NovelToon NovelToon

Beri Aku Anak Suamiku.

Episode 1 : Pernikahan tidak biasa.

...🍬Soundtrack #Candy-Baekhyun EXO🍬...

...💌Tak pernah sedikit pun terpikir oleh ku untuk menikah dihari ini, pernikahan ini sungguh tidak biasa💌...

       Sebuah gedung yang sangat tinggi menjulang kini dipenuhi dengan beberapa orang yang berkumpul memakai pakaian yang menurut mereka bagus juga mewah. Dengan wajah senyuman dimana-mana mereka datang dengan memperlihatkan beberapa undangan kepada pihak yang bertugas untuk men-chek undangan para tamu.

Saat beberapa tamu masuk mereka kagum saat melihat ruangan yang begitu cerah dengan kemilauan beberapa berlian yang bergantung indah dan beberapa lampu yang bersinar lembut membuat kilauan itu semakin terpancar.

Saat memandang kedepan kita dapat melihat sebuah pelaminan berwarna keemasan berbalut beberapa butiran berlian yang mengkilap.

Sepanjang jalan menuju pelaminan banyak sekali bunga -bunga kecil hingga membuat jalan terlihat sangat menawan.

"Apakah masih ada yang kurang? " Tiba-tiba seorang pria berumur 50-an datang dengan pakaian lengkap serta rapi.

Dua pemuda dihadapan nya menunduk hormat kepada pria itu.

"Sudah selesai keseluruhan tuan, dan para tamu juga sudah berada di tempat masing-masing. " Ucap mereka dengan sopan.

"Kalau begitu kembali ke tempat kalian dan tetap fokus untuk menjaga keamanan, saya tidak ingin pernikahan putri saya terganggu. "

"Baik tuan, " Ucap mereka langsung berlalu menjalankan tugas masing-masing.

Dalam sebuah ruangan seorang gadis tengah dihias dengan balutan gaun putih yang berukuran sangat pas ditubuhnya itu. Tubuh langsing dan sintal itu terlihat sangat sempurna dengan balutan itu.

"Bagaimana dengan mempelai wanita? " Tanya seseorang selaku penanggung Jawab jalannya acara pernikahan ini.

"Hampir selesai buk! "

"Segera siapkan karena acara sudah dibuka, mempelai wanita akan segera dipertemukan dengan mempelai laki-laki. "

"Baik buk, akan segera diselesaikan. "

Seperginya seorang wanita tadi petugas make up langsung melanjutkan acara merias wajah gadis itu.

"Sudah selesai nona, wahhh nona sangat cantik dan begitu berkilau, " Ucap petugas itu dengan wajah kagum tanpa dibuat-buat.

Gadis itu hanya tersenyum pelan setelah itu kembali terlihat resah tanpa sebab.

"Apakah ini adalah jalan yang tepat? Atau aku sedang salah dalam melangkah? " Batin gadis itu penuh kebingungan.

"Apa ini akan berjalan lancar? Atau hanya akan  berakhir sia-sia. "

"Nona! " Panggil petugas itu berkali-kali hingga gadis yang sempat melamun itu kembali tersadar.

"Uh,, "

"Apa nona tidak puas dengan hasilnya? "

Gadis itu langsung menggeleng karena ia sama sekali tidak perduli dengan riasan nya hari ini. Hatinya bingung dan terombang-ambing tanpa tahu harus bagaimana saat ini.

"Aku yang mengambil keputusan ini, aku yang mengajukan tapi kenapa aku sangat resah saat ini? " Batinnya lagi.

"Aku,, aku ingin membatalkan ini. Kenapa aku sampai sebodoh ini mengambil jalan ini? " Batinnya lagi.

"Nona,,, nona! "

"Eh? "

"Acara sudah dimulai dan bapak akan masuk untuk menuntun Nona menuju altar. "

Gadis itu hanya diam saja karena merasa jantungnya sangat tidak tenang. Ingin lari dan pergi sejauh mungkin.

