"Putri.... Cepetan ini udah jam berapa? Bukannya bangun dari pagi siap-siap!"
"Duh mama ini napa sihh.. Bawel banget. Ini juga bentar lagi siap.." Putri mulai risih saat mamanya ngomel-ngomel melihat putrinya belum juga berangkat untuk interview lamaran kerjanya.
Putri yang terburu-buru menyisir rambutnya dan juga memasukan beberapa perintilan ke dalam tas nya segera siap untuk berangkat.
Tak lupa mengambil sehelai roti selai strowberry kesukaannya dan meneguk segelas susu.
"Udah sana cepet berangkat, makannya nanti di mobil!"
"Mama.. Anaknya mau sarapan malah dilarang-larang. Kalau Putri kelaperan gimana? Lagian napa sih Ma, Putri harus cape-cape interview di perusahaan lain kan Putri bisa kerja di tempat papa..." Putri dengan manja memegang tangan mamanya itu.
"Putri, kalau kamu kerja di tempat papamu, kapan kamu akan mandiri? Nantinya keenakan. Udah pergi cepetan.. Nanti telat."
Putri mendengus kesal dengan sikap mamanya yang memaksanya untuk ikut interview. Kalau bukan karena mamanya Putri tidak akan mau untuk berangkat. Tapi karena Putri sangat menyayangi mamanya itu, maka dengan terpaksa Putri menuruti.
"Ahh, Mama gak asiikk." Putri melengos pergi kemudian masuk ke mobil yang terparkir di halaman rumahnya, Mang Diman supir keluarga yang sudah cukup lama bekerja siap sedia mengantar Putri.
Di dalam mobil...
"Non.. Kita pergi kemana?" Mang Diman melirik Putri di kaca spion depan.
"Bentar Mang, Putri juga gak tahu alamatnya." Putri mengorek-ngorek isi tas branded nya, mencari catatan kecil yang sudah dia masukan tadi sebelum berangkat.
Jalanan pagi itu sangat macet sekali, Jakarta memang selalu menyajikan tontonan kemacetan dan juga suara hiruk pikuk memekakan telinga. Jakarta, ibukota dengan ekonomi terbesar ke-10 di dunia tetap masih menjadi pilihan banyak perusahaan dan investor dalam membangun bisnis di Indonesia. Negara yang masih dalam taraf konsumerisme tinggi, membuat banyak perusahaan berbasis di Jakarta dan menempati gedung pencakar langit di kawasan sentra bisnis.
"Ke jalan MH Thamrin ya Mang.. Kita harus nyampe kurang dari sejam lagi. Putri takut telat nih," ucap Putri dengan memegang kertas kecil ditangannya.
"Tenang aja Non, Mang Diman pasti bawa non cepet nyampenya."
Putri mengangguk kecil untuk urusan yang satu itu memang Mang Diman ahlinya.
Syukurlah jam 8 kurang 15 menit Mang Diman berhasil membawa Putri ke tempat yang di tuju, interview memang akan dilaksanakan jam 9 pagi. Tapi ketentuannya 1 jam sebelum pelaksanaan para pelamar harus sudah berada di tempat biasanya sih untuk pengecekan dan daftar ulang.
Putri melihat-lihat ke tiap sudut Lobby perusahaan itu.
Lobby nya gede banget.. Mewah. Palagi tempat yang lain. Gak jauh beda sama kantornya papa.
Seorang security datang menghampiri Putri.
"Ada yang bisa saya bantu mbak?"
"Oh ini saya mau interview hari ini jam 9, Pak." Putri menyerahkan surat interview pada security itu.
"Interviewnya kalau tidak salah hari kemarin, Mbak."
Deg... Jantung Putri berdetak kencang.. kaget dan heran.
"Loh di suratnya kan tertera hari ini Pak.. Jam 9. Ko bisa kemarin.." Putri protes keras.
"Sebentar ya Mbak.. Mari ikut saya. Pasti ada kesalahan."
Putri mengikuti langkah security itu yang membawanya ke bagian personalia.
"Maaf ya mbak.. Memang ada kesalahan dari pihak kami. Anda di suruh untuk naik ke lantai 4. Nanti ada bagian dari HRD nya yang akan menginterview anda ." Wanita bagian personalia cukup ramah mempersilahkan Putri untuk interview tambahan.
Putri berjalan menuju lantai 7 dengan naik lift.
Dia di arahkan untuk masuk ke ruang HRD, langkah terhenti ketika ada suara dua orang sedang berbincang tampak seperti sedang diomeli.
