NovelToon NovelToon

Menikah Berujung Cinta.

Bab I DITINGGAL MENIKAH

Bagaimana tidak hancur lebur hati ini ketika kita harus datang ke pernikahan mantan kita yang sudah terjalin hubungan pacaran kurang lebih hampir 5 tahun. Dari semasa putih abu-abu sampai hampir wisudah ternyata kita hanya jadi Penjaga jodoh dari orang lain.

Lampung, 23 Oktober 2020.

Mau tidak mau aku harus merogoh uang gaji mingguan ku dari toko ATK, untuk membeli baju dan juga kado untuk mantan ku yang menikah hari ini. Karena aku tidak mau malu di hadapan mas Ardi dan istrinya jika tidak terlihat cantik dan membawakan kado yang biasa-biasa saja.

Rasanya tidak percaya saja jika akhirnya Mas Ardi menikah dengan Melinda teman satu organisasi ku dulu sewaktu SMA. Dimana setahu ku mereka hanya baru 5 bulan dekat, sedangkan diriku sudah hampir 5 tahun menjadi kekasih nya mas Ardi.

Sekarang harus menyandang predikat JOMBLO. Tetapi ku akui Meilinda lebih cantik dari diriku, lebih tepat dirinya pintar merawat diri. Maklum lah keluarga nya orang berada berbeda dengan diriku yang untuk kuliah pun harus merogoh kocek sendiri dan harus pandai mengatur kiriman dari Mak e.

BIP BIP kulihat handphone ku ternyata Rudi mengirimkan pesan.

"Jadi kan kita ke tempat mantan mu?"

Aku membalas.

"Jadi dong boy, jangan lupa dandan yang keren biar aku ga malu 😁😁"

Rudi kembali mengirim pesan.

"Siapa suruh jadi wanita jadi jadian 😂"

Aku menarik napas dalam ketika membaca pesan dari Rudi.

"😤 Kutunggu 15 menit lagi Takut keburu bubar tuh acara!"

Seolah Rudi terus menggoda ku pesannya kembali membuat ku menggerutu dalam hati

"Oke pacar ku 😁."

"Awas kamu ya besok klo bingung cari formula untuk skripsi mu aku tidak akan bantu apalagi mengantar kamu ke buk Yeni dosen pembimbing mu yg killer itu."

Gumam ku dalam hati karena kemarin kami baru saja pembagian nama-nama dosen pembimbing karena semester depan sudah harus mengajukan judul skripsi.

Aku terpaksa meminta bantuan kepada sahabat ku Rudi yang cukup keren untuk urusan penampilan untuk ku ajak ke acara pernikahan mas Ardi. Maklum aku yang memang dari kecil sudah terbiasa memiliki teman laki-laki. Tetapi bukan berarti aku tidak punya sahabat perempuan.

"Tiiinnnnn"

"Bisa sopan ga sih? malu dilihat tetangga dan ibu kost"

ucapku melotot dan langsung naik ke motor nya tanpa menunggu persetujuan nya.

35 menit kemudian.

Hari ini acara ijab dan resepsi nya diadakan dirumah pihak perempuan. Aku lebih memilih datang dirumah Melinda karena sudah ku pastikan pertahanan ku akan runtuh jika hadir di acara ngunduh mantu mas Ardi.

Karena bisa dipastikan aku akan bertemu keluarga besarnya apalagi ibu nya dan kakak perempuan mas Ardy. Kuakui 5 tahun menjalin hubungan degan Mas Ardy aku sering sekali kerumah keluarga nya sekedar untuk ngobrol atau mengantarkan pesanan kue ibu nya untuk keluarga nya.

Sehingga hubungan ku begitu dekat dengan keluarga mas Ardi. Selama berhubungan kami lebih suka berkunjung kerumah saudara atau kerumahnya daripada kesana kemari tidak jelas. Berbeda dengan aku yang tidak bisa mengajak mas Ardy ke saudara ku karena semua keluarga di Desa. Aku di kota dari SMA terbiasa ngekost.

"Selamat ya Mas semoga sakinah mawadah warahmah ya"

Ucapku sambil memberikannya kado yang sudah ku bungkus secantik mungkin.

"Sama sama dek,semoga cepat nyusul" kata mas Ardy sambil melirik Rudi.

Lalu aku menyalami Melinda dan langsung turun dari panggung untuk mengambil beberapa makanan bersama Rudi.

Sebenarnya aku malas hadir di acara pernikahan mas Ardi tetapi sahabat-sahabat ku memaksa sehingga mau tidak mau aku harus berangkat mengingat ini undangan dari mas Ibunya mas Ardi. Karena Ibunya mas Ardi sendiri yang mengantar ke tempat ku bekerja.

"Aku ke warung sebentar ya?" Rudi berkata sambil tersenyum iseng

"Mau beli apa?"

"Tisu takut ada yang meler Kwwkkwkw"

Rudi tertawa sambil merangkul ku.