Pintu terbuka dan masuklah seorang laki-laki tadi, dan itu adalah ayah dari mempelai wanita.

"Bagaimana sudah selesai? " Tanya pak Fahri mendekat kearah putrinya itu.

"Bagaimana hmmm? Apa kamu sudah siap? " Tanya nya dengan pelan.

Gadis bernama YARA ABIZAR KHALID itu langsung mengangguk ragu kemudian melihat kearah ayahnya dengan pelan.

"Tarik nafas pelan dan rileks lah, kamu hanya perlu mengikuti ayah dan semua akan  baik-baik saja. "

Yara menganggukkan kepala dengan pelan lalu menautkan tangannya dilengan sang ayah lalu mengikuti ayahnya berjalan menuju pintu menuju altar.

Sejak awal ia sudah sangat tidak nyaman dengan dirinya sendiri, pernafasan nya terasa sangat mencekat saat hendak sampai didepan pintu.

"Apa semua orang yang hendak menikah merasakan hal yang sama dengan ku? " Batin Yara dengan pelan.

Nafasnya semakin tak beraturan saat pintu terbuka memperlihatkan Yara yang keluar dengan anggun dengan balutan gaun mewah serta wajah cantik yang semakin cantik karena polesan itu. Tangannya sangat kaku karena mata seluruh undangan  tertuju kearah nya.

Ia mengalihkan pandangan dari para tamu undangan kemudian melihat lurus kedepan diujung altar ia menangkap sosok laki-laki bertubuh tinggi sembari dibalut dengan jas hitam melihat kearah nya.

Mata mereka bertemu dengan hati yang sama-sama bingung. Yara terlihat sangat bingung dengan situasi ini sedangkan laki-laki yang menjadi calon mempelainya itu hanya menatap lurus kearah nya.

Yara melihat penampilan laki-laki itu dengan hati yang tak tenang.

"Apa aku gila? Dia sungguh masih muda sekali untuk menjadi suamiku. " Batin Yara merasa itu sedikit salah.

Bugh,

Kaki Yara keseleo saat tidak sengaja menginjak dressnya itu karena terus saja memikirkan banyak hal dan tidak fokus.

Papahnya langsung kaget dan membantu putrinya untuk seimbang kembali.

"Apa kamu baik-baik saja? "

"Aku tidak apa pah. "

Setelah memastikan bahwa Yara memang baik-baik saja papahnya lanjut menuntun putrinya berjalan menuju laki-laki itu begitu juga dengan laki-laki itu yang ikut berjalan dengan pelan menuju Yara dengan papahnya.

Tamu sangat ramai sekali, dimana-mana kini sudah dihadiri oleh banyak tamu.

Laki-laki yang bernama Lanang Putra itu terlihat sangat lesu tanpa sebab. Hatinya tak karuan karena pernikahan ini juga begitu tiba-tiba dengan nya.

"Aku merasa sangat jahat karena tidak mengundang ibu keacara pernikahan ku. Walaupun ini hanya hubungan kontrak tetap saja aku sangat merasa bersalah. " Batin Lanag merasa bersalah.

"Hei, jangan memasang wajah seperti itu! " Senggol Yara kepinggang Lanang hingga laki-laki itu kaget.

"Eh iya nyonya, " Ucap Lanang bingung.

"Jangan memasang wajah seperti itu, kamu mau menunjukkan kalau pernikahan ini palsu? " Kesal Yara.

Lanang buru-buru menggeleng dan tersenyum kearah Yara juga tamu undangan. Walaupun hatinya masih saja merasa tidak nyaman.

"Kenapa kamu cemberut seperti itu? " Kedalam Yara menyenggol pelan pinggang Lanang.

"Eh,,, saya baik-baik saja nyonya, nyonya tidak perlu khawatir. "

"Siapa juga yang khawatir dengan mu, aku hanya tidak ingin orang lain menatap curiga dengan kita. "

Lanang langsung Menganangguk dengan cepat karena ia tahu sifat Yara memang seperti itu, blak-blakan dan langsung pada intinya.

