NovelToon NovelToon

First Love

Akibat mabuk

"Apa kelebihanmu saat ini?". Tanya seorang staff HRD

"Kelebihan saya adalah mampu bekerja secara cepat, karena saya mempunyai fokus yang tinggi". Ucap Shaffa dengan percaya diri.

"Baiklah, kami akan mempertimbangkan. Kami akan mengabari anda secepatnya." Jelas staff HRD tersebut.

"Terima kasih, saya permisi dulu." Pamit Shaffa.

Drrrtt.. Drrttt..

"Ya Hallo Dok". Jawab Shaffa.

''Maaf Nona Shaffa, saya ingin mengabarkan kondisi adik anda. Dilihat dari hasil pemeriksaan, adik anda sudah tahap Kanker Stadium Akhir. Masa hidupnya paling lama hanya 3 bulan". Jelas dokter Reza

"Baik Dok. Terimakasih". Ucap Shaffa lemas sembari menutup telpon.

...****************...

Di sebuah club malam. Shaffa meminum banyak alkohol.

"Tiga bulan? Kenapa bukan aku saja yang sakit. Dia begitu muda, berpacaran saja belum pernah". Omel Shaffa yang kini tengah mabuk berat.

Ya, adiknya Khaira yang baru saja menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus berhenti sekolah karena mengidap penyakit Kanker Hati.

Di sela-sela mabuknya, Hp Shaffa mendapat notifikasi, sebuah pesan masuk.

"Sehubung dengan interview yang kami lakukan pagi hari ini. Kami ingin memberitahukan kepada Saudari Shaffa Adzira bahwa anda diterima bekerja di Perusahaan Film kami, sebagai editor video. Anda di harapkan untuk mempersiapkan diri dan akan mulai bekerja besok". Isi pesan tersebut.

"Memang kenapa kalau aku diterima kerja? bukannya setelah adikku pergi aku sudah tidak berguna lagi?". Ucap Shaffa ngawur sambil meminum kembali alkohol di tangannya.

"Hai cantik, sendirian aja nih?". Ucap pria usia sekitar 40an, anggap saja bapak 3 anak sedang menggoda Shaffa.

"Minggir". Shaffa mencoba mendorong bapak² itu.

"Tempramen sekali kau cantik. Hei, dengar, marah-marah itu sangat tidak baik untuk kulit. Bagaimana jika aku memberi mu kasih sayang?" Goda bapak² itu lagi.

"Apa sih, orang aneh". Ucap Shaffa sambil berdiri berjalan menjauhi nya.

"Hei, jangan pergi kau". Teriak bapak² itu, sambil mencoba menarik Shaffa.

Shaffa yang kehilangan keseimbangan hendak terjatuh. Tetapi tiba-tiba ada seorang lelaki tampan yang melihatnya, sekejap saja langsung menangkap Shaffa sembari mendorong bapak² penggoda tersebut

Buk..

Bapak² penggoda terjatuh. Sementara Shaffa malah menetap di pelukan pria tampan. Dan mata mereka bertemu.

"Wah, tampannya. Aku pasti bermimpi, tapi kuharap aku bisa terus berada disini dan jangan terbangun lagi". Batin Shaffa yang dalam keadaan setengah sadar.

"Hei mbak. Kamu dengan siapa disini? Apa temanmu ada di sini juga? kamu sudah mabuk berat". Tanya nya.

"Hehe .. kamu tampan sekali". Ucap Shaffa nyengir tidak karuan sambil memegang pipi lelaki itu.

"Hei, aku sedang bertanya. Apa temanmu ada di sini?". Tanya nya lagi.

Shaffa tidak menjawab, dia justru langsung tertidur di pelukan lelaki itu.

"Sial, bukannya menjawab, malah tertidur". Ucapnya kesal.

Pria itu mengambil Handphone Shaffa ingin menghubungi seseorang tapi tidak bisa, karena ternyata Shaffa menggunakan password.

"Dasar cewek bodoh. Kenapa sok minum alkohol sih kalo nggak bawa teman, Nyusahin orang aja. Untung bukan sama orang lain, kalo nggak , udah di apa-apain". Ucapnya kesal.

