Kehidupan Tiffany Lee berubah setelah keluarganya mengalami kebangkrutan. Ayahnya tidak bisa lagi untuk mempertahankan perusahaan karena tidak ada investor yang mau menyuntikkan dana keperusahaannya. Mau tak mau, perusahan keluarga Lee harus gulung tikar alias bangkrut.
Kini Tiffany pindah rumah dari tempat tinggal lamanya yang kini jauh dari perkotaan. Meski dalam keadaan sederhana tak membuat senyuman tiffany sirna dari wajahnya.
Dia memiliki keluarga lengkap dan menyayanginya sudah membuatnya bahagia meski dia tidak hidup bergelimang harta.
Hingga suatu hari Tiffany, Ibu dan abangnya pergi kekota untuk berbelanja kebutuhan. Tapi kejadian naas menimpa Ibu Fany.
Sebuah mobil menabrak tubuh Ibu Fany hingga terpental jauh. Alexander selaku abang terkejut dan gemetaran. Dia melihat mobil itu pergi meninggalkan kawasan itu. Beberapa kendaraan untuk menghentikan pelaku, tapi mobil itu melesat dengan cepat dan berhasil kabur. Alex menggeram marah. Dia melihat siapa yang orang didalam mobil itu.
Alex mendekati tubuh Ibunya yang dikerumuni oleh banyak orang.
“Ibu. Tolong bantu bawakan ibu saya kerumah sakit.” Alex memohon pada orang-orang itu untuk memberikan tumpangan pada mereka. Akan terlalu lama jika mereka menunggu polisi ataupun ambulans padahal Ibunya sudah terlihat sekarat.
Mereka tidak punya mobil. Mereka pergi kekota menggunakan bis, untuk itulah Alex meminta bantuan pada orang sekitar itu untuk membawa Ibunya kerumah.
Fany datang ke tempat kerumuman itu. Alangkah terkejutnya dia melihat Ibunya terkapar diatas aspal hitam itu.
“Ibu!” Teriak Fany.
“Kenapa bisa seperti ini? Siapa yang telah menabrak Ibu, kak?”
Alex tidak menjawab, justru dia langsung mengendong Ibunya saat ada seseorang yang baik hati mau memberikan tumpangan pada mereka.
Namun nasib berkata lain, Ibu Fany tak bisa diselamatkan. Kepergian Ibu Fany meninggalkan luka dalam bagi dirinya. Bukan hanya dia, Kakak dan Ayahnya juga merasa terpukul dan berduka.
Hari terus berlanjut, Fany tidak boleh berlarut dalam kesedihan. Beberapa tahun kemudian, Fany memutuskan untuk merantau ke negeri orang.
New York merupakan tempat yang akan tinggali bersama dengan Della teman satu kampusnya semasa kuliah. Butuh perjuangan untuk pergi kesana. Itu karena ayah Fany sempat tidak menyetujui jika putrinya pergi jauh darinya.
Setelah beberapa kali dibujuk, akhirnya Thomas selaku Ayah Fany pun mau menyetujuinya.
Kepergian Fany ke New York mendapatkan nasib yang tidak baik pula ketika dia bertemu dengan seseorang yang nantinya akan menjadi suaminya hanya karena sebuah kejadian yang fatal.
Pengenalan Tokoh
Tiffany Lee (25 Th)
Tiffany Lee. Kerap disapa Fany. Seketika takdirnya berubah menjadi seorang istri dan calon Ibu dari Austin Nero. Buah cinta yang kini sedang tumbuh didalam rahimnya karena sebuah kesalahan yang tidak disengaja.
Austin Nero ( 29 Th)
Austin Nero. Pria tampan nan mempesona meruntuhkan sedikit egonya sehingga menikahi Fany, Ibu dari Calon anaknya.
Charles Davison (30 Th)
Sitampan Charles yang memiliki rasa ketertarikan pada Fany di awal pertemuan mereka. Mengetahui bahwa Fany sudah menikah membuatnya mengubur perasaan itu dalam-dalam.