Entahlah teman ku yang satu ini sudah ku anggap seperti kakak yang selalu aku jadikan tempat untuk menceritakan apa saja masalah ku dan ada 3 sahabat lainnya satu diantaranya perempuan ku yang bernama Lilik yang memiliki pipi yang chubby. Terkadang kedekatan Ku dengan Rudi membuat mas Ardi merasa cemburu dan pernah berkata kepada ku.

"Rudi itu suka sama kamu, kalian itu udah kayak orang pacaran, mas tidak suka kalau kamu sering berdua dengan dia"

Ungkap mas Ardi ketika menjemputmu pulang kuliah karena sering kali ketika mas Ardi datang terlambat Rudi pasti masih menunggu ku sampai dijemput oleh mas Ardi.

Tak butuh waktu lama setelah makan jamuan dari acara itu aku pamit tapi ketika pulang aku malah bertemu ibu dan ayahnya mas Ardi yang akan keluar dari tenda menuju mobil sepertinya mereka akan pulang. Tanpa sadar aku meneteskan air mata ketika bertemu dengan ibunya mas Ardi.

"Yang sabar ya Ran, ibu berdoa mudah2an kamu dapat yang lebih baik dari anak ibu" jangan sungkan mampirlah kerumah kalau dirimu lagi ke daerah ibu"

Ucap ibu mas Ardi sambil memeluk ku erat dan kulihat beliau meneteskan air mata. sama seperti diriku. Tetapi aku hanya bisa tersenyum.

"Aamiin buk. Terima kasih, salam untuk mbak Lena"

"Iya, jaga nak Kirana ya nak dia anak baik2 walau tidak berjodoh dengan anak ibu tapi selama berapa tahun dia dekat dengan anak ibu, ibu yakin dia perempuan yang baik dan anak yang baik"

Ucap ibu mas Ardi sambil melihat Rudi.

baru aku mau meluruskan tapi ibu mas Ardi buru-buru pamit karena aku tahu dari awal ayahnya mas Ardi kurang suka dengan ku karena katanya penampilan ku yang tidak menunjukan anggun seperti perempuan pada umumnya.

Dalam perjalanan pulang Rudi berkata padaku.

"Mudah-mudahan kamu mendapatkan yang lebih baik ya boy"

Kata Rudi padaku.

Sahabat-sahabat ku biasa memanggil aku dengan sebutan boy karena memang penampilan ku selalu mengenakan celana jeans atau celana dasar serta baju kaos atau kemeja walau rambut ku panjang aku lebih suka menguncir nya dan tidak pernah sekalipun aku memakai rok di kampus.

Belum lagi beberapa alat kosmetik yang biasa akan sangat kental menghiasi wajah para mahasiswi-mahasiswi tidak pernah ada diwajah ku. Aku selalu setia dengan bedak powder my baby dan Lip gloss .

Akan tetapi selama ini mas Ardi memang nyaman nyaman saja dan tidak ada komentar atau protesnya akan penampilan ku yang memang apa adanya tidak seperti kebanyakan perempuan.

Pernah satu kali aku bertanya apa yang mas Ardi Suka dari diriku. Dia menjawab dan kurasa jawaban nya tidak mengada-ada.

"Kamu wanita yang punya prinsip, mandiri, baik hati, Pintar dan kecantikan cukuplah rambutmu yang hitam panjang dan lurus serta hidung yang mancung itu menjadi kecantikan sebenarnya walau tanpa polesan kosmetik sekalipun. Aku menyukai kesederhanaan dalam dirimu Ran"

Ah rasanya aneh mengingat hal-hal indah bersama mantan disaat mantan sedang duduk mesra diatas pelaminan bersama pasangannya sekarang.

Bab 2 #alasanPutus

25 Nopember 2019

Seperti biasa pada jam 5 sore di hari Sabtu kuliah ku tidak ada kelas malam. dan Mas Ardy mengajakku untuk menikmati malam Minggu bersama, dia mengajak ku kerumah nya sekedar untuk ngobrol dengan orang tuanya biasanya malam Minggu seperti ini mbak Lena Kakak perempuan nya akan ada disana bersama dengan suami serta anak-anaknya.

"Kok sepi" tanya ku pada mas Ardy

"Ga tahu, tumben mas tadi dari kantor langsung jemput adek di kampus"

Seperti biasa nya kalau dirumahnya tak ada orang kamu hanya akan mengobrol diteras rumahnya dimana biasa nya dijadikan tempat untuk ibu jualan Sayur pagi hari. Ibu nya mas Ardi berjualan sayur dan membuat kue jika ada pesanan. Sedangkan bapak bekerja sebagai security di hotel yang tidak jauh dari rumah nya.

"Mas mandi dulu ya udah itu kita cari nasi goreng mas baru gajian"

Ucapnya padaku sambil masuk kedalam rumah.

