NovelToon NovelToon

Reincarnation: System Shaman

Chapter 01 - Dukun

Namaku... Tidak penting, tapi di kehidupan sebelumnya aku merupakan seorang Dukun yang berasal dari Negara Indonesia, karena beberapa hal menyebabkan aku terbunuh.

Aku merupakan anak dari keluarga Dukun, yap semua keluargaku memiliki profesi menjadi seorang Dukun, keluargaku sudah memiliki profesi ini dari turun-temurun.

Keluargaku memiliki profesi sebagai Dukun, sudah ada sejak seribu tahun yang lalu, semenjak itu pula setiap keturunan dari keluargaku selalu memiliki profesi Dukun.

Meski tidak semua orang dari keluargaku, yang dapat merasakan Aura Ghaib, atau bahkan memiliki kemampuan khusus untuk melihat Arwah, Roh Jahat, dan Roh Penjaga.

Sayangnya atau sialnya aku terlahir dengan kemampuan khusus, untuk melihat Arwah, Roh Jahat, dan Roh Panjaga dengan sangat baik, padahal aku sangat tidak ingin melihat mereka, karena mereka sangat menakut dan sangat jelek, meski ada yang terlihat mirip dengan manusia seperti Arwah atau Roh Penjaga, tapi dunia ini kebanyakan terdiri dari para Roh Jahat.

Dan karena Roh Jahat sangat menakutkan, bahkan hanya dengan mereka menampakkan diri sesekali bagi yang cukup kuat, kepada manusia biasa sudah membuat mereka ketakutan setengah mati, apa lagi jika seseorang dapat melihat mereka semua dengan sangat jelas, tentu hal tersebut sangat membuat trauma.

Meski pada akhirnya akan terbiasa, itu masih bukan perilaku normal kebanyakan orang, oleh karena itu aku tidak menyukai kemampuanku ini.

Para anggota keluarga yang mengetahui bahwa aku dapat melihat mereka, yaitu para makhluk Ghaib, aku jadinya dilatih sangat keras oleh semua anggota keluarga.

Meski padahal aku menolak untuk menjadi Dukun, tapi mereka terus-menerus memaksaku untuk melanjutkan profesi keluarga.

Mereka mengajarkan dari ilmu pengetahuan, mengenai beberapa hal supranatural, seperti bahwa Dewa dan Dewi itu nyata, kemudian bahwa Malaikat, Malaikat Jatuh, dan Iblis itu ada dan sering melakukan beberapa hal di dunia manusia.

Kemudian makhluk legenda itu juga benar-benar nyata, dari Naga, Goblin, Chimera, Rubah Berekor Sembilan, Nekomata, Yuki-Onna, dan berbagai macam hal lainnya.

Aku juga diberitahukan tentang keadaan internal setiap ras, lalu aku juga diajarkan mengenai tentang kekuatan dari berbagai ras, dan apa saja yang dapat mereka lakukan.

Kemudian mereka juga memberitahukan tentang kekuatan manusia lainnya, selain berurusan dengan Arwah, Roh Jahat, dan Roh Penjaga, ada juga manusia yang memiliki profesi sebagai berikut adalah Penyihir, Seniman Beladiri, dan Spesialis.

Penyihir sama halnya seperti Dukun, hanya saja hal yang mereka lakukan tentang para ras supranatural lainnya, yang berbuat masalah kepada manusia biasa, mereka juga kebanyakan berada di Negara yang memiliki sistem pemerintahan kerajaan, seperti Inggris.

Di sana terdapat sebuah Organisasi Penyihir, yang mengajarkan dan membimbing para Penyihir, untuk menjadi Penyihir yang baik.

Lalu Seniman Beladiri, mereka menggunakan ilmu bertarung, hal yang mereka lakukan adalah bertarung, berlatih, bertarung, dan berlatih kembali, hanya rutinitas itu yang terus mereka lakukan, jika Penyihir lebih mengandalkan kecerdasan, maka dapat dikatakan bahwa Seniman Beladiri lebih mengandalkan ilmu bertarung, Ki/Chi, dan otot atau tubuh mereka, mereka juga biasanya sering melindungi manusia dari ras lainnya.

Lalu ada Spesialis, mereka adalah manusia yang terlahir dengan kemampuan khusus tertentu, ada manusia yang terlahir dengan kemampuan melihat masa depan, ada yang dapat terbang, ada yang bisa bergerak cepat, ada yang mengendalikan elemen seperti api dan lainnya.

