Aku gadis yang ceria, manis, imut, cantik dan berbaik hati kepada semua orang lain. Saat ini aku duduk di kelas 9, perkenalkan namaku Dellani Putri Sanjaya. Papaku bernama Randy Sanjaya dan Mama ku bernama Mellani syadiah.
"Sayang, anak mama yang cantik. Ayo bangun." Kata Mama menggoyangkan tubuh ku.
"Masih ngantuk, Ma." Aku menarik selimut sampai menutupi wajahku.
Mama menarik selimutku.
"Hey! bangun ngga. Kalau kamu ngga bangun jatah uang jajan Mama potong... Cepat bangun Papa sudah menunggu kita untuk sholat subuh berjamaah."
"Huh, iya." Aku membuang selimut ke lantai dan turun dari ranjang. Lalu menuju kamar mandi.
"Ini anak, dulu ngidam apa emaknya. Mempunyai anak seperti dia, setiap hari harus bikin emosi terus." Gumam Mama mengambil selimut di lantai dan merapikan tempat tidur ku.
Setiap hari keluarga kami membiasakan sholat lima waktu berjamaah, walau Papa pergi dinas. Kami tetap melakukan sholat jamaah, bersama Mama dan aku.
Keluarga kami bukan keluarga dari orang kaya atau keturunan sultan. Papa ku seorang anggota kepolisian, posisi jabatannya Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) dan Mama ku hanya IRT yang kesibukannya kadang mengikuti acara ibu-ibu bhayangkari dan mengurus rumah termasuk aku dan papa. Kami tidak memiliki pembantu, semua pekerjaan Mama yang melakukan dan aku kadang membantu Mama.
Kami tinggal di rumah dinas di daerah Jakarta Timur, bagiku lingkungan ini sangatlah tidak bebas dan tidak nyaman bagiku. Karena Apa yang kita miliki, kita mempunyai masalah pada kepo. Aku harap maklumi namanya emak-emak kadang ada yang suka dan ada yang ngga menggibah, mereka lebih suka melihat kita susah.
"Lihatlah, Jeng. Anaknya Jeng Mella berangkat atau pulang selalu bersama laki-laki yang berbeda, masih SMP udah mulai pacaran bagaimana nanti kalau udah gede nanti. Amit-amit jangan sampai anak-anak kita seperti itu." Sindir salah satu ibu-ibu menghibah ku. Aku tidak memperdulikan omongan mereka.
"Hai, San. Thank's ya udah jemput gue." Kataku langsung naik ke motor sahabatku Santi. Ia cewek berpenampilan seperti cowok, sampai-sampai semua orang mengira dia cowok.
"Sama, Beb. Oia, kuping loe ternyata kuat ya. Orang-orang pada ngomongin loe, tapi loe bodo amat. Gue salut sama loe, kalau gue ada posisi loe. Udah gue labrak mereka udah hina gue, sok anaknya paling benar aja. Ngga tau aja mereka kelakuan anaknya seperti apa. Sebel gue." Geram Santi.
"Sabar San, jangan emosi. Udah jangan ngurusin mereka ngga ada gunanya." Aku mengelus punggung Santi.
"Ck, baiklah. Oia, Loe udah ngerjain tugas bu Ana?."
"Udah dong, kenapa loe mau nyontek?."
"Nah, itu loe tau. Gue mah mana sempet ngerjain tugas Bu Ana, loe tau sendiri kan gue bagaimana?."
"Loe bukannya ngga sempat tapi memang ngga ngerti sama pelajaran bu Ana, Hahahaha... "
"Ish! Loe mah, iya gue akui gue memang kagak ngerti tuh pelajaran bu Ana. Pokok entar gue nyontek."
"Tenang aja, gue udah siapin kok, buat sahabat ku ini. Lain kali gue ngga akan bantu Loe lagi kalau masalah ini, lebih baik loe belajar bareng sama gue. Oke."
"Iya, terimakasih ya. Loe memang sahabat yang paling pengertian pacar gue aja kalah. Hahahaha..."
Mereka tibalah di sekolahan, aku turun dari motor.
"Yuk, kita kekelas." Kata Santi merangkul ku setelah ia memakirkan motornya.
"Yuk."
Aku dan Santi adalah siswa terpopuler, karena aku pintar dan Santi jago di bidang olahraga terutama basket.
"Hai, Del. Makin hari makin cantik aja." Sapa Aldi teman sekelas ku.
"Terimakasih." Aku tersenyum.
"Ck, semua cewek loe bilang cantik. Kambing kalau loe dandanin juga di bilang cantik." Sindir Santi. Aldi terkenal playboy di sekolah kami.
"Loe mah bikin jelek nama gue di depan Della." Aldi cemberut.