Tidak lama dia keluar sudah dengan baju kaos dan bau parfum yang semerbak, aku pun hanya geleng-geleng sambil berkata

"Mau ngapel ya Mas?"

Sambil tersenyum simpul menggoda nya.

"Iya ngapel pacarnya yang belum mandi"

Jawabnya sambil nyengir kuda karena menahan sakit dari cubitan ku.

15 menit kemudian

"Nasi goreng pakek ati 2 ya bang" mas Ardi memesan nasi goreng kesukaan kami berdua di tempat favorit.

"Dek mas pengen bilang sesuatu, ini menyangkut hubungan kita, bisa dibilang kabar baik bisa dibilang kabar buruk"

Ucap mas Ardi dan membuat ku sedikit menarik alis ke atas. Seakan bertanya kabar apa yang akan disampaikan pria manis ini kepada ku. Hampir 5 tahun kami bersama dia adalah pria yang manis menurut ku, dia selalu sopan, tidak pernah marah dan selalu dewasa serta mandiri walau memang irit bicara.

"Kabar apa mas? jangan bilang mas ngajak aku nikah ya?"

Jawab ku sambil senyum dan memasukan nasi goreng ku yang dari tadi sudah hampir habis ku lahap.

"Mas naik jabatan dari kantor tapi dengan syarat mas harus pindah tugas dek selama 2 tahun ke cabang Palembang setelah itu bisa mengajukan kembali ke sini jika ada cabang yang disini kosong posisi koordinator lapangan nya"

Aku terdiam masih memikirkan kata-kata apa dan mempertimbangkan apa yang akan terjadi dengan hubungan kami jika mas Ardi betul betul pindah tugas.

"Bagaimana menurut mu dek?"

Tanya mas Ardi.

"Ayah sama ibu gimana mas? klo mereka setuju menurut aku ini kesempatan untuk jenjang karir mas. Kesempatan ga datang 2 kali loh mas,"

Jawabku pasti sambil menatap wajahnya yang sedikit sendu mungkin memang berapa hari ini dirinya sering lembur dikantor.

"Ayah sama ibu terserah sama mas. tapi klo mas ambil kesempatan ini kita jadi LDR loh dek."

Katanya sambil menatapku balik sambil memasukan suapan terakhir nasi goreng yang ada di piringnya.

"Mas zaman sekarang udah canggih udah ada android bisa video call, iya kan? jawab ku.

"Baiklah klo begitu mas ambil ya kesempatan ini. kemungkinan awal tahun mas pindah tugas nya"

"Mudah2an ini awal kesuksesan mas ya."

Doaku sambil memegang tangannya. Aku tahu betul mas Ardy ini ingin sekali bisa mandiri dan mapan secara ekonomi mengingat ibu dan ayahnya hanya orang biasa.

30 Desember 2019

Malam ini aku kerumah nya mas Ardi karena tanggal 2 mas Ardi akan berangkat ke Palembang ke tempat tugasnya yang baru. begitulah perusahaan tempat mas Ardi memang ada jenjang karir nya tapi harua mengikuti aturan dimana 2 tahun ke daerah yang bukan domisili.

"Loh Bu, ibu mau kemana sama bapak?" mas Ardi bertanya kepada ibu dan ayahnya yang tampak sedang bersiap pergi dengan terburu-buru.

"Ibu dan bapak mau kerumah mbak Lena mu, ngobrolnya diteras aja, jangan malam-malam ga enak dilihat tetangga ya Mas."

Jawab dan pesan ibu pada mas Ardi.

"Apa mbak Lena bertengkar lagi dengan suami nya ya?"

Terlihat mas Ardi mengerutkan keningnya dan memijat nya seperti terasa pusing

"Mungkin ada acara mas, sana mandi GI aku tunggu disini aja, ga jadi bantu packing barangnya ya tadi ibu sama ayah pesan ngobrolnya diteras aja."

Kata ku sambil senyum sambil melihat handphone ku.

Selesai mas Ardi mandi, hari hujan angin deras, dan disertai kilat. Kebetulan teras rumah mas Ardi hanya Sekitar 2 x 3 yang membuat air hujan masuk ke teras. Mas Ardi mengajak ku kedalam ruang tamu karena tempat duduk ku pun mulai kecipratan air hujan.

Mas Ardi membuat kan aku teh dan kami minum teh sambil mengobrol. Aku memang biasa kerumah Mas Ardi tapi aku tidak pernah bertindak seolah rumah itu rumah ku. aku tahu batasan kecuali ketika ada acara dirumah mas Ardi seperti arisan keluarga atau yang lain nya.

"Dek, mas boleh minta sesuatu ga?"

Tanya mas Ardi pada ku sambil memegang gelas tehnya.

"Minta apa mas?"

Jawab ku padanya yang sekarang posisi duduknya sudah pindah ke sebelah ku.

