( Dunia kekosongan)
"Teman lama kau tidak akan bisa mengalahkan ku, lebih baik kau menyerah saja daripada kita harus bersusah payah seperti ini" kata seseorang kepada lawan bicaranya.
"itu belum tentu teman, kau tidak akan tau sebelum mencoba" kata orang tersebut menimpali lawan bicaranya sembari maju menebaskan dua pedang menuju lawan bicaranya.
"hahaha kau sudah kalah!, dengan keadaanmu yang tidak dalam kondisi prima mu, akan sulit melawanku beserta pasukan ku untuk menghancurkan alam semesta ini" timpal teman lama sekaligus musuhnya sekarang sembari tertawa menahan serangannya.
"kenapa kau melakukan hal ini?" tanya orang itu.
"bukankah sudah jelas, aku ingin kau turun tahta! kau tidak pantas untuk duduk di kursi penguasa itu!" jawab musuhnya sembari tersenyum sinis.
"kau terlalu lemah, hatimu terlalu lembut dan naif untuk menjadi sang penguasa ! kau selalu bertindak semena dan selalu mementingkan hal yang tidak berguna itu" lanjut musuhnya berkata sembari mengeluarkan tebasan pedang beruntun.
"mereka sama seperti kita cuman mereka lahir dengan takdir yang berbeda, kita dilahirkan kuat untuk menjadi pelindung yang lemah, yang kuat harus bisa melindungi yang lemah bukan menindasnya sesukanya" sanggah bijak orang itu terhadap musuhnya sembari menahan tebasan beruntun dengan kedua pedangnya.
"Jangan bercanda! Karena hal itu aku bilang kau naif teman lama, mereka hanya sampah yang tidak berguna! yang kehidupannya tidak lebih dari lalat yang mengganggu. Kuat adalah hukum itu tersendiri, yang kuat memangsa yang lemah itu adalah hukum kita saat ini" teriak musuhnya marah.
"Mereka itu lemah, untuk apa dipedulikan? kita dewa tidak harus mempedulikan kehidupan mereka makhluk sampah yang tidak berguna. Kita abadi untuk apa mempedulikan mereka yang akan mati suatu saat nanti. Percuma kita berbuat baik kepada mereka para sampah, karena pada akhirnya semua akan sia-sia " lanjutnya sembari menerjang kedepan orang itu.
"Hatimu sudah diselimuti oleh keserakahan dan ambisi yang salah, aku akan menghentikan mu kau tidak berhak untuk menjadi penguasa, karena hatimu gelap, kejam dan dingin" orang itu menerima serangan musuhnya.
"sudah cukup omong kosongnya, kau akan kalah disini!akan ku bangun semesta yang mana yang kuat berkuasa dan lemah hanya bisa menderita. salahkan takdir mereka karena terlahir menjadi lemah" jawab musuh dari orang tersebut.
Mereka pun bertarung habis-habisan yang mengakibatkan alam yang menjadi tempat bertarung mereka hancur porak poranda. hingga pada akhirnya pertempuran antara dua kekuatan sekelas penguasa hampir sampai pada puncaknya.
"Kau akan kalah teman lama…percuma saja kau melawan, lebih baik kau serahkan kunci menjadi penguasa dan pedang hitam putih itu kepadaku sekarang sebelum aku membunuhmu" kata musuh orang tersebut.
"Hahaha itu tidak mungkin teman lama, walaupun aku kalah tidak akan ku serahkan kunci menjadi penguasa dan pedang ini kepadamu kepada orang yang berhati dingin sepertimu" jawab orang itu yang sudah mulai kelelahan karena mendapat kan luka yang sangat parah tetapi dirinya sembari berfikir untuk melakukan suatu hal.
"Sudah mau matipun kau masih bisa berkata omong kosong seperti itu, akan kubunuh kau dan ku rebut kunci untuk menjadi penguasa dan pedang putih hitam itu" kata musuhnya sembari maju menerjang sekali lagi.