Papah yang melihat adegan bisik-bisik diantara Yara putrinya serta Lanang calon menantu nya itu tersenyum pelan.

"Aku tidak tahu kalau putriku ternyata bisa sedekat itu dengan laki-laki. Apa dia benar-benar sudah mendapatkan pilihan hatinya? " Batin sang ayah yang terus saja memperhatikan mereka dari kejauhan.

Acara pernikahan itu sangat berjalan dengan lancar sesuai ekspektasi mereka. Khususnya para tamu undangan yang datang terus menerus seolah orang orang dari setiap penjuru datang kesana.

...🍒Bersambung🍒...

Wahhh teh first part akhirnya siap juga yah. Semoga kalian suka dengan ceritaku yang kesekian ini.

Jangan lupa like, komen, dan masukkan ke dalam daftar favorit cerita kalian yah🙃

See you my luv🧀

Episode 2 : Jangan sok perhatian.

...🍬Soundtrack #Don't fight the feeling 🍬...

...💌Pernah berpikir apakah selamanya aku akan seperti ini? 💌...

         Sejak tadi Yara merasakan tidak nyaman dengan pergelangan kakinya, karena sempat keseleo tadi. Namun, ia tidak memperlihatkan nya karena takut akan membuat sang ayah khawatir.

Kini Yara dan keluarga nya sudah berkumpul diruang makan untuk makan malam, wajah gadis itu sejak tadi terlihat sangat tidak senang dan seperti memiliki banyak sekali beban hidup saja.

"Yatuhan! Apa aku harus satu kamar dengan bocah itu? Kenapa aku sampai segila itu untuk mengajaknya menikah? " Batin Yara merasa bodoh dengan dirinya.

"Aku sungguh tidak mengira akan menjadi seorang istri dari bocah berusia 19 tahun, sedangkan aku sendiri sudah berusia 31 tahun. "

Yara terus saja merutuki kebodohan nya dalam hati sembari memukul kepalanya dengan keras hingga seluruh mata bingung melihat kearah nya.

"Kenapa sayang? Apa ada yang salah? " Papah tiba-tiba menanyakan kondisi Yara yang langsung kaget itu.

"Iya sayang, apakah ada yang salah? " Lanjut Yuna yang kebetulan adalah ibu tiri Yara yang sudah menikah dengan papahnya sejak beberapa tahun lalu.

Bahkan mereka kini sudah dikaruniai anak laki-laki berusia 16 tahun, Karena mamah Yara sudah lama sekali meninggal dunia dan saat itu Yara masih sangat kecil sekali.

"Yara baik-baik saja pah, cuma capek aja mungkin. "

Papah tersenyum Karena jawaban Yara dan langsung melihat kearah menantunya yang masih terlihat belum beradaptasi dengan suasana dirumah ini.

Ia masih bingung dengan orang-orang dirumah itu, khususnya hubungan antara Yara dengan ibunya yang terlihat sangat renggang sekali.

"Menantuku, kamu tidak melihat istrimu sedang kelelahan saat ini. Bawalah istrimu ke kamar dan beristirahatlah kalian. " Papah tersenyum dan hampir tertawa saat mengatakan itu.

Mata Yara membelalak kaget saat mendengar itu, pasti papahnya salah faham dengan ucapannya yang mengatakan kelelahan itu. Jangan bilang papah beranggapan Yara sedang beralasan agar secepatnya mereka kembali ke kamar untuk berduaan.

"Papah apaan sih? " Kesal Yara dan memasang wajah kesal.

Papah terus saja tersenyum "Baiklah baiklah, kalian istirahat saja. Seharian sudah sangat lelah karena meladeni tamu undangan. "

Yara bangkit dan menarik tangan Lanang, ia hampir saja oleng karena rasa sakit di kakinya namun Lanang dengan cepat menahan nya untuk tidak jatuh.

"Kak,, "

"Diam! "

Lanang langsung kicep saat Yara menyuruh nya untuk diam dan tidak membahas kakinya itu.

