🎻🎻 Please tap jempol kalian sebelum membaca! 🎻🎻
🔥🔥🔥 Happy reading all...
Nyatanya aku hanya mengagumimu dalam diamku, tidak mampu aku ucapkan dengan lisan karena suatu alasan di mana hanya aku dan Tuhan saja yang tahu.
***
Salsabilla Azzahra, atau yang lebih sering dipanggil Azzahra, atau Zahra. Dia merupakan seorang gadis yang cantik dan cerdas serta berprofesi sebagai seorang dokter. Selain menguasai ilmu kedokteran, dia juga pandai dalam bidang lain. Misalnya mendesain, memainkan berbagai alat musik, melukis, bahkan Azzahra juga menguasai tiga ilmu bela diri yaitu Karate, Wushu, dan Taekwondo.
Dia merupakan seorang gadis yang ramah, namun penuh dengan teka-teki karena masa lalunya yang sedikit rumit.
Dia pandai menyembunyikan perasaannya hanya dengan senyuman. Dia merupakan orang yang susah ditebak kepribadiannya dan hanya orang terdekatnya saja yang tahu tentang dirinya.
Azzahra merupakan anak kedua dari pasangan suami istri yaitu Aisyah dan Ali Abdullah. Kakaknya adalah seorang laki-laki yang tampan, ramah, dan penuh kasih sayang juga cerdas seperti dirinya, dia memanggil kakaknya dengan panggilan kak Arvie.
Keluarga Ali Abdullah merupakan keluarga terkaya nomor dua di Kota Dubai. Namun keluarga mereka hidup dalam kesederhanaan dan tidak membeda-bedakan orang lain karena di hadapan Tuhan semua manusia sama, hanya keimanan mereka yang menjadi pembeda.
Namun tidak ada yang tahu bahwa Azzahra merupakan putri dari keluarga kaya kecuali sahabat dekatnya, karena dia meminta pada abi-nya agar menjaga privasinya.
Azzahra hanya tidak ingin dengan karena sosialnya membuat dirinya sulit untuk bebas berteman.
Azzahra mempunyai tiga orang sahabat dan ketiga sahabatnya semua laki-laki. Dia merasa lebih nyaman bersahabat dengan seorang laki-laki walaupun dia juga mempunyai teman perempuan.
Faza, Sauqi, dan Mushab adalah nama sahabat Azzahra. Sedangkan teman perempuannya bernama Veve dan Rahma. Mereka adalah orang yang paling dekat dengan Azzahra.
Saat Azzahra berusia 14 tahun, saat itu Azzahra baru kelas X SMA. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup Azzahra bisa berinteraksi dengan laki-laki secara bebas setelah kakak dan abi-nya.
Azmy Ardelazam sahabat kakak laki-lakinya. Jarak usianya dengan Azzahra lima tahun, beda dengan Kak Arvie, sifat Kak Azmy lebih cenderung dingin, cuek, dan terkesan tidak perduli dengan orang lain. Itu pandangan bagi mereka yang melihatnya pertama kali.
Namun sifatnya terhadap orang-orang terdekatnya terkesan ramah dan penuh kehangatan. Dan diam-diam dia menyukai Azzahra, dan berharap kalau Azzahra kelak akan menjadi makmumnya.
Kak Azmy sudah bersahabat dengan Arvie sejak mereka kelas satu SMP. Mereka tidak terpisahkan di mana ada Arvie di situ pasti ada Azmy begitu pula sebaliknya.
Sebenarnya, sejak kecil mereka sudah saling kenal, tapi tidak seakrab sekarang, mereka saling mengenal karena, orang tua mereka bersahabat.
Bahkan keduanya sering menginap secara bergantian karena saking eratnya persahabatan mereka.
Hanya saja, setelah keduanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing, mereka sudah jarang bertemu dan berkumpul seperti dulu
***
"Azzahra, keluarlah dari kamar! Bantu ummi untuk menyiapkan makan malam!" perintah kak Arvie yang berada di dalam kamar Azzahra.
"Tidak biasanya ummi menyiapkan makan malam sendiri, Kak?" jawab Azzahra.
"Kakak tidak tau apa alasan ummi, terpenting sekarang bantulah ummi dulu," ucap kak Arvie.
"Baiklah, kalau begitu, aku bantu ummi dulu, ya, Kak." Azzahra bergegas keluar dari kamarnya kemudian menghampiri ummi-nya untuk membantu menyiapkan makan malam mereka.
"Ummi sayang, perlu bantuan apa dari putri Ummi ini?" Azzahra mencium pipi ummi-nya dan memeluknya dari belakang.
