HAPPY READING GAYS!!!
Namaku Sheila Lovania Leonard, aku selalu bertanya pada mamaku apa arti di balik namaku itu dan mama menjawab jika arti namaku adalah Shila Cinta Qania dan leonard. Gabungan dari nama mama dan papaku. Nama yang unik sekaligus nama yang paling aku benci. Leonard nama bajingan yang telah merusak masa depan aku dan mamaku. Harusnya dia tidak pernah hadir dalam hidup aku dan mamaku. Laki-laki pembohong yang mengaku lajang pada mamaku yang ternyata adalah suami orang.
Bodoh? Ya aku akui bahwa mamaku sangat bodoh mempercayai pria licik seperti papaku. Rayuan manis dan janji-janjinya yang beribu macam membuat mamaku kehilangan akal dan percaya begitu saja.
"Sheila..." panggilan lembut dari mamaku membuyarkan lamunanku.
Aku melihat ke arah kasur brankar mamaku. "Iya ma." jawabku sembari mendekat ke arahnya.
Sekarang mamaku sedang terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit, penyakit ginjal yang di deritanya semakin parah. Dokter menyarankan agar mamaku bisa segera mendapatkan donor ginjal agar nyawanya bisa di selamatkan. Tapi biaya operasinya sangat mahal, aku tidak sanggup membayar itu semua.
" kamu pulang aja,kamu pasti lelah sudah menjaga mama semalaman!"
Sheila meraih tangan mamanya, "Aku ngga ingin pulang ma, aku ingin di sini menemani mama!."
Qania menggeleng, "Mama nggak mau kamu sakit, kamu harus pulang dan istirahat!"tolak Qania yang menghawatirkan keadaan anaknya karna sudah beberapa hari anaknya itu menginap di rumah sakit untuk menunggui nya.
"Aku bisa istirahat di sini ma! ." kekeh Sheila.
"Sayang. "Qania menatap Sheila dengan tatapan memohon ,wajah pucat dan mata layu mamanya membuat Sheila terpaksa menuruti kemauan mamanya. Sheila tidak ingin mamanya semakin menghawatirkannya .
" Iya Sheila pulang." jawabnya menyerah, tatapan mamanya membuat Sheila tidak tega untuk terus bersikeras.
" Hati-hati ya sayang,kamu harus makan dan istirahat yang cukup di rumah !." pinta Qania sambil mengelus untaian rambut Sheila.
"Iya, kabarin aku jika terjadi sesuatu ya ma!"ucap Sheila yang sebenarnya sangat berat hati untuk meninggalkan mamanya sendirian di rumah sakit .
Qania mengangguk sembari melihat anaknya yang keluar dari ruangannya.
...§§§§§§§...
Sheila berjalan di gang sempit, Sheila memang selalu melewati gang-gang sempit agar ia lebih cepat sampai di rumahnya. Sebenarnya untuk sampai di rumahnya bisa saja ia menaiki angkot atau kendaraan umum lainnya tapi mengingat mamanya yang kini masih banyak memerlukan biaya jadinya Sheila memilih untuk jalan kaki agar uang yang seharusnya untuk angkot bisa ia gunakan sebagai biaya pengobatan mamanya.
Sheila fokus melewati jalannya karna hari sudah malam dan di sana begitu sepi dan gelap gulita .Walaupun banyak rumah - rumah warga tapi orang - orang di sana tidak begitu bersahabat .Tapi Sheila tidak ambil pusing lagi pula ia melewati perumahan di sana bukan untuk menyapa orang -orang di sana . Saat Sheila sedang asik melihat jalan tiba-tiba saja seorang pria keluar dari persimpangan gang dan menabrak Shila sampai Sheila terpental dan kepalanya menabrak tembok.
Dari belakang tidak jauh dari tempat Sheila dan pria itu jatuh terdengar segerombolan orang meneriaki nama sang pria.
"Xavier!."
"Xavi!"
"Xavier Alexander!"
Teriak segerombolan orang tersebut yang semakin dekat.
Pria itu langsung mendekat ke arah Sheila yang masih kesakitan, pria itu mencengkram kedua bahu Sheila.
"Tolong bantu saya,selamatkan saya dari orang-orang itu. jika kamu mau membantu saya saya akan berikan uang satu miliyar untuk kamu!."ucap pria itu memohon kepada Sheila.
" Xavier Alexander!" teriak orang-orang itu lagi.
" Alexander?" pikir Sheila yang baru sadar jika itu adalah nama dari seorang CEO muda dan kaya. Kekayaannya sangat melimpah.Nama itu sangat terkenal hingga semua orang sering membicarakan CEO muda dari perusahaan itu .
" Tolong bawa saya pergi dari sini! "ujar Xavier.
