...-1-...
cerita ini adalah fiktif belaka, tidak ada hubungan dengan sejarah kerajaan mana pun. nama dan latar tempat murni hasil karangan.
***
Disebuah istana, yang bernama KUANTONG. para warga bergumpul disana menyaksikan eksekusi seorang putri yang dianggap berkhianat dan telah membunuh saudari nya sendiri.
Para petinggi mau pun yang lain nya, turut hadir menyaksikan hal tersebut. khaisar, pemaisuri, para selir dan bahkan para pangeran dan putri juga hadir dalam eksekusi itu...
Tatapan khaisar, ya itu mujeng sangat tajam saat melihat sang putri yang sudah di ikat di tiang eksekusi. pandangan benci dan berapi rapi itu seolah menggambar kan rasa benci yang amat teramat dalam nya
Sementara itu, Xianlie memiliki tatapan yang sangat kosong dikala itu. dibenak nya dia mengutuk keras perbuatan sang ayah, yang tak mau sama sekali mempercayai diri nya..
Banyak sekali para petua yang mengelilingi Xianlie agar Xianlie tak lepas kendali lalu tanpa sengaja dia mengeluarkan energi dalam nya. Energi Xianlie sangat lah besar, sampai para peramal mengatakan jika Xianlie bisa membawa bencana terhadap istana KUANTONG
"Terkutuk lah perbuatan mu! monster ini harus segera dimusnah kan," Teriak Mujeng naik pitam. suara teriakan nya di sandingi oleh gemuruh petir yang menyambar...
"Yang mulia, ini adalah waktu yang tepat untuk membunuh putri Xianlie." jelas petua utama, mereka sudah bersiap mengeluarkan energi pengikat jiwa. energi pengikat jiwa ialah sebuah energi yang mengikat jiwa seseorang yang sudah mati sehingga jiwa nya tak akan tenang sampai kapan pun
"JANGAN SEKALI KALIAN MENYEBUT NYA SEORANG PUTRI! PUTRI XIANLIE SUDAH MATI, DIA HANYA SEORANG MONSTER! CEPAT HABISI DIA!" titah Mujeng dengan suara menggelegar.
Awan menghitam, petir petir bersambaran. para petua sudah bersiap dengan energi pengikat jiwa nya. secara bersamaan, mereka mengarahkan energi pengikat jiwa kearah Xianlie...
Xianlie memberontak saat merasakan rasa sakit yang amat teramat pedih, setiap tulang nya terasa remuk bagai serpihan kaca. bukan hanya tubuh nya yang sakit, hati nya juga sangat sakit dan pedih,, rasa nya bagai tercabik dan terbelah dua
Air mata Xianlie menetes seketika, urat tangan nya muncul saat mencoba terus memberontak...
"AAAAAAA, LEPASKAN AKU SIALAN! AKAN KU HABISI KALIAN, LEPAS KAN AKU!" pekik Xianlie kesakitan, perlahan mata nya terarah kepada sang ayah yang sedang memandang tajam diri nya..
Hati nya terluka saat melihat orang yang dia sayangi, melihat diri nya seperti itu.
"AYAH, AKU TIDAK BERSALAH. AKU TIDAK MEMBUNUH ADIK, AKU TIDAK PERNAH MELAKUKAN HAL ITU, AYAH. PERCAYALAH PADA KU." pekik Xianlie menangis sambil meringis kesakitan
"Jangan dengar kan dia yang mulia, dia hanya seorang monster yang berdalih menjadi putri Xianlie." Ujar selir mine terhadap Mujeng. dia mencoba begitu keras meyakin kan sang suami
"HABISI DIA! AKU TIDAK MAU MELIHAT WAJAH NYA LAGI. DIA TELAH MEMBUNUH PUTRI KU, AKU TIDAK MAU MELIHAT NYA LAGI"
HIAKKKKKKKKKKKKKK
SLANGKKKKKKK
Kepala Xianlie melayang keudara, darah bercucuran kemana mana. Mujeng sedang duduk tersengkur sambil melihat tangan nya yang dipenuhi darah Xianlie. Dia menangis tersedu sedu.
"Dia sudah tiada, dan aku lah yang menghabisi nya. dia sudah tiada." gumam Mujeng dengan air mata yang terus saja bercucuran...
Para petua datang menghampiri Mujeng, mereka membawa sebuah peti giok yang berisikan jiwa Xianlie. mereka meletakan peti jiwa itu ketanah tempat Mujeng sedang terduduk, meratapi tangan yang sudah bersimbah darah itu
"Yang mulia, monster itu sudah berhasil dilenyap kan. tapi anda harus membuang peti jiwa ini kesebuah tempat terpencil yang jarang terjamah oleh manusia, jika tidak monster ini akan bangkit kembali dan menghancur kan istana KUANTONG." jelas petua pada Mujeng, dengan perlahan Mujeng melihat peti jiwa itu
"Siap kan kereta, kita harus segera membuang jiwa monster ini." titah Mujeng pada seluruh bawahan nya
...-ruangan paviliun kediaman-...
"Apakah rencana kita benar benar sudah berhasil?" Bisik selir mine kepada sang putri xianmin
"Ya, setidak nya penghalang kita sudah berkurang satu." balas xianmin pada sang ibu...
Senyuman mereka terukir begitu sinis saat melihat kepala Xianlie dibawa oleh prajurit untuk dibuang kelaut..
Dan kini, nama Xianlie seolah redup di istana KUANTONG. nama hanya tinggal kenangan, namun jeritan Xialie masih membekas dipikiran Mujeng,, di hati kecil nya selalu terdapat perasaan tak yakin dengan apa yang dia lakukan.
