NovelToon NovelToon

Ranum

RANUM ANATOLY

Tepat pukul 05.25, matahari mulai terbangun dari tidurnya, masih sangat pagi untuk menikmati pantai jungwok yang indah, deburan ombak serta harum pantai yang masih sangat jelas terasa. Semuanya masih sangat tenang dan sepi sepagi ini, belum ada turis maupun wisatawan yang lalu lalang, hanya ada satu dua warga setempat yang lewat.

Hari ini di tepi pantai itu terlihat anak muda berusia 25 tahun sedang berdiri dengan tatapan kosong dan memegang sebatang rokok yang mungkin sedang dia nikmati. Ranum – nama lengkapnya Ranum Anatoly, dia bukan turis maupun wisatawan, dia hanya sedang melakukan salah satu aktivitas pagi harinya yaitu merokok. Ya memang merokok adalah saah satu rutinitas di pagi hari Ranum.

“Bagaimana Tuan Muda apa anda menyukainya ?” terdengar suara pria paruh baya dari belakang Ranum, pak Suseno namanya, pak Suseno adalah supir sekaligus pengawal Ranum, dia selalu setia menemani Ranum kemanapun Ranum pergi.

Ranum mengangkat bahunya menjelaskan bahwa dia tidak tahu apa dia menikmatinya.

“Jawaban normal” pak Suseno tertawa.

“Aku tidak tahu pak apa hidupku harus dinikmati, semuanya tidak terasa menyenangkan, semua hal yang pernah aku lakukan selalu menghantuiku, dan lagi, saat ini tidak ada anggota keluarga , bapak seharusnya panggil namaku saja tidak perlu pakai Tuan Muda, aku risih mendengarnya.”

Sebenarnya Ranum tidak pernah suka dipanggil Tuan muda sedari awal, tapi karna tuntutan keluarga dia harus mengikuti aturan itu, dia selalu meminta pak Suseno untuk memanggil namanya jika tidak ada urusan bisnis maupun hal yang berkaitan dengan keluarganya.

“Maafkan aku Ranum, tapi aku hanya ingin memberitahumu satu hal, itu rokokmu sudah habis terhisap angin, kurangi melamun anak muda” pak suseno tertawa.

“Aku sengaja pak, karna aku ingin membakar yang baru.” Ranum berkelit, lalu kembali mengambil rokoknya dan mulai berjalan menuju parkiran.

Meski perawakan, usia dan penampilan sangat jauh berbeda tapi mereka sangat akrab karna sejak berusia 13 tahun Ranum sudah di kawal oleh pak Suseno. Yang dimana pada saat itu usia pak Suseno baru 39 tahun.

“Kamu ingin kemana Tuan Muda ?” Pak suseno berteriak.

“Pulang.”

“Dingin seperti biasanya.”

Pak suseno bergegas mendahului Ranum untuk menyiapkan mobil.

***

Ranum berasal dari keluarga Loshad, keluarga Loshad adalah salah satu keluarga black economy, black economy adalah kegiatan ekonomi yang berjalan di ruang gelap, semua dilakukan dibawah meja, terorganisir dan tertutup sangat rapi. Orang – orang juga banyak mengenalnya dengan shadow economy, hidden economy, underground economy. Ini semua bukan hanya membahas soal perdagangan narkoba, obat-obatan, prostitusi dan sebagainya. Tapi black economy juga berkaitan dengan hal yang lebih besar seperti pencucian uang, perdagangan properti, senjata, pasar modal, crypto, teknologi, transportasi, hasil bumi, valuta asing dan lain sebagainya. Masyarakat awam melihat semuanya dikendalikan oleh negara, namun faktanya negara tidak mengontrol semuanya, bahkan tidak sampai 50%. Semua dikendalikan oleh institusi ekonomi pasar gelap. Semua institusi pasar gelap tidak ada yang dikenali masyarakat, tidak terdaftar dipemerintahan dan tidak ada yang pernah terliput di media massa, karena black economy juga mengontrol semua media massa. Jika kekayaan orang terkaya di dunia saat ini 311 milyar dollar AS, atau sekitar 4.488 trilyun rupiah, kekayaan keluarga Loshad hampir tiga kali lipat dari itu.

“Kamu yakin hanya ingin aku tinggal disini Ranum ?” pak Suseno bertanya sambil memberhentikan mobil di lobi hotel.

“Iya aku yakin pak.”

“Bos besar memiliki banyak properti di setiap daerah, tapi kenapa kamu selalu menyendiri di setiap menjalankan tugas ?” pak suseno penasaran.

“Hotel ini pun milik keluargaku pak, dan juga karna aku pun menjalankan tugas seorang diri, jadi aku lebih baik sendiri sebelum menyelesaikannya.”

“Terserah kamu sajalah anak muda, seperti biasa aku akan mengirimkan mobil dan juga beberapa kebutuhanmu, jika ada yang mau kamu tambahkan kabari aku saja Ranum.”

“Terima kasih pak.” Ranum keluar dari mobil dan berjalan di lobi hotel.

Hotel zhiatt regency yang bertempat di Sleman, Yogyakarta adalah salah satu hotel milik keluarga Loshad. Hotel yang memiliki gaya arsitektur ciri khas Jogja ini memiliki lebih dari 500 kamar serta dikelilingi lapangan golf yang luas. Dan juga pemandangan gunung merapi yang indah akan terlihat jelas dari hotel ini. Hotel ini dibangun sekitar tahun 1996, dan menghabiskan biaya sekitar 130 juta dollar AS, atau sekitar 299 milyar rupiah, pada saat itu nilai 1 dollar sekitar 2.300 rupiah. Hotel ini termasuk salah satu bisnis bersih keluarga Loshad, karna bisnis ini terdaftar dan tercatat di pemerintahan, legal secara hukum serta bisnis ini memiliki riwayat pajak yang baik.

***

“Selamat datang Tuan Muda, sudah lama aku tidak melihatmu.” Weda menyambut kedatangan Ranum dengan hangat.

Weda adalah manajer di hotel zhiatt regency milik keluarga Loshad, dia yang mengatur dan mengontrol semua kegiatan di hotel ini agar bisnis tetap berjalan dan menghasilkan profit. Weda adalah salah satu anak buah keluarga Loshad, Weda Diangkat jadi anak buah oleh keluarga Loshad saat berusia 28 tahun. Sebelum dijadikan sebagai manager di hotel zhiatt regency Weda termasuk salah satu anak buah keluarga Loshad yang handal, dia berada di tingkat 3 dari 5 tingkatan anak buah keluarga Loshad.

