NovelToon NovelToon

Jerat Cinta Cowok Slengean

Bintang dan galau nya

...---oOo---...

(Bintang, 28 thn)

(Kanaya, 23thn)

(Intan, 26 thn)

( Alm Dani, 29 thn)

(Radit, 31thn)

...~~~~...

Seorang pemuda tengah duduk termenung di balkon kamarnya, di usia hampir 28 tahun itu dia sudah merasakan banyak pencapaian. Tinggal satu saja impiannya, dia menginginkan seorang pendamping yang akan menjadi tempatnya pulang dengan artian sandaran hati.

Mempunyai kekasih seorang single parent, nyatanya tak memuluskan langkah nya untuk membawa hubungan mereka ke jenjang serius. Kekasihnya itu selalu saja memiliki alasan jika dia mengajaknya menikah, atau jangankan menikah dia mengatakan akan membawa keluarga besarnya untuk bersilaturahmi saling mengenal saja, banyak alasan yang dia lontarkan, mulai dari Ibu nya yang masih sakit, atau ingin memfokuskan diri membantu kuliah adiknya, atau ingin sebentar lagi memprioritaskan anaknya.

Padahal dia merasa semua itu bukan sesuatu yang berat, malahan dia bersedia membantu biaya kuliah calon adik iparnya, dan membiayai full anak dari kekasihnya itu. Asap rokok dia hembuskan membumbung tinggi.

Sebuah getaran di bagian bawah tubuhnya dia rasakan.

Seketika dia tersadar, saat getaran itu bersamaan dengan sebuah lagu yang menjadi ringtone ponsel nya.

Bukan mengangkat nya dia malah menimpali lagu yang berdendang di dalam saku celananya.

Hayang Kawin win win win

Hayang kawin euy..

Ema.. Bapa.. Cing pangneangkeun jodo

Kuring embung boga titel jomblo

Ema.. Bapa.. sok pangmilihkeun calon

Asal ulah urut ucing garong

Keun bae randa ema

Randa bengsrat anyar pegat ema

Komo parawan ema...

(Hayang kawin by: Darso)

"Anjim, lagu nya lupa belum di ganti. Bakal bahaya kalo di denger Naya, gue ngarep perawan." Kekehnya miris meratapi nasib.

Dia merogoh sakunya, mengambil ponselnya yang tenggelam di saku celana nya yang dalam.

"Aduh, kelelep nih HP." Gumamnya sambil berusaha merogoh sakunya.

Matanya membola saat melihat nama dan gambar si penelepon. "Panjang umur, si seksay." Gumamnya.

"Haii... sayang... aku kangen. " Bintang membuat suaranya se imut mungkin.

"Sama, besok main dong ke sini." Naya menjawabnya dengan lembut.

"Ok, besok aku pulang ngantor langsung ke Jakarta, nggak... nggak bisa bolos, Abang istrinya melahirkan jadi kayaknya mustahil aku buat bolos." Terangnya.

"Iya, jangan terlalu malem tapi. Aku pulang kerja jam 7 malem. Sift siang!"

"Ok, tunggu aku ya."

"Hemmm.Ya udah kalo gitu.. "

"Eh, jangan dulu di tutup. VC yuk! Aku kangen." Potongnya lagi.

"Boleh."

"Bentar, aku rebahan dulu." Bintang segera masuk kamar dan merebahkan tubuhnya.

"Aduh kacamata aku, berembun. lagi makan mie." Ucapnya terkekeh saat panggilan berubah mode jadi VC.

"Udah nih, buka dong... " Ucapnya saat melihat kacamata kekasihnya memang terlihat berembun.

Terlihat Naya membuka kacamatanya, semakin terlihat cantik dan seksiii di mata Bintang.

Ada getaran terasa di tubuhnya, sekuat tenaga dia menahannya. Entah besok apa yang akan dia lakukan. Bintang menemani Naya yang memakan mie nya, mereka melakukan VC hampir setengah jam, hingga terlihat Altaf anaknya Naya menangis. Dan Naya pun pamit untuk mematikan panggilan.

