NovelToon NovelToon

Back From The Dead (Zombie)

PROLOG

Seluruh dunia sedang dilanda penyakit flu yang belum ada obatnya. Dunia menamakan penyakit flu ini dengan nama Virus-X. Seluruh dunia bahu membahu untuk menemukan penawar dari virus ini. Hingga pada akhirnya para ilmuwan kesehatan dunia menemukan sebuah vaksin yang dapat mengontrol penyebaran Virus-X tersebut. Vaksin ini tidak mengobati tetapi hanya untuk terhindar dari terjangkit Virus-X tersebut. Sambil terus mencari penawar virus ini, Pemerintah di seluruh dunia berusaha untuk menyebarkan vaksin ini kepada masyarakatnya. Tapi pada kenyataannya, banyak dari masyarakat yang menolak untuk divaksin karena sebuah berita-berita bohong yang tersebar. Pemerintah di belahan dunia manapun tetap berusaha semaksimal mungkin untuk semua warga negaranya divaksin. Di samping itu juga Pemerintah harus melawan dan meluruskan berita-berita bohong tentang vaksin yang tersebar di masyarakat.

Melaun-laun terus masih banyak masyarakat yang tidak mau divaksin, tak diduga virus flu tersebut berevolusi. Awalnya hanya menyebabkan batuk-batuk, sesak napas, menggigil, dan kemudian kematian. Virus ini kemudian menyebabkan gejala tambahan sebelum kematian yaitu: hidung, mata, dan telinga mengeluarkan darah yang barulah setelah itu kematian. Tetapi lebih mengerikan lagi, setelah mati, manusia yang terjangkit ini hidup kembali dengan penuh sifat brutal dan buas. Manusia ini menjadi haus akan darah, daging, dan otak makhluk hidup. Ia menjadi pemangsa. Manusia ini mengganti semua giginya menjadi taring dan kuku-kukunya menjadi panjang dan tajam.

Bahadur Mada yang mempunyai keahlian sebagai seorang mekanik, baru saja dipecat dari pekerjaannya karena sebuah hal sepele. Ia berbeda pendapat dengan pimpinannya tentang masalah vaksin. Di hari itu Bahadur Mada berdebat keras dengan pimpinannya. Menurut Bahadur Mada semua pegawai termasuk pimpinannya harus ikut vaksin berhubung ada undangan vaksin gratis di kantor pengurusan penduduk. Pimpinannya justru menolak hal itu, karena menganggap justru vaksin itu malah membuat masyarakat menjadi takut karena dari vaksin itu ada masyarakat yang mengalami kematian.

Pimpinannya menganggap pemerintah tidak membantu sama sekali malah justru memperburuk keadaan masyarakatnya dan menganggap vaksin itu justru adalah penyebaran virus baru. Kebalikan dari pimpinannya, Bahadur Mada justru menganggap pemerintah sedang memerhatikan masyarakatnya dengan berjuang menyebarkan vaksin di masyarakat. Karena dengan divaksin membantu menekan penyebaran Virus-X. Soal ada masyarakat yang mati setelah divaksin, Bahadur Mada menganggap itu tidak murni kesalahan pemerintah karena masih sangat banyak yang tidak mati setelah divaksin.

Bahadur Mada menganggap dunia saat ini sedang dilanda virus flu yang belum ditemukan obatnya. Tentu ini adalah krisis dunia, tidak ada satu orang pun di dunia yang ingin terjangkit virus flu ini. Pemerintah melakukan ini semua bukan berarti pemerintah ingin melukai atau membunuh masyarakatnya.

Pimpinannya tetap kuat dengan argumennya begitu juga dengan Bahadur Mada. Hingga pada akhirnya Bahadur Mada tetap pada keinginannya, ia tetap akan pergi vaksin. Ini sangat dilawan kuat oleh pimpinannya, ia menganggap jika Bahadur Mada vaksin ia justru malah akan menyebarkan virus baru di tempat kerja. Hingga pimpinannya mengeluarkan ultimatum kepada Bahadur Mada jika masih tetap pergi, maka Bahadur Mada akan kehilangan pekerjaannya. Bahadur Mada tak gentar karena ia menganggap hal ini harus dilakukan karena untuk menekan penyebaran virus. Ia pun tetap pergi vaksin dan ia dipecat.

Esoknya, sepulang vaksin Bahadur Mada berjalan ke sebuah minimarket. Ia mematikan rokoknya, menutup kembali mulut dan hidungnya dengan masker. Saat di minimarket ia mengambil minuman vitamin-c dan sebungkus rokok. Saat sedang mengantre untuk membayar di kasir, tiba-tiba salah seorang pria yang berada dua antrean didepannya mengalami sesak napas. Pria itu sampai tersungkur hingga orang-orang di sekitarnya panik. Bahadur Mada melihat itu langsung bergerak cepat untuk membantu pria tersebut. Bahadur Mada memegang kepala belakang pria tersebut yang sudah terbaring di lantai kemudian menyuruh pria tersebut untuk terus berusaha bernapas. Saat sang kasir sedang menelepon rumah sakit pada panggilan gawat darurat, pria yang tiba-tiba sesak napas itu mengeluarkan darah dari hidung, mata, dan telinganya. Bahadur Mada terus berteriak agar pria itu terus bertahan. Apa daya tak lama pria itu mati. Orang-orang termasuk kasir semua keluar dari minimarket karena takut. Bahadur Mada masih di dalam dan masih memegang pria tersebut. Bahadur Mada merasa ada yang aneh, semua orang tahu gejala dari virus yang sedang melanda dunia yaitu: batuk, sesak napas, menggigil, dan kemudian kematian tanpa adanya darah keluar dari hidung, mata, dan telinga. Ia pun kaget melihat tiba-tiba gigi dari pria tersebut rontok dan tak diduga langsung tumbuh gigi baru yaitu taring. Ini menjadi semakin mengerikan, giginya kini semua berganti menjadi taring. Bahadur Mada pun langsung melepaskan tangannya dari pria tersebut. Sang kasir di luar berteriak kepada Bahadur Mada untuk lekas keluar untuk berjaga-jaga terhindar dari tertular virus. Karena hal itu Bahadur Mada pun tersadar, ia pun berdiri dan segera melangkahkan kaki menuju pintu keluar yang berada dibelakangnya.