"kau tidak akan bisa mendapatkannya dariku karena kau tidak layak mendapatkannya, orang yang layak mendapatkan adalah orang yang mempunyai ketulusan hati yang baik dan mempunyai jiwa pemimpin melindungi suatu hal. kau tidak akan bisa karena yang ada didalam dirimu itu hanyalah ambisi gelap dan hati yang kejam" jawab orang itu sembari berusaha mati-matian menahan serangan musuhnya.
"Kita lihat saja nanti, aku tidak percaya dengan omong kosongmu itu. aku layak karena diriku kuat dan yang kuat adalah pemilik hukum segalanya, dan karena itulah aku mempunyai hak untuk mendapatkan kunci dan pedang itu" timpal musuhnya sembari tersenyum sinis.
"Aku tidak akan membiarkanmu memiliki kunci dan pedang ini" kata orang itu sembari mengangkat kedua pedang hitam putih keatas dan sebuah benda keluar dari dadanya lalu dirinya melakukan suatu hal.
musuhnya yang tadinya ingin menerjang kembali menjadi terdiam melihat orang itu melakukan sesuatu hal, tak lama setelah ia tahu apa yang sedang dilakukan oleh orang itu, dirinya kembali menerjang akan tetapi tertahan oleh sesuatu tidak bisa mendekat ke orang itu, lantas ia geram dan berteriak.
"Kau apa yang sedang kau lakukan hahhhhh ! kau sudah gila membuang kunci itu. jika kau membuang kunci setiap alam akan terkunci dan tidak bisa melakukan perpindahan setiap alam ! lebih baik kau serahkan kunci dan pedang itu kepadaku sekarang bajingan !" teriak musuhnya geram melihat tindakan orang itu yang bisa dibilang nekat.
"Hahahaha lebih baik aku buang kunci penguasa ini karena jika jatuh ke tanganmu alam semesta ini akan jatuh kedalam kegelapan yang tidak berujung nantinya" jawab orang itu sembari tersenyum.
"Kau sampai melakukan hal seperti itu untuk menghentikan ku menjadi penguasa ! bajingan Kaisar yin-yang lebih baik kau berhenti sekarang" kata musuhnya yang tak lain kaisar kematian semakin geram dan berusaha menghancurkan pelindung untuk mendekati orang tersebut.
"Hahahaha kaisar kematian dengarkan aku, akan ada pada masanya orang yang bahkan lebih hebat dariku entah dari segi manapun lahir kedunia ini untuk menjadi penguasa yang sebenarnya, dan terlebih dirinya terlahir dari makhluk yang kau sebut sampah" ucap kaisar yin-yang sembari tersenyum melihat kawan lamanya.
"Itu tidak mungkin terjadi kawan lama, karena aku akan merebut kunci dan pedang itu darimu" kata kaisar kematian yang telah berhasil menghancurkan pelindung.
"Tidak, kau sudah terlambat kawan lama. selamat tinggal kawan lamaku semoga kau mengerti bahwa semua orang mempunyai takdir masing-masing dan orang tersebut mempunyai hak untuk merubahnya bukan kita yang mengubahnya" kata-kata terakhir kaisar yin-yang sebelum meledak.
Booommmmmmm
Ledakan besar yang sangat luar biasa dari dunia kekosongan mengguncang alam semesta membuatnya bergetar. tepat setelah ledakan itu reda bersamaan kunci tiap alam menjadi tertutup dan pembatas tiap duniapun telah aktif dan terkunci. didalam dunia kekosongan dekat dengan kepulan asap akibat ledakan tersebut ada seseorang yang tidak lain adalah kaisar kematian yang terluka sangat parah akibat ledakan yang diakibatkan oleh kaisar yin-yang.
"Keparat kaisar yin-yang kenapa kau melakukan hal ini hahhhhhhh!" teriak marah kaisar kematian yang membuat guncang dunia kekosongan.
"Bajingan itu membuatku terkunci di dunia kekosongan ini, aku setidaknya harus pulih ke kondisi primaku, tetapi dengan keadaan yang seperti ini butuh waktu ratusan ribu tahun untuk kembali ke kondisi primaku baru bisa keluar dari dunia kekosongan ini dengan kekuatanku" umpat dirinya sembari mengambil sikap lotus untuk berusaha mengembalikan kekuatannya.
