NovelToon NovelToon

Jodoh Pilihan Orang Tua

Bab 1

Pada suatu hari di kampung halaman yang masih asri dan Udaranya sangat sejuk, suasananya aman nyaman dan tentram , pepohonannya masih hijau sangat indah dan sedap di pandang mata.

Kemudian datang lah seorang laki-laki yang berkulit putih dan sedikit kecoklatan, awalnya dia sangat baik dan sopan.

Kemudian dia membicarakan kehidupannya yang serba berkecukupan dan serba ada, padahal semua itu hanya lah bualan semata, Untuk menarik perhatian banyak orang yang baru dia kenal dan agar mendapatkan simpati dari orang-orang yang ada di sekitarnya, Dia mengaku bahwa dirinya adalah anak muda yang gagah dan pemberani.

Namun semua itu hanya akal bulus saja untuk membohongi banyak orang!.

Kebetulan pada hari itu ada seorang bapak-bapak tua yang sudah berusia lanjut!.

kemudian dia bertanya pada anak muda itu.

"Maaf, apa bapak boleh tanya, dari mana kamu berasal?." tanya bapak-bapak itu.

"Saya pak, saya dari kampung sebelah." sahut anak muda itu.

"Ooh begitu, lalu nama kamu siapa?" tanya bapak tua itu.

"Nama saya adalah Dicky pak." Sambil menegangkan lehernya dan melebarkan kedua tangannya, agar semakin tegap badannya dan kelihatan lebih gagah , kuat berotot dan pemberani.

"lalu tujuan kamu kesini apa ya?" tanya bapak tua itu lagi.

"Saya sedang Bisnis pak, Sambil mencari Jodoh." sahut Dicky dengan tanpa rasa malu sedikitpun mengucapkan kata-kata itu.

Kemudian bapak tua itu menganggukan kepalanya.

" Bagus sekali kamu ini ya, Memangnya kamu ini belum menikah nak?" tanya nya lagi.

"Tentu saja belum pak, memangnya saya sudah terlihat sudah menikah." ucap laki-laki itu dengan tampang gagahnya.

"Ooh begitu ya nak! jadi kamu ini belum mempunyai istri? Bapak do'akan Semoga kamu cepat di pertemukan dengan jodohnya ya? " ucap bapak tua itu.

"Iya pak Terima kasih atas do'akan nya." sambil tersenyum di dalam hatinya, karena mendengar ucapan do'a dari bapak tua itu.

Dan di dalam hatinya sedang tertawa karena merasa bahagia ada yang mendo'akan seperti itu.

Untung bapak tua ini percaya sama perkataan ku ini, tetapi tidak apa-apa lah aku berbohong, lagi pula dia tidak melihat nya, ya tentu saja dia percaya. gerutu Dicky di dalam benaknya yang paling dalam.

"Kamu masih muda tetapi kamu sangat rajin dan gigih berbisnis?" ucap bapak tua itu lagi.

"Yah begitu lah pak, kalau saya diam saja saya tidak mungkin sukses seperti ini." Sahut laki-laki yang bernama Dicky itu.

Dengan sombongnya dia ucapkan kata sukses padahal aslinya tidak punya apa-apa, dan tidur saja masih banyak menompang pada saudaranya.

Heeeeeh dasar laki-laki sombong, jika memang nyata adanya, rasanya pingin plakkk tangan ku ini, untung saja ini hanya khayalan belaka. heheee...

Kemudian mereka melanjutkan lagi pembicaraannya itu.

"Kamu bagus banget ya nak, bapak salut banget sama kamu nak, tidak seperti kebanyakan anak muda disini , mereka hanya petani saja?" ucap bapak tua itu.

"Ya begitu lah pak, kalau semua orang sukses tidak ada yang susah dong."

Dengan gagahnya dia ucapkan kata-kata itu, padahal dia pun aslinya hanya anak buruh tani.

"Beruntung sekali berarti hidup kamu ini ya? "

"Ya... bisa di bilang begitu, lumayan lah dari pada saya bertani, sudah main kotor-kotoran kena lumpur, terus penghasilannya juga tidak seberapa kan, lebih besar hasil berbisnis di bandingkan hasil bertani." sahut Dicky.

Bapak tua itu sambil menganggukan kepalanya.