"Apakah yang ku lakukan ini benar,?" tutur nya yang berada ditempat gelap tanpa pencahayaan lilin sedikit pun. dia mengurung diri nya sembari menenang kan diri agar tak selalu terpikir sang putri yang sudah dia habisi
...-LIMA TAHUN BERLALU-...
Disebuah hutan yang bernama hutan Móguǐ, terlihat seorang gadis kecil yang berumur sekitar 14 tahun sedang dikejar oleh spirit best yang berbentuk kepala harimau namun bertubuh naga...
Dia berlari sampai kesebuah goa besar yang ditutupi oleh batang batang pohon yang menjalar..
Kaki nya dipenuhi dengan goresan ranting ranting pohon akibat berlari tanpa sebuah alas kaki.
"Jangan bunuh aku, aku mohon." pekik diri nya memohon kepada spirit best tersebut.
Namun yang iya dapat hanya lah sebuah auman dan terkaman
R-r-raummmmmm
SLASHHHHH
Suara darah terdengar begitu jelas saat jatuh dibebatuan. perut gadis itu terluka, dia tak sanggup menahan rasa sakit itu lagi.
Darah nya mengalir kesebuah batu yang berbentuk begitu aneh, perlahan batu tersebut bercahaya dan terbuka bagai sebuah peti.
Sang spirit best itu kabur saat merasakan hawa yang sangat pekat itu. dinding dinding goa bergetar, kerikil kerikil berjatuhan akibat getaran hebat tersebut.
Dan perlahan keluar sebuah cahaya bergelombang dari dalam batu itu, dan tanpa berlama lama, batu itu segera merasuki tubuh si gadis kecil yang sudah tiada akibat terkena goresan kuku beracun sang spirit best tadi
Waktu berjalan, mata dari sang gadis perlahan terbuka. kening nya meringis kesakitan, dia merintih saat mendapati luka besar diperut nya itu
Perlahan dia bangun lalu berdiri, tangan kirinya selalu menutupi luka nya itu,, sedang kan tangan kanan dia gunakan untuk memegang dinding goa agar bisa membantu nya berpegangan saat berdiri
Dia mengangkat tangan kanan nya sehingga terapung, secara perlahan dia menyalurkan energi nya agar bisa menutupi luka diperut nya itu....
Perlahan namun pasti, luka itu tertutup dan bahkan tanpa bekas sama sekali. tak hanya itu, tubuh yang tadi nya kurus kering kini berubah menjadi agak berisi dengan kulit yang sehat dan juga putih seputih susu.
"Sialan, para cunguk cunguk itu sudah mengurung jiwa ku sehingga aku tidak bisa tenang dan tersiksa. untung saja ada gadis ini, tapi aku juga turut sedih karena gadis ini harus meninggal dan kehilangan masa muda nya." ujar gadis itu (xianlie) dengan datar
"Tak kusangka, gadis ini memiliki kisah hidup yang begitu tragis. bahkan lebih tragis dari diri ku, tenang saja,, aku akan membalas kan dendam mu itu, tuan putri." sambung Xianlie tersenyum sinis lalu berjalan menuju jalan berlawanan saat sang gadis berlari tadi...
...-bagian hutan, didekat gubuk kediaman-...
"Tuan putri, dimana kau? tuan putri." panggil seorang wanita muda yang berumur sekitar 19 tahunan (pelayan rijin). penampilan nya terlihat begitu lusuh, terdapat beberap tampalan di pakaian yang ia kenakan
Dia menangis sambil menelusuri tempat yang biasa tuan putri nya datangi,
"Tuan putri, dimana kau. aku tak sanggup jika harus kehilangan diri mu." lirih nya seketika saja dia menjatuh kan diri sehingga terkantal ditanah.
terlihat sebuah gubuk yang tak jauh dari nya. gubuk itu terlihat begitu kumuh sampai sampai atap nya harus di tutupi dedaunan agar tak bocor saat hujan. mata wanita itu tertuju kearah gubuk tersebut
"Seandai nya, peramal tidak mengatakan jika kau membawa kesialan karena tak memiliki kekuatan apa pun. pasti kau tidak akan hidup seperti ini, dan aku tidak akan merasakan sakit akibat melihat mu begitu menderita." ujar nya di selingi dengan tangis yang pecah
Namun tak lama, terdengar suara kecil yang memanggil diri nya dari belakang.
"Rijin, mengapa kau menangis?" tanya Xianlie sudah mengerti dan tahu jika wanita tersebut adalah Rijin, pelayan setia putri (tanpa nama)
NOTE: jika tuan putri yang tidak memiliki kekuatan apa pun, tidak akan diberi nama sampai kapan pun. lalu putri itu akan diasingkan sampai dia genap berumur 15 tahun untuk dijadikan pelayan istana.
Rijin menoleh kebelakang, dan mendapati jika putri nya sudah berada di belakang nya. tanpa berlama lama dia berdiri lalu berlari kearah Xianlie dan memeluk xianlie dengan erat
"Putri, kemana saja kau... hiks aku sangat khawatir pada mu. mengapa kau pergi sangat jauh hiks kau sangat nakal." ujar Rijin memarahi xianlie dengan tangis nya itu. dia tersedu sedu dan sulit untuk berbicara
Mata Xianlie membesar saat Rijin tiba tiba memeluk diri nya. "Aku tak pernah merasakan pelukan seperti ini." batin Xianlie menghangat. dia membalas pelukan Rijin lalu mengusap punggung Rijin guna menenang kan nya
"Tenang lah, aku baik baik saja. jangan cengeng." ujar Xianlie terkekeh
Rijin melepaskan pelukan nya. dia melihat Rijin dengan lekat, "putri, jangan seperti ini lagi. jika ingin keluar beri tahu diri ku agar aku bisa menemani mu." ujar nya masih sesegukan
"Baiklah, aku janji. sudah lah lebih baik kita pulang, kau tau aku sangat lapar."
