NovelToon NovelToon

( Cinta Abdi Negara) Untuk Mu Sang Pemimpin

Kisah Ini Di Mulai

Sebuah mobil warna putih melewati jalanan sepi yang sedikit terjal dengan samping kanan dan kiri perkebunan teh yang sangat luas dan hijau.

Hujan pun tiba - tiba turun, petir pun menggelegar hingga membuat sebuah kilatan yang menyeramkan.

Seorang wanita dengan pelan mengemudikan mobilnya, namum tiba - tiba mobil nya mogok.

" Yah, mogok..!!! "

Wanita dengan paras ayu turunan arab itu menoleh ke arah jok belakang mengambil sebuah payung.

Hujan pun semakin deras, dengan membuka payungnya keluar dari dalam mobil untuk memeriksa kondisi mobil yang tiba - tiba mati.

Annisa membuka kap mobil tersebut, mencoba mencari tahu penyebab mobilnya mogok tiba - tiba di tengah perkebunan teh.

" Aduh.. ini apa nya yang bermasalah, sudah hujan begini nggak ada orang satu pun, hari semakin gelap. "

Annisa dengan ponselnya mencoba menghubungi seseorang, namun sinyal tak mendukung nya.

" Aduh bagaimana ini, Masa Saya harus bermalam disini sih. " Ucap Annisa yang sudah mulai sedikit takut dan cemas.

Suara petir semakin menggelegar, Annisa pun langsung memasuki mobilnya. Udara dingin kini menerpa tubuhnya dengan baju yang sedikit basah.

Annisa mencoba terus mencari sinyal, namun sinyal nya tak mendukung hingga jaringan yang tertera menunjukkan tanda E.

" Arah kecamatan Patra masih sekitar 2 kilo dari sini, Saya ambil dari aplikasi map memang jalanan ini yang cepat, kalau Saya jalan mobil Saya tinggal kaki bisa capek apalagi hujan deras. Apa Saya menunggu saja ya disini? "

Annisa berpikir sejenak, lalu dirinya mencoba keluar kembali untuk berusaha membenarkan mobilnya.

Annisa memeriksa kabel - kabel, semua nampak baik - baik saja, dan Annisa sempat berpikir tentang kejadian mistis.

" Aduh jangan - jangan, ah.. jangan dong Saya memang pendatang kalau iya jangan ganggu Saya. " Ucap Annisa yang tiba - tiba bergidik merinding lalu masuk kembali kedalam mobil dan menguncinya.

" Ya Allah semoga saja ada yang menolong Saya, semoga apa yang di pikirkan Saya itu tidak benar."

Saat setelah berdoa terlihat dari depan mata nya sebuah kilatan cahaya motor yang akan melewati nya, dengan segera Annisa dengan membuka payungnya kembali keluar dan dengan segera berdiri di tengah - tengah jalan.

" Pak... stop...!!! " Teriak Annisa.

Motor tersebut dengan berboncengan pun berhenti tepat di depan nya.

" Pak tolong Saya, mobil Saya mogok. " Ucap Annisa.

Dua orang pria yang mengenakan jas hujan itu pun turun dari motor nya, dan menghampiri Annisa.

" Mobilnya mogok Neng? " Tanya salah satu pria yang terlihat sangar saat sebuah kilatan petir sangat terang.

" Iya Pak, Saya tidak tahu apa nya yang bermasalah soalnya bensi Full dan kabel nya pun masih terpasang di tempatnya."

Kedua pria tersebut memeriksa mobil milik Annisa, hingga hujan pun semakin deras dengan petir yang menggelegar.

" Neng masuk saja , hujan nya deras dan angin semakin kencang. " Ucap Salah satu pria yang bertubuh gempal.

" Iya Pak, Saya masuk kedalam mobil dulu ya. "

Annis pun memasuki mobilnya dengan pintu yang sedikit terbuka, ada perasaan lega pada dirinya saat tengah kesulitan dua orang warga melintas.

" Coba Neng di jalan kan. " Teriak pria tersebut dari luar.

" Baik Pak. " Balas Annisa.

Annisa pun menstater mobilnya dan akhirnya mobilnya pun jalan, dan Annisa pun lalu keluar dari mobilnya kembali .

" Pak terima kasih, kalau tidak ada bapak - bapak mungkin Saya sampai besok disini." Ucap Annisa.