“Hai Weda, senang melihatmu.”

“Kemarin saya mendapatkan telfon dari pusat bahwa anda akan ke Jogja Tuan Muda, tapi saya tidak mengira anda akan kesini, Saya pikir anda akan ke markas satelit Jogja.”

“Aku sudah kesana kemarin saat tiba disini dan aku kesini karna rindu suasana hotel ini.”

“Kalau begitu apa anda mau langsung istirahat Tuan muda ? Kamar khusus keluarga Loshad sudah kami siapkan, makanan dan pakaian pun sudah disiapkan semuanya, ada hal lain yang perlu disiapkan Tuan Muda?” Weda bertanya.

“Aku tidak ingin menggunakan kamar keluarga, berikan aku kamar suite atau kamar biasa saja dilantai 9 dan bawakan semua keperluanku ke kamar itu, dan bawa makanannya ke resto saja, Aku akan makan disana.”

“Baik, ada tambahan yang lainnya Tuan Muda ?”

“Sebotol whiskey.”

Di salah satu restoran milik hotel zhiatt regency ini hanya menyajikan wine jadi pihak hotel harus menyiapkan minuman lainnya jika keluarga Loshad membutuhkannya, di hotel ini ada gudang khusus penyimpanan barang keperluan keluarga Loshad, termasuk di hotel ini ada brangkas penyimpanan uang dan harta benda keluarga Loshad serta gudang senjata.

“Baik Tuan Muda akan kami siapkan semuanya, termasuk sebotol whiskey di resto dan beberapa botol lainnya di kamar anda Tuan Muda.” Weda bergegas menemui para karyawannya untuk menyiapkan kebutuhan Ranum.

Ranum sudah berada di salah satu restoran , dia memilih resto outdoor karena dia seorang perokok, setelah menemukan meja pun hal pertama yang dia lakukan adalah mengeluarkan rokok dari sakunya lalu membakar rokok tersebut.

“Silahkan Tuan whiskey pesanan anda.” Salah satu pelayan resto datang membawa satu botol whiskey beserta gelasnya.

“Terima kasih, aku tidak mengenali wajahmu, kamu karyawan baru disini ?” ranum bertanya sambil menatap pelayan itu.

Disetiap bisnis milik keluarga Loshad mengharuskan semua karyawan dan anak buah untuk loyal, sebagai balasan dari kesetiaan mereka kepada keluarga serta bisnis yang dimilik keluarga Loshad mereka diberi upah diatas rata – rata dan beberapa hak istimewa. Jadi sangat jarang ada anak buah atau karyawan keluarga Loshad yang berkhianat atau berhenti bekerja dalam waktu singkat, waktu paling singkat orang yang bekerja pada keluarga Loshad adalah delapan tahun. Beberapa ada yang lebih singkat dan penyebabnya kematian.

“Iya Tuan saya pegawai magang, saya baru sekitar tiga minggu disini.”

“Oh pantas saja aku tidak mengenali wajahmu.”

“Apa ada yang anda butuhkan lagi Tuan ?” Pelayan bertanya lagi.

“Tidak, ini saja sudah cukup, terima kasih.”

“Baik kalau begitu, saya permisi Tuan.”

Ranum mengangguk sambil memasukkan 2 buah es batu kedalam gelasnya diikuti menuang whiskey yang baru dibawakan pegawai barunya tersebut. Merokok dan minum whiskey adalah hal yang paling dicintai anak muda berusia 25 tahun itu, dia sangat menyukai whiskey small batch bourbon yaitu 1792 kentucky straight bourbon dan belle meade reserve bourbon. Ranum juga mengoleksi berbagai jenis whiskey, beberapa whiskey yang pernah terjual dipelelangan pun banyak dimenangkan oleh Ranum salah satunya adalah The Emerald Isle Collection dari craft Irish Whiskey Co’s. Saat itu Ranum memenangkan whiskey berusia 30 tahun tersebut seharga 2.8 juta dollar AS atau sekitar 37 milyar rupiah pada tahun 2015.

“Permisi Tuan Muda.” Weda berserta beberapa pelayan datang membawa makanan.

Ranum mengangguk, mempersilahkan Weda dan pelayan lainnya menyiapkan hidangan yang mereka bawa. Terlihat banyak menu lezat yang dihidangkan seperti garden green salad, norwegian salmon, beef burger, rustica pizza, serta berbagai dessert dan minuman.

“Terima kasih.” Ranum berbicara kepada beberapa pelayan sambil tersenyum.

“Sama – sama Tuan Muda, silahkan dinikmati.” para pelayan sambil membalas senyuman Ranum, lalu mereka beranjak pergi.

“Oh iya, Mobil dan beberapa barang anda sudah datang, semua barang sudah kami taruh di kamar, ini kunci mobil dan kunci kamar anda Tuan Muda.” Weda sambil memberikan kunci – kunci tersebut.

“Saya lihat tadi anda berbicara dengan kayla, apa anda merasakan ada gejolak di dalam diri anda Tuan Muda ?” Weda tersenyum sambil menggoda Ranum.

“Kayla ?” Ranum bertanya dengan ekspresi bingung sambil menyantap salad yang telah disajikan.

“Iya Kayla nama anak magang itu Tuan Muda, baru tiga mingguan disini, dia masih menyusun skripsinya tapi karna dia merasa banyak waktu luang jadi dia memutuskan untuk menyibukkan diri dengan bekerja.”

“Oh.” Ranum dengan nada dan wajah datar sambil tetap menikmati makanan yang telah disajikan.

“Astaga Tuan Muda, hanya seperti itu reaksi anda ? wanita secantik itupun anda tidak merasakan sesuatu dari dalam diri anda ?” Weda bingung dengan jawaban tuannya itu.

“Lebih baik kamu duduk dulu Weda, aku lelah melihatmu berdiri, tuang whiskey itu, minumlah dan nikmati rokok ini. ” Ranum dengan nada datar sambil memberikan bungkus rokok miliknya kepada Weda.

“Aku akui anak baru itu memang cantik, tapi aku sudah melihat mungkin puluhan ribu wanita cantik lainnya diluar sana. Daripada kita membahas anak magang itu mending bantu aku untuk menghabiskan makanan ini juga.” Ranum berkata sambil mengambil potongan pizza.

“Baiklah Tuan Muda, tapi jika anda mau, mungkin aku bisa membujuknya untuk membantu anda meregangkan otot – otot yang kaku malam ini Tuan Muda.”

“Kamu urus sajalah, yang penting bantu aku habiskan ini semua.”