Saat ia akan mendorong pintu, tiba-tiba saja sang kasir berlari kearahnya. Bahadur Mada terkejut tapi ia masih bisa menghindar. Ternyata, dengan tanpa menghindar pun ia tidak akan tertabrak, karena tujuan dari sang kasir adalah pria mengerikan yang berada di belakang Bahadur Mada yang akan menyerang Bahadur Mada. Orang-orang jadi semakin panik melihat itu. Sang kasir berusaha melawan pria itu di lantai dengan sekuat tenaga. Kekuatan pria itu begitu kuat, ia menggigit leher sang kasir hingga mengalami luka yang sangat parah. Melihat itu, Bahadur Mada segera bertindak, ia langsung saja menendang kepala pria mengerikan tersebut untuk menyelamatkan sang kasir. Setelah menendang kepala pria mengerikan itu, ia langsung menarik sang kasir kepada pelukannya dan langsung keluar. Saat sudah di luar dan merebahkan sang kasir di aspal, Bahadur Mada langsung bertindak cepat menutup pintu minimarket dan menahannya karena pria mengerikan itu masih bisa berdiri dan berusaha menyerang. Pria mengerikan itu terus menabrak pintu kaca minimarket untuk bisa keluar dan menyerang orang di sekitar, ini sangat brutal dan buas. Dengan segenap keberanian dan tenaga, Bahadur Mada terus menahan pintu kaca itu.

Di saat yang tepat, ambulans datang beserta perangkatnya. Petugas dengan pakaian putih-putih yang dari kepala sampai kaki tertutup, keluar cepat dari ambulans. Salah satu petugas dengan penyembur api ditangannya langsung saja menyuruh Bahadur Mada untuk menyingkir dari pintu kaca itu. Tapi Bahadur Mada merasa ini sangat berbahaya. Sudah bersiap dengan mengarahkan penyembur apinya ke depan, petugas itu berteriak kembali menyuruh Bahadur Mada untuk menyingkir. Akhirnya Bahadur Mada melepaskan pintu kaca itu dan bergerak menjauh. Pria mengerikan itu melompat memecahkan pintu kaca ke arah petugas. Dengan sigap, petugas langsung menembakkan api dari penyembur api yang ia pegang ke pria mengerikan tersebut sambil sedikit memundurkan langkah. Dilanjut dua petugas yang lain memukul jatuh pria tersebut dengan besi. Dua petugas itu terus memukul hingga pria mengerikan itu tak lagi bergerak. Ini membuat semua orang menjadi semakin takut.

Sang kasir masih tergeletak di dekat Bahadur Mada. Bahadur Mada meminta tolong kepada petugas untuk segera menolong sang kasir. Para petugas menyuruh kepada semua orang untuk segera pulang. Petugas dengan penyembur api berjalan mendekati Bahadur Mada untuk berusaha melihat kondisi sang kasir. Petugas itu terkejut melihat ada luka di leher sang kasir, ia pun bertanya kepada Bahadur Mada akibat apa luka itu. Bahadur Mada menjelaskan bahwa sang kasir baru saja diserang pria yang tadi. Mendengar itu, langsung saja sang petugas pemegang penyembur api menyuruh Bahadur Mada untuk segera menjauh dari sana sambil mengarahkan penyembur apinya kepada sang kasir. Sang kasir bersuara kesakitan karena lukanya. Bahadur Mada merasa heran atas sikap para petugas. Ia menyuruh untuk tenang kepada petugas rumah sakit yang datang dengan ambulans itu dan segera menolong sang kasir yang butuh pertolongan bukan justru mengarahkan penyembur api kepada sang kasir. Petugas itu sekali lagi menyuruh Bahadur Mada untuk menjauh demi keselamatan Bahadur Mada. Tak diduga sang kasir bisa berdiri. Sekilas Bahadur Mada melihat gigi dari sang kasir yang kini semua sudah berubah menjadi taring. Sang kasir pun meraum dan sudah berwujud mengerikan.

Dengan cepat Bahadur Mada langsung menghindar menjauh. Langsung saja petugas dengan penyembur api menembakkan apinya sekali lagi. Sang kasir terbakar, langsung dua petugas lainnya memukul jatuh dan terus memukuli sang kasir sampai tidak bergerak. Sirine kota tanda bahaya pun berbunyi di semua tempatnya. Bahadur Mada yang masih terguncang atas apa yang baru saja ia lihat dan alami, langsung didekati petugas yang memegang penyembur api. Petugas itu menyampaikan kepada Bahadur Mada bahwa Pemerintah akan melakukan karantina kembali, persiapkan diri untuk ini, segeralah pulang, dan jangan lupa mengunci rumah. Bahadur Mada hanya menatap petugas itu tanpa membalas dengan kata-kata. Para petugas kemudian segera mengurus dua mayat yang berada di tempat, sang kasir dan pria pertama tadi. Kepanikan pun terjadi di seluruh kota. Petugas dengan penyembur api terus berteriak kepada warga untuk segera pulang dan mengunci rumah dan jangan biarkan orang asing masuk.