***
Warning ⚠⚠⚠
Novel ini hasil revisi dari karya sebelumnya yang berjudul "Takdirku, hidup bersamamu"
Ada sedikit perubahan sehingga saya membuatnya dengan judul berbeda.
Ingat cuma sedikit. Hanya dibeberapa part saja.
So here we go...
Semoga readers menyukainya
Salam hangat dariku
Insani Syahputri
^^^22-01-2022^^^
Beri Vote, Like jika kalian menyukainya
Happy Reading
***
Siang hari terasa sangat panas sekali, terlihat seorang gadis cantik dengan dress warna putih menampakkan keindahan tubuh seksinya. Gadis itu nampak bergaya menampilkan tubuh seksinya kepada orang yang ada di sekitarnya.
Dengan gaya bak model kelas atas, gadis itu menghampiri meja resepsionis. “Apa Austin ada di dalam ruangannya?” tanya gadis itu kepada repsesionis yang selalu standby melayani orang yang akan berkunjung ke Nero Corp.
Dia adalah Amanda Smith, seorang gadis yang diutus oleh ibunya Austin Nero untuk menemui putranya. Amanda sangat senang dan berantusias ingin segera bertemu dengan seorang ceo yang memiliki sifat dingin dan juga tampan bak titisan dewa Yunani. Kata orang-orang. Disinilah Amanda, datang untuk memastikannya.
Meskipun tidak suka dengan kehadiran Amanda, resepsionis dengan tersenyum menjawab,“tuan Austin ada di dalam ruangannya, Nona. Silakan datang ke ruangannya.” ucap repsesionis kepada Amanda.
“Oke.”
Amanda Smith langsung melangkahkan kakinya setelah mengetahui kalau Austin ada di dalam ruangannya.
Sebuah kabar baik, pria itu ada masih berada di kantornya. Semua orang mengenal tabiat Austin, pria itu akan berusaha untuk tidak menampakkan diri jika ibunya berulah untuk menjodohkannya.
Kali ini, ibu Austin memilih Amanda Sminth dan gadis itu menyambut baik niat ibu Austin yang ingin menjodohkannya dengan putra sulungnya. Amanda sangat bersyukur sekali, keluarganya bisa menjalin hubungan yang baik dengan keluarga Nero.
Kaki jenjang Amanda berhenti di depan pintu ruangan Austin. Ia melirik ke arah meja sekrestaris dan tidak menjumpai siapapun di sana. Amanda akhirnya memutuskan untuk membuka pintu itu. Disaat dirinya memasuki ruangan, betapa terkejutnya dia ketika mendapati Austin yang sedang berpelukan dengan seorang perempuan.
Posisi perempuan itu membelakangi Amanda, jadi Amanda tidak tau siapa perempuan yang
sedang dipeluk oleh Austin. “Oh kau di sini.” ucap Austin tapi masih dalam posisi berdiri dan memeluk perempuan yang tengah duduk membelakangi Amanda.
“Austin!"Kenapa kau berpelukkan dengan gadis lain dihadapan calon tunanganmu?” teriak Amanda tidak terima.
Amanda mencoba mendekati kursi kerja Austin, tapi pria itu segera menghadang dan segera menarik Amanda menjauh dari meja, sehingga posisi gadis di sana aman dari jangkauan Amanda.
“Kau siapa? Tunanganku? Kenapa aku tidak mengetahuinya? Kapan kita bertunangan? Aku tidak ingat sama sekali.” ucap Austin.
Pria itu masih menghadang tubuh Amanda agar dia tidak mendekati meja di sana.
Amanda menatap ke arah meja kerja Austin dengan tatapan penuh amarah, lalu mengalihkan pandangannya pada Austin.“Iya, aku tunanganmu! Orang tua kita sudah menjodohkan kita berdua.” jelas Amanda.