"Apa aku tinggalkan saja di sini? Ah, tapi nanti tua bangka itu datang lagi dan mengganggu cewek bodoh ini". Gumamnya kebingungan.

"Arghh. Bodo amat, aku bawa saja ke apartemen ku". Ucapnya sambil menggendong Shaffa.

...****************...

Di Apartemen.

"Haus.. Haus.. Hauss aku ingin minum". Teriak Shaffa.

"Berisik banget sih ini cewek. Iyaaa, iyaaaa, bentar nanti aku ambilin". Ucapnya geram, sambil merebahkan Shaffa di ranjang.

Belum terebahkan dengan sempurna, Shaffa membuka mata, melihat pria tampan itu.

Karena menganggap dirinya sedang bermimpi, Shaffa langsung mencium bibir pria itu.

Cup ..

Pria itu terkejut. Hendak mendorong Shaffa tetapi tidak bisa. Karena Shaffa memegang kepalanya dengan kuat.

"Cewek bodoh, kau akan menyesal melakukan ini padaku. Tapi mumpung aku baik, aku tidak akan perhitungan, anggap saja rejeki nomplok". Ucapnya dalam hati.

Ketika hendak membalas,

Uegg. Uueegg..

Shaffa muntah di baju nya.

"Sial ! Arrrggghh! Dasar cewek bodoh !". Ucapnya marah.

...****************...

04:00

Triinng.. Trriiinngg..

Alarm Hp Shaffa berbunyi pelan.

Ya, Shaffa selalu bangun pukul 4 pagi.

Shaffa membuka mata, kepalanya terasa pusing dan terkejut, mendapat dirinya tidur dikamar yang dia tidak kenal.

Shaffa melihat seorang lelaki sedang tertidur di Shofa.

"Ya ampun, apa yang aku lakukan semalam? Kenapa bisa aku tidur di rumah orang yang ngga aku kenal. Bodoh sekali, untung aku tidak di apa-apain". Ucap Shaffa dalam hati sambil memeriksa tubuhnya.

"Sebaiknya aku segera pergi, sebelum lelaki itu terbangun".

Shaffa segera bangkit dari tempat tidur dan langsung mengambil barang miliknya dan segera pergi meninggalkan apartemen lelaki itu.

...****************...

Lelaki itu terbangun, melihat Shaffa sudah tidak ada.

Lalu membersihkan tempat tidur nya.

Ketika asik berberes, Ia mendapati sebuah KTP di lantai.

"Shaffa Nadzira, ternyata itu namanya. Kutunggu kau mencari ku kembali". Ucapnya tersenyum.

...****************...

Di Perusahaan Film

"Aduh, aku terlambat di hari pertama kerja". Sambil memencet tombol lift lantai 20. Diikuti karyawan lain masuk, hendak ke lantai 15.

"Apa kita tidak salah dengar, Pak Zyan mengucapkan selamat pagi dengan ramah. Benar-benar rejeki nomplok pagi ini". Ucap salah satu karyawati memulai gosip.

"Benar, Ya Tuhan, Dia menggunakan Masker saja tampan sekali". Balas karyawati lainnya.

"Dih, Masih pagi sudah menggosip aja". Ucap Shaffa kesal dalam hati.

Ting.

Di lantai 15, Pintu lift terbuka. Karyawan dan karyawati tadi keluar.

Ketika pintu lift hendak tertutup, Masuk seorang lelaki berpakaian santai dan sangat tampan.

Shaffa merasa, wajah lelaki ini sangat familiar.

"Oh iya, Bukannya itu lelaki yang tidur di Shofa tadi pagi yaa? Sedang apa dia di sini?". Tanya Shaffa dalam hati. Dan langsung menutup wajahnya dengan tas.

Lelaki itu melihat Shaffa yang sedang celingukan tak jelas.

"Sedang apa kamu? kenapa menutup wajahmu?". Tanya lelaki itu tegas.

Ting.

Pintu Lift terbuka. Shaffa langsung berlari keluar.

"Huft. Syukurlah, hampir saja". Ucap Shaffa dengan nafas terengah-engah.

"Hampir apa?".