"Hahaha... Sudah-sudah jangan berdebat terus, nanti kalian bisa berjodoh loh." Kata Ku, Santi dan Aldi setiap bertemu pasti selalu berdebat. Membuat ku pusing dengan tingkah mereka berdua.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai Author kembali lagi dengan kisah baru... Kisah ini nyata dari seorang tetangga rasa saudara, Kisah hidupnya sangat luar biasa. Dan ia ingin di buatkan novel. Semoga kalian semua suka dengan novel baru ku ini.
Jangan lupa Like, Vote dan Komentarnya ya...
See you 😘😘😘😘
Pulang sekolah aku dan Santi pulang sekolah langsung ke taman, disana ada lapangan basket. Banyak sekolah lain yang bermain di taman ini, aku duduk di bawah pohon sambil mengerjakan tugas sekolah.
Aku melihat Santi sedang bermain dengan sekolah lain, semakin hari Santi permainan Basketnya semakin hebat. Melebihi permainan sang kapten basket tim laki-laki di sekolah kami, yaitu Aldi.
Tiba-tiba aku di kejutkan seorang laki-laki berpakaian seragam SMA duduk di samping ku.
"Hai!." Sapa laki-laki berpakaian seragam SMA.
"H-hai." Aku gugup.
"Ya Allah, kakak ini ganteng banget. Tapi sayang postur tubuhnya agak pendek coba kalau tinggi akan semakin ganteng." Kata ku dalam hati.
"Kamu sendirian aja disini, ngga ngumpul sama yang lain disana?." Kata laki-laki itu.
"Hmm... Ngga aku lagi fokus ngerjain tugas." Aku tersenyum dan melanjutkan mengerjakan tugas.
"Anak rajin ya, padahal kan bisa mengerjakan abis dari sini."
"Aku tidak mau menundanya, karena kalau menunda untuk mengerjakan sesuatu nanti akan semakin mengulur waktu dan menjadi malas. Pada akhirnya tugas tidak akan selesai malah tidak mengerjakan tugas."
"Baru kali ini melihat cewek memiliki pemikiran seperti mu, biasanya tuh. Mereka selalu memikirkan bermain dan senang-senang, aku salut sama kamu. Walau kamu masih SMP tapi pemikiran kamu dewasa, Oia. Kenalkan nama ku Indra Andreas Pambudi, panggil aja Indra. Kamu siapa namanya." Indra mengulurkan tangan kanannya.
"Aku Della Putri Sanjaya, panggil aja Della." Aku menjabat tangan Indra, ketampanan Indra bertambah. Jika tersenyum.
"Bolehkan bertukar nomor?."
"Boleh, nih silakan masukan no. Kakak di ponsel ku." Aku memberikan ponsel ku kepada Indra.
"Oke." Indra mengambil ponsel ku dan mengetikan nomor, lalu menyimpannya
"Nih sudah aku simpan dan aku juga sudah miscall ke no. Aku." Indra mengembalikan ponsel ku.
"Iya, Kak."
"Indra!!!! Ngapain loe mojok sama cewek di bawah umur." Teriak salah satu teman Indra.
"Ck, reseh banget. Maaf ya, omongan dia jangan di dengar. Ya udah, aku kesana dulu. Nanti malam aku call." Kata Indra merasa tidak enak.
"Iya, Kak. Ngga apa-apa kok, ya udah. Sampai nanti malam ya, Kak." Kata Ku.
"Kenapa aku bisa sesenang seperti ini." Kata Ku dalam hati, aku baru pertama kali rasakan senang bersama laki-laki dan ada getaran di hati ku. Aku tidak tau perasaan apa itu.
"Ya Ampun, Del. Loe kenapa senyam-senyum seperti itu bikin gue merinding tau ngga loe." Santi yang baru datang.
"Ah! Ngga ada apa-apa kok, tumben udah selesai mainnya?." Aku berbohong.
"Gue lagi malay, permainan mereka gitu-gitu aja. Yuk, kita jalan-jalan kemana gitu sebelum pulang. Gue lagi bete banget." Ajak Santi, wajahnya terlihat lelah tapi kesal.
"Gue izin nyokap dan bokap dulu, loe tau sendiri kan orangtua gue bagaimana?."
"Iya, gue tau. Ya udah sana."
Aku menghubungi Mama.
"Assalamualaikum ma... Aku sama santi masih mau melanjutkan tugas sekolah... Pulang akan telat, yah paling lambat abis Isya udah balik ma... Iya, aku tidak akan lupa sholat dan jaga diri... Ya udah, ma. Assalamualaikum..." Aku menutup sambungan telp.
"Hahaha... luar biasa loe bohong sama nyokap."
