa sakit.

Aishyah celingukan mencari asal suara. Berjalan mengendap demi mengetahui suara apa itu.

Ternyata dia telah berjalan terlalu jauh, sepertinya ini area gudang sekolah. Seperti ada sebuah ruangan dengan pintu yang rusak. Dan ternyata berada diujung lorong.

""Aarghh"

Suara itu terdengar lagi, Aisyah mencari dengan hati-hati.

Benar saja suara itu berasal dari dalam gudang, ternyata ada seorang anak laki-laki yang tangannya seperti terkena goresan pisau. Ada darah dari luka itu, dan anak itu sedang berusaha mengikat lukanya sendiri.

"Hei, kamu terluka" ucap Aisyah yang kaget langsung mendekat dan berusaha membantu mengikatkan tali pada luka anak itu.

Anak itu diam saja saat Aisyah menolongnya, raut wajah panik Aish terlihat tetap cantik dimata anak laki-laki itu.

Sejenak dia terlupa dengan luka ditangannya sampai akhirnya Aishyah membuka suara.

"Sudah selesai, lo kenapa bisa sampai luka-luka seperti ini sih?" tanya Aishyah yang kaget karena bukan cuma lengan anak ini saja yang terluka, tapi wajahnya juga sedikit memar.

"Oh, tidak apa-apa. Luka kecil kayak gini sih biasa buat cowok. By the way nama lo siapa? Anak baru juga ya?" tanyanya.

"Gue Aishyah, panggil aja Aish. Lo siapa?" tanya balik Aish.

"Kenalin gue Hendrawan Atmajaya. Panggil aja gue Hendra" ucapnya sambil mengulurkan tangan kanannya yang terluka.

"Kita ke uks aja yuk, kayaknya luka kamu harus segera diberi pertolongan deh. Takut infeksi, soalnya darahnya masih merembes tuh" bukannya menjabat tangan Hendra, Aish malah menyuruhnya ke uks.

"Ayo gue bantuin ke uks deh" kata Aish.

"Kalau cewek cantik kayak lo yang nyuruh mah gue bisa apa" kata Hendra menggombal.

"Gue maksud lo yang cantik. Makasih deh, udah yuk buruan, lo udah kelihatan pucet tuh" kata Aish berusaha menolong Hendra.

Kalau diperhatikan, Hendra ini tidaklah jelek, wajah memarnya masih terlihat keren dimata cewek penikmat fisik. Dengan tubuh jangkung, yang bila Aish sedang membopongnya seperti ini, dia hanya sebatas dada Hendra.

Tiba-tiba Hendra pingsan diperjalanan menuju uks, sontak hal ini membuat Aish terkejut bukan kepalang karena tubuh Hendra yang terasa cukup berat bagi gadis mungil macam Aish.

"Tolong, tolong"teriak Aish panik.

Beberapa anak datang membantunya untuk membawa Hendra ke uks. Dan tugasnya selesai setelah Hendra dibawa masuk ke dalam uks untuk mendapat pertolongan dari dokter jaga disana.

"Uwaahh ... Memang keren kalau sekolah elit ya, uks aja ada dokternya" Aish membatin takjub, pasalnya disekolahnya yang dulu cuma ada uks yang pintunya tidak terkunci, dan akan ada orang kalau ada yang butuh pertolongan saja.

Dan dia melupakan tugas terakhirnya untuk mendapat tandatangan dari seniornya yang anggota osis. Sedangkan waktu istirahat dan pengumpulan tandatangan sudah hampir selesai. Kurang sedikit lagi waktunya habis untuk mencarinya.

"Sial banget sih, gara-gara nolongin anak itu kan jadi gue sendiri yang nggak bisa nyelesaikan tugas gue" Aish membatin jengkel.

Tapi saat melewati belakang ruang osis yang sepi, Aish malah mendengar suara aneh. Seperti dua orang yang sedang berbicara tapi tertahan.

Karena penasaran dia mencari sumber suara itu. Dan langkah kakinya menuju belakang ruang osis yang sedikit remang karena pencahayaan yang minim.