"Mana bisa kamu melewatkan satu orang tanpa pemberitahuan."
"Maaf pak.. Saya teledor."
"Lain kali kalo sampe denger keluhan seperti ini lagi kamu aku kasih SP."
"Ya sudah langsung interview aja!!"
"Baik pak."
Keluarlah seorang lelaki tampan.. Tampan sekali, lelaki tampan yang dikenal Putri.
Hampir saja putri bertabrakan dengan Elang ketika namanya dipanggil kepala HRD... Siwi.
"Lo Put... "
"Eh.. Elang.. Iya" Putri gelagapan.
"Gue beneran gak tau kalo Putri itu Putri Lo, Putri Dwi Sasongko.. "
"Kenapa gak masuk aja langsung, pake nungguin disana." Sambung Elang.
"Gimana mau masuk.. Lo lagi ngomelin cewe itu. Nanti dikira gue gak tau etika lagi."
"Gue juga gak tau kalo Lo disini.. "
"Ya udah, ikut ke ruangan gue!."
"Wi, gue yang urus." Sahutnya pada Siwi.
"Iya pak..."
▪ Ruangan CEO
Putri tampak kaget ketika di bawa Elang ke ruangan CEO..
"Lang.. Lo CEO disini?"
"Hhmm.." Tukasnya sembari duduk dikursi kebesarannya.
"Kenapa gak duduk Put.." Elang melihat Putri yang terus saja berdiri.
"Eh iyaa...."
"Jangan sungkan... Kita kan udah lama kenal.. Bentar ya.. Gue liat CV Lo dulu."
Setelah 5 menit Elang memanggil sekretarisnya lewat sambungan internal. Rupanya dia menyuruh sekretarisnya membuat minuman untuk Putri.
"Gak usah repot-repot Lang.."
"Gak papa, itung-itung permintaan maaf dari gue karena bagian HRD lupa untuk kasih surat ralat interview."
Ya iyalah.. masa perusahaan segede gini sampe lalai ngasih surat ralat.
"Gapapa ko Lang.. Lagian gue juga gak liat lagi di webnya.. Kalo liat mungkin bisa tau interviewnya dipajuin kemaren."
Padahal gue juga dipaksa mama.. Mana tau ada interview lamaran kerja.
"Ya udah lain kali gak akan keulang ko.. Put, gue udah liat CV nya, gada masalah CV Lo bagus. Lo lulusan S2.. Pernah ada pengalaman kerja juga.. Kenapa gak lanjutin kerja di UK?."
"Mama nyuruh pulang.. Ga bolehin lanjutin kerja disana.."
"Ooh gitu... Ya udah gini aja.. Gue bakalan tempatin Lo sesuai kemampuan dan pengalaman kerja Lo ya..."
"Terserah Lo aja deh Lang.. " Putri pasrah
"Lo kerja di divisi keuangan ya.."
"Nanti kalo kinerja Lo bagus.. Bisa ningkat naik jabatan.."
"Iya Lang.. Setuju. "
"Oke.. Selamat bergabung di perusahaan SG.. Semoga kita bisa bekerja sama."
Jabatan tangan antara Elang dan Putri pertanda Putri telah resmi di angkat sebagai salah satu staff perusahaan SG.
*****
Mama... Kenapa gak bilang kalo itu perusahaannya Elang... OMG.. Untung Elang baik banget.
Putri sepanjang perjalanan pulang terus menggerutu.. Bibirnya seperti komat-kamit baca mantra.. Mang Diman yang melihat tingkah Putri tersenyum-senyum sendiri.
Setelah sampai kembali ke rumah Putri segera menemui mamanya yang tengah asyik memotong dan merapikan bunga-bunga kesayangannya.
"Ma... mama..." Teriak Putri mencari mamanya.
"Ada apa Put.. Gimana interviewnya? Lancar?."
"Mama kenapa gak bilang kalo itu perusahaannya Elang?" Putri menampakan wajah kesalnya.
"Kalo mama bilang, kamu gak akan mau ikut interview.."
"Mama ini... Aku diterima.. Mulai besok langsung kerja."
"Itu pasti karena Elang kan.. Kalo bukan karena Ela-..."
"Udah deh ma... Elang lagi Elang lagi bosen ah..." Putri kesal dan melengos meninggalkan mamanya begitu saja...