"Hampir 5 tahun kita berpacaran kita hampir ga pernah kayak orang pada umum nya pacaran, bisakah mas minta sesuatu sebentar lagi kan mas akan tugas di tempat yang baru dan jauh dari sini mungkin satu tahun baru bisa pulang."

Ucapnya panjang lebar yang mulai membuat ku penasaran apa yang akan diminta mas Ardi segala Pacaran pada umumnya di bahas.

"Apa mas asal jangan kiss dan yang menjurus kesana."

Selidik ku sambil menatap nya dengan mata yang sedikit melotot.

"Give me your kissing please, mas cuma pengen ada kenangan dan semangat mas untuk kembali dek. Lima tahun kita pacaran mas ga pernah menuntut tapi besok mas pergi jauh dan lama apa kah tidak bisa mas merasakan seperti teman2 mas rasakan bersama pacarnya?"

Mas Ardi menatapku penuh harap.

Aku menarik napas panjang. cukup lama aku diam sambil memainkan gelas teh yang ada di depan ku. aku masih ingat betul pesan ibu ku saat aku akan masuk kuliah

"Ran., Mak tahu dirimu sudah bukan anak kecil, Mak pun tidak bisa mengawasi mu 24 jam karena kamu disini Mak di desa, tapi Mak cuma mengingatkan harta satu-satu nya kita perempuan adalah kehormatan dan kesucian kita Ran.

Jadi Mak e harap jaga itu baik-baik klo belum halal jangan sekali-sekali mendekati nya. nanti awal nya ya cuma pegang-pegang, setelah itu nanti naik lagi ke cium-cium, sudah itu pasti meningkat lagi. tolong jaga amanat Mak e ini. kita punya harga diri dan kehormatan maka itu dijaga jangan sampai kamu memalukan ibu dan keluarga dikampung"

"Mas tidak bisakah mas meminta yang lain, mas tahu dari awal, bahkan ketika masuk kuliah pun mas sudah aku cerita kan pesan Mak e kepadaku tunggulah sampai aku selesai kuliah lalu kita menikah klo mas mau lebih dari ini"

Aku menggenggam tangan mas Ardi erat. Memang selama kami berpacaran hanya sebatas menggenggam tangan saja lah. Atau diatas motor pun aku tidak pernah memeluk pinggangnya seperti umumnya anak muda. karena aku sadar betul pesan ibu untuk menjaga nama baik keluarga.

Mas Ardi hanya diam saja dan tak membalas genggaman tangan ku.

"Tunggulah akhir tahun depan mas akhir tahun depan aku usaha kan akan selesai skripsi ku lalu kita bisa ketahap yang halal."

Kata ku pada mas Ardi melihat dia hanya menatap kosong ke depan

"Ya sudah ga apa2 mas tahu pendirian mu, doakan mas mudah2an tidak ada yang menggoda mas disana"

Katanya sambil melirik ku.

"Oh... jadi punya rencana disana mau cari yang lain ya?? awas Lo mas ucapan doa Lo...."

Kataku sambil mencubit pinggang nya yang membuat dia meringis kesakitan

"Aduh aduh.... sakit dek.... "

Mas Ardi meringis kesakitan.

Februari 2020

Sudah satu bulan aku tidak bisa menghubungi mas Ardi dan dia pun tak menghubungi ku.

kulihat si medsosnya pun tidak aktif. Story WA nya pun tidak pernah aktif.

Tiba-tiba ada Akun baru menambahkan ku di pertemanan Facebook. kulihat namanya Melinda Ardiansyah dan kulihat foto profilnya bersama laki-laki yang ku kenal dan menghilang satu bulan ini ya itu adalah mas Ardi dan teman ku sewaktu SMA tetapi beda kelas Melinda.

Mereka tampak berfoto di Jembatan yang kulihat disana tertulis Jembatan AMPERA . Hati ku terasa hancur, air mataku mengalir tanpa ku minta dan aku menangis tanpa suara.

Seketika aku langsung pergi ke perpustakaan yang kurasa saat ini tempat yang bisa aman, untuk aku menutupi kesedihan ku tanpa orang tahu. karena jika sahabat-sahabat ku melihat kondisi aku begini pasti mereka akan penasaran.

Selama ini aku tidak pernah menangis dihadapan sahabat-sahabat ku dan aku dan mas Ardi pun tida pernah bertengkar. tapi ini tiba2 aku haru melihat foto mas Ardi yang begitu mesra dengan Melinda sedangkan aku sendiripun tidak pernah begitu.

Puas sudah aku berapa hari ini menangisi mas Ardi tanpa di beri penjelasan lewat sebuah foto pun aku tahu apa yang terjadi kenapa dia tidak membalas chat ku kenapa dia tidak menghubungiku. Inilah jawabnya. dan aku kembali mengingat pesan mas Ardi ketika akan berangkat menggunakan Bis ke Palembang

"Dek,mas sebenarnya kecewa dengan adek. hanya sekedar kissing saja tak mampu diberikan apakah kurang yakin klo mas ini begitu mencintaimu selama ini. Hampir 5 tahun kita pacaran tapi kita seperti tidak ada kontak fisik seperti teman2 mas"

Katanya sambil meminum air mineral yang kuberikan untuknya.

