NovelToon NovelToon

My Secret Life

Bab 1: Sah

"Saya terima nikah dan kawinnya Asfa binti Luxifer dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" ucap seorang pria dengan mantap.

"Bagaimana para saksi. Sah?" tanya bapak penghulu.

"Sah.." suara serempak dari para tamu dan juga anggota keluarga.

Lantunan doa pun di panjatkan, hingga kedatangan rombongan para pengiring pengantin wanita menuruni anak tangga. Sesosok gadis nan imut dengan wajahnya yang seperti keturunan bule, kulit eksotis, matanya yang berwarna coklat dan tubuhnya berbalut sebuah kebaya merah muda dengan rambutnya yang disanggul.

Terlihat gadis itu hanya menundukkan kepalanya sepanjang menuruni anak tangga, setelah duduk di samping seorang pria yang tidak di kenalnya. Bahkan wajahnya masih menunduk, enggan melihat siapa yang telah menjadi imamnya.

Flashback

"Bukankah kau mengatakan mencintai ku? Lalu dimana Cinta mu saat ini? Aku hanya meminta mu, untuk sementara menggantikan adik ku yang sudah terlanjur menikah dengan kekasihnya. Jika benar kamu mencintai ku. Bukti kan!" seru seorang pria dengan menahan emosinya.

"Tapi Tuan, aku mencintai anda bukan pria itu! Bagaimana anda bisa meminta ku, menikah dengan pria yang bahkan tidak ku kenal." jawab gadis berpakaian lusuh dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Jika kamu sungguh mencintai ku, menikahlah menggantikan adik ku. Setelah adik ku kembali, ku pastikan kau bebas dari pernikahan palsu ini." jelas pria itu dengan lebih lembut.

"Baik lah. Aku punya satu permintaan." sahut gadis itu.

"Katakan?" ucap pria itu dengan senyuman tipis dan berfikir telah berhasil membujuk pelayannya.

"Jangan Pernah Kembali Ke Dalam Hidup Ku Tuan A Narendra!" seru gadis itu meninggalkan pria yang masih tidak percaya dengan bentakan seorang pelayan di depan matanya langsung.

Yah gadis imut bermata coklat itu hanyalah seorang pelayan, yang baru saja bekerja di rumahnya selama 1 bulan. Dengan jelas gadis itu mengatakan ingin bekerja di rumah besarnya, dengan alasan untuk melihat sang pujaan hati.

Tuan Muda A Narendra, seorang pemuda yang baru memasuki bangku kuliah itu, membuat seorang gadis bernama Asfa jatuh cinta karena satu kali pertolongannya di masa lalu. Tentunya gadis itu tidak mengatakan apa alasannya jatuh Cinta namun pelayanannya tidak bisa diragukan.

Dan kini demi membuktikan rasa di hatinya, gadis bermata coklat itu harus menikahi pria asing dan menggantikan adik Tuan Muda A Narendra yaitu Nona Aqsa Narendra. Satu hari sebelum pernikahannya, Nona Aqsa melarikan diri bersama kekasihnya dan mengirimkan video pernikahan kepada keluarganya.

Melihat hal itu, orang tua Nona Aqsa kalang kabut mencari jalan keluarnya, agar hal memalukan itu tidak menjadi aib di seluruh keluarga besar beserta rekan bisnisnya. Hingga akhirnya Tuan A Narendra sendiri menyarankan kepada orang tuanya, untuk menikahkan jodoh adiknya dengan gadis yang mengaku mencintainya. Dan tugas orang tuanya hanya meyakinkan keluarga sang pria untuk menerima pergantian calon pengantin wanitanya dan bagian A Narendra untuk memastikan gadis bermata coklat itu menyetujui pernikahan.

...................

"Ayo turun, ini rumah mu sekarang." ajak pria yang menjadi suaminya kini.

Rasanya enggan melihat seperti apa suaminya dan bagaimana rumah ataupun apa pun yang menyangkut pria di depannya ini, namun tangannya dengan lembut menuntunku memasuki rumah. Pandangan ku hanyalah pada lantai marmer dengan ukiran bunga lili berwarna emas, ada banyak suara yang menyambut kedatangan kami namun aku masih enggan melihat apa yang terjadi.