"Untung saja alat komunikasi masih bisa digunakan saat penguncian tiap alam jadi aku masih bisa memerintahkan pasukan ku untuk mencari kunci dan pedang yin-yang itu. dasar kaisar keparat kita lihat saja bahwa hanya akulah yang layak untuk berdiri menjadi penguasa alam semesta" ucap kaisar kematian.
>>>> Bersambung
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh dan salam sejahtera juga buat man teman sekalian. terimakasih sudah mau membaca karya pertama saya mohon maaf dan maklum jika ada salah dalam penulisannya, karena saya hanyalah manusia biasa yang tempatnya banyak salah. silahkan tinggalkan jejak dengan cara jgn lupa like dan komen, dan apalah itu pokonya tinggalkan jejak 🙏🏼🙏🏼🙏🏼😁.
(Salam hangat author)
(Blizzard)
Benua Biru (Alam Fana)
Benua biru terbagi menjadi empat wilayah kekaisaran
- Kekaisaran Han ( Barat )
- Kekaisaran Wei ( Timur )
- Kekaisaran Shu ( Selatan )
- Kekaisaran Wu ( Utara )
Daerah Kekaisaran Han lebih tepatnya daerah terpencil Kekaisaran Han, ada sebuah desa yang dekat dengan perbatasan daerah terlarang. Desa xiang, desa ini hanya dihuni oleh manusia-manusia biasa yang tidak bisa belajar ilmu seni beladiri akan tetapi, warganya hidup dengan bahagia dalam menikmati hidup mereka walaupun tidak bisa dibilang berkecukupan.
Suatu hari ada seorang anak yang sebentar lagi menginjak dewasa pergi dengan ayahnya, mereka sedang menuju kehutan. Sepasang ayah dan anak ini ingin berburu hewan untuk dijadikan makan malam keluarga mereka nanti.
"Ling Feng bantu ayah memasang jebakan ini" Kata sang ayah yang bernama Ling Cao.
"Baik ayah" jawab Ling Feng singkat sembari menuju ke sang ayah membantunya memasang jebakan.
Ling Feng adalah pemuda yang berumur 13 tahun, perawakan pemuda yang hampir menginjak dewasa ini lumayan bagus untuk seukuran anak seusianya, dengan badan yang tidak terlalu besar dan kecil, Ling Feng tumbuh menjadi pemuda yang tampan dengan kulit yang bersih. Ling Feng mempunyai karakter dan sifat yang suka menolong dan lembut namun tegas terhadap situasi yang sedang dihadapi.
Terkadang sang orang tua kagum dengan ketegasan sang anak karena, sifat itu sudah terlihat pada dirinya yang padahal anak-anak seusianya masih belum menunjukan karakter masing-masing. Selain mempunyai karakter dan perawakan yang bagus, Ling Feng juga anak yang jenius dan mempunyai pemikiran yang cerdas sehingga dirinya bisa belajar dengan cepat.
"Jebakan telah dipasang, terimakasih nak telah membantu ayah memasang jebakan ini, sekarang kita tinggal menuntun hewan buruan kita untuk masuk jebakan yang telah kita siapkan" Ucap Ling Cao sembari tersenyum.
"Sama-sama ayah tetapi, Kenapa kita harus menuntun hewan buruan kita ayah ? bukankah lebih baik kita mencari ketempat lain, karena sudah pasti jebakan ini akan mengenai hewan buruan kita. dengan cara itu kita bisa mendapatkan hewan buruan yang lumayan banyak nantinya ayah tidak harus cape mengejar hewan yang sudah pasti akan masuk jebakan kita" Ucap Ling Feng memberi saran.
"Kau benar juga, baiklah kita akan berburu ditempat lain tidak jauh dari sini. kau jangan jauh-jauh dari ayah nantinya tetap didekat ayah supaya kau tidak masuk kedalam kawasan daerah terlarang" Ling Cao manggut-manggut dan mengiyakan saran anaknya sembari memperingatinya.