Matanya menyipit demi untuk bisa mengetahui apa yang ada dihadapannya. Dan sialnya itu adalah suara aneh dari dua orang yang sedang berciuman mesra, dan apa itu?? Mereka berciuman bibir? Hal yang sangat tabu bagi seorang Aish untuk harus menyaksikan adegan live semacam ini.

"Hah?" ucapnya tidak sadar sambil menutup kedua telinganya.

Sontak hal itu membuat dua sejoli yang sedang asyik terkesiap kaget. Dan Aish hanya nyengir kuda, berusaha tenang menguasai keadaan.

Si cewek adalah ketua osis yang terkenal tegas dan berwibawa, nyatanya saat ini sedang berciuman dengan seorang murid baru yang tampan dan bermuka bule.

Kakak osis jadi salah tingkah, sedangkan anak baru malah senyum aneh.

"Forget it, lupakan yang lo lihat. Jangan bilang orang lain" anak bule itu berucap tegas.

"Nyantai aja sih Falentino, gue nggak ember" ucap Aish tenang, rupanya Falen ya, cowok blasteran sekelompok dengannya di mos ini.

"Oh iya kak Dewi, minta tandatangannya disini dong" kata Aish sambil menyerahkan pena dan buku nota kecil, dan Dewi selaku ketua osis langsung menandatangani tanpa ada drama seperti sebelum-sebelumnya.

"Awas aja lo anak baru kalau sampai ngebocorin hal ini" ancam kakak osis.

"Kakak tenang aja, bukan urusanku juga kok. Lagian kakak juga ada-ada aja sih, bukannya bantuin anggota osis yang lainnya malah asyik sendiri disini" kata Aish sambil berlalu pergi meninggalkan dua sejoli itu.

"Hei wait" kata Falen ingin mengejar Aish, tapi masih sempat mencuri kecupan singkat dibibir kakak tingkatnya itu.

Falen sedikit berlari mengejar Aish yang berjalan agak cepat, karena memang waktu istirahat tinggal sedikit lagi.

"Don't say anybody about it" ucap Falen merangkul pundak Aish yang langsung mendapat cubitan keras di perutnya. Sedangkan Dewi melotot melihat kelakuan adik tingkatnya yang baru saja selesai menciumnya malah merangkul cewek lain dihadapannya.

"Auch!! itu sangat sakit you know" kata Falen mengernyit menahan sakit di perutnya.

"Makanya, ngomong ya ngomong, tangannya nggak usah pegang-pegang" kata Aish marah.

"okay, cewek suka marah. Nama lo Aishyah kan?" tanya Falen.

"Udah tau nanya".

"Jangan jutek gitu, lo panggil gue Falen aja ya. Mulai saat ini kita berteman" kata Falen.

"Bodo amat temenan sama lo" ucap Aish semakin mempercepat jalannya menuju ruang kelas dimana kelompoknya berada. Dan Falen masih mengekor setia.

"Pokoknya lo harus jadi temen gue, gue nggak terima penolakan. Atau gue bakal terus gangguin lo tiap hari" ancam Falen yang membuat Aish makin geram.

Aish tak memperdulikan ucapan Falen. Baginya semua teman ya temannya, dia tidak ingin punya sahabat lagi setelah teman sekaligus sahabatnya dulu pergi dengan melukai hatinya karena masalah keluarga Aish.

Satu kelas

Pengumuman pembagian kelas akan dilakukan sore nanti, menjelang pulang sekolah. Mungkin sekitar empat jam lagi.

Kegiatan setelah jam istirahat kali ini adalah pengumpulan peroleh hasil tandatangan anggota osis.

Dan Falen tetap setia berada disamping Aish semenjak kejadian tadi pagi sebelum bel masuk.

"Udah sih, lo jauh-jauh dari gue. Rahasia lo aman sama gue, nggak akan gue siarin dimuka umum juga" kata Aish risih karena Falen yang tiba-tiba sok dekat dengannya.

Falen yang dasarnya playboy itupun tak bergeming dengan penolakan Aish karena dia memang penikmat wanita. Kecil-kecil sudah play boy saja anak itu.

Akan sangat disayangkan menolak berdekatan dengan cewek secantik Aish. Sampai-sampai dia mengusir Lala, siswi yang selama tiga hari ini duduk disamping Aish semasa Mos.

"Gue jadi takut nih sama lo, apa mending gue aja deh yang pindah" kata Aish.