"Bi, antar Nona Asfa ke kamar ku dan katakan apa saja peraturan di rumah ini." pinta suami ku dengan tegas.

"Mari nona akan ku antar ke kamar." ajak seorang wanita paruh baya yang berjalan di depan ku.

Mau tidak mau aku mengangkat sedikit kepala ku untuk melihat jalan didepan ku, suasana yang begitu mewah dengan lampu gantung menjuntai di atas sana. Tangga yang begitu besar menjorok ke atas dengan karpet merah marron menambah kesan klasik, di beberapa sudut terpasang figura besar dengan foto yang tidak ingin ku tatap lebih lama.

"Ini kunci kamarnya Non." ucap bibi dengan memberikan sebuah kartu berwarna emas.

Namun karena aku masih enggan menerima, membuat bibi itu membukakan pintu kamar dan mempersilahkan aku masuk terlebih dahulu. Kamar yang luar biasa mewah, setiap furniture begitu berkelas dengan fasilitas lengkap.

Ntah apa yang di katakan bibi, aku hanya mendengarnya samar-samar. Jujur saja saat ini kesadaraanku hanya lah 1 persen saja dan hanya di gunakan untuk bisa melakukan satu perintah, yaitu tetap berdiri di kaki ku sendiri.

"Non.. Non baik-baik saja kan? Apa perlu bibi panggil kan Tuan?" tanya bibi dengan volume tinggi karena panik melihat keadaan ku dan suara bibi akhirnya terdengar hingga ke bawah karena pintu kamar tidak di tutup.

Tap.. Tap.. Tap..

"Ada apa bi?" tanya pria itu dengan khawatir.

"Nona Asfa, Tuan." jawab bibi memandang ku dengan cemas.

"Buatlah makanan bi. Biarkan saya yang mengurus istri kecil ku ini." pinta pria itu dengan tersenyum.

Setelah kepergian bibi, pria itu menutup pintu kamar mendekati ku yang masih menatap lantai kamar, seakan lantai di bawah ku adalah pemandangan terindah bagi ku saat ini.

"Istirahat lah! Semua kebutuhan mu sudah tersedia dan apa pun yang mengganggu fikiran mu, kita bicara kan nanti setelah kamu kembali tenang." tutur pria itu dan pergi keluar meninggalkankan ku sendiri di kamar.

Seketika tubuh ku ambruk bak tak bertulang, menyesali keputusan yang ku buat saat marah. Ntah apa yang akan terjadi setelah semua ini,namun saat ini hanya air mata yang menjadi obat ku. Dengan air mata, rasa sakit di hati ku menjadi berkurang meskipun di sudut hati ku masih meneteskah darah segar.

Sedangkan di rumah besar Keluarga Narendra, tengah menyambut kedatangan Nona Aqsa Narendra dengan penuh suka cita tanpa rasa bersalah sedikit pun. Meskipun setelah mengorbankan seorang gadis yang tidak bersalah.

"Terimakasih Ma, Pa dan Kakak ku tercinta. Berkat kalian aku bisa bersama dengan Jack dan perusahaan tetap aman karena pernikahan tidak di batalkan." ucap Aqsa memeluk keluarganya satu persatu.

Bab 2: Narendra Family

Kediaman Narendra family

Narendra family hanya terdiri dari 4 anggota keluarga dimana hanya Tuan Narendra, istrinya Nyonya Lia Narendra, Tuan Muda A Narendra dan Nona Aqsa Narendra. Keluarga Narendra bukanlah orang yang kaya raya namun kehidupan keluarga ini bisa di katakan cukup untuk membeli apa yang mereka inginkan.

Namun perjodohan Nona Aqsa Narendra dilakukan atas pilihan tuan Narendra sendiri, perjodohan dari seorang Tuan Besar yang menjalin kerja sama dengan Perusahaan Narendra Family. Awalnya Aqsa menerima perjodohan singkat itu atas desakan ke dua orang tuanya namun di hari terakhir sebelum pernikahan di langsungkan justru gadis itu melarikan diri dan menikah dengan kekasihnya tentunya tanpa persetujuan keluarga Narendra.