Putri menjatuhkan diri dikasurnya, dia masih tidak percaya kalau hari itu bisa bertemu kembali dengan Elang.. Siapa yang tidak kenal Elang Wira Adipati.. Dari masa Putri kuliah di tempat yang sama dengan Elang, jurusan yang sama hanya mereka berdua beda 1 tingkat, alias Elang kakak tingkatnya. Selesai Sarjana Elang melanjutkan kuliah S2 di Amerika sedangkan Putri melanjutkan kuliah S2 nya di Inggris. Sama-sama mempunyai latar pendidikan yang bagus.
Semasa kuliah S1 Elang dikenal sebagai mahasiswa yang berprestasi, bahkan Elang adalah presiden Mahasiswa di masanya. Karakter kepemimpinan yang kuat membawa Elang menjadi seorang pemimpin di perusahaannya yang sekarang. Tonggak kepemimpinan ayahnya Wira Adipati diserahkan ketika Elang selesai menempuh gelar masternya, perusahaan yang besar dan maju mampu dikendalikan Elang. Otak yang cerdas dan juga strategi yang mumpuni mampu membawa perusahaannya bersaing di dunia internasional.
Putri iseng-iseng membuka ponselnya, searching di Google mengetik nama Elang Wira Adipati.
"Hah.. Elang pacaran sama Marsha Rui model majalah panas itu.. "
Seakan tidak percaya Putri terus mencari lagi berita yang lain tentang Elang. Ternyata bukan 1 wanita yang digosipkan dengan Elang, ada 2 bahkan 3...
" Gak salah siih kalo Elang banyak cewenya, dia kan terkenal playboy.. huh dasar gak pernah berubah.."
*****
Makan Malam..
"Put, papa denger dari mama kamu besok udah mulai kerja ditempatnya Elang ya?."
"Hhmm...."
"Ko gitu sih jawabnya.. papamu nanya tuh.."Sela mamanya Putri.
" Iya kan gitu bener.. Terus gimana ma.."
"Kamu kalo ditanya tentang Elang jawabnya semanget kek... Elang itu kan nanti akan nikah sama kamu Put.. "Tambah Papanya Putri.
"Papa ngaco ah.. Nikah sama Elang apa sih.. Udah ah Putri kenyang, mau tidur, besok kerja.."Putri berlalu dari hadapan kedua orangtuanya.
"Pa.. Gimana ini. Kalo Putri beneran nolak gimana...??."
"Mama gak usah khawatir nanti papa bicarakan secepatnya sama pak Wira."
" Sebaiknya begitu, mama gak mau kalo Putri sampe salah milih pasangan."
*****
Burung-burung bercuitan, berpindah dari ranting yang satu ke ranting yang lain.. Matahari belum cukup kuat untuk menampakan sinarnya dan udara yang segar menambah pagi hari itu menjadi sempurna.
Selesai sarapan bersama, Putri bergegas untuk segera berangkat ke kantor. Hari itu menjadi hari pertamanya bekerja. Kesan pertama yang bagus terus menempel di otaknya, minimal Putri tidak boleh datang terlambat.
Putri sengaja tidak di antar Mang Diman, dia memilih untuk naik taksi. Malas kalo berangkat pagi-pagi harus nyetir sendiri.. Pikirnya. Lagian Mang Diman harus nganter Bi Inah ke pasar atau nggak nganter mamanya keluar. Kalaupun kepepet butuh supir paling harus nambah 1 lagi supir baru.
Putri turun di depan Lobby perusahaan SG. Tampak seseorang turun di area drop in dari mobil super mewahnya, siapa lagi kalo bukan Elang.. CEO perusahaan itu. Gayanya yang cool sangat menggoda para lawan jenisnya.
" Put..."
"Eh dia manggil..."
"Elang.. Eh.. Pak Elang.. Maaf."
" Biasa aja kali.. Panggil aja Elang.."
" Gak enak lah.. Hihi.."
" Ya udah kita naik yuk..."
" Eeh kemana... Kita ke arah sini ayo.."
Elang mengajak Putri naik lift khusus untuk fasilitas CEO..
"Kalo naik lift umum Lo harus ngantri.. "
" Nanti yang lain anggapannya beda Lang.."
"Gak apa-apa.. Cuekin aja.. "
Putri menatap Elang dari glass lift itu tanpa disadari oleh Elang. Kemeja yang dipadukan dengan jas dan dasi corak menambah kesan keren lelaki itu.
"Put, gue anterin Lo dulu ke ruangan Lo ya.. ayo.."