Shaffa terkejut, langsung membalikkan badannya.

"Hehe. Hai". Ucap Shaffa salting sambil mengangkat telapak tangannya melambai.

"Cewek bodoh, ngapain dia sini?". Tanya nya dalam hati.

"Minggir, kamu menghalangi jalan ku".

"Heh lihat, ini ruang sangatlah besar, kamu bisa lewat sini (Shaffa menunjuk sebelah kirinya) Jangan sok jadi bos".

"Kamu tidak tau ya, Dia ini Pak Zyan. Dia adalah ... ". Ucap seseorang di sebelah lelaki itu, tapi di larang untuk melanjutkan.

"Terserah saya dong. Minggir kamu". Ucapnya tegas sambil menyenggol bahu Shaffa hingga tergeser beberapa langkah kaki.

"Bodo amat mau namanya Zyan kek, Zayn kek, Zoni kek. Ga perduli.

Dasar Laki-laki sombong !". Teriak Shaffa kesal.

...****************...

Bersambung..

Salah Masuk Ruangan

Sudah 1 jam berlalu, Shaffa yang masih mengelilingi kantor, melihat ke setiap ruangan, tapi tidak menemukan ruang yang di cari nya.

Karena memang, kantor yang menerima dia kerja sangatlah besar.

"Duh, ruangan nya dimana yaa, bodoh sekali". Shaffa celingak celinguk bingung mencari ruangan staff yang menerima karyawan baru.

Shaffa tiba pas di depan Art Director room. Menurutnya ruangan ini terlihat sangat spesial dari ruangan yang lain.

"Coba masuk deh, kali aja ada orang buat nanya". Gumam shaffa meyakinkan diri untuk bertanya.

Tok tok tok

"Permisi .." sambil membuka pintu.

Sontak dia langsung terkesima dan terkagum - kagum.

"Wahh, ruangannya besar, rapi dan nyaman. Andai ruanganku seperti ini." Gumam Shaffa dalam hati.

Shaffa terus berjalan masuk melihat lihat ruangan itu, lalu terkejut ada seseorang yang sedang tertidur di sofa.

"Hah.. dia lagi, dia lagi. Takdir menyedihkan apa lagi ini? Kenapa dimanapun aku selalu bertemu dengannya.". Batin Shaffa melihat Zyan yang sedang tertidur.

Shaffa kembali asik berkeliling tanpa menghiraukan Zyan, terus bergumam betapa bagusnya ruang kerja itu. Tanpa sadar dia sudah tepat di meja kerja, lalu duduk di lanjutkan dengan mengkhayalkan dirinya adalah seorang bos.

Ya, sejak kecil Shaffa adalah orang yang suka berhalusinasi tinggi dengan memposisikan dirinya sebagai pemeran utama dalam khayalannya.

Shaffa yang masih tengah asik berhalusinasi tiba-tiba ..

"Enak banget deh yaa rebahan di kursi sambil bermimpi di siang bolong". Terdengar suara seorang pria yang tak asing bagi Shaffa mengguyarkan halusinasi nya.

"Hehe .. Sorry, keterusan jadi lupa diri". Ucap Shaffa nyengir, sambil berdiri lalu meninggalkan meja kerja tersebut.

"Emm .. kamu lagi, ngapain masuk ruangan saya?". Tanya nya.

"Ohh, ini ruangan kamu? Eng.. anu, itu ..". Jawab Shaffa tertekan untuk menjawab.

"Anu apa?". Jawab nya ketus.

"Hehe, aku mau nanya, ruangan staff yang menerima karyawan baru di mana yaa? Soalnya aku kan baru ini masuk perusahaan gede gini. Sampai aku tersesat di sini". Jelas Shaffa sambil nyengar nyengir .

"Dasar cewek bodoh, itu akibatnya malu bertanya, sesat di jalan kan akhirnya". Gerutu Zyan sambil memukul kepala Shaffa.

"Aw.. Sakit .. ". Teriaknya pelan sambil mengusut kepalanya sendiri.

"Ternyata kamu makhluk yang terpilih itu?". Ucapnya untuk mengalihkan.