"No Aisyah, don't go anywhere, still in here. Bisa-bisa lo cerita sama anak lain kalau nggak duduk deket gue" kata Falen.

"Hadeehh... Susah emang kalau ketemu cowok model kayak elo, tampang doang bagus , tapi akhlaknya buruk. Terserah lo aja deh, tapi awas aja kalau cewek lo yang lagi ngawasin dari sana itu sampai gangguin gue nantinya ya" kata Aish memperingatkan Falen karena kak Dewi memantaunya dari jauh.

"Lo tenang aja, selama lo diem, gue juga diem" kata Falen.

Kegiatan selanjutnya adalah test untuk penempatan kelas sesuai kemampuan. Dan test dilakukan di lab komputer untuk mempercepat hasil penilaiannya.

Falen tetap mengekor pada Aish, sebenarnya Aish sedikit risih karena tatapan teman-teman sekelompoknya menjadi aneh karena mereka berdua yang tiba-tiba dekat. Karena Aish masih belum punya teman meskipun sudah tiga hari berada di sekolah barunya.

Satu jam berada di lab komputer membuat mata Aish sedikit buram karena harus membaca begitu banyak soal dan menjawabnya dengan teliti.

Selama mengikuti ujian tadi, Aish rasa Falen anak yang pintar. Karena dia bisa dengan mudah menyelesaikan testnya tanpa tolah-toleh mencari contekan seperti teman lainnya.

"Lo sebenernya pintar ya Fal, tapi gue masih kepikiran yang tadi sih. Malah kesannya lo tuh kayak dewasa sebelum waktunya gitu menurut gue Fal" kata Aish membuka percakapan.

Mereka berdua sedang berjalan bersama menuju kelas sesuai kelompoknya.

Falen tersenyum mendengar pendapat Aish mengenai dirinya. "Hal itu biasa aja sih di keluarga gue. Faktanya bokap gue sering ngelakuin itu sama sekretaris gadungannya dibelakang nyokap gue, begitupun sebaliknya" ucap Falen membuat Aish sedikit melongo karena kaget.

"Jadi lo anggap yang kayak gitu biasa?" tanya Aish.

"Why not? Gue nggak pernah ngelakuin lebih dari itu sih. Masih belum siap kalau sampek ada yang nangis buat minta pertanggungjawaban dari gue nantinya" kata Falen ringan sambil tertawa renyah.

"Malah ketawa, lo pikir hal kayak gitu lucu apa? Lo nggak tau sih gimana hancurnya hati seorang ayah saat tahu kalau anak gadis yang dia rawat dan dia besarkan dengan cinta kasih malah pergi meninggalkan luka bagi keluarganya demi laki-laki brengsek hidung belang" kata Aish berapi-api.

"Kenapa lo jadi sewot sih? kan gue bilang emang gue nggak pernah ngelakuin lebih dari itu Aish cantik. Kenapa elo jadi marah-marah sih. Aneh banget, untung aja cantik" kata Falen.

Aish jadi sadar, tidak seharusnya dia berkata seperti itu. Perihal kakaknya yang malah pergi bukanlah salah pria semacam Falen, itu murni pilihan hati manusia.

"Sorry, gue jadi marah sama elo. Lupain aja deh. Gue mau lanjut ke kelas".

"Lo pikir gue mau tetep berdiri disini, gue juga mau balik kali" kata Falen mengikuti langkah Aish menuju kelasnya.

Sementara Dewi malah kesel sendiri melihat Aish yang malah selalu nempel pada Falen, sedangkan kenyataannya Falenlah yang selalu mengekor pada Aish.

Hati gadis Abg labil yang sedang cemburu. Semoga tidak menyakiti lainnya. Terutama Aish yang tidak tahu apa-apa.

*******

Tiba di kelas, Aish duduk ditempat biasanya. Dan Falen masih setia di dekatnya. Aish jadi tidak enak pada tatapan sinis kak Dewi yang entah kenapa jadi berasa sering ada di kelasnya setelah istirahat tadi.

"Lo duduk di tempat lain bisa nggak sih Fal? gue risih tahu dipelototin sama pacar lo itu" kata Aish jengah.