"Benarkah? baiklah kali ini aku akan masak makanan kesukaan mu."
Mereka berdua berjalan menuju gubuk tua tersebut. Xianlie terus saja mengejek Rijin karena terlalu cengeng,
Sesampai nya digubuk tua tersebut, Xianlie akhir nya duduk di sebuah kursi ringkih satu satu nya kepunyaan di gubuk itu...
Mata nya tertuju kesekitar gubuk, "oh astaga, ini bahkan lebih buruk dengan apa yang aku bayangan kan." gumam pelan Xianlie, mata nya melotot karena tak percaya akan hal tersebut
Tak lama Rijin keluar dari balik pintu, dia membawa nakas yang berisikan nasi di atas nya. "Hanya nasi? dimana lauk nya?" batin Xianlie sambil tersenyum kepada Rijin
"Ini adalah makanan kesukaan mu, sangat jarang kita bisa makan nasi. biasa nya kita hanya makan rumput yang ditumis." ujar Rijin sehingga membuat Xianlie tersedak air liur nya sendiri.
"R-rumput? kita makan rumput?." kaget Xianlie terbata bata
"Ya putri, mengapa kau kaget seperti itu? bukan kah kau juga suka dengan rumput tumis?" tanya Rijin heran, sangat jarang sang putri mengeluarkan ekspresi seperti itu
"Ah tidak, aku hanya sedang berpikir mengapa kita tidak memungut rumput lagi saja."
"Kau saja yang makan, emang nya aku sapi?" batin Xianlie
Akhir nya, dengan perut yang kosong itu mau tak mau memaksa xianlie untuk memakan nasi putih itu tanpa lauk sama sekali
Mereka berdua makan dengan khitmat, selang beberapa waktu,, akhir nya mereka telah selesai makan siang. dan kini mereka berada di sebuah halaman gubuk
Mata Xianlie memandang kesekitar halaman tersebut. "Rijin, mulai hari ini,, panggil diri ku Xianlie." suruh nya terhadap Rijin
Rijin menoleh pada Xianlie dengan heran, tak biasanya sang putri membahas nama kepada nya.
"Putri, saat kau berumur 4 tahun,, kau sudah diputus kan untuk tidak memiliki nama. jika pihak istana tau akan hal ini, apakah tidak akan menjadi masalah buat mu?" tanya Rijin khawatir
...BAGIAN 1 TELAH BERAKHIR, SEE YOU AGAIN...
...JANGAN LUPA LIKE LIKE LIKE YA, BIAR AUTHOR SEMANGAT BUAT UPDATE TERUS........
...-2-...
"Itu tidak lah penting bagi ku, menurut ku kau lah satu satu nya keluarga yang kupunya." tutur Xianlie
Rijin melihat Xianlie dengan sendu, dia berjalan kearah Xianlie lalu memeluk tubuh Xianlie.
"Aku akan selalu ada untuk mu putri," ujar nya pelan dengan senyum mengembang
"Eh tunggu dulu, ada yang aneh dengan mu." ujar Rijin melihat Xialie dengan aneh
Dia memutar mutar tubuh Xianlie lalu memperhatikan Xianlie dengan detail
"Tubuh mu semakin berisi, dan kulit mu pun bertambah putih? putri kau kenapa, apakah kau sakit?" tanya Rijin heran dengan perubahan Xianlie
"Jangan mengada, Rijin. mungkin karna aku makan nasi jadi diri ku bertambah berisi. sudah lah, aku ingin keluar dari hutan ini apakah kau mau menemani ku,?" Ujar Xianlie mencari cari alasan dan mengalih kan pembicaraan
"Apa, keluar dari hutan,? itu sangat mustahil, dijalan keluar hutan ini terdapat spirit best yang akan membunuh kita. pada 10 tahun yang lalu, pada saat kau dan aku diantar kan kemari, para pendekar hebat negara ANMING turut hadir dan oleh karena itu kita bisa sampai kemari. namun sekarang, keluar hutan mau pun masuk kita tidak akan bisa, putri." jelas Rijin, tergambar jelas ekspresi risau diwajah nya
"Diantarkan,? apakah menurut mu itu, dibuang?" tanya Xianlie tersenyum simpul kearah Rijin
Seketika saja, Rijin terdiam dan tak bisa berkata kata. wajah nya menunduk dan mata terus saja memandangi tanah
"Pada saat umur ku 15 tahun, aku tidak mau pulang kesana. aku lebih baik berkeliaran diluar tanpa arah, dari pada harus tinggal disana dan menjadi pelayan."
"Kau satu satu nya keluarga yang kumiliki, dan seharus nya kau mendukung setiap keputusan ku. sudah menjadi keputusan ku untuk pergi keluar dan memulai hidup baru dengan mu, kita jalani berdua dan kita bangun lagi hidup yang sudah lama runtuh." tutur Xianlie tersenyum sambil memegang kedua tangan Rijin
Mata Rijin nampak berkaca kaca, dia tak tahan mendengar penjelasan dari sang putri.