“Siap Tuan Muda.” Jawab Weda sambil mengambil potongan pizza di meja.

Mereka pun selesai menyantap sebagian hidangan dan mengobrol ringan sambil menikmati rokok dan whiskey.

“Aku akan ke kamarku untuk bersiap – siap, terima kasih telah menemaniku Weda.” Ranum berkata sambil mengambil kunci kamar dan mobilnya lalu berdiri untuk beranjak menuju kamar hotelnya yang telah disiapkan.

“Baik Tuan Muda, terima kasih juga atas makanan, whiskey dan rokoknya.”

Ranum mengangguk lalu berjalan menuju hotel.

Setiba dikamarnya Ranum langsung merebahkan tubuhnya dikasur, karena merasa sedikit pusing akibat whiskey yang diminumnya bersama Weda tadi. Beberapa menit kemudian ia beranjak menuju kamar mandi. Selesai mandi anak muda yang memiliki tinggi badan 183cm itupun memakai setelan jas tartan buatan desainer ternama dunia yang telah disiapkan Weda, lalu Ranum membuka koper miliknya. Koper itu berisi dua buah combat knives, dua buah pistol sig sauer p226, sebuah beretta pmx, dua granat dan dua bom asap. Ranum mengambil combat knives itu lalu dia simpan di pergelangan kaki kanan dan kirinya, lalu dua buah pistol yang dia simpan di gun holster tipe untuk bahu yang di kenakannya. Setelah semuanya siap, Ranum keluar dari kamarnya lalu menuju lobi hotel.

Dari pintu utama hotel terlihat porsche 911 GT3 RS berwarna hijau yang terparkir dengan rapi tepat didepan pintu utama hotel, Ranum masuk kedalam mobil itu lalu menyalakannya. Ranum mulai menyalakan head unit android di mobilnya, bukan untuk mendengarkan musik, melainkan di head unit android mobil itu telah disediakan aplikasi dengan kode rahasia untuk mengaktifkan jaringan pribadi keluarga Loshad. Setelah kode dimasukkan head unit android tersebut bergeser keatas lalu terlihat monitor lainnya yang perlahan keluar dari balik head unit android yang bergeser keatas tersebut.

“Selamat bergabung Tuan Muda Ranum Anatoly.” Terdengar suara dari monitor tersebut.

“Ada berita apa dari pusat hari ini ?” Ranum bertanya sambil mulai mengendarai mobilnya keluar dari kawasan hotel.

“Tidak ada Tuan Muda, hari ini Anda hanya ada janji temu dengan kartel di restoran sixsenth di jalan DI Panjaitan.” Suara dari monitor itu.

“Aku sedang menuju kesana, terima kasih Alexa.”

“Baik kalau begitu, hati – hati dijalan Tuan Muda.”

Ranum mengangguk, lalu mematikan saluran khusus tersebut. Monitor saluran khusus keluarga Loshad itu perlahan mulai kembali bergeser kebelakang, dan head unit android mobil itu kembali bergeser kebawah kembali ketempatnya semula.

Suara yang keluar dari Monitor jaringan khusus keluarga Loshad itu adalah Alexa. Alexa adalah salah satu asisten pribadi Ranum dari pusat yang mengatur kegiatan dan menyusun semua jadwal Ranum. Semua kegiatan keluarga Loshad yang bersangkutan dengan Ranum harus melewati Alexa terlebih dahulu. Ranum hanya perlu menghubungi Alexa maka dia akan tahu apa saja pekerjaan yang harus ia lakukan dan juga segala berita terbaru yang terjadi di anggota keluarga Loshad di seluruh dunia.

TUAN RUMAH KROWNED TOWERS

Enam tahun lalu sekitar pukul 17.28 waktu setempat, pesawat pribadi milik keluarga Loshad tiba di bandara Melbourne, tiga mobil range rover berwarna hitam sudah terparkir dengan rapi menunggu kedatangan Ranum. Ranum turun dari pesawat langsung bergegas menuju ke dalam salah satu mobil range rover hitam itu.

“Selamat datang di Australia Tuan Muda.” terdengar suara serak dari kursi supir.

“Hi James, aku hampir tidak mengenali suaramu.” Ranum menjawab dari kursi penumpang.

“Saya masih beruntung memiliki suara setelah tertembak ditenggorokan Tuan Muda, ini semua juga berkat bantuan teknologi medis keluarga anda, kalau pada saat itu keluarga Loshad tidak memiliki teknologi dan tenaga medis tingkat dunia mungkin bukan hanya suara saya yang hilang, tapi nyawa Saya juga hilang. Makanya saya sangat - sangat beruntung keluarga Loshad memiliki semua itu.” James tertawa.

Sekitar dua bulan yang lalu sebelum Ranum datang ke Australia, James sedang menjalankan tugas keluarga Loshad, pada saat itu dia sedang mendapatkan tugas untuk mencari Truk peti kemas milik keluarga Loshad yang dicuri di sekitar Cowabbie. Truk itu berisikan ratusan macam senjata yang harus dikirimkan ke pembeli di Australia. Kabar baiknya truk itu berhasil ditemukan disekitar Brisbane dan kabar buruknya James terkena tembakan tepat ditenggorokannya yang dimana membuat James hampir kehilangan suara dan juga nyawanya saat baku tembak terjadi di tempat kejadian antara kelompok James dengan para pembajak, kabar buruk lainnya truk itu berhasil dibawa lari lagi dan hingga saat ini belum ditemukan pelaku dan juga truk tersebut.

“Kalau aku tertembak ditenggorokan, aku tidak perlu tenaga medis kawan, sebotol bourbon akan menyembuhkan semuanya.” Ranum bercanda sambil tertawa.

“Boss besar sudah mengizinkan anda minum alkohol Tuan Muda ?” James bertanya kebingungan.

“Usiaku sudah hampir 19 Tahun James, aku sudah bukan anak - anak lagi, lagipula aku sudah minum alkohol dan merokok sejak usiaku masih 14 tahun.”

“Baiklah kalau begitu, malam ini saya trakir anda minum di salah satu club terbaik di Sydney tuan muda.”

“Marquise ?” Ranum bertanya dengan nada datar.

“Hah ? Bagaimana anda bisa tahu kalau saya ingin mengajak anda kesana Tuan Muda ?” James bertanya dengan wajah kebingungan.

“Aku hanya menebak dan juga aku sangat ingin kesana.” Ranum tertawa.

“Saya pikir anda sekarang bisa membaca pikiran manusia Tuan Muda, kalau memang bisa saya butuh bantuan anda untuk mengetahui isi pikiran pacar saya Tuan Muda.” James tertawa.