"Mas, aku paham perasaan mas. aku mau lebih dari kissing. tapi apa mas bisa kita langsung menikah saja?"

Tanya ku.

"Kalau menikah mas belum bisa dek, penghasilan mas kan belum tetap mas juga sudah terlanjur ambil cicilan bank untuk beli rumah, tahu sendiri mas dari dulu ingin beli rumah jadi ketika menikah sudah punya rumah, ayo kita ke loket bis nya sudah sampai mbak Lena udah ngasih kabar."

Jawabnya sambil beranjak dari bangku pinggir trotoar.

Aku paham sekarang mungkin aku tidak bisa memberikan apa yang diminta nya sewaktu dia akan berangkat ke tempat tugas barunya.

Bab 3 #SuratVyaMessengger

Suasana masih belum begitu ramai di kampus karena aku sengaja datang lebih awal agar bisa menyelesaikan tugas dari dosen ku yang belum aku selesaikan. Tapi di depan kelas sudah ada Rudi,Fey dan Lilik sahabat ku.

Kami memang janjian untuk lebih cepat hadir, karena ada makalah yang harus kami persentasi kan hari ini. Seperti biasa apabila ada tugas kelompok kami akan mengerjakan bersama-sama, sehingga akan merasa senang terutama sahabat-sahabatku itu.

Karena bisa dipastikan mereka cukup siapkan biaya cetak dan keperluan nya atau cari referensi nya maka aku lah yang biasanya akan mengerjakan semua tugas itu.

"Tadi aku sudah cari di perpus ada beberapa sih referensi buku klo ada yang bertanya tentang dampak negatif dari metode pengajaran ini, yang susah di beri pengertian biar kak Fey yang bagian jawab pertanyaan nya"

Ucap Lilik panjang lebar. Lilik paham betul kalau kak Fey ini akan sangat ketus baik keseharian atau dalam berdiskusi. Berbeda dengan Rudi dan Tyo yang lebih bisa menempatkan kapan harus ketus kapan harus bersikap baik kepada orang.

"Ya ampun buk ketua melamun say...."

Celetuk Tyo yang dari tadi memperhatikan aku hanya menaruh kepala ku dimeja dengan menatap kosong kedepan.

"Maklum yang lagi Lagi LDR"

Jawab Lilik sambil menyenggol lengan ku sehingga Rudi pun dengan cepat menimpali

"Berarti aman dong kita Ran klo lagi mau berdua kemana mana ga bakal cemburu itu Mas hitam manis mu hahahaha...."

Rudi dengan senang nya tertawa karena dia tahu betul bagaimana mas Ardi akan menatap nya ketika Rudi bercanda dengan ku atau kami bersama sama. Entahlah apakah memang seperti yang dirasa oleh mas Ardi tentang perasaan Rudi.

Tapi setahu ku dari baru masuk kuliah sampai sekarang Rudi menyukai satu gadis tapi tidak berani mengungkapkan perasaan nya kalau dia bilang ibarat kata langit dan bumi. Bapaknya wanita itu yang anggota DPR sedang kan dia yang orang tua nya hanya berprofesi sebagai Penjahit Gorden. Ibunya hanya punya usaha warung dirumah.

Aku hanya diam saja dan langsung mengambil buku dari meja Lilik untuk melihat referensi yang dia dapat dari perpustakaan.

"Ada apa Ran? Kiriman belum datang apa sampai tidak ada suara nya suara buk ketua yang biasa selalu semangat klo mau persentasi demi sebuah nilai A?"

Kak Fey yang dari tadi sibuk dengan rokok nya kini ikut menimpali sambil membuang asap rokok nya. Sahabat ku satu ini memang betul-betul sedikit berbicara sedikit ketua tapi tidak dengan kami sahabatnya. Apalagi terhadap aku. Dia selalu seperti sosok kakak terkadang dia juga tempat ku meminjam uang kalau kiriman dari mak belum datang.

Karena diantara kami kak Fey yang paling hidupnya berkecukupan. Maklum ayah nya bekerja di salah satu Tambang batubara dan punya jabatan yang lumayan sedang ibunya seorang Bidan sehingga klo soal uang buat Kak Fey bukan masalah.

"Ga ada kak aku hanya bingung saja" jawab ku singkat.

"Bingung kenapa? Semester masih lama, biasa nya klo sudah begini SPP sudah didepan mata dan Mak e belum transfer uang" jawab Tyo.

"Bubar bubar..... Kelas kosong pak Juned ga bisa hadir karena istri nya lahiran jadwal penggantinya nanti di share ke ketua tingkat"

Teriak oleh Ola teman laki laki sekelas ku yang Cantik dengan sedikit gaya nya yang lemah gemulai.