"Kamu siapkan peralatan makan saja ya sayang, karena masakan ummi sudah siap semuanya," jawab Aisyah dengan lembut.
"Siap laksanakan Ummi." Azzahra segera melaksanakan perintah uminya.
"Kenapa Ummi masak banyak? Apa akan ada tamu yang makan malam bersama kita, Ummi? " tanya Azzahra karena penasaran.
"Kamu benar sayang, nanti keluarga paman Ardelazam akan makan malam di rumah kita." jelas umi.
"Apakah, Kak Azmy juga akan kemari, Umi?" tanya Azzahra lagi.
"Tentu saja sayang."
"Umi, Azzahra sudah selesai, apa Azzahra boleh kembali lagi ke kamar?" izin Azzahra kepada umminya.
"Boleh, nanti ummi akan menyuruh bi Mar untuk memanggilmu jika keluarga paman telah datang."
"Baik Ummi, kalau begitu Azzahra permisi."
Azzahra pun kembali ke kamarnya, terlihat kak Arvie sedang bermain Piano di dalam,
Azzahra mendekati kak Arvie kemudian memeluknya dari belakang.
"Kak, nyanyiin lagu All Hub Fii Shomti, Ya!" pinta Azzahra."
"Oke, ayo kita nyanyi berdua, De!" Kak Arvie menuruti kemauan Azzahra."
"Ok."
ان في حبك فوق مستوى الكلام"
فقررت لساني ان اسكت عن الكلام
شوقي اليك فوق من حسيها
"حتى اقوى من الم اثرها
"Cintaku padamu melebihi semua kata,
Maka ku putuskan untuk diam tak berkata,
Rinduku padamu melebihi rasa rindu,
Bahkan lebih kuat dari rasa sakitnya."
بالصمت في ضيق العبارة عما اعاني"
"اشتاق اليك بفرد لانك قريبا مني
"Hanya diam saat tak ada ungkapan yang mampu gambarkan deritaku,
Merindumu sendiri ... sungguh kau selalu dekat denganku."
حبي لا لماذا ولا كيف"
لم احتاج سبب اشتاق اليك
ماوجدت سبب فرح قلبي الا بك
ماوجدت موجودي الا لك
"ان فى الحب لقد مات كل الايضاح
"Cinta ku tak butuh kenapa dan mengapa,
Tak butuh alasan merindumu,
Tak kutemukan alasan bahagiaku kecuali hanya denganmu,
Tak kutemukan adanya aku kecuali hanya untukmu,
Cintaku telah matikan semua alasan."
#Lagu Veve Yulfikar ( All Hub Fii Shomti)
🎻🎻 Please tap jempol kalian sebelum membaca ....
🔥🔥🔥 Happy reading all ....
Beberapa menit setelah mereka berdua selesai bernyanyi, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Azzahra. Azzahra pun bergegas membuka pintu, ternyata bi Mar yang mengetuk pintu tadi.
"Selamat malam Nona, bibi disuruh nyonya besar untuk memberitahukan kalau Nona dan tuan muda disuruh untuk segera menuju ke ruang makan." Bi Mar menyampaikan perintah Aisyah.
"Apa, paman Ardelezam sudah ada di bawah, Bi?"
"Sudah, Nona," jawab bi Mar.
"Baiklah, Bibi turun saja dulu nanti Azzahra dan kak Arvie akan menyusul," terang Azzahra.
"Baik Nona, kalau begitu bibi permisi." Bi Mar pamit undur diri.
"Iya, Bi."
Azzahra kembali masuk ke dalam kamar kemudian memberitahu Kak Arvie kalau mereka di suruh turun untuk makan malam.
"Ayo, Kak Arvie kita turun, paman Ardelazam dan keluarganya sudah berada di bawah!"
"Baiklah," jawab Arvie.
Mereka berdua pun turun dan menuju ruang makan yang kini telah duduk abi, ummi, dan keluarga paman Ardelazam.
"Selamat malam semuanya." Azzahra menyapa semua orang dengan tersenyum, kemudian duduk di samping umminya yang berada tepat berhadapan dengan kak Azmy.
"Selamat malam juga," jawab semua yang ada di sana kompak.
Kak Arvie duduk di samping kanan Abdullah.
"Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau kamu akan datang ke rumahku?" tanya kak Arvie kepada kak Azmy.
"Haha ... karena aku tidak tau, kalau abi akan kemari," jawab kak Azmy.
"Karena semua sudah berkumpul, jadi kita mulai saja makan malamnya ya, tapi sebelumnya mari kita berdoa terlebih dahulu,"
ucap Abdullah.