Nasib perusaahan Narendra family berada di ujung tanduk karena ulah Nona Aqsa Narendra. Hingga ide gila terbersit di fikiran Tuan Muda A Narendra, setelah meyakinkan ke dua orang tuanya atas ide gilanya. Pria itu langsung meminta tukang kebun di rumahnya untuk memanggil seorang pelayan baru yang sibuk menjemur pakaian di teras belakang.

"Asfa kau di panggil Tuan Muda, cepatlah." panggil Pak Ahmad tukang kebun.

"Baik pak." jawab Asfa meninggalkan jemuran yang masih belum selesai.

Tok.. Tok.. Tok..

"Permisi Tuan Muda, ini saya Asfa." ucap Asfa.

Cklik...

"Masuklah!" perintah Tuan Muda dan mengunci pintu kembali setelah Asfa masuk.

"Duduklah! Apakah kau sungguh-sungguh mencintai ku?" tanya Tuan Muda.

"Iya Tuan. Seperti yang ku katakan. Aku bekerja disini hanya untuk melihat Tuan setiap hari. Maaf jika itu mengganggu Tuan Muda." jawab Asfa menunduk.

"Buktikan jika kau benar-benar mencintai ku! Apa kau bisa?" pinta Tuan Muda sembari mengangkat wajah Asfa yang menunduk dengan tangan kanannya.

"Apa yang harus saya lakukan?" tanya Asfa.

"Menikahlah dengan jodoh adikku!" perintah Tuan Muda.

Duaar..

Ucapan pria yang membuatnya jatuh cinta seperti petasan besar di pedesaan, mampu membuat telinga berdengung kesakitan. Hati yang bahagia setiap kali melihat wajah pria di depannya itu meskipun hanya sekilas, kini ucapan pria itu seketika meluruhkan semua kebahagiaannya. Hanya sebuah gelengan kepala yang mampu dilakukan tanpa ada kata-kata yang tersisa.

"Bukankah kau mengatakan mencintai ku? Lalu dimana Cinta mu saat ini? Aku hanya meminta mu, untuk sementara menggantikan adik ku yang sudah terlanjur menikah dengan kekasih nya. Jika benar kamu mencintai ku. Buktikan!" seru seorang pria dengan menahan emosinya.

"Tapi Tuan, aku mencintai anda bukan pria itu! Bagaimana anda bisa meminta ku, menikah dengan pria yang bahkan tidak ku kenal." jawab gadis berpakaian lusuh dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Jika kamu sungguh mencintai ku, menikahlah menggantikan adik ku. Setelah adik ku kembali, ku pastikan kau bebas dari pernikahan palsu ini." jelas pria itu dengan lebih lembut.

"Baik lah. Aku punya satu permintaan." sahut gadis itu.

"Katakan?" ucap pria itu.

"Jangan Pernah Kembali Ke Dalam Hidup Ku Tuan A Narendra!" seru gadis itu meninggalkan pria yang masih tidak percaya dengan bentakan seorang pelayan di depan matanya langsung.

Yah gadis imut bermata coklat itu hanyalah seorang pelayan baru di rumahnya selama 1 bulan. Dan dengan jelas gadis itu mengatakan ingin bekerja di rumah besarnya, hanya untuk melihat sang pujaan hati.

Tuan Muda A Narendra, seorang pemuda yang baru memasuki bangku kuliah itu membuat seorang gadis bernama Asfa jatuh Cinta karena satu kali pertolongannya di masa lalu, tentunya gadis itu tidak mengatakan apa alasannya jatuh Cinta namun pelayanannya tidak bisa diragukan.

Dan kini demi membuktikan rasa di hatinya, gadis bermata coklat itu harus menikahi pria asing dan menggantikan adik Tuan Muda A Narendra yaitu Nona Aqsa Narendra. Satu hari sebelum pernikahannya, Nona Aqsa melarikan diri bersama kekasihnya dan mengirimkan video pernikahan kepada keluarganya.

Setelah perdebatan yang berakhir dengan persetujuan itu, keesokan harinya para perias pengantin sudah mendatangi kamar Nona Aqsa dimana sekarang yang menempati kamar itu adalah Asfa. Asfa hanya menempati kamar itu semalam karena itu sebagai bentuk ucapan terimakasih keluarga Narendra. Atas persetujuannya yang rela menggantikan posisi anak mereka yang telah melarikan diri.

.....................