"Sudah tidak sabar yah sayang sampai menarik suamimu begitu cepat? " Papah masih saja ingin menggoda putrinya itu.

Yara langsung melihat kesal kearah papahnya kemudian lanjut berjalan dengan pelan. Lanang yang melihat Yara kesulitan dalam berjalan langsung berinisiatif menggendong istrinya itu.

"Waw,,, " Papah tertawa puas karena menggoda pasangan yang baru saja bersatu itu.

"Apa-apaan kamu? Turunkan aku! " Bentak Yara dan Lanang hanya diam saja.

"Kamarnya yang mana nyonya? "

Dengan kesal Yara menunjuk kamar diujung yang terlihat mewah bahkan hanya melihat pintu nya saja.

Saat pintu terbuka wajah Lanang terpana dengan kemewahan isi di dalam kamar itu, seolah itu adalah sebuah rumah yang di dalamnya sangat lengkap sekali. Seluruhnya ada disana dan kamar itu juga sangat luas untuk disebut sebuah kamar. Kalau bisa di ibaratkan seolah itu adalah rumah di dalam rumah.

"Turunkan aku! " Bentak Yara dan Lanang langsung menurunkan Yara dengan pelan dan lembut diatas sofa disana.

"Apa-apaan kamu? Berani sekali kamu menyentuhku dengan menggendong ku seperti tadi!" Teriak Yara dengan kesal dan menghakimi Lanang yang hanya diam saja.

"Walaupun kita sudah menikah bukan berarti kamu bebas menyentuhku! Menyebalkan sekali berurusan dengan orang tidak tahu diri seperti mu ini. "

"Jangan berani modus, macam-macam dan berharap lebih dengan pernikahan palsu ini. "

"Kamu pik,, akhhh. "

Yara tidak bisa melanjutkan kata-katanya saat Lanang turun tepat di depannya dan menekan pergelangan kakinya hingga gadis itu memekik kesakitan.

"Sialan,, akhh. "

Lanang lagi-lagi menekan pergelangan kaki Yara hingga gadis itu memekik kembali.

"Maaf atas kelancangan saya tadi nyonya. Tapi saya hanya sedang berusaha membantu nyonya. Nyonya tidak ingin bapak tau kan kalau pergelangan kaki nyonya sedang tidak baik-baik saja? "

Yara yang sudah terlanjur malu itu langsung menunduk dan malu bukan main, ia sudah salah faham dan berkata banyak hal kepada Lanang tadi.

"Akhhh,, "

"Apa-apaan kamu? Kamu berniat balas dendam yah sampai menekan nya begitu keras? " Galak Yara kembali dan berteriak kesal.

Lanang hanya diam saja dan kembali melanjutkan aktivitas nya mencoba untuk mengobati pergelangan kaki Yara.

"Akhh,, sakit woyy. Kamu sengaja kan? "

"Tadi saja nyonya sangat kuat dan kasar saat berbicara, kenapa hanya ditekan sedikit saja sudah kesakitan begitu? Jangan manja nyonya! "

Lanang bangkit dan matanya sedang mencari-cari sesuatu didalam ruangan itu.

Yara langsung terdiam dan tidak menyangka laki-laki muda dihadapannya juga sangat ahli dalam berkata-kata. Laki-laki itu seolah sedang mengembalikan semua kata-kata yang yara ucapkan padanya tadi.

"Ah disana rupanya! "

Lanang berjalan kearah lemari dengan pelan namun tiba-tiba Yara berteriak keras.

"Jangan berani menyentuh apapun diruangan ini! "

"Apa saya tidak boleh memegang Kotak p3k juga nyonya? Apa ini juga berharga jutaan rupiah? " Lanang terlihat bingung.

"Sial, kenapa aku tidak kepikiran kesana sih? Memalukan sekali sudah menuduh dan mencurigai nya. " Batin yara.

"Khem,,, terserahmu saja. "

Yara sudah terlanjur malu karena salah sangka dengan Lanang, dia pikir laki-laki itu akan panjang tangan dan lancang memegangi barang-barang disana.