" Sama - Sama Neng, mohon maaf Mau kemana ya? " Tanya nya.

" Saya Mau ke Desa Patra, tepat nya kecamatan Patra. "

" Jarak dari sini 2 kilo lagi, lihat lampu kelap kelip itu adalah Desa nya. "

" Terima kasih Pak, Saya lewat sini memotong kompas karena dari Aplikasi Map jalan ini yang lebih cepat dari pada jalan alternatif, ternyata Saya yang belum paham medan ini jalanan nya terjal dan melewati perkebunan teh yang Sama sekali jauh dari penduduk."

Annisa pun kembali menuju kedalam mobil, dan membawa sesuatu kantong kresek.

" Pak ini buat kalian, maaf hanya sekedarnya saja. " Ucap Annisa memberikan sebuah kantong kresek berisi makanan ringan, dan beberapa lembar uang.

" Maaf Neng cantik kami tidak butuh ini semua." Ucap Pria tersebut dengan tatapan seakan ingin menerkam.

" Ini hanya sebagai ucapan tanda terima kasih saja,maaf jangan tersinggung." Ucap Puspita.

Namun kedua pria itu tertawa terbahak - bahak sambil berjalan mendekati ke arah Annisa, dengan jantung yang tiba - tiba berdegup kencang Annisa pun melangkah mundur.

" Mau apa kalian? " Ucap Annisa sambil memegang erat pegangan payungnya.

" Kami berdua ingin tubuh kamu manis."

Hahaha hahaha..

" Jangan macam - macam kamu tidak tahu siapa Saya hah...!!! "

Hahahahaha...

" Jangan galak - galak manis, kamu begitu menggoda dengan pakaian sedikit basah." Ucap Pria yang bertubuh gempal.

" Jangan macam - macam dan jangan mendekat kalau tidak Saya teriak."

" Silahkan teriak, wanita seperti kamu itu sayang untuk di biarkan begitu saja."

Annisa melemparkan payungnya dan lari dari kedua pria tersebut, sehingga membuat pria tersebut pun lari mengejar Annisa.

Hujan yang semakin deras, angin yang semakin kencang hingga petir terus menggelegar membuat Annisa tak pantang menyerah, Annisa terus menoleh ke arah dua pria tersebut yang terus mengejar nya. Hingga sepatu kats nya dia lempar satu persatu ke arah kedua pria tersebut.

Alas kaki yang terluka tak di hiraukan oleh Annisa, kedua pria tersebut terus mengejar nya.

" Tolong... tolong.... !!! " Teriak Annisa terus berlari.

" Mau lari kemana kamu cantik. " Teriak pria tersebut.

" Tolong... tolong.... "

Aaarrgghhhh

Annisa terjatuh tersandung sebuah batu hingga merasakan sakit di kedua lututnya.

" Tolong.. jangan apa - apa kan Saya. " Ucap Annisa yang berusaha menghindar.

" Kamu sungguh menggoda. " Ucap Pria berwajah sangar.

" Sayang untuk di biarkan." Ucap Pria yang bertubuh gempal.

" Tolong... jangan apa - apa kan Saya hiks...

hiks... kalian boleh ambil barang berharga Saya dan Saya tidak akan melaporkan kalian pada polisi."

Hahahaha....

" No... no... sebelum menggasak habis barang nya kami ingin menikmati tubuh kamu di bawah deras nya air hujan. "

Hahahahaha....

" Tolong.... Tolong....!!! " Salah satu pria tersebut menarik kaki Annisa dan mengangkat tubuh Annisa di taruh nya di pundak bagai menggendong sebuah karung beras.

" Tolong.... tolong... lepaskan Saya...!!! "

Kedua pria tersebut membawa ke sebuah tengah perkebunan Teh, di jatuhkan tubuh Annisa di tanah yang basah.

Sreekk..

Pakaian Annisa yang berupa kemeja yang basah pun di tarik paksa di bagian lengan nya hingga terpampang jelas kulitnya yang putih.

" To - tolong jangan hiks... hiks... "

Aaarrgghhhh

Annisa memejamkan matanya saat kedua kaki nya di tarik dan kedua tangan nya di naikan di atas Kepala nya.

Buuughh..

Buughh..

Aaarrgghhhh...

Buuughh..

Buuughh...