" Ini adalah cara paling cepat untukku bisa mendapatkan uang untuk pengobatan mama. Aku hanya perlu menyembunyikannya dari orang - orang itu, setelah itu aku bisa menagih janjinya. "Sheila tersenyum sembari mengangguk - ngangguk melihat mata pria tersebut.
" Tunggu apa lagi, selamatkan say!" tegas pria itu.
'' Kamu harus menepati janji kamu!!!" ucap Sheila menggenggam tangan pria itu lalu berlari melewati jalan tikus dan gang-gang sempit berliku. Orang - orang yang mengejar Xavier pasti sangat kesulitan karna gang ini begitu banyak persimpangan dan jalan - jalan buntu. Tidak mudah bagi orang - orang melewati gang ini jika mereka belum hafal jalan - jalan mana yang harus di lewati.
...§§§§§§§§...
Setelah pelarian yang panjang dan sangat menguras tenaga Sheila dan Xavier pun sampai di rumahnya. Ya sheila memutuskan untuk membawa pria itu ke rumahnya karna saat ini tempat yang paling aman untuk pria itu bersembunyi adalah rumahnya.
Sheila menyuruh Xavier untuk duduk di ruang keluarga rumahnya. Rumah Sheila sangatlah kecil dan berada di pemukiman yang kumuh juga gang-gang sempit. Sheila meninggalkan Xavier karna Sheila akan berganti pakaian, pakaian yang ia kenakan tadi telah basah karna keringat.
Sheila masuk ke dalam kamarnya mengganti pakai dengan celana pendek di atas paha dan kemeja putih berukuran besar. Setelah kejar-kejaran tadi membuat tubuh Sheila serasa panas padahal ia sudah mandi namun tetap saja hawa panas belum hilang.
Sheila keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman untuk ia suguhkan pada pria yang ia tolong tadi.
Di sisi lain Xavier membuka jas serta baju dalamnya, sehingga dada dan perut sixpack xavier terekspos. Rumah Sheila yang tidak ada AC membuat Xavier sangat kegerahan di tambah lagi ia baru saja berlarian cukup jauh untuk menghindari orang-orang yang mengejarnya tadi membuat hawa tubuhnya terasa sangat panas.
Sheila datang membawakan dua buah jus jeruk yang segar di saat Xavier sedang sibuk mengusap keringatnya. Pakaian sheila yang sangat seksi membuat xavier terangsang.Entah apa yang merasuki Xavier sampai ia membayangkan hal yang seharusnya tidak boleh ia bayangkan , Xavier sangat bernafsu untuk ****** bersama sheila. Mata xavier tak luput dari Sheila, Xavier memperhatikan Sheila dari atas sampai bawah. Keringat Xavier semakin bercucuran, hawa panas sangat terasa.Pikiran kotor terus memenuhi otaknya walaupun ia sudah berusaha untuk mengalihkannya .
Sheila menaruh dua minuman itu di atas meja kemudian duduk di sebelah Xavier, Sheila berniat akan menagih soal janji uang yang di janjikan Xavier kepadanya tadi.Sheila membutuhkan uang itu secepatnya agar amamnya bisa segera di pindahakan ke ruangan yang lebih baik dan mendapatkan perawatan yang jauh lebih layak . Sheila ingin mamanya untuk segera di tangani agar mamanya bisa sembuh seperti sedia kala lagi .
"Silahkan diminum!. "tutur Sheila menyuruh Xavier untuk segera meminum jus yang telah ia buat sebelum ia membuka inti pembicaraannya.
Xavier tidak bergeming ia masih menatap dengan tatapan penuh nafsu yang tidak dapat ia kendalikan. Sheila yang sadar jika ada yang aneh dengan gelagat serta cara pandang Xavier pun langsung beranjak untuk menjauh. Namun sial belum juga Sheila pergi, tangannya tiba-tiba di cekal kuat oleh Xavier.
Xavier menarik tangan Sheila sampai Sheila jatuh ke dalam dekapan Xavier. Tubuh mungil Sheila dikunci oleh Xavier dengan kedua tangannya. Hembusan nafas Xavier sangat jelas terasa di wajah Sheila. Nafsu Xavier saat ini menguasai dirinya.
Xavier mengecup bibir Sheila berulang kali, Xavier tidak menghiraukan pemberontakan dari Sheila. Tubuh Sheila yang mungil sangat mudah untuk ia kunci.
Par...
Tamparan keras dari Sheila membuat Xavier melepaskan Sheila. Tamparan Sheila membuatnya tersadar.
Xavier menyadari apa yang baru saja ia lakukan pada gadis yang baru saja ia temui itu , "Maafkan saya , sayatidak bermaksud untuk melecehkan kamu . Kepala saya sedang di penuhi dengan pikiran - pikiran yang tidak baik . Saya tidak sadar dengan apa yang saya lakukan !. " jelas Xavier yang berusaha untuk berjarak dari Sheila yang ketakutan.