"Gue ngga bohong kok, buktinya lihat nih gue tetap ngerjain tugas dan akan gue lanjuti nanti kalau tiba ketempat tujuan loe nanti." Aku menunjukkan buku tugas.
"Luar binasa, ini anak memang the best. Ya udah yuk, kita berangkat."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa like, vote dan komentarnya ya...
See you... 😘😘😘😘
Pulang sekolah aku dan Santi pulang sekolah langsung ke taman, disana ada lapangan basket. Banyak sekolah lain yang bermain di taman ini, aku duduk di bawah pohon sambil mengerjakan tugas sekolah.
Aku melihat Santi sedang bermain dengan sekolah lain, semakin hari Santi permainan Basketnya semakin hebat. Melebihi permainan sang kapten basket tim laki-laki di sekolah kami, yaitu Aldo.
Tiba-tiba aku di kejutkan seorang laki-laki berpakaian seragam SMA duduk di samping ku.
"Hai!." Sapa laki-laki berpakaian seragam SMA.
"H-hai." Aku gugup.
"Ya Allah, kakak ini ganteng banget. Tapi sayang postur tubuhnya agak pendek coba kalau tinggi akan semakin ganteng." Kata ku dalam hati.
"Kamu sendirian aja disini, ngga ngumpul sama yang lain disana?." Kata laki-laki itu.
"Hmm... Ngga aku lagi fokus ngerjain tugas." Aku tersenyum dan melanjutkan mengerjakan tugas.
"Anak rajin ya, padahal kan bisa mengerjakan abis dari sini."
"Aku tidak mau menundanya, karena kalau menunda untuk mengerjakan sesuatu nanti akan semakin mengulur waktu dan menjadi malas. Pada akhirnya tugas tidak akan selesai malah tidak mengerjakan tugas."
"Baru kali ini melihat cewek memiliki pemikiran seperti mu, biasanya tuh. Mereka selalu memikirkan bermain dan senang-senang, aku salut sama kamu. Walau kamu masih SMP tapi pemikiran kamu dewasa, Oia. Kenalkan nama ku Andra Pambudi, panggil aja Andra. Kamu siapa namanya." Andra mengulurkan tangan kanannya.
"Aku Della Putri Sanjaya, panggil aja Della." Aku menjabat tangan Andra, ketampanan Andra bertambah. Jika tersenyum.
"Bolehkan bertukar nomor?."
"Boleh, nih silakan masukan no. Kakak di ponsel ku." Aku memberikan ponsel ku ke Andra.
"Oke." Andra mengambil ponsel ku dan mengetik.
"Nih sudah aku simpan dan aku juga sudah miscall ke no. Aku." Andra mengembalikan ponsel ku.
"Iya, Kak."
"Andra!!!! Ngapain loe mojok sama cewek di bawah umur." Teriak salah satu teman Andra.
"Ck, reseh banget. Maaf ya, omongan dia jangan di dengar. Ya udah, aku kesana dulu. Nanti malam aku call." Kata Andra merasa tidak enak.
"Iya, Kak. Ngga apa-apa kok, ya udah. Sampai nanti malam ya, Kak." Kata Ku.
"Kenapa aku bisa sesenang seperti ini." Kata Ku dalam hati, aku baru pertama kali rasakan senang bersama laki-laki dan ada getaran di hati ku. Aku tidak tau perasaan apa itu.
"Ya Ampun, Del. Loe kenapa senyam-senyum seperti itu bikin gue merinding tau ngga loe." Santi yang baru datang.
"Ah! Ngga ada apa-apa kok, tumben udah selesai mainnya?." Aku berbohong.
"Gue lagi malay, permainan mereka gitu-gitu aja. Yuk, kita jalan-jalan kemana gitu sebelum pulang. Gue lagi bete banget." Ajak Santi, wajahnya terlihat lelah tapi kesal.
"Gue izin nyokap dan bokap dulu, loe tau sendiri kan orangtua gue bagaimana?."
"Iya, gue tau. Ya udah sana."
Aku menghubungi Mama.
"Assalamualaikum ma... Aku sama santi masih mau melanjutkan tugas sekolah... Pulang akan telat, yah paling lambat abis Isya udah balik ma... Iya, aku tidak akan lupa sholat dan jaga diri... Ya udah, ma. Assalamualaikum..." Aku menutup sambungan telp.
"Hahaha... luar biasa loe bohong sama nyokap."
"Gue ngga bohong kok, buktinya lihat nih gue tetap ngerjain tugas dan akan gue lanjuti nanti kalau tiba ketempat tujuan loe nanti." Aku menunjukkan buku tugas.
"Luar binasa, ini anak memang the best. Ya udah yuk, kita berangkat."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa like, vote dan komentarnya ya...
See you... 😘😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!