Semua siaran televisi dan radio menyiarkan berita tentang Pemerintah melakukan karantina dan menaikan status menjadi bencana. Di semua siaran juga disampaikan pesan dari Pemerintah kepada setiap orang yang berisi: "Bagi siapa saja yang menemukan orang yang terjangkit Virus-X dengan gejala hidung, mata, dan telinga mengeluarkan darah untuk segera langsung dihabisi. Dan sebisa mungkin jasadnya dibakar untuk menjaga-jaga agar tidak tersebarnya virus. Jika ia temanmu atau bahkan keluargamu, jangan ragu. Sesungguhnya mereka sudah tidak ada, sesungguhnya itu bukan mereka lagi.".

NIAT JAHAT (1)

2015, Tempat Penimbunan Bangkai Gerbong Kereta

Pukul 20:30. Bahadur Mada sedang melakukan perkelahian jalanan. Ia dan lawannya saling berhadapan.

Terlihat mereka sedang saling terjaga dengan kuda-kudanya sembari keduanya melangkah kecil ke arah kanan mereka mengelilingi arena pertarungan. Lawannya melihat kesempatan, ia menendang Bahadur Mada dengan kaki kanannya. Bahadur Mada lengah, ia kena di bagian perut kirinya. Tapi berbarengan juga Bahadur Mada mengeluarkan tinju kanannya dan mengenai wajah lawannya. Serangan dari kedua jagoan sama-sama mengenai lawannya. Penonton pun riuh. Tempat itu jadi semakin ramai.

Bahadur Mada sering melakukan hal ini untuk mendapatkan uang. Ia tergabung dalam perkumpulan Pertarungan Jalanan. Setiap Jagoan Jalanan disewa oleh para orang kaya untuk kesenangan mereka, berjudi dengan pertarungan manusia. Yang bisa Bahadur Mada lakukan hanya ini, mendapatkan uang dengan tinjunya. Walau sebenarnya ketika Jagoan Jalanan terluka akibat pertarungan, para orang kaya yang menyewa mereka tidak memberi lebih. Para jagoan hanya mendapatkan uang sesuai yang disepakati. Sungguh makin pahit jika menjadi yang kalah, karena tidak mendapatkan uang bonus yang di mana uang bonus ini sangat membantu untuk biaya luka-luka. Terkadang memang tidak setimpal, tapi seperti inilah dunia jalanan, keras. Beruntung untuk Bahadur Mada, ia selalu memenangkan pertarungan. Karena memang dari saat sekolah dulu ia terkenal siswa yang nakal dan suka berkelahi. Di zamannya dulu, tidak ada anak sekolah sekota yang tidak mengenal "Sang Monster Penyendiri" Bahadur Mada. Semua anak Sekolah Menengah Atas sekota, pasti merinding mendengar namanya karena ia selalu menang berkelahi. Ia jagoan sekolah, ditakuti, dan disegani. Tapi itu dulu, Bahadur Mada begitu mendapatkan kejayaannya. Saat ini ia merasa kejayaan yang ia dapati dulu tidak bisa membuat kehidupannya maju. Terbukti, setelah lulus sampai saat ini ia susah mencari kerja. Sedangkan ia butuh uang untuk hidup. Hingga akhirnya ia menjadi Jagoan Jalanan cara yang bisa ia lakukan untuk menyambung hidup.

Bahadur Mada dan lawannya tampak sudah babak belur. Lawan dari Bahadur Mada merangsek dari bawah berusaha menjatuhkan Bahadur Mada dengan mencoba merangkul kedua kaki Bahadur Mada agar kehilangan keseimbangan. Karena pengalaman bertarungnya, Bahadur Mada berhasil lepas dari serangan berbahaya itu. Langsung saja Bahadur Mada mengeluarkan uppercut kiri yang dilanjut dengan hook kanan yang telak mengenai wajah lawannya. Hal ini seketika membuat lawannya jatuh dan tak lagi berdaya.

Dan Bahadur Mada pun memenangkan pertarungan. Bahadur Mada tidak merayakan kemenangan ini dengan berteriak. Dengan napas terengah-engah, ia langsung berbalik badan dan berjalan keluar dari arena pertarungan.

Ia merasa tidak perlu merayakan kemenangan, hal ini untuk menghormati sesama Jagoan Jalanan. Walau masih ada Jagoan Jalanan yang berbalik drastis dari sikap Bahadur Mada ini.

Di Bengkel Servis Motor dan Mobil

Agrian Jaya pimpinan dari usaha bengkel mandiri servis motor dan mobil, berjalan menuju mobil pick up-nya untuk pulang ke rumah. Diikuti salah satu pegawainya yang membantu membukakan pagar untuk Agrian Jaya. Setelah melewati pagar dengan mobil pick up-nya, Agrian Jaya sempat berhenti untuk memberi tahu kepada pegawainya itu yang memang tinggal di bengkel, untuk lekas istirahat jangan tidur terlalu larut karena besok hari libur cenderung ramai. Setelah pegawainya membalas perkataan Agrian Jaya untuk mematuhinya, Agrian Jaya pun melanjutkan menjalankan mobilnya untuk pergi pulang.