Aaarrgghhhh

Pertemuan Kembali

Seorang pria tinggi besar dengan seragam warna coklat memukul habis - habisan kedua pria tersebut, saling baku hantam pun terjadi.

Annisa yang melihat nya sedikit berjalan menjauh kedalam kebun teh.

Buuughh...

Buuughh....

Buuughh..

" Kurang ajar berani nya Sama wanita." Bentak nya saat menghajar Salah satu pria tersebut.

Buuughh..

Aaarrgghhhh

Tubuh pria tersebut yang menolong Annisa di pukul dari arah belakang mengenai punggungnya hingga tersungkur.

Buughh

Arrrghhhh

Tubuh nya terhantam tendangan kaki yang mengenai tepat di bagian perut.

" Mau jadi pahlawan kamu? " Ucap Pria yang hampir memperkosa Annisa.

" Kalian sungguh keterlaluan bisanya bikin ulah, tak takut apa kalian selalu keluar masuk Penjara.

Hahahaha...

" Disini kamu sendiri, tak ada yang membantu kamu. "

Buuughh..

Tendangan talak mengenai bagian tengah pria yang berwajah sangar.

Buughh..

Tendangan pun mengenai perut bagian pria bertubuh gempal, pria berseragam cokelat itu terus menghajar kedua pria tersebut hingga mereka pun tak berdaya.

Dengan borgol kedua tangan pria tersebut bersatu dengan gelang berupa borgol yang sudah mengunci di tangan mereka.

" Tolong kirim beberapa Anggota kemari di perkebunan Teh milik Pak Haji Asrul, ada dua tikus hama yang harus di ringkus."

Setelah memasukan ponselnya, dirinya mencari sosok wanita yang tadi hampir di perkosa.

Hiks... hiks... hiks...

Terdengar isak tangis dari arah pepohonan teh, dirinya pun mendekati suara isak tangis tersebut. Terlihat tubuh wanita yang sedang duduk meringkuk dengan tubuh basah kuyup dan pakaian yang sedikit terkoyak dan kotor.

Seragam nya dia lepas kan hanya tersisa sebuah kaos lengan pendek, lalu menutupi tubuh Annisa.

" Jangan takut meraka semua sudah di ringkus."

Suara sirine pun berbunyi, beberapa mobil Patroli berdatangan untuk membawa dua preman yang menjadi langganan Polisi memasukan mereka ke balik jeruji.

"Bang, korban bagaimana korban? " Tanya Andri .

" Dia shock, lihat tubuhnya masih gemetar." Jawab Dimas.

" Sebaiknya kita cepat bawa dia Bang. "

" Ya Saya akan bawa dia ke Puskesmas sekarang."

Tiba - tiba tubuh Annisa tumbang mengenai dada Dimas, dengan segara Dimas mendekap tubuh Annisa.

" Pingsan Bang." Ucap Andri Panik.

Dimas mencoba mengangkat tubuh Annisa namun matanya terbelalak kaget saat melihat siapa yang ada di dekapannya.

" Annisa..!!! "

" Abang kenal? " Tanya Andri.

" Cepat tolong kamu kemudikan mobil yang Saya bawa." Jawab Dimas dengan wajah yang sangat Panik.

Saat berada di dalam mobil, Dimas terus mendekap tubuh Annisa yang sedikit demam, dihusap nya wajah yang basah dan pucat itu tanpa henti hingga tak terasa air matanya keluar dari sudut kedua kelopak matanya.

" Kenapa kamu yang menjadi korban Annisa."

****

" Dia shock berat, mengakibatkan demam yang tinggi dan tubuh yang kedinginan." Ucap Dokter Siska.

" Apakah kamu punya baju ganti? " Tanya Dimas saat sudah sampai di Puskesmas.

" Ada di rumah Dinas, Saya akan ambil dulu. " Jawab Siska.

Dimas memandang tubuh Annisa yang terbaring lemas, dengan jarum infus yang menancap di tangan nya.

Beberapa menit kemudian Siska membawa pakaian ganti untuk Annisa, dan melihat Dimas terus menatap Annisa.

" Bisa keluar sebentar? " Ucap Siska yang menatap Dimas tidak suka.

Dimas pun keluar dari kamar rawat meniggalkan Siska dan Annisa.