Bintang termenung, sesuatu miliknya bangkit sempurna, melihat Naya dengan tanktop nya yang memiliki belahan v di tengah nya, memamerkan sepasang bulatan indah itu. Dan dengan nakalnya mereka bergerak seakan melambai-lambai pada Bintang saat pemilik nya tertawa. Itu semua semakin indah dengan rambut Naya yang di gulung asal.

...--oOo--...

"Aduh... di tinggal lagi tegang-tegangnya." Keluhnya.

Bintang mencoba tidur namun adik kecilnya tidak juga tidur membuatnya gelisah di atas kasur itu.

"Mau apa lu? handbody apa sabun? lah gue males ke kamar mandi nya." Dia berbicara dengan bagian tubuh bawahnya.

Dia mendengus kesal, saat harus berolahraga tangan di malam itu, rasanya malas tapi itu terasa sakit jika di biarkan. Di raih nya botol handbody sisa Mentari yang dia ambil dari kamar adiknya, entah masih bagus atau sudah kadaluwarsa, yang penting bisa membantu melicinkan tangannya.

Prreeettt... suara dari botol handbody itu, ternyata isinya habis tinggal sedikit.

"Ya... beak, make naon nya gagantina? piraku make pomade rambut! bisa beuki jeceung si utun!"

(ya... abis, pake apa ya gantinya? masa pake pomade rambut! bisa tambah keras menantang si adik kecil!) gerutunya dengan bahasa Sunda.

Dia keluar kamar berjalan ke kamar adiknya, berniat untuk mencari apa yang bisa membantunya untuk pendukung olahraga tangannya.

"Ngapain den?" Si mbok bertanya saat dia keluar dari ruangan setrika.

"Ini, mau nyari sesuatu buat bersihin udel mbok!" katanya beralasan.

Udel \= Pusar

"Oh, pake katenbad (cotton buds) di kamar neng chaca pasti ada." Jawab wanita tua tersebut.

Bintang mengangguk sambil masuk ke kamar adiknya dan si mbok turun ke lantai bawah.

Bintang terkikik geli dengan alasannya barusan, "Bersihin udel, udel panjang." Dia kembali terbahak sambil menyalakan lampu tidur saja di kamar adiknya.

Lalu mulai mencari apa yang bisa dia gunakan di meja rias adiknya itu.

"Ah, ini aja lah baby oil." Dia mengambil lalu melihat nya yang hanya sedikit saja.

Lalu mencari lagi, ada sebuah botol masih terisi banyak, namun bagian kertas nya sobek. "Naon iyeu nya? tapi aya lotion na!" (Apa ini ya? tapi ada lotion nya!) Gumamnya namun tak ayal dia ambil.

Di remangnya lampu tidur, dia melenggang keluar dengan sebotol .... lotion di tangan.

***

Dia masuk ke kamarnya yang hanya di terangi lampu tidur di atas nakas.

Kembali dia berbaring di kamarnya, "Masih setia lu?si bangkit dari kain bukan dari kubur." kekehnya geli sambil menuangkan cairan di botol itu ke telapak tangannya.

Dan dia melakukan olahraga tangannya hingga misi nya tercapai dengan beberapa tisu sebagai saksi bisu yang berserakan menjadi sarana lap melap, hasil dari kegiatan olahraga tangannya yang di sponsori Naya dan lotion keponakannya.

Bintang tak sempat ke kamar mandi, dia terlelap setelah kelelahan dengan si adik yang kembali tertidur. Dia pun mengikuti jejak adik kecilnya.

Pagi hari dia terbangun dengan suara riuh di bawah, orang tuanya sudah pulang dari rumah sakit, dan dia meyakini keponakannya bertambah lagi satu.

Kemudian dia bangun dan berjalan membuka gorden kamarnya dan tak lupa dia buka lebar pintu menuju balkon. Kemudian berjalan ke kamar mandi dengan sempoyongan menggaruk bagian bawah tubuh nya yang terasa gatal.

Dia cuci muka dan buang air kecil.

Sesaat kemudian sebelum turun ke bawah mencari sesuatu yang bisa dia makan. Bintang berjalan ke arah meja nakas mengambil ponselnya, saat dia melihat botol lotion semalam yang mencurigakan.