Di tengah perjalanan istrinya menelepon. Agrian Jaya pun mengangkat panggilan itu sambil menyetir. Pada telepon, istrinya minta dibelikan makanan. Agrian Jaya menjawab akan mampir ke penjual nasi goreng, ia akan membeli dua termasuk untuk dirinya. Di samping itu Agrian Jaya bertanya apakah anak mereka mau juga. Pada telepon istrinya menjawab bahwa anak mereka sudah tertidur. Mereka pun mengakhiri pembicaraan pada telepon. Agrian Jaya melajukan mobilnya menuju tempat penjual nasi goreng sebelum menuju rumah.

Di Jalan Kota

Pukul 23:10. Bahadur Mada berjalan sendiri di tengah kota. Suasana memang sudah sepi karena sudah larut. Ia mampir ke minimarket untuk membeli sesuatu yang bisa mengisi perutnya setelah ia melakukan pertarungan jalanan. Selesai itu, saat di luar, di depan minimarket sebelum ia melanjutkan langkahnya untuk lanjut pergi pulang, ia membakar sebatang rokok dahulu baru melanjutkan langkahnya untuk pergi. Baru berjalan tak jauh dari minimarket, Bahadur Mada dicegat oleh sekelompok pria berjumlah 7 orang. Ketujuh pria itu langsung mengitari Bahadur Mada yang membuat Bahadur Mada tidak ada jalan untuk pergi. Dari semua pria itu, di setiap tangan mereka memegang senjata. Ada yang memegang balok, pipa besi bahkan pisau. Mereka memaksa Bahadur Mada untuk masuk ke gang yang gelap sesuai arahan mereka. Bahadur Mada sempat melihat wajah dari semua pria tersebut. Dari semua wajah yang ia lihat itu, ia mengenali semuanya.

Satu Jam Sebelumnya, Tempat Penimbunan Bangkai Gerbong Kereta di Dalam Gudang Tua

Para penonton yang notabene para pengusaha yang suka atas judi ini, sudah balik kanan untuk bubar. Walau demikian, masih ada beberapa orang belum pergi. Dengan wajah yang masih babak belur setelah pertarungannya dengan Bahadur Mada, Gori Mulyono duduk di aspal gudang sambil menyandarkan punggungnya di tiang fondasi bangunan. Bosnya yang didampingi asistennya berdiri dihadapannya dengan wajah kecewa. Bosnya sempat meluapkan caci maki kepada Gori Mulyono akibat kesal atas kekalahannya. Gori Mulyono hanya diam dan menundukkan kepalanya walau sebenarnya ia tidak bisa menerima caci maki itu terhadapnya. Saat bosnya akan membayar Gori Mulyono, 6 orang pengusaha dengan para jagoannya datang menghampiri mereka. Salah satu pengusaha menawarkan rencana jahat kepada bos Gori Mulyono. Ia mengajaknya untuk ikut dalam rencana pembunuhan Bahadur Mada. Keenam pengusaha ini sudah sepakat hingga akhirnya mereka mencoba mengajak bos Gori Mulyono untuk ikut rencana mereka. Keenam pengusaha ini menganggap dengan adanya bantuan lagi, akan semakin mudah menyukseskan rencana jahat ini. Ini semua dilakukan karena mereka ingin agar sesekali mereka bisa menang taruhan di perjudian Pertarungan Jalanan. Mereka menganggap dan mengakui Bahadur Mada adalah jagoan yang hebat yang selalu menang pertarungan, karena hal ini membuat mereka jadi kesal hingga mereka berencana untuk Membunuh Bahadur Mada. Mereka frustasi atas kehebatan Bahadur Mada, hingga terciptalah pikiran dan persekutuan jahat ini.

Gori Mulyono mendengar percakapan ini. Ia sungguh kaget mendengarnya tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya diam saja. Ia merasa tidak punya kekuatan untuk melawan para orang kaya ini yang dimana semua bisa mereka dapatkan dengan mudah, termasuk kekuatan. Berhubung keenam pengusaha ini datang di saat yang tepat, di mana saat ini bos dari Gori Mulyono sedang kesal karena kalah akibat kemenangan Bahadur Mada, ia pun menerima tawaran itu. Rencananya adalah para jagoan dari pengusaha ini dijanjikan uang besar untuk membunuh Bahadur Mada. Pembunuhan harus dilakukan tanpa adanya saksi dan harus dilakukan malam ini juga.

Gori Mulyono hanya diam saja saat bosnya menawarkan hal itu. Kesal akan sikap Gori Mulyono, ia mengancam jika Gori Mulyono menolaknya malah akan jadi Gori Mulyono yang mati. Mau tidak mau Gori Mulyono menerima tawaran itu walau sebenarnya berat. Setelah semua siap, para jagoan dari ketujuh pengusaha ini pergi untuk melakukan aksinya.

Di Sebuah Gang

Bahadur Mada berdiri di tengah-tengah ketujuh pria di sebuah gang yang cukup gelap sedikit pencahayaan. Ia tidak gentar akan hal yang akan terjadi pada dirinya saat ini. Tetapi ia bingung kenapa ketujuh pria yang ia kenal semua wajahnya, sampai melakukan hal ini. Bahadur Mada bertanya siapa dalang di balik semua ini dan apa alasannya. Salah seorang dari ketujuh pria menjawab perkataan Bahadur Mada. Salah seorang pria itu mewakili semua, ia berkata bahwa pertama, mereka butuh uang lebih dan kedua, meminta maaf harus melakukan hal ini. Itu saja jawaban yang diberikan untuk Bahadur Mada.