" Bang, kata Salah satu Anggota kita di lihat dari data yang di dapat tak jauh dari TKP dia bernama Annisa Al Zahra, dan kami menemukan ada Surat Tugas ternyata dia seorang Camat di kecamatan Patra. " Ucap Andri.

" Jadi Camat wanita yang baru itu dia. " Ucap Dimas.

" Benar Bang, kami sudah menghubungi Pak Sekmat dan Pak Kades dari Patra mereka sedang perjalanan kemari." Ucap Andri.

" Bang, Desa Patra masih di bawah pemantauan Abang kan? " Tanya Andri kembali.

" Iya, Saya Babinsa disana." Jawab Dimas.

***

Aawww

Ssstt

Siska mengobati luka yang ada di sudut bibir Dimas, sedang kan pria tersebut terus meringis kesakitan.

" Apakah demam nya sudah turun? "

" Sudah karena Saya suntikan dia penurun demam, mungkin saat sadar dia masih sedikit terguncang."

" Sungguh biadab mereka, Saya tidak akan membuat mereka keluar dari Penjara kasus dia akan Saya majukan dia ke meja hijau."

" Seperti nya kamu sangat kesal dengan kasus wanita yang terbaring lemah di brankar itu." Ucap Siska.

" Dia Camat Patra yang baru."

" Dia Camat wanita yang baru itu? "

" Pantas saja, Saya lihat tadi beberapa SATPOL PP berdatangan kemari."

*****

Annisa membuka matanya saat Adzan subuh berkumandang, tubuhnya yang masih sedikit sakit dan terasa sangat pusing.

Terlihat tirai putih itu sedikit terbuka dan melihat samar - samar seorang pria yang seperti nya seorang Polisi karena terlihat dari celana nya yang sedang tertidur lelap di atas sofa.

Annisa pun mencoba bangun dan bersandar di Kepala ranjang, namun lututnya sangat sakit karena luka terjatuh itu. Annisa pun baru sadar melihat pakaian yang melekat di tubuhnya yang sudah berganti.

" Pakaian Saya? " Matanya langsung tertuju pada tubuh yang membelakanginya.

Annisa teringat punggung yang sedang terlelap itulah yang menolong nya.

" Apa dia yang mengganti pakaian saya." Annisa pun tiba - tiba langsung menutup kedua dadanya.

Aaarrgghhhh...

Seketika Dimas tersontak kaget langsung berlari masuk kedalam balik tirai putih tersebut.

" Ada apa..!! "

Mata Annisa membulat kaget, wajah nya berubah menjadi tatapan tak suka pada pria yang tepat berdiri di depan nya.

" Apa ada yang sakit atau ada sesuatu? " Tanya Dimas menyentuh lengan Annisa.

" Jangan pernah sentuh saya." Jawab Annisa menepis tangan Dimas.

" Maaf. " Ucap Dimas.

" Ada apa, tadi Saya dengar ada teriakan? " Tanya Siska di ikuti Pak Eko Sekmat Kecamatan Patra.

" Tidak apa - apa hanya kaget saja." Jawab Annisa.

" Bu maaf kan kami, yang tidak bisa menjemput Ibu. " Ucap Pak Eko.

" Tidak apa - apa Pak, ini musibah bukan Salah siapa - siapa. Ini juga Saya yang minta untuk tidak di jemput pas memasuki wilayah Kecamatan Patra. " Ucap Annisa.

" Demam Ibu sudah turun, nanti siang Ibu bisa langsung pulang ke rumah Dinas. Tapi Saya Saran kan untuk tidak langsung bertugas." Ucap Siska.

" Saya tidak ingin menunggu siang, Saya ingin sekarang langsung ke rumah Dinas." Ucap Annisa melirik ke arah Dimas yang terus menatap nya. "

" Baik Bu, Saya antar kebetulan mobil serta barang - barang Ibu sudah berada di rumah Dinas di bawa oleh dua orang SATPOL PP. " Ucap Pak Eko.

" Terima kasih Pak. " Ucap Annisa.

******

Annisa pun di antar beberapa Anggota Polisi sampai rumah Dinasnya yang berada di lingkungan kantor Kecamatan.

" Setiap malam Usahakan untuk yang Piket di tambah Pak. " Ucap Dimas pada Pak Eko.

" Siap Pak, dengan kejadian ini mungkin awal yang tak enak buat Ibu Camat, trauma itu akan lama hilangnya." Ucap Pak Eko.