Dia ambil botol itu yang bagian pinggir nya sobek, dia merasa takut karena bagian inti kebanggaan nya terasa gatal. Takutnya kadaluwarsa, dan benar saja sudah hampir 3 bulan dari waktu kadaluwarsa nya dan yang tambah bikin dia syok ternganga adalah setelah membaca bagian belakang botol itu. Yang bertuliskan Hair lotion.

❤❤❤❤❤

Hai.... Hai... ketemu lagi sama itti yang baik hati dan sholehah. Sekarang kita ceritain kisah Bintang dan lika liku kehidupannya ya....

Part ini sebagai pengingat bagaimana Slengean nya budak itu... Kata Bunda juga, dia Budak ajaib. 🤣

Semoga feel menghibur ku nyampe ya bikin kalian semua terhibur 🥰🥰🥰.

Yang belum tau siapa Bintang. Cuzzzz baca dulu karya aku dengan judul Kisah Mentari yak nih cerita adiknya, tapi dari situ kalian udah aku kenalin siapa Bintang.

Dah lah kita mulai aja ya.... 💪💪

Bismillah yuk... bisa, yukkk... ngakak... biar bisa ngan*kan*🤭😘💪

drama pengobatan

...🌸🌸🌸...

Bintang tengah mengemudikan mobilnya menuju pintu TOL yang akan membawa nya ke arah Jakarta.

Dia berhenti sesaat di sebuah minimarket, mengisi saldo e-tol nya dan memberi beberapa cemilan untuk di jalan, tak lupa dia membeli minuman teh berperasa buah yang sempat viral karena memberikan sensasi wow saat beradu belahan kenyal.

Saat dia melewati barisan bedak dia melihat bedak dingin. Teringat akan ucapan Bunda nya soal mengobati belalai nya yang gatal dengan bedak dingin itu. Tak butuh waktu lama dia memasukan bedak dingin itu ke dalam keranjang belanjaannya.

Saat melewati jajaran tisu basah, Bintang tertarik dengan tisu basah daun sirih ada tulisannya anti bacteri. "Wah, bagus kek nya buat anak pyton gue." Ucapnya dalam hati.

Dengan urat malu nya yang kecil dia berjalan menuju kasir. Kasir wanita itu senyum -senyum ke arahnya. Bukannya berpikir akan penyebab itu, Bintang malah tebar pesona seperti biasa 'sok ganteng'.

"Kenapa mba?" tanyanya heran saat kasir itu semakin lebar tersenyum.

"Nggak apa-apa, Mas nya mau ngapel ya?" tanya kasir cantik bertubuh kurus bak Olive kekasih Popeye.

Bintang malah tertawa tanpa memperdulikan dua orang yang berada di antrian belakangnya.

"Hebat, mba peramal ya? kok bisa tau?" kekehnya lucu.

"Iya, belanjaan nya menjurus ke situ!" ucap si kasir sambil sibuk menahan tawa, dengan tangan lincah memasukan belanjaan Bintang ke dalam kantung kresek.

"Nggak sekalian ini mas?" tunjukknya pada kotak sarung pyton yang berjajar di depannya.

Bintang yang tau arah pemikiran kasir itu, dengan sok iyeh dan blagu nya menggelengkan kepalanya.

"Nggak ah mba, nggak enak." Katanya sok berpengalaman, padahal baru bergesekan saja ular pyton nya sudah muntah-muntah apalagi masuk benar ke dalam sarang. Seketika mental nya down, membayangkan dirinya apakah akan k.o sebelum bertanding atau malah sebaliknya menjadi juara ber medali.

"Mas... mas... "

Bintang terlonjak kaget saat dirinya tersadar dari lamunannya. "Eh, i-iya mba?" tanyanya balik.

"Total belanjaan nya Rp 159.300,00." Katanya menyebutkan nominal belanjaan Bintang.

Bintang mengangguk kecil sambil merogoh saku celananya mengeluarkan dompet. "Sama isi saldo 300 rb, Mba." ujarnya menyodorkan sebuah kartu e-tol pada kasir itu. Lalu menarik lima lembar uang seratus ribuan.

