NovelToon NovelToon

Godaan Ranjang Sang Sekretaris

1. Kenikmatan Terlarang

Kala itu sewaktu perjalanan dinas ke luar kota, Hotel yang akan menjadi tempat Arya dan Anna Sekretarisnya menginap hanya tersedia satu kamar saja dengan satu ranjang.

Pertemuan dengan klien penting yang diatur secara mendadak itu membuat pihak Arya tidak bisa mempersiapkan segalanya dari jauh-jauh hari.

Hari itu bertepatan dengan hari libur akhir semester anak sekolahan sehingga membuat banyak kamar Hotel sudah dipesan oleh mereka sebab lokasi pertemuannya dekat dengan tempat pariwisata.

"An, apakah tidak ada kamar lain?" tanya Arya.

"Tidak ada lagi, Pak. Makanya saya nanya dulu sama Bapak. Bapak mau nggak kalau kita tinggal satu kamar?" ujar Anna.

"Kita cari Hotel lain saja bagaimana?" saran Presdir itu. "Atau nggak, kita tinggal beda Hotel aja gimana?"

"Aku juga maunya gitu, Pak. Tapi ...." Anna menggantung kalimatnya.

"Tapi apa, An?"

"Hari udah malem banget. Mana hujan deras lagi. Kalau salah satu dari kita tetap nekat pergi mencari Hotel lain terlalu berbahaya saat di perjalanan menuju ke Hotel itu."

"Jadi kita gimana?" bingung Arya.

"Kalau aku sih tidak keberatan tidur satu ruangan dengan Bapak," sahut Anna dengan senyum simpul yang menenangkan.

Entah kenapa Arya selalu terpesona dengan senyum gadis muda itu yang baru berusia dua puluh tiga tahun dan baru tiga bulan menjabat sebagai sekretaris barunya menggantikan sekretaris lama Arya yang sudah resign.

Namun meski demikian meski awalnya kesulitan, Anna cepat bisa menyesuaikan diri.

Getar-getar aneh pun mulai dirasakan oleh Arya saat dia semakin sering berinteraksi dengan Anna yang sangat menyenangkan saat diajak ngobrol hal-hal random.

Rasa bosan yang selama beberapa tahun ini mendera Arya perlahan mulai hilang dan hari-harinya yang dulu suram kini mulai berwarna setelah kehadiran Anna yang bentuk perhatiannya selalu Arya dapatkan setiap waktu.

Aroma tubuh Anna begitu menyegarkan saat terhirup oleh indra penciumannya. Arya terkadang merasa penasaran, siapakah laki-laki beruntung yang menjadi pacar gadis itu.

Gadis cantik dengan sejuta pesona yang terkadang membuat nafsu kelakiannya tiba-tiba bangkit saat lekukan tubuh seksinya terpampang nyata di hadapan.

Kulitnya yang mulus seputih susu, rambut panjangnya yang sedikit kecoklatan dan juga kerlingan matanya yang terlihat seperti sedang menggoda.

"Pak, Pak," seru Anna sembari menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri karena Bosnya itu terlihat sedang melamun.

"Eh," Arya tersadar dari keterpesonaannya.

"Gimana, Pak?"

"Apanya?" tanya Arya gelagapan.

"Saya tidak keberatan tidur satu kamar dengan Bapak. Bahkan kalau Bapak tidak berkenan satu ranjang dengan saya, saya mau kok tidur di sofa atau lantai saja."

"Oh, baiklah kalau gitu." Arya mengangguk linglung. "Kalau begitu ayo kita segera ke kamar. Besok kita masih harus bertemu dengan klien lagi."

"Baik, Pak."

Anna dan Arya pun mulai berjalan menuju ke ruang kamar Hotel mereka yang memang tidak semewah biasanya karena mereka hanya kebagian kamar sisa pengunjung lainnya.

"Tidak ada sofa, An," ucap Arya saat memasuki ruang kamar Hotel mereka.

"Lho kok nggak ada sofanya ya?" heran Anna. "Ya udah deh, nanti saya tidur di lantai saja." putus gadis itu.

"Jangan!" cegah Arya.

"Kenapa?"

"Kamu tidur di ranjang saja! Nanti kamu sakit kalau tidur di atas lantai. Selain itu cuaca juga sedang sangat tidak bersahabat."