Namun itu hanya sebentar kesadarannya saat ini sangat tipis nafsunya jauh lebih dominan sekarang.Tubuhnya ingin sekali untuk melampiaskan apa yang ada di otaknya sekarang . Jujur saja Xavier tidak mampu untuk menahannya , ia menyerah dan kembali memegang tangan Sheila.
Melihat gelagat Xavier yang kembali mendekatinya ,sheila pun segera untuk menjauh tapi karna kepanikannya Sheila malah terjatuh ke atas lantai .Sheila berusa berfikir secepat mungkin untuk bisa pergi ke tempat yang lebih aman. Sheila yakin jika orang-orang tadi telah memberikan sesuatu pada Xavier hingga ia seperti ini.
Sheila berlari masuk kedalam kamarnya namun lagi - lagi langkahnya kalah cepat dengan langkah Xavier. Xavier dengan mudah mendobrak pintu yang belum sempat di kunci oleh Sheila. Xavier masuk lalu menutup pintu kamar Sheila dan menguncinya. Xavier tersenyum sinis ke arah sheila, ia mengambil kunci kamar sheila dan memasukkannya kedalam saku celananya.
"Maafkan aku tapi aku akan membayar lebih untuk ini. "gumam Xavier seperti orang yang telah kehabisan akal.
" Saya tidak butuh uang kamu brengsek !! "umpat Sheila mempersiapkan diri untuk melawan pria yang ada di hadapannya.
"Izinkan saya untuk melampiaskannya , ini sungguh tidak bisa untuk saya tahan lagi . Saya akan membayar kamu lebih setelah semua ini selesai !. "
"Kau hanya perlu berbaring sebentar , saya akan melakukannya dengan cepat!. "ucap Xavier dengan nafas yang berat.
" Saya hanya menolong kamu untuk kabur dari orang - orang yang mengejar kamu. Bukan untuk menjadi pelampiasan nafsu sialanmu itu!" Sheila mengambil fas bunga yang terletak di atas nakas, Sheila menjadikan fas itu sebagai senjata untuk melumpuhkan xavier yang kini sedang setengah gila. Ralat benar - benar gila!
Dengan langkah gontai Xavier mendekati Sheila," Saya bisa mati jika nafsu saya tidak tersalurkan, usahamu akan sia - sia. kamu tidak akan bisa mendapatkan uang satu miliar itu!"ucap Xavier dengan nada yang memohon kepada Sheila .
"Saya tidak peduli, lebih baik kamu keluar sebelum kamu mati di tangan saya !."ucap Sheila yang begitu menyesali perbuatan baiknya . Seharusnyaia membiarkan laki -laki itu tertangkap oleh rombongan orang - orang tadi .
" S-saya sudah di sini saya tidak bisa, Saya tidak bisa pergi begitu saja tanpa melampiaskannya . Tolong berbaik hatilah ini tidak akan berlangsung lama! "ucapnya lagi meminta kerja sama dari Sheila.
" Aaaaiiissss... Kamu pikir saya wanita apa yang bisa kamu tiduri seenak jidatmu?"ketus Sheila yang semakin geram mendengar permintaan Xavier.
"Saya berjanji akan membayarmu lebih, bahkan berapapun yang kau mau .Saya juga akan menuruti semua permintaanmu asalkan kau mau bersamaku sebentar saja ,saya tidak mungkin bisa kembali dengan keadaan seperti ini !...."ucap Xavier yang benar -benar kehabisan kata - kata , iasudah mati - matian untuk melawan nafsu sialan itu tapi tetap saja ia tidak bisa . Keinginanyasangat kuat untuk berhubungan dengan Sheila , tubuh Sheila membuatnya semakin terangsang . Pikiran buruk semakin mendorongnya untuk membekap Aliza dan menidurinya .
"Aaaiiiisss obat sialan itu,saya sudah tidak bisa menahannya lagi. "Xavier melangkah cepat ke arah Sheila mencengkram erat tangan Shila yang memegang vas bunga lalu melemparkan tubuh Sheila dan tubuhnya ke atas ranjang.
" Lepaskan Saya sialan!" ucap Sheila memberontak.
" Diam lah ini tidak akan berlangsung lama,Saya akan melakukannya perlahan agar kamu tidak kesakitan . !" bisik Xavi menjelajahi tubuh Sheila.
.
.
.
.
Bersambung.