Dia merasa lebih nyaman jika menggunakan pembayaran dengan cash bukan kartu. Karena dia pernah punya pengalaman ketika berkencan dengan teman kampus nya dulu dia membayar dengan kartu debit di kira perempuan gebetan nya, itu. adalah kartu kredit. Dan dia tidak Terima hanya untuk membelikan sebuah baju berharga dua ratus ribu di sangka ngutang. Kartu kredit di pikirannya adalah kartu hutang. Dan dia tidak dibiasakan oleh Ayahnya memiliki kartu kredit.

Dari situ dia berpikir, tidak semua orang bisa membedakan yang mana kartu debit dan mana kartu kredit. Dan dia tidak mau di sebut peng hutang bersandarkan gaya.

Bintang menatap ke sekeliling mencari ATM, dan dia menemukan nya sebuah kotak berwarna merah dan biru berada di pojokan minimarket itu.

Setelah menerima kembalian dan tak lupa saling berbalas senyum dengan si kasir, dia berjalan ke arah ATM. Menarik uang untuk kencannya malam itu.

*

*

Tibanya di dalam mobil, dia langsung duduk menyimpan kantong kresek nya dan segera menggaruk pyton nya yang sedari tadi dia tahan untuk tidak menggaruk nya.

Dia sampai memejamkan mata saking nikmatnya acara garuk menggaruk itu.

Bintang merogoh kresek mencari tisu daun sirih dan bedak dinginnya, dia tidak mau pyton nya akan lecet karena terus di garuk.

Saat membuka seleting celananya, dia tak sengaja melihat ke depan. Seorang ibu yang menemani anaknya memakan es krim yang duduk di bangku teras minimarket itu menatapnya penuh curiga.

"Anjir, tadi gue garuk-garuk sambil perem. Pasti tuh emak-emak mikir gue lagi solois!" Gerutunya mengingat betapa bodoh nya dia tidak melihat situasi dulu.

Bintang bergegas melajukan mobilnya keluar dari pelataran parkir minimarket itu. Dengan di iringi tatapan penuh kecurigaan dari si ibu tadi.

"Terus aja bu liatin, Lama-lama gue suruh bantuin garuk." Cibir nya yang sedang memutar kemudi dan memberikan uang berwarna coklat pada juru parkir yang membantunya keluar dari parkiran.

Bintang mencari tempat yang agak gelap, untuk mengobati pyton nya, dia membuka bungkusan tisu daun sirih yang anti bacteri itu, lalu mengusapkan nya pada si pyton kebanggaan nya. Bintang tertawa saat merasakan sensasi dingin di bagian bawah tubuhnya. Lalu membuka botol bedak dingin itu membubuhkan sedikit di tangannya, keluar cairan bedak berwarna pink muda dengan wangi khas.

Dia oleskan dengan tekun dan teliti membalut semua tak ada yang terlewat. "Heh, bukan tisu magic bukan juga minyak pijit, ngapain lu bangun boy." Ucapnya saat merasakan pyton nya menggeliat, "lu emang sensitif ya? sensor lu kebangetan." kikik nya merasa lucu. Buru-buru dia kembali membenahi semua menarik kembali resleting itu.

Dia mengambil botol air mineral kecil untuk cuci tangan. Melihat jalan yang ramai dia memutuskan untuk keluar dari mobil. Berjalan ke arah selokan yang tertutup gerobak kosong yang di selimuti terpal biru. Saat membuka botol itu, dia mendengar suara aneh dari balik gerobak itu. Dengan rasa penasaran tinggi bak seorang detektif dia melongokkan Kepala nya. Ada sepasang orang yang sedang bercumbu di belakang roda dagang itu.

Suara menyerupai ceprat ceprut seruput terdengar, dan si perempuan nya menyadari kehadirannya dan langsung terlonjak kaget dan seperti memberikan kode pada pasangan nya. Saat lelaki itu bangkit dari duduknya betapa kaget Bintang. Melihat postur tubuh si pria yang tinggi besar, sementara si perempuan mungil langsung berjalan mendahului.

Bintang yang takut akan kemarahan si pasangan yang terganggu dengan kehadirannya dan merusak acara penyatuan bigili itu. (bibir gigi lidah).

"Heh... ngintip ya?" Suara pria besar itu menggeram menggelar membuat hatinya bergetar.