Bahadur Mada membalas dengan memarahi mereka semua bahwa mereka menghinakan diri mereka sendiri dengan melakukan hal ini. Tiba-tiba pria dengan pisau di tangan kirinya di belakang Bahadur Mada, langsung melancarkan serangan. Walau menghindar, Bahadur Mada masih bisa terluka dari serangan itu. Perut bagian kanannya tergores dan berdarah. Dengan masih membelakangi, tangan kanan Bahadur Mada memegang kencang tangan kiri sang pria pemegang pisau yang baru saja melancarkan serangan.

Langsung saja pria di sebelah kiri Bahadur Mada mengayunkan baloknya untuk menghantam Bahadur Mada. Bahadur Mada menendang pria itu dengan kaki kirinya dan kena. Serangan pria itu jadi gagal terhadap Bahadur Mada. Dilanjut semuanya menyerang Bahadur Mada dengan bersamaan. Bahadur Mada tidak bisa menghindari ini. Banyak serangan yang mengenai Bahadur Mada walau Bahadur Mada terus melawan dan bertahan dengan sambil terus memegang pria dengan pisau agar tidak lepas. Bahadur Mada menganggap pria dengan pisau yang paling berbahaya karena ia memegang senjata tajam yang bisa langsung melumpuhkan.

Keenam pria tersebut terus melancarkan serangan, termasuk pria pemegang pisau walau salah satu tangannya tidak bisa bergerak karena dipegang kencang Bahadur Mada. Bahadur Mada masih terus bertahan.

Gori Mulyono belum melakukan apa-apa, dengan pipa besi di tangannya, ia hanya menundukkan kepalanya. Bahadur Mada yang sudah berdarah-darah, masih terus segenap tenaga bertahan. Gori Mulyono akhirnya menetapkan hati.

Para pria yang sedang memukuli Bahadur Mada dengan senjata mereka masing-masing, mulai kelelahan karena Bahadur Mada masih belum tumbang juga. Tiba-tiba dua orang pria yang berada di depan Bahadur Mada, terjatuh karena serangan mendadak dari belakang oleh Gori Mulyono dengan pipa besinya. Dilanjut ketiga pria lainnya yang semua berhasil dijatuhkan oleh Gori Mulyono. Keberuntungan datang untuk Bahadur Mada. Ini semua karena serangan mendadak yang dilancarkan dan sikap tak terduga dari Gori Mulyono yang berkhianat. Tinggal tersisa pria pemegang pisau yang sedari tadi terus memukul kepala Bahadur Mada agar bisa melepaskan tangan kirinya dari genggaman kuat Bahadur Mada. Dengan tangan kirinya, Bahadur Mada menangkap tinju kanan dari pria pemegang pisau tersebut. Gori Mulyono bersiap dengan pipa besinya untuk memukul pria pemegang pisau itu. Dengan suara terengah-engah Bahadur Mada melarangnya, ia berkata bahwa pria dengan pisau tersebut adalah bagiannya. Dengan wajah yang berdarah-darah, Bahadur Mada menyerang pria tersebut dengan keningnya tepat di hidung pria tersebut. Dilanjut serangan siku kirinya yang telak mengenai pelipis pria tersebut. Pria tersebut langsung tidak sadarkan diri. Kemudian Gori Mulyono membantu Bahadur Mada untuk berdiri, mereka pun lekas pergi dari tempat itu.

Bersambung...

NIAT JAHAT (2-Tamat)

Di Taman Kota

Suasana sudah sangat larut karena itu tidak ada orang di Taman Kota. Hanya ada Bahadur Mada dan Gori Mulyono yang sedang istirahat dari pelarian mereka. Di bawah pohon mereka berdua duduk dan menyandarkan punggung mereka. Gori Mulyono memberikan sebatang rokok kepada Bahadur Mada. Dengan membantu menaruhnya di mulut Bahadur Mada dan membantu menyalakannya dengan pemantik yang ia pegang. Ia tahu sekujur badan Bahadur Mada sakit, oleh karena itu ia melakukan ini. Yang sebenarnya Bahadur Mada masih bisa menerima sebatang rokok pemberian Gori Mulyono dengan tangannya. Tapi ia terpotong oleh sikap Gori Mulyono yang cepat itu. Bahadur Mada mengucapkan terimakasih kepada Gori Mulyono yang dilanjut Gori Mulyono membakar sendiri sebatang rokoknya. Bahadur Mada berkata kepada Gori Mulyono bahwa ia akan diincar juga setelah melakukan hal ini. Dengan mengeluarkan asap dari mulutnya dan menatap langit, Gori Mulyono membalas perkataan Bahadur Mada bahwa ia sudah tahu atas risiko yang ia pilih. Gori Mulyono memulai ceritanya. Bahadur Mada pun mulai mendengarkan cerita dari Gori Mulyono dengan terus menghisap rokoknya.