" Apa ini gak terlalu berlebihan Lang.. Kan ada bagiannya yang anterin,, Masa CEO nya langsung yang turun tangan." Putri terkesan basa-basi.
"Khusus buat Lo kan gue lakuin ini.."
"Gak salah dia senyum sama gue.. Senyumnnya manis banget.."
Elang menunjukan sebuah ruangan yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, cat warna soft yang mendominasi tempat itu.. Ruangan yang berbeda 1 lantai dengan Elang. Tepatnya Elang berada di lantai 5.
"Ini ruangan Lo.. Lo bisa tambahin apa aja sesuka Lo.. Buat senyaman mungkin deh.."
" Ini udah cukup ko Lang.."
"Ya udah.. kalo gitu gue ke ruangan dulu ya.. Nanti gue suruh kepala divisi Lo buat ngarahin tugas-tugas Lo ya.."
Putri mengangguk.. Putri senang karena Elang ternyata tidak menyulitkannya.
Tak sampai berapa lama datang seorang wanita muda dan cara berpakaiannya terbilang sexy untuk ukuran ngantor. Rambut yang di cat warna coklat dan juga make up agak tebal mendatangi ruangan Putri.
"Niih.. Draft Lo.."
Wanita itu melempar draft yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh Putri ke mejanya..
"Ini siapa siih.. kasar banget.. Apa ceritanya dia lagi ngebully gue..."
" Makasih mbak.."
" Lo.. Masuk kesini gara-gara Elang kan?."
" Nggak mbak.. Saya ikut interview..."
" Iyaa interview sih interview tapi tetep aja Elang yang nempatin Lo di sini... Modal cantik sih Lo.. Jadi keterima di sini... Asal Lo tau ya.. Siapapun yang kerja di sini itu harus punya modal pinter, kreatif.. Bukan modal dengkul.."Bentak wanita itu.
" Saya nggak ngerti maksud mbak apa..."
"Pesen gue, kalo Lo mau betah kerja di sini jangan berani deketin Elang...!!!."
Wanita yang lumayan cantik dengan perawakan langsing itu berlalu meninggalkan Putri.
"Hari pertama udah ketemu yang model gini.. Gimana hari-hari selanjutnya..."
"Tok... tok.. tok...."
Pintu terbuka...
"Boleh saya masuk?."
" Oh tentu saja.. silahkan..."
" Kamu Putri ya.. Kenalin aku Susan..." Susan mengulurkan tangannya ke arah Putri. Tentu saja Putri dengan senang menyambut uluran tangan Susan... Ternyata ada juga yang ramah menyambutnya untuk hari pertamanya bekerja.
" Soal tadi barusan.. Jangan di ambil hati ya.. Kepala divisi kita memang begitu..."
"Oh ternyata dia kepala divisi yang marah-marah itu.."
" Jadi kita satu divisi ya?."
" Iyaa.. Ini kan kesatuan divisi keuangan.. Dari mulai ruangan ini sampai ruangan ujung itu..."
"Ooh aku baru tau.. Senang bisa berkenalan."
" Kalo ada apa-apa kamu tanya aja sama aku ya.. Jangan sungkan-sungkan.."
Putri sangat lega dengan kedatangan Susan, setidaknya Susan bisa dijadikannya teman baru di tempatnya bekerja.
4 Jam berlalu...
"Ahh.. Selesai... "Putri meluruskan pinggangnya, sudah lama duduk dengan posisi yang salah.. Agak bongkok membuat pinggangnya terasa sakit.
"Jam istirahat... Yang lain udah pada keluar.. Lebih baik aku nyari makan siang di sekitar kantor saja..."
Baru selangkah melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya...Susan memanggil Putri.
"Put...Kita makan siang bareng yuk.."
Putri mengangguk kegirangan..
" Kita makan dimana??" Tanya Susan..
" Terserah kamu deh... Aku ikut.."
" Baiklah.. Kita makan di caffetaria samping kantor aja ya.. Kalo dikantin kantor pasti jam segini penuh banget.. Susah dapet tempat nantinya.."
"Makasih ya Susan.. Udah ajak aku untuk makan siang, tau sendiri kan... Aku masih baru.. Belum hapal banget daerah sini.."
" Tenang aja Put.. Santaii... hihi."
Putri dan Susan berjalan beriringan kembali menuju kantornya, setelah selesai memenuhi hasrat perutnya yang minta jatah untuk diisi. Tak disengaja bertemu dengan Elang di Lobby kantor berjalan berdua dengan sekretaris cantiknya, Mona.