Mereka semua berdoa kemudian makan dengan diam, karena itu merupakan kebiasaan mereka, sehingga hanya terdengar bunyi alat makan saja. Selesai makan mereka berdoa kembali untuk bersyukur atas rezeki yang telah Allah berikan.
Kemudian mereka menuju ruang tengah yang merupakan ruang khusus keluarga dan mengobrol beberapa hal.
"Azzahra semakin cantik ya sekarang," puji Khadijah istri paman Ardelazam.
"Terima kasih, Bibi." Azzahra tersenyum.
"Jangan sungkan, Nak." Khadijah mengelus kepala Azzahra yang duduk tepat di sebelahnya.
"Jangan di puji terus, Bi. Nanti Azzahra terlalu senang, bisa-bisa dia melayang beberapa meter nanti, Bi," ucap kak Arvie.
"Haha, kau ini ada-ada saja, Nak Arvie." Paman Ardelazam yang menimpali.
"Tapi memang benar apa yang dikatakan kak Arvie, Paman. Kan kasihan nanti kalau Azzahra mau terbang, Azzahra kan tidak punya sayap, Paman," sahut Azzahra. "Tapi apakah ada yang menjual sayap ya ,Paman? Kalau ada Azzahra mau satu," canda Azzahra.
"Azzahra cabut saja bulu Angsa?" ucap kak Azmy.
"Apakah nanti kalau Azzahra mencabut bulu Angsa, Azzahra bisa terbang pakai itu, Kak?" tanya Azzahra yang sudah tau bahwa itu hanya candaan.
"Tentu saja ...," jawab kak Azmy lagi.
"Tentu saja apa, Kak?"
"Tentu saja tidak ...," balas kak Azmy sambil tertawa terbahak padahal sama sekali tidak lucu.
"Abi, aku jadi ingin punya adik perempuan," rengek kak Azmy.
"Minta saja pada ummimu, Nak," jawab paman Ardelazam melirik istrinya kemudian mengedipkan satu matanya.
"Tidak! Ummi tidak mau, ummi sudah tidak pantas mempunyai bayi kecil, pantasnya ummi itu sekarang ngurus cucu." Khadijah nampak terlihat kesal, namun ekspresi kesalnya malah mengundang gelak tawa semua orang yang berada di sana.
"Benar yang umimu katakan, Nak Azmy, ummimu itu pantasnya mengurus cucu bukan lagi anak," timpal Aisyah.
"Ah, Bibi, Azmy hanya bercanda saja tadi," sahut kak Azmy.
"Berapa usiamu sekarang, Nak Azmy?" tanya Abdullah.
"25 tahun, Paman," jawab kak Azmy.
"Berapa target usiamu saat akan menikah?" tanya Abi lagi.
"29 Paman," jawab kak Azmy.
"Bukan kah itu terlalu tua, Nak?" ucap paman Ardelazam.
"Apa, Abi sedang mengejek ku?" jawab Kak Azmy cemberut.
"Bukakankah kamu memang sudah tua." Paman Ardelazam bicara kemudian tertawa.
"Paman, jangan mengejek Kak Azmy lagi! Lihatlah mukanya sangat jelek sekarang," ucap Azzahra yang kemudian mendapat pukulan di bahunya oleh Aisyah.
"Hahaha ... benar yang dikatakan Azzahra Paman, lihatlah muka anak Paman yang sedang cemberut itu, bukankah itu sangat lucu." Kak Arvie setuju dengan pernyataan sang adik.
"Ah, kenapa kalian jadi memojokkanku seperti ini sih!" protes Kak Azmy. "Arvie juga sudah tua dong, kan dia seumuran denganku haha...," imbuhnya.
"Tidak ada yang memojokkan Kak Azmy, kamu saja yang merasa di pojokkan," ucap Azzahra lagi.
"Enak saja kamu bilang aku tua." Kak Arvie tidak terima di katai tua oleh kak Azmy.
"Sudah-sudah jangan bertengkar!" Abdullah menengahi.
"Arvie dulu yang mulai, Paman."
"Kenapa jadi aku sih! Tadi Paman Ardelazam yang mengataimu tua," protes kak Arvie.
"Baiklah-baiklah ini salah paman, jadi sekarang berhentilah saling menyalahkan!" ucap paman Ardelazam akhirnya.
"Ah ... Paman dan Bibi, Azzahra pamit ke kamar apakah boleh, Azzahra sudah mengantuk," izin Azzahra kepada tamunya.