"Udah nggak usah lo pikirin. Anggep aja nggak ada. Lo tenang aja duduk diem-diem disini".

"Oke kegiatan kita sekarang adalah penilaian hasil perolehan tandatangan terbanyak dari kakak osis. Nanti yang paling banyak akan dapat hadiah" kata kak Febi, salah satu anggota osis.

Kelas jadi gaduh dengan ucapan hadiah, ternyata meskipun orang kaya juga suka kalau dapat hadiah. Pelajaran baru bagi Aish, meskipun kaya masih suka hadiah.

Dari hasil yang didapat, Edo pemenangnya. Buku kecil berisi nama-nama anggota osis itu terisi full tanpa ada yang kosong.

Sementara untuk yang kurang, harus mendapatkan hukuman. Hukuman yang diberikan bukanlah hal yang berat, sepertinya acara ini seperti acara hiburan setelah menjalani tiga hari mos yang meresahkan.

Satu jam sebelum pulang, pemberitahuan pembagian kelas sudah diumumkan di papan pengumuman.

Semua kegiatan mos selesai hari ini. Tiba saatnya melihat papan pengumuman untuk mengetahui kelas mana yang akan didapatkan oleh Aish.

Menurut informasi, beasiswa yang dia dapatkan sesuai dengan pembagian kelas hari ini. Ada beberapa syarat untuk beasiswanya sesuai kelas yang didapatkan.

Jadi, besar harapan Aish untuk bisa berada dikelas IPA, karena dikelas itulah beasiswa paling banyak yang akan dia peroleh selama sekolah disini.

Dan untuk lebih jelasnya akan diberitahukan nanti selepas sekolah di ruang bp.

Aish berjalan keluar menuju papan pengumuman dengan tidak sabar. Falen sampai harus sedikit berlari karena tertinggal oleh Aish yang melesat cepat.

"Kayak tuyul aja lo cepet banget kecil-kecil gini larinya" ejek Falen.

"Enak aja tuyul, yakali gue suka nyolongin duit elo" Kata Aish sewot.

"Gue nggak kelihatan nama gue Fal, cariin dong. Nih gue **** 268" kata Aish.

"Oke" kata Falen singkat dan mencari namanya sendiri terlebih dahulu, lalu mencari nama Aish.

Bibirnya tersenyum mendapati dia sekelas dengan cewek cantik tak tersentuhnya ini.

"Kita satu kelas, yul. IPA-2" kata Falen mempunyai nama panggilan untuk teman barunya itu.

"Maksud lo, gue masuk kelas IPA ya? Aduh gue seneng banget" kata Aish.

"Bener banget yul, lo sekelas sama gue di kelas IPA. Besok lo duduknya deketan sama gue ya. Awas kalau enggak" kata Falen.

"Yal yul yal yul, enak aja lo ngatain gue. Nggak mau gue temenan sama elo yang suka ganti nama orang" kata Aish sewot lalu pergi meninggalkan Falen.

Kita ketemu lagi

"jangan marah dong Aish yang cantik, gue cuman bercanda doang kali. Lo baper amat dah jadi orang" kata Falen mengejar Aish yang ngambek karena dipanggil tuyul.

Aish yang merajuk tetap tak memperdulikan Falen yang mengejarnya, sampai tiba di depan sekolah. Aish langsung masuk angkot yang ngetem didepan sekolahnya.

Falen malah ikutan masuk ke dalam angkot dan duduk disebelah Aish.

"Lo ngapain sih ngikutin gue. Udah sana lo pergi, enak aja ngatain orang tuyul. Pokoknya gue ngambek, nggak mau gue temenan sama lo" kata Aish.

Falen tak menggubris ucapan Aish, pasalnya baru kali ini dia duduk didalam angkot seperti ini. Pandangannya berkeliling melihat keadaan didalam angkot itu.

Panas, bau, dan berdesakan karena penumpang hampir terisi penuh. Keringatnya bercucuran karena lelah mengejar temannya yang ngambek ditambah hawa panas membuat muka putih Falen terlihat merah dan penuh keringat.

"Hai abang bule ganteng, lagi bikin vlog ya pake acara naik angkot segala?" tanya ibu-ibu didepan Falen sambil mengipasi wajahnya dengan kipas bulu ayam, semacam bulu yang untuk kemoceng itu.

