NovelToon NovelToon

Suamiku Seniorku

BAB 1

Namaku Violla Larasati Adiwijaya, umurku sekitar 20 tahun. Aku anak bungsu di keluarga Adiwijaya, anak sulung di keluarga kami adalah laki-laki namanya Bumi Adiwijaya Putra dia bekerja di salah satu cabang perusahaan milik Keluarga kami, tapi kakak juga mempunyai bisnis sendiri yang dia tekuni sejak masih duduk di bangku Kuliah. Dan aku sendiri pun mempunyai beberapa bisnis di antaranya Cafe dan Kedai

Saat ini aku kuliah di salah satu Universitas ternama di Kota tempatku tinggal, dan aku sendiri sekarang memasuki semester kedua. Aku memilih masuk kelas Bisnis Management lebih tepatnya bukan aku yang ingin tetapi orang tuaku lebih tepatnya Papah

Salah satu Cafe yang aku dirikan berada di dekat Kampus tempatku mengenyang pendidikan dan di jam-jam tertentu Cafe akan sangat ramai oleh anak-anak Kampus, apalagi di jam rawan seperti sekarang

Sial

Sial

Sial

Seharusnya dari dua jam yang lalu Violla sudah bisa keluar dari kelas, tapi karena salah satu dosen yang tiba-tiba memberi banyak tugas dan materi mau tidak mau Violla harus telat keluar kelas

Cindy yang mendengar Violla mengumpat hanya mengernyitkan keningnya, tidak biasanya anak keras kepala itu mengumpat. Pasalnya apapun masalahnya Violla tidak pernah berbicara kasar, terkecuali jika dirinya benar benar merasa kesal

Dengan langkah berat Violla menghampiri Cindy yang tengah berdiri menatapnya dengan dahi berkerut

" Kenapa?" tanya Cindy setelah Violla sudah berada di depannya

Violla hanya menatap Cindy dengan tatapan malas, kemudian berjalan mencari kursi kosong

" Tumben banget tuh anak ngeluarin umpatan " tanya Mona yang baru keluar dari bilik dapur

Cindy dan Mona saling pandang, kemudian menggeleng menatap ke arah Violla

"Jadi" tanya Mona yang sudah merasa gemas sendiri

Violla bukannya menjawab justru malah memberikan tatap sinis pada Mona, dan hal itu membuat Cindy merasa jengah

Cindy menghembuskan nafasnya cukup berat, selain dia merasa lelah dia juga sudah merasa bosan hanya dapat pandangan sinis dari Violla

"Violla mau cerita nggak, satu jam lagi gue ada kelas nih" ketus Mona yang merasa kesal sendiri

"Gue Be-te, gue sebel" teriak Violla mengacak rambutnya frustasi

Cindy menghela nafasnya, kemudian menyender pada senderan sofa "Kenapa lagi, berantem sama Dosen kesayangan" tanya Cindy melipat kedua tangannya di dada

Violla mendelik kesal ke arah Cindy, tidak suka mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Cindy "Sorry yah, dia bukan tipe gue. Najis" jawab Violla bergidik ngeri "Si Bondan botak emang sinting sebel gue, harusnya gue udah keluar dari tadi. Ehh tapi tiba-tiba malah ngasih banyak banget tugas udah gitu tambahan materi lagi" jelas Violla dengan nafas memburu seolah sedang menahan emosi

"Gitu doang" jawab Mona kesal "Waktu gue abis tahu gak cuman nunggu cerita dari lho ehh tapi sialnya malah tidak berfaedah begini" lanjutnya kemudian

"Eh ****, emang waktu lho berharga banget apa" ketus Violla memandang sinis pada Mona

"Iya-iya, waktu gue emang gak berharga. Gak kaya lho time is money" jawab Mona ketus

"Tapi Vio gue yakin lho bukan kesel cuman karena si Botak" tebak Cindy yakin

"Tebakan anda betul nona" jawab Violla bertepuk tangan

"Dasar sinting" jawab Mona mencebik kan bibirnya

Violla mendengus kesal, pasalnya Mona ini jika sedang PMS dia selalu saja menjadi sosok ibu tiri. Sangat pedas dalam ucap dan juga sangat angkuh dalam tindak lakunya