Hay gays ini masih cerita yang sama ya cuma ya cerita yang kemaren di hapus sama pihak NOVELTOON karna inikan cerita hasil dari misi kepenulisan. Karna bab yang aku ajuin ngga lulus kepenulisan jadinya ya di hapus sama pihak NT. Dan karna aku udah terlanjur seneng buat ngembangain cerita ini jadi aku milih buat post ulang cerita ini biar kalian yang penasaran sama cerita ini ngga mati penasaran dan ngecap kalau cerita aku ini gantung dan tiba-tiba. Jadi aku minta dukungannya sama kalian ya:)
Sheila mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengumpulkan kesadarannya. Sheila memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit, ia tidak tau sudah berapa lama ia pingsan. Mata Sheila berkeliling menatap sekeliling ruang sampai matanya tertuju pada kasurnya sendiri,kasur yang saat ini sedang ia tiduri.
Sheila terperanjat dan langsung melihat ke dalam selimut yang kini sedang menutupi seluruh tubuhnya.
"AAAAAAA...."pekik Sheila, begitu ia menyadari bahwa ia telah di nodai oleh pria yang kemarin ia tolong.
Sheila melihat di ke samping tidak ada satupun orang di sebelahnya.Sheila mengingat - ingat kejadian kemarin.
Kejadian tadi malam ......
"Ini tidak akan berlangsung lama , aku akan melakukannya secara perlahan agar kau tidak kesakitan !... "ucap Xavier menjelajahi tubuh Shila.
Tangan Xavier sudah masuk kedalam baju Sheila , Xavi memegang dua gumpalan daging itu dan meremasnya secara perlahan . Tubuhnya terus menindih tubuh Sheila yang terus menggeliat untuk melepaskan diri. Benda keras milik Xavier terasa jelas di atas perut Sheila , membuat Sheila semakin panik dan berusaha untuk melepaskan diri darinya .
Xavi melepaskan pakaian Sheila secara paksa agar ia lebih leluasa . "Tatap aku !, lihat aku baik - baik maka kau akan merasakan kenikmatan apa yang aku rasakan !. " ucap Xavier membelai wajah Sheila .
Tatapan Xavi dan Sheila tak terelakkan , Sheila seolah terhipnotis dengan ketampanan Xavi yang berada tepat di depannya . Bahkan setiap sisi wajahnya terlukis begitu indah .
Saat Sheila begitu tenang Xavi langsung mengecup bibir Sheila dengan begitu lembut , hal yang selama ini tidak pernah Shila rasakan terasa begitu indah saat Xavi dengan sangat hati - hati mengunci setiap kecupannya . Dan tanpa sadar Sheila ikut terbawa kedalam deretan gairah Xavier.
Sheila tanpa sadar membalas setiap kecupan Xavier tanpa pemberontakan sedikitpun , Belaian demi belaian Xavier di sambut dengan senang hati oleh Sheila seolah itu terjadi begitu saja . Remasan lembut di bagian dadanya kini perlahan menjalar di bagian inti dari kenikmatan yang sesungguhnya . Sheila merasakan tangan Xavier yang bermain di area bawah perutnya .membuat Sheila melakukan pelepasan yang seharusnya tidak ia lakukan .
Xavier menarik selimut lalu menjatuhkannya ketubuh Sheila dan dirinya hingga mereka tertutupi . Malam yang panjang dan indah pun mereka lewati dengan sejumlah kecupan hangat yang mengisi setiap detik malam itu.
"Aaaaiiiiisss sshhhhiiiitttt.... Sialan lihat saja akan kubunuh kau!" umpat sheila begitu ia ingat dengan jelas apa yang sudah Xavier lakukan kepadanya .
Di atas bantal Sheila menemukan nomor telfon dan kartu nama pria tersebut.
"Xavier Alexander" ucap Sheila membaca kartu nama tersebut.
Sheila membalut tubuhnya dengan selimut kemudian beranjak dari kamar untuk mencari keberadaan pria yang ia ketahui jika namanya adalah Xavier.
Sheila mencari Xavier di setiap ruangan rumahnya yang semuanya kosong.
"Kurang ajar dia beneran sudah pergi. "umpat Sheila lagi yang saat ini sangat marah, kesal juga hancur. Jika tau kejadiannya bakal seperti ini mungkin Sheila tidak akan menolong pria tersebut. Uang satu miliyar yang di janjikan kepadanya juga tidak ia dapatkan. Dan sekarang dia harus menerima nasib jika ia sudah tidak suci lagi dan itu semua gara-gara CEO bejat tersebut.
...§§§§§§§§...
Sheila meraih ponselnya kemudian menghubungi lelaki bejat tersebut.pokoknya ia akan mengomeli pria tersebut habis-habisan. Dia tidak akan pernah memaafkan lelaki itu, ia akan membuat hidup pria itu tidak tenang.
Tuuut..... Tuuuut....
Sheila mengetuk-ngetuk belakang ponselnya sembari menunggu telfonnya di angkat oleh Xavier.