"Tentu saja sayang. Selamat Istirahat dan selamat malam, semoga mimpi indah," jawab Khadijah.
"Iya, Bi. Kalau begitu Azzahra permisi."
Azzahra pun segera naik ke lantai dua kemudian masuk ke dalam kamar, merebahkan tubuhnya di atas ranjang nan empuk ,menarik selimut sampai sebatas leher, berdoa kemudian terlelap.
Sedangkan di ruang keluarga, mereka masih tampak asik mengobrol hingga malam semakin larut. Pukul 23.00, keluarga Ardelazam akhirnya berpamitan untuk pulang. Abdullah tadi menyuruh mereka untuk menginap tapi mereka tidak mau, dengan alasan besok akan pergi ke luar kota.
Abi dan kak Arvie mengantarkan keluarga paman Ardelazam sampai depan rumah.
"Hati-hati, Paman," ucap kak Arvie setelah mereka masuk ke dalam mobil.
"Baik, kami permisi," balas Paman Ardelazam kemudian segera berlalu meninggalkan kediaman keluarga Ali Abdullah.
"Ayo masuk, dan segeralah tidur karena malam sudah sangat larut," ajak Abdullah.
Kedua pria itu pun masuk ke dalam rumah untuk beristirahat.
"Iya, Abi." Kak Arvie menurut.
#Jangan lupa, vote yang banyak ya..
🎻🎻 Please tap jempol kalian sebelum membaca...
🔥🔥🔥 Happy reading all...
Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi hari, terdengar bunyi alarm dari ponsel milik Azzahra. Perlahan Azzahra membuka mata meraih ponsel yang terletak di atas meja. Mematikan alarm, kemudian bangun masuk ke kamar mandi sekedar untuk mandi sambil menunggu waktu Subuh.
Lima belas menit kemudian Azzahra sudah selesai dengan ritual mandinya. Azzahra pun segera berwudhu kemudian memakai mukena, menggelar sajadah, lalu sambil menunggu Azan Azzahra membaca Al-Quran.
Beberapa menit kemudian terdengarlah kumandang azan.
Allahuakbar, Allahuakbar,
Allahuakbar, Allahuakbar
Ashadualailahaillallah
Ashadualailahaillallah
Ashaduannamuhammadarosuulullah
Ashaduannamuhammadarosuulullah
Hayya ngalassolah
Hayya ngalassolah
Hayya ngalalfalah
Hayya ngalalfalah
Assolatuhoiruminannaum
Assolatuhoiruminannaum
Allahuakbar, Allahuakbar la ilahaillallah
Setelah azan selesai Azzahra segera menunaikan salat Subuh, selesai salat dia melanjutkan membaca Al-Quran.
Kebetulan hari ini adalah hari libur kerjanya sebagai dokter, sehingga Azzahra pun bisa sedikit bersantai di rumah.
"Tring ...," bunyi ponsel Azzahra. Azzahra segera mengambil ponselnya kemudian mengecek ternyata ada satu pesan dari Mushab.
"Azzahra lagi sibuk nggak?" pesannya.
"Kebetulan lagi libur kerja, kenapa, Shab?" balas Azzahra.
"Tadi Faza ngajak keluar, apa kamu mau ikut?" tanyanya.
"Apa cuma sama kamu dan Faza?" tanya Azzahra.
"Kata Faza dia juga mengajak Rahma sama Veve juga," jawab Mushab lagi.
"Sauqi nggak ikut sekalian?"
"Kurang tau aku, gimana Azzahra mau ikut nggak?" tanya Mushab memastikan.
"Iya deh nanti aku ikut."
"Oke, nanti jam 08.00 kumpul di Cafe biasanya, ya!"
"Oke."
Azzahra melepas mukenanya melipat sajadah kemudian meletakkan di lemari. Setelah itu Azzahra turun untuk sarapan karena telah di tunggu oleh keluarganya.
🍁🍁🍁
Di ruang makan
"Selamat pagi." Azzahra menyapa, kemudian duduk di sebelah kak Arvie.
"Pagi, De," jawab kak Arvie.
"Pagi sayang," jawab Abdullah dan Aisyah.
Mereka sarapan bersama. Setelah selesai sarapan Azzahra membantu memberereskan meja makan dan mencuci alat bekas makan.
Setelah itu, Azzahra duduk di ruang tengah sambil menonton siaran di televisi, di sana juga ada kak Arvie yang duduk di sampingnya.
"Kakak kok masih di rumah? Nggak kerja emang?" tanya Azzahra duduk di samping kak Arvie.