Gori Mulyono bercerita sebenarnya ia sudah tahu sepak terjang Bahadur Mada dari saat Sekolah Menengah Atas dulu, walau mereka belum sempat bertemu dan berkelahi. Gori Mulyono melanjutkan, bahwa ia mempunyai masa lalu yang sama saat di Sekolah Menengah Atas dengan Bahadur Mada yaitu menjadi anak nakal yang suka berkelahi. Sekolah Gori Mulyono dulu adalah sekolah yang tunduk kepada sekolah Bahadur Mada. Biar begitu, anak-anak dari sekolah Bahadur Mada tidak pernah mempermainkan anak-anak dari sekolah Gori Mulyono. Terus Gori Mulyono melanjutkan bercerita, ia mengakui menyesal atas sikapnya dulu saat sekolah tidak serius malah menjadi anak nakal suka berkelahi hingga menyebabkan ia sekarang menjadi Jagoan Jalanan karena susah mencari kerja. Walau ia tahu sekarang ia menjadi orang yang susah, orang yang tidak sukses, ia berprinsip tidak akan pernah membunuh orang. Ia tidak ingin menjadi hina seperti orang-orang kaya itu yang demi kesenangan duniawi tega untuk menghilangkan nyawa seseorang. Oleh karena itu, ia tidak pernah menyesali tindakan yang telah ia ambil ini. Bahadur Mada meniup asap rokoknya dari mulutnya, ia merasa senasib dengan Gori Mulyono.

Setelah merasa cukup, Gori Mulyono berdiri dari duduknya kemudian mengajak Bahadur Mada ke tempat tinggalnya karena dekat dari Taman Kota. Di samping itu, untuk mengobati luka Bahadur Mada dengan perban dan memikirkan rencana selanjutnya. Gori Mulyono membantu Bahadur Mada untuk berdiri. Gori Mulyono dan Bahadur Mada pun melanjutkan pergi.

Di Sebuah Laboratorium Bawah Tanah

Alex Dedgor berada di atas, terus mengawasi para ilmuwan yang sedang sibuk atas pekerjaannya. Seorang pria, Koordinator dari para ilmuwan tersebut datang menghampiri Alex Dedgor melalui tangga di sebelah kiri Alex Dedgor dengan data di kertas yang ia bawa. Setelah sampai di hadapan Alex Dedgor, pria itu memberi tahu kepada Alex Dedgor bahwa proyek yang sedang mereka kerjakan masih belum mencapai target yang diharapkan tetapi kabar baiknya kali ini ada peningkatan dari proyek yang sedang dikerjakan tersebut. Mendapat kabar itu Alex Dedgor mengeluarkan senyum pada wajahnya. Ia merasa peningkatan adalah sebuah hal bagus. Ia merasa ini semua sebentar lagi. Setelah cukup, Alex Dedgor kemudian menyuruh pria tersebut untuk kembali ke pekerjaannya. Pria itu pun pergi dari hadapan Alex Dedgor.

Di Depan Rel Kereta Api

Pukul 01:32, Bahadur Mada yang luka-lukanya sudah ditutup perban dan sudah bisa berjalan sendiri, berjalan di belakang Gori Mulyono menuju rel kereta api. Bahadur Mada hanya mengikuti Gori Mulyono yang sebenarnya ia juga belum tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh Gori Mulyono. Setelah dekat dengan rel kereta api, Gori Mulyono menjelaskan rencananya. Sebelum melanjutkan, Gori Mulyono menceritakan sebuah kebetulan yang terjadi pada dirinya hari ini. Sebenarnya ia sudah lama merencanakan untuk pergi dari kota ini untuk mengadu nasib di kota sebelah. Ia sampai mengingat kereta barang yang lewat di rel ini setiap jam dan hari apa. Ia tidak tahu kenapa, dengan membantu Bahadur Mada dari percobaan pembunuhan, ini menjadi "gong"-nya bahwa sekarang memang saatnya untuk pergi. Di samping itu juga, kebetulan kejadian ini berbarengan dengan waktu yang biasa kereta barang lewat di rel kereta yang sekarang berada di hadapan mereka. Gori Mulyono menganggap ini adalah waktu yang tepat. Ia kemudian mengutarakan rencananya, ia mengajak Bahadur Mada untuk pergi bersamanya dengan menaiki kereta barang yang sebentar lagi akan lewat. Mendengar itu, Bahadur Mada tidak bisa langsung menjawab, ia hanya tertunduk saja memikirkan suatu hal. Bahadur Mada merasa tidak bisa meninggalkan kota ini. Ia masih belum bisa pergi jauh dari kota ini, karena di kota ini pamannya disemayamkan di salah satu pemakaman kota. Ia hanya belum bisa merasa jauh dari pamannya. Ini semua karena Bahadur Mada masih menyalahkan dirinya sendiri atas kematian pamannya.

Saat masih sekolah dulu ada kejadian yang begitu menyakitkan untuk Bahadur Mada tentang pamannya. Saat itu, paman Bahadur Mada ingin menjemput keponakannya pulang sekolah. Tapi belum sampai ia di sekolah Bahadur Mada, ia sudah bertemu dengan Bahadur Mada di jalan yang berjalan sendirian. Merasa kebetulan, paman Bahadur Mada mengajak Bahadur Mada untuk pulang bersama. Di samping itu pamannya ada niatan agar Bahadur Mada selepas pulang sekolah tidak pergi berkelahi karena pulang bersamanya. Tak diduga, Bahadur Mada menolaknya bahkan mendorong pamannya sampai terjatuh. Bahadur Mada berkata kepada pamannya untuk menjauhi urusannya. Sebenarnya Bahadur Mada melakukan ini agar untuk menjauhi pamannya dari orang-orang yang setiap saat bisa datang secara tiba-tiba menyerang Bahadur Mada. Ia hanya tidak ingin pamannya sampai terluka. Tapi Bahadur Mada terlalu berlebihan. Kemudian Bahadur Mada pergi meninggalkan pamannya yang masih berada di aspal jalan itu.