Kemudian saat obrolan itu masih berlangsung, Tiba-tiba anak bungsu dari si bapak tua itu keluar hendak pergi ke kebun belakang dapur rumahnya untuk mengambil sayuran, karena dia hendak memasak untuk makan malam mereka bertiga.

Dengan tidak sengaja, Sekilas saja laki-laki itu melihat gadis itu dari kejauhan, dan kemudian dia bertanya.

"Pak apa saya boleh bertanya sesuatu? " tanya Dicky.

"Tanya apa nak, tentu saja boleh lah." sahut bapak tua itu.

"Itu pak, ini rumah bapak kan?" tanya nya.

"Iya nak, ini rumah bapak tetapi begini lah keadaan bapak hanya tinggal di rumah sederhana, tetapi masih bersyukur dan Alhamdulillah masih punya tempat berteduh dari hujan, dan berlindung dari panasnya sinar matahari. " Sahut bapak itu.

"Iya Pak." Dicky pun sambil menganggukan kepalanya, dan melanjutkan lagi obrolannya dengan bapak tua itu.

"Begini pak saya mau tanya tadi ada perempuan muda yang keluar dari pintu belakang rumah bapak, itu siapa ya pak?" tanyanya.

"Ooh itu, dia putri saya yang paling bungsu, kami hanya tinggal bertiga di sini, ibu bapak dan Tiara." sahut bapak itu lagi.

"Jadi putri bungsu bapak itu bernama Tiara ya pak ?" tanya nya lagi.

"Iya nak putri bungsu bapak itu bernama Tiara."

"Apa saya boleh tanya lagi pak?" ucap Dicky di hati penuh dengan penasaran nya.

"Tentu saja boleh nak, kamu mau tanya apa lagi?"

"Apakah Tiara anak bungsu bapak sudah memiliki kekasih atau suami?"

"Sepertinya belum nak, karena setiap ada laki-laki yang datang ke rumah ini dia selalu bilang sama bapak, katanya Tiara belum ingin mampunyai kekasih, karena Tiara pingin bekerja dulu ke kota, Tiara pingin mencari pengalaman dulu sebelum dia menikah."

"Ooh begitu ya pak ?" ucap Dicky.

Kemudian bapak tua itu mengiyakannya.

"Mmmm kira-kira Tiara bakalan suka tidak ya sama saya? saya ini kan sudah mapan lah kalau kata pribahasa, masa tiara mau menolak saya?" ucap Dicky dengan sombongnya.

Kemudian bapak tua itu pun tersenyum dengan ucapan anak muda itu.

"Maaf ya nak, kalau urusan ini tanyakan langsung saja pada Tiara, bapak tidak ingin ikut campur jika urusan hati, takutnya suatu saat tidak ada kecocokan atau pun Tiara merasa terpaksa, bapak tidak ingin itu terjadi."

kemudian bapak itu melanjutkannya lagi perkataan nya.

"Bapak pingin Tiara dapat jodoh atas kemauan Tiara sendiri, karena bapak tidak ingin suatu saat nanti Tiara menyalahkan orang tua karena keterpaksaan atau merasa hanya kasihan kepada orang tuanya dan nanti takutnya jika dia tidak mentaati apa yang bapak katakan dia merasa tidak enak hati untuk menolaknya, karena pikirnya dia tidak ingin jadi anak durhaka. bapak tidak mau itu terjadi nak! "

"Iya Pak baguslah kalau begitu, saya sangat suka dengan orang tua yang sangat mementingkan perasaan anaknya di banding dengan perasaannya dirinya sendiri, saya salut banget sama bapak."

Ucap Dicky dengan penuh rasa bangga di hatinya.

Dicky pun merasa bahagia ketika mendengar ucapan seorang bapak tua itu, Hati Dicky sangat gembira bersorak ria jika terlihat oleh mata, karena Dicky berniat ingin mendekati Tiara.

Dicky pun semakin pede dengan penampilan nya itu ingin segera bertemu dengan Tiara, namun saat ini Dicky mengurungkan niatnya itu karena takut kelihatan aslinya dia.

Jadi Dicky pun menunggu hari esok atau pun lusa, dia berniat akan datang lagi kemari.

.

.

.

Mohon dukungannya, jangan lupa tinggalkan jejak like dan komentarnya, agar lebih semangat up nya, Terima kasih...

