NovelToon NovelToon

Goodbye Daddy, See You Again

1. Meylani Larasaty

"Daddy...!!" panggil seorang gadis kecil berusia dua tahun sambil berlari ke arah daddynya yang baru saja keluar dari dalam rumah dan langsung melajukan mobilnya tanpa menghiraukan seorang gadis kecil yang tengah mengejarnya.

"Daddy.." panggilnya lagi dengan mata berkaca-kaca karena mobil daddy yang telah menghilang dari pandangan matanya

"Mommy,,! ade cala cama daddy? daddy ga cayang ade?" Maggie berbalik dan mengadu saat tahu mommy ada di belakangnya

"Nggak sayang, daddy lagi buru-buru ke kantor karena daddy sudah terlambat. Jadi anak mommy yang pintar ini tidak boleh menangis ya! kita tunggu daddy kerja, nanti pulang daddy bawakan Maggie mainan yang banyak oke?" Bujuk Mey yang menahan rasa sesak di dadanya atas perbuatan sang suami terhadap putri kecilnya.

" Iya mom, ade pintal jadi ga nangis lagi" ucap Maggie yang kembali ceria

sebenarnya drama seperti ini hampir setiap hari terjadi di mansion mewah itu.

seorang gadis kecil yang tidak pernah putus asa untuk mengambil hati daddynya walaupun sudah berulang-ulang diabaikan namun ia tetap positif thinking saat mommynya memberi pengertian.

sebenarnya wanita beranak satu ini juga sangat menderita karena pernikahan yang ia jalani ini sangat miris. Statusnya sebagai isteri yang tak di hargai bahkan tak dianggap jika dirinya ada di dalam rumah bak istana itu.

Mey berpikir, apakah dirinya ini beruntung atau sebaliknya. Tragedi yang menimpanya hampir tiga tahun lalu masih membekas di hatinya dan memaksanya untuk dewasa sebelum waktunya.

Flash back

Meylani Larasaty sebelumnya tinggal bersama sang nenek di desa. Ibunya meninggal saat melahirkannya, ayahnya seorang bule berkebangsaan Australia yang menikahi ibunya secara kontrak. ketika ibunya meninggal, ayahnya kembali ke negara asalnya sementara Mey dibawa oleh nenek dan kakeknya ke kampung kelahiran sang ibu.

setelah Mey lulus SMP, saat itu juga neneknya meninggal. Kakeknya sudah lebih dahulu meninggal saat ia baru berusia 7 tahun. Mey yang tidak punya siapa-siapa lagi memilih merantau ke kota untuk menunjang hidupnya dan terpaksa putus sekolah karena tidak ada yang membiayai sekolahnya termasuk hidupnya.

Gadis berusia 15 tahun ini memiliki bentuk tubuh mungil mewarisi gen ibunya dan kulit putih seperti ayahnya.

Mey baru pertama kali datang ke kota, dia tidak punya keluarga atau kenalan di sana sehingga ia hampir dilecehkan oleh beberapa preman karena berjalan tanpa arah. Bi Ani asisten rumah tangga keluarga Adipaty bersama sopir pribadi keluarga terhormat itu sedang di jalan menuju ke pasar untuk membelanjakan kebutuhan sehari-hari. Saat akan melewati sebuah gang, ada sekelompok preman yang sedang berusaha menggagu seorang gadis kecil di pinggir jalan. Bi Ani yang tergerak hatinya meminta sopir bernama pak Agus ini untuk menolong gadis kecil tersebut.

pak Agus yang dasarnya punya ilmu bela diri yang cukup tinggi dengan mudahnya mengalahkan mereka semua. Setelah preman-preman itu sudah pergi, bi Ani mendekat dan dengan hati- hati memapah gadis kecil ini ke dalam mobil dan membawanya pulang ke mansion utama keluarga Adipaty. Saat itulah Mey tinggal di sana dan bekerja sebagai asisten rumah tangga juga seperti bi Ani.