Akhirnya beberapa anak yang tadi nya di dalam kelas dan didepan kelas berhamburan sesuai keinginan mereka karena mengingat kelas untuk dua jam kedepan kosong.

Tidak dengan kami sepertinya sahabat-sahabatku masih ingin mengintrogasi apa yang menyebabkan aku irit bicara.

"Kayaknya Mas Ardi selingkuh" kataku singkat sambil menahan air mata yang akan jatuh.

Ke empat sahabat ku hanya bisa diam dan kak Fey kembali menghidupkan korek apinya untuk membuat rokok yang baru dikeluarkan dari kotaknya kembali bisa di hisap.

"Kok bisa?" Tanya Lilik polos

"Ya bisa lah Lik, laki-laki normal jauh dari pacar sekarang karir lagi menanjak" celetuk kak Fey sambil menghisap rokok nya.

"Aduh" celetuk Lilik ketika kepalanya di jitak oleh Tyo.

"Pertanyaan yang tidak berperasaan" ucap Tyo sambil melotot ke arah Lilik

"Sama siapa Ran? Pasti di tempat tugas nya yang baru ya?" Tanya Rudi

"Aku kenal perempuannya, namanya Melinda seminggu yang lalu aku melihat dia menambahkan aku sebagai teman nya di Facebook tapi aku kaget lihat foto Profilnya yang berpelukan mesra dengan Mas Ardy di tempat sekarang mas Ardy bertugas"

Akhirnya aku menceritakan itu kepada sahabat-sahabatku dengan membiarkan air mata ku mengalir ke pipi ku.

"Sabar ya Ran,"

Lilik langsung memeluk ku. Dengan begitu erat seolah dia tahu apa yang aku rasakan karena dirinya pun pernah merasakan diselingkuhi pacarnya dan setelah kejadian itu dia pun tidak pernah mau menjalin hubungan dengan laki-laki untuk yang nama nya pacaran.

"Kurang ajar, susah nya sama siapa giliran senang mulai bertingkah, ga ingat apa tuh laki-laki dulu waktu masih naik motor legenda butut nya itu kayak nya cuma kamu yang mau dibonceng, sampe dibilangin sama tuh rombongan seleb kasihan si Kirana udah cantik, putih pinter,mandiri eh punya pacar udah hitam motornya legenda jaman dahulu kala sekarang udah punya motor gede nyari yang lain."

Lilik nyerocos sambil tetap memeluk ku.

"Pantes menghilang tanpa jejak, udah ada yang baru" jawab Tyo

"Udah lah boy tak usah kau sedih kan laki laki seperti itu, ingat kata Mamak ku, jodoh itu seperti cerminan kita kalau kita baik maka jodoh kita pun pasti baik. Beruntung dia selingkuh seperti sekarang daripada sudah menikah dan punya anak baru selingkuh."

Rudi menimpali omongan Tyo dan Lilik

"Terus itu si Ardi tidak ada kepastian tentang hubungan kalian" kak Fey kembali bertanya

"Kami belum ada komunikasi sampai sekarang kak"

"Saran ku cepat tuntaskan masalah mu Ran. Putuskan saja laki-laki itu. Daripada dirimu dulu yang diputuskan. Buktinya screenshoot saja foto profil Melinda itu sebagai bukti. Ingat bulan depan kita akan KKN jangan malah ga fokus disana jelas kita akan kebagian tugas mengajar karena basic kita guru setidaknya ada Rudi yang akan selalu siap jadi ban serep"

Kak Fey mengakhiri ucapan nya dengan melempar sisa puntung rokok nya ke arah Rudi

"Enak saja, dengar ya dari dulu sampai sekarang aku itu sama Kirana sudah ku anggap adik karena mamak ku pesan itu Kirana dijaga jauh dari keluarga tak ada sanak saudara. Mamak ku pun sudah menganggap Kirana ini anaknya sama sepeti Lilik jadi jangan mikir macam-macam Kak Fey"

Jawab Rudi yang sedikit marah karena puntung rokok yang dilempar tadi mengenai muka nya.

"Terus lewat apa aku komunikasi hp nya sepertinya ganti nomor medsosnya pun tidak aktif" jawab ku yang masih bercucuran air mata

"Ya lewat messenger-nya selingkuhannya dong.kan tuh cewek sengaja mau membuat mu sakit hati. Mungkin tuh cewek udah tahu kamu pacar nya si Ardi jadi dia yang maju biar kamu yang mundur, udahlah Dan benar kata Rudi. Buat apa dipertahankan. 5 tahun pacaran eh sekarang selingkuh susah sama kamu. Giliran senang sedikit sama perempuan lain. Ga cocok buat jadi pasangan hidup"

Nasehat kak Fey yang sedikit panjang karena kak Fey itu tipe lelaki yang irit bicara

"Betul, hidup kak Fey. Setuju. Mati satu tumbuh seribu" jawab Lilik semangat sambil mengangkat tangan kanan nya yang tergenggam

"Ya bisa ngomongin orang. Dia aja mati satu ga tumbuh-tumbuh sampai gersang tuh hati" timpal Tyo yang dari tadi sibuk dengan game nya ikut nyeletuk Lilik

"Bugh"

"Aduh.... Ya lagi nge push ini Lik...... " Jawab Tyo yang jengkel karena dipukul lengan nya dan membuat hp nya sedikit oleng.