"Putri, aku sudah menyerah kan hidup ku kepada mu. setiap keputusan mu pasti akan aku ikuti, mari kita jalani bersama." putus Rijin mantap, dia menatap Xianlie dengan tersenyum mengembang
Xianlie membalas tersenyum. diwajah nya tergambar kegembiraan, "Dengan keluar dari hutan, dan membangun hidup agar lebih sejahtera,, aku bisa membalas kan dendam yang sudah lima tahun terkubur! mine, tunggu diri ku,, aku berjanji akan membuat diri mu sensara." batin Xianlie tertawa jahat dalam hati
___
Dengan segala perlengkapan seadanya, Xianlie dan Rijin pergi meninggal kan hutan Móguǐ. Langkah mereka sengaja dipercepat agar tak bertemu spirit best pembunuh
"Putri, jika ada spirit best bagaimana? diantara kita berdua tak akan bisa melawan spirit best itu." khawatir Rijin sambil menatap kesekitar dengan waspada
Xianlie hanya diam dengan terus memancar kan energi nya, agar para spirit best bisa merasakan getaran energi Xianlie.
Mereka terus berjalan dan tanpa terasa mereka segera berada di ambang jalan keluar hutan Móguǐ. Rijin membantin karena heran, bagaimana mereka bisa lolos dengan mudah tanpa bertemu spirit best satu pun
"Putri, akhir nya kita keluar dari sini. kau bisa bebas." senang Rijin, nada suara nya terdengar bergetar karena tak kuasa menahan rasa haru tersebut
"Ck, jangan menangis. jika kau menangis nanti kau bertambah jelek." ejek Xianlie pada Rijin
Rijin mewek sambil menyeka air mata nya itu, "aku hanya terharu dengan keberhasilan ini. tuan putri, kemana kita akan pergi?" tanya Rijin sambil menyeka air mata nya
"Kita pergi ke pusat kota," jawab Xianlie, dia berjalan terlebih dahulu meninggal kan Rijin dibelakang nya
"Putri tunggu aku."panggil Rijin lalu menyusul langkah Xianlie
Mereka akhir nya berjalan bersama menuju ke pusat kota, diam diam Xianlie menyalurkan energi kepada Rijin. Rijin heran, mengapa diri nya tak merasakan lelah sedikit pun saat dia sudah lama berjalan
"Putri, ini aneh. aku tak merasakan kelelahan sedikit pun, padahal kita sudah lama sekali berjalan." tutur nya
"Benarkah,? bagus lah kalau begitu. kau sangat hebat, aku saja sangat lelah sekarang." ujar Xianlie tersenyum sambil menyeka sedikit keringat di kening nya
"Kau lelah, apa mau aku gendong?" tawar Rijin, Xianlie melotot kan mata lu tertawa renyah
"Rijin, aku masih mampu berjalan. kau tak perlu bersusah susah mengendong diri ku." kekeh Xianlie, dia benar benar merasakan geli diperut nya seakan ada yang menggelitiki
"Tapi, kau menyeka keringat di kening mu, tadi." ujar Rijin lagi sambil memiringkan kepala nya
"Hahaha, Rijin kau sangat lucu. baiklah, kita harus lebih cepat berjalan." ujar kristal tertawa dengan tingkah sang pelayan
"Rijin, jangan panggil aku putri lagi. panggil saja nona, jujur saja aku merasa canggung saat kau memanggil ku tuan putri." pinta Xianlie, muka nya terlihat memelas
"Ta-tapi"
"Rijin, jangan menolak! aku tidak suka penolakan." ujar Xianlie lagi, dengan terpaksa Rijin memanggil Xianlie dengan sebutan nona
"Ba-baiklah, n-nona." panggil nya yang akhir nya menyebut Xianlie dengan sebutan nona
"Nah, seperti itu lebih baik." ujar Xianlie tersenyum.
"Aku benci disebut tuan putri, jangan pernah memanggil ku lagi dengan sebutan tuan putri." batin Xianlie datar
Setelah cukup lama berjalan, akhir nya mereka berdua sampai di pusat kota anming. Rijin menghirup udara kota dengan sangat rakus
"Ini aroma yang sudah lama ku rindukan, sejak sepuluh tahun terakhir aku tak pernah lagi menyium aroma seperti ini." Ujar nya senang, lalu melihat kearah Xianlie
"put, eh maksut ku nona,, apa yang akan kita lakukan disini?" tanya Rijin bersemangat
"Entah lah, Rijin. ku pikir kita harus mencari uang terlebih dahulu untuk biaya hidup kita." ujar Xianlie melihat sebuah bangunan yang bertuliskan ARENA TARUNG
"Dengan cara?" Tanya Rijin
"Berkelahi." jawab Xianlie menoleh pada Rijin, kepala Rijin memiring saat mendengar pernyataan Xianlie
"Nona, apakah aku tidak salah dengar? kau tak pernah berkelahi sebelum nya, lantas bagaimana kau akan berkelahi?." Tanya Rijin bingung
Xianlie melihat Rijin, mata nya menyipit. "kau meremeh kan ku." tanya Xianlie
"Ah bukan maksut ku, nona."Ujar Rijin menutup mulut nya menggunakan tangan nya itu
Mereka memasuki arena tarung, Rijin melangkah dengan takut saat melihat para mata memandang diri nya.
"Nona, apakah kita tak salah masuk kesini?" tanya Rijin takut sambil memegang erat tangan Xianlie
Sementara Xianlie, dia sedang berjalan dengan menatap lurus. wajah nya datar dengan pandangan tajam mengarah kearah pria yang sedang menghajar habis seorang pria lain nya.