Mey sangat bersyukur karena mendapat pekerjaan yang sangat layak apalagi tuan dan nyonya besar sanagat baik hati. ditambah bi Ani yang begitu menyayanginya seperti anaknya sendiri saat tahu kalau Mey sudah tidak punya siapa-siapa.

Waktu terus berjalan begitu cepat. Sudah dua tahun Mey tinggal dan bekerja di mansion ini. Usianya kini sudah 17 tahun, tuan dan nyonya besar sudah kembali dan menetap di London, sementara tuan mudalah yang datang menggantikan ayahnya menangani perusahaan di negara ini sekaligus tinggal di mansion utama.

Alfaro Putra Adipaty, anak satu-satunya pemilik mansion, sekarang berusia 32 tahun. Dengan aura dinginnya ia melangkah masuk ke dalam mansion tanpa menyapa orang-orang yang ada di sana. Ia melewati semua orang yang memberi hormat padanya dan naik ke atas kamar pribadinya yang ada di lantai dua dengan sang asisten yang setia mengikutinya dari belakang sambil menarik koper milik tuan muda.

Mey yang sementara membersihkan meja tv berhenti sejenak dan membungkukan badan sebagai tanda hormat ke arah tuan muda walaupun diabaikan dan hanya mendapat senyuman dari sang asisten.

****

hari berganti, minggu berganti, bulan berganti. Sudah dua bulan sejak tuan muda tinggal di mansion ini namun tak pernah sekalipun bertegur sapa dengan para ART termasuk Mey kecuali bi Ani yang selalu mengurusnya.

Mey tetap menjalani hari-harinya dengan baik. Namun semua berubah, seolah duanianya hancur, ketika malam itu Alfa pulang dalam keadaan mabuk dan memanggil siapapun untuk memberinya air minum, karena merasa terganggu dengan suara itu, Mey akhirnya bangun untuk melayani orang tersebut karena semua asisten sudah tertidur. Saat mendekat, ia baru mengetahui kalau yang berisik dengan tengah malam itu adalah tuan mudanya.

Mey menyodorkan air dalam kemasan botol itu namun Alfa menepisnya dan langsung menarik tangan gadis ini dan malah melakukan hal yang tidak bermoral kepada gadis yang masih polos itu.

Mey yang terkejut dan hendak berteriak tapi tak sempat karena Alfa terlanjur melakukan yang tidak senonoh kepadanya. Dalam keadaan yang sepi dan tak seorang pun yang bisa diandalkan untuk menolongnya membuat Mey yang berusaha melepaskan diri itu hanya sia-sia apa daya, kekuatanya yang tidak seberapa itu memilih pasrah.

Mey merasa dirinya sangat kotor setelah pria itu berhasil merenggut mahkotanya. Dalam diam ia hanya mampu mengungkapkan isi hatinya dengan luapan air mata sepanjang malam.

Tanpa rasa bersalahnya pria itu pergi meninggalkan gadis tersebut dan berjalan menuju kamarnya. meninggalkan gadis kecil yang masih menangis menangis pilu dengan hati yang sangat hancur.

beberapa menit kemudian, gadis kecil itupun menguatkan hatinya dan pergi dari ruangan itu setelah mendapatkan apa yang diperlakukan oleh putera majikannya sendiri. Ia melangkah menuju ke kamar pembantu yang selama ini ia tempati dengan tatapan kosong seolah dunianya runtuh dan tak tersisa.

Tiba di kamar, Mey kembali meratapi nasib hidupnya setelah ini. dan sejak saat itu pula tuan muda tidak lagi kelihatan di mansion besar ini, karena ia lebih memilih membeli apartemen untuk ditinggalinya.

Mey mulai menerima kenyataan hidupnya yang harus kehilangan kehormatan diusia yang masih sangat muda bahkan masih terbilang usia remaja. Mey menjalani hari-hari hidupnya dengan penuh harap jika boleh apa yang dipikirkanya tidak terjadi. Dia hanya mau hidup tenang dan bertahan di mansion itu karena memang tidak punya tempat tinggal.

Gadis yang baru melewati bencana dalam hidupnya ini belajar untuk melupakan semua yang menimpanya beberapa hari yang lalu.