Lalu sebuah ide tiba-tiba meluncur di kepalanya.

"Hoekkk... huweeekkk... Uuu---hueeekk." Dirinya berakting muntah di pinggir selokan itu.

"Maaf, bang. Saya mabuk perjalanan!" ucapnya beralasan.

Si pria tinggi besar itu berdecak kesal lalu pergi mengejar perempuan mungil yang menunggunya tak jauh dengan menyilangkan tangannya di dada.

Bintang terkikik geli dengan ide cemerlangnya. Sambil memperhatikan pasangan itu berjalan menjauh, "si bocil mau-maunya pacaran ama Brutus (musuhnya popeye). Karena penampilan pria besar itu menyerupai karakter musuh dari popeye.

Setelah acara mencuci tangan selesai, Bintang kembali masuk dalam mobilnya.

" Nayyyyyaaaa... aku datang." Teriaknya sebelum menyalakan mesin mobilnya.

Mobil pun melaju menuju pintu TOL yang sudah terlihat di depan tak lebih dari 100 meter.

❤❤❤❤

Hai.... Hai... ketemu lagi sama itti yang baik hati dan sholehah. Sekarang kita ceritain kisah Bintang dan lika liku kehidupannya ya....

Part ini sebagai pengingat bagaimana Slengean nya budak itu... Kata Bunda juga, dia Budak ajaib. 🤣

Semoga feel menghibur ku nyampe ya bikin kalian semua terhibur 🥰🥰🥰.

Yang belum tau siapa Bintang. Cuzzzz baca dulu karya aku dengan judul Kisah Mentari yak nih cerita adiknya, tapi dari situ kalian udah aku kenalin siapa Bintang.

Dah lah kita mulai aja ya.... 💪💪

Bismillah yuk... bisa, yukkk... ngakak... biar bisa ngan*kan*🤭😘💪

Tisu daun sirih

...❤❤❤...

Bintang memasuki area parkir sebuah rumah sakit.

Dia tersenyum melihat wanita yang dia rindukan tengah menunggunya di bangku taman tak jauh dari tangga teras lobby rumah sakit itu.

Dirinya menyisir rambutnya dengan tangan, sambil sedikit merapikan pakaiannya.

Kemeja kerja berwarna abu-abu tua itu dia gulung bagian tangannya hingga sikut. Lalu bagian bawahnya yang tadinya klewer dia jejalkan kembali ke selipan celananya.

Bintang turun dari mobilnya, dengan style yang sudah sangat cool yang dia rasakan. Berjalan ke arah kekasihnya.

"Ehmm... " Bintang berdeham.

Naya yang sedang tekun menunduk menatap ponselnya. Seketika mendongak menatap ke arah suara.

"Hai... " Senyum nya yang sensual menyapa lelaki yang menjadi kekasihnya itu.

"Udah lama?" Bintang duduk di sebelah Naya yang telah menggeser letak duduknya.

"Udah mau sejam. Aku lapar, Mas." Katanya mengusap perutnya.

Bintang mengusap punggung kekasihnya itu, "kasian, ayo. Mau makan apa?" Di gengam tangan wanita yang telah berhasil membuat sesak pikiran, dan bagian yang lain yang selalu bereaksi jika mereka berdekatan.

"Apa aja." Ucapnya sambil berjalan dengan rangkulan tangan Bintang.

Bintang membukakan pintu untuk Naya lalu memutari mobilnya masuk dengan sedikit terburu-buru.

*

*

"Itu aja deh! " Naya menunjuk sebuah restoran milik artis terkenal.

"Emang enak?" tanya Bintang saat memasuki area parkir itu.

"Nggak tau, cuma lagi viral aja. Jadi penasaran." Ucap Naya.

Bintang mengangguk dan mereka pun beriringan memasuki area rumah makan milik artis dengan jargon cetar jedug kejedug dan Jambul anti tornado.

Suasananya seperti cafe yang cukup nyaman, dengan metode prasmanan. Di lihat-lihat menu nya menu rumahan sekali.