“Mungkin kita bisa kesana, tapi tidak untuk malam ini James. Aku akan menyelesaikan tugasku terlebih dahulu, ini tugas pertamaku, aku tidak ingin menyia – nyiakannya.”

“Baiklah Tuan Muda, berarti saat kita kesana anda yang mentraktir saya.” James bergurau diikuti dengan tertawa.

“Aku akan traktir kamu dan semua anak buahmu James, kalian tenang saja.”

Lalu mereka berdua tertawa, diikuti obrolan dan candaan ringan lainnya.

Setelah kurang lebih sepuluh menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka tiba di salah satu tempat pacuan kuda milik keluarga Loshad, pacuan kuda ini dekat dengan kuins park. Pacuan kuda ini adalah salah satu Kamuflase bisnis keluarga Loshad, ada pintu akses khusus untuk mengakses tempat perakitan senjata yang berada di bawah area pacuan kuda tersebut. Tapi ini hanya tempat perakitan, Keluarga Loshad tidak memproduksi senjata – senjata tersebut, semua senjata itu dibeli dari keluarga black economy lainnya dan keluarga Loshad adalah pemegang jalur distribusi senjata Asia – Australia. Tetapi Ranum datang bukan untuk mengurus senjata – senjata itu, James sudah mengurus semuanya. Ranum datang karena pacuan kuda ini juga markas satelit di Australia, Jadi tempat ini akan menjadi tempat bermalam Ranum selama di Melbourne.

“Selamat datang Tuan Muda, makan malam dan kamar anda sudah disiapkan semuanya, ada hal lainnya yang perlu disiapkan Tuan Muda ?” Salah satu karyawan di pacuan kuda tersebut menyambut kedatangan Ranum.

“Baik aku akan makan terlebih dahulu dan bawakan koper berwarna coklat yang ada di mobil ke ruang makan, dan James temani aku makan.” Ranum berkata kepada pelayan lalu mengalihkan pandangan ke James.

“Siap Tuan Muda.” James menyambar sambil mengangkat tangannya untuk hormat kepada Ranum.

“Baik Tuan Muda, saya permisi dulu.” Pelayan itu senyum ke Ranum lalu beranjak pergi.

Ranum mengangguk, lalu dia menuju ke ruang makan, James pun mengikutinya dari belakang. Selang beberapa menit koper coklat yang dipesan Ranum pun datang. Koper itu berisikan whiskey dan beberapa gelas serta satu pak rokok. James dan Ranum menyantap hidangan yang telah disediakan, lalu dilanjutkan dengan menikmati whiskey dan rokok yang dibawa Ranum diikuti dengan obrolan obrolan ringan di antara mereka. Selesai menikmati hidangan dan whiskey tersebut Ranum langsung beranjak ke kamarnya untuk beristirahat.

Keesokan harinya sekitar pukul 18.12, setelah selesai bersiap – siap Ranum langsung memakai earpods dan kacamatanya.

“Ranum Anatoly in.” Ranum berkata sambil membuka koper senjata miliknya.

Earpods dan kacamata yang dipakai Ranum bukanlah kacamata dan earpods biasa, earpods itu terhubung ke kacamata tersebut, setiap anggota keluarga Loshad memiliki kacamata dan earpods tersebut, earpods itu juga bisa berkamuflase menjadi transparan setelah mendeteksi suara pemiliknya. Sedangkan kacamatanya untuk menangkap sinyal khusus keluarga Loshad dan kacamata itu memiliki kekuatan menangkap sinyal 100x lipat lebih baik dari penangkap sinyal di dalam gadget tercanggih saat itu, sampai dipedalaman pelosokpun kacamata itu masih mampu menerima sinyal khusus keluarga Loshad, kacamata itupun dilengkapi kamera berdiameter 1mm yang berkualitas 4K, kamera itu terhubung langsung dengan asisten Ranum di markas pusat, kacamata itu juga dilengkapi night vision dan infra merah. Tetapi disetiap kelebihan pasti ada kekurangan, karena memiliki kemampuan yang luar biasa baterai kacamata ini hanya mampu bertahan selama 24 jam dalam keadaan aktif. Sedangkan earpodsnya hanya bertahan 75 jam jika di mode normal, saat mode Kamuflase aktif, earpods ini hanya bertahan selama 45 jam.

“Selamat bergabung di saluran khusus keluarga Loshad Tuan Muda Ranum Anatoly.” Suara dari earpods itu menyambut Ranum.

“Tolong sambungkan aku ke Luke James.”

“Baik Tuan Muda akan saya sambungkan.” Suara dari earpods itu terdengar lalu berganti menjadi nada sambung ke perangkat James.

“Halo Tuan Muda, ada yang bisa saya bantu ?” James menyapa Ranum lewat jaringan khusus tersebut.

“Siapkan Aku motor dan siapkan juga roti lapis dengan tambahan keju dan tomat.” Ranum berbicara sambil mengecek semua kelengkapan senjatanya dan memastikan magasin terisi penuh dan berfungsi dengan baik.

“Siap Tuan Muda, semua akan siap dalam waktu kurang dari lima menit.”

Ranum mengangguk, lalu mematikan earpods dan kacamatanya. Selesai mengecek senjatanya dan merasa semuanya sudah siap Ranum langsung bergegas menemui James. Setelah James memberikan roti lapis dan kunci motor serta helm, Ranum langsung bergegas keluar dari pacuan kuda tersebut sambil memakan roti lapis itu dengan cepat dan membuang sisanya ke tempat sampah. Di lobi pacuan kuda itu terlihat motor ducati panigale yang telah disiapkan James. Dengan segera Ranum langsung memacu motor tersebut untuk bertemu kliennya di Krowned Towers.

Setelah kurang dari lima menit memacu ducati-nya, akhirnya Ranum tiba di Krowned Towers. Di lobi hotel itu Ranum bertemu dengan dua body guard kliennya tersebut. Para body guard itu langsung memandu Ranum menuju lantai 44 untuk menemui bos mereka. Lantai 44 adalah lantai teratas hotel tersebut yang dimana lantai tersebut adalah rumah pemilik krowned towers sekaligus klien yang akan dikunjungi Ranum. Saat lift terbuka di lantai 44 itu terlihat lorong yang cukup panjang dan lorong itu dipenuhi body guard yang dipersenjatai dengan senapan serbu jenis AAC honey badger, AR-18, barrett REC7 dan Desert tech MDRx. Semua senjata itu adalah senjata buatan Amerika Serikat. Ranum memang mengerti berbagai macam senjata dan sangat teliti mengamati sekitar. Dia sudah di ajarkan menembak sejak usia 3 tahun dan kepekaannya sudah terlatih sejak saat itu, jadi dia sangat mengerti akan setiap detail sekecil apapun dalam jarak pandangnya.