"Jadi apa lagi" tanya Cindy kemudian

"Pas gue keluar dari kelas kan udah Be-te, ehh gak tahu nya gue malah nabrak nenek lampir. Mending kalo cantik ini mah burik tampilannya doang yang sexi wajahnya mah ancur" jawab Violla memonyongkan bibirnya

"Biasa aja kali itu bibir, ngapain mesti di monyong-monyongin segala sih" ucap Mona memukul bibir Violla

Violla merapatkan bibirnya, kemudian menutupi dengan buku yang ia bawa

"Emang nya siapa yang lho tabrak, kakak senior" tanya Cindy penasaran

Violla dengan cepat menggeleng kemudian menyingkirkan buku yang ia tutupi pada mulutnya sendiri"Gue gak tahu, lho kan tahu sendiri gue gak terlalu paham sama kakak senior"

"Jadi siapa yang lho tabrak, nenek-nenek" tanya Mona sewot sendiri

"Ih bukan, kenapa lho malah sewot sih Mon" jawab Violla merasa kesal sendiri

"Abisnya lho itu ceritanya lama, gue bentar lagi ada kelas" Jawab Mona kemudian berdiri dan pergi meninggalkan Violla yang terlihat terbengong

BAB 2

"Ray kenapa cuman diam, baju aku basah terus kotor ini jadinya gimana" tanya seorang wanita yang memandang baju nya dengan iba

" Ya sudah pulang saja, apa susahnya" jawab Rayhan datar

Rayhan Dirgantara lelaki tampan dan berwibawa mempunyai kecerdasan di atas rata-rata. Dan menjadi seorang CEO di salah satu perusahaan milik orang tuanya

Nama Rayhan sudah terkenal sampai ke pelosok negeri, bahkan luar negeri sekalipun sudah begitu hafal dengan namanya

Bagaimana tidak, nama Rayhan terkenal di kalangan pem bisnis besar. Selain karena wajahnya yang rupawan cara dia memimpin perusahaan pun begitu di idolakan oleh kaum karyawan

Meskipun sifatnya dingin dan datar tidak menurunkan karisma dari seorang Rayhan, dia begitu di gilai oleh kaum hawa. Bahkan mereka semua rela menjadi simpanan seorang Rayhan

OHH sungguh murahan..

"Aku tuh mau temenin kamu" ucap nya lagi dengan menghentakkan kakinya

"Lebih baik kamu pulang saja Monik, ganti baju cuci kaki dan tangan kemudian tidur" jawab Rayhan berlalu meninggalkan Monik

"RAYHAN DIRGANTARA" teriak Monik kesal

"Awas kamu Ray, gue bakal dapetin lho gimana pun caranya"

Sebelumnya..

Ini semua gara-gara si botak Hasan gue jadi baru keluar, Sial sial sial..

BRUUK

"AW" ucap seorang gadis mengusap sikunya

"Mata lho dimana hah, jalan lebar begini juga" ucap seorang wanita beranjak berdiri

"Sorry kak gue gak sengaja" jawab gadis tersebut

"Mata lho gak sengaja, lihat baju gue basah" jawab nya lagi memperlihatkan bajunya "Ah sial"

"Bener deh, aku gak sengaja"

"Ehh asal lho tahu yah ini tuh baju limited edition, baju mahal lho gak akan bisa ganti"

Cih baju mahal katanya, baju grade ori juga gumam Violla

"Ehh ngomong apa lho hah" ucap wanita tersebut dengan nada cukup tinggi

"Aku..

"Monik" panggil seorang lelaki

Violla menoleh, melihat ke sumber suara. Pandangan mata mereka saling bertemu tapi secepat mungkin Violla tepis

"Ada apa ini" tanya laki-laki tersebut memandang pada Violla

"Ini nih Ray, gadis ini nabrak aku. Jus yang aku bawa jadi tumpah kemana-mana kena baju juga" ucapnya bergelayut dengan manja "Udah gitu dia gak mau minta maaf lagi" lanjutnya

Violla menatap Monik dengan jengah, baju murahan juga batin Violla

"Maaf ya mba yah, aku kan tadi udah minta maaf. Ngapain bilangnya gak minta maaf" ucap Violla dengan kesal

"Eh tapi kamu gak akan bisa ganti" sambungnya meremehkan

Cih gak bisa ganti katanya batin Violla bergumam

"Berapa sih harganya, aku ganti sini baju murahan juga" jawab Violla membuka tasnya

"Lho" geram Monik menunjuk pada Violla

"Apa, baju grade ori juga" jawab Violla

"Sudah-sudah, kalian ini kenapa" ucap Rayhan melerai

"Maaf yah mas yah, urusin tuh pacar nya. Bilangin kalo baju yang dia pakai tuh grade ori" tegas Violla melangkah pergi

Sedangkan Monik dia mengepalkan kedua tangannya, merasa geram dengan kelakuan gadis tersebut

Sekarang....