"Makhluk? Maksudnya?". Shaffa tak mengerti maksud Zyan, berusaha mencerna kalimat tersebut.

"Ya makhluk baru yang akan bekerja disini, hahaha". Jawab Zyan asal sambil tertawa, seakan ada yang menggelitik.

"Dasar cowok nggak jelas!". Ketus Shaffa sambil kembuka pintu hendak keluar ruangan itu.

"Shaffa Nadzira,  lahir tanggal 12 januari , alamat jalan Karangasam RT 52 No 73 ...". Ucap Zyan seolah mengejek Shaffa.

Langkah Kaki Shaffa terhenti mendengar Zyan menyebut biodatanya dengan benar.

"Heh, cowok nggak jelas, kok kamu tau nama ku dan alamat rumahku?". Tanya nya penasaran.

"Iyaa, soalnya aku menemukan ini". Sambil memegang KTP milik Shaffa.

"KTP ? Hei, dari mana kamu menemukan KTP itu. Eh, sebentar, Kok bisa?". Shaffa langsung mengingat ingat lalu membuka tas dan dompetnya.

"Eh iyaa, kok nggak ada sih KTPku. Berarti itu KTP milikku". Ucapnya lagi sambil memastikan memang KTP nya tidak ada dalam dompet.

"Kamu ingat ingat dulu deh, kenapa aku bisa memiliki KTP mu". Bisik Zyan, lalu keluar meninggalkan Shaffa yang sedang berpikir.

"Astaga bodoh, semalam aku mabuk lalu sadar tiba-tiba sudah berada di apartemen nya dengan keadaan tas yang sudah mengeluarkan isi perutnya." Batin Shaffa sambil menepuk jidat.

"Loh, kemana dia? Hei, Cowok Nggak jelas. Tunggu aku!". Teriak Shaffa berlari mengejar Zyan.

"Shaffa Nadzira,  lahir tanggal 12 januari , alamat jalan Karangasam RT 52 No 73 . Golongan Darah AB .." Zyan terus menerus mengulang menyebut biodata Shaffa berdasarkan KTP, sedangkan Shaffa terus berusaha mengerjar.

"Hei, kembalikan KTP ku!". Teriak Shaffa dengan nafas terengah-engah.

Shaffa terus mengejar hingga jalan buntu. Batinnya berkata bahwa dia akan terselamatkan dari cowok menyebalkan itu.

"Jalan buntu, sekarang biar kulihat kamu mau lari kemana cowok Nggak jelas!". Ejek Shaffa.

Zyan tersenyum licik, terus berjalan ke arah Shaffa hingga badan mereka merapat ke dinding. Mata mereka bertemu, saling menatap.

Deg..

Suata jantung mereka seakan terdengar.

"Shaffa Nadzira, kedepannya tolong panggil aku Zyan, bukan cowok nggak jelas. Aku punya nama yang bagus. Mengerti?". Ucap Zyan serius.

Shaffa terdiam sembari menelan saliva nya. Antara takut dan menikmati ketampanan wajah Zyan pun langsung mengangguk tanda setuju.

"Zyan ..". Shaffa mencoba memanggil namanya.

"Oh, ya. Tadi malam aku sudah menolongmu. Bagaimana caramu membalas?". Tanya Zyan dengan serius, membuat Shaffa kembali menelan saliva nya.

Shaffa menunduk berpikir, kemudian membuka tas dan dompetnya, mengeluarkan beberapa lembar uang Ratusan.

"Ini, kalau kurang tunggu gaji pertama ku keluar, aku akan melunasi nya". Jelas Shaffa menaruh uang di telapak tangan Zyan, sambil mengambil KTP miliknya sembari pergi meninggalkan Zyan terdiam bodoh tak percaya, lalu tertawa.

"Dasar cewek bodoh". Gumam Zyan sambil menahan tawa yang terasa sangat menggelitik.

...****************...

...----------------...

......................

Bersambung..

Penasaran

Tringg.

Pintu lift terbuka.

Shaffa melihat orang yang sangat tidak ingin dilihat nya hendak keluar lift.

"Ternyata dia juga bekerja disini?". Tanya Shaffa dalam hati.