"Ma, Pa bagaimana kamar ku? Ku dengar kalian membiarkan pelayan lusuh itu menempati kamar ku semalaman. Aku gak mau tahu pokoknya..." ucap Aqsa.

"Tenang Aqsa! Kamar mu semua barang aman dan benda apa pun yang disentuh pelayan itu sudah dibakar dan di ganti dengan yang baru." sela Tuan Muda mengelus kepala adiknya.

"Mmmuuacch.. Makasih kakak ku sayang.Terbaik." ucap Aqsa memeluk kakaknya.

Sedang kan di rumah barunya, Asfa masih tertidur di lantai bersandarkan sisi samping tempat tidur. Seorang pria memasuki kamar menggunakan kartunya dan mendapati istri kecilnya masih lengkap dengan kebayanya, tertidur di lantai dengan tangan memeluk lutut. Perlahan di angkat ke atas tempat tidur dan menyelimuti istri kecilnya dengan hati-hati, setelah melepaskan hiasan kepala dan juga sepatu istrinya.

"Aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, siapa pun kamu. Kamu sudah menjadi istri ku dan memenuhi permintaan terakhir Kakek ku. Selamat beristirahat istri kecil Ku." ucap pria itu dan mengambil pakaian di lemari sebelum kembali meninggalkan kamar.

.....................

"Apa! Apa yang kalian lakukan selama ini HAH! Baru satu kedipan mata ku teralihkan, kalian sudah tidak BeCus menjaga Mutiara Ku!" bentak seseorang dari seberang telfon.

"Maaf Tuan Besar. Kami benar-benar kecolongan, dan Nona sudah menikah dengan pria itu. Semua ini karena Tuan Muda A Narendra." lapor seorang pria yang berpakaian satpam.

"Awasi Mutiara Ku dan kumpulkan semua data Narendra family beserta pria yang menikahi Mutiara Ku! Aku tunggu laporan kalian satu kali 24 jam!" seru seseorang dan menutup telfonnya.

Tubuhnya sangat kekar dengan dada bidang membuat pakaian formalnya terlihat begitu cocok melekat di tubuhnya, jasnya sudah tergeletak di lantai. Pemandangan dari atas gedung tertinggi membuat semua kota terlihat dari tempatnya, baru saja dirinya kembali dari pertemuannya di luar negeri dan menyerahkan pengawasan putrinya pada bawahan. Berita buruk langsung di dapatkan, rasa frustasi membuatnya enggan melanjutkan jadwalnya lagi.

"Akan Ku Hancur kan siapa pun yang melukai Mutiara Ku! Siapa yang berani memasuki Dunia Ku dan mengusik Ketenangan Ku! Tunggu saja pembalasan Ku. " ucap pria berkacamata hitam yang masih menatap luar.

.......................

"Bi, Apa Nona sudah turun dan makan?" tanya Tuan.

"Maaf Tuan, Bibi berulang kali mengetuk pintu namun tidak ada jawaban." jawab bibi dengan menunduk.

" Ya ampun bi! Kenapa tidak langsung menghubungi Ku!" seru Tuan panik dan mengambil satu piring makanan dan segelas jus.

Cklek...

Gadis itu masih terdiam menatap langit yang sangat gelap, segelap kamarnya saat ini, hingga lampu di nyalakan barulah terlihat dimana penghuninya. Dengan sigap nampan makanan diletakkan di meja, mengamati gadis yang menikah dengannya itu seakan semangat hidupnya lenyap karena pernikahan yang sudah terjadi.

"Kemarilah. Makan dulu, kau boleh marah pada ku tapi jangan marah pada makanan. Perhatikan juga kesehatan mu, tidak baik menunda waktu makan. " ucap seorang pria dengan pakaian kantor yang baru memasuki kamar pribadi.

"Maaf." jawab Asfa.

"Makanlah! Aku akan membersihkan diri, pastikan makanan ini sudah kau makan setelah aku keluar dari kamar mandi." tutur pria itu dengan beranjak mengambil pakaian dan menghilang di kamar mandi.