Falen diam saja. "Mas, mbok tulung diusapno perutku yang lagi hamil iki. Sopo weruh jadi ganteng macam sampean" ucap ibu hamil yang duduk disebelah Falen.

Falen hanya tersenyum kecut. "Lo bawa air nggak Ai? gue haus banget" kata Falen yang mukanya semakin merah.

Aish jadi tidak tega melihat muka Falen yang seperti kepiting rebus."Bang tunggu bentar ya, abis ini saya balik lagi" kata Aish pada sopir angkot dan turun dari angkot itu, Falen yang bingung ikut saja pada Aish.

"Makanya kalau nggak biasa naik angkot tuh ya nggak usah sok mau naik angkot segala. Panas kan, muka lo udah kayak udang rebus aja. Jadi pingin gue makan lo kan" kata Aish tertawa sambil mengeluarkan botol air dari dalam tas kreseknya.

"Nih minum" lanjut Aish, dan Falen langsung menenggak isi dari dalam botol itu sampai tandas.

"Lah malah diabisin. Jangan dibuang botolnya, nanti ibu gue marah" Aish merebut botol okeware dari tangan Falen yang bersiap melempar ke dalam tong sampah.

"Lo udah nggak marah lagi dama gue?" kata Falen.

"Enggak. Yaudah gue pulang duluan ya, abang sopir gue udah nungguin. Nanti kelamaan malah ditinggal gue" kata Aish.

"Yaudah pulang sana lo. Ati-ati dijalan ya. Gue juga mau balik" kata Falen.

Aish mengangguk dan kembali masuk ke dalam angkot. Falen menunggu sampai Aish benar-benar duduk, dan melambaikan tangannya.

Dia kembali ke parkiran sekolah untuk mengambil mobilnya disana. Ternyata sudah ada kak Dewi menunggunya sambil menyandarkan diri didepan mobil mewah Falen.

"Hei honey, kamu tungguin aku ya?" tanya Falen tanpa rasa bersalah.

"Tentu saja aku nungguin kamu sayang, kamu kenapa jadi perhatian sama cewek miskin itu sih?" tanya kak Dewi.

"Aisyah? Dia punya nama, dan aku nggak suka kamu beda-bedain orang dari status sosialnya seperti itu. Dia teman aku sekarang" kata Falen.

"Oke. Asal kamu nggak berpaling sama cewek kayak dia aja" kata Dewi.

"Of course no honey. Aku udah dapat cewek sempurna kayak kamu nggak mungkin aku lepasin" kata Falen merengkuh pinggang Dewi.

Dewi menghindar dari dekapan Falen, "jangan gini, ini lingkungan sekolah".

"Oke, next time kita cari lingkungan yang tepat" kata Falen dengan kerlingan nakalnya.

"Aku balik duluan ya. Kamu pasti masih ada acara sama anggota osis kan?" tanya Falen.

"Oke sampai ketemu besok" kata Dewi.

Falen masih bisa mencuri satu kecupan singkat dibibir Dewi sebelum benar-benar pulang. Otomatis membuat Dewi kaget tapi malah tersenyum riang.

Siapa yang tidak suka dicium cowok setampan Falen?

Mungkin Aish saja.

*****

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Aish sudah sampai dikelas barunya. Dia tidak ingin terlambat dihari pertama sekolahnya.

Dia memilih duduk dibarisan pertama dekat pintu masuk. Dan beberapa menit setelah kedatangannya, Falen masuk dan mengusir anak perempuan yang duduk dibelakang Aish, lalu menempati bangku kosong yang telah ditinggal paksa oleh pemilik sebelumnya.

"Pagi banget sudah datang lo Ai? Berangkat subuh pasti" kata Falen.

"Harus dong. Gue takut telat soalnya" kata Aish.

"Rumah lo jauh ya?"

"Enggak, deket kok. Paling cuma limabelas menit kalau pas lagi nggak macet"

"Kalau rumah gue agak jauh Ai"

"Sayangnya gue nggak nanya Fal"

"Lo jahat banget, biasanya cewek tuh deketin gue demi untuk tahu dan bisa diajak ke rumah gue. Nah elo malah nggak nanya, sedih gue"

"Lo tuh yang jahat, bangku sudah ada yang duduk malah diusir"

"Kan gue pengen deket sama tuyul gue, takut ilang" kata Falen sambil tertawa.