"Aaaaiiiis sialan ..... "umpat Sheila karna telfonnya tak di angkat, tapi Sheila tidak menyerah begitu saja pokoknya ia kan terus menelfon xavier sampai telfonnya di angkat olehnya. Enak saja ia main lepas tangan begitu saja setelah apa yang sudah ia perbuat.
Sheila terus menelfon Xavier sampai pada telfon ketiga barulah xavier mengangkat telfon Sheila.
"Aaiiiiiiisss dasar pria bejat. Apa kau tidak mengingat apa yang sudah dia perbuat padaku? "ujar Sheila begitu telfon terhubung.
" Harusnya kau menelfon lebih dulu untuk meminta maaf atau apapun itu untuk menunjukkan rasa penyesalanmu yang telah kau lakukan padaku. Apa kau benar - benar gila? Kau meniduri ku lalu pergi begitu saja dengan meninggalkan kartu nama di atas bantal. Kau pikir aku sangat membutuhkan kartu namamu. "kesal Sheila yang langsung seperti kereta api mengomeli Xavier bahkan sheila tidak membiarkan Xavier berbicara sedikitpun.
" Iya sa_____"ucapan Xavier selalu saja di potong oleh Sheila di saat ia akn membalas perkataan Sheila.
"Kau meniduri ku dan dengan seenaknya kau pergi begitu aja, kamu pikir aku ini apa?" omel Sheila yang tidak terima di perlakukan seperti ini oleh Xavier.
"Jika memang sejak awal kau ingin melampiaskan nafsumu kenapa kau tidak pergi ke Bar atau ketempat manapun yang jelas - jelas memang ada wanita yang dengan senang hati kau pegang - pengang dan kau perlakukan seperti itu!"
"aku membantumu untuk mendapatkan uang satu miliyar seperti yang kau janjikan, kalau aku tau kau akan melakukan ini padaku pasti aku tidak akan membantumu dan membiarkan kau tertangkap oleh preman - preman itu."
"Kau sudah mati jika aku tidak menyelamatkanmu tapi kau.... Aaaaaiiis sialan" Sheila sangat marah mengingat apa yang telah pria itu lakukan padanya.
"Iya saya sangat berte_____" lagi dan lagi ucapan Xavier di potong oleh sheila, sheila tidak memberikan sedetikpun waktu untuk Xavier berbicara,Sheila selalu mengomel mengeluarkan semua unek - unek yang ia rasakan. Siapa yang tidak marah di perlakukan seperti itu oleh pria yang bahkan baru saja ia temui.niat hanya untuk membantu tapi balasannya malah perlakuan tidak senonoh yang ia lakukan.
"Tidak usah banyak alasan! . Atau jangan-jangan kamu hanya mengaku-ngaku sebagai Xavier Alexsander, CEO Kaya raya yang namanya sedang di puji satu dunia sekarang. Ini pasti modus baru agar kamu bisa menjebak para wanita di luar sana untuk bisa menyalurkan hasrat bejat sialan mu itu bukan? "ujar Sheila menduga-duga, bisa saja kan jika pria yang ia tolong kemaren hanya berpura-pura menjadi Xavier Alexander CEO muda yang terkenal dan kaya raya. Atau mungkin jika pria yang Sheila temui kemaren hanya kebetulan mirip dan mempunyai nama yang sama seperti CEO itu.
"SAYA AKAN BERTANGGUNG JAWAB." Xavier berbicara cepat dan tegas Xavier sangat kesal karna dari tadi ucapannya selalu di potong oleh gadis tersebut.
"Kamu akan bertanggung jawab seperti apa, apa kau akan menikahi ku? . "tanya Sheila yang tak mengerti dengan masuk tanggung jawab pria bejat tersebut.
" Ya, saya akan menikahi mu. Saya tau perbuatan saya kemarin sangat tidak pantas, saya akan bertanggung jawab dengan cara menikahi mu,agar harga dirimu tidak terhina."
"Sekali lagi saya minta maaf. Saya akan menemui mu secepatnya."ucap Xavuer yang terdengar begitu tulus .
" Kamu kira dengan kamu menikahi ku semua urusan selesai?. "ucap Sheila, enak saja jangan karna ia telah di nodai oleh pria tersebut lalu dengan senang hati Sheila akan menikah dengannya. Bagi Sheila ucapan Xavier bukanlah solusi namun akan menjadi masalah baru untuknya.
"Lalu saya harus bagaimana?Lagipula Saya melakukan itu karna saya di jebak oleh orang yang tidak menyukai saya." jelas Xavier.
'' Menikah itu hanya status, dan kamu tidak bisa mengembalikan kesucianku lagi." kesal sheila.