Hal yang sering mereka lakukanlah adalah tidak ada, mereka merupakan sekelompok individu yang memiliki kebebasan, hanya saja jika mereka membuat masalah, maka mereka harus menanggung akibatnya sendiri.

Karena hal itu biasanya mereka tidak mau membuat konflik dengan hal supranatural, dan lebih sering membuat konflik antar diri mereka sendiri, meski di katakan individu, sebenarnya selama lima ratus tahun yang lalu, para Spesialis mulai membentuk organisasi mereka sendiri, dan sekarang ini, telah banyak Organisasi Spesialis.

Yang telah melakukan beberapa kontak dengan hal supranatural, meski kebanyakan dari mereka masih tidak ingin terlibat konflik dengan hal berbau supranatural.

Aku juga diajarkan tentang berbagai macam Mantra Dukun, dan cara menggunakan berbagai macam senjata, yang semuanya barang-barang ketinggalan zaman, aku lebih suka barang zaman modern, seperti Pistol, alat Setrum, dan berbagai macam hal lainnya.

Lalu suatu hari karena aku melihat pertunjukan sulap, aku terpesona dan akhirnya membuat tekad, untuk membuat profesi Dukun menjadi lebih modern.

Meski hal itu di larang oleh keluarga, mereka menganggap hal itu akan menodai tradisi, yang sangat tidak aku sukai, tapi aku tidak dapat berbuat banyak, hingga waktu berlalu.

Dan aku dewasa dan menjalankan profesi keluarga, tapi kali ini karena aku sudah dewasa aku dapat bebas dari kekangan keluarga, karena hal itu aku membuat beberapa barang, yang dapat digunakan untuk melawan para Roh Jahat dan Roh Penjaga, menjadi lebih modern, yang membuatnya terlihat seperti profesi Sulap.

Lalu aku terus menjalankan profesi tersebut, dengan sangat baik, tapi hal itu mengundang minat dari para Roh Jahat Tingkat Tinggi, yang membuat aku mengalami hal yang sangat menyebalkan.

Setiap hari semakin banyak Roh Jahat yang datang ke wilayahku, karena tidak ingin mereka mempengaruhi manusia yang berada di wilayah tersebut, aku akhirnya harus meninggalkan kota tempat aku tinggal, tapi di kota lain aku mengalami hal yang sama.

Aku terus berpindah tempat, hingga aku terpaksa harus menjadi lebih kuat, dan mulai membuat beberapa hal yang dapat membantuku, dari Mantra Dukun yang telah aku renovasi, dan senjata yang aku buat menjadi lebih kuat.

Tapi suatu hari tiba-tiba saja muncul Roh Jahat Tingkat Tinggi yang menyerangku, dan aku bertarung mati-matian dengannya, hingga aku akhirnya berhasil melukainya sedikit, sebelum akhirnya aku mati terbunuh.

Saat aku terbangun, aku sudah berada di tubuh bayi yang baru saja lahir, yang bokongnya di tampar hingga membuatku menangis kencang, aku bingung dengan hal yang terjadi, tapi aku lebih bingung saat mendengar bahwa mereka berbicara dalam bahasa Jepang.

Yah aku seorang Wibu, tapi sayangnya aku tidak bisa pergi ke Jepang, karena pekerjaan dan untuk pergi ke sana agak bermasalah karena Onmyoji, tidak terlalu menerima orang yang membuat masalah di wilayah mereka, dan aku tidak memiliki kenalan di sana.

Onmyoji juga merupakan salah satu profesi selain Dukun, yaitu mereka sama halnya seperti Penyihir dan Seniman Beladiri, tapi mereka hanya khusus mengurus ras yang hanya berada di wilayah mereka saja, juga mereka menggunakan mantra yang biasanya berbasis Kertas Jimat, untuk bertarung dengan ras supranatural Jepang yang mengganggu manusia.

Jika aku membuat masalah di sana, maka akan menjadi masalah yang sangat merepotkan, karena itu meski aku Wibu akut, aku tetap tidak bisa datang ke Jepang, meski sangat ingin ke sana.

Tapi sekarang aku bereinkarnasi ke Jepang, tapi tunggu kenapa gaya dan warna rambut mereka seperti itu, apakah aku terlahir kembali di Bumi alternatif.

Itu bisa saja, lagi pula ada Dewa dan Dewi, lalu aku sendiri mengalami Reinkarnasi, dan menjadi seorang Reinkarnator.