Austin menarik nafas pelan dan membuangnya gusar.“Bagaimana ini? Aku tidak mau bertunangan denganmu! Kau lihat sendiri, aku sudah memiliki kekasih dan aku sangat mencintainya.” Ekor mata Austin melirik ke arah meja sana lagi dan ia juga sedang berjuang untuk tidak tertawa di hadapan Amanda.
“Besar cintaku padanya seluas lautan di sana yang tidak dapat terukur oleh alat ukur manapun! Bagaimana mungkin aku tega menghianati kekasihku demi bertunangan denganmu? Tidak ___ aku tidak sejahat itu Amanda.” ucap Austin sambil menatap penuh arti ke arah gadis itu.
“Kau!” Amarah Amanda semakin membuncah, ia menatap sengit ke arah Austin.
“Ada apa? Kau marah denganku? Tidak masalah, lagian aku tidak akan peduli jika kau marah denganku, karena aku memang tidak menyukaimu.” ucap Austin terang-terangan sambil bersedekap dada.
Amanda merasa kesal sekali ketika mengetahui kalau Austin sangatlah menyebalkan, bahkan dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia benar-benar akan menikah dengan pria yang sudah membuatnya merasa jengkel.
Lain dengan Austin, dia merasa sangat senang sekali saat dirinya berhasil membuat wanita yang ada di hadapannya merasa kesal padanya. Memang itulah tujuan Austin, membuat Amanda segera hengkang dari
kantornya.
Sudut bibir Austin terangkat, ketika melihat Amanda benar-benar ingin pergi meninggalkan ruangan kantornya.
Raut wajah itu berubah datar kala Amanda berbalik menatapnya sengit.
“Ada apa?” tanya Austin. Alisnya terangkat menunggu Amanda yang hendak berbicara lagi dengannya.
Amanda tidak menjawab, dengan cepat Amanda menghampiri kursi itu. Dia sangat penasaran sekali, jadi tangannya langsung memutar kursi milik Austin dan melihat seperti apa tampang kekasih dari Austin.
“Cih, lebih cantikkan aku daripada dia!” decih Amanda saat sudah melihat wajah gadis yang sedang tertunduk malu.
Amanda menoleh ke arah Austin. “Mungkin matamu lagi sakit, Austin. Jadi kau tidak bisa melihat wanita cantik sepertiku.” ucap Amanda lagi dengan percaya diri.
“Bibirku akan lebih sakit lagi jika aku mengatakan kalau dirimu itu cantik!" cibir Austin.
“Kau!” Emosi Amanda kian memuncak.
“Apa?” tantang Austin.
“Apa kau tidak merasa bersalah sedikitpun kepadaku?” tanya Amanda.
“Tidak! Aku tidak melakukan apa-apa di sini!! Justru kaulah yang sudah mengusik kebersamaanku dengannya.”
“Ibumu yang memintaku datang kesini, asal kau tau. Bukan menyambutku, kau justru membuatku marah. Aku tidak mau bertunangan dengan laki-laki sepertimu!” final Amanda.
“Sudah kukatakan sebelumnya, kalau aku tidak merasa kalau kau itu adalah tunanganku.”
Amanda tidak ingin menjawab lagi, ia justru mengumpatinya. “Pria sialan. *******!” umpat Amanda sambil menunjukkan jari tengah pada Austin lalu pergi dari sana. Bahkan Amanda menutup pintu dengan keras untuk meluapkan rasa kesalnya yang disebabkan oleh pemilik pintu.
Sepanjang menyusuri kantor Austin, Amanda hanya memberi umpatan di setiap perjalanannya yang ia layangkan kepada Austin.“Dasar Austin keparat. Bajingan. Kenapa Daddy menjodohkanku dengan orang menyebalkan seperti dia?”
“Apa lihat-lihat! Lebih baik kalian mengurus bos kalian yang gila itu daripada menghabiskan waktu kalian dengan menatapku seperti itu!” ucap Amanda yang terlihat marah kepada pegawai Austin yang menatap heran ke arah Amanda.