Rasanya sangat enggan untuk memasukkan makanan di depannya, kerongkongannya seakan tersumbat namun benar yang dikatakan pria itu. Siapa pun harus menghargai makanan apa pun keadaannya, mencoba menguatkan diri dengan memasukkan makanan ke mulutnya, sekali dua kali masih tidak berniat untuk memasukkan makanan ke mulut hingga sebuah tangan memegang sendok makanan dan menyodorkannya dengan penuh kesabaran.

"Makan lah. Apa mau kucing di rumah ini mati karena pemilik rumahnya tidak makan?" ucap pria itu.

"Susah sekali membujuk mu, baiklah begini saja. Jika kau mau makan makanan ini, aku janji akan membiarkan mu melakukan apa pun yang kamu mau." ucap pria itu.

"Apa pun?" tanya Asfa.

"Apa pun mau mu." ucap pria itu meyaqinkan istri kecilnya.

"Berikan pada Ku." jawab Asfa menyodorkan tangannya meminta sendok di tangan pria itu.

Dengan tangan gemetar suapan demi suapan akhirnya makanan habis di masukkan, dengan raut wajah yang tidak bisa di artikan. Make up yang masih belum di bersihkan dan pakaian yang masih sama, istri kecilnya sungguh terlihat menderita.

"Bersihkan diri mu dan kita bicara lagi nanti. Aku akan turun ke bawah untuk melakukan pekerjaan ku. " ucap pria itu mengambil piring dan gelas kotor ke nampan membawanya keluar.

Setelah meletakkan piring dan gelas kotor di dapur, dirinya beralih ke meja makan dan memakan makanan yang sudah di siapkan pelayan. Rumahnya yang besar terlihat sepi, membuatnya teringat pesan terakhir kakeknya sebelum anfal dan meninggal 1 bulan yang lalu.

"Menikahlah Abhi, buatlah dunia yang indah bersama istri mu. Kakek akan tenang di alam sana setelah melihat mu memiliki seorang pendamping. Buatlah wanita di dalam hidup mu menjadi wanita paling beruntung di dunia ini." pinta Tuan Besar Alka Bagaskara.

"Tapi Kek, Abhi masih sibuk bekerja." jawab Abhi dengan lembut.

"Ini permintaan TERAKHIR Kakek. Bahagiakan dan cintai dia yang menjadi pasangan mu Abhi ." ucap Tuan Besar Alka Bagaskara.

"Abhi siap menikah, tapi tidak tahu dengan siapa." jawab Abhi jujur.

"Serahkan pada Kakek. Cukup menikah dengan yang menjadi takdir mu, siapa pun gadis itu yang menjadi mempelai wanita mu. Dialah takdir mu." ucap Tuan Besar Alka Bagaskara dengan tersenyum.

Hanya karena pesan terakhir kakeknya , maka Abhi dan kedua orang tuanya setuju melanjutkan pernikahan. Meskipun pengantin wanitanya di ganti seorang pelayan, bagi keluarga Bagaskara bukan masalah status sosial karena keluarga Bagaskara tidak kekurangan apapun.

Bab 3: Bagaskara Family

Hanya karena pesan terakhir Kakeknya, maka Abhi dan kedua orang tuanya setuju melanjutkan pernikahan. Meskipun pengantin wanitanya di ganti seorang pelayan, bagi keluarga Bagaskara bukan masalah status sosial karena keluarga Bagaskara tidak kekurangan apapun.

......Bagaskara Family......

Kediaman Abhishek Mahendra Bagaskara, seorang pria bule dengan ketampanan memukau namun dunianya hanya lah berkas dan meeting perusahaan Keluarga Bagaskara yaitu ABF Company.

Perusahaan di bidang perhotelan dan juga berlian, keluarga ini ternaungi seorang Kakek berusia 68 tahun yaitu Tuan Besar Alka Bagaskara yang memiliki putra tunggal bernama Tuan Mahendra Alka Bagaskara dan istrinya bernama Nyonya Aliya Mahendra Bagaskara, dari pernikahannya di karuniai seorang putra tunggal Abhishek Mahendra Alka Bagaskara.

Sebulan lalu Tuan Besar Alka Bagaskara yaitu kakeknya Abhi di larikan ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung secara mendadak. Dann berita itu membuat Abhi yang masih di luar negeri, langsung bergegas menemui kakeknya dengan menggunakan heli pribadi.