Kuharap di dunia ini... Oh sial sepertinya dunia ini juga ada sisi supranaturalnya.

Chapter 02 - Sekolah

"Wuah...! Uh Aku masih mengantuk, hem... sudah enam tahunkah?" Ucap seorang anak yang berusia sekitar enam tahun, memiliki rambut hitam dengan mata berwarna ungu cerah, yang menguap sambil menatap dengan tidak percaya.

'Aku bereinkarnasi ke Jepang, di Bumi alternatif yang kebanyakan penduduknya, memiliki tampilan gaya dan warna rambut yang bermacam-macam, dan juga memiliki warna mata yang bermacam juga.'

'Di dunia ini, atau lebih tepatnya di Jepang, aku terlahir dengan nama Yami Tanaka.'

'Dan di dunia ini juga seperti di duniaku di kehidupan sebelumnya, mereka juga ada sisi Supranatural, dan setelah aku mencari tahu lebih lanjut tentang keadaan supranatural di dunia ini, ternyata sama keadaannya dengan sisi Supranatural dari kehidupan sebelumnya.'

'Untuk profesi lainnya juga sama, hanya saja bedanya di dunia alternatif ini, rambut dan mata berwarna beragam.'

'Juga beberapa lagu, Novel, anime, Manga, Manhua, Manhwa, artis dan beberapa hal lainnya berbeda dengan duniaku sebelumnya.'

'Di kota tempat aku berada bernama kota Sakura, dan Roh Jahat di tempat ini lebih banyak di bandingkan, dengan kota lainnya.'

'Untuk Onmyoji, aku masih belum bertemu atau melihat mereka satupun di kota ini, bahkan manusia dengan profesi lain masih belum pernah kutemui selama lima tahun terakhir, yah karena aku jarang keluar rumah, bahkan jika aku keluar itu hanya untuk bermain di taman, pergi ke sekolah, dan makan di restoran, selain semua itu, aku tidak pernah bisa keluar.'

'Sigh... Kuharap aku dapat tumbuh lebih cepat.'

"Yami! Bangun saatnya makan, cepat! Sebelum kau terlambat datang ke sekolah." Ucap Ibu Yami yang berteriak dari lantai bawah.

"Baik Bu!" Ucap Yami yang segera berlari menuju ke arah kamar mandi, lalu mulai mandi sendiri.

Semenjak Yami mencapai umur enam tahun, dirinya meminta untuk mulai mandi sendiri.

Selesai mandi Yami berjalan ke arah kamarnya, lalu bersiap untuk memakai seragam.

"Huff... hari membosankan lagi, kuharap aku dapat menemukan suatu bahan, yang dapat aku gunakan untuk menjadi senjata, agar aku dapat bertarung dengan para Roh Jahat, untuk saat ini tubuhku tidak sanggup menahan kekuatan besar yang aku miliki di kehidupan sebelumnya, oleh karena itu aku hanya dapat menggunakan sejumlah kecil kekuatan." Gumam Yami yang sedang memakai celana seragam TK.

"Dan sialnya kekuatan sekecil ini, tidak akan dapat digunakan untuk bertarung dengan para Roh Jahat." Gumam Yami yang menatap ke arah beberapa Roh Jahat yang berada di sekitarnya.

"Yah, meski ada banyak Roh Jahat di kota Sakura, ini kebanyakan Roh Jahat lemah, yang kebanyakan tidak terlalu mengganggu, meski aku ingin meleyapkan mereka semua, aku tidak ingin membuang kekuatan kecil yang kumiliki hanya untuk mereka." Gumam Yami sambil menatap keluar jendela kamar, yang di mana terdapat banyak sekali Roh Jahat yang berada diluar, dari yang ada di sekitar rumah orang, atau yang berada di dekat halaman rumah orang dan lainnya.

"Yami!" Ucap Ibu Yami yang mengingatkan tentang sekolah Yami.

"Ya!" Ucap Yami yang segera turun, lalu berjalan ke arah meja makan, yang di sana terdapat dua orang, seorang wanita dan seorang pria.

Mereka adalah kedua orang tua Yami yang berada di dunia ini, ayah Yami bernama Shino Tanaka, merupakan seorang pria kantoran, dia merupakan seorang ayah yang baik, dia memiliki rambut hitam mata berwarna hitam dan memakai kacamata, sang ibu bernama Himi Tanaka, memiliki rambut biru tua panjang terurai dan mata berwarna ungu cerah, dirinya seorang ibu yang peduli, penyayang, baik, dan cantik.