Bab 2

Tidak lama kemudian Dicky berpamitan kepada bapak tua itu, dan Dicky dengan sejenak saja langsung berubah lagi manjadi anak muda lugu dan sopan.

Padahal di dalam hati nya menyimpan rasa sombong dan angkuh, karena Dicky pintar akting, bisa pura-pura baik dan juga pura-pura menjadi orang kaya dan angkuh,padahal motor yang dia pakai saja dapat minjam dari temannya, pokoknya sangat menyebalkan orangnya, jika sudah tahu siapa Dicky sebenarnya.

Kemudian Dicky membungkukan badannya ketika berpamitan, dan mencium tangan bapak tua itu ketika bersalaman, padahal tadi pertama Dicky datang dan bertemu bapak tua ini jangan kan mencium tangannya , bersalaman saja tidak.

karena saat ini di dalam hati Dicky sudah ada niat untuk mendekati putrinya yang bernama Tiara.

Kemudian laki-laki itu pergi dari hadapan bapak tua itu dan mengucapkan salam.

Dan tidak membutuhkan waktu yang lama juga, lalu bapak tua itu masuk ke dalam rumah miliknya.

Karena waktu pun sudah semakin sore dan di luar pun sudah mulai gelap, matahari sudah mulai terbenam dari arah barat jam dinding pun sudah menunjukan pukul 18:00.

Dan suara adzan maghrib pun sudah terdengar dari masjid-masjid terdekat mulai berkumandang dan saling bersahutan.

Kemudian bapak tua itu pergi ke masjid untuk menunaikan Shalat maghrib berjama'ah seperti biasa dia selalu menyempatkan waktunya agar selalu bisa Shalat berjamaah setiap hari nya.

Setelah selesai menunaikan Shalat maghrib berjama'ah bapak tua itu pulang ke rumahnya, kemudian mereka duduk di tikar yang setiap harinya sudah selalu terbuka di ruangan keluarganya.

Dan tidak lama kemudian, bapak tua itu menceritakan laki-laki yang tadi sore itu kepada istrinya, dan laki-laki itu yang bernama Dicky.

"Ooh iya bu, tahu tidak?" ucap bapak tua itu.

"Tahu apaan pak, bapak ini kebiasaan belum juga cerita sudah tanya tahu atau tidak, ya jawaban ibu pasti tidak tahu lah, kan bapak belum cerita!"

Sontak ketika mendengar kata-kata ibunya itu Tiara ikut tertawa, padahal Tiara sedang ada di dalam kamar nya, namun suara ibu bapaknya itu terdengar oleh telinga Tiara, Sehingga membuat Tiara ikut tertawa, dan mereka bertiga pun menjadi tertawa semua, hahaaaaaa.

Mendengar Tiara tertawa, kemudian ibunya ini membela diri, dan berkata.

"lah iya bapak mu ini nak, masa cerita saja belum tetapi sudah nanya tahu atau tidak, ya ibu jawab saja tidak, kan bapaknya juga belum cerita."

"Memangnya ada yang salah ya sama jawaban ibu tadi, ucap ibunya masih dalam ke adaan tertawa."

Kemudian mereka pun tertawa lagi, hahaaaa...

Lalu Tiara pun sontak ikut berbicara dari dalam kamarnya.

"Iya betul juga ya bu, bapak ini ada-ada saja, lain kali pak kalau mau cerita sama ibu ya cerita saja tidak usah pake pertanyaan dulu tahu atau tidak, untung saja ibu tidak menjawab tahu yang ada di pasar itu yang buat lauk makan. Ucap Tiara pun masih sambil mentertawakan pertanyaan bapaknya tadi."

Mereka memang bukan keluarga serba cukup atau pun keluarga berada, sangat lah jauh dari kata-kata serba cukup, tetapi kehidupan mereka selalu bahagia, walaupun mereka tinggal di kampung , namun hidup mereka sangat lah rukun, kebahagiaan mereka pun melebihi dari orang yang mempunyai segalanya.

Dan ternyata yang mempunyai segalanya belum tentu sebahagia hati mereka yang cuman hidup sederhana dan hanya tinggal di kampung.

Kemudian bapak tua itu melanjutkan kembali pembicaraannya tadi.

"Heheee iya maaf bu, bapak juga kan cuman bercanda tadi itu!" sambil tertawa.