Diujung lorong tersebut terdapat pintu besar berlapis baja, disanalah tempat kediaman pemilik Krowned Towers ini. Sebelum masuk ke pintu besar itu, seluruh tubuh Ranum di pindai menggunakan pendeteksi logam dan Ranum harus menyerahkan semua senjata yang dia bawa. Setelah para body guard memastikan Ranum bersih dari benda berbahaya, para body guard itu mempersilahkan Ranum untuk masuk. Saat Ranum masuk terlihat pria berusia sekitar 65 tahun yang beranjak bangun dari sofa besar, di sofa besar itu juga terlihat 4 wanita cantik yang hanya mengenakan pakaian dalam duduk disamping pria tua itu.

“Selamat datang Ranum Anatoly keluarga Loshad.” Pria tua itu menyambut kedatangan Ranum sambil membentangkan tangannya.

“Senang melihat anda Master Wu.” Ranum berkata sambil mendekati pria tua itu lalu memeluknya. Master Wu adalah nama pria berusia 65 tahun itu.

“Tolong para wanita, aku butuh waktu untuk berbicara 4 mata dengan pria tampan ini.” Master Wu menyuruh para wanita tersebut untuk pergi sebentar. Para wanita itu pun mulai beranjak menuju ke ruangan di sebelah kiri sofa tempat kami berada.

“Silahkan duduk anak muda.” Master Wu melanjutkan.

“Terima kasih Master Wu.”

“Apa ada dari wanita tadi yang menarik perhatianmu anak muda ?” Master Wu bertanya dengan ekspresi datar.

“Tidak ada Master, aku kesini juga hanya untuk tujuan bisnis bukan untuk mencari pasangan.” Ranum membalas sambil tersenyum.

“Baiklah anak muda, ini juga suatu kehormatan, salah satu keluarga inti keluarga Loshad langsung datang menemuiku, biasanya Luke yang datang kemari untuk membahas soal bisnis.”

“Ini tugas pertamaku di keluarga, mungkin karena memiliki resiko rendah, jadi keluargaku mempercayakan ini kepadaku sebagai tugas pertama.”

“Memang tidak ada resiko sama sekali untuk saat ini anak muda, aku hanya ingin memesan beberapa jenis senjata buatan italy, ini list yang aku butuhkan anak muda.” Tuan Wu berkata sambil memberikan kertas berisi daftar senjata yang dia butuhkan.

“Aku bisa memenuhi semuanya Master Wu, dan akhir pekan ini aku bisa mengirimkannya kesini.” Ranum berkata setelah melihat daftar senjata tersebut dan dia yakin bisa memenuhinya.

“Memang sangat menyenangkan berbisnis dengan keluarga Loshad, nanti aku akan kirimkan lokasi tempat untuk mengirimkan senjata - senjata itu.”

“Baik, apa ada hal lainnya yang perlu kita bahas Master Wu ?” Ranum bertanya.

“Tidak ada anak muda, untuk saat ini aku hanya membutuhkan senjata - senjata itu saja. Para wanita kemarilah dan bawakan aku dan tamu istimewaku ini minuman terbaik kita.” Master Wu berbicara kepada Ranum lalu melanjutkan dengan memanggil 4 wanita tadi.

Tidak butuh waktu lama para wanita itu datang dengan membawa satu botol whiskey dilengkapi dengan 2 buah gelas. Perbincangan mereka dilanjutkan dengan obrolan ringan dan sesekali terdengar tawa dari ruangan tersebut.

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 waktu setempat.

“Aku harus kembali, aku akan urus semua pesananmu malam ini, agar bisa sampai tepat waktu Master Wu.” Ranum berusaha untuk mengakhiri pertemuan malam ini.

“Ini baru pukul 20.30 lewat anak muda, nikmati dulu malam ini. Silahkan gunakan kasino kami, kamu akan sangat menyukainya.” Master Wu berusaha menahan Ranum.

Krowned Towers memiliki Kasino yang sangat besar dan selalu didatangi ribuan hingga belasan ribu pengunjung setiap malamnya. Kasino milik Master Wu ini adalah salah satu Kasino terbesar di Australia.

“Maaf Master Wu, mungkin aku akan bermain di kasinomu lain kali.” Ranum tetap menolak.

“Apa boleh buat jika kamu tetap ingin pulang.” Master Wu berkata sambil berdiri dari sofanya.

Ranum mengangguk lalu ikut berdiri.

“Tunggu sebentar anak muda, kamu tidak perlu repot mencari wanita di Melbourne, bawalah gadis ini.” Master Wu berkata sambil menunjuk salah satu wanitanya, wanita itu pun beranjak menuju stand hanger diujung ruangan dan mengambil mantel miliknya.

“Dia adalah gadis termuda yang ada disini, mungkin dia bisa memenuhi hasratmu selama kamu berada di Melbourne.” Master Wu sambil tersenyum.

“Terima kasih banyak Master Wu, aku sangat menghargai kebaikanmu. Selamat malam.” Ranum menerima lalu beranjak pergi, gadis itu mengikuti Ranum dari belakang.

Setelah keluar dari pintu besar itu Ranum kembali menemui para body guard untuk mengambil barang – barangnya yang tertahan, dua body guard lainnya memandu Ranum dan gadis itu turun ke lobi. Sesampainya di lobi motor ducati milik Ranum sudah siap terparkir di depan lobi tersebut, Ranum pun menuju motornya yang kemudian dia nyalakan.

“Pakailah helm ini.” Ranum berkata sambil memberikan helm kepada gadis itu.

“Bagaimana dengan anda tuan ?” Gadis itu bertanya bingung.

“Aku tidak memerlukannya, pakailah.” Ranum menjawab sambil memakai earpods dan kacamatanya.

“Baik tuan.” Gadis itu langsung memakai helm tersebut, lalu mulai menaiki motor.

Ranum mulai memacu motornya keluar dari kawasan Krowned Towers. Motor ducati yang dikendarai Ranum melesat dijalanan Melbourne, malam itu jalanan cukup lengang untuk ukuran kota Melbourne. Ranum memacu motornya cukup cepat.

“Sambungkan aku ke Luke James.”

“Baik Tuan Muda akan saya sambungkan ke Luke James.” Terdengar suara dari earpods itu, lalu langsung berganti menjadi nada sambung ke perangkat James.