Sesampai rumah sakit Abhi langsung menyusuri lorong rumah sakit ke tempat ruangan vvip dimana kakeknya dirawat dan kedua orang tuanya sudah menemani sang Kakek.

"Nak temuilah kakek mu, dia ingin bertemu dengan mu sejak siuman." pinta Tuan Mahardika.

"Baik pa." jawab Abhi.

Perlahan Abhi menggenggam tangan kakeknya dan menciumnya dengan penuh kasih sayang. Membuat sang Kakek membuka matanya dan tersenyum melihat kehadiran cucu tercintanya.

"Hay boy. Apa kau terbang? Cepat sekali sampai disini." ledek Kakek.

"Ayo lah kek. Apa Kakek lupa minum obat lagi? Sampai kapan Abhi harus bolak balik mengatakan hal sama." keluh Abhi.

"Sampai obat terbaik di berikan oleh cucu Kakek ini." jawab Kakek.

"Jangan mulai lagi kek! Jawaban Abhi tetap sama." protes Abhi memalingkan wajahnya.

Bukannya tidak mau mengikuti keinginan kakeknya namun dirinya masih merasa belum siap. Apa lagi harus melindungi seseorang, sedangkan dirinya saja masih sering mengabaikan kesehatannya sendiri.

Obat yang Tuan Besar Alka Bagaskara inginkan adalah pernikahan cucunya sendiri. Memang benar itu bukan hal aneh, hanya saja hatinya belum siap untuk menjadi kepala keluarga meskipun dari segala aspek dirinya sudah mampu untuk menikah.

"Menikah lah Abhi, buatlah dunia yang indah bersama istri mu. Kakek akan tenang di alam sana setelah melihat mu memiliki seorang pendamping. Buatlah wanita di dalam hidup mu menjadi wanita paling beruntung di dunia ini." pinta Tuan Besar Alka Bagaskara.

"Tapi kek, Abhi masih sibuk bekerja." jawab Abhi dengan lembut.

"Ini permintaan TERAKHIR Kakek. Bahagiakan dan cintai dia yang menjadi pasangan mu Abhi." ucap Tuan Besar Alka Bagaskara.

"Abhi siap menikah, tapi tidak tahu dengan siapa. " jawab Abhi jujur.

"Serahkan pada Kakek. Cukup menikah dengan yang menjadi takdir mu. Siapa pun gadis itu yang menjadi mempelai wanita mu. Dia lah takdir mu." jelas Tuan Besar Alka Bagaskara dengan tersenyum.

Kabar persetujuan Abhi membuat Kakek dan kedua orang tuanya bahagia namun kebahagiaan itu berganti menjadi kesedihan, karena di waktu yang sama merupakan pertemuan terakhir keluarga Bagaskara bersama sang Kepala keluarga.

Setelah mendengar Abhi menerima permintaan sang Kakek. Tuan Besar Alka Bagaskara menghembuskan nafas terakhirnya di dalam pelukan keluarganya. Membuat Abhi memutuskan untuk menikah secepatnya demi menepati janjinya dan asistan kakeknya sudah membacakan surat wasiat dimana kakeknya sudah memilihkan keluarga mempelai wanitanya.

Masa berkabung kini di iringi persiapan pernikahan calon pewaris ABF Company, dimana pernikahan di adakan di rumah mempelai wanita dan pertemuan kedua keluarga hanya sekali untuk menentukan tanggal pernikahan dan pertemuan kedua mempelai hanya dua kali untuk melakukan pemilihan cincin dan baju pernikahan.

Hingga sehari sebelum pernikahan, sebuah telepon dari keluarga mempelai wanita yang mengabarkan bahwa mempelai wanitanya melarikan diri dan sudah melakukan pernikahan dengan kekasihnya membuat keluarga Bagaskara terkejut. Terlebih keluarga Narendra menyarankan untuk mengganti mempelai wanita dengan wanita lain yang ternyata seorang pelayan di rumah Narendra Family.

Awalnya kedua orang tua Abhi marah besar dan memutuskan membatalkan pernikahan, bukan karena siapa penggantinya. Namun karena Narendra family tidak bisa menjaga sebuah hubungan, hingga Abhi sendiri yang memutuskan untuk melanjutkan pernikahan meskipun mempelai wanitanya di ganti.