***

-Bersambung-

2. Menikah

Sebulan sudah berlalu, Mey kembali melakukan pekerjaannya sebagai seorang pembatu rumah tangga. Hatinya yang hancur akibat kejadian sebulan yang lalu ia tutupi dengan banyak melakukan aktifitas agar dapat melupakan semua kejadian itu.

berbeda dengan hari ini, Mey yang biasanya bersemangat tapi hari ini menjadi uring-uringan di dalam kamar pembantu itu. Rasa malas, mual dan pusing bercampur menjadi satu sehingga gadis ini enggan keluar dari kamar bahkan untuk sarapan sajapun tidak.

Bi Ani yang merasa ada yang berbeda dari putri kesayangan inipun berinisiatif untuk mendatangi kamar Mey.

Beberapa kali bi Ani mengetok pintu kamar gadis itu tapi tidak ada sahutan dan tidak ada tanda-tanda pintu dibuka. Dengan terpaksa bi Ani membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Begitu pintu kamar terbuka, betapa kagetnya bi Ani yang mendapati Mey dalam keadaan tak sadarkan diri karena pingsan. Bi Ani bergegas meminta batuan dari salah satu sopir untuk membawa Mey ke rumah sakit.

setibanya di rumah sakit, bi Ani kembali dikagetkan dengan pernyataan dokter tentang kehamilan Mey. setahu bi Ani, putrinya tidak pernah keluar dari mansion, jika bepergian pasti harus ditemani Bi Ani.

hal itu menjadi tanda tanya besar untuk wanita paruh baya ini, namun ia memilih bungkam agar Mey sendiri mengatakannya.

Bi Ani yang tidak mau mengambil resiko, akhirnya memilih untuk memberitahukan kepada tuan dan nyonya besar, karena takutnya salah satu dari pekerja pria di mansion ini yang melakukan hal tidak senonoh itu pada gadis di bawah umur ini.

Nyonya besar terkejut mendengar hal ini dan langsung meminta suaminya untuk segera kembali ke indonesia saat itu juga dengan jet pribadi keluarganya.

****

Saat ini, Mey sudah duduk berhadapan dengan tuan dan nyonya besar untuk disidangkan perihal kehamilannya. Gadis kecil ini sangat ketakutan akhirnya membuka suara.

"Tuan, nyonya... i ijinkan a aaku pergi dari rumah ini agar tidak menjadi aib bagi keluarga ini... aku mohon" ujar Mey diiringi isak tangisnya karena takut jika dua orang berkuasa di depannya ini tau kalau janin yang ada dalam kandungannya adalah cucu mereka, maka mereka akan membuangnya karena ia cuma seorang babu yang tidak pantas mengandung anak dari keluarga terhormat ini.

"Tidak! tidak ada yang melangkah keluar dari mansion ini" ucap tuan besar yang marah besar karena ia sudah tau yang sebenarnya.

Mey semakin ketakutan dan gemetar.

Tuan besar ingin tau dari mulut Mey sendiri namun gadis kecil ini enggan mengakuinya. Sehingga jalan satu-satunya harus melalui ancaman.

"Jika kamu tidak mengakui siapa pelakunya maka aku akan menghajar semua pria yang bekerja di mansion ini" ucap tuan besar lagi

"Tu tu tuan muda yang melakukannya tuan besar...." jujur Mey dengan takut-takut. Lalu mencaritakan semua secara detail.

tuan besar yang sudah tau dari hasil rekaman CCTV semakin marah. Saat tiba di mansion tadi, ia langsung mengecek cctv mansion ini. Betapa kagetnya ketika tau siapa pelakunya.

Nyonya besar yang baru tahu akan hal itu tidak marah sedikitpun terhadap Mey padahal gadis itu sudah sangat ketakutan. Nyonya pemilik mansion itu malah mendekati gadis kecil tersebut dan memeluknya dengan penuh kehangatan.

Mey mersasa nyaman berada dalam dekapan sang majikan, ini pertama kali ia kembali merasakan pelukan seorang ibu, tanpa sadar ia kembali sesugukan membayangkan jika ibunya masih ada pasti ia tidak akan mengalami hal seberat ini.