Seringaian muncul di bibir nya. "Rijin, tunggu disini. tunggu nona mu ini membawa harta kekayaan pada mu." Ujar Xianlie menyeringai, lalu meninggal kan Rijin seorang diri
"Nona, jangan tinggal kan aku." panggil Rijin takut, dia melihat kesekitar
Tak lama Xianlie datang kepada seorang pria tua berjanggut yang sedang menghitung koin emas, Xianlie duduk disana tanpa dipersilah kan terlebih dahulu
Si pria tua itu melihat Xianlie dari atas sampai bawah, "Hey, siapa kau. anak kecil mengapa kemari?." ketus si pria tua itu memandang tajam kearah Xainlie
Xianlie menatap tajam pria tua itu, "aku ingin bertarung, berapa jumlah koin yang kau tawar kan?" tanya Xianlie datar kepada pria itu
"Hahahah, lihat lah ada anak kecil sedang melucu disini. hey anak kecil, sebaik nya kau pulang dan kembali pada ibu mu!." suruh pria tua itu meremehkan Xianlie
"Aku sudah berumur 14 tahun, apakah itu masih dikatakan anak kecil?" kekeh Xianlie, namun dengan sekejab ekspresi nya berubah menjadi datar kembali
"Bilang saja kau tak memiliki uang untuk menantang diri ku, bukan?" tanya Xianlie dengan suara pelan namun tajam, ekspresi nya datar.
Dia melihat ekspresi serius diwajah Xianlie, "baiklah, jika kau kalah jangan salah kan aku nanti." ujar pria tua itu menyetujui pertarungan Xianlie
Dia mengeluarkan sebuah ikat tangan bewarna biru, lalu menyerahkan ikat tangan tersebut kepada Xianlie. Xianlie mengambil ikat tangan itu, "untuk apa ini,?" tanya Xianlie menyelidik
"Kau berada di tim biru, yang bearti kau harus melawan si juara bertahan yang berada di tim merah." Jelas si pria tua pada Xianlie
"Cih, tenang saja. tunggu disini sampai kau melihat hasil nya nanti." Ujar Xianlie menyeringai lalu berdiri dari kursi
"AYO, SIAPA YANG INGIN MENANTANG DIRI KU LAGI? AKAN KUHABISI SIAPA PUN ITU!" pekik pria yang berhasil mengalah kan tim biru. ini keseratus kali diri nya menang dalam ARENA TARUNG ini
Xianlie melihat pria itu dengan remeh, "itu adalah juara bertahan mu? Cih!" tanya nya pada pria tua sambil menunjuk pria yang berada di atas ARENA TARUNG
Xianlie berjalan menuju atas ARENA TARUNG, pandangan tajam bak sebilah pisau itu dia arah kan pada pria didepan nya
"Siapa kau,? turun lah, anak kecil dilarang disini!" suruh pria itu penuh penekanan..
"Kau buta,? kau tidak melihat diri ku memakai gelang ini?" tanya Xianlie datar terhadap si pria
"A-apa? Hahaha apakah kau bercanda? hey pak tua apakah kau sedang mengigau, mengapa kau memilih gadis kecil ini sebagai lawan ku?." teriak nya pada pria tua dibelakang nya
"Huh baiklah, aku tidak akan kasar melawan mu." ejek nya pada Xianlie, Xianlie memicing lalu menjawab, "kasar juga tak masalah, saya pasti akan menerima nya paman!" ujar Xianlie penuh penekanan dan memandang pria itu tajam
Kening pria itu mengerut, namun dia tersenyum kemudian. dia mengeluarkan sebuah belati lalu menyalurkan sebuah energi kepada belati tersebut
"Tadi nya aku tak ingin kasar, namun kau membuat ku tak segan ingin membunuh mu!" ujar nya tajam lalu berlari kearah Xianlie
Xianlie hanya tersenyum, sambil menunggu si pria menghampiri diri nya
"NONA TURUN LAH, NONA AKU MOHON.... " pekik Rijin, dia takut jika terjadi sesuatu terhadap Xianlie
"MATI LAH KAU GADIS SIALAN!" pekik pria itu mengunuskan belati kearah Xianlie
HIAKKKKKKK
PRANKKKKK
Pria itu tersungkur sambil mengeluarkan darah dari mulut nya, Xianlie berhasil menghentikan pria itu hanya dengan satu pukulan di perut nya...
Semua orang yang menonton melotot kan mata, mereka kaget dengan hal tak terduga ini.
"Sial, uang ku habis karena berjudi jika gadis itu akan kalah. andai saja aku melakukan hal sebalik nya."
"Cih, bajingan kecil. uang ku habis karena diri nya."
Para penonton menyesal karena mereka banyak sekali mengeluarkan uang hanya demi berjudi jika Xianlie akan kalah
"Mengapa,? mengapa gadis ini sangat kuat... aku.. aku." lirih nya kemudian pingsan tak sadarkan diri
Xianlie menyeringai dengan melipat kedua tangan didada, dia menendang pelan tubuh pria yang tak sadar kan diri itu
"Aku benci terhadap orang yang sombong! dengan memiliki kekuatan tak seberapa saja sudah membuat diri mu besar kepala." maki nya lalu dia turun dan menghampiri si pria tua tadi
"NONA, APAKAH KAU BAIK BAIK SAJA? APAKAH KAU TERLUKA." teriak Rijin khawatir lalu memutar mutar tubuh Xianlie
"Tenang lah Rijin, aku baik baik saja. jangan khawatir."
"Ta-tapi nona."
"Aku baik, percaya lah."
Tak lama terdengar suara si pria tua, menyapa Xianlie dengan ragu. "Ka-kau benar benar mengalah kan nya? aku tak menyangka jika kau adalah seorang yang sangat kuat. aku pikir hidup mu akan berakhir sampai saat ini juga." ujar pria tua itu masih tak percaya
"Dimana koin ku? cepat serah kan!" tanya Xianlie meminta hadiah milik nya.
"Baiklah, a-aku akan mengumpul kan nya."
...-perjalan di pasar kota-...