Kemudian pasangan ayah dan anak itupun kembali berburu masuk kedalam hutan tetapi, tidak terlalu jauh takut masuk kedalam daerah terlarang tersebut. Setelah seharian berburu merekapun mendapatkan hasil yang memuaskan karena saran Ling Feng memang benar, mereka membawa hewan buruan yang lumayan banyak untuk makan malam mereka dan akhirnya memutuskan kembali ke desa karena hari sudah mulai gelap karena, takut sesuatu hal yang buruk terjadi disebabkan mereka pulang terlambat.
Setelah sampai, apa yang tidak diharapkan terjadi akan tetapi, malah kejadian. Desa mereka, lebih tepatnya didepan rumah pasangan ayah dan anak tersebut, ada seorang perempuan cantik yang menunggu kepulangan pasangan ayah dan anak itu sembari memasang wajah yang tidak enak dipandang yang membuat bulu kuduk Ling Cao dan Ling Feng berdiri seketika karena, takut melihat wajah galak perempuan itu.
"Hal merepotkan yang tidak diharapkan terjadi malah terjadi" ucap dalam hati Ling Cao dan Ling Feng sembari melihat wajah perempuan tersebut yang tidak lain istri Ling Cao atau ibu Ling Feng.
"Kenapa kalian baru pulang jam segini hahhh, kalian tidak sayang nyawakah jam segini baru pulang" tanya Ling Yan sembari menatap marah terhadap pasangan ayah dan anak tersebut.
"A-Anu Sayanggg jangan marah-marah dulu ya, ini enggak seperti yang dipikirkan. benarkan nak" jawab Ling Cao berkeringat dingin melihat tatapan mata sang istri yang begitu ganas.
"I-Iya Bu, Ling Feng dan ayah sudah mau pulang tepat waktu kok cuman kebetulan jebakan yang dipasang ayah susah dilepaskan jadinya telat sedikit deh Bu, jangan marah-marah ya Bu nanti ibu cepet tua lohh" jawab sang anak Ling Feng yang langsung ditatap tajam oleh sang ayah karena, yang memasang jebakan adalah dirinya sendiri bukan Ling Cao.
"I-Iya betul sayang kata Ling Feng soalnya kalo memakai jebakan yang biasa, takutnya akan lepas lagi nanti hewan buruannya, Jadi sudah ya jangan marah lagi nanti cantiknya ilang kalo sering marah-marah" ucap Ling Cao yang langsung kembali diberi tatapan tajam, yang jika diibaratkan dengan tatapan saja bisa membunuh seketika.
"Kalian berdua tidak berbohong kan? kalian tidak masuk ke daerah terlarang itukan?" tanya selidik Ling Yan melihat suami dan anaknya.
"Kami tidak berani yang mulia" kata mereka berdua sembari gemetaran.
"Awas saja kalian jika berani masuk ke daerah tersebut dan kau Gege, jangan menunjukan sifat buruk mu dihadapan anakku. Nanti yang ada dia malah menurutimu melakukan hal-hal yang bodoh" Ling Yan mengatakan dengan suara yang sangat, sangat lembut namun sangat menyakitkan ketika didengar.
"Siap yang Mulia" jawab mereka serentak menghela nafas lega karena, tidak jadi tidur diluar karena pulang telat
Ling Cao yang mendengar jawaban sang istri cuman bisa terdiam kaku merenung sembari mengatakan didalam hatinya.
"Untung sayang"
"Yasudah masuk kedalam ayo kita makan malam" tambah Ling Yan mengijinkan ayah dan anak tersebut masuk kedalam rumah untuk makan malam.
Mereka sekeluarga makan malam dengan perasaan yang bahagia. Ling Yan yang notebatenya seperti itu karena, dirinya sayang. Takut orang yang ia sayang menimpa hal yang buruk nantinya. Ling Cao dan Ling Feng yang mengetahui hal tersebutpun biasa-biasa saja malah mereka senang. Oleh karena itu, mereka tidak menggerutu jika sedang dimarahi oleh Ling Yan seperti tadi. Walaupun hidup dengan ekonomi yang kurang, keluarga kecil ini masih bisa menikmati hidup yang bahagia walaupun dengan keadaan ekonomi yang tidak bisa dibilang baik.