Lanang datang dengan pelan sembari membawa kotak p3k itu dan berjongkok kembali di hadapan Yara yang masih merutuki kebodohan nya yang langsung saja blak-blakan tanpa tau apa pun.

Dengan lembut laki-laki itu mengangkat kaki Yara yang keseleo tadi diatas pahanya. Dengan pelan ia mengoleskan beberapa obat di kaki yara hingga gadis itu terdiam dan melihat kearah Lanang yang sedang fokus itu.

Mata Yara sekilas terhipnotis dengan wajah tampan Lanang, dengan rambut yang rapi, kulit yang tergolong putih, mata ramah, dan juga hidung yang sangat mancung hingga menambahkan kesan tampan diwajah laki-laki yang terpaut usia jauh sekali dengan nya.

"Kenapa dia terlihat sangat hangat sekali? Dia begitu lembut memperlakukan ku! " Batin Yara masih saja melihat kearah Lanang yang sedang berusaha mengobati kakinya itu.

"Mikir apa sih kamu Yar? Jangan sampai gadis hebat sepertmu jatuh dengan laki-laki yang masih ingusan dan hanya lulusan SMA sepertinya. Sungguh tidak bisa dibayangkan. "

"Ck, sudahlah! Biar aku saja. Tidak usah sok perhatian begitu padaku, " Ucap Yara dengan cepat ia menarik kakinya dan melanjutkan pengobatan di kakinya sendiri.

Lanang hanya diam saja menggeleng karena sikap gadis dihadapan nya sangat susah untuk ditebak.

...🍒Bersambung 🍒...

Waduhhh yara mulutnya pedes amat yah bund? Gak kira-kira kalo ngomong wkwkw.

Jangan lupa yah like, komen dan votenya wan kawan.

Semoga pada suka sama ceritanya.

See you guys🧀.

Episode 3:Crazy night

...🍬Soundtrack #into your arms-Ava max Witt Lowry 🍬...

...💌Salah paham dan tidak mau diluruskan adalah hal paling menyebalkan untuk dihadapi 💌...

        Setelah acara obat dan perdebatan ringan tadi Yara mulai mencoba untuk membuka gaun nya dan menggantinya dengan piyama mandi sebelum Lanang keluar dari dalam kamar mandi.

"Akhh,, " Gadis itu memekik lirih saat merasakan ujung beberapa helai rambutnya tersangkut diantara resleting gaun nya yang berada tepat dibelakang dan diarea punggung nya.

Gadis itu perlahan mencoba untuk menarik rambutnya dengan pelan namun tidak bisa lepas, bahkan ia tarik dengan keras pun rambut nya tidak bisa untuk dilepaskan.

"Akhh,, menyebalkan sekali sih!"

Sudah berkali-kali ia mencoba untuk melepaskan rambut itu tetap saja tidak bisa, belum lagi lehernya sudah sangat pegal karena mendongak sejak tadi.

"Sial sekali sih hari ini, semenjak bocah itu datang aku semakin sial saja. Akhh. " Kesal Yara karena merasa sangat sial hari ini.

Cleck,

Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan Lanang yang keluar dari kamar mandi dengan handuk berwarna coklat tua yang melilit diarea perutnya.

Mata Yara tak sengaja melihat kearah Lanang karena sejak tadi ia memang menghadap kearah kamar mandi. Jujur saja melihat tubuh Lanang yang hanya dibalut handuk itu membuat Yara terpaku tak menyangka laki-laki itu memiliki tubuh sebagus itu.

Laki-laki muda berusia 19 tahun itu memang memiliki postur tubuh laki-laki dewasa yang sudah sangat Matang. Dengan otot-otot di lengan nya dan juga tubuh six pack yang dialiri beberapa rintik air sisa ia mandi tadi sempat mambuat Yara hilang akal.

Dengan cepat ia berbalik karena tak ingin berlama-lama melihat tubuh bocah kurangajar itu.