"Sudah kukatakan, aku akan mendatang kan harta kekayaan kepada mu. Kau lihat lah, 1000 keping koin emas telah kita dapat." Ujar Xianlie memuji diri nya sendiri. namun Rijin masih diam sambil sibuk dengan pemikiran nya sendiri
"Rijin, apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Xianlie. Rijin menoleh pada Xianlie, "Nona, dari mana kau bisa menguasai ilmu tarung itu? sepengetahu ku, kau tak pernah berlatih sebelum nya kan? "tanya Rijin benar benar bingung dengan apa yang terjadi
"Tak bisa menguasai energi dalam, bukan bearti diri ku tak bisa berkelahi. aku selalu berlatih di luar sepengetahuan mu, Rijin." Jawab Xianlie mengelak dan berdalih selalu berlatih di luar sepengetahuan Rijin
"Benarkah? kau sangat hebat, nona. apalagi saat kau memukul pria tadi, dia langsung tersungkur dan memuntah kan darah." puji Rijin pada Xianlie
"Cih, kau sedang memuji ku?"
"Ya, karna kau pantas untuk dipuji."
"Sudah lah, sebaik nya kita mencari tempat penginapan terlebih dahulu."
Mereka berjalan menelusuri kota, banyak mata memandang namun tak membuat Xianlie peduli sedikit pun. pandangan tajam dan dingin bak seperti bongkahan es itu selalu ia arah kan kepada orang orang yang memandang remeh terhadap Rijin,
"Hey, jangan melihat dia. apakah kau tak melihat pandangan tajam yang dia arah kan pada mu?"
"Aku tau, aku berpikir jika aku akan di makan oleh nya." bisik dua wanita yang tak sengaja berpapasan dengan Xianlie dan Rijin.
...BAGIAN 2 TELAH BERAKHIR, SEE YOU AGAIN...
...-3-...
Di istana KUANTONG, tepat nya di sebuah ruangan megah dengan lapisan emas murni sedang diperlihat kan pemaisuri mine yang sedang duduk santai menikmati secangkir teh siang nya.
Dia terlihat sedang mengisap sigaret, begitu nikmat ekspresi yang ia keluarkan.
"Huhh, aku harus memanggil tabib kecantikan,, kerutan wajah ku terlihat sangat jelas." Gumam nya sambil meraba kulit wajah nya itu....
Sementara itu, disebuah koridor kediaman raja,, terlihat Mujeng sedang melamun menghadap sebuah jendela kaca besar.
Dua penjaga setia nya juga turut berada disana, menemani sang atasan.
"Yang mulia, kerajaan anming mengirim 500 pasukan ke medan perang. jadi apa yang harus kita lakukan?" tanya salah satu penjaga pada Mujeng. namun mujeng hanya diam sambil meratapi pemandangan dari balik jendela kaca itu
Tatapan mata nya menggambarkan sebuah rasa penyesalan dan rasa sakit yang amat teramat dalam. Helaan nafas nya terdengar berat lalu menoleh kearah kedua penjaga nya
"Kirim 5000 prajurit, aku tidak mau tau dan tak perduli apapun resiko nya. Jika sampai kalah, hukum pancung semua prajurit yang masih selamat di medan perang nanti." Titah nya tanpa penolakan. kedua penjaga itu tertegun dan menelan ludah mereka.
"Baik yang mulia." jawab mereka serempak lalu menghilang bak seperti sebuah bayangan lalu
Mata Mujeng kembali terarah pada kaca jendela. "Membosankan!." gumam nya singkat dengan pandangam mata sayu....
...-tempat penginapan-...
"Bisakah kau memberi dua kamar kosong?" Tanya Xianlie pada kasir penginapan
Bukan nya mendapat jawaban, Xianlie justru mendapat pandangan remeh dari kasir tersebut.
"Kau tuli,? Gadis sialan!" maki Xianlie
"Apa katamu,? berani sekali kau."
"Ma-maaf kan kami, nona ku tak sengaja mengatakan hal itu. percayalah. nona cepat minta maaf." Ujar Rijin meminta maaf lalu menyuruh Xianlie untuk meminta maaf pada kasir itu
Xianlie mengabaikan ucapan Rijin, pandangan malas nya itu ia arah kan pada pintu keluar bangunan.
Rijin merasa risau lalu sekali lagi dia menunduk lalu meminta maaf atas prilaku tidak sopan dari Xianlie
"Maaf, dia masih kecil. dia tak mengerti cara menghormati orang yang lebih tua dari nya, boleh aku meminta bantuan pada mu,? kami benar membutuh kan sebuah kamar untuk menginap, tenang saja,, kami memiliki koin untuk membayar." ujar Rijin sangat sopan kepada kasir itu..
"Ck, lain kali ajari anak ini! sangat tidak sopan! 50 keping koin emas untuk dua kamar, bayar dulu baru bisa mendapat kan kunci kamar." Ujar nya ketus lalu mengulur kan tangan pada Rijin
Rijin memberi kasir itu sebanyak 50 keping emas, lalu mengambil dua kunci kamar yang sudah ditawar kan. mereka berdua lalu pergi berjalan kearah kamar
"Gadis sialan itu, dia yang memulai nya. dia melirik remeh diri ku tadi! sialan, ingin sekali ku mencekik diri nya." Kesal Xianlie gemas ingin mencekik Kasir itu
"Nona, hal itu sangat wajar. penampilan kita saja seperti ini, sangat jarang ada penduduk yang memakai pakaian kumuh seperti kita. mungkin dia heran mengapa orang kumuh seperti kita datang ketempat penginapan mewah ini." ujar Rijin tanpa henti menasehati Xianlie
"Hal itu tak bisa menjadi alasan untuk nya bisa dengan bebas memandang rendah seorang pengunjung. itu sangat jauh dari kata sopan dan ber etika!." ujar Xianlie kesal, dia merampas salah satu kunci ditangan Rijin lalu berjalan meninggal kan Rijin dibelakang nya.