"Kenapa lama sekali, ayo cepat makan, nanti kau telat ke sekolah." Ucap Shino yang sedang memegang sebuah koran.

"Baik-baik!" Ucap Yami yang kemudian mulai memakan sarapannya.

...

...

...

...

...

"Aku berangkat!" Ucap Shino yang telah selesai makan, dan berangkat menuju ke tempat kerjanya.

"Selamat jalan!" Ucap Himi yang kemudian telah selesai mencuci piring, lalu membawa Yami menuju ke sekolahnya.

"Ibu!" Ucap Yami yang sedang berjalan menuju ke sekolah.

"Ada apa?" Ucap Himi yang melihat ke arah Yami.

"Bisakah kau membelikan aku Kertas Jimat, tapi yang belum ada tulisannya, hanya kertasnya saja." Ucap Yami yang mengungkapkan keinginannya.

"Hem... Untuk apa?" Ucap Himi dengan penasaran.

"Aku ingin jadi pesulap!" Ucap Yami yang membuat ibunya, yaitu Himi menjadi kebingungan.

"Kenapa menjadi pesulap membutuhkan Kertas Jimat?" Ucap Himi dengan wajah bingung.

"Ah! Dari pada menggunakan kartu, aku lebih memilih untuk menggunakan Kertas Jimat, karena itu unik makanya pasti itu akan menjadi hal yang luar biasa, jadi bisakah ibu membelikannya..." Ucap Yami yang menatap dengan mata memohon.

"Hem... Baiklah, tapi kau tidak boleh tidur di kelas ya, ibu mendengar bahwa kau tertidur di kelas lagi." Ucap Himi yang menatap ke arah Yami, dengan mata meminta persetujuan.

"Uh baiklah..." Ucap Yami dengan wajah cemberut.

...

...

...

...

...

Sesampainya di sekolah, Yami segera mengucapkan selamat tinggal kepada Ibunya, sebelum akhirnya masuk ke kelas.

"Hai Yami!" Ucap seorang anak perempuan, yang memiliki rambut pendek sebahu berwarna merah muda atau pink, dan terlihat sangat imut, dengan pipi tembemnya yang sangat menggemaskan.

"Ya." Ucap Yami dengan santai, lalu berjalan ke kursinya, yang terletak tepat di sebelah anak perempuan yang baru saja menyapa Yami.

"Hei kau selalu saja menjawab dengan beberapa kata saja, apakah kau tidak bosan!" Ucap anak perempuan tersebut yang bertanya dengan penuh energi.

"Aku yang harusnya bertanya, apakah kau tidak lelah terus berbicara dan berteriak sangat kencang." Ucap Yami dengan datar, inilah salah satu alasan Yami tidak ingin datang ke sekolah.

Teman sebangkunya, dia anak perempuan yang penuh energi, sangat banyak berbicara dan selalu menggodanya, meski pada akhirnya Yamilah yang selalu berhasil menggodanya.

"Uh kau menyebalkan seperti biasa, hem... apakah kau membawa barang aneh lagi?" Ucap anak perempuan tersebut, karena biasanya Yami sering mencari bahan-bahan yang bisa dirinya gunakan untuk membuat Senjata Supranatural.

Oleh karena itu, Yami sering membawa barang-barang aneh ke sekolah, yang di mana itu sudah menjadi ciri khas Yami, bagi anak perempuan tersebut.

"Tidak, aku tidak menemukan barang bagus, dan juga kau harus memperhatikan kelas Nana." Ucap Yami dengan datar.

"Hehe kau saja tidak, apakah aku harus?" Ucap Nana dnegan tersenyum, Nana Fukoshi, anak perempuan yang duduk di sebelah Yami, mereka berdua saling bertolak belakang, karena Yami anak yang pendiam, sementara Nana anak yang sangat aktif.

"Sigh, terserah." Ucap Yami dengan wajah pasrah, lalu Yami menatap ke sekitar kelas dengan wajah bosan, Yami sebenarnya sangat ingin tidur, tapi dirinya sangat membutuhkan Kertas Jimat, oleh karena itu dirinya menepati janji, yang dirinya buat dengan ibunya.

Chapter 03 - Shāman jumon

"Baiklah, kalian boleh pulang, hati-hati di jalan ya anak-anak!" Ucap guru TK Yami.