"Nge-push nge-push.... Otak tuh di push jangan cuma game kasihan orang tua cari uang buat kuliah cari ilmu bukan cuma buat Mabar, main game, jajan, tidur sama makan. Tuh badan lebih gede perut daripada otak"

"Klo lebih gede otak dari perut jelas aku tidak kuliah disini Lilik...." Aku sudah pasti di UI atau ITB, atau keluar negeri, berhubung aku gede pertu jadi ketemu sahabat-sahabat yang sama kayak aku" jawab Tyo yang masih sibuk dengan gadgetnya

"Apa aku menemui orang tua nya mas Ardi ya?"

Tanya ku

"Boleh" jawab Rudi

"Bukan solusi, jelas itu ibu bapak nya akan mempertahankan kamu Ran." Kak Fey langsung ikut menjawab

"Intinya kamu buat keputusan dulu mau lanjut sama Ardi atau mau End" lanjut kak Fey

"End klo aku" lilik cepat menyambar

"Aku sih yes End" Tyo pun semangat menjawab setelah meletakan hp nya dan menghadap kedepan muka ku dan mengepalkan tangannya

"Yes atau tidak ya ada di kamu Ran, jangan cuma mikir lama hubungan tapi pikir masa depan. Terus si mas Ardi nya juga ga ada niat mempertahankan kamu. Klo ada niat jelas itu dia minimal selingkuh main aman ga main menghilang. Berarti intinya dia udah mau move on dari masalalu nya lima tahun sama kamu."

Rudi memberi pertimbangan yang cukup masuk akal bagi ku

"Aku sudah menangis, mikir seminggu ini tapi masih belum ada kabar dari mas Ardy. Kayak nya bener kata kamu Rudi aku harus mengakhiri nya daripada mempertahankan nya."

Jawab ku yang tidak lagi mengeluarkan air mata karena sudah sedikit ada titik terang dengan tanggapan teman-teman ku

"Semangat" Tyo, Lilik bersamaan dengan mengepalkan tangan mereka.

"Tapi gimana caranya mengakhiri ini lah aku aja ga tahu gimana menghubungi mas Ardi" tanya ku pada mereka

"Udah lewat messenger saja, lebih cepat lebih baik"

"Sregh."

Suara laptop Kak Fey yang dia geser ke depan ku.

"Buka akun Facebook mu kita buat surat pemutusan nya terus tunggu reaksi nya dua orang brengsek itu." Kata kak Fey

"Meilinda ga gitu kak. Aku kenal anak itu sewaktu SMA" bela ku

"Klo perempuan baik-baik ga bakal ganggu pacar orang trus add kamu yang jelas-jelas pacar Ardi"

"Mungkin dia ga tahu kak" bela ku lagi

"Bulshit"

Jawab kak Fey sambil mematikan sisa rokok dengan menginjaknya

"Tapi aku bingung gimana ngomong nya"

"Udah buka akun mu terus mana tuh akun si pepacor, urusan putus memutuskan serahkan pada diriku" si Lilik tidak sabar

"Cie yang pengalaman ditikung dan memutuskan pacarnya dengan cara yang sadis" celetuk Tyo yang sambil menyenggol lengan Lilik

"Ini akun nya Lik tapi belum aku confirm"

" Ga apa-apa bisa kok klo lewat messenger"

"Jangan langsung send kita baca dulu Lik, kan yang mau putus Kirana" ingat Rudi pada Lilik.

"Ashiiaapp" jawab Lilik dengan jari nya langsung menekan keyboard yang ada di laptop kak Fey.

Selamat siang Meilinda,

Salam bahagia dari aku yang telah mendapatkan kepastian dengan melihat foto profil mu bersama laki-laki yang selama ini aku anggap pacar.

Aku rasa kita tidak usah berkenalan karena aku dan kamu sudah tahu toh dulu kita teman satu sekolah dan satu angkatan. To the point' saja

Kurasa tidak perlu penjelasan dari mas Ardi lewat aku mu aku sudah mendapatkan penjelasannya.

Tolong sampaikan padanya bahwa aku sangat bahagia karena dia melakukan ini saat kami belum terikat hubungan yang lebih jauh lagi.