"begini bu tadi sore ada laki-laki masih sangat muda paling usia dua puluh lima tahunan, ya paling sekitaran segitu lah, kalau tiga puluh tahun kayaknya ketuaan deh!. "Dia katanya lagi bisnis di kampung kita ini!" cerita bapak tua itu.

"Terus laki-laki itu mengapa menemui bapak!" sahut istrinya.

"Tidak bu dia tidak menemui bapak, hanya saja kebetulan, dia lewat depan rumah kita, nah Anak muda itu berhenti dan duduk di bale-bale kita, karena memang ada bapak sedang duduk juga, dan katanya lagi dia sedang mencari jodoh sambil usaha, jadi kata dia berbisnis sambil mencari jodoh, begitu kata anak muda itu!" ucap bapaknya.

"Ooh begitu ya pak? lalu anak muda itu seperti apa? dia sangat baik apa sangat sopan begitu, bagaimana prilaku nya pak?"

"Anak muda itu sangat baik bu, dia sopan, gagah dan katanya kaya raya, karena dia sudah sukses sama bisnisnya itu, ya sekarang dia tinggal mencari jodoh saja!"

"Bagus dong pak, masih muda tapi sudah sukses ya! kan Jarang-jarang seusia nya bisa sukses seperti itu, kebanyakan masih nganggur , ya kalau di kampung kita paling bertani ya pak kebanyakan."

"Iya bu, mana ada disini laki-laki ataupun anak muda seusia nya sudah sukses sama bisnis nya kan Jarang-jarang ya bu?" ucap bapaknya lagi.

"Iya Pak. sahut istrinya."

kemudian bapak itu berbisik pada istrinya menceritakan soal laki-laki itu yang menanyakan tentang Tiara sudah punya pacar belum.

Dan kebetulan Tiara masih di kamarnya, jadi Tiara tidak mendengar ucapan bapak nya ini karena bapak nya ini bercerita sambil berbisik, karena memang takut suaranya itu terdengar lagi oleh Tiara anaknya.

"Bu tadi juga anak muda itu melihat anak kita Tiara, tetapi kata bapak jika mau mendekati Tiara, harus dianya saja sendiri, karena bapak tidak berani ikut campur jika urusan hati, takutnya suatu saat tidak ada kecocokan lagi, takut nanti kita sebagai orang tua juga yang kena imbasnya!. karena kita yang mendekatkan mereka, nah jika kita tidak ikut campur, kan kita juga tidak akan di salah kan jika tidak ikut campur sebelumnya."

"Iya juga ya pak, perkataan bapak ini sangat lah benar sekali, jika urusan hati kita tidak usah ikut campur, biarkan mereka sendiri yang menentukan, kalau begitu biarkan saja anak muda itu mendekati Tiara dengan sendirinya."

"Jika mereka jodoh ya Syukur, ya jika tidak berarti belum jodohnya. "

"Kita sebagai orang tua tidak usah ikut campur urusan hati mereka sedikitpun, biarkan saja mereka yang menentukan pilihannya masing-masing, karena ini soal masa depan anak kita, bukan cuman satu hari atau satu bulan tetapi untuk selama-lamanya."

"Iya bu, makanya tadi bapak juga bicara begitu pada anak muda itu, biarkan saja mereka sendiri yang menentukan suka atau tidaknya, karena bapak tidak ingin menjodoh-jodohkan anak, nanti kita ini malah di katain jaman siti Nurbaya karena menjodohkan anaknya."

"Biarkan saja, jika memang mereka saling menyukai baru kita tinggal mendo'akan dan merestuinya, begitu kewajiban kita sebagai orang tua."

"Pokoknya kita tidak usah ikut campur itu saja intinya bu. karena kita hanya ingin melihat anak bahagia bukan sebaliknya apa lagi jangan sampai kita yang bahagia tetapi anak kita menderita karena perjodohan!. pokoknya bapak tidak inginkan itu bu, bapak ingin yang terbaik buat anak kita."

Bapak dan ibu Tiara sangat menyayanginya, sehingga tidak ingin melihat putrinya terluka, apa lagi di hianati.

.

.

.

Mohon dukungannya, jangan lupa tinggal jejak like dan komentarnya ya, agar makin semangat up lagi, Terima kasih.