"Huah, ya ampun akhirnya selesai juga, aku sangat ingin tertidur sekarang..." Ucap Yami dengan wajah cemberut, lalu menyiapkan barang-barangnya untuk pergi pulang ke rumah.

"Woah ini pertama kalinya aku melihat kau tidak tidur di kelas, apakah ada hal yang bagus, jika kau tidak tertidur di kelas?" Ucap Nana sambil menatap ke arah Yami.

"Tidak ada, lagi pula apakah kau tidak ingin pulang." Ucap Yami sambil melihat ke arah Nana.

"Hehe tentu saja aku ingin pulang, lagi pula mama sudah ada di depan." Ucap Nana dengan tersenyum.

"Lalu pulanglah, kau ini selalu aneh." Ucap Yami yang berjalan menuju ke pintu keluar.

"Eh! Yang anehkan Yami-kun!" Ucap Ucap Nana dengan wajah sombong.

"Uh terserah, aku akan pulang." Ucap Yami yang berjalan ke arah Ibunya.

"Sampai jumpa besok Yami-kun!" Ucap Nana sambil melambaikan tangannya, kepada Yami dan ibunya, Ibu Nana dan Himi yang melihat hal tersebut menjadi tersenyum tipis, lalu mereka berdua saling menganggukkan kepala, kemudian berjalan ke rumah masing-masing.

"Bagaimana, apakah kau tertidur lagi di kelas?" Ucap Himi yang bertanya dengan penuh perhatian kepada Yami.

"Tidak, aku ingin janjiku di tepati!" Ucap Yami sambil tersenyum lebar.

"Tentu tentu, nah apa saja yang sudah kau pelajari di sekolah." Ucap Himi dengan penasaran, sebab ini pertama kalinya anaknya tidak tertidur di kelas, yang berarti putranya akan memperhatikan yang di katakan oleh Senseinya bukan.

"Aku belajar bahwa anak-anak itu menyebalkan, mereka berisik dan sering bermain dengan tanah." Ucap Yami dengan nada mengejek, yang di mana hal itu membuat bibir Himi berkedut.

"Lalu kau ini apa, bukan anak-anakkah, sigh... Kenapa kau tidak ingin bermain dengan anak-anak yang seumuranmu." Gumam Himi dengan wajah tidak berdaya.

...

...

...

...

...

"Di mana Kertas Jimat dan alat tulisnya Bu." Ucap Yami yang telah selesai mengganti pakaiannya, dan turun ke bawah dan bertanya kepada Ibunya.

"Oh itu, tunggu sebentar." Ucap Himi lalu berjalan menuju ke atas meja makan, lalu mengambil Kertas Jimat, tinta dan kuas untuk menulis, yang kemudian Himi berikan kepada Yami.

"Nah ini barang yang kau minta, apakah kau mau ibu ajarkan caranya menulis dengan baik." Ucap Himi dengan penasaran dan penuh perhatian.

"Tidak, aku bisa! Aku ini sangat hebat, terimakasih soal barang-barangnya Bu!" Ucap Yami lalu berjalan menaiki tangga menuju ke arah lantai dua, yang di mana di sana terdapat kamar Yami.

Sesampainya di kamar, Yami mengunci pintu kamarnya, lalu menatap ke sekitar, melihat bahwa, tidak ada Roh Jahat satupun di dalam kamarnya, Yami kemudian bersiap untuk membuat Senjata Supranatural.

Pertama Yami meletakkan Kertas Jimat di lantai, lalu Yami membuka tutup tinta, kemudian mencelupkan ujung kuas untuk menulis, lalu Yuki mengirimkan sedikit Energi Roh miliknya ke ujung kuas, kemudian Yami mulai menuliskan Mantra Dukun, tapi menggunakan bahasa Jepang.

"Shāman jumon: Sutēji ichi: Shīrudo." Yang tertulis di Kertas Jimat, yang ditulis oleh Yami.

(Note: Artinya, Shāman jumon \= Mantra Dukun, Sutēji ichi \= Tahap Satu, Shīrudo \= Perisai)

"Piuh...! Satu selesai, karena aku mendapatkan dua puluh Kertas Jimat, maka aku akan membuat semuanya menjadi Barang Supranatural." Ucap Yami yang mengelap keringat, yang berada di dahinya.

Lalu Yami melanjutkan untuk membuat sembilan belas Barang Supranatural yang tersisa, Yami membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat semua Kertas Jimat menjadi Barang Supranatural, sebab setiap kali membuat Barang Supranatural, Yami akan menggunakan kekuatan Energi Rohnya, yang membuatnya kelelahan.