Waktu pun berlalu hingga akan menjelang malam. Bahadur Mada yang sudah sampai di rumah merasa aneh atas pamannya yang tidak ada di rumah dan tak kunjung pulang. Hingga pada akhirnya, telepon rumah berdering. Ternyata itu dari rumah sakit yang mengabarkan kepada keluarga korban pembunuhan agar pihak keluarga mengetahui bahwa korban yang terbunuh di jalan sore tadi saat ini berada di rumah sakit. Bahadur Mada terkejut mendengar hal itu.

Saat di rumah sakit polisi menjelaskan, pada saat Bahadur Mada meninggalkan pamannya setelah didorong sampai terjatuh, tak lama dari waktu itu di tengah perjalanan ada orang jahat yang berusaha merebut harta benda dari paman Bahadur Mada. Paman Bahadur Mada berjuang keras untuk melindungi harta bendanya hingga akhirnya ia ditusuk yang menyebabkan paman Bahadur Mada tewas. Sayangnya penjahatnya berhasil melarikan diri dan sampai saat ini belum tertangkap.

Bahadur Mada dari sejak SMP hidup ditinggal wafat kedua orangtuanya. Ia kemudian diasuh oleh pamannya yang belum mempunyai anak dan hidup sebatang kara ditinggal wafat istrinya. Bahadur Mada merasa andai saat itu ia pergi pulang bersama pamannya, akan ada yang bisa melindungi pamannya yang sudah sepuh itu hingga semua ini tidak sampai terjadi.

Di tengah diamnya Bahadur Mada memikirkan masa lalu perbuatannya, Gori Mulyono mengeraskan suaranya kepada Bahadur Mada. Memanggilnya dan memastikan untuk mau ikut atau tidak pergi bersamanya naik kereta. Hal ini membuat Bahadur Mada tersadar. Belum sampai Bahadur Mada menjawab, suara kereta barang terdengar. Gori Mulyono berkata kepada Bahadur Mada inilah saatnya. Ia menyampaikan kepada Bahadur Mada untuk kali ini memaksakan tubuhnya kembali untuk berlari mengejar kereta sampai bisa melompat menaiki kereta. Gori Mulyono pun bersiap. Di saat itu Bahadur Mada menyampaikan kepada Gori Mulyono bahwa ia tidak bisa ikut bersamanya. Mendengar itu, Gori Mulyono berkata kepada Bahadur Mada bahwa Bahadur Mada gila, ia menyampaikan kepada Bahadur Mada jika masih di kota ini bisa saja Bahadur Mada tidak selamat.

Kereta barang sudah dekat. Bahadur Mada tetap pada pendiriannya. Sudah tidak ada waktu, gerbong kepala kereta sudah melewati mereka. Gori Mulyono langsung berlari. Terus ia berlari dengan segenap tenaga. Masih, terus ia berlari. Akhirnya ia berhasil melompat menaiki kereta barang tersebut yang entah kenapa setiap kereta yang melewati tempat ini, kecepatannya selalu turun. Saat di atas kereta, Gori Mulyono membalikan badan untuk melihat kepada Bahadur Mada. Ia mengangkat tangan kanannya dengan kepalan, berteriak kepada Bahadur Mada, "SEMOGA BERUNTUUUUNG!!!". Melihat itu, Bahadur Mada membalasnya juga dengan mengangkat tangan kanannya dengan kepalan, berkata dalam hatinya, "Kau juga saudaraku....". Setelah Gori Mulyono dan kereta berangsur menjauh dan tak terlihat lagi, Bahadur Mada pun pergi.

Di Depan Portal Persimpangan Kereta Api

Agrian Jaya menunggu dengan mobilnya sampai kereta benar-benar sudah lewat. Setelah kereta benar sudah habis melalui depan portal persimpangan, portal persimpangan kereta api pun mulai naik. Tiba-tiba datang dengan cepat 3 pria menghampiri mobil Agrian Jaya. Langsung saja mereka mencoba memecahkan kaca mobilnya. Sungguh gawat untuk Agrian Jaya, salah seorang dari ketiga pria dengan nekat berdiri di depan mobil Agrian Jaya. Agrian Jaya menjadi panik karena serangan mendadak, di samping itu juga ia tertahan tidak bisa melaju karena ada orang di depannya. Terus kedua pria lainnya berusaha memecahkan kaca mobil. Hingga pada akhirnya mau tidak mau Agrian Jaya harus menekan gasnya untuk melaju mengambil risiko menabrak orang di depan. Tapi sebelum ia sampai menginjak pedal gasnya, kaca mobil berhasil dipecahkan kedua pria lainnya. Langsung mereka menarik keluar Agrian Jaya. Ketiga pria ini ingin merampok Agrian Jaya, mengambil mobil dan harta benda lainnya.