Sheila meremas rambutnya beberapa kali, ia sangat pusing dengan masalah yang ia hadapi saat ini. Sheila kira dengan ia menolong laki-laki itu ia akan mendapatkan uang dan ia tidak pusing lagi dengan biaya pengobatan mamanya.
"Dan ucapan kamu tadi itu bukan solusi buat saya tapi masalah baru. Ngerti kamu!"
"Tapi setidaknya dengan saya menikahi kamu kamu mempunyai status menjadi istri saya ,dan yang yang akan kamu dapatkan jauh lebih bayak dari perjanjian sebelumnya ."ucap Xavier ikut berbicara keras .
"Saya memang butuh uang tapi saya tidak menjual diri saya untuk mendapatkan uang !.ucap sheila yang kemudian mematikan ponselnya.
...§§§§§§§§...
Sheila berjalan cepat melalui koridor rumah sakit agar cepat sampai di ruang inap mamanya. Seharian sheila meninggalkan mamanya membuat Sheila khawatir akan kondisi mamanya saat ini. Harusnya malam tadi Sheila kembali kerumah sakit untuk bisa menemani mamanya namun gara-gara lelaki bejat tersebut Sheila jadi tidak bisa menemani mamanya, lihat saja jika sampai terjadi apa-apa pada mamanya sheila tidak akan memaafkan pria tersebut.
Saat sheila sampai di depan ruangan mamanya, Sheila tidak sengaja mendengar percakapan antara Helen istri sah dari papanya sedang mengata - ngatai mamanya di dalam.
"Dasar jalang kenapa kau harus di rawat di sini kau ingin mas leonard tau dan mengasihani mu lagi. Kau ingin mengambil empati mas Leonard lagi bukan? Dasar jalang, otak licik mu itu selalu terbaca olehku." ketus Helen mendorong bahu qania.
"Kau mau mengambil perhatian mas Leonard lagi dariku kan?, kau pura-pura terbaring lemah seperti ini supaya mas Leonard kasihan dan kembali bersamamu. Itukan tujuanmu?" ketus Helen lagi pada qania.
"Nggak mbak.Saya sama sekali tidak ada niatan untuk merebut suami mbak kembali .Saya juga tidak peduli jika mas Leonard akan mempedulikan saya atau tidak .Saya hanya membutuhkan anak saya sekarang bukan suami mbak!."sangkal Qania mencoba menjelaskan pada istri sah suaminya itu.
" Nggak usah banyak bicara lebih baik kau sekarang pergi menjauh dari sini!, jika kau tidak mau aku membuatmu benar - benar sekarat di sini! "
" Apa tidak cukup, kau buat hidup saya menderita. ''
" Rumah tanggaku hancur gara-gara kamu."
" Aku sudah berbaik hati untuk melepaskan mu dan tidak menjebloskan kamu ke penjara. Apakah masih kurang kebaikan saya?" Apa kamu ingin menguji kesabaranku lagi? "
" Aku sudah cukup muak berurusan dengan jalang sepertimu. "
" Aku hanya memintamu untuk tidak pernah muncul di hadapanku. Aku ingin kau pergi sejauh mungkin agar aku tidak lagi melihat wajah wanita penggoda sepertimu! Apa itu terlalu sulit?"
Ceklek...
Sheila membuka pintu dan melihat tajam ke arah Helen yang sudah mengata-ngatai mamanya habis-habisan.
.
.
.
Bersambung
Jangan lupa like, komen dan vote cerita ini gays.
HAPPY READING GAYS!!!
"Aku tidak pernah merebut mas Leonard dari kamu mbak, aku berkata jujur .aku juga sangat menderita di sini." jelas Qania menjelaskan kepada Helen karna ia terus menuduhnya sebagai pelakor.
"Aku tidak akan menikah dengan mas Leonard jika dari awal dia mengatakan jika dia sudah beristri. Tolong pahami aku mbak, aku korban di sini. "Qania terus menjelaskan pada Helen agar ia bisa mengerti bahwa ia juga korban di sini bukan hanya Helen yang tersakiti tapi juga ia dan anaknya.
" Aku bukan pelakor seperti yang mbak tuduhan, ." tutur Qania menjelaskan pada helen agar ia tidak terus salah paham seperti ini.
Parr...
Tangan Helen mendarat mulus di pipi Qania, helen sangat geram melihat Qania yang terlihat seolah-olah paling menderita padahal selama ini ia lah yang paling tersakiti. Cinta mas Leonard terbagi begitupun dengan perhatiannya walau sekarang Leonard telah kembali kepadanya namun tetap saja Helen merasa sangat sakit hati karna dari wanita pelakor yang ada di depannya ini Leonard mempunyai seorang anak yang mau tidak mau Leonard akan terus berhubungan dengannya.