Begitu juga dengan para resepsionis yang tersenyum dan tertawa ketika Amanda sudah berlalu. Sebenarnya mereka sangat penasaran, apa yang sudah dilakukan bos mereka terhadap wanita itu dan membuat wajah Amanda bisa sampai masam seperti itu.
“Pasti tuan Austin berulah lagi!”
“Aku kasihan sekali terhadapnya dan aku tidak tahu dia sudah jadi korban yang keberapa dari permainan tuan Austin.”
Mereka saling bercerita tentang kelakukan pimpinan mereka terhadap wanita-wanita yang dikirim oleh ibu Austin. Sangat menghibur mereka, kala melihat setiap korban yang pulang dengan muka kesal, marah, muram yang bercampur aduk.
Masih di ruangan kantor Nero Corp, Austin mendekati pintu ruangannya. “Untung harga pintunya mahal, jadi tahan banting.” ucap Austin pelan.
Ia menghela nafas dan mengusap wajahnya gusar. Wanita itu memang sedikit gila, pikir Austin. Bisa-bisanya dia mengumpati seorang Austin. “Dia yang sialan.” balas Austin.
“Ya kan sayang.” panggil Austin kepada orang yang masih setia duduk di kursi kerja miliknya.
Orang itu melirik Austin dengan tajam, sehingga membuat Austin tertawa terbahak-bahak lalu berbaring di sofa yang ada di dalam ruangan itu juga.
Orang itu kemudian berdiri dan menghampiri Austin, lalu membuka wig berwarna blonde itu dan melemparkan kasar ke wajah Austin.
“Brengsek. Kenapa kau malah tertawa sekarang?” Terdengar suara pria.
Bukannya merasa bersalah, Austin justru kembali tertawa. “Suaramu sangat tidak cocok sekali dengan keadaan wajahmu yang sekarang.”
Orang itu memandang sengit ke arah Austin.
“Baiklah, maafkan aku Roy.” ucap Austin mencoba untuk menahan tawanya.
Roy duduk di samping Austin, dia sedang kesal.“Lain kali aku tidak akan mau membantumu lagi, Austin. Ingat itu.” ucap Roy sambil membuka kancing dress wanita yang sedang dia pakai itu sehingga dada bidang Roy kini sudah terlihat.
Roy sempat merasa geli dan jijik saat melihat benda yang bisa membuat buah dada Roy terlihat sedikit berisi itu jatuh ke lantai.
“Ya Tuhan, semalam aku bermimpi apa ya? Kenapa nasibku sial sekali hari ini.” tutur Roy yang di sambut dengan gelaan tawa Austin.
“Ini pakai lagi, dadamu jadi mengecil lagi.” Ujar Austin.
Roy segera melayangkan pukulan pelan pada perut Austin untuk meluapkan kekesalannya.
Roy kembali duduk, “untung rambutku tidak sampai dijambak oleh dia! Kalau tidak, semuanya pasti akan jadi kacau balau.” ucap Roy mengingat dirinya yang tengah menyamar dan menggunakan wig. Tentu saja Roy merasa was-was, bisa saja kan wig itu lepas jika wanita tadi melakukan perlawanan padanya alias baku hantam.
“Paling semua pegawai akan datang melihatmu. Kau akan semakin terkenal.” ledek Austin.
“Ya, aku akan terkenal, setelah itu aku juga akan mengatakan pada semua orang kalau semua ini ide dari bos Nero Corp hanya karena ingin menghindari perjodohannya.” timpal Roy.
“Sudahlah. Yang penting rencanaku berhasil. Jangan bahas lagi. Sekali lagi terima kasih!” ucap Austin yang berterima kasih pada Roy.
“Ya sama-sama. Tapi lain kali aku tidak akan mau membantumu lagi.”
***
TBC
Salam manisku,
Insani Syahputri
22-01-2022
...Hello Everyone...
...HAPPY READING GUYS...
...Tapi...
...Setelah baca...