“Hallo Tuan Muda, ada yang bisa saya bantu ?” Suara James terdengar dari earpods tersebut.

“Siapkan makan malam untuk 3 orang, sekitar 5 menit lagi aku sampai.”

“Baik Tuan Muda akan segera kami siapkan.”

Ranum mengangguk lalu menonaktifkan perangkatnya.

Kurang dari 5 menit Ranum dan gadis itu pun sampai di pacuan kuda. Di lobi pacuan kuda itu sudah terlihat James yang sedang menunggu kedatangan Ranum.

“Selamat datang Tuan Muda, saya pikir anda bersama Master Wu atau anggotanya, ternyata anda bersama gadis muda yang sangat cantik.” James menyapa sambil tersenyum.

“Master Wu menitipkannya padaku James, Ini list yang harus disiapkan.” Ranum berkata sambil memberikan daftar permintaan Master Wu. “Dan Calum tolong antarkan gadis ini ke ruang makan.” Ranum menunjuk salah satu sekuriti di pintu masuk pacuan kuda itu untuk mengantar gadis itu ke ruang makan.

“Baik Tuan Muda.” Sekuriti itu menjawab lalu memandu gadis itu ke ruang makan.

“James siapkan beberapa pakaian untuk gadis itu dan aku mau kamu untuk menyiapkan setiap item yang ada di daftar Master Wu ini, letakkan 1 bom C4 pada setiap peti di bagian dasarnya dan aku mau semua barang itu diantar menggunakan 8 truk fuso, jangan menggunakan truk peti kemas dan pastikan juga setiap truk memiliki jumlah peti yang sama, buatlah semua C4 di setiap truk menggunakan 1 pengendali jarak jauh.”

“Hah!” James terkejut dan kebingungan. “apa anda serius Tuan Muda? apa yang akan anda lakukan?” James bertanya dan semakin penasaran “Master Wu adalah pembeli terbesar di negara ini Tuan Muda.” Lanjut James.

“Berhenti bertanya James dan lakukan perintahku, satu lagi ini rahasia kita berdua, jangan sampai ada yang tahu mengenai ini bahkan keluarga inti.” Ranum meyakinkan James.

“Baiklah Tuan Muda aku akan siapkan semuanya, mari saya antar ke ruang makan.”

Ranum mengangguk lalu mereka berjalan menuju ruang makan. Di ruang makan sudah terlihat 2 sekuriti, 1 pelayan dan gadis tersebut.

“Kalian semua bisa keluar sekarang.” Ranum memerintah para karyawannya untuk meninggalkannya diruang makan. “James, Kamu tetap disini dan ikutlah makan dengan kami.”

“Aku tidak ingin mengganggu malam anda bersama gadis cantik itu Tuan Muda, nikmatilah malam kalian.” James menggoda Ranum.

“Ikutlah James.”

“Baiklah Tuan Muda.” James menuruti perintah Ranum.

Mereka bertiga menikmati hidangan makan malam tersebut diikuti dengan obrolan – obrolan kecil untuk mengisi suasana. Tidak lupa setelah menyantap berbagai hidangan lezat, mereka menikmati sisa wine vega sicilia unico dan rokok marlboro light kesukaan Ranum. Selesai melakukan semua aktivitas tersebut James langsung pamit untuk kembali melakukan tugasnya, sedangkan Ranum langsung mengajak gadis itu ke kamarnya.

Sesampai dikamarnya, Ranum langsung mempersilahkan gadis itu untuk melakukan sesuatu yang gadis itu inginkan, sedangkan Ranum mengambil pakaiannya lalu menuju ke kamar mandi. Gadis cantik itu memilih untuk ke balkon kamar. Pemandangan balkon kamar itu langsung menuju ke area pacuan kuda jadi bisa dikatakan pemandangan dari kamar Ranum sangatlah bagus. Gadis itu sangat menikmati pemandangan yang sedang di lihatnya.

Sekitar 20 menit berlalu, Ranum keluar dari kamar mandi dan melihat gadis itu berada di balkon.

“Apa kamu menyukainya?” Ranum bertanya kepada gadis itu.

“Iya, aku sangat menyukai pemandangan pacuan kuda ini tuan.” Gadis itu menjawab sambil tersenyum.

“Yasudah silahkan menikmatinya, jika kamu ingin berganti pakaian semuanya telah disiapkan di lemari.”

“Baik tuan saya akan membersihkan diri terlebih dahulu.” Gadis itu langsung bergegas mengambil pakaian dilemari dan menuju ke kamar mandi.

Sekitar 15 menit berlalu gadis itu keluar dari kamar mandi, gadis itu hanya mengenakan pakaian dalam yang dipadukan dengan kimono yang nyaris transparan, gadis itu sudah siap untuk melayani Ranum malam ini, tapi dia malah mendapati Ranum yang sudah terlelap dikasurnya, gadis itu merasa bersalah karena dia merasa terlalu lama di kamar mandi hingga Ranum ketiduran. Gadis itu bingung, dia takut Ranum marah keesokan harinya, tapi di lain sisi dia juga takut untuk membangunkan Ranum yang sudah tertidur pulas. Gadis itu memutuskan untuk menunggu Ranum di sofa.

GADIS DARI SINGAPURA

Pagi pun tiba, Ranum terbangun lalu melihat pergelangan tangannya, jam menunjukkan pukul 07.49 waktu setempat. Dia pun terkejut saat mendapati gadis cantik itu tertidur di sofa, Ranum segera mengambil selimut lalu menyelimuti gadis itu, setelah itu dia menuju kamar mandi.

20 menit berlalu dengan cepat, Ranum keluar dari kamar mandi dan masih mendapati gadis cantik itu tertidur pulas di sofa, Ranum memutuskan untuk membiarkannya tidur lebih lama, Ranum segera turun untuk menemui James.

“James.” Ranum menyapa.

“Selamat pagi Tuan Muda, kenapa anda tidak menghubungi saya terlebih dahulu sebelum turun ?” James bertanya ke Ranum

“Siapkan sarapan sekitar 20 menit lagi, aku ingin ke kandang kuda dan tolong hubungi asistenku di pusat lalu tanyakan apa jadwalku hari ini.”

“Baik Tuan Muda.”

Ranum langsung menuju ke kandang kuda untuk melihat- lihat kuda milik keluarga Loshad. Sesampainya di kandang kuda, terlihat sosok pria tua yang sedang memberi makan kuda – kuda milik keluarga Loshad.

“Selamat pagi pak Victor.” Ranum menyapa pria tua tersebut.