Sementara menikmati rasa harunya, tiba-tiba ada bunyi langkah kaki dari ruang tamu menuju ruang keluarga. Kedatangan seorang pria itu disambut dengan tatapan tajam dari tuan besar, siapa lagi kalau bukan tuan muda Alfa.

"Duduk" kata tuan besar dengan tegas

"Ada apa pa" jawab Alfa bingung apalagi melihat gadis kecil yang adalah pembantu rumah ini masih ada dalam dekapan mamanya

"Bersiaplah untuk menikah satu minggu ke depan" ucap tuan besar tidak main-main

Deg

Detak jantung Mey serasa berhenti

"Hah? menikah? dengan siapa pa?" cecar Alfa

"Mey sedang mengandung anakmu, dan papa mau kau bertanggung jawab" putus tuan besar

Hah? Gadis ini hamil? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana kalau sampai Nina tahu? Pasti dia akan marah besar

"Papi, aku bisa bertanggung jawab tapi tidak harus menikahinyakan?" tawar Alfa

"jadi kamu pikir keturunan Adipaty harus lahir dari hubungan tidak sah? jika kamu mau seperti itu maka kamu bersiap dicoret dari kartu keluarga" keputusan tuan besar adalah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat

"Mey jaga kandungan kamu dan jangan kelelahan. Urusan menikah biar diatur oleh Alfa. Kamu tunggu saja untuk fitting baju" lanjutnya lembut ke arah calon menantunya.

Alfa begitu Frustrasi karena tidak mungkin ia menikah sementara dia sudah punya kekasih yang sangat dia cintai yang saat ini lagi meniti kariernya sebagai seorang model yang naik daun di Paris.

Seorang Alfa tidak akan patuh begitu saja pada papinya. Dia akan berusaha sekuat mungkin demi mempertahankan kekasihnya. Dia hanya akan menikah dan itu hanya sebatas status saja.

Saat itulah keduanya mengikat janji suci mereka di depan pendeta dan orang tua serta para saksi.

Resepsi untuk sementara ditundah dengan alasan Mey masih mual dan sering pusing. Hal itu membuat Alfa lega, setidaknya statusnya tidak diketahui oleh orang banyak.

Ia benci anaknya harus lahir dari rahim seorang pembantu. Jadi dia bertekad jika kekasihnya sudah siap menikah nanti, dia akan menceraikan gadis desa ini.

Off

****

Kembali ke masa sekarang

setibanya di kantor Group Royal-Adipaty, Alfa langsung mendudukan bokongnya di kursi kebesarannya yang di atas meja itu tertulis CEO.

Merasa bosan dengan drama kehidupan yang ia jalani selama ini, apalagi setiap hari harus diperhadapkan dengan kekacauan anak kecil yang setiap hari merengek kepadanya membuat Alfa pusing. Ia lalu mengambil benda pipihnya dan menghubungi sang kekasih.

"Halo sayang.. kapan kontrak kerjanya selesai?" tanya Alfa saat telpon tersambung

"Sabar sayang, kalo sudah selesai pasti aku balik sayang" jawab Nina manja

"Oke aku menunggu kedatangan kamu sayang" balas Alfa lembut

Mereka terus melanjutkan obrolan hingga beberapa saat kemudian.

Jam pulang kantor, Alfa keluar dengan diikuti oleh asistennya dari belakang.

"Langsung pulang tuan?" tanya Roky

"Pulang ke Apartemen, aku malas dengar suara berisik anak kecil itu, buat pusing saja" ucap Alfa sambil menyandarkan kepalanya di tempat duduk mobilnya.

(Tuan muda, apa kamu tidak sadar kalau gadis kecil yang kamu anggap berisik itu adalah darah dagingmu?) gumam asisten Roky

Merekapun meninggalkan gedung yang menjulang tinggi itu dan kembali ke apartemen yang ia beli beberapa tahun lalu saat ia menghindar karena telah melecehkan Mey waktu itu.