Langkah kaki Xianlie terdengar keras, dan akhir nya dia menemukan kamar nya lalu tanpa beralama lama dia masuk kedalam.
Rijin nampak memandang dari kejauhan, "kau masih saja belum dewasa, putri. kuharap kau bisa segera dewasa dan menemukan jalan hidup mu yang sesungguh nya, aku akan selalu berada disamping mu sampai kapan pun itu." Gumam Rijin pelan, tatapan teduh nya itu mengambarkan rasa cinta dan sayang yang tulus untuk Xianlie.
...-ruangan kamar, penginapan-...
"Untung saja aku masih bisa menahan diri, atau tidak gadis sialan itu akan mati ditangan ku!" ujar Xianlie datar, tangan nya menggerbak meja sehingga meja di depan nya menjadi terbelah dua...
"Untuk saat ini, aku masih belum bisa membuka energi ku. aku harus banyak berlatih agar energi ku bisa ku gunakan sepenuh nya." ujar nya melihat kedua tangan nya yang sudah muncul sebuah urat menjalar..
"Tunggu aku, aku akan segera datang membawa duka untuk kalian!."
Tatapan mata Xianlie terlihat sangat tajam, dia duduk dilantai membentuk bunga lotus. perlahan sebuah cahaya menyelimuti diri nya, cahaya itu nampak bergelombang menanda kan jika energi di dalam tubuh Xianlie memiliki jumlah yang besar,, parian warna cahaya itu berganti sesuai tingkatan masing masing
Yang awal nya hanya berada di tingkat menengah, kini Xianlie berada di tingkat atas. dia terus menerobos tingkatan, letupan letupan energi terdengar begitu keras bagi orang yang memang bisa mendengar hal itu.
Tubuh nya kini diselimuti cahaya merah darah. perlahan mata Xianlie terbuka. bulu mata nya menjadi semakin lentik, dan bola mata nya berubah menjadi biru muda terang, kulit nya semakin putih dan licin bagai sebuah giok,, hanya satu yang bisa menggambarkan Xianlie, yaitu sempurna.
"Ah sial, hanya bisa memasuki tingkatan langit. ini tidak cukup untuk melawan ayah, ah tidak jangan panggil dia ayah,, Mujeng."ujar Xianlie kesal, tangan nya bergerak menyeka keringat di kening nya
"Tak masalah, aku percaya pada proses. setidak nya ruang waktu bisa ku buka, namun aku masih belum bisa membuka dunia naga. benar benar melelah kan, aku harus memulai dari awal." ujar Xianlie lelah akan hal itu, dia bangkit lalu segera menuju ranjang tidur. dia menjatuhkan tubuh nya tepat diatas ranjang tidur itu.
"Sangat lelah, sampai aku tak ingin bangun dan tidur untuk selama nya. namun rasa sakit hati ini tak bisa ditahan kan apa bila terlalu lama mengubur dendam yang berkepanjangan,"
"seorang ayah kandung, yang seharus nya bisa menjaga putri nya itu justru menghabisi putri nya dengan tangan nya sendiri. aku sangat membenci mu Mujeng, Aku sangat membenci mu." ......
...-kerajaan Kuantong-...
BRAKKKKKKK
Suara hantaman keras terdengar dari dalam bangunan utama kerajaan ANMING. sampai diperlihat kan seorang pria perkasa dengan aura yang bisa dibilang sangat kuat itu telah memenggal kepala salah satu prajurit.
Darah bercucuran, dan pedang ditangan nya masih terdapat darah yang tersisa.
Pria perkasa itu adalah bouchun, kaisar dari kekaisaran ANMING. tatapan tajam dan rahang yang tegas itu di arah kan pada dua prajurit lain nya
"AKU SANGAT MEMBENCI YANG NAMA NYA BERITA BURUK! CEPAT KEMBALI KEMEDAN PERANG, DAN KIRIM 5000 PRAJURIT! JIKA KALIAN TIDAK MEMBAWA BERITA BAIK SAAT PULANG ,, MAKA AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUH KALIAN SEMUA!" teriak nya dengan lantang, lalu menendang kepala prajurit yang dipenggal tadi hingga terpental menghantam dinding...
"Dengar, jika kali ini gagal. serang pada titik nya! jangan biarkan satu pun lolos, bunuh semua nya!" lanjut Bouchun lagi dengan nada pelan namun tajam
Kedua prajurit itu tak bergeming, mereka menelan ludah sedari tadi karena takut jika akan dibunuh seperti teman mereka.
Mereka berdua berdiri lalu menunduk hormat kepada Bouchun. lalu tanpa berlama lama, mereka pergi dari hadapan Bouchun yang sedang menatap tajam mereka
"Ahhh Keparat, bagaimana pasukan ku bisa didorong mundur? aku harus mencari pendekar hebat sehingga bisa melawan pasukan sialan itu!" gumam nya kesal sambil meremas mata pedang ditangan nya, darah perlahan menetes
"Aku tidak bisa membiar kan Mujeng sialan itu memenang kan medan pertempuran! lihat saja, aku akan membuktikan siapa yang paling kuat diantara kita!" lanjut nya dengan nada menekan lalu membanting pedang nya kelantai
Pada masa ini, kekaisaran KUANTONG DAN ANMING adalah dua kekaisaran besar di benua utara.