Bintang memilih lontong kari ayam saat di berikan porsinya ternyata seuprit, dia yang memang belum makan malam merasa tidak akan kenyang

"Tambah nasi aja lah Mba," Bintang berkata pada pelayan yang tadi memberikan seporsi lontong kari ayam untuknya.

"Nasi nya apa mas?" tanyanya.

"Nasi mateng, masa mah yang mentah." Bintang cengengesan menggoda.

Naya yang ada di sebelah nya menahan tawa atas tingkah konyol kekasihnya.

"Eh, nasi merah atau putih?" tanya si pelayan yang juga terkikik dengan kekonyolan yang Bintang lakukan.

"Campur aja Mba, saya cinta merah putih."

Si pelayan itu mengangguk dengan tangan menyendokan nasi ke dalam piring.

"Lauknya?"

"Yang paling recommended di sini apa?"

"Banyak Mas," pelayan itu menyebutkan berbagai jenis menu yang berjajar rapi di depannya.

"Saya mau sama paru manis, orek tempe, sama tumis bunga pepaya." Bintang menyebutkan menu pilihannya.

Naya juga menyebutkan beberapa menu yang dia pilih.

"Mas, suka bunga pepaya?" Naya bertanya saat mereka sudah duduk di sebuah kursi yang berada di pojokan.

"Iya, kata temen ku Si Itti biasain makan yang pait, biar kuat menghadapi pahitnya kehidupan." Bintang mulai menyendokan makanannya ke dalam mulut.

"Siapa itti? namanya aneh." Naya terkikik.

"Eh, jangan di tambahin tuh huruf belakang nya, bahaya. Dia baik tau, emak2 anak satu tukang salad buah. Baik tapi otaknya sering kotor," Bintang tertawa sendiri.

"Sesuai sama namanya kali, yang kurang satu huruf." Naya ikut tertawa dengan pembahasan teman kekasihnya itu.

Itti: Pengen masuk frame malah di poyokan(ledekin)

🌸

🌸

Mereka selesai makan berjalan ke mobil dengan wajah melamun.

Mereka saling memandang.

"Paan?" Bintang bertanya terlebih dahulu

"Masakannya nggak enak!" Naya berbisik.

"Huum, aduh masa aku makan sama Lontong kari ayam, sama nasi merah putih dan lauk yang cuma seuprit2 di tambah punya kamu abis ampe 300 rebu lebih. Bukannya mau itungan tapi di uang segitu dengan rasa yang standar rasanya ahh... udah lah nggak usah di omongin ntar nggak jadi daging." potong nya.

"Nggak tau deh kalo peyeknya." Naya kembali berucap.

"Biasa, Bunda pernah beli nyobain. Peyek Sultan itu, eh ternyata rasanya standar peyek. Malah enakan yang di beli Bunda di pasar kaget tiap hari minggu

cuma bedanya nggak pake toples cuma di bungkus plastik. Bunda beli 40 rebu doang buat ngisi toples bekas peyek Sultan itu." Bintang terkikik lucu saat mengingat Bunda nya yang kesal saat si peyek pasar lebih enak dari peyek Sultan.

"Aduh, aku mau ke toilet lagi!" Bintang kembali pamit ke toilet untuk ke tiga kalinya.

Setelah memberikan kunci mobilnya pada Naya dia langsung menyuruh kekasihnya itu masuk ke mobil duluan dan memberitahukan bahwa ada cemilan di bangku belakang.

*

Naya masuk ke dalam mobil, dia merasa tenggorokan nya terasa eneg akan sisa rasa masakan yang menempel di tenggorokannya.

Melongok mencari cemilan yang di sebut kan Bintang tadi.

Dan dia meraih keresek yang ada di bangku belakang. Merogoh isi kresek itu.

Matanya seketika membola saat dia melihat ada teh buah viral dan sebungkus tisu daun sirih. Pikirannya langsung buruk pada kekasihnya itu, apalagi dia mengingat tadi di celana bagain resleting yang di pakai Bintang seperti ada noda putih, terus Bintang sesekali menyentuh bagian bawah tubuhnya yang terhalang meja saat mereka selesai makan.

Di selidiki tisu sirih itu sudah tinggal sedikit dan di bawah jok yang tadi di duduki Bintang berserakan tisu.