Bahadur Mada berjalan pelan. Bahadur Mada berpikir pasti orang-orang yang mengincarnya sudah mengetahui tempat tinggalnya, karenanya ia saat ini hanya terus jalan tanpa arah tidak tahu akan ke mana. Ia terus melangkahkan kakinya, hingga sampailah ia di depan portal persimpangan kereta api. Bahadur Mada terkejut atas apa yang ia lihat di depannya. Ada seorang pria yang berusaha dirampok, pria itu dengan segenap tenaga berusaha mempertahankan hartanya. Langsung saja Bahadur Mada berlari mendekat untuk membantu pria tersebut. Walau belum sembuh benar dari luka dikeroyok, Bahadur Mada tetap masih bisa melibas para perampok itu. Dengan tinjunya, ketiga perampok itu tidak sadarkan diri di aspal.

Dengan napas terengah-engah dan wajah yang sedikit luka karena baru saja dipukuli, Agrian Jaya merasa sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Bahadur Mada. Bahadur Mada menyuruh Agrian Jaya untuk lekas pulang. Agrian Jaya menawarkan kepada Bahadur Mada tumpangan jika memang ia searah dengan Agrian Jaya. Bahadur Mada membalikkan badannya dan terus berjalan sambil ia membalas, "Tidak usah pikirkan aku pak. Sebaiknya kau lekaslah pergi," pungkas Bahadur Mada yang sambil berjalan sempoyongan. Agrian Jaya merasa sepertinya Bahadur Mada tidak baik-baik saja. Bahadur Mada tampak sudah tidak kuat untuk menapaki langkah, jalannya semakin sempoyongan, dan akhirnya ia terjatuh tak sadarkan diri.

Di Rumah Sakit Kota

Siangnya Bahadur Mada terbangun dari pingsannya di ranjang rumah sakit. Ia kaget betul kenapa ia bisa ada di sini. Ia semakin kaget ada seorang wanita duduk di sampingnya. Ia pun bertanya kepada wanita itu, "Apa yang terjadi? Kenapa aku ada di sini? Dan siapa kau?". Dengan ramah Wanita itu menjelaskan bahwa pagi tadi sekitar pukul 02:00 Bahadur Mada jatuh pingsan dan dibawa ke rumah sakit ini oleh suaminya. Ia kemudian menyampaikan kepada Bahadur Mada untuk sekarang tidak perlu khawatir, ia pun tak lupa berterimakasih kepada Bahadur Mada.

Tak lama, Agrian Jaya datang dan masuk ke ruangan Bahadur Mada. Ia menyapa Bahadur Mada sambil menanyakan kondisinya sekarang dan menjelaskan wanita yang berada di samping Bahadur Mada adalah istrinya. Agrian Jaya memperkenalkan diri kepada Bahadur Mada, ia menyampaikan bahwa ia adalah pengusaha mandiri. Ia mempunyai usaha mandiri bengkel servis motor dan mobil. Karena pertolongan dari Bahadur Mada, Agrian Jaya sangat berterimakasih terhadapnya. Karena ia bisa selamat dari kejahatan para perampok, kalau tidak karena Bahadur Mada mungkin saat ini Agrian Jaya tidak bisa melihat istri dan anaknya. Terlebih anak keduanya yang baru lahir 3 bulan lalu.

Agrian Jaya bertanya tentang kehidupan Bahadur Mada. Bahadur Mada menjawab apa adanya. Ia menjelaskan ia adalah Jagoan Jalanan yang terlibat dalam perkumpulan Pertarungan Jalanan. Ia melanjutkan bisa sampai bertemu dengan Agrian Jaya di persimpangan kereta api, karena ia sedang dalam pelarian atas usaha pembunuhan terhadap dirinya oleh para orang kaya yang ikut berjudi di perkumpulan Pertarungan Jalanan. Bahadur Mada pun juga sangat berterimakasih kepada Agrian Jaya atas pertolongannya.

Agrian Jaya melanjutkan bertanya kepada Bahadur Mada, setelah ini apa yang akan dilakukan Bahadur Mada. Bahadur Mada menjawab ia tidak tahu, mata pencahariannya sebagai Jagoan Jalanan sudah tidak bisa ia lakoni lagi untuk keselamatan dirinya. Mendengar ini, Agrian Jaya berempati terhadap Bahadur Mada. Ia pun menawarkan pekerjaan sebagai mekanik di bengkelnya. Bahadur Mada menerangkan kepada Agrian Jaya bahwa ia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang mesin. Agrian Jaya meyakinkan Bahadur Mada bahwa dengan giat belajar untuk bisa, pasti Bahadur Mada akan bisa menjadi seorang mekanik. Ditambah Agrian Jaya siap untuk turun langsung menjadi mentor Bahadur Mada. Bahadur Mada menganggap jika ini memang serius, ia akan mengambilnya dan berjanji berusaha keras untuk belajar. Agrian Jaya pun menyampaikan bahwa ia serius, sekaligus sebagai balas budi terhadap Bahadur Mada. Sebuah cahaya, sebuah rezeki yang tidak diduga-duga datang dari Tuhan untuk Bahadur Mada, ia pun tidak menyia-nyiakan ini.

Setelah sembuh dan sudah diperbolehkan pulang oleh rumah sakit, Bahadur Mada mulai belajar menjadi mekanik di bengkel Agrian Jaya. Hingga waktu terus berlalu, Bahadur Mada pada akhirnya bisa menguasai mesin berkat bantuan dari Agrian Jaya. Ia berhasil dan sekarang mekanik adalah profesinya. Kehidupan jalanan yang begitu keras, sudah pergi meninggalkan Bahadur Mada. Kini hidupnya tampak cerah ke depan.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!