Dulu, dua kekaisaran ini memiliki hubungan yang baik,, namun datang kesalah pahaman pada tiga tahun yang lalu sehingga membuat dua kekaisaran ini menjadi berseteru dan berperang tiada henti
Banyak orang yang dikorban kan hanya karna ego dua kaisar ini, para wanita desa menjadi janda dan anak anak kecil menjadi yatim. mereka kelaparan dan sulit untuk mencari penghasilan...
Dan terpaksa mereka merantau ke pusat kota kekaisaran hanya ingin mencari pekerjaan. banyak diantara wanita janda lain nya menjadi jalan* di sebuah rumah hiburan, hal itu terpaksa mereka lakukan hanya untuk mencari penghasilan agar anak mereka bisa makan dan bertahan hidup
Kembali ke cerita...
Diperlihat Xianlie yang baru saja keluar dari tempat pemandian, dia berpapasan dengan Rijin yang hendak ingin memasuki tempat pemandian.
"Nona, kau kah ini?." Tanya Rijin heran dengan ekspresi bertanya tanya saat melihat perubahan kedua kali nya pada Xianlie
"Lalu,? kau pikir siapa, Rijin kau kadang suka menyakan hal yang tak seharus nya kau tanyakan. sudah lah, cepat mandi lalu beriap." suruh Xianlie pada Rijin.
Rijin menggaruk tengkuk nya lalu berjalan masuk kedalam pemandian. Xianlie bergeleng karena tingkah dari Rijin, terkadang dia kesal dan terkadang dia tertawa,, sangat aneh bukan...
"Rijin - Rijin, untung saja aku sudah menyayangi mu,, atau tidak aku pasti akan memberi mu pada buaya yang kelaparan." gumam Xianlie terkekeh sambil mengelap rambut hitam panjang nya menggunakan kain
Dia berjalan dan masuk kedalam kamar nya. kain yang ia gunakan tadi perlahan dia kibas kan keudara dan tiba tiba saja kain tersebut berubah menjadi sebuah kertas lusuh
"Ck, Keparat! disaat aku belum kuat, mengapa harus ada peperangan diantara dua kerajaan ini. Sial! dengan tingkatan energi seperti ini, aku tidak akan bisa mengalahkan MUJENG sialan itu." Ujar Xianlie menekan MUJENG dalam kalimat nya. mata nya terus saja terarah ke kertas tersebut.
"Ini aneh, pada saat diri ku dikurung lima tahun yang lalu. aku tak pernah mendengar jika kekaisaran KUANTONG dan ANMING mengalami perselisihan, lantas apa yang membuat mereka seperti sekarang?" gumam Xianlie duduk di kursi dengan nada yang di penuhi tanda tanya
"Tapi ini adalah kesempatan bagus untuk ku, jika aku berhasil masuk diantara kedua nya,, maka aku bisa dengan mudah menghabisi MUJENG dan BOUCHUN!."sambung nya lagi dengan tersenyum sinis mengarah kekertas yang berada di atas meja, tepat didepan nya
Dia berdiri seketika, lalu merentangkan tangan dengan telapak tangan mengadap ke atas.
Perlahan timbul dua bola cahaya dari telapak tangan nya. mata Xianlie tertutup dan perlahan diri nya menghilang dari sana...
...-alam galaksi-...
Xianlie membuka mata nya. pemandangan yang pertama dia lihat iyalah sebuah tempat yang mengalami kekeringan, semua tanaman mati dan menguning. tanah gersang seperti sudah lama tak di basahi oleh air.
Seketika saja, mata Xianlie membesar. dia tidak percaya akan hal ini, bagaimana tempat yang dulu nya hijau dan menyegarkan mata bisa berubah mengerikan seperti ini,? terdapat tanda tanya besar dikepala nya
"Apa apaan ini,? aku hanya meninggal kan tempat ini selama lima tahun.......
"Ah kau salah perkiraan Xianlie. lima tahun didunia sama saja 10 ribu tahun di tempat ini, bagaimana kau bisa lupa." Xianlie terlihat prustasi akan hal ini, bagaimana dia bisa mengembalikan keadaan di ruang waktu nya itu?
"Gujing sedang tertidur, dan jungsi juga sedang bermigrasi. lalu siapa yang harus ku suruh membersihkan tempat ini? ah sialan! kenapa jadi seperti ini. AKU MEMBENCI SEMUA NYA!." ah nampak nya Xianlie benar benar prustasi akan hal itu. dia sampai melompat lompat dan menendang batu karena terlalu kesal
"Terpaksa aku yang harus melakukan ini sendiri, jika tidak dibersihkan aku tidak akan memiliki tempat untuk berlatih." gumam nya berjalan menuju sebuah perumahan kayu yang terlihat agak ringkih itu.
Tangan nya merentang, pandangan serius itu dia arah kan pada bangunan didepan nya. perlahan tangan kiri nya bergerak dan mebuat semua tumbuhan yang mati menjadi menghilang, lalu tangan kanan nya terangkat keatas dan melambai sehingga timbul awan hitam dan jatuh hujan dari awan tersebut.
"Terpaksa diri ku mandi dua kali." singkat nya pasrah
Tanah yang awal nya gersang kini berubah menjadi lembab kembali, sejumlah tanaman muncul dari tanah dan semakin membesar saat terkena hujan tersebut.
"Seperti ini lebih baik," Singkat Xianlie menepuk kedua tangan, namun mata nya kembali ter arah kesebuah pohon besar dengan daun yang bewarna merah.
Xianlie mendekati pohon tersebut,"pohon ini adalah sumber koin ku, dulu. tapi sekarang dia tak lagi bisa digunakan, dan aku harus memperbaiki pohon sumber koin ini." ujar Xianlie menghela nafas..
......BAGIAN 3 TELAH SELESAI, SEE YOU AGAIN......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!