"Ishhh... dia abis ngapain sih? ini tisu sirih bekas siapa?" Naya menggerutu kesal dengan pikiran yang sudah di penuhi dengan bayangan kotor dan menjijikkan.

*

*

Bintang masuk ke dalam mobil dengan wajah sumringah.

"Mau kemana lagi kita?" Tanyanya.

Naya terdiam dengan wajah horor memandang ke luar jendela.

"Sayang... mau kemana lagi kita? baru jam setengah sembilan." Tanyanya lagi kini memiringkan tubuh menghadap kekasihnya yang cemberut membuang wajah."

"Hei... kamu kenapa?" Bintang mengulurkan tangannya bermaksud meraih tangan Naya.

"Jangan pegang2, aku jijik." Naya beringsut semakin merapatkan tubuhnya ke jendela.

Bintang bingung, berpikir kenapa Naya berkata seperti itu? apa karena dia yang bulak balik ke kamar mandi jadi dia berpikir hal yang menjijikkan. Pikirnya.

"Naya.. aku cuci tangan kok. Nggak usah jijik." Bintang berkata dengan polosnya.

Naya masih terdiam dengan segala pemikiran buruknya terhadap Bintang.

Bintang mengambil botol minuman teh buahnya di belakang, merogoh keresek itu. Dengan wajahnya yang sesekali memandang Naya.

Lalu terpegang lah botol teh buah itu.

Walaupun Naya sedang cemberut tanpa sebab yang dia mengerti, tapi dia harus memastikan mulutnya terasa manis. Tapi untuk berjaga-jaga bila pertempuran bibir itu terealisasikan. Dan dia sudah pd tidak akan pahit , sepahit bunga pepaya yang dia makan tadi. Biarlah tenggorokannya pahit asal lidahnya manis dan membuat Naya nyaman. Dia merutuki kenapa dia memilih menu yang membahayakan untuk kelangsungan pok-ipok nya.

Padahal dia berencana akan menempelkan bibir itu selama mungkin sampai yang tegang lemas dan yang lemas kembali tegang. Terus aja tanpa henti pikirnya.

Lalu, saat dia melirik ke suatu benda yang jatuh dari keresek itu. Dirinya dan Naya menoleh bersamaan ke arah suara benda jatuh itu.

"Ck, bekas lap siapa sih?jijik banget." Naya mencibir kesal saat melihat tisu daun sirih itu jatuh dari keresek ke bawah kursi.

Bintang berpikir, apakah dia harus jujur kalo tisu itu untuk anak pyton nya, dan dia bulak balik ke toilet itu hanya untuk menggaruk dan membasuh si pyton yang masih membuatnya tersiksa karena gatal.

Bintang menghela nafasnya. "Naya... sini liat aku, aku mau jelasin sesuatu!" katanya menyentuh pundak kekasihnya.

"Apa? jelasin siapa pemilik tisu kewanitaan itu?" Tanyanya berang.

Bintang membulatkan matanya kaget, "tisu kewanitaan? maksudnya?"

"Itu... itu tisu kewanitaan bekas siapa? tuh di bawah kaki kamu berserakan. Siapa yang kamu pangku di situ?" Naya menatapnya nyalang.

Bintang menepuk jidatnya dengan keras, satu lagi kebodohannya yang tak teliti mengambil barang tanpa tau kegunaan sebenarnya...

Dia pasrah aib nya akan segera dia ungkap pada Naya, terserah dia mau di tertawakan atau di marahi sekalipun. Dari pada kekasihnya salah paham.

❤❤❤❤

Hai.... Hai... ketemu lagi sama itti yang baik hati dan sholehah. Sekarang kita ceritain kisah Bintang dan lika liku kehidupannya ya....

Semoga feel menghibur ku nyampe ya bikin kalian semua terhibur 🥰🥰🥰.

Yang belum tau siapa Bintang. Cuzzzz baca dulu karya aku dengan judul Kisah Mentari yak nih cerita adiknya, tapi dari situ kalian udah aku kenalin siapa Bintang.

Dah lah kita mulai aja ya.... 💪💪

Bismillah yuk... bisa, yukkk... ngakak... biar bisa ngan*kan*🤭😘💪

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!