Sheila tidak tinggal diam begitu ia Melihat mamanya di tampar oleh istri sah papanya . Sheila berjalan mendekati Helan dengan wajah penuh kemarahan , Sheila meraih bahu Helen dan membalikkannya kemudian menampar wajah Helan tak kalah kerasnya.
Parr...
Sheila menetap Helen dengan tatapan penuh kemarahan.
Helen meringis kesakitan memegang pipinya yang terasa panas karna tamparan seseorang yang tadi tidak sempat ia lihat dengan jelas.
"Jangan pernah tante menyentuh mama saya bahkan menyakitinya! "ucap Sheila penuh penekanan.
Helen yang tak terima dengan perlakuan Sheila pun membalas tamparan sheila namun Sheila dengan cepat menahan tangan Helen sebelum tangannya menyentuh wajah Sheila.
" Apa? Jangan tante pikir saya sama seperti mama saya yang menerima begitu saja perlakuan tante. "
Sheila mendekatkan wajahnya ke arah Helen "Says berbeda, saya jauh lebih berani untuk tante yang hanya mengutamakan mulut, kekerasan dan kekuasaan." Sheila meremas kuat tangan Helen "Tante tidak tau kan seberapa gilanya saya jika saya sudah sangat marah." ucap Sheila dengan mata yang memerah penuh kemarahan.
Helen mencoba melepaskan cekelan tangannya dari Sheila, dari mata Sheila Helen sudah tau betapa gilanya anak pelakor di hadapannya ini.
Sheila melirik tangan Helen yang ia cekal kuat lalu kembali melihat ke arah Helen" Ingin mencobanya? "tanya Sheila yang membuat Helen menggeleng cepat.
" Kamu jangan gila, kamu bisa saya tuntut dan saya penjarakan. "
Sheila tersenyum sinis," Saya sangat menantikan tuntutan tante. Karna dengan begitu suami kesayangan tante itu akan menemukan saya dan membela saya mati - matian. Dan satu hal lagi, publik pasti akan mengenal saya sebagai anak dari pimpinan perusahaan Leonard grup." jawab Sheila tertawa sinis sangat menakutkan.
Helen langsung terdiam dia seperti terhantam oleh kata - katanya sendiri. Wajah Helen berubah menjadi ketakutan, melihat Sheila yang terus menatapnya.
" Lepaskan saya." hentak Helen.
Sheila tidak menggubris ucapan Helen, Sheila masih mencekal tangan Helen kuat tanpa berniat untuk melepaskannya.
"Lepaskan saya dasar anak haram!. "umpat Helen meremas kuat tangan Sheila yang mencekal tangannya.
Mendengar ucapan Helen Sheila mejadi naik pitam, Sheila mendorong Helen hingga membuat tubuhnya menghantam lantai.
" Jangan pernah anda menyebut saya sebagai anak haram. Saya bukan anak haram!" bentak Sheila saat Helen merintis kesakitan di atas lantai.
"Mama saya bukan pelakor seperti yang anda katakan,mama saya tidak merebut suami anda. Suami anda lah yang sudah membodohi mama saya sampai - sampai dia masuk kedalam jebakan buayanya." bentak Sheila yang sangat frustasi dengan semua tuduhan tidak berdasar mama tirinya itu.
Padahal Helen tau bagaimana kejadian sebenarnya, bagaimana Leonard menjebak mamanya dengan mengaku lajang padahal sudah beristri dan memiliki anak.
Helen berusaha berdiri, tubuhnya terasa sangat sakit memar di tangan dan sikunya membuatnya berkali -kali meringis kesakitan.
" Kamu salah memahami selama ini, mama kamu itu pelakor dia sebenarnya sudah tau jika pria yang dia nikahi sudah beristri itu sebabnya dia mau menikah siri dengan suami saya. " ucap Helan sembari memegang tangannya yang kesakitan.
"Anda yang salah memahami,Anda melimpahkan semua sakit hati anda kepada mama saya padahal itu semua adalah kesalahan anda."
" Kalau anda bisa menjadi istri yang baik suami anda tidak akan mungkin mencari kenyamanan lain. "tutur Sheila lagi-lagi membalas hinaan Helen yang dari tadi tak mau kalah.
"Jadi, kalau suami anda berpaling, itu artinya ada yang salah dengan anda. Jadi jangan salahkan mama saya karna mama saya juga di tipu oleh suami sialan anda itu." sambung Sheila menyalahkan Helen.
Qania semakin berderai air mata menyaksikan pertengkaran antara putri dan istri sah suaminya itu. Rasa sakit hati juga rasa sakit karna penyakitnya saat ini beradu menjadi satu.
"Jaga ucapan kamu , kamu itu hanya anak haram yang tidak di akui di sini. " hujat Helen yang tak kalah ngegas dari Sheila.