" Saya ingin kejadian tadi tidak terulang kembali. "

Hati Yang Masih Sakit

Annisa mengoles telapak Kaki nya yang masih terluka, dengan perlahan Annisa mengoles dengan salep.

Aaaww...

Annisa sedikit meringis saat mengoles telapak kaki nya, lalu seorang pembantu yang turun menurun mengurus rumah Dinas Camat.

" Bu, makan siang dulu. " Ucap nya sambil meletakkan piring di meja.

" Makasih Bi Asih. "

" Sama - sama Bu, oh iya Bu ini ada dari Pak Babin untuk Ibu. "

Bi Asih meletakkan sebuah cokelat kesukaan Annisa yang berada di dalam Paper Bag.

" Pak Babin siapa? "

" Pak Dimas yang Polisi itu, dia Babinsa wilayah Patra. "

" Buat Bibi saja ya, Saya sakit gigi makan cokelat." Ucap Annisa.

" Ibu benar ini untuk Saya? " Ucap Bi Asih.

" Iya Bi ini untuk Bibi semua." Ucap Annisa.

" Makasih ya Bu. "

" Sama - sama. "

Annisa menatap malas pada paper bag tersebut, lalu melanjutkan kembali mengoles luka di telapak kaki nya.

******

" Nanti malam kita adakan jamuan makan malam bersama untuk menyambut Ibu Camat yang baru. " Ucap Pak Eko.

" Semua undangan sudah tersebar Pak Agus? " Tanya Pak Eko kembali.

" Sudah Pak Sekmat, semua sudah Saya kirim ke semua Desa yang ada di kecamatan ini. Kepala Desa dan perwakilan perangkat Desa pun akan hadir."

" Terima kasih Pak Agus, oh iya Pak Agus sebagai pimpinan SAT POL PP disini tolong untuk Piket malam di tambah personil."

" Siap Pak Saya akan tambah personil untuk setiap Piket Malam. "

" Karena kita harus menjaga Ibu Annisa, dia pasti masih merasa takut atas kejadian yang kemarin." Ucap Pak Eko.

*****

" Bu nanti malam Acara di mulai jam 8 malam, untuk menyambut kedatangan Ibu dan berkenalan dengan para Kepala Desa dan jajarannya." Ucap Pak Eko.

" Terima kasih Pak Eko, dan maaf Saya masih belum bisa beraktifitas mungkin lusa Saya mulai beraktifitas. "

" Tidak apa - apa Bu, para staf juga nanti malam akan datang juga. "

" Semoga dengan kepemimpinan Saya di kecamatan ini bisa banyak membawa perubahan agar lebih baik lagi."

" Amin Bu, semoga misi Ibu untuk ke depan nya bisa terlaksana. "

******

Acara pun berlangsung tamu undangan pun sudah hadir di sebuah Aula kantor Camat Patra. Terlihat Annisa dengan mengenakan pakaian batik formal sangat cantik dengan wajah keturunan Arab nya dan senyuman manis nya menyapa tamu undangan yang hadir.

" Assalamualaikum, selamat malam semuanya." Sapa Annisa.

" Walaikumsalam. " Balas semua tamu undangan.

" Terima kasih Bapak - Bapak, Ibu - Ibu semuanya yang sudah hadir disini. Dan terima kasih untuk penyambutan nya Saya sangat terharu dan tidak bisa berkata apa - apa. Dan saya minta kerja Sama nya kepada seluruh perangkat Desa lain nya untuk memajukan kecamatan kita agar lebih maju lagi dan lebih baik lagi. " Ucap Annisa sambil tak berhenti menebar senyum ke arah semua tamu undangan.

" Ibu Camat kita cantik ya, masih muda single lagi. " Bisik Salah satu Staf Kantor kecamatan.

" Kalau cantik begini, banyak pejabat yang jatuh Cinta pada nya. " Ucap Salah satu perangkat Desa.

Ekhm...

Dimas berdehem saat mendengar beberapa tamu membicarakan Annisa.

" Bapak - bapak, Ibu - ibu berhubung waktu malam semakin cepat, mari kita Sama - Sama menikmati hidangan yang sudah di sediakan." Ucap Annisa.

Annisa berjalan menuju ke arah meja prasmanan dengan jalan tertatih, terlihat Dimas yang berjalan di belakang Annis dan membantu mengambil kan piring untuk nya.