...Jangan lupa kasih like, vote ya guys...
***
Flashback on
Roy Abedson merupakan sekretaris sekaligus temannya Austin pun masuk kedalam ruangan Austin sambil membawa berkas yang akan ditandatangani oleh Austin.
“Roy. Aku ingin minta bantuanmu!” Ucap Austin pada sekretaris sekaligus temannya itu.
Roy sedikit kaget, kala mendengar Austin meminta bantuan kepadanya untuk pertama kali.
“Apa yang bisa kubantu?” Tanya Roy sambil meletakkan berkas itu diatas meja Austin.
“Ibuku akan mengutus seseorang lagi untuk menjadi kandidat calon istriku,” ucap Austin.
“Oh. Jadi Bibi ingin menjodohkanmu lagi dengan wanita pilihannya dan kau tidak menyukainya?” Tanya Roy.
“Iya,” jawab Austin yang berkata pada Roy sambil menganggukkan kepala dengan semangat dan memasang wajah imutnya. Ini baru pertama kali Roy melihat tampang Austin yang seperti itu.
“Tunggu! Kenapa kau masang wajah imut begitu? Tidak biasanya kau seperti itu. Aku punya firasat, kalau akan terjadi sesuatu hal yang buruk padaku.“ Roy menaruh curiga pada Austin.
“Aku tidak akan membantumu!” Roy langsung menolak untuk membantu Austin.
“Please Roy. Tolong bantu aku. Kali ini saja.” Ucap Austin sambil memasang wajah memelas.
“Baiklah. Apa yang bisa kubantu?” ucap Roy yang tak bisa menolak lagi karena terpaksa.
“Aku ingin sosok perempuan saat ini. Kuharap kau bisa membantuku dengan cosplay jadi perempuan dan berperan sebagai kekasihku.” Ucap Austin tanpa merasa berdosa mengatakan itu.
“Apa!” Ucap Roy yang terkejut. Ingin rasanya Roy menyumpal mulut Austin agar tidak bicara lagi.
“Tidak mau.” Tolak Roy. Tentu saja Roy menolak. Siapa coba yang mau cosplay jadi seorang wanita.
“Roy.” Panggil Austin.
“Austin dikantormu banyak perempuan dan kau bisa meminta tolong pada mereka,” ujar Roy.
Bagaimana bisa Austin meminta dirinya cosplay jadi seorang jadi wanita. Mendengar itu membuat bulu Roy bergidik ngeri. Jelaslah Roy langsung menolak. Siapa juga yang mau menerima itu. “Aku tidak bisa,” balas Austin.
“Ya sama. Aku juga tidak mau! Enak aja menyuruhku berdandan jadi wanita. Aku mana maulah,” tolak Roy.
Austin hanya menatap kearah Roy yang sedang melepaskan jasnya dan melemparnya kelantai karena marah dan kesal atas permintan Austin tadi. “Kau tidak bisa menolak!” Ucap Austin.
Tiba-tiba ada yang masuk ke dalam ruangan Austin. Karena keadaan pintu tersebut sedikit terbuka.
“Oh, kalian sudah datang ya?” ucap Austin yang menyambut kedatangan penata rias yang terkenal di kalangan para artis Alias MUA.
“Kau.” Roy yang masih tidak percaya dengan ide temannya itu. Austin memang tidak main-main dengan perkataaannya.
“Maaf. Cuma kali ini saja. Kita tidak punya banyak waktu karena wanita itu akan datang beberapa jam lagi!” Pungkas Austin.
“Oke. Atas permintaaan tuan Austin kami akan segera make over dirimu teman,” ucap orang yang bernama Kenner Donies.
“Aku tidak berbicara denganmu! Dan satu lagi jangan sentuh-sentuh tanganku,” ujar Roy saat Kenner mencoba membawa Roy menuju kesofa.
“Panggil saya Kenner Donies, tampan!” Ucap Keneer sambil membelai wajah Roy sehingga membuat Roy merasa geli melihat aksi orang yang diutus oleh Austin.