"Hai sepupu tersayang, ternyata kamu bekerja disini juga?". Tanya widya yang merupakan Sepupu Shaffa.

Shaffa sangat tidak suka dengan sepupunya ini, karena sejak orang tuanya meninggal akibat kecelakaan, Shaffa terpaksa tinggal bersama adik Ibunya yang merupakan ayah Widya. Widya yang sangat egois dan serakah, apapun yang Shaffa miliki, dengan bantuan ayahnya Widya selalu dapat mengambilnya.

"Kamu di terima sebagai apa?" Tanya Widya lagi.

"Aku sekarang bekerja sebagai editor video". Jawab Shaffa malas.

"Oh.. baguslah, kita tidak berada di departemen yang sama". Balas Widya dengan nada mengejek. Mereka yang bekerja sebagai editor video di anggap sangatlah kuno, karena tidak begitu terkenal di perusahaan tersebut.

"Oh iya, jika butuh sesuatu, hubungi saja aku". Ucap Widya dengan sombong.

"Tidak perlu, aku akan berusaha sendiri mendapatkan apa yang aku mau, tanpa harus melibatkan orang lain". Tegas Shaffa meninggalkan widya yang memasang wajah kecut.

"Dasar wanita tidak tau diuntung. Lihat saja nanti". Ketus widya seraya menghentakkan kaki tidak terima penuturan Shaffa.

...****************...

"Mohon perhatiannya teman teman, ini kita kedatangan teman baru yang hari ini akan mulai bergabung bersama kita". Ucap Fenny yang merupakan senior di ruang itu.

"Hai semua, perkenalkan nama saya Shaffa Nadzira. Mulai hari ini saya akan bekerja bersama kalian. Mohon bantuan untuk kedepannya yaa. Oiya, saya minta maaf juga karena sudah terlambat, soalnya tadi pagi kesasar sampai salah masuk ruangan, hehe". Jelas Shaffa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hai Shaffa, tanpa basa basi nih. Aku Haidar, ini Evan, dan dia Fenny". Jelas Haidar menunjuk sambil menyebutkan nama satu persatu.

"Oh, nama kamu Evan, yang bersama Zyan tadi pagi kan?". Tanya Shaffa.

"Iyap, betul. Kamu kenal Pak Zyan?". Balas Evan penasaran.

"Pak? Zyan di panggil Bapak?". Tanya nya sembari terkekeh.

"Eh, kamu tidak tahu? Dia itu CEO di perusahaan ini, dan dia juga seorang penata artistik. Jadi dia itu orang penting di perusahaan kita". Jelas Evan sambil menjelaskan juga tugas seorang penata artistik.

"Hah??? Jadi, dia itu bos kita? Yaampun bisa mampus deh". Shaffa panik.

"Emang ada apa sih? Jangan bikin heboh deh yaa anak baru". Serobot Haidar penasaran.

Perlahan Shaffa menceritakan asal mula mereka bertemu hingga kejadian yang terjadi pagi tadi sebelum dia tiba di ruangan mereka, secara rinci hingga selesai.

"Wahh, gawat sih kalau begitu Faa. Siap siap aja kamu kena semprot nanti". Ejek Haidar.

"Iyaa, lagian di tolong malah ngelunjak". Tambah Evan sambil menahan tawa nya.

Evan adalah seorang Asisten Zyan yang merupakan CEO di perusahaan tempat mereka bekerja, jadi dia lebih tau sifat Zyan daripada orang lain. Dia juga sering membantu pekerjaan para editor.

Waah, Idaman sekali Evan ini. 😁

...****************...

Beberapa minggu berlalu. Shaffa terus bermain kucing kucingan dengan Zyan, karena takut akan dimarahi akibat kecerobohannya selama ini.

Zyan yang merasa bahwa Shaffa sedang menghindarinya pun penasaran.

"Van, cewek bodoh itu kenapa menghindar dari aku terus sih? Aku sudah seperti pemakan manusia saja". Tanya Zyan mengetuk meja dengan jemari nya.

"Oh itu, tepat di hari pertama dia masuk kerja, dia cerita sama kita kita soal pertemuannya nggak sengaja denganmu". Jawab Evan sambil menyusun beberapa lembaran kertas di hadapannya.