"Kerja, De. Tapi nanti siangan," jawab kak Arvie, "Mau ikut ke kantor nggak, De? mumpung kamu libur," ajak kak Arvie.
"Lain kali, Kak. Azzahra udah ada janji sama teman-teman," tolak Azzahra.
"Yaudah kalau gitu."
Azzahra menyandarkan kepalanya di bahu kak Arvie. Sehingga membuat kak Arvie kaget.
"Kenapa?" tanya kak Arvie.
"Kangen, udah lama Azzahra nggak manja sama Kak Arvie," jawab Azzahra.
"Beneran cuma itu, nggak ada alasan yang lain?" tanya kak Arvie.
Kak Arvie bertanya seperti itu karena biasanya jika Azzahra menyandarkan kepala di bahunya pasti Azzahra sedang ada masalah.
"Nggak ada yang lain, Kak, serius," ucap Azzahra sambil tangannya membentuk
huruf V.
Kak Arvie percaya kemudian dia merangkul Azzahra dan mencium kepala adiknya, sebagai tanda kalau dia sangat menyayangi adik perempuaannya itu.
"Nanti Azzahra pergi jam berapa?"
"Jam 08.00 sih janjiannya."
"Sekarang siap-siap dulu sana udah jam 07.15 sekarang, nanti biar kak Arvie antar ke sananya," perintah kak Arvie.
"Serius Kak Arvie mau ngantar Azzahra?" tanya Azzahra memastikan.
"Iya, sana gih siap-siap!"
"Oke, Kak."
Azzahra pamit ke kamar untuk bersiap-siap. Sepuluh menit kemudian Azzahra menghampiri kak Arvie yang sudah menunggunya.
Sebelum berangkat mereka pamit kepada Abdullah dan Aisyah yang berada di taman.
"Abi, Ummi ... Arvie mau mengantar Azzahra dulu ya?"
"Kemana sayang?" tanya Abdullah.
"Azzahra mau pergi sama teman-teman Azzahra, Abi ... udah janjian tadi," jawab Azzahra sambil mencium punggung tangan abi dan umminya.
"Yasudah... hati-hati ya kalian berdua!" ucap Abdullah.
"Iya Abi," jawab Azzahra dan kak Arvie bersamaan.
"Kalau begitu, kami permisi Abi, Ummi."
"Iya, Nak," jawab abi dan umminya.
Mereka berdua segera menuju garasi.
Azzahra duduk di kursi depan samping kak Arvie.
Kak Arvie melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju Cafe yang dimaksud oleh adiknya itu, tempat di mana Azzahra janjian dengan teman-temannya.
Lima belas menit kemudian mereka sampai di tempat tujuan, mereka turun dari mobil. Azzahra pamit kepada kakaknya kemudian mencium punggung tangan kak Arvie.
"Makasih, Kak Arvie udah nganterin Azzahra, hati-hati pulangnya!"
"Sama-sama sayang, kalau gitu kakak pulang dulu," jawab kak Arvie kemudian masuk ke mobil, melambangkan tangan kepda Azzahra dan melajukan mobilnya kembali ke rumah.
Azzahra segera bergegas masuk ke Cafe dan mencari keberadaan teman-temannya.
"Azzahra di sini." Veve melambaikan tangan kepada Azzahra.
Nampak teman-teman Azzahra sudah berkumpul semua. Azzahra pun menghampiri mereka.
"Aduh maaf ya, aku telat." Azzahra meminta maaf kepada mereka.
"Nggak apa-apa, sini duduk samping aku," jawab Rahma sambil menunjuk kursi kosong disebelahnya. Azzahra pun duduk di kursi yang ditunjuk Rahma tadi.
"Udah pada sarapan belum?" tanya Faza kepada mereka.
"Aku sih udah," jawab Rahma, Azzahra, dan Veve bersamaan.
"Kalau aku belum," jawab Mushab.
"Trus tadi kalau bukan sarapan apa?" tanya Faza kepada Mushab, karena sebelum berangkat ke sini dia menjemput Mushab di rumahnya, saat itu Mushab sedang sarapan bersama keluarganya.
"Belum dua kali maksud aku tu," jawab Mushab sambil tertawa.
"Hahaha, dasar kamu," sahut Veve sambil menggeleng-gelengkan kepala. Sedangkan yang lain hanya tersenyum.
"Oke, berhubung semuanya sudah sarapan, gimana kalau sekarang kita pergi nonton?" ajak Faza yang langsung disetujui mereka semua.
#Jangan lupa like, komen , rate serta votenya.. yang banyak ya.. banyak sekali pokoknya...
Terima kasih 😘💕
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!