Oleh karena itu, Yami membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat semuanya menjadi Barang Supranatural, karena jika Energi Rohnya habis, maka dirinya perlu beristirahat dan memulihkannya secara perlahan.

...

...

...

...

...

"Shāman jumon: Sutēji ichi: Seinaru hi."

"Shāman jumon: Sutēji ichi: Sourushīru."

"Shāman jumon: Sutēji ichi: Bakuhatsu."

(Note: Artinya, Seinaru hi \= Api Suci, Sourushīru \= Segel Jiwa, Bakuhatsu \= Ledakan)

Setiap mantra, yaitu total empat mantra, yang masing-masingnya terdiri dari lima Kertas Jimat.

"Akhirnya selesai juga, kuharap dengan begini aku dapat melindungi diri, jika sewaktu-waktu bertemu dengan Roh Jahat Tingkat Bawah Tahap Tiga, dan menggunakan semua ini untuk melarikan diri, atau bahkan berusaha dengan keras untuk melenyapkan mereka." Gumam Yami dengan wajah lelah, sambil menyandarkan punggungnya kepada pintu.

"Nah sekarang, aku hanya harus mencobanya, tapi aku tidak akan melakukannya untuk saat ini, karena aku terlalu lelah." Ucap Yami sambil menatap ke arah Kertas Jimat.

"Hem... Apakah aku perlu meminta kepada ibu, untuk membelikannya lebih banyak lagi?" Ucap Yami sambil merenung.

"Yah, lebih banyak lebih baik bukan, baiklah aku akan memintanya, dan menunjukkan beberapa hal yang mungkin akan membuatnya menyetujui permintaanku." Ucap Yami sambil tersenyum lebar, lalu Yami mulai membersihkan semua hal yang sudah tidak dapat digunakan, lalu membawanya ke lantai bawah, dan kemudian membuangnya ke plastik sampah.

...

...

...

...

...

"Yami apakah kau sudah selesai memakai bajunya, jika sudah, cepat ke sini makan malam sudah siap." Ucap Himi yang mengajak Yami untuk makan malam, Yami yang mendengarnya segera bersiap untuk turun, lalu Yami mulai makan bersama dengan kedua orang tuanya.

Selesai makan Yami, melihat ke arah Ibunya yang sedang mencuci piring, sementara ayahnya sedang melihat ke arah televisi.

"Ayah ibu, aku ingin memperlihatkan sulap!" Ucap Yami yang menarik perhatian ayah dan ibunya.

"Wah benarkah, apakah kau bisa sulap." Ucap Shino yang terkejut dan menatap Yami dengan mengangkat alisnya.

"Ya, cepat sini ibu, aku akan memperlihatkannya, tapi dengan syarat!" Ucap Yami yang menyuruh Himi untuk mendekat ke ruang tamu.

"Apakah ini trik sulap yang kau katakan menggunakan Kertas Jimat?" Ucap Himi dengan wajah penasaran.

"Ya."

"Baiklah, apa syaratnya." Ucap Himi yang melihat ke arah Yami.

"Ibu harus membelikan seratus Kertas Jimat untukku, bagaimana apakah ibu menerimanya." Ucap Yami dengan tersenyum.

Shino yang melihat hal itu, menjadi terdiam sebelum menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju, Himi yang melihat suaminya setuju, hanya bisa ikut menerimanya.

"Baiklah, saksikanlah." Ucap Yami yang memegang Kertas Jimat, Shāman jumon: Sutēji ichi: Seinaru hi, lalu tiba-tiba saja kertas tersebut terbakar dengan api yang berwarna putih.

Lalu Yami mengeluarkan Kertas Jimat, Shāman jumon: Sutēji ichi: Bakuhatsu.

Yang kemudian Yami lempar dan menciptakan ledakan kecil, yang penuh dengan berbagai warna seperti kembang api, lalu Yami mengeluarkan empat kertas tersisa dari Shāman jumon: Sutēji ichi: Seinaru hi, lalu melempar ke empatnya di sekitarnya, yang membuat Yami terlihat sangat keren.

Lalu di akhir Yami melepaskan kertas yang tersisa dari Shāman jumon: Sutēji ichi: Bakuhatsu, yang menciptakan berbagai ledakan kecil, yang penuh dengan warna.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!