****

-Bersambung-

3. Penantian

Di Mansion

jam sudah menunjukkan pukul 10 malam namun orang yang ditunggu- tunggu belum juga muncul.

Maggie yang senang jika daddynya pulang akan membawa banyak mainan seperti kata mommy pagi tadi, membuatnya enggan untuk tidur malam ini.

Dengan berbagai cara mommy membujuknya agar bisa tidur namun gadis kecil ini tetap pada posisinya yang memeluk boneka beruangnya sambil bersandar di sofa yang ada di kamar itu. ya sejak menikah, Mey lah yang menempati kamar Alfa tapi tidak dengan Alfa, karena pria ini lebih memilih tidur di kamar tamu atau apartemennya.

"Ade bobo ya? kalau daddy pulang mommy bangunkann ya?" ujar Mey

"Ade mau daddy. Nanti talu daddy pulang ade bobo, daddy pelgi-plgi lagi" ucap gadis kecil ini sok kuat

"Kalau ade tidak bobo, daddy marah loh" kata Mey

"Talu daddy mala, ade nangis nanti bial daddy ga mala lagi!" ucapnya tak mau kalah

Mata kecil yang mulai sayu dan hampir saja tertutup itu kembali terbuka berulang-ulang mencoba bertahan sampai daddynya datang, namun malam semakin larut orang yang ditunggu tidak juga datang hingga Maggie tertidur dengan posisi duduk di atas sofa itu.

Melihat posisi tidur puteri kecilnya yang begitu menyedihkan karena lelah menunggu sang daddy apalagi jam sudah menunjuk 11:45 malam, tanpa sadar Mey meneteskan air mata. Dengan sayang dia membetulkan posisi tidur puteri kecilnya yang telah diangkat ke tempat tidur king zise itu.

Nak, begitu berharapnya kamu sama daddymu sayang? kamu tidak pernah ada dalam hatinya termasuk mommy. kita hanya dua orang asing yang masih terus  bertahan di rumah ini. seharusnya tempat kita bukan disini nak. mommy cuma belum punya keberanian untuk membawa kamu pergi. mommy tidak mau kamu kesusahan diluar sana karena keegoisan mommy. Maaf karena mommy sudah menarik kamu masuk dalam situasi yang rumit ini. jika suatu saat kamu udah dewasa kamu bakal ngerti akan semuanya dan kenapa kamu sampai ada di dunia ini. tetap sehat ya nak! i love you  my little anggel. Mey membatin dan itu menambah rasa sakit di hatinya.

Mey tidak kuat melihat kegigihan puteri kecilnya yang begitu berharap untuk diakui daddynya namun itu sangatlah mustahil.

Mas, aku tidak mengharapkan kamu untuk mencintaiku. Karena aku sadar siapa aku sebenarnya. Aku hanya seorang gadis desa yang tidak berpendidikan dan hanya seorang babu yang dipercayakan untuk mengandung dan melahirkan darah dagingmu. Aku tidak akan mungkin bisa menggeser dia yang bertakhta di hatimu sejak dulu. Tapi aku mohon, berilah sedikit ruang di hatimu untuk puteri kecilmu, darah dagingmu.

Jika saatnya tiba , kamu akan sadar bahwa kamu sudah kehilangan waktu berhargamu dan itu tidak akan bisa terulang lagi walaupun hanya sekedar menyapanya sajapun  kamu tidak bisa.

sudah satu minggu Alfa tidak pernah muncul lagi di mansion. Tapi hal itu tidak menghilangkan semangat Maggie menantikan kedatangan daddynya, setiap hari ia selalu bertanya kapan daddynya pulang. Namun Mey yang tidak mau mengecewakan puteri kecilnya memilih untuk berbohong ,seperti pagi ini.

"Mommmy tenapa daddy ga pulang-pulang ya?" tanya Maggie penasaran

"Daddy kan kerja sayang, jadi pulangnya lama karena daddy kerjanya di luar kota" jawab Mey memberi pengertian

"Lual tota jauh ya?" tanya Maggie

"Jauuuh sekali sayang"

"Talu mommy dan ade pelgi bisa?"