Viola masih setia di tempat duduknya hanya dia seorang diri. Karena kedua sahabatnya itu sudah pergi meninggalkan Violla padahal Violla masih begitu merasa kesal tapi kedua sahabat laknat nya itu malah pergi

Cindy yang sedari tadi menemani Violla setelah kepergian Mona, gadis itu belum juga menyuapkan sesendok nasi dan hal itu membuat Violla merasa iba

Violla menarik nafas panjang lalu beranjak dari tempat duduknya, dia meraih Appron yang tergantung di dekat nya kemudian melangkah mendekat pada Cindy

"Minum dulu Cin" Violla menyodorkan gelas berisi air mineral "lho istirahat dulu aja sana, biar ini gue yang lanjut" sambungnya lagi seraya berjalan menghampiri pengunjung Cafe yang baru saja datang

"Selamat siang kak, mau pesan apa" sapa Violla kepada pengunjung Cafe tersebut dengan senyum manisnya

"Siang dek, ada menu baru nggak " tanya pengunjung tersebut

"Ada sih kak, emang nya mau coba" tanya Violla kembali

" Apa emangnya" tanya pengunjung tersebut

"Ubi lumer sama Seblak gila" jawab Violla "Kak Ervan mau coba yang mana" tanya Violla kembali

Ervan adalah pelanggan setia Cafe sejak berdiri nya Cafe milik Violla Ervan sering bolak-balik datang ke Cafe, bahkan saking seringnya dia datang ke Cafe kadang membuat ke dua sahabat Violla merasa bosan melihatnya

"Mau coba ubi lumer deh, sama minum nya yang biasa aja ya" Jawab Ervan tersenyum

"Ok, tunggu sebentar ya kak Vio ambilin dulu pesanan kakak " Jawab Violla kemudian berjalan pergi meninggalkan meja Ervan

Ervan memandang kepergian Violla dengan mengukir senyum, jarang sekali dia datang ke Cafe bisa mendapat pelayanan dari Violla

Apalagi jika kedua sahabat Violla ada, mereka berdua sangat lah agresif terhadap Violla menjaga Violla dengan sangat ketat layaknya seorang bayi

Tapi apa yang bisa Ervan lakukan menyukai Violla dalam diam, meskipun perasaannya pernah ia utarakan dan di tolak mentah-mentah oleh kedua sahabat Violla

Ervan memang belum pernah mengutarakan perasaan nya pada Violla, namun dia pernah mengatakannya pada Mona dan Cindy namun naas mereka berdua malah mengancam Ervan akan membuat sesuatu yang berharga milik Ervan lumpuh apabila Ervan berbuat nekad

Dan hal itu membuat nyali Ervan menciut, dia lebih baik menyukai Violla dengan diam meskipun kadang ia sendiri tidak bisa mengontrol perasaannya

BAB 3

Selang beberapa menit Cindy keluar dari ruangan yang minimalis, mereka menyebutnya dengan ruangan pribadi

Ruangan tersebut tidak besar dan tidak kecil, ruangan yang minimalis untuk di gunakan menukar pikiran dan juga untuk mengisi laporan bulanan

Cindy berjalan menghampiri Violla, kemudian menepuk pundaknya cukup keras

Violla terlonjak kaget kemudian menoleh"Rapih bener bu, mau kondangan" Ucap Violla menggoda Cindy

"Ck, rapih salah berantakan salah" decak sebal Cindy "Tau ah gue mau jalan sekarang"

"Ya udah sono jalan, si dosen Bambank udah nungguin lho noh" jawab Violla terkikik geli

"Najis" jawab Cindy bergidik ngeri"Gak usah maksain kerja kalo udah ngerasa capek, si Mona bentar lagi juga balik" Lanjut Cindy membuka pintu