“Wah selamat pagi juga Tuan Muda Ranum, anda sudah semakin dewasa.” Dengan suara serak pria tua itu membalas sapaan Ranum sambil mendatangi Ranum lalu memeluknya. Pria tua berusia 63 tahun itu sudah bekerja dengan keluarga Loshad dari tahun 80an, dia salah satu senior diantara para anggota keluarga Loshad lainnya, nama pria tua tersebut ialah Victor, dia menjadi pengurus di kandang kuda ini di 8 tahun terakhir setelah bertahun – tahun mengabdikan diri sebagai body guard keluarga Loshad.

“Kuda – kuda disini semakin indah semenjak anda yang mengurusnya pak tua.” Ranum tertawa.

“Biasa saja Tuan Muda, ini semua juga karena kuda – kuda ini berkualitas tinggi, jadi memang sudah indah dari pertama kali datang.” Victor sambil menatap ke arah kuda – kuda tersebut.

“Sebagus apapun kudanya jika dipegang dengan yang bukan ahli pasti tetap mati dengan cepat pak.” Ranum membalas sambil tertawa.

Percakapan berlanjut dengan obrolan ringan antara pak tua dengan Ranum. Disisi lain gadis itu terbangun, dia bingung kenapa ada selimut di tubuhnya dan saat melihat ke arah tempat tidur, dia tidak melihat keberadaan Ranum, gadis itu segera memakai mantelnya lalu keluar kamar untuk menemui Ranum. Saat sedang menuruni tangga gadis itu berpapasan dengan salah satu pegawai pacuan kuda, gadis itu menanyakan keberadaan Ranum. Setelah mengetahui keberadaan Ranum, gadis itu segera menuju ke kandang kuda untuk menemui Ranum.

“Tuan Ranum.” Gadis itu menyapa Ranum yang sedang menyisir rambut kuda.

“Oh, hai, kamu sudah bangun ?” Ranum bertanya sambil tersenyum.

“Anda tidak marah kepada saya Tuan ?” Gadis itu bertanya dengan ekspresi takut.

“Marah karena apa ?” Ranum bertanya bingung.

“Karena semalam tuan menunggu saya terlalu lama di kamar mandi, anda bosan menunggu hingga tertidur sebelum saya selesai membersihkan diri untuk anda.” Gadis itu menjelaskan.

Ranum tertawa “Aku memang tidak ada niatan untuk melakukan apapun, jadi kamu tenang saja. Jika hari ini kamu masih betah disini mulai lah tidur di ranjang, jangan disofa.” Ranum kembali tertawa.

“Jadi anda tidak marah kepada saya tuan?” Gadis itu bertanya memastikan.

“Aku sama sekali tidak marah kepadamu nona, kamu tenang saja.” Ranum meyakinkan gadis itu.

Disela – sela perbincangan Ranum dengan gadis itu, tiba – tiba James datang.

“Tuan Muda makanan sudah siap semuanya dan untuk hari ini jadwal anda kosong Tuan Muda” James menyela percakapan Ranum dan gadis itu.

“Oke aku akan segera ke ruang makan, terima kasih James” Ranum berbicara kepada James. “Mari nona kita sarapan terlebih dahulu.” Lanjut Ranum mengajak gadis itu untuk ikut sarapan.

“Baik tuan.” Gadis itu mengangguk.

Ranum berjalan menuju ruang makan, diikuti oleh gadis cantik itu.

Beberapa saat kemudian mereka berdua tiba diruang makan. Para pelayan mulai melayani mereka dengan lincah, tidak lupa para pelayan membuka 1 botol wine dan 1 botol champagne. Ranum dan gadis itu mulai menikmati hidangan yang telah disajikan, mulai dari pie daging, roti lapis, barramundi bakar dan berbagai hidangan lainnya yang dapat memanjakan lidah.

“Apa hari ini kamu ada kegiatan lain nona?” Ranum bertanya ke gadis itu.

“Tidak tuan.” Jawab gadis itu singkat.

“Bisa temani aku menikmati melbourne hari ini ?”

“Dengan senang hati tuan.” Gadis itu menjawab sambil tersenyum.

“Oke, hari ini kamu akan menjadi pemandu turku, bawa aku ke tempat – tempat yang menyenangkan di kota ini.”

“Baik tuan Ranum.”

Mereka berdua melanjutkan menyantap hidangan mereka.

Setelah mereka selesai menyantap sebagian hidangan yang telah disajikan, Ranum mempersilahkan gadis itu untuk menuju kamar terlebih dahulu. Gadis itu langsung bergegas menuju kamar Ranum untuk bersiap – siap, sedangkan Ranum pergi menemui James.

“Tolong siapkan 1 mobil untukku James.”

“Baik Tuan Muda akan segera saya siapkan mobil anda, dan saya ingin memberikan informasi bahwa pesanan Master Wu akan tiba di sini sekitar 2 hari lagi.” James memberikan informasi tentang senjata – senjata yang dipesan Master Wu.

“Semakin cepat, semakin baik.” Ranum tersenyum. “Dan satu lagi, kirim koordinat seluruh gudang senjata milik Master Wu yang kamu ketahui, kirimkan segera.”

“Baik Tuan Muda.”

Ranum langsung meninggalkan James dan menuju kamarnya.

Setelah Ranum dan gadis cantik itu selesai bersiap – siap, mereka berdua langsung keluar dari kamar dan menuju ke lobi utama, didepan pintu lobi utama pacuan kuda itu terparkir 1 unit subaru BRZ berwarna biru. Mobil itu adalah mobil yang akan dipakai Ranum untuk menikmati kota Melbourne hari itu. Ranum membukakan pintu untuk gadis tersebut, dilihat sekilas kasta mereka memang jauh berbeda, tapi bagi Ranum semua manusia sederajat dan semua manusia harus diperlakukan sama. Ranum menyalakan mobilnya dan mulai memacu mobil tersebut keluar dari area pacuan kuda.

“Kemana kita sekarang nona?” Ranum bertanya ke gadis cantik itu.

“Kalau ke kebun binatang apa anda tertarik Tuan ?” Gadis itu bertanya.

“Kebun binatang ya, ide yang menarik.”

“Apa anda tidak menyukainya Tuan?” Gadis itu bertanya dengan ekspresi tegang. “Jika anda tidak menyukainya kita bisa ke tempat lain Tuan.” Lanjut gadis itu.

“Bukan, bukan, aku menyukai idemu, aku hanya lupa kapan terakhir kali aku pergi ke kebun binatang.” Ranum meyakinkan Gadis itu bahwa dia menyukai ide tersebut. “Kita sudah hampir 24 jam bersama tapi aku belum mengetahui namamu.” Lanjut Ranum.