Setelah makan malam Ling Feng ijin untuk masuk ke kamarnya dan beristirahat akan tetapi dirinya tiba-tiba merenung tentang kehidupan yang dialaminya.
"Kehidupan yang sangat damai Aku sangat menyukainya, akan tetapi apakah tidak apa-apa jika begini selamanya ? kenapa firasat ku mengatakan akan ada badai besar yang akan melanda nanti ? Akhhhhh itu mah urusan nanti sekarang jalani saja dulu esok hari yang akan datang" ucap renungan hati Ling Feng sembari berusaha menutup matanya untuk beristirahat dan tidak memikirkan kegelisahannya kembali.
Firasatnya tidak salah tidak lama lagi dunia akan jatuh kedalam keadaan yang bisa dibilang tidak baik-baik saja dan akibatnya akan berdampak ke desanya dan keluarga kecilnya mampukah Ling Feng menghadapi badai itu nanti ? apa yang akan terjadi kedepannya ?
>>>> Bersambung
Tidak lama setelah Ling Feng tertidur, jiwanya ditarik kebawah alam sadarnya oleh seseorang.
Dibawah Alam Sadar Ling Feng
Ling Feng yang merasa tiba-tiba ada sesuatu yang menariknya, tiba-tiba terbangun dan merasa aneh melihat sekitarnya.
"Ehh dimana ini?, bukankah aku tadi sedang dikamar ku kenapa aku berpindah?, dan lagi tempat apa ini kenapa aku tidak bisa melihat apa-apa" Ling Feng merasa heran sembari melihat sekelilingnya yang gelap dan tidak terlihat apa-apa.
Tiba-tiba dirinya berpindah tempat lagi dan merasa kaget karena, Ling Feng berpindah tempat dalam sekejap. Perpindahannya Kali ini dirinya bisa melihat sekelilingnya. Lalu dirinya terkagum melihat gambaran proyeksi seorang yang berparas tampan yang sedang duduk di kursi seperti seorang raja.
"Siapa ini?, aku sama sekali tidak mengenalnya dan lagi masih tampanan aku dibanding dirinya" matanya menjadi tajam melihat seorang berparas tampan yang sedang duduk disinggasana.
"Apa maksudnya ini?, aku sedang berada dimana?, apakah aku sedang bermimpi?, kenapa mimpi ini terasa nyata?, apa yang sedang terjadi disini?, dan lagi siapa yang membawaku melihat pertunjukan ini?, kenapa orangnya tidak muncul sihh" Ling Feng menggerutu tidak jelas karena, tidak tau apa yang sedang terjadi padanya saat ini.
Tidak lama kemudian dirinya berpindah kembali. Sekarang Ling Feng melihat sebuah pertarungan yang dahsyatnya mengguncang seluruh dunia. Sampai-sampai dirinya merasa seperti sedang berada ditengah-tengah pertarungan itu.
"Siapa dua orang itu?, aku merasa tidak asing dengan yang satunya" Ling Feng menajamkan penglihatan dan kemudian sadar "itu orang yang ketampanan nya masih dibawahku tadi. Sedang bertarung dengan siapa dia?, lalu kenapa aku tidak bisa mendengar pembicaraan yang mereka bicarakan?, Ughhkkk Kekuatan yang luar biasa aku memang tahu seorang kultivator memang hebat tetapi, aku tidak menduga kekuatannya membuat aku merasakan seperti sedang dalam pertarungan itu sendiri"
Tidak lama pertempuran dahsyat diantara mereka berdua berhenti sementara. Ling Feng yang melihat itu ingin mengetahui apa yang sedang dibicarakan kedua orang tersebut akan tetapi, dirinya tidak bisa mendengar apa-apa. Pertarungan kedua orang tersebut kembali berlanjut yang membuat alam yang menjadi tempat mereka bertarung porak poranda. Ling Feng yang melihat pertarungan tersebut bergetar kagum karena, pertarungan kedua orang tersebut sangat hebat sampai-sampai bisa menghancurkan satu dunia hanya dengan pertarungan dua orang saja.