"Tidak bisa sayang, di sana ada orang jahat" jawab Mey yang gemas dengan puteri kecilnya

"Talu olang jahatna banac telus jahatin daddy mana mom?" ucap gadis kecil ini dengan mata berkaca-kaca karena takut daddynya dijahatin orang jahat itu.

"Tidak sayang. Makanya Maggie harus berdoa buat daddy supaya daddy baik-baik, biar Tuhan yang jaga daddy" ucap Mey memberi pengertian pada puteri kecilnya

"Yes mom" ucapnya kembali ceria

Mey selalu berusaha untuk kuat jika di depan puteri kecilnya walaupun sebenarnya dia juga sangat rapuh.

Tuan dan nyonya besar yang saat ini sudah menetap di London hanya sesekali datang ke Indonesia untuk mengunnjungi dan melihat keadaan anak, menantu dan cucu kesayangan mereka.

****

Waktu terus berlalu namun penderitaan yang dialami wanita beranak satu ini tak kunjung berakhir, malah semakin hari kadar penderitaannya semakin meningkat.

Banyak luka yang ditorehkan oleh suaminya namun ia berusaha tegar demi anaknya. Secara fisik, ia baik-baik saja namun tidak dengan batinnya. rasanya ingin menyerah tapi saat melihat puterinya yang begitu mengharapkan kasih sayang daddynya membuatnya mengurungkan niatnya.

Hari ini Maggie genap berusia 3 tahun. Gadis kecil ini harus kembali menelan pil pahit karena dihari bahagianya, orang yang begitu ia harapkan seolah lupa akan keberadaan dirinya.

beberapa bulan terakhir, daddynya jarang menunjukkan wujud di depan gadis kecil ini. sesekali daddynya pulang tapi hanya untuk menyiksa mommynya.

Tujuan Alfa menyiksa Mey agar wanita itu sendiri menyerah dan meminta cerai darinya, namun sampai saat ini keinginannya belum tercapai karena seolah Mey sudah biasa akan siksaan sehingga membuat Alfa semakin kejam bahkan untuk puteri kecilnya juga sudah beberapa kali kena imbasnya dari kekejaman Alfa.

"Ade mau mommy minta hadiah apa di hari ulang tahun ade?"

"Ade mau main ke taman belmain" jawab Maggie apa adanya

"Oke. Mommy kasih tau om sopirnya dulu ya supya mengantarkan kita ke sana sama oma Ani"

"Oke mom, ade cayang cetali cama mommy" sambil mencium kedua pipi mommynya dengan sayang.

Merekapun pergi dengan diantar oleh sopir pribadi keluarga Adipaty. Sepanjang perjalanan, Maggie terus berceloteh tentang apa yang akan dia lakukan nanti saat di taman bermain.

Maggie juga ikut bernyanyi riang dengan gaya cadelnya ketika sopir menyalahkan musik sehingga suasana menjadi ramai padahal cuma sopir, bi Ani, Mey dan Maggie.

Di taman bermain banyak anak-anak yang datang dengan orang tuanya lengkap. Hal itu membuat Maggie menjadi sedih karena tidak ada daddy di sampingnya.

Mey yang tahu akan perasaan anaknya langsung menuntun Maggie ke arena bermain agar bisa melupakan akan kesedihannya.

Maggie yang terlalu bersemangat karena jarang-jarang ia diajak bermain di tempat seperti ini sampai berpindah-pindah di beberapa tempat bermain yang berbeda-beda.

Hari mulai siang, Mey yang melihat puteri kecilnya mulai kelelahan mulai mendekatinya.

"Ade makan dulu ya?"

"Mau mom" sambil melompat ke arah mommynya sebagai kode agar digendong, dengan senang hati Mey menyambut anaknya yang menggemaskan itu dalam gendongannya.

Sepanjang jalan sambil mencari restoran tempat untuk mengisi perut mereka, tiba-tiba dikagetkan dengan teriakan Maggie yang sangat nyaring.

"Satoooop!!!" teriak gadis kecil ini

sopir yang kaget mendadak rem

****

-Bersambung-

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!