"Mulai lagi deh, ngambek lagi gue. Nggak bakalan temenan lagi sama lo"

"Iya iya Aishyah sayang, Aish cantik, Aish manis, jangan ngambek dong. Gue kan jadi nggak tenang kalau lo ngambek"

"Bodo amat"

Bel berdering tanda kelas harus dimulai. Dipelajaran pertama kali ini masih perkenalan sepertinya. Karena masih belum ada pembagian jadwal pelajaran.

Bu Siska, guru yang masih cantik diusianya yang sudah tidak muda lagi ini menjadi wali kelas 10 IPA-2 rupanya, merangkap menjadi guru Biologi.

Dan cowok-cowok player semacam Falen tentu saja sangat menyukai hal ini. Wali kelas yang cantik menjadi tambahan semangat masuk sekolah bagi mereka.

Sepuluh menit sejak bel berbunyi, terdengar ketukan pintu. Bu Siska membuka pintu setelah sebelumnya menoleh ke tempok belakang kelas untuk melihat jam dinding.

Terlihat seorang siswa dengan luka lebam yang sudah samar dan perban melilit lengan kanannya.

"Maaf saya terlambat bu" kata Siswa itu.

"Kamu dimaafkan karena saya mendengar kabar kamu kemarin, tapi jangan harap ada maaf di hari lain. Silahkan masuk, nama kamu siapa?" tanya Bi Siska.

"Makasih bu, saya Hendra"

"Baik Hendra, silahkan masuk dan duduk dibangku yang masih kosong"

Aish melihat siswa itu dan teringat kejadian kemarin yang ternyata dia menjadi teman sekelasnya.

"Lo nggak naksir sama cowok berandal macam itu kan Ai?" tanya Falen sedikit berbisik, membuat anak yang dibicarakannya menoleh pada mereka, masalahnya Aish memang terlihat memperhatikan dia sejak baru datang tadi.

Hendra menoleh sejenak pada Falen dan Aish sebelum melangkah ke meja dibelakang Falen yang terlihat masih kosong. Heran saja, bangku nomer tiga itu masih kosong, padahal dibelakangnya sudah ditempati.

Dan dia juga ingat bahwa Aish yang menolongnya kemarin untuk mengikat lukanya.

"Gue kemarin sempet ketemu dia Fal" kata Aish juga berbisik.

Falen diam saja setelah cowok dibelakangnya duduk. Dan pelajaran dilanjutkan setelah sebelumnya bu Siska menuliskan jadwal pelajaran di kelasnya itu.

Tiga jam pelajaran Biologi diakhiri dengan nafas lega para siswa. Ternyata bu Siska tipe guru yang suka memberi kuis dadakan. Baru saja pertemuan pertama sudah diberi kuis yang membuat para muridnya tegang.

Setelah bu Siska keluar kelas, dan belum ada guru pelajaran selanjutnya memasuki ruang kelas itu. Hendra menghampiri Aish yang berada didepan Falen.

"Sapu tangan lo yang kemarin" kata Hendra singkat mengembalikan saputangan Aish yang digunakan untuk membersihkan darah dilengan Hendra.

"Nggak usah lo balikin sebenarnya nggak apa-apa sih".

Hendra meletakkan sapu tangan itu dimeja Aish, "nama lo siapa?".

Belum sempat Aish menjawab pertanyaan Hendra, guru mapel selanjutnya sudah datang mengunjungi kelas Aish dan siap untuk mengajar setelah sebelumnya berkenalan terlebih dahulu.

.

.

.

.

.

Halo reader yang tersayang, ini karya kedua aku.

Ceritanya ringan saja seputar kegiatan sekolah anak masa kini.

Sebelumnya juga ada novelku yang juga masih ongoing, judulnya Aku setia, sumpah!

ceritanya beda sama yang ini, yang disana tentang kehidupan rumah tangga dengan lika-likunya gitu.

Sempatkan ketik like setiap babnya ya para pembaca yang budiman.

Semoga suka dengan karya amatiranku.

Selamat membaca.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!