"Baiklah kalau Bapak tidak keberatan satu ranjang dengan saya." senyum Anna yang membuat Arya laki-laki berumur empat puluh enam tahun itu jedag-jedug hatinya.

Bersambung ....

2. Kenikmatan Terlarang Part 2

Arya menenangkan degup jantungnya yang mulai tidak karuan. Apalagi saat ini mereka berdua berada di satu ruangan yang sama.

Hujan deras masih terus mengguyur kota pariwisata ini dan suara guntur serta cahaya kilat pun samar-samar terlihat dari balik kordeng jendela putih yang cukup transparan.

"Siapa yang mau mandi duluan?" ucap Arya memecah keheningan beberapa detik lalu.

"Bapak saja duluan," saran Anna. "Aku mandinya cukup lama."

"Baiklah." Arya pun mulai mengeluarkan pakaian ganti dari koper yang dia bawa dan mulai masuk ke dalam kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Arya mulai menenangkan dirinya.

"Tenang saja, Ar! Cuma tidur satu ranjang saja kok. Kamu pasti bisa melewati malam ini dengan lancar dan tanpa ada kejadian aneh-aneh nantinya."

Lelaki yang sudah dewasa itu masih terlihat gagah dan tampan meski usianya sudah empat puluh tahun lebih.

Tubuhnya yang sedang terguyur air yang keluar dari shower terlihat begitu seksi dan menggoda para kaum hawa yang melihatnya, tapi sayang, saat ini keindahan itu tidak ada yang menikmatinya karena di ruangan ini hanya ada Arya seorang.

Tubuh Bos besar itu sudah bersih dan pakaian ganti pun sudah dia kenakan, sebelum keluar dari dalam ruang kamar mandi, dia sempat menarik napas dalam-dalam.

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka dan kernyit di kening laki-laki dewasa itu pun terlihat dengan jelas saat melihat sekretaris cantiknya itu sedang terlihat kebingungan dan juga resah.

"Kamu kenapa, An?"

"Ini, Pak. ART di rumahku salah ngepakin baju tidurku. Dia kayaknya ngira aku pergi liburan bukan pergi buat kerja, soalnya kemarin aku cuma nyebut nama kota ini dan ga bilang mau kerja," jawab Anna.

"Emang baju tidur yang dibawain yang kayak gimana?" tanya Arya penasaran.

"Ini, Pak," tunjuk Anna memperlihatkan lingerie seksinya yang berwarna ungu muda yang menggoda.

Gluk ....

Arya langsung meneguk ludah saat melihat lingerie seksi itu.

"Aku harus gimana ya, Pak?" bimbang Anna yang wajah resahnya terlihat begitu imut dan menggemaskan bagi kaum adam. "Masa aku ga ganti baju. Kalau pake baju ini lagi rasanya ga nyaman. Mana cuma bawa satu baju ganti lagi."

"Ganti pake lingerie aja. Nah luarnya kamu pake handuk kimono aja, supaya kamu nyaman," saran Arya, tapi sedetik kemudian lelaki itu baru ingat kalau di kamar mandi hanya ada handuk biasa saja. Tidak ada handuk kimono. "Eh,"

"Baiklah, Pak." Anna dengan riang membawa lingerie ungu mudanya itu masuk ke dalam kamar mandi.

"Eh, An, An!" panggil Arya yang ingin memberitahu hal yang sebenarnya tapi sudah telat karena Anna sudah menutup pintu kamar mandi. "Haish," desah lelaki tampan itu. "Di dalem nggak ada handuk kimono," gumamnya lirih.

Arya mulai merasa heran dengan fasilitas kamar Hotelnya yang terasa kurang lengkap. Tidak ada sofa, tidak ada handuk kimono, hanya tersedia satu ranjang saja.

"Perasaan ruangan sebesar ini tidak mungkin tidak ada sofanya?"

"Ah, lebih baik aku bertanya ke pegawai Hotel saja untuk komplen."

Arya pun menelepon pihak pegawai Hotel dengan telepon yang ada di ruangan kamar itu.

"Halo, Mbak. Kenapa kamar 105 tidak ada sofa atau handuk kimono ya?"

Pegawai Hotel yang ada di seberang telepon mengernyitkan keningnya.