"Saya bukan anak haram" tegas Sheila yang tak terima dengan tuduhan Helen.
"Kamu itu anak haram. "
"Saya bukan anak haram. "
"Kamu itu anak dari pelakor yang merebut suami saya jadi kamu itu anak haram." jelas Helen.
Sheila semakin geram dengan perkataan Helen membuatnya semakin marah, Sheila kembali mencengkram tangan Helen tidak peduli jika Helen semakin kesakitan"Jaga ucapan Anda, jika anda masih ingin memiliki tangan!"tegas Sheila yang benar-benar akan mematahkan tangan Helen.
" SHEILA SUDAH!" teriak Qania yang membuat Sheila menghentikan perbuatannya.
Qania merintih kesakitan saat ia selesai berteriak. Sheila langsung menghempaskan tangan Helen kasar kemudian berlari menuju mamanya.
" Mama, mama kenapa ma?" cemas Sheila.
Helen tertawa melihat kondisi istri gelap suaminya itu kesakitan,"Karma pelakor, bersiaplah mama jalang kamu itu akan segera di jemput oleh tuhan." ucap Helen melihat sinis ke arah Qania.
Mendengar hal itu sheila langsung mendorong Helen keluar dari ruangan mamanya.
"KELUAR!!!." tegas Sheila mengusir Helen.
" Kamu____"
" KELUAR!" tegas Sheila mendorong tubuh Helen keluar kemudian menutup pintu ruangan mamanya, ia tidak ingin mendengar ucapan Helen lagi yang ada nantinya ia akan kembali berdebat, dan jika adu jotos ini terus berlanjut maka kondisi mamanya juga akan semakin drop di buatnya.
Sheila menekan tombol darurat yang ada di atas tempat tidur mamanya untuk memanggil tim medis.
...§§§§§§§§§...
"Pokoknya mulai hari ini saya mau kamar inap mama saya di pindahin ke kamar yang paling mahal dan perawatan yang lebih baik lagi! "ucap Sheila berbicara pada salah satu suster yang tadi ikut membantu dokter memeriksa ibunya.
Suster tersebut terlihat agak kebingungan juga heran dengan ucapan ucapan Sheila.
" Kenapa suster takut kalo saya tidak bisa membayarnya? '' tanya Sheila yang mengerti dengan keheranan suster tersebut.
" Bukan begitu mbak____"
"Berapapun biayanya saya pasti akan bayar, pokoknya untuk saat ini saya mau mama saya di pindahkan! ." tegas Sheila lagi.
" Dan satu hal lagi, saya mau pihak rumah sakit tidak memberitahu siapapun terkait kamar mama saya pada siapapun selain saya! "sambung Sheila lagi, Sheila tidak ingin kejadian hari ini terulang lagi. Sheila tidak ingin terjadi apa-apa lagi pada mamanya.
"Maaf mbak tapi jika mbak ingin memindahkan kamar, mbak harus menyelesaikan pembayaran kamar sebelumnya terlebih dahulu. Baru kami bisa melakukan pemindahan kamar lagi "jelas perawat itu lagi.
" Saya akan menyelesaikannya nanti, pokonya sekarang juga saya mau kamar mama saya di pindahkan . Saya akan membayar semua perawatan mama saya hari ini juga! "tegas Sheila yang terlihat sangat yakin.
'' Baik mbak" ucap suster itu mengiyakan ucapan Sheila dan kemudian pamit untuk mengurus kepindahan kamar.
Setelah ini Sheila akan kekeh meminta bayaran uang yang di janjikan oleh Xavier kepadanya karna Hanya uang yang di janjikan oleh Xavier yang bisa membayar biaya rumah sakit mamanya, terlebih saat ini Sheila telah memindahkan ruang inap mamanya dan pasti biaya rawat mamanya pasti akan jauh lebih besar dari yang sebelumnya.
Sheila bukan bermaksud untuk menyulitkan atau membebani seseorang tapi jika tidak seperti ini maka ibunya akan terus di tindas dan di rendahkan oleh istri sah papanya. Dan jika itu terus - terusan terjadi maka kondisi mamanya akan semakin memburuk dan Sheila tidak mau itu terjadi, bagaimana pun dan apapun caranya Sheila akan menyelamatkan mamanya, hanya mamanya yang ia punya saat ini dan Sheila tidak ingin kehilangan mamanya. Lagi pula uang satu miliyar itu pasti sangat sedikit untuk seorang Xavier Alexander karna jabatannya sebagi CEO muda yang sukses dan terkenal. Sheila sangat yakin jika ia bersikeras untuk memintanya pasti dia akan mendapatkan uang itu dari Xavier. Apalagi mengingat hal yang sudah di lakukan Xavier kepadanya bisa ia jadikan ancaman .
.
.
.
.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!