"Put...."
Elang memanggil Putri, Putri terus berjalan pura-pura tidak tahu kalau Elang memanggil namanya..
" Put, pak Elang manggil tuh...."Susan menghentikan jalan mereka.
Putri menengok ke arah Elang yang sedari tadi memanggil namanya..
"Eh pak Elang, maaf gak kedengeran."
" Gak papa, sorry put lupa gak ngajakin kamu makan siang barusan.."
"Ah gapapa pak Elang, ini juga baru selesai makan kok... Duluan ya pak masih ada pekerjaan yang lain.." Putri segera melangkahkan kakinya dengan cepat bersama Susan, tak tahan melihat tatapan mata judes Mona sang sekretaris CEO.
"Siapa sih Lang,, Ko berani banget pergi padahal kan kamu masih ngomong sama dia..."
"Udahlah gak penting..."
*****
Divisi Keuangan
" Put, kerjaan kita kan udah beres tinggal upload laporan aja.. Kesannya kamu ko ngehindar dari pak Elang.." Tukas Susan.
" Emang keliatan banget ya?." Putri dengan ekspresi kagetnya.
"Iya.. "Jawab Susan polos.
"Gak enak aja San.. Tuh cewe di samping pak Elang udah gak enak banget liatnya.. "
" Oh itu.. itu Mona, sekretarisnya pak Elang. Katanya sih menurut kabar yang beredar mereka berdua ada hubungan ..."
Putri menatap Susan tajam..
"Emangnya kamu deket ya sama Pak Elang?." Tanya Susan sejurus kemudian.
"Gak denget banget sih.. Temen kuliah aja dulu.. Kakak tingkat aku.. "
"Jangan sampe Susan tau kalo mamanya mencoba jodoh-jodohin dia dengan Elang."
" Oh.. pantesan aja pak Elang keliatannya baik ya.."
Putri tersenyum dengan paksa...
Hari itu Putri sudah bisa melewatkan hari pertamanya dalam bekerja.. Sore yang cerah.. Terlihat beberapa staff karyawan sudah ada yang pulang,, ada juga yang lembur hari itu.
Putri berjalan menuju luar Lobby, berdiri menunggu beberapa mobil jemputan yang lewat.
"Put,,ayo masuk!!"
Elang terlihat menurunkan kaca jendela mobilnya dibalik kemudinya..
" Ayoo.. Jangan bengong, liat tuh mobil di belakang udah pada antri."
Sekilas Putri melihat ke belakang mobil yang dikemudikan Elang.. Memang mobil sudah pada antri menunggu mobil Elang berlalu.
Dengan terpaksa Putri akhirnya masuk ke dalam mobil mewah Elang itu.. Beberapa pasang mata tampak memperhatikan. Mana bisa seorang CEO mengajak staff biasa untuk ikut naik ke mobilnya. Tak terkecuali Kepala Divisi keuangan dan Mona, sekretaris Elang.
Putri tampak kikuk berada satu mobil dengan Elang. Hal yang paling tidak diinginkannya terjadi.
"Gue anter Lo sampe ke rumah ya.. "
" Gak usah Lang... "
"Gak papa, sekalian lewat ..."
Ya ... memang rumah Elang searah dengan jalan pulang ke rumah Putri.
"Gimana kabar Gerry?."
Putri cengo...
Elang mengulang pertanyaannya.. Putri lupa kalau Gerry temannya Elang.
" Baik.. Gerry baik.."
" Kalian pacaran udah lama kan?."
" Hmm..."
Elang tidak membahas lagi pertanyaannya soal Gerry, Putri tampak kurang senang Elang mempertanyakan soal itu.
Sampai depan rumah Putri, Pak Anwar satpam keluarga Sasongko membukakan pintu gerbang agar mobil Elang dapat masuk.
"Mari masuk dulu..."
Elang mengikuti langkah Putri dari belakang..
"Ma.. Mama... " Teriak Putri memanggil mamanya...
Tak lama kemudian munculah mamanya dari arah dapur..
" Eh Elang... Ayo-ayo silahkan duduk.."
" Iya tante.."
"Bi... Bikinin minuman... ada tamu..." Teriak mamanya Putri yang super heboh dengan kedatangan Elang di rumahnya.
"Gak usah tante.. Gak lama ko. Sekalian aja lewat searah..."
"Udah jangan sungkan-sungkan duduk santai aja dulu..."