“Oke Austin cuma kali ini saja. Lain kali aku tidak akan mau lagi,” Roy yakin pasti Austin akan menghalalkan segala cara untuk menolak rencana pernikahan untuknya. Roy pun memilih untuk membantu Austin. Pria itu mulai menduduki dirinya disofa empuk itu. Austin yang melihat itu menjadi senang kegirangan. Tak lupa Austin juga memberikan senyuman kepada Roy sebagai tanda terima kasihnya.
“Let’s go. Kita sudah tidak punya banyak waktu lagi! Jadi kita akan mulai make overnya,” ucap Kenner.
Flashback end
***
“Sebenarnya tadi aku sedikit tidak suka dengan perkataan wanita tadi!” Tutur Roy.
“Perkataan yang mana?” Tanya Austin.
“Ituloh. Tadi dia membandingkan dirinya lebih cantik dariku,” ucap Roy.
“Oh itu. Aku sih tidak terlalu memperdulikan itu,” ucap Austin terlihat acuh.
“Aku memang tidak cantik darinya. Kan aku ini laki-laki yang tampan dan juga terlihat kekar sehingga dari sudut mana pun aku itu tetap terlihat bagus,” ucap Roy dengan percaya diri sekali.
Austin membuka kancing baju tersebut sehingga nampak perut six pack dan membuat Roy menatap malas kearahnya.
“Iya-iya. Aku sadar diri. Tidak perlu pakai baju segala," ucap Roy merasa jengkel karena merasa kalah saat dibandingkan dengan orang yang ada di hadapannya ini. Austin hanya bisa menampakkan wajah puasnya kepada Roy.
“Oh ya satu hal lagi. Pasti Ibumu akan masih membicarakan perjodohanmu dengan wanita tadi?” Tebak Roy.
“ Apa kau mau bantuan dariku?” Ucap Roy menawarkan bantuan kepada temannya itu.
“Tidak perlu.” Ucap Austin tegas.
“Kenapa?” Tanya Roy.
“Karena aku sudah selesai membereskan permasalahan itu! Lagipula aku pun juga tidak memerlukan bantuanmu lagi!” Ucap Austin dengan santai dan itu sukses membuat Roy merasa kesal terhadapnya.
“Oke. Aku akan mengingat itu! Jika suatu saat kau memerlukan bantuanku, aku tidak akan mau membantumu!” Ucap Roy.
“Siapa juga yang mau meminta bantuan padamu! Kan tadi diawal kau bilang kalau kau sudah tidak mau lagi membantuku, tapi kenapa kau masih menawarkan bantuan lagi kepadaku?” Ucap Austin sambil mengingatkan ucapan Roy sebelum menawarkan bantuan kepadanya.
'Sial. Kenapa aku bisa kelupaan ya?' batin Roy.
“Oke. Kali ini aku benar-benar tidak akan mau membantumu. Dikasih hati malah minta jantung,” ucap Roy.’
“What the Hell!” Ucap Austin.
“Kapan kau akan memiliki seorang kekasihmu? Apakah kau tidak lelah ditanya kapan nikah sama Ibumu?” Tanya Roy.
“Sini biar kuberitahu padamu!” Ucap Austin menyuruh Roy untuk mendekat.
Kemudian Austin mencondongkan tubuhnya dan berbisik pada Roy.
“Kau tidak perlu tahu! Yang jelas secepatnya aku akan segera bertemu dengannya,” bisik Austin lalu dia berkata agar Roy segera pergi dari ruangannya.
***
Dimansion besar milik kelurga Nero. Terlihat Ny Nero tengah berkumpul dengan keluarga Smith. Ada Ny nero disana yang mencoba menceritakan semua kebaikan Austin Nero pada keluarga Smith. Ny Nero juga meyakinkan mereka kalau Austin bisa membahagia Amanda jika mereka segera menikah. Terlihat ada guratan wajah senang dan bahagia terpancar di wajah mereka kala sedang membicarakan tanggal pertunangan antara Austin dan Amanda.