"Dia cerita apa saja?". Tanya nya penasaran.

Evan pun menceritakan sesuai gelagat , bahasa dan cara bicara Shaffa . Zyan pun mendengarkan dengan sangat baik tanpa ada yang terlewat.

"Dia hanya cerita itu saja? tidak ada hal yang aneh kan?". Tanya Zyan dengan wajah harap harap cemas.

"Iyaa lah, emang mau cerita apa lagi. Eh tunggu. Jangan-jangan kalian punya hubungan yang tak bisa di jelaskan?". Balasnya menyertikan dahi sambil mempertemukan dua telunjuknya.

"Ah, parah si otak mesum. Van, please Kurang-kurangin membaca dan melihat hal hal mesum". Kata Zyan sambil menepuk bahu Evan.

"Kurang ajar, kamu kira aku pengidap Narkolema?" Tegas Evan yang tidak terima teman dekatnya itu selalu mengejeknya seperti itu. Hal itu Membuat Zyan tertawa renyah diikuti oleh Evan yang tidak pernah dendam padanya.

Zyan dan Evan merupakan Sahabat dari kecil. Mereka berdua berusaha mengembangkan perusahaan kecil milik ayah Zyan hingga sekarang ini.

...****************...

*Di Kost Shaffa

Semenjak diterima bekerja, Shaffa memilih untuk tinggal di kost yang letak nya tak jauh dari perusahaan dan rumah sakit tempat adiknya di rawat.

"Ah, akhirnya bisa juga beristirahat". Gumam Shaffa sambil mengotak atik Handphone nya membuka Sosial Media miliknya.

Karena hari minggu adalah hari libur Shaffa bekerja. Shaffa memilih untuk uring uringan sebentar. Karena nanti siang dia akan menjenguk adiknya untuk melihat keadaannya.

Shaffa melihat jarum jam dinding yang hanya berdiam di tempat tak ingin berputar.

"Huh.. giliran kerja aja tuh jarum cepat banget mutar. Giliran off day gini malah uring uringan dianya". Bentak Shaffa pada jam dinding di depannya.

"Bosan, enaknya ngapain yaa?" Tanya Shaffa pada diri sendiri.

"Aku memasak aja deh". Ucap Shaffa menuju dapur lalu membuka kulkas, ternyata hanya ada udara sejuk di dalamnya.

"Kosong? Kosong?" Ucap Shaffa mengikuti gaya bicara iklan di tv, lalu tertawa sendiri.

Tanpa pikir panjang, Shaffa langsung bergegas ke kamar mandi, lalu mandi sebelum berangkat ke pasar untuk membeli sayuran.

...----------------...

Selesai belanja, Shaffa kembali menuju Kost dengan berjalan kaki. Karena jarak kost ke pasar hanya 5 menit dengan berjalan kaki.

Tiba-tiba ada motor melintas dengan kecepatan tinggi, dan jalan yang Shaffa lalui ada genangan air, sehingga merembes langsung tepat mengenai nya.

"Hei, kalo berkendara jangan asal asalan, lihat lihat dulu dong! Aku jadi basah gini!". Teriak Shaffa kesal, mulutnya hendak menyumpah tapi banyak orang yang memperhatikan nya.

Motor tersebut berhenti,

"Maaf ya Faa". Ucap laki-laki itu tanpa membuka helm nya, lalu kembali mengendarai motornya dengan cepat.

"Hah, dia tahu namaku? Siapa yaa dia?" Kata Shaffa penasaran sambil berlari cepat menuju kost.

"Mungkin aku salah dengar tadi". Gumamnya sambil membuka pintu kost.

Shaffa segera memasukkan sayur yang telah di belinya tadi ke dalam kulkas. Lumayan banyak ia berbelanja untuk 1 minggu kedepan.

Selesai menata sayuran tersebut, Shaffa kembali kekamar mandi untuk mandi, Sudah terlalu lama di balut pakaian basah akibat rembesan air tadi dan dia merasa sudah masuk angin. Namun walau begitu Shaffa tetap menjenguk adiknya untuk memeriksa keadaannya.

...****************...

......................

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!