"Udah ah sono bawel banget dah kayak nyokap gue aja" jawab Violla

"Gue gak mau kena semprot tante Laras, berabe entar. Gaji kagak dapet yang ada malah ceramahan gratis" lanjut Cindy mencondongkan kepalanya

"Masih aja bisa jawab, udah sono sih si Bambank udah nungguin noh" jawab Violla tertawa

Cindy hanya mencebikkan bibirnya kemudian pergi meninggalkan Cafe

"Dek" salah satu pengunjung cafe melambaikan tangannya

Dengan gesit Viola berjalan mendekati penggunjung cafe tersebut seraya memberikan buku menu yang dia pegang

🐾🐾🐾🐾🐾

Mona keluar dari kelas dengan langkah gontai, banyak sekali materi yang dia dapatkan hari ini membuat otak Mona rasanya ingin keluar saja

Apalagi dosen killer nan genit itu selalu saja memandang ke arah Mona dengan tatapan lapar, membuat Mona merasa tidak betah dan ingin cepat keluar

Ketika Mona sudah membuka pintu Cafe hal pertama yang ia cari adalah Violla, tapi sayang nya mata cantik milik Mona tidak mendapatkan keberadaan Violla

"Dimana Violla" tanya Mona menghampiri Gadis, salah satu karyawan Cafe

"Ada di dalam mba, tadi katanya mau istirahat" jawab Gadis

Mona berjalan melewati para pengunjung Cafe, dan menyapa mereka dengan senyum manisnya

"Hai Mon" Sapa salah satu pengunjung Cafe

Mona menatapnya dengan malas, tapi dia juga tetap memberikan senyum manisnya meskipun terpaksa "OH hai kak Ervan, udah lama" tanya Mona basa-basi

"Lumayan sih, baru balik lho" tanya Ervan

"Seperti yang lho lihat" jawab Mona dengan sinis

"Dih biasa aja kali jawabnya, gak usah sinis gitu juga kali" jawab Ervan melempar kulit kacang

"Woi ini sampah, set dah di pikir gue ini tempat sampah" Ucap Mona menghindar "Mana dua curut yang selalu sama lho kak, tumben banget ganti personil" lanjut Mona kemudian

Seorang lelaki yang duduk di sebelah Ervan, mengkerut kan alisnya mendengar pertanyaan Mona

"Gue gak tahu" jawab Ervan enteng " Ngapa lho nyari mereka, kangen" lanjut Ervan menggoda Mona

"Dih sorry yah, bukan tipe gue mereka mah" jawab Mona kemudian melenggang pergi meninggalkan Ervan

"Untung cantik, kalo gak udah gue beri" gumam Ervan memandang kepergian Mona

Mona berjalan ke arah ruangan yang bersebalahan dengan Meja kasir, membuka nya secara perlahan takut jika Violla sedang tidur

"Hai mami Mona" panggil Violla mendongak kan kepalanya

"Kampret, gue pikir lho molor" jawab Mona berjalan menghampiri Violla "Geseran ngapa"

"Ilah, masih ada sofa yang lain juga" jawab Violla menggerutu tapi tetap menggeser juga

"Capek gue" ucap Mona memejamkan matanya

" Gue juga capek Mon, gila aja banyak banget yang datang nih hari" jawab Violla yang asyik memainkan ponselnya

"Chatan sama siapa lho, cowok yah" tuduh Mona merampas ponsel Violla

"Ilah Mon, enggak. Gue mau belanja online" jawab Violla mencoba merampas ponselnya"Balikin ogeb" teriak Violla

"Awas lho chatan sama cowok, gue kebiri entar" ancam Mona menyerahkan ponsel Violla

"Dih mang cewek bisa di kebiri, sadis bener sih lho" jawab Violla kembali memainkan ponselnya

"Cowoknya yang gue kebiri, lho nya gue laporin ke tante Laras"

"Jahat banget sih lho jadi temen, gak seru ahhh"

"Inget yah Violla sayang lho itu..

"Iya iya udah hafal gue mah, penuh nih otak masalah perjodohan gak di rumah gak di sini sama aja"

"Eh ogeb, gue juga kan di suruh sama tante Laras. Woi lho mau kemana"

"Cari angin"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!