Bab 3

Setelah bapak tua itu menceritakan tentang Dicky yang gagah dan kaya raya karena hasil bisnisnya, Kini mereka pun melanjutkan makan malam.

Karena hampir setiap hari Tiara lah yang memasak ,dan kebanyakan mereka pun.

makan sayur-sayuran di banding lauk atau pun daging, karena hampir setiap hari mereka makan seadanya saja, ada nasi dan sayuran pun mereka sangat bersyukur sama Allah, karena masih ada Rezeki yang bisa mereka makan.

Karena memang kebetulan jika sayuran mereka menanam sendiri di halaman belakang dapurnya, jadi ketika hendak memasak mereka bisa memetiknya lansung, dalam keadaan masih segar.

Setelah selesai makan malam kemudian ibu Tiara itu berkata.

"Nak jika nanti kamu jadi merantau ke ibu kota, pasti rumah ini akan terasa sepi, ibu dan bapak mu pasti sangat merindukan mu!." dengan sangat sedih ibu Tiara berkata seperti itu, sampai-sampai ada air mata berlinang di kelopak matanya.

"Iya ibu, tetapi nanti Tiara kan hanya pergi untuk sementara saja, Tiara hanya ingin punya pengalaman karena selama ini kan Tiara belum pernah kemana-mana, lagi pula setelah Tiara lulus sekolah Tiara ingin mencari uang, agar Tiara bisa membantu ibu dan bapak."

Ucap Tiara dengan lirih yang menyayat hati kedua orang tuanya, karena bangga punya anak yang berniat ingin membahagiakan kedua orang tua.

Kemudian ibu dan bapak Tiara tersenyum, karena ingin menyembunyikan kesedihannya itu, karena ibu dan bapak Tiara tahu, jika mereka menangis dan terlihat bersedih, takutnya Tiara malah mengurungkan niat ingin merantaunya ke ibu kota.

Karena itu keinginan Tiara sejak beberapa tahun yang lalu sebelum lulus sekolah.

Pagi hari, keluarga kecil ini karena memang seorang patani, pergi ke ladang, tetapi sebelumnya keluarga ini ada lima orang dan Tiara memiliki saudara, namun kakak-kakak Tiara sudah menikah, kini hanya tinggal tiara dan ibu bapaknya saja bertiga yang masih tinggal di rumah.

Walaupun bapak nya sudah tua tetapi bapak itu masih tetap semangat melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati.

Kemudian Tiara hanya seorang diri di rumah itu, dan tidak lama kemudian.

Tok.. tok... tok...

"Assalamu'alaikum?" ucapnya dari arah luar rumah.

Waalaikum salaam, Sahut Tiara dari dalam rumah.

Namun Tiara menjawabnya dengan suara yang sangat kecil, dan sambil melihatnya di celah kaca jendelanya, Tiara menggeserkan sedikit gordennya hanya untuk melihat siapa yang datang itu, karena suara yang datang itu adalah laki-laki makanya Tiara tidak berani keluar begitu saja.

Kemudian Tiara merasa takut karena di rumah itu cuman ada Tiara seorang diri, Namun bergesernya sehelai gorden di kaca jendelanya itu ternyata terlihat oleh laki-laki yang bernama Dicky.

Lalu Dicky memanggil dengan suara kecil yang dia lembutkan, padahal suara asli Dicky sangat serak sangat tidak enak di dengar jika dia sedang bicara yang sebenarnya. Karena Dicky orangnya sangat suka bersandiwara dan berbohong, jadi bagi dirinya kata-kata atau apapun bisa dia lakukan, asalkan bisa membanggakan dirinya.

"Tiara , Sini Tiara!. aku tahu kamu ada di dalam sini keluar. "

degggg... Tiara merasa sangat terkejut ketika Dicky bilang bahwa Tiara ada di dalam rumah.

"Ayok lah Tiara, kamu tidak usah malu-malu begitu, dan tidak usah takut sama aku, aku orang baik ko?" ucap Dicky dari luar dengan suara yang dia rubah menjadi lembut.

Tiara pun makin ketakutan di dalam rumah, Tiara pun memikirkan untuk pergi dari rumah itu, karena takut laki-laki itu mendobrak pintu rumahnya, pikiran Tiara semakin kacau karena rasa ketakutan berlebih.