Semua itu di lakukan agar sang kakek bisa tenang jiwanya, namun siapa sangka jika mempelai wanitanya masih sangat muda bahkan bisa di jadikan seorang adik dari pada seorang istri.

Ada perasaan bersalah ketika ucapan janji suci di ikrar kan, apa lagi setelah melihat gadis kecil yang turun dari tangga selalu menundukkan wajahnya dan membuatnya sadar bahwa gadis itu pasti juga terpaksa melakukan pernikahan ini.

Terlebih lagi gadis itu hanya seorang pelayan mungkin karena itu hanya bisa menerima tanpa bisa menolak. Setelah di bawa pulang pun gadis itu masih setia menunduk, tak sekali pun terlihat melirik sekitarnya.

......................

"Boleh masuk?" tanya Abhi.

"Silahkan Tuan." jawab Asfa.

Dengan dua cangkir teh hijau Abhi meletakkan satu cangkir ke depan istri kecilnya, dan ikut duduk di depan gadis itu. Terlihat gadis itu lebih tenang dan sudah membersihkan diri, pakaian yang di siapkan bundanya pun sangat pas untuk gadis itu.

"Apa sudah bisa bicara?" tanya Abhi menyandarkan punggungnya ke sofa yang sangat lembut.

"Apakah Tuan sungguh-sungguh mengizinkan aku melakukan apa pun seperti keinginan ku?" tanya balik Asfa hati-hati.

"Akan ku tepati setiap ucapan ku. Jadi tenanglah. Aku juga bisa membuat surat pernyataan jika itu diperlukan." tukas Abhi dengan serius.

"Tidak perlu Tuan. Hanya 3 hal yang ku inginkan." balas Asfa masih menunduk.

"Katakan! Dengan memandang ku." sahut Abhi meletakkan cangkirnya ke meja.

"Kejujuran , Kesetiaan dan ..." ucap Asfa memandang Abhi untuk pertama kalinya.

"Dan?" tanya Abhi menunggu.

"Pembatalan kerja sama Narendra family." ucap Asfa dengan mantap.

"Apa kau yaqin dengan permintaan terakhir mu Asfa? Bagaimana jika aku memberi mu kekuasaan dan melakukan apa pun yang kamu mau pada keluarga itu?" ucap Abhi.

Hening...

"Pilihan kedua lebih menarik. Tapi akan lebih baik uangnya disumbangkan ke Panti Asuhan." jelas Asfa dan mengambil cangkir tehnya.

"Seperti keinginan mu. Berikan aku waktu 1 minggu agar keluarga itu sedikit terbang." pinta Abhi mengambil cangkir tehnya dan meninggalkan kamar.

Setelah kepergiaan Abhi, buru-buru Asfa mengunci pintu kamarnya dan mengambil ponselnya.

Suara nada tersambung dari seberang namun tak kunjung di jawab. Beberapa kali mencoba namun masih tidak di angkat membuatnya merasa kesal, namun dengan cepat emosinya kembali tenang setelah menghembuskan nafas dengan pelan.

..................

Di sebuah rumah mewah seorang Tuan Besar sibuk menginterogasi semua bawahannya tanpa di sadari ponselnya bercahaya berulang kali namun terabaikan.

Semua hanya menunduk takut dan cemas, karena Boss besar meninggalkan semua pekerjaan hanya untuk melampiaskan kemarahannya pada semua bawahan yang lalai dalam menjalankan perintahnya. Di dalam hati semuanya berharap malaikat tak bersayap akan menenangkan Tuan Besar namun sungguh-sungguh nasib mereka malang kali ini, karena kesalahan mereka fatal.

"Tuan ini data Narendra family dan satu lagi data pria yang menikahi Nona Angel." lapor seorang asistan berkacamata.

Dengan isyarat tangannya semua yang berkumpul membubarkan diri bersyukur skot jantung sudah berakhir. Sedangkan Tuan Besar sudah tenggelam dalam dokumen dari asistannya. Setiap rincian di perhatikan, namun data itu tidak di perlukan jika dirinya tidak mengetahui apa keinginan Mutiara nya.

"Bawa DIA pulang!" perintah Tuan Besar meninggalkan assistantnya yang masih membungkukkan setengah badannya tanda perintah akan di lakukan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!