Tiba-tiba Austin sudah muncul dipintu utama dan itu membuat Nyonya Nero terkejut. “Ternyata putraku sudah datang! Sini nak, cepat kemari! Kebetulan kami sedang membicarakan tanggal pertunanganmu dengan Amanda.” Ucap Delila Ibu dari Austin Nero.
'Apanya yang kebetulan, jelas-jelas ini semua Ibu rencanakan,' batin Austin sambil tersenyum paksa.
“Ini nak Austin ya?” Tanya Ny Smith.
“Ya bibi, Aku Austin Nero putra pertama dari pasangan George Nero dan Delila Nero. Salam kenal Paman dan Bibi,” ucap Austin membungkuk hormat.
“Kau benar Ny Nero! Putramu bukan hanya tampan tetapi ternyata dia juga baik dan sangat sopan terhadap orangtua dan sekarang aku tidak ragu lagi untuk segera menikahkannya dengan putri kami,” ucap Tn Smith.
“Tapi Paman, aku tidak ingin menikah dengan putrimu.” Ucap Austin secara spontan.
Mereka yang ada di situ merasa tertohok dengan kebenaran kalimat Austin. Ny Nero lebih kaget dan menatap marah kearah Austin. Dia lagi-lagi harus menahan kecewa disaat anaknya itu menolak wanita pilihannya untuk segera dinikahkan dengan Austin.
Tiba-tiba Tn Smith mendapat telepon dari seseorang. Setelah selesai menelpon dia tiba-tiba ingin izin pamit untuk pulang kepada Ny Nero dan tak lupa juga dia mengatakan untuk membatalkan acara perjodohan kedua anak mereka.
Ternyata Tn Smith mendapat telepon dari putrinya yaitu Amanda Smith. Dia terkejut saat mendengar putrinya yang ternyata juga ingin membatalkan perjodohan itu dengan alasan mengatakan kalau Austin itu sudah memiliki kekasih dan itu membuat Tn Smith kecewa.
“Kami pamit pulang dulu Ny Nero,” ucap Tn Smith sekali lagi lalu melangkah kaki untuk segera keluar dari mansion itu.
Kini tinggallah Austin dan Delila didalam ruangan tamu itu. Austin pun menoleh kearah Ibunya yang sepertinya akan memarahinya lagi. “Maafkan aku Ibu!” Ucap Austin.
“Austin!! Kenapa lagi-lagi kau menghancurkan rencana dan keinginan Ibu?” Tanya Delila kesal sambil memukul lengan putranya itu.
“Ya, karena aku tidak menyukai wanita pilihan Ibu,” ucap Austin sambil menahan sakit pada lengannya akibat pukulan dari Ibunya.
Ibu Austin semakin mengangakan mulutnya saat mendengar perkataan yang barusan Austin katakan. Apa putranya itu tidak tahu kalau Ibunya sudah tidak sabar lagi ingin menimang seorang cucu? Dan dengan teganya disituasi seperti ini Austin masih bisa-bisanya menolak permintaan Ibunya.
“Jadi kapan kau memiliki wanita yang benar-benar kau sukai?" Tanya Delila.
“Ibu tolonglah bersabar. Sebenarnya aku sudah punya, tapi aku masih ragu untuk membawanya kesini,” ucap Austin.
“Kenapa harus ragu? Siapa dia? Kapan kau akan mengenalkannya pada Ibu?” Ucap Delila yang langsung semangat ketika mendengar kalau putranya itu ternyata sudah memiliki kekasih.
“Secepatnya Ibu! Aku pergi dulu ya,” ucap Austin sambil melangkahkan kakinya dan melambaikan tangan pada Ibunya
“Kau mau kemana?” Tanya Delila tapi tidak dijawab Austin karena sudah keburu keluar dari mansion.
***
Bersambung...
Salam manisku,
Insani Syahputri
^^^22-01-2022^^^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!