"Kenapa dengan nya? Kenapa dia keluar dengan handuk saja? " Tutuk Yara karena merasa Lanang sudah gila keluar dari kamar mandi tanpa baju dan berdiri dihadapan seorang perawan kesepian seperti Yara.

"Ke,, kenapa kamu keluar hanya dengan handuk saja sih? Jangan seenaknya yah berbuat sesukamu di kamar ku! " Kesal Yara.

Lanang melihat kearah Yara yang terlihat sedang tidak baik-baik saja itu, melihat rambut gadis itu tersangkut diantara resleting gaunnya membuat Lanang sadar bahwa gadis itu tengah butuh bantuan saat ini.

"Apa nyonya butuh bantuan? "

"JANGAN BERGERAK! " Teriak Yara.

Langsung saja Lanang menghentikan langkah kaki nya yang hendak ia langkahkan kearah Yara.

"Nyonya baik-baik saja? " Lanang lagi-lagi merasa ada yang janggal dengan Yara.

"Kubilang jangan bergerak! " Kesal Yara dan berteriak lagi saat Lanang hendak menghampiri nya.

"Aku tidak apa-apa, jangan bergerak kesini. "

"Lalu sedang apa nyonya mendongak seperti itu sejak tadi? Apakah tidak pegal? " Lanang.

"Bukan urusanmu, aku sedang olahraga leher kok. " Elakkan Yara dengan wajah dan gerakan seolah ia sedang berolahraga leher.

"Akhh,, " Karena tak sengaja ia menggerakkan terlalu keras lehernya semakin sakit saja.

Lanang tersenyum pelan karena melihat tingkah Yara yang gengsinya setinggi tugu Monas saja. Apa salahnya mengaku sedang butuh bantuan?.

"Nyonya yakin tidak butuh bantuan saya? " Lanang menahan tawa karena melihat Yara yang sudah mulai kewalahan karena kelamaan mendongak.

"Kubilang bukan urusanmu! Tidak faham bahasa manusia yah? "

"Baiklah walaupun nyonya tidak ingin bantuan saya, saya akan tetap ingin membantu nyonya. Kalau dibiarkan begini terus leher nyonya bisa patah nanti. "

Lanang hendak mendekat kearah Yara yang langsung panik karena melihat laki-laki dengan handuk saja datang kearahnya. Ia tarik kembali kata-kata bocah untuk saat ini, karena melihat tubuh Lanang ia sungguh tak pantas disebut bocah.

"BERHENTI! "

Lanang kebingungan karena tingkah gadis itu sungguh aneh sekali. Mau dibantu saja banyak sekali dramanya.

"Kalau kamu memang ingin membantu ku jangan kesini dengan keadaan seperti itu, pakai bajumu dahulu. "

Lanang sedikit mengeryit karena bingung dengan ucapan Yara. Ia melihat kearah tubuhnya yang hanya dibalut handuk saja.

"Apa nyonya merasakan sesuatu saat melihat saya seperti ini? Seperti grogi atau semacamnya? " Tanya Lanang pelan.

"Tutup mulutmu sebelum aku jahit 38 jahitan! "

Lanang langsung diam karena ancaman Yara.

"Lagian kenapa kamu hanya keluar dengan handuk saja? Menyebalkan. "

"Saya tidak melihat koper saya nyonya, sejak tadi saya mencari koper berisi seluruh baju saya. "

"Punya mulut kan? Kenapa tidak bertanya tadi? "

"Saya hendak bertanya tapi nyonya dengan keras menyuruh saya secepatnya mandi. "

"Aahh sudahlah, tanggungjawab melulu bisanya. Kopermu ada di ruang ganti. Secepatnya pakai bajumu tidak sadar apa kalau tubuhmu itu merusak penglihatan orang. " Kesal Yara dengan sarkastis.

Lanang dengan cepat berjalan menuju ruangan ganti yang disebutkan oleh Yara tadi.

"Kenapa sih dengan nya? Apa? Grogi? Untuk apa aku grogi hanya Karena tubuh bocah seperti itu? " Elak Yara dengan wajah tidak Terima itu.