" Mau Saya ambilkan? "

Annisa mengambil piring yang di berikan oleh Dimas pada nya, dan dengan segera menaruh nasi ke atas piring.

" Kamu jangan banyak makan yang pedas, bisa asam lambung kamu kambuh." Bisik Dimas.

Annisa hanya diam dan perduli Dimas yang terus ada di belakangnya. Dan Dimas terus berada di belakang mengekori Annisa hingga Annisa duduk di sebelah Pak Sekmat dan Bu Sekmat.

" Saya gabung Ibu Bapak. " Ucap Annisa duduk di samping Ibu Sekmat.

" Silahkan Bu dengan senang hati ucap Ibu Sekmat."

" Pak Babin untung malam ini tidak Piket ya? " Tanya Pak Eko.

" Saya lepas malam ini Pak. " Jawab Dimas.

" Bu Annisa, Pak Dimas ini masih single loh dan dia ini masih anak nya Bupati kita Pak Ibrahim." Ucap Pak Eko.

" Bapak yang berlebihan." Ucap Dimas.

" Itu Fakta kan Pak. " Ucap Pak Eko kembali.

" Bu Annisa asal tahu saja, Pak Dimas ini single loh dan malah mereka ini di jodoh - jodoh kan sama Ibu Dokter Siska.Malah setiap aktifitas mereka selalu bersama."

Uhuk.. uhuk... uhuk...

" Ibu ini minum dulu. " Ucap Ibu Sekmat memberikan air minum pada Annisa.

" Makasih Bu. " Ucap Annisa meminum air putih tersebut.

Acara ramah tamah pun berakhir, satu persatu tamu undangan meninggalkan Aula. Terlihat dengan wajah yang sedikit lelah Annisa pergi menuju ke arah rumah Dinasnya.

" Annisa bisa kita bicara? " Ucap Dimas menghampiri Annisa.

" Mau bicara apa Bang? " Tanya Annisa.

" Banyak hal yang Saya ingin bicarakan sama kamu." Jawab Dimas.

" Sepertinya dengan kejadian 5 tahun yang lalu sudah cukup jelas, dan sudah saat nya kita harus mengakhiri sandiwara kita."

" Saya akan akhiri kalau waktu nya tepat."

" Sampai kapan Abang akan menyiksa Saya seperti ini, kalau Abang merasa takut biar Saya yang akan mengatakan semuanya."

" Kenapa kamu bisa di tugaskan di Patra, apakah kamu meminta pada Ayah agar surat tugas kamu disini bersama dengan Saya."

" Bang, Saya tidak selicik yang Abang kita. Saya tidak akan pernah mengandalkan jabatan orang, Saya akan berjalan sendiri tanpa mereka tahu siapa Saya, karena yang mereka tahu Saya hanya seorang Camat muda dan Mantan Ajudan dari Ibu Bupati kita Ibu Atika. "

" Saya nggak percaya, pasti kamu berusaha cari tahu tugas Saya dimana sekarang, secara dulu siapa yang mulai hingga sesuatu hal yang membuat kita sampai sekarang terjebak dalam sebuah sandiwara ."

"Saya memang mantan bawahan Ibu Atika, dan Saya pernah merasakan menjadi bagian dari orang nomor satu di kabupaten Malaga. Tapi asal kamu ingat, Saya bukan orang yang mencari kesempatan dalam kesempitan."

" Kalau kamu berani keluar dari Sandiwara kita, dan berani menanggung resikonya jangan bawa - bawa saya."

"Dasar pria pengecut hanya bisa membuat Saya sakit hati."

" Dalam hal ini Saya merasa untung di balik sandiwara kita jalan kan, beda sama kamu saat nanti terlepas dari Saya, kamu akan di pertanyakan apalagi status kita banyak yang tidak tahu siapa kita. "

" Saya merasa beruntung tak ada yang tahu, karena Saya juga tak ingin mereka semua tahu siapa kita."

" Apakah kamu memang benar - benar sudah membenci saya sampai sekarang? "

" Saya tak akan pernah memaafkan kamu sampai sekarang, rasa itu sudah hilang saat kamu dulu setelah hak kamu dapat kan, dalam sekejap kamu akhiri semuanya, dan sandiwara itu di mulai."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!