Karena sebelumnya tidak pernah ada laki-laki yang datang di saat Tiara sedang seorang diri, karena laki-laki yang biasanya datang itu selalu ketika di saat ibu dan bapaknya ada di rumah.

Kemudian laki-laki itu memanggil Tiara lagi.

"Ayok lah Tiara yang cantik kamu keluarlah, aku ingin kita bicara disini, aku kemarin sudah melihat kamu loh ketika kamu keluar dari pintu dapur, ternyata kamu itu cantik banget ya?" ucap Dicky.

Tiara pun semakin ketakutan di buatnya, ketika mendengar suara Dicky yang semakin merayunya dan menggoda nya dari luar dengan sebutan kata-kata cantik.

Haduh bagaimana ini, laki-laki itu sepertinya keras kepala dan pemberani, aku sangat takut, ya Allah lindungi Tiara dari orang itu, jauhkan lah semoga dia cepat pergi dari sini. gumam Tiara di dalam lubuk hatinya.

Laki-laki itu tidak ada bosannya menggoda Tiara padahal sudah berapa kali dia panggil Tiara tetap saja Tiara tidak ingin keluar untuk menemuinya, ataupun menjawab panggilan dari Dicky, sedikit pun tidak ada, namun laki-laki yang bernama Dicky itu tidak putus asa dia terus saja memanggil Tiara.

"Ayok lah Tiara, keluar lah!"

Sampai-sampai laki-laki itu mengancam Tiara.

"Pokoknya aku tidak akan pergi sebelum kamu keluar menemui aku, karena aku tahu kamu itu ada di dalam, karena mataku ini tidak buta Tiara, tadi aku melihat mu menggeserkan sedikit gorden di celah kaca jendela, dan aku melihat itu semua!. pokoknya aku akan tetap disini atau jika kamu masih tidak ingin keluar, setidaknya bukalah gordennya agar aku dapat melihat wajah mu yang cantik itu, tetapi jika tidak baiklah, karena aku akan memaksa mu agar kamu keluar dan bila perlu aku akan mendobrak pintu rumah mu ini!" Ucap Dicky dengan rasa kesalnya itu dan dengan mukanya semakin memerah karena dia mulai marah pada Tiara.

Karena Tiara sangat ketakutan akhirnya Tiara membuka sebagian gorden kacanya, hanya supaya Dicky bisa melihat dirinya walaupun cuman sedikit, karena itu permintaan laki-laki kasar itu.

Tiara melakukan ini bukan karena ke inginannya Tiara sendiri, tetapi hanya ingin meredakan amarah laki-laki itu, karena Tiara semakin ketakutan karena ancaman laki-laki itu.

Kemudian Dicky melihat Tiara dari luar kaca jendela. dan Dicky berkata Sambil melebarkan bibirnya agar terlihat tersenyum, karena Dicky sangat lihai jika untuk bersandiwara.

"Nah begitu kan lebih enak kelihatannya, mengapa tidak dari tadi, dan jika perlu kamu ini lebih baik keluar saja sini. "ajak Dicky dengan suara yang pura-pura lembut itu.

"Kamu itu sangat cantik tetapi mengapa kamu ini mengurung diri di dalam seperti itu, ayok sini lah temani aku di luar. "

Dicky terus mengulang kata-katanya itu beberapa kali, namun Tiara tetap saja sama pendiriannya, Tiara enggan keluar rumah apa lagi di luar rumah ada laki-laki yang sangat kasar dan arogan di tambah lagi jika lagi marah sangat menyeramkan.

Padahal baru saja bertemu untuk pertama kalinya, tetapi kata-katanya itu sudah tidak enak di denger di telinga Tiara.

"Maaf kak, lebih baik aku disini saja, karena orang tuaku sedang tidak ada di rumah, jadi tidak baik jika kita berbicara berdua tanpa ada pembatas!" sahut Tiara dari dalam.

Sombong banget ni cewek, baru kali ini gua menemukan cewek secantik dia yang sok jual mahal. Gerutu Dicky di dalam benaknya.

"Baiklah kalau begitu dan jika itu keinginanmu." sahut Dicky dari luar.

Karena Dicky terus memaksanya dengan kata-kata kasar supaya Tiara takut

.

.

Mohon dukungannya, jangan lupa tinggalkan jejak like dan komentarnya, agar lebih semangat up lagi, Terima kasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!