Sementara diluar kini sudah berdiri dua orang pelayan sambil menempelkan telinga mereka di depan pintu kamar Yara.

"Sedang apa kalian berdua? " Tegur Bu tati karena melihat Atun dan Sinen sedang sibuk menguping dikamar majikan mereka itu.

Seketika mereka kaget dan berdiri tegak menghadap Bu Tati.

"Kami mendapatkan tugas penting dari Tuan besar Bu. Kami disuruh untuk,  "

"Sudah mulai, sudah mulai. " Ucap Sinen memotong ucapan Atun dan langsung menempelkan telinganya di dekat pintu.

Bu Tati yang sempat menegur tadi langsung ikut bergabung karena penasaran juga dengan apa yang sedang terjadi didalam sana.

"Akhh,,, pelan-pelan! "

Mata Atun dan Sinen langsung terbelalak saat mendengar ringisan dari dalam kamar Yara begitu juga dengan Bu Tati yang tersenyum karena ia seolah tau apa yang sedang terjadi di dalam sana.

"Akhh,, akhh,, pelan -pelan ihh. "

Mereka sama-sama tersenyum dengan pikiran traveling kemana-mana hanya karena mendengar beberapa ringisan Yara dari dalam kamarnya yang tentunya tertutup rapat itu.

"Sepertinya mereka sedang hmmm didalam sana heheh. " Smirk Sinen dan langsung ditanggapi dengan senyuman oleh Atun.

"Sudah-sudah jangan disini lagi, laporkan saja sesuai dengan apa yang kalian tau dan kalian dengar. Biarkan nona Yara dengan den Lanang dan jangan diganggu. " Bu Tati berlalu dan diikuti oleh kedua pelayan itu.

Mereka meninggalkan kamar Yara dengan bibir menyunggingkan senyum seolah tau ada apa di dalam sana.

"Akhh,, kamu sengaja yah menariknya dengan keras? Sakit woyy. " Teriak Yara kesal.

Lanang menggeleng melihat kelakuan gadis dihadapan nya itu. Padahal ia hanya menarik beberapa helai saja dengan pelan tapi reaksi gadis itu seolah ia menarik seluruh rambutnya saja.

"Ini sudah sangat pelan nyonya. "

"Oohhh, jadi maksud mu aku bertingkah seolah aku sengaja mengeluh kesakitan? " Kesal Yara.

"Saya tidak bilang begitu nyonya. "

"Sudahlah! Kalau tidak niat membantu tidak usah banyak gaya. "

"Baiklah nyonya, saya akan mencoba untuk menariknya lebih pelan lagi. "

Lanang melihat dengan pelan kearah resleting itu dan melihat cara lebih mudah untuk melepaskan rambut Yara.

"Bagaimana kalau rambut nyonya kita gunting saja agar bisa dilepaskan? " Tanya Lanang.

"Tutup mulutmu! Berani menggunting nya satu helai pun kamu akan ku bunuh! "

Lanang tersenyum karena gadis itu selalu saja berbicara seolah ia mampu saja melakukan nya.

"Saya bercanda nyonya, sudah terlepas kok rambut nya. "

"Hah? "

"Coba nyonya menunduk, rambut nyonya sudah terlepas. "

Yara menurut dan benar saja rambut nya sudah terlepas dari resleting itu hingga ia tak perlu lagi mendongak seperti tadi lagi.

"Baiklah, Terima kasih banyak. " Ucap Yara sedikit gagap.

Lanang tersenyum melihat Yara yang langsung berlalu meninggalkan nya disofa. Gadis itu memang sangat kasar saat berbicara dan juga blak-blakan namun ia tidak pernah lupa untuk berterima kasih saat menerima bantuan dari orang lain.

"Manis sekali, " Ucap Lanang tersenyum.

...🍒Bersambung 🍒...

Duhh pikiran para pelayan traveling semua wkwkw, padahal realita nya gak gitu kok wkwkw.

Jangan lupa yah like, komen dan votenya wan kawan.

See you guys🧀

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!