“Maaf saya lupa memperkenalkan diri tuan, nama saya Alexa.”

“Oke, aku Ranum Anatoly.” Ranum menjawab lalu tersenyum. “Sudah berapa lama kamu bekerja dengan Master Wu ?” Lanjut Ranum.

“Mungkin sekitar satu tahun tuan, saya diambil Master Wu saat beliau sedang berada di Singapura, saya berasal dari kota kecil di Singapura. Saat itu Master Wu sedang ingin membangun pabrik di area permukiman saya tuan, beliau membutuhkan lahan seluas 7 hektar, seluruh warga dipermukiman itu tanahnya dibeli dengan harga rendah oleh Master Wu, awalnya semua warga menolak, tapi satu persatu warga yang menolak mulai dihabisi oleh Master Wu, hingga pada akhirnya seluruh warga mau menjual tanah mereka sesuai harga yang sudah ditentukan Master Wu. Saat semua warga sudah mulai tunduk pada Master Wu, ayah saya tetap bersikeras untuk mempertahankan rumah kami, karena rumah itu adalah warisan peninggalan orang tua ayah saya, hingga suatu hari saya sedang berbelanja ke swalayan, Master Wu dan para anak buahnya datang kerumah kami, mungkin karena ayah saya sudah lelah dengan perlakuan dan paksaan yang dilakukan Master Wu, dia mengeluarkan senapan untuk melakukan perlawanan terhadap Master Wu, ayah saya berhasil melumpuhkan dua anak buah Master Wu, tapi karena kalah jumlah dan ayah saya membuat Master Wu semakin marah, akhirnya keluarga saya dibantai habis, saat saya pulang dari swalayan, saya melihat salah satu anak buah Master Wu sedang memegang kepala ayah saya yang sudah terlepas dari tubuhnya. Saat itu saya hanya terkulai lemas melihat anggota tubuh keluarga saya yang tergeletak di lantai. Dan saat itu juga Master Wu memerintahkan anak buahnya untuk membawa saya ke Australia.” Alexa menjelaskan dengan mata berkaca – kaca.

“Aku turut berduka cita atas kehilanganmu, maafkan aku telah bertanya.” Ranum meminta maaf sambil mengeluarkan sapu tangan dari sakunya lalu memberikannya kepada Alexa.

“Tidak apa tuan, anda juga tidak akan menyangka jika ceritanya akan seperti itu.” Alexa menjawab sambil menerima sapu tangan dari Ranum. “Terima kasih Tuan.” Alexa tersenyum.

Akhirnya mereka tiba di kebun binatang Melbourne. Mereka membeli tiket untuk masuk ke kebun binatang tersebut, setelah masuk ke dalam kebun binatang Ranum menyuruh Alexa untuk menunggu sebentar di cafe dekat kandang suricata, setelah itu Ranum langsung bergegas menuju ke toko souvenir. Ranum membeli satu topi dengan sablon Melbourne Zoo dibagian depan, satu topi berbentuk koala, satu boneka harimau putih dan satu boneka harimau oranye, serta beberapa pernak – pernik lainnya. Setelah berbelanja di toko souvenir, Ranum langsung menuju ke tempat Alexa.

“Pakailah ini.” Ranum datang tiba – tiba dan langsung menyodorkan topi berbentuk koala ke Alexa.

Alexa terkejut lalu tertawa “Anda yakin tuan, saya harus memakai ini ?” Alexa masih ragu dengan keputusan Ranum.

“Aku sangat yakin, aku juga membeli sebuah topi, walaupun tidak berbentuk hewan.” Ranum sambil mengeluarkan topinya dari tote bag “Dan panggil saja namaku, jangan menggunakan tuan, ini tempat umum.” Lanjut Ranum sambil mengenakan topinya.

“Oke Ranum, terima kasih atas topinya.” Alexa memakai topi berbentuk koala tersebut sambil tertawa.

“Dan ini ada boneka dan souvenir lainnya untukmu.” Ranum memberikan 2 boneka harimau tersebut dan 2 tote bag lainnya yang berisi pernak – pernik lainnya.

“Apa ini tidak terlalu banyak Ranum?” Alexa bertanya dengan wajah bingung.

“Bukankah ini masih kurang?” Ranum balik bertanya dan dia ikut bingung. “Aku pikir ini kurang, hanya saja ditoko itu sudah tidak ada barang yang menarik menurutku, makanya aku hanya membeli ini.” Lanjut Ranum.

“Apa kamu tidak pernah berkencan dengan wanita Ranum?” Alexa bertanya sambil tertawa.

“Apakah ini disebut kencan?” Ranum balik bertanya “Sejujurnya Aku belum pernah berkencan, semasa aku sekolah dulu, aku selalu menjadi biang masalah disekolah, jadi aku yakin tidak ada wanita yang menyukaiku, jangankan menaruh perasaan, mungkin melihatku pun mereka sudah muak.”

Alexa tertawa “Aku baru menemukan pria seperti dirimu Ranum, aku rasa kamu tipe pria yang langka di muka bumi ini.” Lanjut Alexa sambil tertawa.

Ranum terdiam dengan wajah bingung.

“Ayo kita mulai jalan – jalan.” Alexa menarik tangan Ranum sambil tersenyum.

Mereka mulai menjelajahi kebun binatang Melbourne, mereka menyambangi semua hewan yang ada dikebun binatang itu, mereka mengobrol dengan seru, tertawa bersama, bersenda gurau, mereka benar - benar menikmati perjalanan di kebun binatang itu. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.12 waktu setempat.

“Ranum, apa kamu sudah mulai bosan?” Alexa bertanya kepada Ranum.

“Tidak, tapi jika Kamu memiliki tempat lainnya yang lebih seru, mungkin kita harus kesana.” Ranum menjawab sambil tersenyum.

“Aku kenal satu tempat yang menjual bourbon terlengkap di kota ini, apa kamu menyukainya ?”

“Bourbon adalah salah satu jenis whiskey kesukaanku, antarkan aku ke tempat itu.” Ranum menjawab dengan wajah antusias, karena sudah hampir sehari lidah Ranum tidak merasakan whiskey favoritnya tersebut.

“Baiklah kita akan kesana.” Gadis berusia 20 tahun itu tersenyum.

Mereka keluar dari kebun binatang Melbourne lalu bergegas menuju parkiran, lalu Ranum segera memacu Subaru BRZnya ke bar kecil yang dimaksud Alexa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!