Elang akhirnya menuruti keinginan mamanya Putri, duduk mengobrol ngaler ngidul.. Seperti sudah terjalin keakraban yang hakiki...
" Tante Elang pamit dulu ya... Bentar lagi udah mau gelap.."
" Kenapa nggak sekalian makan malam aja disini..."
" Gak usah repot-repot tante lain kali aja Elang mampir lagi.. "
" Ya udah kalo gitu.. Salam buat mama papa ya.."
" Iya tante... "
" Put.. Pulang dulu ya..."
Putri mengangguk dan melambaikan tangannya ke arah Elang.. Sampai tak terlihat bayangan mobilnya dari pandangan mata Putri.
Putri ngeloyor masuk,, merebahkan dirinya di depan sofa tv...
"Tuh.. Kurang gimana baiknya Elang.. "
"Mama gak nyerah buat jodohin Elang sama Putri lagi?."
" Nggak tuh.." Mamanya malah menggoda Putri.
" Ma... Elang tu gak seperti yang mama kira.."
*****
Selesai makan malam..
"Put.. Papa mau bicara tuh.." Mamanya memanggil Putri untuk menemui Papanya di ruang kerja.
Putri segera beranjak dan menuju ke ruang kerja papanya di ujung ruangan lantai 2.
" Pa.. Papa manggil Putri.."
" Iyaa ... ayo duduk.."
"Ada apa sih pa.. Formal banget.."
" Emang harus formal ngobrolnya.. Kalo nggak kamu pasti nganggapnya becandaan."
Putri semakin tak mengerti apa yang dimaksud papanya itu.
"Gini loh Put, papa langsung aja pada intinya. Papa udah bicara dengan keluarga Om Wira.. Papanya Elang.. Kita udah sepakat kamu dan Elang akan menikah..."
"WHAT... !!!!"
"Menikah... Papa gak salah?."
Papanya menggeleng..
"Ya .. kalian minimal bertunangan dulu lah.. Elang juga udah setuju.."
"Elang udah tau..."
Pertemuan keluarga besok lusa.. Papa Putri bilang kalau Elang akan berbicara dengannya secara pribadi.
Putri kembali ke kamarnya dengan langkah yang lesu.. Tampak kekecewaan memancar dari matanya.. Bagaimana tidak, kalaupun pertunangan itu terjadi bagaiamana dengan Gerry..
Membuka ponselnya.. Putri memandangi foto Gerry di galerinya..
"Bagaimana mungkin gue tunangan sama Elang.. gue gak bisa.. Gue harus ngomong sama Elang."
Putri sangsi kalau harus menghubungi Elang lewat ponselnya, apalagi kalau sampai meninggalkan pesan.. Putri berpikir lebih baik berbicara dengan Elang ketika mereka bertemu.
*****
Suasana kantor masih belum terlalu ramai.. masih ada sisa 20 menit sebelum jam masuk kantor.
Hari itu Putri memutuskan untuk bicara langsung pada Elang mengenai pertunangan mereka...
"Put..." Putri dikagetkan dengan kedatangan Elang yang sudah berada tepat dihadapannya..
" Lagi ngelamun ya.."
"Pasti ngelamunin soal pertunangan itu kan..."Tambah Elang..
"Ini kesempatan.. Elang udah mulai bahas.."
Putri tersenyum.. Dia tidak bisa menyembunyikan salah tingkahnya dihadapan Elang.
" Eh.. bengong lagi.."
" Maaf Lang.. kenapa? Kan bisa manggil.. repot-repot dateng kesini."
" Gak papa sih.. Ada yang perlu gue obrolin aja ma Lo.. "
" Soal apa?." Putri pura-pura belum paham.
"Pertunangan kita..."
"Hah.... Pertunangan?."
" Jadi beneran Elang udah tahu.. Malah dia dateng sendiri mau bahas masalah itu. Pasti pikirannya sama.. Bakalan sama-sama nolak."
" Iya pertunangan kita.. Orang tua Lo udah bilang kan?."
Putri mengamgguk..
" Jadi gimana? Lo setuju?."
"Gue bingung... Lo tau kan gue udah punya Gerry..."
"Tau... Makanya gue mau kita melakukan sebuah kesepakatan..."
" Kesepakatan... Maksudnya?."
" Nanti gue jelasin.. di jam makan siang ya...!"
Elang berlalu meninggalkan berjuta pertanyaan yang berkecamuk di pikiran Putri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!