Akhirnya pertarungan kedua orang kuat itu telah selesai Ling Feng berpindah kembali kali ini dirinya berpindah ketempat yang ia kenal tetapi, ada perbedaan tentang tempat ia tempati yang membuat seluruh badannya gemetar ketakutan. tempat yang ia kenal ini sudah sangat hancur. Rumah terbakar dimana-mana, banyak orang terbunuh dimana-mana, banyak yang histeris minta tolong tetapi tidak ada yang bisa menolong.
Terlihat wajah putus asa para warga desa melihat keluarga mereka yang mendapatkan siksaan yang tidak manusiawi. Ling Feng yang melihat ini gemetar berusaha untuk menyakinkan bahwa ini semua hanyalah mimpi. Tempat yang ia kenal itu adalah desanya yang sudah hancur akibat diserang oleh para kultivator aliran hitam.
"Tidak....ini tidak mungkin semua ini hanyalah mimpi ini tidak nyata" ucap Ling Feng dalam hatinya berusaha meyakinkan.
Ling Feng berlari ketakutan menuju rumahnya untuk melihat keadaan ayah dan ibunya. Dirinya berusaha meyakinkan bahwa ini semua tidak nyata. Setelah sampai, dirinya langsung masuk untuk melihat keadaan kedua orang tuanya. Betapa terkejutnya dirinya karena, melihat sesuatu yang mengerikan. Ayahnya dipukuli habis-habisan hingga tidak bisa bangkit lagi tidak mati karena, para kultivator itu memang sengaja membuatnya dalam kondisi ½ sekarat ingin menyiksa ayahnya. Sedangkan ibunya yang melihat itu hanya bisa menangis histeris melihat sang suami dalam kondisi memprihatinkan.
Tidak sampai disitu saja, para kultivator hitam itu ingin melakukan yang sangat membuat ayah dan anak itu marah melihat tetapi, tidak bisa melakukan apa-apa. para manusia-manusia biadab itu ingin memperkosa ibunya dihadapan ayahnya yang tidak berdaya, sang ibu yang sudah berusaha memberontak apalah daya karena lawannya seorang kultivator jadi tenaganya lebih kuat dari manusia biasa. Ling Feng yang melihat salah satu kultivator itu ingin memperkosa ibunya langsung berusaha maju untuk menghentikan perbuatannya.
"Tidak…Tidak…Tidak…Jangan kau lakukan hal itu baj*ng*n Kep*Ra**...." teriak Ling Feng. Ling Feng berusaha untuk membantu ibunya tetapi, seakan-akan dirinya tidak bisa mencapai tempat ibunya untuk menolongnya.
"TIDAK AKU MOHON JANGAN KAU LAKUKAN ITU.....!!" Ling Feng berteriak histeris yang akhirnya semuanya menjadi gelap gulita.
...>>>>>_____<<<<<...
Kedua orang tua Ling Feng yang mendengar suara histeris anaknya, langsung masuk kedalam kamar anaknya untuk mengetahui penyebab anaknya sampai histeris seperti itu. Ling Cao dan Ling Yan yang melihat kondisi anaknya yang sedang tertidur tetapi, sedang mengalami mimpi buruk langsung membangunkan Ling Feng.
"Apa yang terjadi dengan anak kita sayang? apakah ia sudah mulai gila sekarang?" pertanyaan Ling Cao yang sangat bodoh.
Ling Yan yang mendengar pertanyaan bodoh itu seketika langsung kesal dan memukul kepala suami bodohnya itu.
"Bodoh.....!! anakku tidak mungkin gila sepertimu" jawab kesal Ling Yan sembari memukul kepala suaminya itu.
"Aduhhhh....kau tidak bisa dengan tidak memukulku kah...? kalau otakku rusak bagaimana nantinya" keluh Ling Cao sembari mengelus kepala yang dipukul Ling Yan.
"dari dulu juga otakmu sudah rusak....setelah ku pukul juga tidak akan berpengaruh apa-apa" jawab asal Ling Yan.
"Sabar....Sabar....Untung Sayang" ucap dalam hati Ling Cao.
"Kau pasti mengeluh dengan sikapku didalam hatimu kan" tanya Ling Yan menebak apa yang dipikirkan Ling Cao.