Aku hanya berpesan suatu saat jika dia mulai bosan dengan dirimu jangan menghilang tanpa jejak, ada baiknya selesaikan dulu sebuah hubungan baru menjalin satu hubungan baru dengan wanita lain. Karena rasanya sakit sekali. Dan mudah-mudahan kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan.

Tapi tenang saja aku bukan wanita yang cengeng. Aku tahu yang perempuan miliki dan paling berarti adalah harga diri. Maka itu aku menjaga harga diri ku tidak ingin menjadi penghalang untuk 2 orang yang saling mencintai. Karena prinsip hidup ku tidak mau jadi yang pertama apalagi yang ke dua. Maka dari itu mulai saat ini sampaikan pada pacar mu bahwa kami TIDAK ADA HUBUNGAN apapun. Dan aku pun memaafkan nya. Mudah-mudah2an kalian bahagia dan salah satu dari kalian tidak merasa apa yang aku rasakan suatu hari nanti.

Tidak perlu berterima kasih kepada ku karena telah menjaga jodoh mu( semoga kalian berjodoh karena lama nya masa pacaran belum tentu bersanding di pelaminan) karena aku pun tak merasakan kehilangan apapun dalam diriku jangankan berfoto seperti dirimu dengan mas Ardi melakukan hal seperti itu tanpa ada orang lain pun kami tidak pernah. Hanya saja sedikit tergores hati ini. Tapi tidak apa-apa aku bahagia karena aku masih bahagia bisa menyelesaikan masalah dengan berani bukan lari dari masalah.

Wassalam.

Dari Orang yang sudah menjaga Jodohnya orang selama 5 tahun.

"Gimana?" Tanya Lilik setelah kami membaca surat vya messenger yang sudah diketuknya itu secara bergiliran.

"Elegan" jawab kak Fey singkat

"Skak mat" kata Tyo

"Dulu kamu putus pakek cara begini juga Lik?"

"Lebih seru karena tatapan langsung sama dua orang brengsek itu. Malah di kost an nya pacar ku mereka sedang bermesraan" jawab Lilik sambil membusungkan dadanya menandakan dia punya pengalaman luar biasa putus dengan pacarnya karena selingkuh dengan teman satu kuliah pacarnya

"Ada yang perlu ditambahkan Lik" jawab ku

"Apa?" Kata Lilik sambil mengangkat kedua alisnya

"Tambahkan kata-kata ini" ucapku dan Lilik dengan siap di depan laptop.

"Aku hanya berpesan satu hal jika memang kalian merasa cocok lebih baik langsung ke jenjang pernikahan mengingat mas Ardi sudah dewasa dan bahkan kurasa salah satu alasan kenapa terjadi hal ini karena Mas Ardi sudah menginginkan sesuatu hubungan seperti layaknya seorang suami istri lakukan dan ternyata aku tidak siap karena aku tahu prinsip hidup ku satu-satu yang berharga adalah itu. Maka jika kalian sudah cocok jangan lama-lama menuju menikah. Aku paham betul bagaimana ibu nya mas Ardi begitu membanggakan mas Ardi sebagai anak yang begitu membanggakan orang tua nya dan tidak pernah bikin malu orang tua."

Keempat sahabat ku melongo. Begitu pun kak Fey.

"Pilihan tepat putus dengan orang yang otak mesum" kak Fey mengomentari

"Jadi dia ngajak kamu MP ya??" Lilik yang tak kalah kepo

"Aduh....sakit Ran." Rintih Lilik karena ku dorong badannya hingga hampir jatuh

"Bukan.... Dasar kamu yang mesum, dia minta kissing saat akan berangkat tugas ke Palembang tapi aku tidak kasih, kurasa hal itu yang membuat dia jenuh dan berpaling, aku berusaha jaga pesan mamak ku jangan sembarangan pacaran jangan mengarah ke yang menjerumuskan. perempuan itu harga dirinya ya kesuciannya"

Jawab ku lirih sambil mengingat apa yang terjadi ketika mas Ardi akan berangkat

"Jawabannya kamu pasti ga kasih ya kan? Celetuk Tyo yang kepo

"Itulah kenapa mamak ku senang dengan Kirana. Kata mamak ku Kirana itu perempuan yang kuat,tegar punya prinsip hidup dan yang paling ibuku senang punya pacar tapi tetap sopan ga seperti kebanyakan orang yang berpacaran dizaman sekarang"

Rudi ikut mengomentari diriku versi ibunya

"Berarti itu kode keras mamak mu biar kamu klo cari pacar atau menantu yang sama kayak Kirana" timpal kak Fey

"Tapi sayang nya Kirana ini bukan tipe pacar ku tapi tipe sahabat sejati ku" jawab Rudi sambil memegang bahu ku yang tertutup oleh jas almamater kebanggaan ku.

"Deal ga ni surat nya? Klo deal saya send nih" tanya Lilik yang selesai membaca kembali surat vya messenger itu.

"Deal" jawab kami kompak

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!