"Mohon maaf, Bapak. Sofa di ruangan kamar 105 sedang dalam perbaikan karena kemarin ada kerusakan yang disebabkan oleh penghuni sebelumnya."

3. Kenikmatan Terlarang Part 3

"Oh gitu ya." angguk Arya memaklumi. "Lalu kalau masalah handuk kimono gimana?"

"Mohon maaf lagi, Bapak. Dikarenakan banyaknya lonjakan pengunjung sehingga persediaan handuk kami juga banyak yang sudah terpakai dan masih dalam tahap pencucian. Untuk sementara gunakan yang ada dulu ya, Pak."

"Baiklah kalau gitu." hela Arya yang sedikit kecewa karena Hotel yang dia tempati kali ini tidak seperti biasanya.

Telepon itu pun Arya tutup dan di tempat lain sang pegawai Hotel yang baru saja berbicara dengan Arya hanya geleng-geleng kepala.

"Hadeh, ada-ada aja sih tamu satu ini."

Sedangkan di ruang kamar 105, Arya berbalas pesan dengan anaknya yang sudah SMP.

"Pah, besok pulangnya jangan lupa beliin aku oleh-oleh yang deket tempat pantai itu ya!" pinta Vania.

"Oke," balas Arya.

"Tapi jangan sekali-kali bawa pulang cewek cantik di pantai itu ya, wkwk, aku nggak mau punya mama baru," canda Vania.

"Iya, iya, haha," Arya pun menanggapi santai candaan anaknya itu. "Bobo gih! Udah malem," perintah Papa tampan itu pada anak gadisnya.

"Iya, Pah. Bentar lagi kakak bobo kok. Lagian ini juga aku udah tidur, cuma kebangun dan keingetan sama Papa. Makanya chat Papa."

"Met bobo cantiknya, Papa."

"Met istirahat juga jagoannya kakak."

Ponsel Arya pun dia letakan ke atas nakas yang ada di sampingnya setelah selesai berchat ria dengan Vania.

Kini lelaki dewasa itu mulai bersiap tidur tapi sebelum dia bisa memejamkan kedua matanya, Anna sekretaris cantiknya keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya mengenakan lingerie ungu muda seksinya dengan gaya khas wanita yang malu-malu kucing.

Gluk ....

Arya meneguk ludah kembali saat melihat kemolekan tubuh Anna yang terpampang nyata di hadapannya. Ingin rasanya lelaki itu bangkit dan menerkam gadis cantik yang masih muda saat ini juga.

Ditambah lagi dengan tingkah malu-malunya Anna semakin membuat Arya gemas dan tanpa sadar adik kecilnya terbangun.

"Kok di dalem nggak ada handuk kimono ya, Pak?" tanya Anna dengan raut wajah malu-malu dan terus menundukkan wajahnya.

"Aku tadi mau bilang kalau di dalem kamar mandi ga ada handuk kimono, tapi kamu udah masuk duluan," jelas Arya.

"Tapi tadi Bapak bilang ada," keluh Anna manja yang kini sudah berani menegakkan wajahnya kembali.

"****," umpat Arya mengumpat pelan karena adik kecilnya semakin menegang saat melihat Anna bermimik wajah seperti itu. "Kenapa dia menggoda banget sih," gumamnya.

"Pak, kenapa diem aja?" rajuk Anna manja yang kini dia sudah tidak canggung lagi mungkin efek karena perdebatan kecil ini.

"Anu, tadi aku baru inget kalau di dalem nggak ada handuk kimono tapi aku telat ingetnya. Intinya gitu lah," gugup Arya yang kedua matanya sudah tidak mengedip sejak tadi karena terlalu terpukau oleh tubuh Anna yang begitu mengg*irahkan.

"Oh gitu toh." angguk Anna yang kini mulai berjalan menuju ke arah ranjang tidur di kamar 105 ini yang sudah ditempati oleh Arya.

Pandangan mata Arya pun terus mengikuti ke mana langkah Anna berjalan seolah ada magnet kuat yang menarik perhatian lelaki itu pada gadis muda nan cantik itu.

"Pak, aku beneran boleh tidur seranjang sama Bapak kan?" tanya Anna memastikan lagi.

"I-ya boleh." angguk Arya yang kedua matanya fokus ke arah gunung kembar Anna.

Bersambung ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!