Ling Cao yang tadinya mengeluh dalam hatinya seketika langsung kaku dan berfikir 'Bagaimana bisa ?'.
Ling Yan yang ingin memukul suami bodohnya itu lagi langsung terhenti mengurungkan niatnya karena, melihat Ling Feng yang bangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu seperti sedang mengalami suatu hal yang mengerikan.
......>>>>>_____<<<<<......
"TIDAK AKU MOHON JANGAN KAU LAKUKAN ITU.....!!" Ling Feng berteriak histeris yang akhirnya semuanya menjadi gelap gulita.
Ling Feng langsung bangun dengan nafas yang memburu dan melihat sekelilingnya dan sudah ada ayah serta ibunya didalam kamarnya.
"Ayah....Ibu.....? kenapa kalian disini?" tanya Ling Feng berusaha sebisa mungkin untuk tidak membuat kedua orang tuanya khawatir.
"Ayah dan Ibu mendengar kau berteriak-teriak histeris nak..jadinya kami masuk untuk mengecek kondisimu....Apa yang terjadi Ling Feng?, kenapa kau sampai berteriak histeris seperti itu?" jawab sang ibu dan ayahnya menganggukan kepalanya membenarkan dan bertanya.
"Begitu ya jadi semua itu hanya mimpi...Tetapi, kenapa aku merasa itu nyata ya ? dan lagi apa maksud dari mimpi itu ?" Ucap Ling Feng dalam hati.
"Lebih baik tidak usah diceritakan kepada ayah dan ibu yang ada membuat mereka khawatir dengan keadaanku nanti" tambahnya.
"Aku tidak papa ayah...ibu...Aku hanya sedang bermimpi dikejar hantu saja tadi jadinya aku berteriak histeris"
"Apa benar begitu nak...." ucap Ling Yan menyelidik karena dirinya merasa masih ada yang disembunyikan anaknya.
"Iyah ibu aku tidak papa..." kata Ling Feng berusaha meyakinkan ibunya yang notebate mempunyai insting yang kuat.
"Sudahlah sayang, Ling Feng kan sudah mengatakan bahwa dirinya tidak papa....kau ini, orang tidak papa ditanya terus seperti ada apa-apa" Jawab aneh Ling Cao membantu anaknya meyakinkan ibunya.
"Dasarrr Suami bodoh kau tau apa hahhhh...." kata Ling Yan menjadi kesal dan memukul kepalanya lagi karena tingkah suami absurdnya.
"Yasudah lebih baik kau mandi siap-siap sana lalu sarapan terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas" ucap lembut sang ibu sembari mengeluskan lembut kepala anaknya dan keluar dari kamar anaknya.
"Ehhh sayanggg tunggu aku....Kau nak lebih baik cepat sarapan dan kita pergi berburu lagi keburu waktu menjadi siang" Ucap Ling Cao sembari keluar kamar mengikut istrinya.
"Iya ayah....." jawab singkat Ling Feng sembari menggelengkan kepalanya melihat tingkah ayahnya.
setelah kedua orang tuanya keluar dirinya kembali merenung tentang apa yang dialaminya.
"Apa yang dimaksud dengan mimpi itu ? kenapa semua itu terasa nyata ?, apakah benar desa ini akan hancur ?, apa yang harus aku lakukan ?" ucap renungan hati Ling Feng yang masih bimbang dalam mengambil keputusan.
Setelah lama merenung akhirnya Ling Feng memutuskan untuk tidak memikirkan kegelisahannya, dan lanjut beraktivitas seperti biasanya berusaha untuk tidak memikirkan kegelisahannya lagi.
Kebimbangannya dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal kedepannya... mampukah Ling Feng mengatasi badai yang akan datang tidak lama lagi ? semua itu tergantung apa tindakan yang akan diambil Ling Feng nantinya.
>>> Bersambung
( Salam hangat dari author jangan lupa tinggalkan jejak ya dengan like, favorit, vote, dan komennya. Author do'akan semoga sehat selalu untuk saudara-saudara se rasku )
( Blizzardauthor)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!